Anda di halaman 1dari 4

SEPASANG ALAS KAKI UNTUK IBU

Pagi ini sangat cerah. Sang Surya memberikan Kehangatan Kepada penduduk
bumi melalui cahayanya, bahkan awanpun tak sanggup untuk menutupinya.
Sepasang Kaki Kecil tengah Melangkah dengan riangnya, bahkan senyumnya tak
pernah luntur. Nama anak itu Angga lebih tepatnya Angga putra raditya Angga
hanyalah Seorang pelajar ia tinggal ditempat Kumuh yang berada dipinggiran
Jakarta, Keseharian Angga Selain pergi Kesekolah adalah mengumpulkan barang
bekas dan menjualnya pada pengepul, la tak pernah sekalipun mengeluh perihal
hidupnya Saat ini pembelajaran tengah berlangsung tak terkecuali dikelas Angga,
terlihat Angga sedang mengikuti pembelajaran dengan Khidmat "Baik anak-anak
Sebelum kita mulai pelajaran ada beberapa hal di depan Kelas yang ingin ibu
sampaikan, "terang guru Ada yang tau sebentar lagi kita merayakan. hari apa?"
Sambung Sang guru Hari ibu. Jawab murid-murid Serentak."Betul, ibu adalah
orang yang memberikan kita tempat dikandungannya, Selama 9 bulan, dia juga
yang bertaruhnyawa agar kita dapat melihat dunia. yang memberikan kita asi juga
ibu, ibu juga Sebagai madrasah pertama bagi kita. Bel Sekolah telah berbunyi,
dengan segera para murid- munrid pergi meninggalkan Sekolah Namun tidak
dengan Angga. ia masih belah berlama-lama disekolah, la masih memikirkan
Perihal hadiah apa yang akan pada sang ibu dihari ibu nanti

Hadiah apa yang bagus buat ibu ?" monolog Angga Aku jadi bingung," lanjutnya
Apa alas kaki Saja, ibu selalu pergi tanpa alas- kaki. Iya mungkin itu saja, Ibu lebih
membutuhkannya. Setelah menentukan hadiah apa yang cocok, Angga bergegas
untuk pulang. Sesampainya dirumah la langsung mengganti bajunya, tak begitu
lama la lantas pergi untuk Mencari barang bekas. Karena Angga ingin membelikan
alas kaki untuk sang Ibu, la jauh lebih Semangat untuk mencari barang bekas yang
banyak, hingga tak terasa hari beranjak sore, namun tak ada tanda-tanda Angga
mengakhiri pekerjaannya. Sampai akhirnya sampah memenuhi Karung yang
dibawanya, barulah la bergi menuju tempat pengepulan Sampah. Hari ini
Kayaknya lebih banyak ngga. Celetuk pemilik Pengepulan sampah "Iya
bang,"jawab Angga Berapa bang. 30 ribu, ngga. Makasih bang Malampun datang
menghampiri. Setelah selesai membersihkan diri Angga dan Sang ibu
melaksanakan Shalat maghrib berjamaah dirumah Setelahnya mereka makan
malam bersama Gimana sekolahmu ngga?" tanya ibunya "Baik, Seperti biasa, dan
menyenangkan, "jawab Angga

Kemarin dapet 30 ribu. monolog Angga Hari ini dapet 20 ribu. Masih Kurang 50
ribu lagi." Saat ini hari libur, jadi Angga bisa cari sampah Saat pagi hari. Jarum jam
menunjukkan puku 08:45. Angga pun baru pulang dari tempat pengepulan, la
lantas pergi untuk membersihkan diri dan ia akan pergi bermain Inilah yang ia
Suka saat hari libur. Seperti Kebanyakan anak pada umumnya setiap hari libur
Seperti soal ini mereka akan bermain sepuasnya. Mereka terliha seperti tidak
memiliki beban Canda tawa mereka memenuhi lapangan, eh bukan, Sudahlah
Katakanlah itu lapangan saja. Sepetak tanah yang tidak beglu luas mereka jadikan
sebagai arena bermain. Di kala matahari telah pergi untuk beristirahat dan
digantuan Oleh Sang rembulan. Angga dan Sang Kawan lantas Cepat Cepat pergi
menuju kerumah masing-masing Sebelum Suora melengking menyapa dan
jeweran sebagai hadiahnya Eh, Kamu mau ngasih hadiah Angga pada temannya.
apa buat ibu kamu ?"tanya. Gak tau, aku lagi gak ada uang," jawab salah salu
temannya lya nih lagi gak "Celetuk teman yang lain. Jang Kalo kamu mau ngasih
apa ngga?" Aku mau beliin alas kaki. "Itukan mahal banget." Tak terasa jumlah
mereka semakin berkurang karena, Sudah Sampai dirumah masing-masing,
begitupula dengan Angga dia Sampai rumah pada urulan terakhir Karena rumah
dia yang berada diujung

