Anda di halaman 1dari 8

REFLEKSI STUDI LAPANGAN PERJALANAN KE MAKAM TGK SYIK DI

TIRO
Adrami Nadia
Universitas jabal ghafur
Adraminadia2706@gmail.com

Abstrak : Artikel ini mendeskripsikan tentang study refleksi lapangan dengan tujuan
untuk mengetahui perjuangan pahlawan nasional Tgk syik di Tiro dari segi keagamaan,
kegigihan Tgk syik di Tiro melawan kolonial Belanda dalam perang sabil dan dalam
bidang Pendidikan.
Kata kunci: perjuangan, pahlawan nasional, Tgk syik di Tiro, kolonial Belanda

Abstract: This article describes a field reflection study with the aim of knowing the struggle

of the national hero Tg Syik Di Tiro from a religious perspective, Tg Syik Di Tiro's

persistence against the Dutch colonialists in the civil war and in the field of education.

Keywords: struggle, national hero, Tgk syik di Tiro, Dutch colonial

PENDAHULUAN
Teungku Cik Di tiro adalah pahlawan yang memimpin perlawanan gerilya Ketika
Belanda tampak akan menaklukkan seluruh Sumatera sampai perbatasan Aceh, para
pedagang Singapura dan Penang berkeberatan bahwa cukai Belanda membatasi
perdagangan mereka, yang bertentangan dengan Perjanjian London.

Belanda terpaksa mengalah karena takut melukai perasaan Inggris. Kebijakan


Inggris terhadap Aceh telah berubah. Ketika persaingan diantara kekuatan-kekuatan
Eropa untuk mendapatkan wilayah jajahan meningkat, maka London mengambil
keputusan bahwa akan lebih baik membiarkan Belanda menguasai Aceh daripada negara
yang lebih kuat seperti Perancis atau Amerika. Hasilnya adalah terwujudnya perjanjian
antara Inggris dan Belanda pada bulan November 1871. Salah satu kesepakatan pada
perjanjian ini bahwa Belanda diberi kebebasan mutlak di Sumatera termasuk Aceh. Pada
awal tahun 1873 konsul Amerika di Singapura mengadakan pembicaraan dengan utusan
Aceh mengenai kemungkinan terwujudnya suatu perjanjian Aceh-Amerika. Belanda
memandang hal ini sebagai alasan untuk melakukan campur tangan; pada bulan Maret
mereka menembak ibu kota Aceh, Banda Aceh (Kutaraja), dan pada bulan April mereka
mendaratkan satu pasukan yang berjumlah 3.000 orang. Akan tetapi pasukan mereka
dipukul mundur oleh pihak Aceh dengan korban jenderalnya dan delapan puluh orang
serdadu. Selanjutnya Belanda lebih agresif melancarkan serangan ke Aceh dan perang
pun telah dimulai. Tak hanya keteguhan hati dan keberanian yang membuat Teungku
Chik di Tiro berhasil melawan penjajah. Faktor penunjang lainnya adalah inspirasi dari
Hikayat Perang Sabil atau Hikayat Prang Sabi.

Menurut Zentgraft, mantan serdadu Belanda yang beralih profesi menjadi


wartawan, karya sastra dari Teuku Chik Pante Kulu ini telah menjadi momok yang
sangat ditakuti Belanda. Menurutnya, belum pernah ada karya sastra di dunia yang
mampu membakar sisi emosional manusia untuk rela berperang dan siap mati, kecuali
Hikayat Perang Sabil.

Syahidnya tgk syik di tiro karena diracun oleh Belanda menarik untuk dikaji
bagaimana perspektif mahasiswa terhadap kepahlawanan Tgk syik di Tiro dan
Keberadaan Situsbersejarah Makam tgk syik di tiro di desa meureu kabupaten Aceh
Besar.
TINJAUAN PUSTAKA
Artikel yang mengangkat tema sejarah telah beberapa kali di lakukan dan di ajukan
sebagai acuan dan telaah dalam penulisan ini. Pustaka yang pertama adalah Pustaka yang
diambil dari Artikel yang berjudul “Teungku Chik di Tiro: Ulama di Balik Perang”.
Pustaka ini secara garis besar menbahas mengenai kegigihan tgk syik di tiro dalam
melawan kolonial belanda dan taktik beliau dalam perang sabil.
Pustaka kedua diambil dari artikel denga judul “Teuku Cik Di Tiro, Pahlawan Aceh
yang Bikin Belanda Kewalahan”artikel ini membahas mengenai bagaimana kehidupan tgk
syik di Tiro di bidang Pendidikan dan perang melawan belanda serta menjelaskan tentang
bagaimana akhir hayat beliau yang syahid karena di racun oleh Belanda

METODE

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian
kualitatif. (Syaodih, 2009) mengemukakan bahwa metode penelitian kualitatif adalah
cara untuk mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktivitas sosial, sikap
kepercayaan, persepsi, pemikiran orang secara indivudual maupun kelompok. Proses
pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan pendekatan studi deskriptif
analitis. (Sugiyono, 2008) mengungkapkan bahwa penelitian kualitatif deskriptif adalah
metode penelitian yang berlandaskan pada keterlibatan secara langsung peneliti untuk
mendapatkan kebenaran dari realitas dalam penelitian, kegiatan ini biasanya digunakan
untuk meneliti pada kondisi objektif yang alamiah dimana peneliti berperan sebagai
instrumen kunci. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan
observasi langsung dan studi dokumenter. Untuk proses analisis data peneliti melakukan
teknik deskripstif kualitatif.

