Anda di halaman 1dari 6

KELOMPOK 6 KESEHATAN MENTAL

Kerangka Leaflet

1. Menentukan topik (dewasa muda 20-40 tahun): Kesiapan Mental Sebelum Menikah
- Definisi/ Ciri:
Menurut Jurnal Kesiapan Menikah Pada Dewasa Muda Dan Pengaruhnya Terhadap Usia
Menikah, kesiapan menikah diasumsikan akan lebih dipikirkan oleh dewasa muda, karena
menikah adalah salah satu tugas perkembangan masa dewasa muda. Masa dewasa muda
merupakan masa keintiman melawan isolasi (intimacy vs isolation) (Erickson,1963). Selain
itu, Hurlock, 1994 dalam jurnal yang sama menambahkan penyesuaian terhadap peran dan
tugas bagi pasangan yang baru menikah sering menimbulkan masalah. Salah satu penyebab
sulitnya menjalankan tugas baru adalah kurangnya kesiapan diri untuk menjalankan tugas
tersebut.

- Pendekatan teori Psikologi:


Menurut Blood (1978) (dalam Iva Shofiana Nur, 2016) kesiapan menikah terdiri atas
kesiapan emosi, kesiapan sosial, kesiapan peran, kesiapan usia, dan kesiapan finansial.
Perubahan zaman membuat kesiapan menikah menurut pandangan ahli belum tentu sesuai
dengan kesiapan menikah yang dibutuhkan calon pasangan pada saat sekarang ini.
Kesiapan emosi merupakan kemampuan untuk dapat siaga terhadap diri dan kemampuan
mengidentifikasi perasaan sendiri dalam diri seseorang. Kematangan emosi adalah konsep
normatif dalam perkembangan psikologis yang berarti bahwa seorang individu telah menjadi
seorang yang dewasa. Kematangan emosi berasal dari pengalaman yang cukup terhadap
suatu perubahan dan suatu permasalahan. Pengalaman tersebut akan membuat seseorang
menjadi sadar terhadap perasaannya sendiri dan ia akan belajar untuk dapat merespon suatu
peristiwa dalam kehidupannya.
Kesiapan sosial terdapat 2 aspek untuk melihatnya, 1) Pengalaman berkencan (enough
dating), yang dilihat dengan adanya kemauan untuk mengabaikan lawan jenis yang tidak
dikenal dekat dan membuat komitmen dalam membangun hubungan hanya dengan seseorang
yang khusus. Saat seseorang letih terhadap hubungan yang tidak aman, maka individu secara
sosial siap untuk menikah dan hanya terfokus pada orang yang paling menarik perhatiannya.
2) Pengalaman hidup sendiri (enough single life), yang membuat individu memiliki waktu
luang untuk diri sendiri agar mandiri dan waktu bersama orang lain. Seorang individu,
khususnya wanita merasa perlu untuk membuktikan pada diri mereka sendiri, orang tua, dan
pasangan bahwa mereka mampu untuk mengambil keputusan dan mengatur takdirnya sendiri
tanpa harus menyesuaikan dengan keinginan dan pendapat orang lain. Seorang individu harus
mengetahui identitas pribadi secara jelas sebelum siap untuk melakukan pernikahan.
Kesiapan peran
Kesiapan usia berarti melihat usia yang cukup untuk menikah, menjadi pribadi yang dewasa
secara emosi membutuhkan waktu, sehingga usia merupakan hal yang berkaitan dengan
kedewasaan. Semakin tua usia seseorang maka semakin dewasa pemikiran seseorang.
Sebaliknya, semakin muda usia seseorang maka semakin sulit untuk mengatasi emosi-
emosinya semakin muda usia pada saat menikah maka semakin tinggi tingkat penrceraian
terjadi.

