Disusun oleh :
S1 AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS TIDAR
Jl. Kapten Suparman No. 39, Tuguran, Potrobangsan, Kec. Magelang Utara, Kota Magelang,
Jawa Tengah 56116
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT atas berkah dan limpahan
rahmatNya, penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Perhitungan Harga Pokok
Produk Berbasis Aktivitas Pada UMKM Criping Singkong Garuda Temanggung” untuk
memenuhi tugas mata kuliah Akuntansi Biaya.
Dalam penulisan makalah ini penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang
telah membantu dan berpartisipasi dalam proses penyusunan makalah ini, khususnya kepada Ibu.
Endang Kartini Panggiarti, S.E., M.Si. selaku dosen pengampu mata kuliah Akuntansi Biaya.
Melalui tugas yang diberikan ini dapat menambah wawasan, pengetahuan, serta pemahaman
secara mendalam mengenai materi dan penerapan Perhitungan Harga Pokok Produksi Berbasis
Aktivitas. Selain itu, penulis juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
UMKM Criping Singkong Garuda Temanggung yang telah bersedia menjadi narasumber dan
memberikan informasi yang sangat bermanfaat dalam membantu penyelesaian tugas makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih terdapat kesalahan baik dari
penyusunan maupun tata Bahasa. Oleh karena itu, kami menerima dan menghargai atas segala
kritik dan saran yang membangun dengan menyempurnakan makalah ini.Semoga makalah ini
dapat memberikan manfaat bagi penulis maupun pembaca.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................................................... ii
DAFTAR TABEL ................................................................................................................................ iii
BAB I .............................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN ........................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .............................................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................................................ 2
1.3 Tujuan ........................................................................................................................................... 2
BAB II ............................................................................................................................................... 3
HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................................................................... 3
BAB III .............................................................................................................................................. 6
KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................................................................... 6
3.1 Kesimpulan ................................................................................................................................... 6
3.2 Saran ............................................................................................................................................. 6
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
ii
DAFTAR TABEL
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
memiliki hasil penjualan tahunan dari Rp 300.000.000 hingga maksimum Rp
2.500.000.000.
2. Usaha Kecil
Usaha kecil dengan nilai aset lebih dari Rp. 50.000.000 sampai yaitu suatu usaha yang
asetnya (tidak termasuk tanah dan bangunan) bernilai kurang dari Rp 600.000.000.
Sedangkan departemen Perdagangan mendefinisikan usaha kecil sebagai usaha yang
modal kerjanya kurang dari Rp 25.000.000
3. Usaha Menengah
Usaha menengah adalah perusahaan dengan nilai kekayaan bersih lebih dari
Rp.500.000.000 hingga paling banyak Rp.100.000.000.000 hasil penjualan tahunan di
atas Rp.2.500.000.000.000 miliar sampai paling tinggi Rp 50.000.000.000.
UMKM sendiri telah merebak di berbagai sektor di Indonesia tak terkecuali di sektor
makanan.Salah satu UMKM yang ada di Temanggung adalah UMKM Criping Singkong
Garuda. UMKM ini memproduksi criping singkong yang telah dijual hingga ke luar kota.
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui perhitungan harga pokok produksi yang diterapkan dalam UMKM
Criping Singkong Garuda Temanggung.
2. Untuk memahami Berapa BOP pada UMKM Criping Singkong Garuda Temanggung.
3. Untuk mengetahui perhitungan harga pokok berbasis aktivitas apabila diterapkan dalam
UMKM Criping Singkong Garuda Temanggung.
4. Untuk mengetahui kelebihan dan manfaat perhitungan harga pokok produksi berbasis
aktivitas.
2
BAB II
UMKM Garuda merupakan salah satu UMKM yang berlokasi di Dusun Kintelan, Desa
Danupayan, Kecamatan Bulu, Temanggung. UMKM Garuda ini bergerak di bidang industri
makanan ringan dengan produk unggulannya yaitu Criping Singkong. Dalam satu bulan UMKM
ini dapat menghasilkan rata-rata 8.400 kemasan Criping Singkong yang dijual untuk memenuhi
permintaan pasar di daerah Temanggung, Magelang, Yogyakarta, dan sekitarnya.
Perhitungan Harga Pokok Produksi merupakan salah satu faktor penting yang harus
diperhatikan oleh UMKM karena perhitungan HPP menjadi dasar dalam menentukan harga jual
dan memberikan informasi yang sangat penting untuk mengetahui laba yang diinginkan
perusahaan (Martini, R., Mariskha, 2019). Dengan mempertimbangkan perhitungan HPP yang
baik akan sangat membantu dalam mengembangkan UMKM lokal. Dalam UMKM Garuda
perhitungan Harga Pokok Produk masih masih menggunakan cara sederhana. dengan
menjumlahkan semua jenis-jenis biaya produksi. Jenis-jenis biaya produksi yang dikeluarkan
UMKM Garuda yaitu biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik.
Adapun ringkasan biaya tersebut sebagai berikut.
Tabel 1. Data jenis biaya produksi
3
Perhitungan harga pokok produksi yang dilakukan UMKM dengan metode sederhana
adalah sebagai berikut.
