Anda di halaman 1dari 36

Penulis: Ustadz Johan Saputra Halim

Editor Bahasa: -----


Murajaah: Ustadz Wira Mandiri Bachrun
Ilustrator: Adelena Amir
Desain Sampul dan Layout: Anggi Wirza
Proofread: Victor Riyan Maulana
Redaksi: Beta Uliansyah
Pengarah Produksi: Ary Susanti
ISBN: ----------

Penerbit: Ahlan Pustaka Umat (Anggota IKAPI)


Alamat: Jalan Cempaka Nomor C-124, Pondok Pucung Indah I,
Pondok Aren, Tangerang Selatan 15229
Website: ahlan.id
Email: penerbit@ahlan.id
Handphone: 087741472594

Cetakan Pertama: ---------


Dilarang memperbanyak tanpa seizin penerbit

Gambar di dalam buku ini hanya ilustrasi,


bukan gambar sebenarnya!
Kata Pengantar
Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Quis-
que ornare sapien sit amet lorem elementum semper. Praesent
semper, erat eu venenatis consectetur, sem libero scelerisque
ex, in venenatis metus enim vitae lacus. Nunc eu enim hen-
drerit, mattis urna eu, porttitor nisl. Nullam fermentum augue
sed mauris bibendum pretium. Mauris fermentum posuere ligula
a consectetur. Nam vulputate justo tincidunt maximus rhoncus.
Morbi magna urna, elementum vitae felis ac, posuere ultrices
enim. Mauris condimentum feugiat turpis, ut bibendum erat
porttitor nec. In aliquam dui ut ante condimentum, eget laoreet
erat maximus. Sed eleifend efficitur nisl in sagittis. Quisque nec
sollicitudin purus, eu mattis ipsum. Morbi a ipsum lectus. Ves-
tibulum vel risus risus. Sed nec commodo ligula, id gravida ante.
Vivamus tempor tincidunt mollis.

Phasellus venenatis sed orci aliquet semper. Proin eu interdum


augue, eget efficitur erat. Vivamus blandit, tortor eget commo-
do varius, eros orci lobortis leo, id gravida dui mauris ac tortor.
Nulla dolor nunc, fringilla quis pulvinar in, dictum sit amet nibh.
Integer tristique aliquam dignissim. Nulla at vestibulum lectus.
Phasellus tempus ullamcorper orci, ut dignissim neque laoreet
non. Sed sagittis dapibus ipsum consectetur efficitur. Proin fer-
mentum dolor augue, ut posuere massa dignissim non. Etiam eu
imperdiet neque, vel tempor diam. Suspendisse malesuada diam
in sodales porttitor.
Yusya’ bin Nun di dalam Al Qur’an
Yusya’ bin Nun ‘alaihissalam adalah seorang nabi dari kalangan bani Israil. Memang nama
beliau tidak disebutkan di dalam Al Qur’an. Namun, Al Qur’an mengisyaratkan sepenggal kisah
tentang beliau ketika menemani sang guru, Nabi Musa ‘alaihissalam, dalam pengembaraannya
menemui Khidhir ‘alaihissalam. Allah berfirman mengisahkan hal tersebut,
َ َ َ َ
َ ‫وىَس ِل َف َت ٰى ُه َ ٓاَل أ ْ ب َ� ُح َح َّت ٰٓ� أ ْب ُل َغ َ ج ْجَم َم َع ْٱل َب ْح َر ْي ِ ن� أ ْو أ ْم ِ ض‬
ً‫� ُح ُقبا‬ ٰ َ ‫َو ِإ ْذ َق َال ُم‬
“Dan (ingatlah) ketika Musa berkata kepada muridnya, “Aku tidak akan berhenti
(berjalan) sebelum sampai ke pertemuan dua buah lautan; atau aku akan
berjalan sampai bertahun-tahun”. (QS Al Kahfi [18]: 60)