Kesiapan finansial,
- Target Pembaca: seorang dewasa muda yang berencana untuk menikah
- Usia: 20-30
- Pekerjaan: semua pekerjaan
- Kondisi khusus: berusia dewasa muda dan memiliki keinginan untuk
menikah

2. Membuat Format
- Definisi:
Leaflet ini akan menjelaskan hal-hal yang perlu dipersiapkan dalam
hal pernikahan, terutama dalam usia muda. banyak pasangan muda
yang menikah dan memiliki ekspetasi tinggi dalam pernikahan,
namun terhempas dengan realita kenyataan pernikahan yang cukup
pelik. Selain faktor finansial, terdapat persiapan lain seperti
kesiapan emosional yang diperlukan agar dapat mengatasi masalah-
masalah rumah tangga tersebut. topik ini kami ambil dilatar
belakangi karena tingginya angka perceraian disaat pandemi.

- Tujuan:
 Mengedukasi masyarakat tentang pernikahan khususnya usia
dewasa muda.
 Menekan angka perceraian di usia pernikahan muda.

- Manfaat:
 Meminimalisir masalah dalam rumah tangga.
 Membantu menciptakan hubungan yang harmonis.
 Memberikan bekal mengenai kehidupan berumah tangga.

- Tips/ Cara:
 Kemampuan komunikasi/kesiapan sosial:
Dilakukan dengan cara menjadi pendengar yang baik, memberikan
respon positif ketika berkomunikasi, dan mengkritik seseorang
dengan cara yang baik.
 Kesiapan emosi:
Dilakukan dengan cara tidak membesarkan masalah yang kecil,
tidak pendendam, tidak melampiaskan amarahnya ke orang
terdekat, tahu kelebihan dan kekurangan, tidak mengeluarkan
kata-kata kasar ketika marah.
 Kesiapan finansial:
Dilakukan dengan pernyataan memiliki pekerjaan, pengelolaan
keuangan gaji pokok, memiliki tabungan dana darurat, dan
mengkomunikasikan tempat tinggal apakah terpisah atau tetap
tiggal bersama orang tua.
 Kesiapan peran:
Dilakukan dengan cara tahu kewajiban masing-masing, tugas dan
peran suami-istri, mengkomunikasi pembagian peran dalam
mengasun anak, dan mampu mengambil keputusan.
 Kesiapan usia:
Usia perkawinan yang ideal menurut Badan Kependudukan dan
Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) adalah 21 tahun untuk
perempuan dan 25 tahun untuk laki-laki.

- Pengalaman/Kisah/ Cerita:
Kisah perceraian datang seorang perempuan bernama Nurhalimah
dari Indramayu. Saat menikah umur Halimah berusia 16 tahun dan
sang suami berusia 24 tahun. "Dia masih senang main, kerjanya
cuma main depok-depokan (kesenian) saja," ujarnya. Pernyataan
Halimah tersebut menyatakan bahwa suaminya belum memiliki
kesiapan peran dalam membina hubungan. Selain itu, Halimah
menuturkan sang suami kerap melakukan KDRT kepada dirinya
hingga terluka di beberapa bagian tubuh. Hal tersebut menunjukan
bahwa sang suami belum memiliki kesiapan emosi yang diperlukan
dalam suatu pernikahan.
Sumber: Tribun Jawa Timur
(https://m.tribunnews.com/amp/nasional/2020/08/26/perceraian
marak-saat-pandemi-covid-19-ini-cerita-nurhalimah-wanita-muda-
yang-gugat-cerai-suaminya?page=2)

- Tim Penyusun:
1) Amelia Zakiyatun Nufus (11180700000131)
2) Salsabila Imansari (11180700000132)
3) Dita Trilistyaningrum (11180700000140)
4) Qonitan Lillahi Hanifa (11180700000209)
5) Irga Nanda Geralda (11180700000134)
6) Wanda Nugraha (11180700000129)

Daftar Pustaka
Iva, Shofiana Nur (2016) Marital Readiness pada Remaja yang
Melakukan Pernikahan Dini. Other thesis, UIN Sunan Ampel
Surabaya. Diakses pada Kamis 26 November 2020 pukul 23:07
WIB melalui http://digilib.uinsby.ac.id/11850/
Fitri Sari, Euis Sunarti. 2013. Kesiapan Menikah Pada Dewasa Muda
Dan Pengaruhnya Terhadap Usia Menikah. Institut Pertanian
Bogor. Vol 6, No 3.

Anda mungkin juga menyukai