Anda di halaman 1dari 8

PRODI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO : E-Journal Universitas Negeri Yogyakarta 265

http://journal.student.uny.ac.id/ojs/index.php/elektro

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN TRAINER KIT


SISTEM PENGENDALI ELEKTROMAGNETIK

DEVELOPMENT OF ELECTROMAGNETIC CONTROL SYSTEM TRAINER KIT LEARNING


MEDIA

Oleh: Ahmad Luthfi Setiawan, Nurhening Yuniarti


Jurusan Pendidikan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Yogyakarta
ahmadluthfi_setiawan@ymail.com, nurhening@gmail.com

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan media pembelajaran trainer kit sistem pengendali
elektromagnetik di SMK Cokroaminoto Pandak dan mengetahuitingkat kelayakannya sebagai media pembelajaran
ditinjau dari aspek media, aspek materi dan respon siswa. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan
model ADDIE yang dikemukakan oleh Lee & Owens. Hasil penelitian ini adalah: (1) trainer kit yang
dikembangkan terdiri dari 3 bagian utama yaitu Frame Sliding, Modul Komponen, dan Kotak Penyimpanan, (2)
tingkat kelayakan media pembelajaran yang dikembangkan berdasarkan penilaian ahli media diperoleh rerata skor
total 115,5 dengan skor maksimal 124 (sangat layak);berdasarkan penilaian ahli materi diperoleh rerata skor total
80 dengan skor maksimal 100 (layak); berdasarkan respon siswa diperoleh rerata skor total 101,53 dengan skor
maksimal 112 (sangat layak).

Kata kunci:Media Pembelajaran, ADDIE, Sistem Kendali Elektromagnetik

Abstract

This study aimed to develop trainer kit learning mediaof electromagnetic control system at SMK
Cokroaminoto Pandak and to find out the feasibility level of the trainer kit as learning media according to media
aspect, material aspect and students' response. This research used ADDIE model proposed by Lee & Owens. The
results of this research were: (1) the developed trainer kit consisted of 3 main parts namely Frame Sliding,
Component Module, and Storage Box, (2)based on media experts assessment, feasibility level of learning media
obtained total score 115.5 out of 124 (very feasible); based on material experts assessment, it obtained total score
80 out of 100 (feasible); and based on students' responses obtained total score of 101.53 with a maximum score of
112 (very feasible).