Juga dalam ayat yang ke-62, Allah berfirman,


َ ََ ٓ َ َ َ َ َ ََ
‫ف َّمَلا َج َاوزا قال ِلف َت ٰى ُه َءا ِت َنا غ َدا َء نَ� لق ْد ل ِق َينا‬
ً‫ِمن َس َفر نَ� َه ٰـ َذا َن َصبا‬
ِ
“Maka tatkala mereka berjalan lebihjauh, berkatalah
Musa kepada muridnya, “Bawalah kemari makanan kita;
sesungguhnya kita telah merasa letih karena perjalanan kita ini”.
(QS Al Kahfi [18]: 62)

Rasulullah mengabarkan, bahwa murid Nabi Musa ‘alaihi-


ssalam yang dimaksud dalam kedua ayat di atas
adalah Yusya’ bin Nun. Demikian sebagaimana
yang diriwayatkan oleh Ubay bin Ka’ab
radhiallahu’anhu.
(Al Bidayah wan Nihayah: 2/227)

4
Yusya’ bin Nun Keturunan Siapa?

Nama beliau adalah Yusya’ bin Nun bin Ifrayim bin Yusuf bin
Ya’qub bin Ishaq bin Ibrahim ‘alaihimussalam. Wah, hebat ya?!

Ternyata, kakek buyut beliau adalah para nabi yang mulia.


Dimulai dari Nabi Yusuf, Nabi Ya’qub, Nabi Ishaq, dan nasab beliau
bersambung sampai Khalilurrahman (kekasih Allah) Nabi
Ibrahim ‘alaihissalam.

5
Kesetiaan pada Sang Guru
Dikisahkan bahwa Yusya’ bin Nun selalu setia berbakti kepada sang guru
tercinta, yang tidak lain adalah Nabi Musa ‘alaihissalam. Setiap kali
bersama sang guru, Yusya’ selalu menimba ilmu. Dia menghafal dan
mempelajari Taurat. Dia juga mengamalkan semua perintah
dan larangan Allah Ta’ala dalam Taurat.
Kemana Nabi Musa ‘alaihissalam pergi, Yusya’ selalu setia untuk menemani
dan membantu. Tidak heran jika Nabi Musa ‘alaihissalam sangat
mempercayai dan mencintai muridnya yang shalih ini.

6
Misi Pertama Memasuki Baitul Maqdis
Allah Ta’ala memerintahkan Musa ‘alaihissalam memimpin bani Israil
untuk memasuki Baitul Maqdis. Baitul Maqdis terletak di sebuah negeri yang
diberkahi Allah. Dulu, dikenal dengan nama “negeri Syam”.
Sekarang, Baitul Maqdis terletak di Palestina.
Saat itu, negeri Syam, tempat Baitul Maqdis berada, tengah dikuasai oleh
orang-orang kuat, tetapi bengis dan jahat. Bani Israil takut. Mereka pun
menolak perintah Allah untuk masuk ke Baitul Maqdis. Padahal, Allah telah
menjanjikan, jika mereka masuk, Allah akan memenangkan mereka.
7
Al Qur’an mengisahkan ucapan Nabi Musa ‘alaihissalam pada bani Israil,

َ َ ۡ ُ َ ُ َّ َ َ َ ‫َ ٰ َ ۡ ۡ ُ ُ ۟ ۡ أَ ۡ َ ۡ ُ َ َّ َ َ َّ ت‬
‫یـقو ِم ٱدخلوا ٱأۡلرض ٱمۡلقدسة ٱل ِ� كتب ٱلهَّل لمُك واَل‬
َ�‫تَ ۡ� َت ُّد ۟وا َع َ ٰۤىَل َأ ۡد َ ب�ر ُ ۡمُك َف َت َنق ِل ُب ۟وا َخ ٰـ ِرِس ین‬
ِ ِ
“Wahai kaumku! Masuklah ke tanah suci (Palestina) yang telah
ditentukan Allah untuk kalian, dan janganlah kalian berbalik
ke belakang (karena takut kepada musuh), nanti kalian menjadi
orang-orang yang merugi.” (QS Al Maaidah [5]: 21)

