Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENDAHULUAN

DEFISIT PERAWATAN DIRI

NAMA : GISELA PUTRI AYU LAKSITA

NIM : 18010089

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS dr. SOEBANDI JEMBER

YAYASAN JEMBER INTERNASIONAL SCHOOL

2022
1.1 PENGERTIAN DEFISIT PERAWATAN DIRI

Defisit perawatan diri merupakan suatu kondisi pada seseorang yang

mengalami kelemahan atau ketidaknyamanan untuk melakukan aktivitas

perawatan diri, seperti mandi, berganti pakaian, makan, dan eliminasi

(Ambarwati, 2021)

Defisit perawatan diri adalah suatu keadaan seseorang mengalami

kelainan dalam kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas

kehidupan sehari-hari secara mandiri. Tidak ada keinginan mandi secara

teratur, tidak menyisir rambut, pakaian kotor, bau badan, bau nafas, dan

penampilan tidak rapi (Bella Indriani, 2021).

Dari uraian diatas dijelaskan bahwa defisit perawatan diri sangat

berpengaruh bagi kesehatan fisik, seseorang daoat mengalami banyak

gangguan kesehatan yang akan dideritanya karena tidak terpeliharanya

kebersihan perorangan dengan baik, gangguan fisik yang terjadi adalah

gangguan integritas kulit, gangguan membrane mukosa mulut, infeksi pada

mata dan telinga, serta gangguan fisik lainnya. (Bella Indriani, 2021)
1.2 KEBUTUHAN FISIOLOGIS

Peningkatan tekanan sistemik

Perdarahan parietal sinistra

Hematom cerebral

Vasopasme saraf cerebral Penurunan Kesadaran

Gangguan neurologi

Kelemahan otot

Ketidakmampuan Ketidakmampuan Ketidakmampuan


untuk mandi melakukan hygiene untuk berpakaian
eliminasi

Defisit perawatan diri


1.3 FAKTOR YANG BERPENGARUH

1. Kelelahan fisik

2. Penurunan kesadaran

3. Faktor predisposisi

a. Perkembangan : keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien

sehingga perkembangan inisiatif terganggu

b. Biologis : penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu

melakukan perawatan diri

c. Kemampuan realitas turun : klien dengan gangguan jiwa menyebabkan

ketidakpedulian perawatan diri

d. Sosial : kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri di

lingkungannya.

4. Faktor presipitasi

a. Citra tubuh : adanya perubahan fisik membuat sebagian besar individu

tidak peduli terhadap kebersihannya

b. Praktik sosial : pada anak yang selalu dimanja dalam kebersihan

memungkinkan akan terjadi perubahan pola personal hygiene

c. Status sosial ekonomi : personal hygiene memerlukan alat dan bahan

seperti sabun, pasta gigi, sikat gigi, sampo, alat mandi yang semuanya

memerlukan uang untuk menyediakannya

d. Pengetahuan : Pengetahuan personal hygiene sangat penting, karena

pengetahuan yang baik dapat meningkatkan kesehatan.


e. Kebudayaan : Disebagian masyarakat jika individu sakit tidak boleh

dimandikan

f. Kondisi fisik : Pada keadaan tertentu atau sakit kemampuan untuk

merawat diri berkurang dan memerlukan bantuan.

1.4 DIAGNOSA MEDIS

Stroke adalah gangguan fungsi otak akibat aliran darah ke otak

mengalami gangguan sehingga mengakibatkan nutrisi dan oksigen yang

dibutuhkan otak tidak terpenuhi dengan baik. Stroke dapat juga diartikan

sebagai kondisi otak yang mengalami kerusakan karena aliran atau suplai

darah ke otak terhambat oleh adanya sumbatan (ischemic stroke) atau

perdarahan (haemorrhagic stroke) (Hartati, 2020)

Stroke hemoragik adalah keadaan dimana pembuluh darah otak yang

pecah sehingga menghambat aliran darah yang normal dan darah merembes ke

dalam suatu daerah di otak dan kemudian merusaknya (Geofani, 2017)

1.5 KONSEP KEPERAWATAN

1.5.1 Pengkajian

Pengumpulan data dilakukan melaui wawancara dengan

keluarga klien, pengamatan langsung dan pemeriksaan. Setelah

pengkajian dilakukan maka ditemukan beberapa tanda dan gejala

adanya gangguan defisit perawatan diri yaitu :

a. Gangguan kebersihan diri

Klien tidak mampu membersihkan badan, memperoleh

atau mendapat sumber air, mengatu suhu atau aliran air,


mendapatkan perlengkapan mandi, mengeringkan tubuh

serta keluar masuk kamar mandi dikarenakan klien

mengalami penurunan kesadaran.

b. Berpakaian.berhias

Klien dalam mengalami penurunan kesadaran

sehingga tidak mampu meletakkan atau mengambil

pakaian, mengenakan dan melepaskan pakaian.

c. Makan

dikarenakan kondisi klien yang mengalami

penurunan kesadaran, maka untuk kegiatan makan klien

dibantu dengan NGT.

d. BAB/BAK

Klien memiliki ketidakmampuan untuk toileting

secara mandiri dikarenakan klien mengalami penurunan

kesadaran.