Keywords: Learning Media, ADDIE, Electromagnetic Control System

Prodi Pendidikan Teknik Elektro, Vol.7, No.4, Agusutus 2017 : 265-272


266

PENDAHULUAN salah satu solusi dari kendala pembelajaran


tersebut.
Pendidikan merupakan kunci penting Kata media berasal dari bahasa latin,
dalam kemajuan suatu bangsa. Pendidikan harus yakni medius yang secara harfiahnya berarti
disiapkan, diatur dan dilaksanakan dengan serius ‘tengah’, ‘pengantar’, atau ‘perantara’. Dalam
demi menjamin kualitas sumber daya manusia bahasa arab, media disebut wasail bentuk jama’
bangsa tersebut. Pendidikan yang dilaksanakan dari wasilah yakni sinonim al-wasth yang artinya
dengan baik akan berpengaruh terhadap baiknya juga ‘tengah’. Media merupakan salah satu
masa depan bangsa tersebut. Upaya dalam komponen komunikasi, yaitu sebagai pembawa
peningkatan mutu penyelenggaraan pendidikan pesan dari komunikator menuju komunikan.
harus selalu diperhatikan agar sumber daya (Yudhi Munadhi, 2013:6).
manusia di Indonesia berkualitas dan mampu Menurut Buckingham (2012: 3) A
bersaing secara global. Maka, seluruh medium is something we use when we want to
masyarakat dan pemerintah berkewajiban communicate with people indirectly, rather than
mewujudkan pendidikan terbaik untuk bangsa in person or by face-to-face contact. Pendapat
ini. tersebut mendefinisikan media sebagai sesuatu
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang bisa digunakan ketika ingin berkomunikasi
adalah salah satu jenjang pendidikan menengah secara tidak langsung atau tanpa harus bertatap
yang berfungsi mempersiapkan lulusannya untuk muka.
memiliki kemampuan khusus sesuai bidangnya Menurut Arief S. Sadiman, dkk (2014:6-
agar nantinya dapat terserap oleh dunia kerja. 7)media adalah segala sesuatu yang dapat
Pembelajaran yang diselenggarakan diutamakan digunakan untuk menyalurkan pesan dari
pada mempersiapkan peserta didik agar mampu pengirim ke penerima sehingga dapat
memilih karir, memasuki lapangan kerja, merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan
berkompetisi, dan mengembangkan kemampuan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa
diri siswa.Menurut Arif Marwanto (2008:3) sehingga proses belajar terjadi.
perubahan paradigma pendidikan dari supply Menurut Hamalik (Hujair AH. Sanaky,
driven ke demand driven menuntut lembaga 2013: 4) media pembelajaran adalah sarana
pendidikan turut bertanggung jawab terhadap pendidikan yang dapat digunakan sebagai
kualitas lulusan termasuk dalam hal perantara dalam proses pembelajaran untuk
mendapatkan pekerjaan setelah lulus. mempertinggi efektifitas dan efisiensi dalam
Komitmen dari institusi penyelenggara mencapai tujuan pengajaran. Dalam pengertian
pendidikan kejuruan dalam menyediakan seluruh yang lebih luas media pembelajaran adalah alat,
fasilitas pendukung pembelajaran sangat metode, dan teknik yang digunakan dalam
dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan siswa rangka lebih mengefektifkan komunikasi dan
dalam mengembangkan kemampuannya sesuai interaksi antara pengajar dan pembelajaran
bidang yang dipelajari. Penyediaan fasilitas dalam proses pembelajaran kelas.
kebutuhan pembelajaran menjadi kewajiban Media pembelajaran menurut Garlach &
institusi agar kualitas dari pendidikan yang Ely (Rayandra Asyhar, 2012: 7) memiliki
terselenggara mutunya dapat dijamin. cakupan yang sangat luas, yaitu manusia, materi
Kondisi pembelajaran mata pelajaran atau kajian yang membangun suatu kondisi yang
pemasangan dan pengoperasian sistem kendali membuat peserta didik mampu memperoleh
dengan standar kompetensi mengoperasikan pengetahuan, keterampilan atau sikap.
sistem pengendali elektromagnetik di SMK Media pembelajaran dapat dipahami
Cokroaminoto Pandak tidak ideal. Terdapat sebagai segala sesuatu yang dapat
kendala dalam kegiatan belajar mengajar yaitu menyampaikan dan menyalurkan pesan dari
terbatasnya sarana belajar, sekolah tidak sumber secara terencana sehingga tercipta
memiliki media pembelajaran, siswa mengalami lingkungan belajar yang kondusif dimana
kesulitan belajar, guru sulit menjelaskan materi penerimanya dapat melakukan proses belajar
dan jam pelajaran terbatas. Dibutuhkan secara efisien dan efektif. (Yudhi Munadhi,
pengembangan media pembelajaran sebagai 2013: 7-8).

Pengembangan Media Pembelajaran Trainer Kit ….(Ahmad Luthfi Setiawan)


