Anda di halaman 1dari 22

Nama: Niri Wanurni

Kelas / Semester: 1C / II

NPM: F0H022090

Mata Kuliah: Keperawatan Dasar Lanjut ( KDL )

Dosen Pengampu: Ns. Rina Delfina S.Kep, M.Kep

Tugas: Membuat diagnosa dan intervensi keperawatan tentang:

1. Personal Hygiene

2. Kebutuhan Seksual

3. Rasa memiliki dan dimiliki

1. PERSONAL HYGIENE

DEFISIT PERAWATAN DIRI ( D.0109 )

1. Pengkajian

Pengkajian keperawatan berupa: identitas klien, identitas penanggung jawab. Identitas pasien
meliputi: nama, tempat/ tangal lahir, jenis kelamin, pekerjaan, pendidikan, alamat. Identitas
penanggung jawab meliputi: nama, alamat, hubungan keluarga. Keluhan utama klien, Riwayat
Penyakit Saat Ini, Riwayat Kesehatan Dahulu, Riwayat Kesehatan Keluarga, Pemeriksaan Fisik
meliputi: Rambut, Kepala, Mata, Hidung, Mulut, Gigi, Telinga, Kulit, Kuku tangan dan kaki,
Genitalia, dan Higiene personal secara umum.

a. Analisis Data

Data / Symptom Penyebab / Etiologi Masalah / Problem

Do: 1. Gangguan muskuloskeletal. Defisit Perawatan Diri

1. Tidak mampu mandi/ 2. Gangguan neuromuskuler.


mengenakan pakaian/
3. Kelemahan.
makan/ ke toilet/ berhias
secara mandiri. 4. Gangguan psikologi
2. Minat melakukan dan/atau psikotik.
perawatan diri kurang.
5. Penurunan motivasi/
Ds: minat.

1. Menolak melakukan
perawatan diri.

2. Diagnosa Keperawatan

No Hari/Tanggal Diagnosa Tujuan Kriteria Hasil


Keperawatan

1 Senin, Defisit Setelah 1. Kemampuan


Perawatan Diri dilakukan mandi
13 Maret 2022
b.d gangguan asuhan ( Meningkat)
musculoskeletal, keperawatan
2. Kemampuan
kelemahan, dan 3×24 jam,
mengenakan
gangguan diharapkan
pakaian
neuromuskuler defisit
( meningkat)
d.d tidak mampu perawatan diri
mandi/ Meningkat 3. Kemampuan
mengenakan ( L.11103 ) makan
pakaian/ makan/ ( meningkat)
ke toilet/ berhias
secara mandiri. 4. Kemampuan ke
Dan menolak toilet (BAB/ BAK)
melakukan ( meningkat)
perawatan diri.
5. Verbalisasi
keinginan
melakukan
perawatan diri
( meningkat)

6. Minat
melakukan
perawatan diri
( meningkat)
7.
Mempertahankan
kebersihan diri
( meningkat)

8.
Mempertahankan
kebersihan mulut
( meningkat)

3. Intervensi Keperawatan

No Intervensi dan Tindakan Rasionalisasi

1 Dukungan Perawatan Diri


( I.11348)

Tindakan

• Observasi
1. Agar klien tidak Salah
1. Identifikasi kebiasaan dalam melakukan perawatan
aktivitas perawatan diri diri sesuai usianya.
sesuai usia.
2. Agar klien tidak
2. Monitor tingkat ketergantungan dengan
kemandirian. orang lain.

3. Identifikasi kebutuhan alat 3. Alat bantu berguna agar


bantu kebersihan diri, klien bisa mandiri.
berpakaian, berhias, dan
makan.

• Terapeutik
4. Lingkungan Yang
1. Sediakan lingkungan Yang
terapeutik bisa membuat
terapeutik (mis. Suasana
merasa nyaman.
hangat, rileks, privasi).
5. Menyiapkan keperluan
2. Siapkan keperluan pribadi
pribadi agar bisa melakukan
(mis. parfum, sikat gigi, dan
sabun mandi) perawatan diri secara efektif.