8
Namun, apa jawaban bani Israil pada nabinya? Coba simak!

َ ُ َّ َ َ َّ ٰٓ َ ُ َٰ ْ ُ َ
�ٰ َّ‫وىَس ِإن ِف ي َ�ا ق ۡو ٗما َج َّب ِار ي نَ� َو ِإ نَّ� لن ن ۡدخل َها َح ت‬ �‫قالوا ي‬
َ ُ ٰ َ ْ َ َ ْ َ
‫ي خۡ� ُر ُجوا ِم نۡ َ�ا ف ِإن ي خۡ� ُر ُجوا ِم نۡ َ�ا ف ِإ نَّ� َد ِخلون‬
“Mereka berkata, “Wahai Musa! Sesungguhnya di dalam negeri itu
ada orang-orang yang sangat kuat dan kejam, kami tidak akan
memasukinya sebelum mereka keluar darinya. Jika mereka keluar
dari sana, barulah kami akan masuk.” (QS Al Maaidah [5]: 22)

9
Yusya’ bin Nun Tak Tinggal Diam
Yusya’ bin Nun dan Kalib bin Yufanna adalah dua orang shalih dari bani Israil
yang membantu Nabi Musa ‘alaihissalam. Keduanya berjuang membujuk bani
Israil agar mau menaati Nabi Musa untuk memasuki Baitul Maqdis.

Al Qur’an mengisahkan perjuangan keduanya,

ُ َّ ‫ون َأ ۡن َع َم‬
َ‫ٱلهَّل َع َل يۡ� َما ۡٱد ُخ ُل ْوا َع َل يۡ� ُم ۡٱل َباب‬ َ ُ َ‫َ َّ نَ َ خ‬
‫اف‬ � ‫ي‬ � ‫ذ‬ِ ‫ٱل‬ ‫ن‬ ‫م‬ِ ‫ن‬ِ
ََُ َ َ
‫اَل‬ ‫قال رج‬
ِ ِ ۚ ٰ ‫ي‬
ُ ْ ُ َّ َ َّ َ َ َ َ ُ َ ۡ ُ َّ َ ُ ُ ُ ۡ َ َ َ َ
�َ‫ٱلهَّل ف َت َولَّك ٓوا ِإن ك تُن� ُّم ۡؤ ِم ِن ي ن‬
ِ ‫ف ِإذا دخلتموه ف ِإنمُك غ ِلبون وعىَل‬
“Berkatalah dua orang laki-laki di antara mereka yang bertakwa (Yusya’ bin
Nun Kalib bin Yufanna), yang telah diberi nikmat oleh Allah, “Masuklah kalian
melalui pintu gerbang (negeri) itu. Jika kalian memasukinya niscaya kalian akan
menang. Dan bertawakallah kalian hanya kepada Allah, jika kalian orang-orang
beriman.” (QS Al Maaidah [5]: 23)

10
Namun, lagi-lagi bani Israil bersikap kurang ajar pada nabi mereka.
Berani-beraninya mereka berkata kepada Nabi Musa,

ۡ‫وىَس إ نَّ� َلن َّن ۡد ُخ َل َه ٓا َأ َب ٗدا َّما َد ُام ْوا ِف ي َ�ا َف ۡٱذ َهب‬
ٰٓ َ �ُ ‫َق ُال ْوا َٰي‬
ِ
َ ُ َٰ َ ُ َٰ َّ‫َ َ َ َ ُّ َ َ َٰ َ ٓ ن‬
‫أنت ور بك فق ِتاَل ِإ� ههنا ق ِعدون‬
“Mereka berkata, ‘Wahai Musa! Sampai kapan pun kami tidak
akan memasukinya selama mereka (orang-orang bengis itu)
masih ada di dalamnya, karena itu pergilah engkau bersama
Tuhan-mu, dan berperanglah kamu berdua. Biarlah kami tetap
(menanti) di sini saja.’” (QS Al Maaidah [5]: 24)

11
Dihukum Terlunta-Lunta 40 Tahun
Misi untuk memasuki Baitul Maqdis gagal total. Negeri penuh berkah yang
dijanjikan Allah untuk bani Israil, ditolak dengan sombong oleh bani Israil.
Akibatnya, Allah pun menghukum mereka.