267

Menurut Hamalik (Azhar Arsyad, 2015: materi yang dibahas, (3) tersedia sarana dan
19) pemakaian media pembelajaran dalam proses prasarana penunjang, (4) karakteristik siswa.
belajar mengajar dapat membangkitkan Berdasarkan uraian para ahli diatas, dapat
keinginan dan minat yang baru, membangkitkan disimpulkan bahwa pengertian media
motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan pembelajaran adalah perantara yang secara
bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terencana digunakan untuk menyalurkan pesan
terhadap siswa. Penggunaan media pembelajaran dalam proses pembelajaran sehingga tujuan
pada tahap orientasi pembelajaran akan sangat belajar dapat dicapai dengan lebih efektif dan
membantu keefektifan proses pembelajaran dan efisien.
penyampaian pesan dan isi pelajaran pada saat Menurut Petruzella (2001: 143) alat
itu. pengendali adalah komponen yang mengatur
Media pembelajaran dapat daya yang diberikan pada beban listrik. Semua
dikelompokkanmenjadi empat kelompok, yaitu komponen yang digunakan pada rangkaian
(1) media hasil teknologi cetak, (2) media hasil pengendali motor dapat dibuat dalam tingkatan
teknologi audio-visual, (3) media hasil teknologi baik sebagai alat pengendali-primer maupun alat
yang berdasarkan komputer, dan (4) media hasil pengendali penunjuk.
gabungan teknologi cetak dan komputer. (Azhar Menurut Radita Arindya (2013: 1) mesin
Arsyad, 2015: 31) listrik memerlukan pengontrolan untuk memulai
Menurut Arief S. Sadiman, dkk (2014: memutar motor (mengasut), mengatur kecepatan
84) dasar pertimbangan pemilihan media motor dan menghentikan putaran motor
memiliki beberapa faktor yang perlu (mengerem). Mesin listrik terdiri dari tiga bagian
dipertimbangkan, misalnya tujuan instruksional terpisah yang terdiri dari: (1) mesin itu sendiri,
yang ingin dicapai, karakteristik siswa atau yang dirancang untuk melakukan pekerjaan
sasaran, jenis rangsangan belajar yang tertentu dan sesuai dengan yang dikehendaki, (2)
diinginkan (audio, visual, gerak dan seterusnya), motor listrik, yang dipilih sesuai dengan
keadaan latar atau lingkungan, kondisi setempat, kapasitas mesin, (3) sistem kontrol atau
dan luasnya jangkauan yang ingin dilayani. pengendalinya. Ketika diaplikasikan pada motor,
Faktor-faktor tersebut pada akhirnya harus maka kontrol listrik melakukan beberapa fungsi
diterjemahkan dalam keputusan pemilihan. seperti pengasutan (starting), pengaturan
Media pembelajaran selalu terdiri atas kecepatan, sistem proteksi, putar balik (reverse)
dua unsur penting, yaitu unsur peralatan atau dan pengereman (stoping).
perangat keras (hardware) dan unsur pesan yang Pada sistem pengendali elektromagnetik,
dibawanya (message/software). Dengan proses controlmotor listrik memanfaatkan
demikian, media pembelajaran memerlukan prinsip gaya magnet yang berasal dari listrik.
peralatan untuk menyajikan pesan, namun yang Gaya magnet dimunculkan dan dihilangkan
terpenting bukanlah peralatan itu, tetapi pesan dengan pengaturan arus listrik untuk dijadikan
atau informasi belajar yang dibawakan oleh salah satu bagian kendali motor listrik.
media tersebut. (Rudi Susilana & Cepi Riyana, Medan magnet terbentuk dari gerak
2008:6) elektron, mengingat arus listrik yang melalui
Menurut Fedorov (2007: 10) Certainly, penghantar merupakan aliran elektron, maka
media educational goals can vary depending on disekeliling kawat listrik tersebut akan
the specific theme and objectives of a lesson, age ditimbulkan suatu medan magnet. Arus listrik
of the student, theoritical basic, etc. Tujuan (i)yang dialirkan melalui penghantar yang
media pembelajaran dapat berbeda karena dibelitkan pada inti besi yang berbentuk cincin
tergantung pada tema yang spesifik dan tujuan toroidal, akan menghasilkan medan magnet yang
pembelajaran, umur dari siswa, dasar teori dan sebanding dengan jumlah lilitan (n) dikalikan
lain-lain. dengan besaran arus listrik (i). (Zuhal &
Menurut Martinis Yamin (2007: 186) Zhanggischan, 2004: 622)
penggunaan dan pemilihan media harus Sistem pengendali elektromagnetik
mempertimbangkan: (1) tujuan/ indikator yang menggunakan komponen-komponen yang
hendak dicapai, (2) kesesuaian media dengan memanfaatkan gaya magnet dengan listrik
sebagai sumbernya. Terdapat beberapa