3. Dampingi dalam 6. Didampingi agar


melakukan perawatan diri perawatan diri klien tidak
sampai mandiri. Salah dan bisa melakukan
perawatan diri secara
4. Fasilitasi untuk menerima
mandiri.
keadaan ketegantungan.
7. Membantu klien
5. Fasilitasi kemandirian,
melakukan perawatan diri
bantu jika tidak mampu
agar tidak Salah dalam
melakukan perawatan diri.
melakukan tindakan tsb.
6. Jadwalkan rutinitas
8. Agar rutinitas perawatan
perawatan diri
diri lebih terinci dan efisien.
• Edukasi
9. Beri edukasi agar klien bisa
1. Anjurkan melakukan lebih menjaga perawatan diri
perawatan diri secara nya sesuai kemampuannya.
konsisten sesuai
kemampuan.

4. Implementasi Keperawatan

No Hari/ Tanggal Implementasi Paraf


Keperawatan

1 Senin, 13 Maret Dukungan perawatan ( Niri Wanurni)


2022 diri ( I. 11348)

1. Mengidentifikasi
kebiasaan aktivitas
perawatan diri sesuai
usia.

2. Memonitor tingkat
kemandirian.

3. Mengidentifikasi
kebutuhan alat bantu
kebersihan diri,
berpakaian, berhias,
dan makan.

4. Menyediakan
lingkungan yang
terapeutik (mis.
Suasana hangat,
rileks, privasi).

5. Menyiapkan
keperluan pribadi
(mis. parfum, sikat
gigi, dan sabun
mandi)

6. Mendampingi
dalam melakukan
perawatan diri
sampai mandiri.

7. Memfasilitasi
kemandirian, bantu
jika tidak mampu
melakukan
perawatan diri.

8. Menjadwalkan
rutinitas perawatan
diri.

9. Menganjurkan
melakukan
perawatan diri secara
konsisten sesuai
kemampuan.

5. Evaluasi Keperawatan

No Hari/ Tanggal Diagnosa Evaluasi Paraf


Keperawatan

1 Senin, 13 Maret Defisit S: Pasien ( Niri Wanurni)


2022 Perawatan Diri mengatakan ia
b.d gangguan sudah bisa
musculoskeletal, melakukan
kelemahan, dan perawatan diri
gangguan secara mandiri.
neuromuskuler
O: Pasien sudah
d.d tidak mampu
mampu mandi/
mandi/
makan/ ke
mengenakan
toilet/
pakaian/ makan/
mengenakan
ke toilet/ berhias
pakaian/ berhias
secara mandiri.
secara mandiri
Dan menolak
melakukan dan tidak lagi
perawatan diri. menolak untuk
melakukan
perawatan diri.

A: Masalah
Defisit
Perawatan Diri
sudah Teratasi.

P: Hentikan
Intervensi.

2. KEBUTUHAN SEKSUAL

POLA SEKSUAL TIDAK EFEKTIF ( D.0071)

1. Pengkajian

Pengkajian keperawatan berupa: identitas klien, identitas penanggung jawab. Identitas pasien
meliputi: nama, tempat/ tangal lahir, jenis kelamin, pekerjaan, pendidikan, alamat. Identitas
penanggung jawab meliputi: nama, alamat, hubungan keluarga. Keluhan utama klien, Riwayat
Penyakit Saat Ini, Riwayat Kesehatan Dahulu, Riwayat Kesehatan Keluarga, Pemeriksaan Fisik,
dan Pemeriksaan Laboratorium.

a. Analisis Data

Data/ symptom Penyebab/ Etiologi Masalah/ Problem

Do: 1. Kurang privasi Pola Seksual Tidak Efektif

1. Konflik Nilai 2. Ketiadaan pasangan

Ds: 3. Konflik orientasi seksual

1. Mengeluh sulit melakukan 4. Ketakutan hamil


aktivitas seksual
2. Mengungkapkan aktivitas 5. Ketakutan terinfeksi
seksual berubah penyakit menular seksual

3. Mengungkapkan perilaku 6. Hambatan hubungan


seksual berubah dengan pasangan

4. Orientasi seksual berubah 7. Kurang terpapar informasi


tentang seksualitas
5. Mengungkapkan hubungan
dengan pasangan berubah

2. Diagnosa Keperawatan

No Hari/ Tanggal Diagnosa Tujuan Kriteria Hasil


Keperawatan

1 Selasa, 14 Maret Pola Seksual Setelah 1. Menunjukan


2022 Tidak Efektif b.d dilakukan pendirian
konflik orientasi asuhan seksual yang
seksual, keperawatan jelas
ketakutan 3×24 jam, ( meningkat)
terinfeksi diharapkan
2. Integrasi
penyakit identitas seksual
orientasi seksual
menular seksual, membaik.
ke dalam
dan hambatan
kehidupan
hubungan
sehari-hari
dengan
( meningkat)
pasangan d.d
mengeluh sulit 3. Menyusun
melakukan batasan -
aktivitas seksual, batasan sesuai
dan jenis kelamin
mengungkapkan (meningkat)
hubungan
dengan 4. Pencarian
pasangan dukungan sosial
berubah. ( meningkat)

