Oksigen adalah kebutuhan dasar manusia dan diperlukan untuk kehidupan. Perawat sering menghadapi
klien yang tidak mampu secara mandiri memenuhi kebutuhan oksigen mereka. Untuk membantu klien
dalam memenuhi kebutuhan ini, perawat dapat melakukan berbagai prosedur yang akan dijelaskan
kemudian. Setiap prosedur dapat dilakukan tunggal (tersendiri) atau dalam kombinasi untuk mencapai
sasaran perbaikan oksigenasi.
PROSEDUR
Penggunaan Kanula Nasal
Kanula nasal merupakan alat sederhana yang dapat dimasukkan ke dalam lubang hidung untuk
memberikan oksigen dan yang memungkinkan klien untuk bernapas melalui mulut atau hidungnya. Alat ini
tersedia untuk semua kelompok usia dan cocok untuk penggunaan jangka panjang maupun pendek di
rumah sakit atau di rumah.
Tujuan :
Secara umum tindakan ini bertujuan untuk mengatasi hipoksia yaitu dengan memberikan oksigen
tambahan pada klien untuk memudahkan oksigenasi jaringan yang adekuat. Perkiraan persentase oksigen
yang diberikan melalui kanula adalah sbb :
Klien yang memerlukan oksigen dosis rendah dalam konsentrasi yang konstan dengan pola napas
bervariasi, lebih baik menggunakan masker venturi daripada kanula nasal.
Kriteria Hasil :
Klien akan :
Mendapatkan dan memelihara jalan napas atas yang dibuktikan oleh frekuensi pernapasan 14 – 20 kali
per menit (atau dalam normal klien), disertai jalan napas atas bersih dan tidak ada penumpukan sekresi
oral.
Dokumentasi Sampel :
Nama
TANGGAL WAKTU CATATAN PERAWAT
Perawat
Persiapan alat :
❖ Tabung oksigen
❖ Jeli pelumas
❖ Sarung tangan tidak steril
❖ Kasa/kapas
❖ Kanula nasal/masker wajah
❖ Humidifier (tabung pelembab) berisi air steril
❖ Flow meter
❖ Tanda ”DILARANG MEROKOK”
❖ Alat tulis, kertas dokumentasi
Persiapan Klien :
1. Berikan penjelasan pada klien tentang tujuan tindakan.
2. Posisi diatur senyaman mungkin.
Pelaksanaan :
1 Cuci tangan.
2 Bawa alat ke dekat klien.
Memastikan volume air steril dalam humidifier sesuai ketentuan,
3 tambahkan air suling jika diperlukan, atau buang isi tabung dari
kemasan dan sekrup penutup atas tabung.
4 Sambungkan humidifier ke flow meter.
5 Menghubungkan selang dari kanula nasal ke tabung pelembab.
6 Sambungkan humidifier pada selang yang disambungkan ke kanula
atau masker..
7 Memeriksa apakah oksigen keluar dari kanula atau masker.
8 Menetapkan kadar oksigen sesuai indikasi )*.
9 Gunakan sarung tangan.
10 Kanula
11 Bersihkan sekresi lubang hidung dengan bola kapas lembab.
Pasang kanula hidung yang bercabang ke dalam lubang hidung
12
klien..
13 Selipkan selang mengitari telinga klien dan dagu bagian bawah.
Kapas atau kasa di antara selang dan telinga dapat menambah
kenyamanan.
Kencangkan selang untuk mengamankan kanula, tetapi yakinkan
14
klien mearasa nyaman.
15 Masker
16 Pasang masker di atas hidung, mulut dan dagu.
Letakkan masker sesuai dengan strip logam pada batang hidung
17
masker sehingga pas dengan batang hidung klien.
18 Tarik pita elastis mengitari bagian belakang kepala atau leher.
19 Tarik pita pada sisi masker untuk mengencangkan.
20 Mengkaji kondisi klien secara teratur.
Pindahkan/lepaskan kanula setiap 4 sampai 8 jam untuk mengkaji
kulit dan oleskan jeli pada lubang hidung dan bersihkan sekret.
21
Lepaskan masker setiap 4 sampai 8 jam, usap embun yang
terakumulasi dan kaji kulit dibwahnya.