Prodi Pendidikan Teknik Elektro, Vol.7, No.4, Agusutus 2017 : 265-272


268

kelompok komponen listrik yang dipakai, yaitu Prosedur Penelitian


komponen kendali, komponen daya, komponen Prosedur penelitian pengembangan yang
proteksi, dan komponen pengukuran. Komponen digunakan mengacu pada model pengembangan
tersebut diantaranya adalah Magnetic Contactor ADDIE yang meliputi lima tahap yaitu:
(MC) dan Relay. Komponen harus sesuai dengan 1. Analysis (Analisis)
standar kelistrikan yang berlaku. Komponen Kegiatan yang dilaksanakan pada tahap
akan dirangkai menjadi suatu sistem kendali analisis adalah mengidentifikasi produk yang
untuk menggerakkan motor AC 3 phasa. sesuai dengan sasaran peserta didik,
METODE PENELITIAN mengidentifikasi isi/materi pembelajaran,
mengidentifikasi lingkungan belajar, dan
Jenis Penelitian mengidentifikasi strategi penyampaian yang
Penelitian ini termasuk penelitian tepat dalam pembelajaran. Proses identifikasi
pengembangan atau Research and Development akan dilaksanakan dengan prosedur need
(R&D). Model yang digunakan pada penelitian assessment (analisis kebutuhan). Menurut Lee
pengembangan ini adalah model ADDIE & Owens (2004: 7-8) terdapat 6 langkah
(analysis, design, development, implementation, dalam prosedur need assessment yaitu: (1)
and evaluation) yang dikembangkan Lee & determine the present condition, (2) define the
Owens (2004). Model pengembangan penelitian job, (3) rank the goals in order of importance,
ADDIE dipilih karena mudah dipahami dan (4) identify discrepancies, (5) determine
diterapkan, selain itu model ADDIE telah positive areas, (6) set priorities for
dikembangkan secara sistematis dan berpijak action.Langkah-langkah tersebut
pada teori-teori pengembangan desain dilaksanakan melalui studi lapangan dan studi
pembelajaran. literatur.
Studi lapangan dilaksanakan dengan
kegiatan observasi langsung ke sekolah.
Kegiatan observasi yaitu wawancara langsung
terhadap guru mata pelajaran. Tujuan dari
wawancara adalah mengetahui permasalahan,
sumber daya yang dimiliki sekolah dan
menentukan kebutuhan serta spesifikasi
media pembelajaran yang tepat. Studi literatur
dilaksanakan dengan cara melakukan kajian
teori melalui buku-buku referensi dan sumber
Gambar 1. Model ADDIE informasi lain yang berkaitan dengan media
pembelajaran trainer kit sistem pengendali
Waktu dan Tempat Penelitian elektromagnetik. Kajian teori tersebut
Penelitian pengembangan media kemudian akan dijadikan landasan
pembelajaran trainerkit sistem pengendali pengembangan media pembelajaran.
elektromagnetik dilaksanakan pada bulan 2. Design (Desain)
Oktober 2016 sampai Mei 2017. Tempat Tahap desain dikenal juga dengan istilah
penelitian dilaksanakan di SMK Cokroaminoto membuat rancangan (blueprint). Tahap ini
Pandak, Bantul. mengacu pada hasil analisis kebutuhan yang
telah dilakukan pada tahap awal. Pada tahap
Target/Subjek Penelitian ini akan dihasilkan produk awal media
Subyek dari penelitian ini adalah dua pembelajaran berupa blueprint trainer kit.
orang ahli media, dua orang ahli materi dan Tahap desain produk terdiri dari tahap
siswa kelas XI Teknik Instalasi Tenaga Listrik perancangan dan tahap pembuatan produk
SMK Cokroaminoto Pandak yang berjumlah 15 awal media pembelajaran. Tujuan dari
siswa. pembuatan rancangan yaitu untuk
mempermudah peneliti pada tahap pembuatan
produk, meminimalisir kesalahan, serta