Bani Israil dijadikan terlunta-lunta hidup mengembara di muka bumi selama


40 tahun lamanya. Selama itu, mereka tak pernah bisa
menemukan jalan menuju Baitul Madis.

Gambar kubah emas mungkin kurang relevan


krn
Kubah baru dilapisi emas abad 20.

12
Allah mengisahkan dalam firmannya,
َ‫َ ف ۡ أ‬ ۛ
َ�‫ٱأۡل ۡر ۚض َف َاَل تَ أۡ� َس َع َىَل ۡٱل َق ۡو ِم ۡٱل َٰف ِس ِق ن‬ ُ َ ٗ َ َ َ َ َ ۛ َ َ ٌ َ َ ُ َّ َ َ َ
�‫قال ف ِإ ن َ�ا حُم َّرمة عل يۡ ِ� ۡم أر ب ِع ي� سنة ي ِت ي�ون ِ ي‬
‫ن‬ ۡ
‫ي‬ ِ
“(Allah) berfirman, ‘(Jika demikian), maka (negeri) itu terlarang buat mereka
selama empat puluh tahun, (selama itu) mereka akan mengembara
kebingungan di muka bumi. Maka janganlah engkau (wahai Musa) bersedih
hati (memikirkan) orang-orang yang fasik itu.’” (QS Al Maaidah [5]: 26)

Pelajaran yang dapat diambil yaitu, jangan pernah menentang Allah dan
rasul-Nya. Karena hukuman Allah pasti akan menimpa orang-orang yang
menentang dan tak mau taat pada Allah dan rasul-Nya.

13
Allah menyuruh bani Israil untuk memasuki Baitul Maqdis. Allah menjanjikan
kemenangan dan kehidupan yang berkah untuk mereka di sana. Namun,
justru bani Israil menolak. Akibatnya, bani Israil harus hidup susah selama
40 tahun mengembara tak tentu arah di muka bumi.

Demikianlah, jika kita menolak pilihan Allah, maka justru pilihan buruk
yang akan kita dapatkan.

Jika menuruti Perintah Allah Jika membangkang Perintah Allah

14
Menjadi Pewaris Kenabian Musa
Dikisahkan bahwa sebelum wafat, Nabi Musa ‘alaihissalam memberikan wasiat
kepada Yusya’ bin Nun. Agar kelak jika beliau wafat, Yusya’ memimpin dan
membimbing bani Israil untuk selalu taat pada Allah Ta’ala dan mengamalkan
Taurat yang Allah turunkan untuk mereka.
Ternyata Allah mewafatkan Nabi Musa dan Nabi Harun di masa bani Israil
hidup mengembara 40 tahun. Ini disebutkan oleh Ibnu Katsir
dalam kitabnya, Al Bidayah wan Nihayah (2/233).

15
Setelah Nabi Musa ‘alaihissalam wafat, Allah Ta’ala memberikan
nubuwah kenabian kepada Yusya’ bin Nun.
Yusya’ bin Nun ‘alaihissalam kini mengemban amanah yang sangat besar.
Memimpin bani Israil, membimbing mereka di atas ilmu dan amal, menjad-
ikan mereka tunduk patuh pada perintah Allah, tidak seperti bapak-bapak
mereka yang dulu membangkang pada Musa ‘alaihissalam.