Posisikan klien agar nyaman dengan meninggikan kepala tempat
22
tidur.
23 Buang atau simpan peralatan dengan tepat.
Meletakkan tanda ”DILARANG MEROKOK” pada tanda yang jelas
24
terlihat.
Evaluasi
25
Validasi perasaan klien
26 Cuci tangan.
Dokumentasi
27 Catat hasil dan respon klien pada proses keperawatan.
28 Cantumkan nama perawat yang melakukan tindakan.
1 = dilakukan
2 = tidak dilakukan
3 = dilakukan tapi perlu latihan
PROSEDUR
Penggunaan Kateter Orofaring
Alat ini adalah alternatif lain dalam memenuhi kebutuhan oksigenasi. Pemberian oksigen melalui kateter
orofaring dilakukan dengan kateter 8 – 10 Fr untuk anak-anak, 10 – 14 Fr untuk dewasa wanita, dan 12 –
14 Fr untuk dewasa pria.
Persiapan alat :
❖ Tabung oksigen
❖ Flowmeter
❖ Humidifier berisi air steril
❖ Kateter orofaring sesuai ukuran
❖ Konektor
1
❖ Spatel lidah
❖ Kasa
❖ Pelumas (lubricant)
❖ Senter
❖ Plester
❖ Tanda ”dilarang merokok”
Persiapan Klien :
2
3. Berikan penjelasan pada klien tentang tujuan tindakan.
4. Posisi diatur senyaman mungkin.
Pelaksanaan :
3 Cuci tangan.
4 Jelaskan tujuan pemberian oksigen dengan kateter.
5 Bawa alat ke dekat klien.
Mengubungkan flowmeter ke humidifier dan kateter dihubungkan
6
dengan menggunakan konektor.
7 Mengukur panjangnya kateter yang akan dimasukkan.
8 Memasukkan kateter orofaring dengan cara :
- olesi kateter dengan cairan pelumas
- beri oksigen 2 – 3 liter/mnt.
- Sandarkan kepala klien ke belakang
- Masukkan kateter mengikuti dasar lubang hidung
- Lihat posisi kateter di orofaring dengan senter
9 Menetapkan kadar oksigen sesuai indikasi.
10 Memfiksasi kateter pada hidung.
Kewaspadaan :
Observasi apakah :
- kateter tidak tersumbat
11
- orofaring teriritasi
- tabung pelembab kurang cukup berisi air
- oksigen tidak mencukupi
12 Evaluasi respon klien.
Memasang tanda ”dilarang merokok” pada lokasi yang mudah
13
terlihat.
14 Bersihkan dan rapikan alat pada tempatnya semula.
15 Cuci tangan.
Mendokumentasiman prosedur dalam catatan klien : waktu
16 pemberian, aliran kecepatan oksigen, rute pemberian, respon klien,
nama perawat.
1 = dilakukan
2 = tidak dilakukan
3 = dilakukan tapi perlu latihan
PROSEDUR
Latihan Pernapasan
Latihan pernapasan merupakan teknik yang digunakan untuk mengkompensasi kekurangan pernapasan
dengan meningkatkan efisiensi pernapasan. Latihan dilakukan untuk menyimpan energi melalui
pernapasan terkendali.
Tindakan ini dilakukan dengan tujuan untuk merelaksasi otot dan memulihkan kecemasan,
mengurangi kegiatan otot pernapasan yang tidak terkoordinasi, menurunkan beban kerja pernapasan.
1 = dilakukan
2 = tidak dilakukan
3 = dilakukan tapi perlu latihan
1 = dilakukan
2 = tidak dilakukan
3 = dilakukan tapi perlu latihan
FISIOTERAPI DADA
Perkusi dan vibrasi adalah teknik yang dilakukan secara manual untuk melepaskan lender dan
meningkatkan pengaliran mucus serta secret dari paru-paru pada klien dengan masalah-masalah paru-
paru tertentu. Perkusi yaitu pergerakan yang ditimbulkan melalui ketukan pada dinding dada dalam irama
yang teratur dengan menggunakan telapak tangan yang dibentuk seperti mangkuk. Pergelangan tangan
dalam posisi fleksi dan ekstensi selama selama pengetukan. Vibrasi adalah teknik kompresi manual dan
getaran pada dinding dada selama fase ekspirasi.