Pengembangan Media Pembelajaran Trainer Kit ….(Ahmad Luthfi Setiawan)


269

ketepatan langkah pengerjaan. Tahapan yang terhadap penggunaan media pembelajaran


dilakukan pada tahap perancangan meliputi: trainer pada proses pembelajaran.
menetapkan strategi pembelajaran, Pengambilan data yang dilakukan pada uji
menentukan garis besar isi media coba langsung diambil dengan instrumen
pembelajaran, analisis kebutuhan komponen, berupa angket. Pada uji coba ini, siswa
pembuatan desain bentuk produk yang melaksanakan kegiatan pembelajaran
ergonomis dan aman digunakan. menggunakan media pembelajaran trainer kit
3. Development (Pengembangan) yang telah dikembangkan. Siswa kemudian
Pengembangan merupakan proses untuk mengisi angket serta memberikan saran dan
mewujudkan blueprint atau desain yang masukan terhadap media pembelajaran yang
dibuat menjadi kenyataan. Setelah produk dikembangkan.
dibuat kemudian dilanjutkan ke tahap
validasi. Tahap validasi dilakukan untuk 5. Evaluation (Evaluasi)
mengevaluasi secara sitematis produk media Evaluasi adalah proses untuk melihat apakah
pembelajaran sehingga didapatkan media pembelajaran yang dikembangkan
kesimpulan layak atau tidaknya produk yang berhasil, sesuai dengan harapan awal atau
sedang dikembangkan. Tahap validasi produk tidak.Evaluasi didasarkan dari analisa saran
dilakukan dengan cara mengkonsultasikan dan masukan ahli serta respon siswa. Melalui
dan meminta penilaian media pembelajaran tahap ini akan didapatkan kekurangan dari
trainer kepada para ahli yaitu ahli materi dan produk yang dikembangkan. Hasil evaluasi
ahli media.Ahli media adalah orang-orang digunakan sebagai bahan analisa untuk proses
yang memiliki kompetensi pada bidang media pengembangan kembali atau penyempurnaan
pembelajaran.Ahli media akan memberikan produk. Setelah produk dinyatakan layak
informasi, masukan atau saran, dan penilaian maka dapat digunakan oleh guru sebagai
terhadap media pembelajaran yang media pembelajaran di kelas.
dikembangkan ditinjau dari aspek desain,
aspek teknis dan aspek kemanfaatan.Ahli Data, Intrumen, dan Teknik Pengumpulan
materi adalah orang-orang yang memiliki Data
kompetensi pada bidang mengoperasikan Data kualitatif didapatkan dari masukan
sistem kendali elektromagnetik. Ahli materi dan saran dari ahli materi, ahli media dan siswa.
akan memberikan informasi, masukan atau Data kuantitatif didapatkan dari skor ahli media,
saran, dan penilaian media pembelajaran skor ahli materi, dan skor angket respon siswa
ditinjau dari aspek kualitas materi, dan pada tahap implementasi.
kemanfaatan.Ahli berasal dari dosen Jurusan Instrumen penelitian yang digunakan
Pendidikan Teknik Elektro Fakultas Teknik berupa angket yang terbagi menjadi tiga jenis
UNY.. yaitu angket kelayakan untuk ahli media, angket
4. Implementation (Implementasi) kelayakan untuk ahli materi, dan angket respon
Implementasi merupakan langkah nyata untuk siswa. Metode pengumpulan data dengan
menerapkan media pembelajaran yang telah melakukan wawancara guru dan siswa,
dikembangkan. Hal ini berarti pada tahap ini pengamatan (observasi) kondisi pembelajaran
semua telah dikembangkan dan dipersiapkan dan kuesioner (angket).
sesuai dengan peran atau fungsinya agar bisa
diimplementasikan. Tahap ini dilaksanakan Teknik Analisis Data
Teknik analisis data pada penelitian ini
setelah media pembelajaran trainer sistem
menggunakan teknik analisis deskriptif. Data
kendali elektromagnetik dinyatakan layak
skor yang didapatkan dikonversikan sesuai
digunakan untuk pembelajaran oleh ahli
kriteria penilaian. Kriteria penilaian diketahui
materi dan ahli media. Tahap implementasi
melalui rumus yang dikemukakan oleh Nana
dilaksanakan dengan uji coba langsung
Sudjana (2014: 122) yang dapat dilihat pada
kepada siswa kelas XI jurusan Teknik
Tabel 1 berikut.
Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik SMK
Cokroaminoto Pandak. Tujuan dari tahap ini
adalah untuk mengetahui respon siswa
Prodi Pendidikan Teknik Elektro, Vol.7, No.4, Agusutus 2017 : 265-272
270