16
Yusya’ bin Nun ‘alaihissalam kini harus melanjutkan misi yang tertunda
selama 40 tahun. Beliau harus memimpin bani Israil untuk memasuki dan
membebaskan Baitul Maqdis. Di sinilah, keajaiban demi keajaiban
terjadi dengan kuasa Allah.

17
Yusya’ bin Nun Memilih Anggota Pasukan
Yusya’ bin Nun ‘alaihissalam menyiapkan pasukan untuk membebaskan Baitul
Maqdis. Ketika itu, Baitul Maqdis dan kota sekitarnya dikuasai
oleh orang-orang yang jahat.
Yusya’ memilih anggota pasukan yang terbaik, yang paling bertakwa.
Mereka adalah orang-orang yang paling ikhlas dalam beramal
dan paling sabar dalam berjuang di jalan Allah.

18
Yusya’ bin Nun ‘alaihissalam sampai-sampai tidak mengizinkan ikut dalam
pasukannya, orang-orang yang baru saja menikah, yang baru
membangun rumah dan tinggal memasang atapnya,
dan orang-orang yang sedang menunggu hewan
ternaknya melahirkan.
(Shahih Al Bukhari: 3124, Shahih Muslim: 1747)

19
Mereka tidak diajak dalam pasukan karena hati mereka sedang tertambat
kuat oleh dunia. Hati mereka sedang tidak fokus untuk berjuang.
20 Dikhawatirkan mereka tidak ikhlas dalam berjihad, dan itu
sangat berpengaruh kesuksesan misi.
Pasukan Yusya’ bin Nun Menuju Madinatul Jabbarin

Yusya’ bin Nun ‘alaihissalam menyiapkan pasukan untuk membebaskan Baitul


Maqdis. Ketika itu, Baitul Maqdis dan kota sekitarnya dikuasai
oleh orang-orang yang jahat.
Yusya’ memilih anggota pasukan yang terbaik, yang paling bertakwa.
Mereka adalah orang-orang yang paling ikhlas dalam beramal
dan paling sabar dalam berjuang di jalan Allah.

21
Pasukan Yusya’ ‘alaihissalam mengepung kota Ariha selama 6 bulan.
Sungguh, pasukan yang benar-benar bersabar dalam berjuang.
Akhirnya, dengan penuh semangat dan keyakinan mereka bertakbir,

Allahu Akbar … !

Allahu Akbar … !

22
Tembok benteng kota Ariha tiba-tiba hancur dan runtuh. Pasukan Yusya’
memasuki kota Ariha. Terjadilah pertempuran yang dahsyat melawan
Al Jabbarin, orang-orang yang jahat lagi bengis.
Berkat pertolongan Allah, kota Ariha bisa dibebaskan dari orang-orang yang
zalim itu. (Al Bidayah wan Nihayah: 2/236, Ibnu Katsir)

Allahu Akbar …
!

23
Yusya’ bin Nun & Matahari
Yusya’ ‘alaihissalam dan pasukannya lantas bergerak menuju Baitul Maqdis.
Ternyata Baitul Maqdis juga tengah dikuasai oleh sekumpulan
orang yang jahat.
Hari itu, hari Jumat. Pasukan Yusya’ memasuki Baitul Maqdis yang
dikelilingi oleh benteng-benteng yang kokoh. Lagi-lagi, terjadi pertempuran
yang dahsyat. Kemenangan pasukan Yusya’ sudah di depan mata.

24
Namun, matahari sebentar lagi akan tenggelam. Artinya, sebentar lagi akan
memasuki malam Sabtu. Sementara dalam syariat bani Israil, mereka dilarang
untuk berperang di malam Sabtu atau hari Sabtu.
Jika matahari terbenam, pasukan Yusya’ akan berhenti berperang. Kemenangan
yang sudah di depan mata, bisa sirna.