Sepertinya 8 jam waktu yang cukup untuk Angga mengistirahatkan dirinya. la


harus kembali beradu dengan kerasnya kehidupan dunia ini, ia harus Selalu
berjuang untuk menggapai cita-citanya dan dapat hidup lebih layak. Tidak ingin
mengulur waktu lagi Anggapun Segera bangun dari tidurnya, setelah itu ia segera
pergi untuk mandi Saat ini dirumah sudah tidak ada Siapapun, Karena Sang ibu
sudah pergi dari tadi pagi-pagi buta Uang aku dimana? " bingung Angga "Kemarin
aku kan taroh sini." "Kalo hilang gima caranya aku beliin hadiah buat ibu." Angga
terus mencarinya mau bagaimanapun ia harus tetap membelikan hadiah untuk
sang ibu. Setelah lelah mencan, la akhirnya menerima jika tahun ini la Masih
belum bisa untuk membelikan Sang Ibu hadiah. "Ya Allah Kalo memang tahun ini
Angga belum bisa ngasih ibu kado. Semoga ditahun depan aku bisa beliin hadiah
buat ibu Di tengah ke kalutannya perihal uang dan hadiah buat sang ibu, Angga
duduk bersimpuh la berdo'a Kepada tuhan. Agar ditahun depan ia dapat
memenuhi mimpinya itu

Dengan langkah gontai Angga pergi untuk mencari barang bekas Tatapannya
sendu, la seperti tak memiliki Semangat hidup. Walau sudah mengikhlaskan uang
tersebut, lya tetap memikirkan hadiah untuk sang ibu. "woy, ngga kamu kenapa?"
tanya temannya "uang aku hilang,"Jawab Angga lesu "Uang yang buat beli hadiah
itu?" " lya." "Hilang berapa emangnya." "50 ribu." Hari sudah semakin sore.
Namun hari ini Angga hanya mendapatkan sedikit barang bekas. Mau tidak mau
harus segera kembali agar Sang ibu tidak mengkhawatirkanya. "Angga makan dulu
nak ajak sang ibu "Iya." Jawab Angga "Bu, Kalo tahun ini Angga belum bisa ngasih
hadiah buat ibu gak papa kan." Gak papa dong, ibu ngeliat Kamu sehat udah
seneng banget. Μαafin Angga ya" "Iya sayang. Sini peluk Ibu." Gak papa kamu
ngga ngasıh ibu hadiah, bagi ibu kamu itu hadiah terintah buat ibu. jadi Kamu
jangan merasa bersalah ya." Akhirnya Angga dapat tersenyum lagi, Semua beban
yang dirasa kini seperti lenyap sekita. Itu karena pelukan hangat sang ibu dan
ditambah Kata-kata yang sangat menenangkan thu

Hari ini Angga berencana untuk tetap membelikan Sang Ibu Sesuatu, bermodalkan
uang 15 ribu.. Uang hasilnya mencari barang bekas kemarin. Entah apa yang akan
la beri, yang terpenting ia dapat memberikan sesuatu untuk sang bou. Namun
saat dijalan la bertemu dengan Seorang nenek pengemis, sang pengemis
menodongkan bekas tempat coadah Susu, karena tak tega melihatnya Anggapun
memberikan uang yang akan dipakainya untuk membeli hadiah bual sang ibu...
"Gak papa deh." "Mungkin itu rezekinya sang nenek yang dititipkan aku
Hadiahnya tahun depan aja deh "Maaf dek, panggil orang yang tidak dikenal." lya.
bu," Jawab Angga. "Ibu dengar tadi kamu mau beliin hadiah ya buah Seseorang."
"lya, bu Aku mau beliin hadiah buat ibu." "Kamu mau belun apa memang ?" "Alas
Kakı bu". "Kebutalan Sekali Saya punya banyak alas kaki tidak terpakai dirumah
ada yang masih baru kok pilih aja." " Beneran bu, makasih banyak bu." Dengan
perasaan Sangal bahagia Angga segera pulang kerumahnya ia tidak ingin berlama-
lama untuk memberikan hadiahnya. Dan sini Angga belajar jika kita
mengikhlaskan Sesuatu pasti tuhan akan mengembalikannya dengan cara yang
tidak terduga. Dan Sedekah bukan untuk orang yang mampu Saja tapi pada orang
yang ingin juga...

Anda mungkin juga menyukai