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Perjuangan Tgk Syik di Tiro Dari Segi Keagamaan

Teungku Muhammad Saman atau Chik di Tiro lahir di Tiro, Aceh, pada 1 Januari 1836.
Ia merupakan putra dari Teungku Syekh Ubaidillah. Sedangkan ibunya bernama Siti
Aisyah.  Muhammad Saman besar dan tumbuh dalam keluarga yang religius. Sampai ia
berusia 15 tahun, Saman banyak belajar bersama sang ayah.  Kemudian, ia melanjutkan
pendidikannya bersama sang paman, Teungku Chik Dayah Tjut di Tiro. Setelah belajar dari
beberapa guru, Chik di Tiro berpindah ke Aceh Besar dan menghabiskan waktunya selama
dua tahun di sana. Setelah beberapa tahun menjadi guru, di Tiro menunaikan ibadah haji di
Mekah. Di sana ia memperdalam ilmu agamanya. Tidak lupa, Saman juga menjumpai para
pimpinan Islam di sana sehingga ia mengetahui perjuangan para pemimpin dalam melawan
imperialisme dan kolonialisme. Sesuai dengan ajaran agama yang ia yakini, Saman rela
berkorban harta benda, kedudukan, bahkan nyawanya demi menegakkan agama dan
bangsa.seperti di dalam surat yang di tuliskannya dan ditujukan kepada colonial belanda.
Sebagai seorang terpelajar dan alim yang belajar di Haramain (terutama di Mekkah) sangat
mengerti akan akibat perang yang telah terjadi, dan ia tidak ingin menambah keterpurukan
tersebut.

Isi surat Tgk Chik di Tiro hanya dua poin utama, selain memintaf maaf kepada
dunia telah menyerang Kesultanan Aceh sebagai negara yang berdaulat dan bangsa yang
merdeka, yang masih terikat kerjasama -selain dengan kerajaan Islam di Melayu-
Nusantara- dengan beberapa bangsa lainnya saat itu; Inggris, Amerika, Perancis dan Turki.

Antara tahun 1884-1889 Tgk Chik di Tiro bahkan berulang kali mengirim surat kepada
pemerintahan di Kutaradja. Inti suratnya hampir sama, yaitu menyeru untuk masuk Islam;

“Jika tuan-tuan dengar dan turut [masuk Islam] seperti nasihat kami ini dapat untung
baik, dapat kemegahan, jadi tuan akan menjadi kepala kami dan dapat harta, seperti
mereka yang telah lari ke pihak kami telah memperoleh harta dan hidup dengan senang
dan berjalan tanpa mengikuti perintah orang lain, tenang tidur dan makan tanpa
menghindari mereka atau menyalahkan mereka

Bebas sebagai burung di hutan dan ikan dalam air, dan mendapat sejumlah wanita yang
baik-baik dan tidak bergaul dengan orang lain, semua menurut hukum-hukum Islam.

Permintaan tersebut mengandung 2 makna, yaitu permintaan masuk islam bagi para
colonial belanda atau keluar dari Aceh secara baik – baik.

Kedua pilihan itu untuk mengakhiri invansi Belanda ke Aceh sejak Maret 1873 sampai
tahun 1885 dikuasai tak lebih luas dari kawasan Keraton Sultan (Dalam) dan area Mesjid
Raya, Ulee Lheu dan Neusu.  Singkatnya dapat dikatakan, Krueng Aceh menjadi pembatas
wilayah kekuasaan Belanda dan wilayah “Mujahidin” di Banda Aceh. Walaupun zona
perang lebih luas dari wilayah di atas, sebab Belanda memusatkan pangkalan-pangkalan
perang di setiap kuala-kuala di Aceh untuk memutuskan hubungan diplomasi antara Aceh
dengan pihak luar.

B. Kegigihan Tgk Syik Di Tiro Dalam Perang Sabil

Pada tahun 1886, lebih dari empat kali pos-pos Belanda diserbu pejuang Aceh di
bawah Teungku Chik di Tiro. Setahun kemudian, lebih dari 400 orang pasukan Chik di
Tiro berhasil menembus pertahanan Belanda.