1.5.2 Analisa Data

Analisa data merupakan kegiatan pengumpulan informasi

tentang klien yang dilakukan secara sistematis untuk menentukan

masalah-masalah, serta kebutuhan keperawatan dan kesehatan

lainnya (Nababan, 2017)

Data subyektif menurut SDKI :

1. Menolak untuk melakukan perawatan diri


Data obyektif menurut SDKI :

1. Tidak mampu mandi / mengenakan pakaian / makan / ke toilet /

berhias secara mandiri

2. Minat melakukan perawatan diri kurang

1.5.3 Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah langkah kedua dari proses

keperawatan yang menggambarkan penilaian klinis tentang respon

individu, keluarga, kelompok, maupun masyarakat terhadap

permasalahan kesehatan baik actual maupun potensial, dimana

perawat mempunyai lisensi dan kompetensi untuk mengatasinya

(Rinawati, 2018).

Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada klien yang

berhubungan dengan kerusakan neuromuscular ditandai dengan

tingkat ketergantungan klien dimana klien tidak mampu untuk mandi

sendiri, tidak mampu berpakaian, tidak mampu berpindah ke toilet,

dan tidak mampu mengambil makanan sendiri adalah defisit

perawatan diri.
1.5.4 Kriteria Hasil dan Intervensi

No Rencana Keperawatan

1. Definisi :

Kemampuan melakukan atau menyelesaikan aktivitas perawatan diri

Kriteria hasil :

Perawatan Diri (L.11103)

- Kemampuan mandi

- Kemampuan mengenakan pakaian

- Kemampuan ke toilet (BAK/BAB)

- Verbalisasi keinginan melakukan perawatan diri

- Minat melakukan perawatan diri

- Mempertahankan kebersihan diri


- Mempertahankan kebersihan mulut

Intervensi Rasional

Dukungan perawatan diri (I.09268)

Observasi
- Observasi
1. Mengetahui kebutuhan apa saja
1. Identifikasi kebiasaan aktivitas
yang diperlukan
perawatan diri sesuai usia
2. Mengetahui tingkat toleransi fisik
2. Monitor tingkat kemandirian
dalam melakukan perawatan diri
3. Identifikasi kebutuhan alat bantu
3. Mengetahui alat-alat yang
kebersihan diri, berpakaian,
diperlukan klien untuk menunjang
berhias, dan makan
perawatan diri

- Terapeutik
- Terapeutik
1. Sediakan lingkungan yang 1. Suasana yang nyaman dapat

terapeutik (mis. Suasana hangat, menunjang perawatan diri klien

rileks, privasi) 2. Alat dan bahan yang menunjang

2. Siapkan keperluan mandi (mis. perawatan diri klien

Parfum, sikat gigi, dan sabun 3. Pada pasien dengan kesadaran

mandi) menurun dapat dibantu sepenuhnya

3. Damping dalam melakukan oleh keluarga dan perawat

perawatan diri sampai mandiri 4. Menjadwalkan rutinitas perawatan

4. Fasilitasi untuk menerima keadaan diri dapat mengingatkan keluarga

ketergantungan dalam melakukan perawatan diri

5. Fasilitasi kemandirian, bantu jika klien

tidak mampu melakukan perawatan


- Edukasi
diri
1. Keluarga dapat melakukan aktivitas
6. Jadwalkan rutinitas perawatan diri
perawatan diri klien setiap hari

- Edukasi

1. Anjurkan melakukan perawatan diri

secara konsisten sesuai kemampuan


DAFTAR PUSTAKA

Ambarwati, W. (2021). Asuhan Keperawatan Pada Pasien Stroke Dengan

Masalah Keperawatan Defisit Perawatan Diri : Makan/Minum. Repository

Muhammadiyah University of Ponorogo , 19.

Bella Indriani, N. L. (2021). PENGARUH PENERAPAN AKTIVITAS

MANDIRI : KEBERSIHAN DIRI. Jurnal Cendekia Muda , Volume 1,

Nomor 3.

Geofani, P. (2017). ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN

STROKE HEMORAGIK DI BANGSAL SYARAF RSUP Dr. DJAMIL

PADANG. Pustaka Poltekes Padang .

Hartati, J. (2020). Asuhan Keperawatan Pada Tn. Y Dengan Stroke Hemoragik

dalam Pemberian Inovasi Intervensi Posisi Elevasi Kepala 30 Derajat di

Ruangan Neurologi RSUD dr. Achmad Mochtar Bukittinggi Tahun 2020.

Repository STIKES Perintis , 9.

PPNI. (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Indonesia: Definisi dan

Indikator Diagnosis, Edisi 1.

PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Indonesia: Definisi dan

Tindakan Keperawatan, Edisi 1.

PPNI. (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Indonesia: Definisi dan

Kriteria Hasil Keperawatan, Edisi 1.

Rinawati, P. (2018). Kompetensi Perawat Dalam Merumuskan Diagnosa

Keperawatan Pada Pasien Di Ruang Rawat Inap RSUD Tugurejo Semarang.

Repository Universitas Muhamadiyah Semarang .

Anda mungkin juga menyukai