Tujuan :
Untuk melepaskan mucus atau lender dari bronkiolus dan bronkus serta mengalirkan secret. Tindakan ini
dilakukan pada klien dengan gangguan paru-paru yang menunjukkan peningkatan produksi lendiri
(bronkiektasis, emfisema, fibrosis kistik dan bronchitis kronis).
Konraindikasi :
Pada klien yang mengalami abses paru atau tumor, pneumotoraks, penyakit-penyakit pada dinding dada,
kondisi nyeri dada dan tuberkulosis.
Pengkajian
Pengkajian harus berfokus pada :
- Bunyi napas bilateral
- Frekuensi dan karakter pernapasan
- Program medik mengenai pembatasan aktivitas/posisi
- Toleransi terhadap fisioterapi sebelumnya
- Radiografi dada saat ini
Kriteria Hasil :
Klien akan :
Berventilasi dengan jalan napas bersih, yang dibuktikan dengan frekuensi pernapasan klien dalam batas
normal dan bunyi napas pada semua lobus bersih.
Dokumentasi Sampel
Nama
TANGGAL WAKTU CATATAN PERAWAT
Perawat
PROSEDUR
Pengisapan Lendir/Sekret
Pengisapan lendir adalah suatu metode untuk mengeluarkan lender atau secret dari jalan napas.
Pengisapan ini biasa dilakukan melalui mulut, nasofaring atau trakea. Prosedur ini bertujuan untuk
mempertahankan kepatenana jalan napas dengan menjaga kelancaran dan membebaskan jalan napas
dari secret/lender yang menumpuk.
Pengisapan nasotrakea meliputi pemasangan slang karet kecil ke dalam hidung klien dan terus ke
trakea. Tujuan prosedur ini adalah menghilangkan sekret dari jalan napas klien dan untuk merangsang
klien batuk dalam. Sekret yang tidak hilang dari jalan napas eningkatkan risiko infeksi klien dan/atau
kegagalan pernapasan.
Prosedur ini dikontraindikasikan pada klien yang mengalami kelainan yang dapat menimbulkan
spasme laring (terutama sebagai akibat pengisapan melalui trakea) gangguan peradarahan, edema laring,
varises esophagus, pembedahan trakea, pembedahan gaster dengan anastomosis dan infark miokard.
Format Pengisapan Sekret/lendir
Persiapan Alat :
Mesin pengisapan dan set pelengkap
Kateter pengisap ukuran 14 F (dilengkapi dengan alat
penutup/pembuka)
Wadah steril (t.u untuk pengisapan melalui trakea dan trakeostomi)
Air steril
Pelumas (biasanya KY Jelly)
1
Tisu/lap pengering
Handuk steril
Sarung tangan steril (untuk pengisapan melalui trakea dan
trakeostomi)
Botol penampung
Manometer untuk mengukur jumlah daya isap
Spatel lidah (jika perlu)
Set oksigen
2 Cuci tangan.
Jelaskan prosedur kepada klien atau keluarga (jika klien tidak
3
sadar).
4 Ukur tanda vital
5 Periksa fungsi mesin pengisap.
6 Posisikan klien semi fowler atau fowler.
7 Berikan oksigen sebelum melakukan pengisapan
Hidupkan sumber pengisap dan tempatkan ujung jari di ujung selang
8
yang disambungkan.
Pakai sarung tangan dan memberi pelumas pada kateter. Dengan
9 pengisap tidak mengisap, masukkan kateter perlahan-lahan sampai
ke faring, laring. Pengisap mengisap, keluarkan kateter dengan
gerakan memutar. Lama pengisapan 10 – 15 detik, berikan istirahat.
10 Berikan oksigen setelah melakukan pengisapan.
11 Nilai kembali kondisi klinis klien
12 Cuci tangan.
13 Dokumentasikan prosedur dan respon klien dalam catatan klien.
1 = dilakukan
2 = tidak dilakukan
3 = dilakukan tapi perlu latihan