5. Verbalisasi
hubungan
harmonis
( meningkat)

6. Verbalisasi
hubungan
seksual sehat
( meningkat).

3. Intervensi Keperawatan

No Intervensi Keperawatan Rasionalisasi

1 Edukasi Seksualitas ( I.12447)

Tindakan

•Observasi

1. Identifikasi kesiapan dan 1. Agar klien bisa menerima


kemampuan menerima informasi dengan baik dan
informasi jelas

•Terapeutik

1. Sediakan materi dan media 2. Untuk menambah


pendidikan kesehatan wawasan mengenai
kesehatan
2. Jadwalkan pendidikan
kesehatan sesuai 3. Melakukan sharing
kesepakatan mengenai kesehatan.

3. Berikan kesempatan untuk


bertanya
4. Agar mendapatkan
4. Fasilitasi kesadaran jawaban yang tepat
keluarga terhadap anak dan
remaja serta pengaruh media

•Edukasi

1. Jelaskan anatomi dan


fisiologi sistem reproduksi
laki-laki dan perempuan

2. Jelaskan perkembangan 5. Untuk menambah


seksualitas sepanjang siklus wawasan mengenai
kehidupan reproduksi pribadi sendiri.

3. Jelaskan perkembangan 6. Supaya tidak dalam tahap


emosi masa anak dan remaja perkembangan seksualitas.

4. Jelaskan pengaruh tekanan 7. Supaya emosi lebih terjaga


kelompok dan sosial dan stabil
terhadap aktivitas seksual
8. Supaya klien tidak syok
5. Jelaskan konsekuensi mengenai penekanan sosial
negatif mengasuh anak pada terhadap aktivitas kelompok.
usia dini (mis. kemiskinan,
9. Supaya tidak melakukan
kehilangan karir dan
seks bebas.
pendidikan)

6. Jelaskan risiko tertular


penyakit menular seksual dan
AIDS akibat seks bebas

7. Anjurkan orang tua


menjadi edukator seksualitas
bagi anak-anaknya

8. Anjurkan anak/remaja
tidak melakukan aktivitas
seksual di luar nikah

9. Anjurkan keterampilan
komunikasi asertif untuk
menolak tekanan sebaya dan
sosial dalam aktivitas seksual.
4. Implementasi Keperawatan

No Hari/ Tanggal Implementasi Paraf


Keperawatan

1 Selasa, 14 Maret 1. MengIdentifikasi (Niri Wanurni)


2022 kesiapan dan
kemampuan
menerima informasi

2. Menyediakan
materi dan media
pendidikan kesehatan

3. Menjadwalkan
pendidikan kesehatan
sesuai kesepakatan

4. Memberikan
kesempatan untuk
bertanya

5. Memfasilitasi
kesadaran keluarga
terhadap anak dan
remaja serta
pengaruh media

6. Menjelaskan
anatomi dan fisiologi
sistem reproduksi
laki-laki dan
perempuan

7. Menjelaskan
perkembangan
sesualitas sepanjang
siklus kehidupan

8. Menjelaskan
perkembangan emosi
masa anak dan
remaja

9. Menjelaskan
pengaruh tekanan
kelompok dan sosial
terhadap aktivitas
seksual

10. Menjelaskan
konsekuensi negatif
mengasuh anak pada
usia dini (mis.
kemiskinan,
kehilangan karir dan
pendidikan)

11. Menjelaskan
risiko tertular
penyakit menular
seksual dan AIDS
akibat seks bebas

12. Menganjurkan
orang tua menjadi
edukator seksualitas
bagi anak-anaknya

13. Menganjurkan
anak/remaja tidak
melakukan aktivitas
seksual di luar nikah

14. Menganjurkan
keterampilan
komunikasi asertif
untuk menolak
tekanan sebaya dan
sosial dalam aktivitas
seksual.

5. Evaluasi Keperawatan

No Hari/ Tanggal Diagnosa Evaluasi Paraf


Keperawatan Keperawatan

Pola Seksual S: Pasien ( Niri Wanurni)


