MAKALAH
RATU NAHRISYAH, RATU PERTAMA PEREMPUAN DI
ACEH
Disusun Oleh :
Suhailah Silalahi ( 220190015 )
Segala puji bagi Allah Subhanahu Wa Ta‟ala yang telah menunjukkan kepada
kita semua jalan yang benar. Shalawat dan salamnya penulis haturkan kepada Nabi
pembawa berkah dan penghancur kebatilan, Muhammad Shallallahu Alaihi Wassalam.
Penulis juga sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun
agar tugas ini menjadi lebih baik dan berguna di masa depan.
2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL......................................................................................1
KATA PENGANTAR....................................................................................2
DAFTAR ISI..................................................................................................3
A. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...................................................................................4
B. Rumusan Masalah..............................................................................4
C. Tujuan Penulisan................................................................................5
B. PEMBAHASAN
A. Biografi dan Sosok Ratu Nahrisyah...................................................6
B. Replika Nisan Sang Ratu sebagai ukiran nisan terindah di Asia
Tenggara..............................................................................................7
C. Kelestarian Makam sang ratu dilingkungan masyarakat sebagai
cagar budaya.......................................................................................8
C. PENUTUP
A. Simpulan............................................................................................10
B. Saran..................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mengenang dan mengingat kembali sebuah sejarah tentang seorang ratu yang arif dan
bijaksana yang menuai kisah di Samudera Pasai sebagai bentuk contoh nyata perempuan
Nusantara yang bisa terlibat aktif dalam persoalan ekonomi dan politik dalam
penyebaran islam.Oleh karenanya tidak berlibuhan kalau dia dianggap sebagai “wali”
perempuan Nusantara.
Bersyukur kepada Allah atas nikmat besar dimana kita masih bisa melihat peradaban
sejarah para wali guna untuk mendorong manusia agar meningkatkan kualitas iman
ruhaninya.Bukan sekedar kata-kata,perilaku dan contoh kehidupannya merupakan
pembelajaran yang amat berharga yang semestinya dijadikan teladan bagi para murid-
muridnya atau para simpatisannya.
Kerajaan Samudera Pasai merupakan sebagai saksi bisu bagaimana islam berkembang di
Nusantara,salah satu nya tentang kisah seorang Sultanah Pertama di Aceh dengan
makam yang indah se asia tenggara.
B. Rumusan Masalah
1. Siapakah Sosok Ratu Nahrisyah ?
2. Bagaimana Replika Nisan Sang Ratu yang menjadi ukiran Terindah di
Asia Tenggara?
3. Bagaimana kelestarian makam sang ratu dilingkungan masyarakat sebagai
cagar budaya?
4
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah “Kemalikussalehan”
2. Untuk mengetahui sejarah tentang sososk Ratu Nahrisyah
5
BAB II
PEMBAHASAN
Ratu Nahrisyah dikenal sebagai sosok yang bijak dan arif selama berada di
tampuk kepemimpinan, ia memerintah dengan sifat keibuan dan penuh kasih sayang.
Saat itu, harkat dan martabat perempuan begitu mulia. Selama masa pemerintahan Ratu
Nahrisyah harkat dan martabat perempuan begitu mulia. Banyak perempuan terlibat
aktif dalam penyebaran Islam, beberapa diantaranya menjadi penyiar agama. Jejak
sejarahnya bisa dilihat dari nisannya yang ada di Gampong Beuringin, desa Meunasah
Kuta Krueng, kecamatan Samudera, Aceh Utara,sekitar 18 km sebelah Timur Kota
Lhokseumawe Makam tersebut berada di kompleks II (Kuta Karang), dan tidak jauh
dari makam Sultan Malikussaleh yang terletak di kompleks I makam Raja-Raja
Samudera Pasai.
6
B. Replika Nisan Sang Ratu sebagai ukiran nisan terindah di Asia Tenggara
“Inilah kubur wanita yang bercahaya yang suci, Ratu yang terhorma Almarhumah
yang diampunkan dosanya Nahrasiyah, putri Sulta Zainal Abidin putra Sultan Ahmad
putra Sultan Muhammad putr Sultan Malik As-Shaleh. Kepada mereka itu dicurahkan
rahmat da diampunkan dosanya, mangkat dengan rahmat Allah pada hari Seni 17
Dzulhijah 831 H/ 1428”.
Selain itu dituliskan ayat Kursi, surah Yasin, kalimat Syahada penggalan surah
Ali Imran ayat 18-19 dan surah Al Baqarah ayat 285-286.
7
tersebut disana telah rusak. Dengan arsitek yang memenuhi nisan dengan tulisan, untuk
Asia Tenggara nisan ini merupakan satu-satunya makam dengan corak seperti ini.
Nisan Sultanah Malika Nahrasyiyah sampai saat ini masih utuh dan tidak
mengalami kerusakan sama sekali. Namun disayangkan nisan ayah beliau Sultan Zainal
Abidin telah dirusak oleh pihak- pihak yang tidak bertanggungjawab. Penjaga makam
Sultanah mengaku tidak tahu siapa yang merusaknya.
Menurut sang penjaga makam,kerusakan itu telah lama terjadi sebelum ia lahir.
Dari bentuk kerusakan tersebut bukan karena alam. Ia menduga kerusakan ini adalah
pengaruh bangsa Eropa Belanda yang gemar menghancurkan situs sejarah bangsa yang
ditaklukkannya.
8
syaikh tarekat tertentu seperti tarekat Naqsyabandiyah, tarekat Khalwatiyah, tarekat
Qadariyah, tarekat Syattariyah, dan tarekat Haddadiyah.
Makam Ratu Nahrasiyah dimanfaatkan juga oleh para wisatawan sebagai tempat
kajian sejarah asal mula masuknya Islam di Asia Tenggara. Berdasarkan dokumentasi
yang ada bahwa sebagian besar pengunjung Mancanegara yang datang ke situs makam–
makam ini bertujuan untuk menambah wawasan tentang sejarah masuknya Islam di Asia
Tenggara. Selain pengunjung dari Manca negara, para mahasiswa, pelajar, dosen,
peneliti, serta para peminat sejarah, juga memanfaatkan ke dua situs makam tersebut
untuk keperluan pengembangan wawasan keislaman mereka tentang sejarah Islam di
Samudra Pasai dan Asia Tenggara.
9
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Ratu Nahrasiyah adalah seorang ratu yang di pertuan agung di Samudera pasai.
Beliau adalah keturunan keempat dari sultan Malik As-Shalih, yang bergelar Ra-Baghsa
Khadiyu (Penguasa yang Pemurah). Makamnya adalah makam yang terindah di Asia
Tenggara, dengan dipenuhi kaligrafi Al-Qur;an dan ragam motif hias.
Para pengunjung memanfaatkan situs makam sebagai tempat wisata religi dengan
berbagai tujuan yakni sebagai tempat melepaskan nazar (peulheuh ka-oe), memulai
tarekat (tueng- tarekat), memulai pengajian (peuphon beut), mencari asal muasal
sejarah masuknya Islam di Asia Tenggara. Selain itu, situs ini dapat juga
mendatangkan manfaat secara ekonomi bagi masyarakat setempat. Situs ini sangat
bernilai tinggi bagi masyarakat dan untuk pengembangan ilmu pengetahuan, sehingga
diharapkan kepada semua pihak agar terus menjaga kelestarian situs tersebut sampai
kapanpun.
B. Saran
10
DAFTAR PUSTAKA
11
LAMPIRAN
12