Pejuang Aceh membagi dirinya menjadi beberapa kelompok, melakukan serangan-


serangan ke depan konsenterasi lini, menembaki pos-pos dan melakukan serangan-
serangan sabotase terhadap transportasi Belanda, menyerang patroli, menyabotase jalur
kabel telepon, rel kereta, dan menghancurkan jembatan-jembatan. Kesalahan lain yang
dilakukan Belanda adalah ketidaktahuan mereka akan pengaruh Islam di Aceh. Perang
gerilya tidak mungkin terjadi tanpa bantuan penduduk setempat. Kehidupan perang yang
sebenarnya terletak pada suplai dan dukungan penduduk setempat, yang seringkali
bergantung pada logistik lokal.

Selain tekad dan keberanian, Teungku Chik juga sukses di Tiro melawan para
penyerang. Faktor pendukung lainnya adalah inspirasi dari Hikayat Perang Sabil atau Prang
Sabi Hikayat. Menurut Zentgraft, mantan tentara Belanda yang menjadi jurnalis, karya
sastra Teuku Chik Pante Kulu ini menjadi hama yang sangat ditakuti Belanda. Menurutnya,
belum pernah ada karya sastra di dunia yang mampu mengobarkan sisi emosional manusia
untuk berperang dan mati, kecuali hikayat Perang Sabil.

“Meski ada karya sastrawan Prancis La Marseillaise pada masa Revolusi Prancis dan Akal
Sehat pada masa Perang Kemerdekaan Amerika, namun dua karya sastra ini tidak sebesar
dampak Perang Hikayat Sabil karya Muhammad Pante Kulu,” tulis Zentgraft.

Bagi umat Islam yang tidak berperang, Teungku Chik di Tiro mengumpulkan zakat
untuk mendanai perlawanan umat Islam. Dia juga memberi penghargaan kepada umat
Islam yang berhasil menyita senjata perusahaan. Yang paling penting adalah dia berada di
belakang penyerangan pos militer Belanda. Kontingen Aceh di bawah kepemimpinannya
mendapat pelatihan intensif, dengan menitikberatkan pada senam keagamaan.

Pengaruh tgk syik di Tiro memang tak tertandingi oleh ulama Aceh lainnya.
Sejarawan Anthony Reid menyebutnya sebagai ahli teori dan ahli strategi Perang Suci yang
cerdas. Sementara itu, Zentgraaff menyebutnya sebagai penyelenggara Perang Suci. Ia
merasa himbauan tgk syik di Tiro berdampak besar bagi masyarakat Aceh.
KESIMPULAN
Teungku Chik di Tiro Muhammad Saman adalah ulama cerdas yang tak bisa
dibohongi oleh retorika dan muslihat kata-kata pejabat Belanda. Ia bukan saja ulama
yang disegani, tetapi juga arsitek jihad fi sabilillah di Aceh. Teungku Chik di Tiro
adalah tokoh yang kembali menggairahkan Perang Aceh pada tahun 1881 setelah
menurunnya aktivitas penyerangan terhadap Belanda.
Tgk syik di Tiro wafat karena siasat liuk dari belanda yaitu diracun oleh Belanda,
beliau dimakamkan di kompleks makam keluarga di desa Meureu Ulee Titi kecamatan
Indrapuri kabupaten Aceh BesarRefleksi perjalanan ke makam tgk syik di Tiro selain
untuk mengenang kepahlawanan beliau, juga menjadi sumber pembelajaran dan
membangkitkan semangat kebangsaan bagi penziarah.
DAFTAR PUSTAKA
jejakislam1. (2020, March 25). Teungku Chik di Tiro: Ulama di Balik Perang -7 (Habis).

Jejak Islam Untuk Bangsa. https://jejakislam.net/teungku-chik-di-tiro-ulama-di-balik-

perang-7-habis/

Teuku Cik Di Tiro, Pahlawan Aceh yang Bikin Belanda Kewalahan. (n.d.). Retrieved

December 2, 2022, from https://daerah.sindonews.com/berita/1254514/29/teuku-cik-di-tiro-

pahlawan-aceh-yang-bikin-belanda-kewalahan?showpage=all

Teungku Chik di Tiro. (n.d.). Retrieved December 2, 2022, from

http://p2k.unkris.ac.id/id3/1-3065-2962/Teungku-Chik-Di-Tiro_43504_unkris_p2k-

unkris.html

Teungku Chik di Tiro ~ P2K.UTN.AC.ID ~ BUKU ENSIKLOPEDI ONLINE. (n.d.).

Retrieved

December2,2022,fromhttps://p2k.utn.ac.id/ind/230772966/TeungkuChikDiTiro_43504_ut

n_p2k-utn.html

Teungku Chik di Tiro: Kehidupan, Perjuangan, dan Akhir Hidup Halaman all—

Kompas.com. (n.d.).RetrievedDecember2,2022,fromhttps://www.kompas.com/stori/read/

2021/05/28/190710279/teungku-chik-di-tiro-kehidupan-perjuangan-dan-akhir-hidup?

page=all

Anda mungkin juga menyukai