Tabel 3. Perhitungan harga pokok produksi berdasarkan perhitungan UMKM
No Keterangan Total
1. Biaya Bahan Baku Rp. 24.704.000
2. Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp. 3.840.000
3. Biaya Overhead Pabrik :
1. Biaya Penyusutan dan Pemeliharaan mesin Rp. 600.000
2. Biaya Listrik dan Air Rp. 60.000
3. Biaya Pengecekan Rp. 20.000
TOTAL BIAYA Rp 29.224.000
Unit yang diproduksi 8.400
Harga Pokok Produksi Rp 3.479,04
Dalam perhitungan Harga Pokok Produk terdapat beberapa metode, salah satunya ialah
metode Activity Based Costing (ABC). Metode ABC sebagai alternatif lain yang dapat
digunakan selain metode biaya tradisional karena dinilai lebih akurat. Oleh itu dalam
pembahasan ini penulis akan menerapkan metode perhitungan harga pokok produksi berbasis
aktivitas pada UMKM Garuda. Adapun cara perhitungan harga pokok produksi berbasis aktivitas
pada UMKM Garuda yaitu sebagai berikut.
Tabel 4. Data biaya overhead pabrik
No Keterangan Total
1. Biaya Penyusutan dan Pemeliharaan Mesin Rp. 600.000
2. Biaya Listrik dan Air Rp. 60.000
3. Biaya Pengecekan Rp. 20.000
Total BOP Rp. 680.000
Tabel 5. Perhitungan harga pokok produksi berbasis aktivitas
4
Biaya Pengecekan Rp 15.000
Total Biaya Produksi Rp 31.705.250
Jumlah Produksi 8.400 bungkus
Harga Pokok Per Bungkus Rp 3.774,43
Berdasarkan perhitungan harga pokok produksi UMKM Criping Singkong Garuda dalam
menentukan harga pokok produksinya UMKM Garuda masih menggunakan sistem tradisional.
Oleh karena itu, tentunya terdapat perbedaan hasil antara perhitungan harga pokok produksi
menurut perhitungan UMKM Garuda sendiri dengan perhitungan HPP berbasis aktivitas.
Adapun perbedaan hasilnya dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut.
Tabel 6. Hasil
Keterangan Jumlah
Harga Pokok Menurut Perhitungan UMKM Rp 3.479,04
5
BAB III
3.1 Kesimpulan
Umkm Criping Singkong Garuda masih menggunakan perhitungan HPP sederhana, dan
setelah kami lakukan perhitungan HPP berbasis aktivitas dapat diketahui perbandingannya.
Pada hasil penelitian, hasil harga pokok produksi dengan metode Activity Based Costing akan
menunjukkan nominal yang lebih besar dibandingkan dengan perhitungan perusahaan. Namun
disamping itu, menggunakan metode Activity Based Costing dihitung dengan beberapa cost
driver sehingga hasil perhitungan harga pokonya lebih akurat dan mendetail, dengan
mengklasifikasikan konsumsi masing-masing produk. Oleh karena itu, untuk menentukan suatu
harga pokok produksi sangat penting, akan lebih efisien dengan menggunakan metode Activity
Based Costing karena pengambilan keputusan yang dilakukan oleh pihak pengelola akan selalu
ditingkatkan untuk pengelolaan yang lebih baik.
3.2 Saran
Dalam menghitung harga pokok produksi, selain menggunakan metode sederhana yang
telah diterapkan UMKM, sebaiknya UMKM Garuda juga melakukan evaluasi perhitungan harga
pokok produksi menggunakan metode Activity Based Costing. Meskipun perhitungan harga
pokok produksi menggunakan metode sederhana juga telah memberikan keuntungan akan
dengan mempertimbangkan perhitungan harga pokok produksi berbasis aktivitas yang dinilai
lebih akurat juga dapat membantu UMKM memaksimalkan peluang keuntungan dan membantu
mengembangkan perekonomian.
6
DAFTAR PUSTAKA
Aladin, Monicha S.C, S. (2021). Penerapan Metode Activity Based Costing Dalam Penetapan
Harga Jual Produk. Jurnal Ekonomi, Bisnis, Akuntansi Dan Sistem Informasi
(EKSISTANSI).
Faradiba, N & Suherman, A. (2021). ). Activity Based Costing Dalam Penentuan Harga Pokok
Produksi. JURNAL AKUNTANSI DAN BISNIS. Jurnal.Um-Palembang.Ac.Id.
Fauzan, R. (2020). Pengambilan Keputusan Strategis dalam Penentuan Harga Jual Produk
Dengan Menggunakan Pendekatan Activity Based Costing. Studi Kasus UMKM Tia
Konveksi. Jurnal Profita Akuntansi Dan Bisnis, 11.
Martini, R., Mariskha, Z. (2019). Model Kalkulasi Biaya Produksi dalam Penetapan Harga
Pasar Kain Songket. Snaptekmas.
Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah.Pengertian usaha mikro.Menteri Keuangan No.40 / KMK.O6 / 2010 Jakarta.
(n.d.).
(Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil Dan
Menengah.Pengertian Usaha Mikro.Menteri Keuangan No.40 / KMK.O6 / 2010 Jakarta,
n.d.)
LAMPIRAN