Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PENDAHULUAN

DEFISIT PERAWATAN DIRI

Di susun oleh:

Rahmawati Priangan

2211040086

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO

TAHUN AJARAN 2022/2023


LAPORAN PENDAHULUAN

I. MASALAH UTAMA
Defisit Perawatan Diri
II. PROSES TERJADINYA MASALAH (PSIKOPATOLOGIS)

Menurut Tarwoto dan Wartonah dalam Dermawan dan Rusdi (2013),


penyebab kurang perawatan diri adalah sebagai berikut :
A. Kelelahan fisik

B. Penurunan kesadaran

Penyebab dari kurangnya perawatan diri menurut Depkes dalam Dermawan &
Rusdi (2013) adalah sebagai berikut:
1) Faktor predisposisi

a) Perkembangan

Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien sehingga


perkembangan inisiatif terganggu.

b) Biologis

Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu melakukan


perawatan diri.
c) Kemampuan realitas turun

Klien gangguan jiwa dengan kemampuan realitas yang kurang


menyebabkan ketidakpedulian dirinya dan lingkungantermasuk perawatan
diri.
d) Sosial

Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri pada


lingkungannya.Situasi lingkungan dapat mempengar uhi latihan
kemampuan dalam perawatan diri.
2) Faktor presipitasi

Faktor perisipatasi pada defisit perawatan diri merupakan kurang penurunan


motivasi, kurang kognisi atau perceptual, cemas, lelah/lemah yang dialami
individu sehingga menyebabkan individu kurang mampu melakukan
perawatan diri. Menurut Depkes dalam Dermawan & Rusdi (2013) dalam
(M.Faizal, 2014) faktor-faktor yang mempengaruhi personal hygiene adalah
sebagai berikut:
a) Body image
Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi
kebersihan diri misalnya dengan adanya perubahan fisik sehingga
individu tidak peduli dengan kebersihan dirinya.
b) Praktik sosial
Pada anak-anak akan selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka
kemungkinan akan terjadi perubahan pola personal hygiene.
c) Status sosial ekonomi
Personal hygiene memerlukan alat danbahan seperti sabun, pasta gigi,
sikat gigi, shampo, alat mandiyang semuanya memerlukan uang untuk
menyediakan.
d) Pengetahuan
Pengetahuan pada personal hygiene sangat penting karena
pengetahuan yang baik dan dapat meningkatkan kesehatan.
e) Budaya
Pada pandangan sebagian masyarakat bahwa jika individu sakit tidak
boleh untuk di mandikan.
f) Kondisi fisik atau psikis
Pada keadaan tertentu/sakit kemampuan untuk merawat diri
berkurang dan perlu bantuanuntuk melakukannya.
g) Kebiasaan seseorang
Ada kebiasaan orang yang menggunakan produk tertentu dalam
perawatan diri seperti penggunaan sabun, shampo, dan lain-lain
Pohon Masalah
Gangguan pemeliharaan kesehatan

Defisit perawatan diri

Isolasi sosial
III. DATA DAN MASALAH KEPERAWATAN
A. DATA (SUBJEKTIF & OBJEKTIF) DAN MASALAH KEPERAWATAN
a. Subjektif
1. Menolak melakukan perawatan diri
b. Objektif

1. Tidak mampu mandi/mengenakan pakaian/makan/ke toilet/berhias secara


mandiri
2. Minat melakukan perawatan diri kurang

B. DATA YANG PERLU DIKAJI LEBIH LANJUT


1. Ketidakmampuan mandi/membersihkan diri ditandai dengan rambut
kotor, gigi kotor, kulit berdaki dan berbau,serta kuku panajng dan kotor
2. Ketidakmampuan berpakaian/berhias ditandai dengan rambut acak-
acakan, pakaian kotor dan tidak rapi, pakaian tidak sesuai tidak bercukur
(laki-laki), atau tidak berdandan (perempuan)
3. Ketidakmampuan makan secara mandiri ditandai dengan ketidakmampuan
mengambil makanan sendiri, makan berceceran, dan makan tidak pada
tempatnya
4. Ketidakmampuan BAB/BAK secara mandiri ditandai dengan BAB/BAK
tidak pada tempatnya, tidak membersihkan diri dengan baik setelah
BAB/BAK.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Deficit perawatan diri b/d gangguan psikologis dan/atau psikotik
IV. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
No. SDKI SLKI SIKI
1. Deficit Setelah dilakukan Tindakan Dukungan perawatan diri
perawatan diri keperawatan selama 1 minggu Observasi:
b/d gangguan diharapkan masalah - Monitor tingkat
psikologis keperawatan deficit perawatan kemandirian
dan/atau psikotik diri dapat meningkat dengan - Identifikasi kebutuhan
kriteria hasil: alat bantu kebersihan
Perawatan diri diri, berpakaia dan
1. Kemampuan mandi makan
meningkat Terapeutik:
2. Kemampuan toileting - Sediakan lingkungan
meningkat yang terapeutik
3. Verbalisasi keinginan - Siapkan keperluan
melakukan perawatan diri pribadi (mis: parfum
meningkat sikat gigi, dan sabun
4. Minat melakukan mandi)
perawatan diri meningkat - Dampingi dalam
5. Mempertahankan melakukan perawatan
kebersihan diri meningkat diri sampai mandiri
- Fasilitasi untuk
menerima keadaan
ketergantungan
- Fasilitasi kemandirian,
bantu jika tidak mampu
melakukan perawatan
diri
- Jadwalkan rutinitas
perawatan diri
Edukasi:
- Anjurkan melakukan
perawatan diri secara
konsisten sesuai
kemampuan
DAFTAR PUSTAKA
Dermawan, R., & Rusdi. (2013). Keperawatan Jiwa: Konsep dan Kerangka Kerja Asuhan
Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Gosyen Publishing.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI, (2016), Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI),
Edisi 1, Jakarta, PersatuanPerawat Indonesia
Tim Pokja SIKI DPP PPNI, (2018), Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI), Edisi
1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia
Tim Pokja SLKI DPP PPNI, (2018), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), Edisi 1,
Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia

Anda mungkin juga menyukai