Tabel 1. Kriteria Penilaian Kelayakan empat unit Push Button, (4) satu unit Jogging
Interval Skor Kategori Switch, (5) satu unit Emergency Switch, (6) satu
Mi+1,5 SDi <X ≤ Mi+3 SDi Sangat Layak unit Selector Switch Auto Manual, (7) satu unit
Mi+ 0,5 SDi < X ≤ Mi+1,5 SDi Layak Selector Switch Voltmeter, (8) dua unit Time
Mi–0,50 SDi < X ≤ Mi+0,5 SDi Cukup Layak Delay Relay, (9) satu unit Voltmeter analog, (10)
Mi–1,5 SDi < X ≤ Mi-0,5 SDi Kurang Layak tiga unit Current Transformer, (11) tiga unit
Keterangan: Amperemeter analog, (12) satu unit saklar 3
Mi = Rata-rata ideal Phasa dan 1 Phasa. Komponen yang digunakan
SDi = Simpangan baku ideal memiliki spesifikasi yang telah disesuaikan
Mi = 1 x(jumlah skor maks ideal+jumlah dengan standar PUIL 2000.
2
skor min ideal) Kotak penyimpanan digunakan sebagai
SDi =1 x(jumlah skor maks ideal–jumlah skor tempat menyimpan seluruh modul komponen,
6 sehingga komponen terhindar dari debu dan air
min ideal)
serta mempermudah saat Trainer Kit akan
dibawa atau dipindahkan.Kotak penyimpanan
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN terbuat dari bahan kayu dengan ukuran P = 90
Pengembangan Media Pembelajaran Trainer cm, L = 24 cm, T = 27 cm. Kotak penyimpanan
Kit Sistem Pengendali Elektromagnetik dibuat sesuai rancangan desain untuk
Trainer kit sistem pengendali mempermudah penyimpanan modul komponen.
elektromagnetik yang dikembangkan terdiri dari Kotak penyimpanan diharapkan dapat menjaga
tiga bagian utama yaitu: (1) frame sliding trainer kondisi seluruh komponen tetap baik dan
kit, (2) modul komponen, (3) kotak terhindar dari kerusakan.
penyimpanan. Trainer kit dilengkapi jobsheet Trainer Kit yang dikembangkan sebagai
untuk mempermudah proses pemelajaran. media pembelajaran ini berfungsi sebagai alat
Frame Sliding Trainer Kitberfungsi simulasi praktik yang tetap mengutamakan aspek
untuk menopang seluruh modul komponen. kognitif dan psikomotorik siswa. Praktik
Frame Sliding didesain agar mudah digunakan instalasi pada box panel diharapkan dapat
dikelas maupun dibengkel, sehingga salah satu disimulasikan dengan trainer kit sehingga
syaratnya yaitu memiliki konstruksi yang mudah mempermudah siswa memahami rangkaian dan
dipindahkan. Frame Sliding dibuat sesuai desain prinsip kerja komponen.
dengan bahan alumunium dengan tinggi 100 Cm
dan panjang 90 Cm. Desain dibuat agar modul Kelayakan Media Pembelajaran Trainer Kit
komponen dapat dilepas atau digeser sesuai Sistem Pengendali Elektromagnetik Ditinjau
kebutuhan, sehingga mempermudah ketika dari Aspek Media
digunakan. Bahan alumunium dipilih karena Berdasarkan hasil uji kelayakan oleh dua
kuat, ringan dan tahan karat. ahli media pada aspek desain diperoleh rerata
Modul komponen merupakan komponen skor 37,5 dengan skor maksimal 40 sehingga
kendali elektromagnetik yang terpasang pada termasuk dalam kategori “sangat layak”, pada
papan akrilik dengan ketebalan 0,5 cm. Setiap aspek teknis diperoleh rerata skor 51,5 dengan
modul dilengkapi gambar simbol komponen skor maksimal 56 sehingga termasuk dalam
kendali elektromagnetik dan binding post kategori “sangat layak” dan pada aspek
(female socket). Penggunaan plug dan binding kemanfaatan diperoleh rerata skor 26,5 dengan
post akan menjadikan proses merangkai dapat skor maksimal 28 sehingga termasuk dalam
dilakukan berulang-ulang dengan mudah, serta kategori “sangat layak”. Ketiga aspek tersebut
apabila terjadi kesalahan merangkai memiliki rerata skor total 115,5 dengan skor
(error)pengguna mudah melakukan perbaikan maksimal 124 sehingga mengacu pada Tabel 3
rangkaian. skor total termasuk dalamkategori “sangat layak”
Modul komponen terdiri dari 19 blok sebagai media pembelajaran. Hasil skor
komponen. Komponen yang digunakan meliputi: penilaian kelayakan oleh ahli media dapat dilihat
(1) satu unit Miniatur Circuit Breaker 1 Phasa pada Tabel 2 berikut.
dan 3 Phasa, (2) satu unit Thermal Overload
Relay, (3) tiga unit Magnetic Contactor, (4)