25
Menyadari hal ini, Yusya’ pun berkata pada matahari,
ْ َ ْ
ٌ‫َّإن ِك َمأ ُم َور ٌة وأ نَ� َمأ ُمور‬
“Wahai matahari, sesungguhnya engkau berada di bawah perintah Allah
(untuk terbit dan terbenam), demikian juga aku di bawah perintah-Nya
(untuk membebaskan Baitul Maqdis ini).”

26
Lantas Yusya’ ‘alaihissalam berdoa, memohon pertolongan Allah,
َ‫هْسا َع َل ْينا‬ َّ
ْ ‫الل ُه َّم‬،
َ ْ ‫اح ِب‬
“Ya Allah, tahanlah matahari ini untuk kami.”

Maka matahari itu pun ditahan oleh Allah sehingga tidak terbenam.
Sampai akhirnya Yusya’ dan pasukannya meraih kemenangan sempurna,
barulah matahari itu terbenam. (Al Bukhari: 3124, Muslim: 1747)

27
Sungguh mukjizat yang luar biasa.
Rasulullah sampai bersabda tentangnya,

َ َ َّ َ‫ش‬ َ ُ‫َّ َّ َ ت‬
ِ‫إنَّ الشَّمسَ لم تُحبَسْ على بشَرٍ إلَّا ليوشعَ لياليَ سارَ إلى بيت‬
َ ْ
‫املقد ِس‬
ِ ‫بيت‬
ِ ‫إىل‬ ‫سار‬ ‫ليايل‬
‫ي‬ ‫ليوشع‬ ‫إاَّل‬ �‫ب‬
ٍ ‫عىل‬ ‫س‬ ‫ب‬ � ‫إن الشمس مل‬
“Sungguh, matahari belum pernah tertahan untuk seorang manusia pun,
kecuali untuk Yusya’ bin Nun, dalam perjalanannya menuju Baitul Maqdis.”
(HR Ahmad, Shahih. As Shahih Al Musnad: 1262, Muqbil al-Wadi’y)

28
Api dari Langit
Setelah meraih kemenangan, mulailah pasukan Yusya’
‘alaihissalam mengumpulkan ghanimah, harta hasil perang.
Dalam syariat bani Israil, haram hukumnya mengambil harta hasil perang.
Semua harta hasil perang harus mereka kumpulkan di tanah lapang. Allah
kemudian mengirim api yang akan melahap semua harta tersebut.

29
Setelah dirasa semua ghanimah terkumpul, Yusya’ ‘alaihissalam menantikan
datangnya api itu. Jika api melahap semua ghanimah, itu pertanda bahwa
tidak ada yang menyembunyikan dan mencuri ghanimah tersebut.
Api yang dikirim Allah itu pun datang. Namun aneh, api itu tak kunjung
melahap ghanimah yang terkumpul.

30
Pertanda bahwa ada yang berkhianat, ada yang menyembunyikan sebagian
ghanimah dan tidak mengumpulkannya.
Menyadari hal itu, Yusya’ ‘alaihissalam lantas mengumpulkan
bani Israil, kaumnya.

ada yang
“Di antara kalian
rk h ia n a t m e n y e mbunyikan
be
ah,“
sebagian ghanim

31
Akhirnya, ada beberapa yang mengaku. Mereka lantas mengeluarkan
sebongkah besar emas berbentuk kepala sapi. Setelah dikumpulkan, api itu
pun melahap habis semua ghanimah. (Al Bukhari: 3124, Muslim: 1747)

“Allahu Akbar!” “Alhamdulillah”

32
Wah, luar biasa ya mukjizat-mukjizat yang Allah perlihatkan untuk bani
Israil! Seharusnya mereka bertambah tunduk dan taat kepada Allah. Namun,
anehnya banyak di antara mereka yang tetap membangkang tak mau taat
pada Allah dan rasul-Nya. Nah, kita sebagai umat Nabi Muhammad g,
jangan sampai meniru perilaku buruk mereka ya!

h”