Tidak Efektif b.d mengatakan
konflik orientasi sudah mengalami
seksual, pola seksualitas
ketakutan yang efektif.
terinfeksi
O: Pasien sudah
penyakit
tidak
menular seksual,
mengkhawatirkan
dan hambatan
mengenai
hubungan
penyakit seksual
dengan
menular, dan
pasangan d.d
sudah bisa
mengeluh sulit
menjaga
melakukan
kebersihan saat
aktivitas seksual,
akan seksualitas.
dan
mengungkapkan A: Masalah pola
hubungan seksual tidak
dengan efektif sudah
pasangan teratasi.
berubah.
P: Hentikan
Intervensi.

3. Rasa memiliki dan dimiliki


ISOLASI SOSIAL (D.0121)

1. Pengkajian

Pengkajian keperawatan berupa: identitas klien, identitas penanggung jawab. Identitas pasien
meliputi: nama, tempat/ tangal lahir, jenis kelamin, pekerjaan, pendidikan, alamat. Identitas
penanggung jawab meliputi: nama, alamat, hubungan keluarga. Keluhan utama klien, Riwayat
Penyakit Saat Ini, Riwayat Kesehatan Dahulu, Riwayat Kesehatan Keluarga, dan Pemeriksaan
Penunjang.

a. Analisis Data

Data/ Symptom Penyebab/ Etiologi Masalah/ Problem

Do: 1. Keterlambatan Isolasi Sosial ( D.0121)


perkembangan
1. Menarik Diri

2. Tidak berminat/ menolak


berinteraksi dengan orang 2. Ketidakmampuan menjalin
lain atau lingkungan. hubungan yang memuaskan

3. Afek datar 3. Ketidaksesuaian minat


dengan tahap perkembangan
4. Afek sedih
4. Ketidaksesuaian nilai-nilai
5. Riwayat ditolak
dengan norma
6. Menunjukan permusuhan
5. Ketidaksesuaian perilaku
7. Tidak mampu memenuhi sosial dengan norma
harapan orang lain
6. Perubahan penampilan
8. Kondisi difabel fisik

9. Tindakan tidak berarti 7. Perubahan status mental

10. Tidak ada kontak mata 8. Ketidakadekuatan sumber


daya personal (mis. disfungsi
11. Perkembangan terlambat pengendalian diri buruk)
12. Tidak bergairah/ lesu.

Ds:
1. Merasa ingin sendirian

2. Merasa tidak aman


ditempat umum

3. Merasa berbeda dengan


orang lain

4. Merasa asyik dengan


pikiran sendiri

5. Merasa tidak mempunyai


tujuan yang jelas

2. Diagnosa Keperawatan

No Hari / Tanggal Diagnosa Tujuan Kriteria Hasil


Keperawatan

1 Rabu, 15 Maret Isolasi sosial b.d Setelah 1. Minat


2022 merasa berbeda dilakukan interaksi
dengan orang asuhan ( meningkat)
lain, merasa keperawatan
2. Minat
ingin sendiri, 3×24 jam,
terhadap
dan tidak diharapkan
aktivitas
berminat/ keterlibatan
(meningkat)
menolak sosial
berinteraksi meningkat. 3. Verbalisasi
dengan orang sosial
lain atau ( menurun)
lingkungan d.d
ketidakmampuan 4. Verbalisasi
menjalin ketidakamanan
hubungan yang ditempat umum
memuaskan. ( menurun)

5. Perilaku
menarik diri
( menurun)

6. Verbalisasi
perasaan
berbeda dengan
orang lain
( menurun)

7. Afek murung/
sedih ( menurun)

8. Perilaku
bermusuhan
(menurun)

9. Perilaku sesuai
dengan harapan
orang lain
( membaik)

10. Perilaku
bertujuan
( membaik)

11. Kontak mata


( membaik )

12. Tugas
perkembangan
sesuai usia
( membaik)

3. Intervensi Keperawatan

No Intervensi Keperawatan Rasionalisasi

1 Promosi Sosialisasi (I.13498)

Tindakan

•Observasi
1. Identifikasi kemampuan 1. Agar klien mampu untuk
melakukan interaksi dengan berinteraksi terhadap orang
orang lain lain