Pengembangan Media Pembelajaran Trainer Kit ….(Ahmad Luthfi Setiawan)


271

rerata skor total 101,53 dengan skor maksimal


Tabel 2. Skor Penilaian Kelayakan Ahli Media 112 sehingga mengacu pada Tabel 3 skor total
Aspek Skor Skor Skor Rerata termasuk dalam kategori “sangat layak” sebagai
No media pembelajaran.
Penilaian Ahli 1 Ahli 1 Max Σ Skor
1. Desain 37 38 40 37,5
SIMPULAN DAN SARAN
2. Teknis 49 54 56 51,5
3. Kemanfaatan 26 27 28 26,5 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan
ΣSkor Total 112 119 124 115,5
Kategori Sangat Layak
pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat
diambil kesimpulan: (1) konstruksitrainer kit
Kelayakan Media Pembelajaran Trainer Kit yang telah dikembangkan terdiri dari 3 bagian
Sistem Pengendali ElektromagnetikDitinjau utama yaitu frame sliding, modul komponen, dan
dari Aspek Materi kotak penyimpanan, (2) tingkat kelayakan
Hasil uji kelayakan oleh dua ahli materi berdasarkan hasil penilaian ahli media diperoleh
dari aspek kualitas materi diperoleh rerata skor rerata skor total 115,5 dengan skor maksimal 124
51,5 dengan skor maksimal 64 sehingga sehingga termasuk dalam kategori “sangat
termasuk dalam kategori “layak” dan pada aspek layak” sebagai media pembelajaran, (3)tingkat
kemanfaatan diperoleh rerata skor 28,5 dengan kelayakan berdasarkan hasilpenilaian ahli materi
skor maksimal 36 sehingga termasuk dalam diperoleh rerata skor total 80 dengan skor
kategori “layak”. Kedua aspek tersebut memiliki maksimal 100 sehingga termasuk dalam kategori
rerata skor 80 dengan skor maksimal 100 “layak” sebagai media pembelajaran, (4) tingkat
sehingga mengacu pada Tabel 3 skor total kelayakan berdasarkan hasil penilaian respon
termasuk dalam kategori “layak” sebagai media siswa pada uji coba langsung diperoleh rerata
pembelajaran. Hasil skor penilaian kelayakan skor total 101,53 dengan skor maksimal 112
oleh ahli materi dapat dilihat pada Tabel 3 sehingga masuk kategori “sangat baik” sebagai
berikut. media pembelajaran.

