Anda di halaman 1dari 8

Pendahuluan

Pendidikan (education) adalah proses pembelajaran yang ditujukan untuk mengembangkan para
peserta didik dalam keterampilan secara individu dan mandiri yang terdiri dari pengetahuan
(kognitif), sikap (afektif), dan keterampilan (psikomotorik). Pendidikan merupakan kebutuhan dasar
dalam kehidupan manusia sehingga setiap individu memerlukan proses belajar dalam menjalani
aktivitas sehari-hari. Undang-Undang Republik Indonesia (UU RI) Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional pada pasal 3 (tiga) telah mengamanatkan terhadap pengembangan
kesempatan peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab. Pembelajaran (learning) adalah suatu aktivitas yang
memberikan seseorang dalam rangka untuk mendapatkan suatu value pada aspek kognitif, afektif,
psikomotorik serta bersifat konstruktif, mandiri dan bertanggung jawab dengan memberdayakan
berbagai sumber (resource) media belajar (Magdalena, Fauzi and Putri, 2020). Pembelajaran
berhubungan dengan dua pihak yang saling berkaitan, yaitu siswa atau mahasiswa sebagai peserta
didik (pembelajar) dan guru atau dosen sebagai pendidik (fasilitator) sehingga terjadi aktivitas
pembelajaran konstruktif dalam bentuk transfer knowledge atau learning process (Kiriwenno, Abas
and Tuharea, 2022).

Kompetensi profesional adalah kemampuan (kapasitas) yang berhubungan dengan penguasaan


materi (konten) pembelajaran pada bidang ilmu (studi) secara komprehensif melalui pemahaman
dan pengetahuan berdasarkan konten kurikulum terintegrasi serta meningkatkan wawasan keilmuan
bagi pendidik (Rosni, 2021). Peran pendidik sebagai fasilitator pembelajaran baik secara luar jaringan
(luring) atau dalam jaringan (daring) memiliki arti bahwa pendidik memfasilitasi proses pembelajaran
(Sulistriani, Santoso and Oktaviani, 2021). Fasilitator berperan mengarahkan, mendukung aktivitas
belajar peserta didik, menjadi contoh teladan, bertindak sebagai komunikator dan memberikan
motivasi. Di era digital para pendidik semakin tertantang untuk terus berupaya menjadi fasilitator
yang berkarakter friendly, up to date, dan adaptable (Sitompul, 2022). Era digital membuat pendidik
harus dapat menyesuaikan dan semakin profesional dalam penggunaan berbagai media digital yang
berbasis pada perangkat Teknologi dan Informasi dan Komunikasi (TIK). Standar kompetensi pendidik
telah tercantum dalam UU RI nomor 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen yang berisi 4 (empat)
kompetensi, yaitu: pedagogik (pedagogic), kepribadian (personality), profesional (professional), dan
sosial (social). Indikator penting bagi tenaga pendidik terkait dengan keberadaan kompetensi
pedagogik dengan cara menambah kapasitas pendidik melalui literasi digital. Pendidik profesional
berupaya meng-create media pembelajaran yang menarik, kreatif dan inovatif melalui teknologi
internet untuk menyusun konten pembelajaran dengan pendekatan media sosial (medsos) dalam
proses pembelajaran (Triyana, 2018). Kemampuan ini menjadi relevan dengan kompetensi pendidik
di abad 21 yang menekankan serta berfokus pada skills dan literasi digital yang relevan, efektif dan
efisien (Wijaya, Sudjimat and Nyoto, 2016). Perubahan terjadi pada era Society 5.0 dan Revolusi
Industri 4.0 melalui fenomena dunia yang terkoneksi secara transportasi dan teknologi,
pertumbuhan instan terhadap layanan teknologi informasi dan komunikasi (TIK), peningkatan
ekonomi global beserta tantangan aktivitas dan penghasilan, penekanan manajemen sumberdaya,
kolaborasi penanganan lingkungan, penguatan keamanan privasi, dan aktivitas kompetisi dengan
persaingan pada ranah global.