33
Pelajaran Keimanan dari Kisah Yusya’ bin Nun
Pertama: Kisah Yusya’ bin Nun di masa belianya mengajarkan kepada kita
semangat yang luar biasa dalam menuntut ilmu agama dari guru.
Lihatlah bagaimana Yusya’ semenjak belia senantiasa membersamai Nabi Musa
‘alaihissalam demi menuntut ilmu agama. Dengan ilmu yang didapatnya dari
sang Nabi, Yusya’ di kemudian hari menjadi pemimpin sekaligus teladan
kebaikan bagi kaumnya. Sungguh suatu kedudukan tinggi nan mulia yang ha-
nya bisa diraih dengan menuntut ilmu.
َ ُ َ ۡ َ َ ُ َّ َ ۚ َٰ َ َ َ ۡ ۡ ْ ُ ُ َ‫َ ۡ َ َّ ُ َّ نَ َ َ ُ ْ ُ ۡ َ َّ ن‬
ٞ�‫ون َخب ي‬
ِ ‫ي�ف ِع ٱلهَّل ٱل ِذ ي� ءامنوا ِمنمُك وٱل ِذ ي� أوتوا ٱل ِعمۡل درج ٖت وٱلهَّل ِب�ا تعمل‬
“... niscaya Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman
di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Dan Allah
Maha Teliti apa yang kamu kerjakan.”(QS Al Mujaadilah [58]: 11)

34
Kedua: Sabar dan takwa adalah sebab Allah menurunkan pertolongan dan
memberikan kemenangan bagi orang-orang beriman.
Generasi Yusya’ bin Nun adalah generasi yang ditempa oleh ujian kesabaran
selama 40 tahun di Padang Tiih. Yusya’ juga benar-benar memilih siapa yang
menjadi anggota pasukannya. Mereka adalah orang-orang yang paling
bertakwa. Inilah kunci pertolongan dan kemenangan. Mereka menolong agama
Allah dengan taat kepada-Nya, maka Allah pun menolong mereka.
َ
ۡ‫نرُص ُمُك‬
ۡ ُ ‫ٱلهَّل َي‬ ُ ُ ‫َٰٓ ي أ� يُّ َ�ا َّٱل ِذ ي نَ� َء َام ُن ٓوْا ِإن َت‬
َ َّ ‫نرُص ْوا‬
“Wahai orang-orang yang beriman! Jika kamu menolong (agama) Allah
(dengan sabar dan takwa), niscaya Dia akan menolongmu
dan meneguhkan kedudukanmu.” (QS Muhammad [47]: 7)
35
Ketiga: Jika Allah mengabulkan doa, tak ada hal yang mustahil. Bahkan Allah
pun tak berat menghentikan matahari, demi mengabulkan
doa hamba-Nya yang tulus.
ْ ُ َ ۡ َ ۡ َ ۖ َ َ َ َّ َ َ ۡ َ ُ ُ ٌۖ َ ِّ‫َ نِّ َ ن‬ َ َ ََ َ َ َ
‫و ِإذا سألك ِعب ِادي ع ي� ف ِإ ي� ق ِر يب أ ِجيب دعوة ٱلد ِاع ِإذا دع ِان فليست ِجيبوا ِ ييِل‬
َ ُ َّ َ ْ ۡ
‫َول ُي ۡؤ ِم ُنوا ِب ي� ل َعل ُه ۡم َ ي ۡ�ش ُدون‬
“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Aku,
maka sesungguhnya Aku dekat. Aku kabulkan permohonan orang yang berdoa
apabila dia berdoa kepada-Ku. Hendaklah mereka itu memenuhi (perintah)-Ku
dan beriman kepada-Ku, agar mereka memperoleh kebenaran. “
(QS Al Baqarah [2]: 186)

Jangan pernah melupakan doa. Senantiasalah memohon pertolongan Allah


melalui doa. Sebesar apapun masalah di hadapan kita, akan tuntas dengan
doa yang tulus kepada Allah dan ikhtiar yang baik.

36

Anda mungkin juga menyukai