Saran
Tabel 3. Skor Penilaian Kelayakan Ahli Media
Berdasarkan hasil penelitian dan temuan
Aspek Skor Skor Skor Rerata yang didapatkan, maka perlu diadakan penelitian
No
Penilaian Ahli 1 Ahli 1 Max Σ Skor lebih lanjut mengenai uji efektivitas penggunaan
1. KualitasMateri 50 53 64 51,5 media pembelajaran trainer kit system
2. Kemanfaatan 28 29 36 28,5 pengendali elektromagnetik dan pengaruhnya
terhadap hasil belajar siswa.
ΣSkor Total 78 82 100 80
Kategori Layak
DAFTAR PUSTAKA
Kelayakan Media Pembelajaran Trainer Kit Arif Marwanto. (2008).Kesesuaian Pola
Sistem Pengendali ElektromagnetikDitinjau Mengajar Guru SMK di DIY dengan
dari Respon Siswa Tuntutan Pembelajaran dalam Penerapan
Berdasarkan data angket respon siswa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
pada aspek kualitas materi diperoleh rerata skor (KTSP). Jurnal PTK (Volume 17, Nomor
36,67 dengan skor maksimal 40 sehingga 1) Hlm. 23-38.
termasuk kategori “sangat layak”, pada aspek
desain diperoleh rerata skor 14,53 dengan skor Arif S. Sadiman, dkk. (2014). Media
maksimal 16 sehingga termasuk kategori “sangat Pendidikan; Pengertian, Pengembangan
layak”, pada aspek teknis diperoleh rerata skor dan Pemanfaatannya. Jakarta: PT.
35,73 dengan skor maksimal 40 sehingga RajaGrafindo Persada.
termsuk kategori “sangat layak” dan pada aspek Azhar Arsyad. (2015). Media Pembelajaran;
kemanfaatan diperoleh rerata skor 14,6 dengan Hakikat, Pengembangan, Pemanfaatan
skor maksimal 16 sehingga termasuk kategori dan penilaian. ed.rev. Jakarta: PT Raja
“sangat layak”. Keempat aspek tersebut memiliki Grafindo Persada.
Prodi Pendidikan Teknik Elektro, Vol.7, No.4, Agusutus 2017 : 265-272
272

Buckingham, David. (2012). Media Education;


literacy, learning and contemporary
culture. Cambridge: Polity Press.

Fedorov, Alexander. (2007). Media Education:


Sociology Surveys. Teganrog: Kuchma
Publishing House.

Hujair AH. Sanaky. (2013). Media


Pembelajaran Interaktif-Inovatif.
Yogyakarta: Kaukaba Dipantara.

Lee, William W. & Owens, Diana L. (2004).


Multimedia-Based Instructional Design.
San Fransisco: Pfeiffer.

Martinis Yamin. (2007). Desain Pembelajaran


Berbasis Tingkat Satuan Pendidikan.
Jakarta: Gaung Persada Press Jakarta.

Nana Sudjana (2014). Penilaian Hasil Proses


Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.

Petruzella, Frank D. (2001). Elektronik Industri.


(Alih bahasa: Sumanto). Yogyakarta:
ANDI.

Radita Arindya. (2013). Penggunaan dan


Pengaturan Motor Listrik. Yogyakarta:
Graha Ilmu.

Rayandra Asyhar. (2012). Kreatif


Mengembangkan Media Pembelajaran.
Jakarta: Referensi.

Rudi Susilana & Cepi Riyana. (2008). Media


Pembelajaran: Hakikat, Pengembangan,
Pemanfaatan dan Penilaian.
Bandung:Jurusan Kurikulum dan
Teknologi Pendidikan FIP UPI.

Yudhi Munadhi. (2013). Media Pembelajaran;


Sebuah Pendekatan Baru.
Jakarta:REFERENSI (GP Press Group).

Zuhal & Zhanggiscan. (2004). Prinsip Dasar


Elektroteknik. Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama

Pengembangan Media Pembelajaran Trainer Kit ….(Ahmad Luthfi Setiawan)

Anda mungkin juga menyukai