Dasar Pertimbangan Pemilihan Media

Pembelajaran secara profesional, konstruktif dan efektif memerlukan tahap perencanaan, analisis
dan perancangan yang baik. Pemilihan dan penentuan media pembelajaran yang akan diterapkan
dalam proses pembelajaran membutuhkan perhatian serius bagi pendidik agar para peserta didik
dapat menggunakan media secara efektif, efisien dan terkondisi (Abidin, 2016). Efektivitas dalam
pemanfaatan media pembelajaran terkait pada sebuah entitas yang perlu di kalkulasi secara benar
untuk memilih sebuah sarana media pembelajaran yang relevan. Fungsi media dapat diketahui
berdasarkan kontribusi dan kendala yang mungkin terjadi dalam proses pembelajaran. Media
memiliki peran sebagai pembawa informasi dari pendidik (informasi) kepada peserta didik
(penerima). Media pembelajaran terdistribusi pada beberapa jenis sarana yang memenuhi
persyaratan dalam penggunaan, yaitu:

1. Media Teks (text) merupakan sarana yang lebih awal digunakan di dalam memberikan
informasi. Teks merupakan kesatuan bahasa (language) yang memiliki konten dan rupa dan
diwujudkan melalui tulisan untuk diteruskan kepada para penerima.
2. Media Bagan (chart) merupakan suatu sarana pembelajaran yang dituangkan secara
diagramatik dengan memanfaatkan lambang atau simbol secara tampilan visual.
3. Media Grafik (Graph) merupakan gambar atau bentuk relatif sederhana yang dirangkaikan
berdasarkan prinsip dan formulasi matematika dengan menggunakan data berbentuk angka
4. Media Diagram (diagram) merupakan rangkaian garis-garis seperti peta dalam bentuk
gambar yang tersusun.
5. Media Poster (poster) merupakan kombinasi gambar dan tulisan dalam bidang tertentu
berupa informasi mengenai satu atau dua gagasan pokok. Pembuatan poster perlu
memperhatikan gambar yang bersifat dekoratif konstruktif serta huruf yang relevan.
6. Media Audio (audio) merupakan representasi dari suara yang memberdayakan tingkat
tegangan listrik secara terukur untuk sinyal analog atau dalam bentuk angka biner pada
sinyal digital.
7. Media Video (video) merupakan gerak yang memiliki teknologi dalam pengiriman sinyal
elektronik terhadap gambar berubah.
8. Media Animasi (animation) merupakan film karya tangan yang bergerak dengan perubahan
relatif cepat dari gambar yang tersusun untuk meng-create suatu ilusi gerakan dan terus
dikembangkan melalui pemanfaatan teknologi komputer.

Kriteria Pemilihan Media

Untuk memperoleh hasil pembelajaran efektif dan relevan yang memenuhi kebutuhan maka
diperlukan kriteria pemilihan media yang didasarkan berbagai pertimbangan (Hilman and Dewi,
2021), yaitu:

1. Tujuan instruksional yang ingin dicapai merupakan suatu pernyataan konkrit dan relevan
yang tertuju pada penampilan/ keterampilan terhadap hasil dari proses belajar.
2. Karakteristik peserta didik adalah kemampuan atau pola perilaku yang dimiliki dari hasil
pembawaan dan adaptasi lingkungan.
3. Keterkaitan belajar peserta didik terdiri dari respon belajar yang dibutuhkan dalam
bentuk penggunaan audio atau visual terhadap lingkungan sekitar pembelajaran.
4. Ketersediaan sumber berarti bahwa diperlukan sumber media yang perlu disediakan
dengan cara dibeli atau dibuat sendiri.
5. Media yang siap digunakan atau dirancang dengan cara didesain secara mandiri oleh
pendidik yang relevan dengan tujuan, capaian dan kebutuhan pembelajaran bagi peserta
didik.
6. Kepraktisan dan ketahanan media berarti bahwa media yang digunakan harus fleksibel
dan dapat berfungsi secara baik pada saat digunakan dalam pembelajaran.
7. Efektifitas pengunaan biaya untuk jangka waktu tertentu dengan media yang berbiaya
rendah namun dapat digunakan lama.

Ciri-ciri Media

Pembelajaran Dalam pembelajaran diperlukan pemahaman mengenai keberadaan media


pembelajaran. Penggunaan media pembelajaran memiliki ciriciri yang melekat secara sistem.
Menurut Arsyad (2016), terdapat ciriciri media pembelajaran efektif (Panjaitan and Haris, 2022),
yaitu:

1. Memiliki pemahaman nonfisik dengan istilah perangkat lunak (software) berupa pesan dalam
perangkat keras yang merupakan konten yang ingin disampaikan kepada peserta didik terkait
2. Memiliki pemahaman fisik dengan istilah perangkat keras (hardware) berupa benda atau
bentuk yang dapat dilihat, diraba atau didengar melalui panca indera manusia.
3. Memfokuskan pada kemampuan visual dan audio.
4. Menggunakan alat bantu pada proses belajar yang dilakukan baik di dalam maupun di luar
kelas.
5. Menggunakan dalam konteks berkomunikasi dan berinteraksi bagi pendidik dan peserta didik
dalam proses pembelajaran.
6. Menggunakan secara massal seperti radio dan televisi, kelompok besar dan kecil seperti film,
slide, video, OHP, atau perorangan seperti modul, komputer, radio tape/kaset, video
recorder.
7. Menerapkan sikap, aktivitas, komunitas, strategi dan pengelolaan yang berhubungan dengan
implementasi suatu ilmu.

Prinsip Penggunaan Media Pembelajaran

Penggunaan media memerlukan prinsip atau konsep agar mencapai tujuan dari pembelajaran yang
disesuaikan dan dikembangkan secara berkelanjutan. Fasilitator berfungsi dalam mengemukakan
pendapat, memperjelas suatu aspirasi, mendiagnosa perbedaan, mendefinisikan permasalahan,
memberikan kondisi fisik, memberikan ide dan gagasan, membangun relasi, melibatkan peserta
didik, merancang pengalaman belajar bersama, merumuskan tujuan pembelajaran, mengorganisir
media pembelajaran, menggunakan sharing belajar, menyampaikan presentasi konten,
mengaplikasikan pembelajaran, mengembangkan kriteria dan prosedur (Kisworo, 2017). Prinsip
pendidikan merupakan hal utama yang perlu diperhatikan dalam realisasi proses pembelajaran.
Prinsip penggunaan media pembelajaran memiliki dasar dalam hukum belajar, penetapan tujuan,
pemilihan materi pelajaran, pengembangan sikap, idealisme, minat, bakat, dan pengajaran ilmu
pengetahuan. Prinsip pengembangan media pembelajaran memiliki kemampuan dalam menilai atau
mempertimbangkan, manipulatif atau psikomotor, problem solving, mendiskusikan isu terkait
kontroversial, dan cara membentuk kebiasaan baru. Hukum belajar berisi ketentuan tentang cara
orang belajar dan kondisi yang dapat meningkatkan hasil belajar. Hukum belajar memuat 8 (delapan)
unsur pokok yang terdiri dari keinginan belajar; pengertian terhadap tugas; hukum latihan; hukum
sebab-akibat; hukum relasi dalam asosiasi; minat-bakat, keuletan, dan intensitas; ketetapan suasana
hati pembelajar; pengetahuan atau pemahaman akan keberhasilan serta kegagalan dalam
pembelajaran. Prinsip penggunaan media memiliki syarat yang dapat menjadi pedoman dalam dasar
pembelajaran berbasis TI (Febyanti, Alamsyah and Taufik, 2022). Peserta didik membutuhkan
pendampingan dalam pembelajaran dengan pendekatan pada tugas, fungsi dan peran dari para
pendidik. Secara umum prinsip penggunaan media dalam pembelajaran terdiri dari:
1. Tujuan (instructional goals) dengan cara mengkaji target pembelajaran melalui aktivitas
instruksional pada tahap analisis Taksonomi Bloom. Tujuan pembelajaran terkait aspek
kognitif, afektif dan psikomotorik serta relevan pada kurikulum.
2. Materi pembelajaran (instructional content) merupakan bahan atau kajian pembelajaran
yang relevan dengan kebutuhan konten.
3. Karakteristik peserta didik membutuhkan media yang familiar sehingga perlu
memperhatikan serta menghindari respon negatif antara kesenjangan pemahaman dalam
pembelajaran.
4. Teori harus didasarkan atas kesesuaian pemilihan dan penggunaan media. Teori didasarkan
pada tahap penelitian atau riset sehingga telah teruji validitas dalam pembelajaran.
5. Style belajar didasarkan atas keadaan psikologis peserta didik. Terdapat pembelajaran visual
seperti TV, video, dan grafis meskipun terdapat pula cara belajar dengan alternatif
mendengar dan menulis atau melihat suatu tayangan.
6. Kondisi lingkungan yang kondusif dalam proses pembelajaran sehingga menciptakan suasana
hati damai, aman dan bersih dari para pendidik dan peserta didik.
7. Fasilitas, pendukung, dan waktu yang tersedia sesuai dengan model pembelajaran yang telah
ditentukan dan dipilih untuk dimungkinkan dalam pelaksanaan.