2. Identifikasi hambatan 2. Untuk mencegah


melakukan interaksi dengan hambatan dalam berinteraksi
orang lain

•Terapeutik
3. Supaya interkasi terhadap
1. Motivasi meningkatkan orang lain lebih meningkat
keterlibatan dalam suatu
hubungan
4. Agar klien tidak berdiam
2. Motivasi kesabaran dalam
diri saja, namun bisa
mengembangkan suatu
melakukan aktivitas dengan
hubungan
orang lain
3. Motivasi berpartisipasi
5. Supaya tidak murung
dalam aktivitas baru dan
sendirian
kegiatan kelompok

4. Motivasi berinteraksi di
luar lingkungan (mis. jalan-
jalan, ke toko buku)

5. Diskusikan kekuatan dan


keterbatasan dalam
berkomunikasi dengan orang
lain

6. Diskusikan perencanaan
kegiatan di masa depan
Berikan umpan balik positif
dalam perawatan diri

7. Berikan umpan balik positif


pada setiap peningkatan
kemampuan

•Edukasi

1. Anjurkan berinterakasi
dengan orang lain secara
bertahap

2. Anjurkan ikut serta


kegiatan sosial dan
kemasyarakatan

3. Anjurkan berbagi
pengalaman dengan orang
lain

4. Anjurkan meningkatkan
kejujuran diri dan
menghormati hak orang lain

5. Anjurkan penggunaan alat


bantu (mis. kacamata dan
alat bantu dengar)

6. Anjurkan membuat
perencanaan kelompok kecil
untuk kegiatan khusus

7. Latih bermain peran untuk


meningkatkan keterampilan
komunikasi

8. Latih mengekspresikan
marah dengan tepat
4. Implementasi Keperawatan

No Hari/ Tanggal Implementasi Paraf


Keperawatan

1 Rabu, 15 Maret 2022 1. Mengidentifikasi (Niri Wanurni)


kemampuan
melakukan interaksi
dengan orang lain

2. Mengidentifikasi
hambatan melakukan
interaksi dengan
orang lain

3. Memotivasi
meningkatkan
keterlibatan dalam
suatu hubungan

4. Memotivasi
kesabaran dalam
mengembangkan
suatu hubungan

5. Memotivasi
berpartisipasi dalam
aktivitas baru dan
kegiatan kelompok

6. Memotivasi
berinteraksi di luar
lingkungan (mis.
jalan-jalan, ke toko
buku)

7. Mendiskusikan
kekuatan dan
keterbatasan dalam
berkomunikasi
dengan orang lain
8. Mendiskusikan
perencanaan
kegiatan di masa
depan Berikan umpan
balik positif dalam
perawatan diri

9. Memberikan
umpan balik positif
pada setiap
peningkatan
kemampuan

10. Menganjurkan
berinterakasi dengan
orang lain secara
bertahap

11. Menganjurkan
ikut serta kegiatan
sosial dan
kemasyarakatan

12. Menganjurkan
berbagi pengalaman
dengan orang lain

13. Menganjurkan
meningkatkan
kejujuran diri dan
menghormati hak
orang lain

14. Menganjurkan
penggunaan alat
bantu (mis. kacamata
dan alat bantu
dengar)

15. Menganjurkan
membuat
perencanaan
kelompok kecil untuk
kegiatan khusus

16. Melatih bermain


peran untuk
meningkatkan
keterampilan
komunikasi

17. Melatih
mengekspresikan
marah dengan tepat

5. Evaluasi Keperawatan

No Hari/ Tanggal Diagnosa Evaluasi Paraf


Keperawatan Keperawatan

1 Rabu, 15 Maret Isolasi sosial b.d S: Pasien ( Niri Wanurni)


2022 merasa berbeda mengatakan
dengan orang sudah mampu
lain, merasa menjalani
ingin sendiri, hubungan yang
dan tidak memuaskan,
berminat/ sudah mau
menolak untuk
berinteraksi berinteraksi
dengan orang dengan orang
lain atau lain.
lingkungan d.d
ketidakmampuan O: Pasien sudah
menjalin mulai untuk
hubungan yang bersosialisasi
memuaskan. dengan
lingkungan

A: Isolasi Sosial
sudah teratasi

P: Hentikan
Intervensi.

Anda mungkin juga menyukai