Prosedur Perencanaan Media Pembelajaran

Berdasarkan bentuk pembelajaran yang dihasilkan maka terdapat cara yang dikategorikan menjadi 3
(tiga) model (Chotib, 2018), yaitu:

1. Model flowchart dengan bagan alir (atau eliminasi) dalam tahap pengambilan keputusan
(decision) terhadap pemilihan.
2. Model matriks yang menangguhkan dalam proses pengambilan keputusan
(decision making) untuk pemilihan sampai seluruh kriteria dapat diidentifikasi.

3. Model checklist berupaya menangguhkan keputusan (decision) terhadap pemilihan


hingga kriteria yang perlu selalu untuk dipertimbangkan.
Pengembangan Media Pembelajaran
Pendekatan berpola pada penelitian dan pengembangan (research and
development) merupakan suatu aktivitas yang berkontribusi dalam
membentuk suatu produk bagi keberlanjutan proses edukasi (Hanafi, 2017).
Pendekatan dengan cara maintenance dan creating yang berbeda dengan
produk tertentu setelah dievaluasi dan divalidasi oleh para ahli melalui
tahapan uji coba secara lapangan dan proses revisi.
Pola research and development telah menjadi pedoman dalam peningkatan
penggunaan media pembelajaran sehingga dapat mencapai tujuan pendidikan.
Para pendidik dan peserta didik diharapkan dapat proaktif dan beradaptasi
dengan perkembangan dunia pendidikan di era Society 5.0 dan Revolusi
Industri 4.0 yang terus berubah dan memiliki tantangan zaman dalam
mekanisme dan prosedur bagi aktivitas manusia di dunia (Sabri, 2019).
Produk dapat berbentuk benda atau perangkat keras (hardware), seperti buku
ajar, modul, buku kerja serta perangkat lunak (software), seperti aplikasi komputer,
software engineering, artificial intelligence untuk pengolahan data digital,
pembelajaran efektif dalam kelas, library serta praktik laboratorium (Asmuki,

2021).

Daftar Pustaka
Abidin, Z. (2016). Penerapan Pemilihan Media Pembelajaran.
Edcomtech: Jurnal Kajian Teknologi Pendidikan, 1(1), pp. 9–20.

Asmuki (2021) Prinsip Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Edmodo


Bagi Guru Pendidikan Agama Islam, Jurnal Al-Murabbi, 7(1), pp. 1–
19. Available at: https://doi.org/10.35891/amb.v7i1.2879.
Chotib, S.H. (2018). Prinsip Dasar Pertimbangan Pemilihan Media
Pembelajaran, Awwaliyah: Jurnal PGMI, 1(2), pp. 109–115.
Febyanti, N., Alamsyah, T.P. and Taufik, M. (2022). Proses Pemanfaatan Tablet
Android Sebagai Media Pembelajaran Pada Siswa Sekolah Dasar, Primary:
Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 11(3), p.
838. Available at:
https://doi.org/10.33578/jpfkip.v11i3.8581.
Hanafi (2017). Konsep Penelitian R&D Dalam Bidang Pendidikan, Jurnal Kajian
Keislaman, 4(2), pp. 129–150. Available at: http://www.aftanalisis.com.
Hilman, I. and Dewi, S.Z. (2021). The Analysis of Primary School Teachers Ability in
The Application of ICT-Based Learning Media In Tarogong Kidul District,
NATURALISTIC : Jurnal Kajian Penelitian Pendidikan dan Pembelajaran, 5(2), pp.
755–763. Available at: https://doi.org/10.35568/naturalistic.v5i2.1012.

Kiriwenno, Y.C., Abas, A. and Tuharea, J. (2022). Peran Guru Memfasilitasi


Pembelajaran Daring Untuk Memotivasi Siswa Dalam Kegiatan Belajar PKn
Pada Siswa Kelas VII Di SMP Negeri 20 Ambon, Jurnal Kewarganegaraan,
6(2), pp. 2469–2477. Available at:
http://journal.upy.ac.id/index.php/pkn/article/view/3031.
Kisworo, B. (2017). Implementasi Media Pembelajaran Berbasis Prinsip-
Prinsip Pendidikan Orang Dewasa Pkbm Indonesia Pusaka Ngaliyan Kota
Semarang, Journal of Non Formal Education, 3(1), p. 110.

Anda mungkin juga menyukai