Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUK BERBASIS AKTIVITAS


PADA UMKM CRIPING SINGKONG GARUDA

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Project Based Learning (PjBL)


Mata Kuliah Akuntansi Biaya
Dosen pengampu : Endang Kartini Panggiarti, S.E., M.Si.

Disusun oleh :

1. Sulung Pratiwi R. (2210104018)


2. Nimas Ajeng R. (2220104083)
3. Lutfitriana Budiastuti (2220104098)
4. Sinta Latifah H. (2240104138)
5. Esa Putri Maharani (2240104163)

S1 AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS TIDAR

Jl. Kapten Suparman No. 39, Tuguran, Potrobangsan, Kec. Magelang Utara, Kota Magelang,
Jawa Tengah 56116

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT atas berkah dan limpahan
rahmatNya, penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Perhitungan Harga Pokok
Produk Berbasis Aktivitas Pada UMKM Criping Singkong Garuda Temanggung” untuk
memenuhi tugas mata kuliah Akuntansi Biaya.

Dalam penulisan makalah ini penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang
telah membantu dan berpartisipasi dalam proses penyusunan makalah ini, khususnya kepada Ibu.
Endang Kartini Panggiarti, S.E., M.Si. selaku dosen pengampu mata kuliah Akuntansi Biaya.
Melalui tugas yang diberikan ini dapat menambah wawasan, pengetahuan, serta pemahaman
secara mendalam mengenai materi dan penerapan Perhitungan Harga Pokok Produksi Berbasis
Aktivitas. Selain itu, penulis juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
UMKM Criping Singkong Garuda Temanggung yang telah bersedia menjadi narasumber dan
memberikan informasi yang sangat bermanfaat dalam membantu penyelesaian tugas makalah ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih terdapat kesalahan baik dari
penyusunan maupun tata Bahasa. Oleh karena itu, kami menerima dan menghargai atas segala
kritik dan saran yang membangun dengan menyempurnakan makalah ini.Semoga makalah ini
dapat memberikan manfaat bagi penulis maupun pembaca.

Magelang, 22 Mei 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................................................... ii
DAFTAR TABEL ................................................................................................................................ iii
BAB I .............................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN ........................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .............................................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................................................ 2
1.3 Tujuan ........................................................................................................................................... 2
BAB II ............................................................................................................................................... 3
HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................................................................... 3
BAB III .............................................................................................................................................. 6
KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................................................................... 6
3.1 Kesimpulan ................................................................................................................................... 6
3.2 Saran ............................................................................................................................................. 6
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

ii
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Data jenis biaya produksi................................................................................................................ 3


Tabel 2. Data biaya overhead pabrik ............................................................................................................ 3
Tabel 3. Perhitungan harga pokok produksi berdasarkan perhitungan UMKM .......................................... 4
Tabel 4. Data biaya overhead pabrik ............................................................................................................ 4
Tabel 5. Perhitungan harga pokok produksi berbasis aktivitas.................................................................... 4
Tabel 6. Hasil ................................................................................................................................................ 5

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Akuntansi Biaya adalah salah satu bagian dari akuntansi yang menjurus kepada
mengidentifikasi biaya – biaya yang digunakan untuk membuat suatu produk. Proses
akuntansi biaya sendiri diawali dengan input yang berisi data biaya dan yang selanjutnya
adalah proses yang berisikan pengolahan biaya, analisis dan sebagainya serta yang terakhir
adalah output yang berisikan harga pokok. Akuntansi biaya ini digunakan untuk
mengidentifikasi biaya sehingga dalam suatu pabrik atau rumah usaha, akuntansi biaya
memiliki peran dalam mencari harga pokok ataupun harga jual produk yang ada pada pabrik
atau rumah usaha tersebut. Selain itu akuntansi biaya juga digunakan untuk meminimalisir
terjadinya kerugian dan hal – hal yang tidak diinginkan dan digunakan untuk melakukan
manajemen resiko pabrik atau rumah usaha tersebut. Di dalam Akuntansi Biaya terdapat
perhitungan harga pokok berbasis aktivitas (Activity Based Costing)
Perhitungan harga pokok berbasis aktivitas (Activity Based Costing) adalah
perhitungan untuk menghasilkan suatu produk dengan membebankan seluruh biaya sumber
daya ke dalam aktivitas perusahaan. Perhitungan harga pokok berbasis aktivitas sering juga
disebut sebagai perhitungan harga pokok proses. Perhitungan menggunakan harga pokok
berbasis aktivitas dinilai lebih terperinci dibanding dengan perhitungan harga pokok berbasis
volume. Dengan Adanya perhitungan harga pokok berbasis aktivitas ini bertujuan untuk
menentukan harga jual dan memberikan informasi yang digunakan untuk mengetahui laba
diterima oleh perusahaan. Salah satu yang melakukan perhitungan harga pokok berbasis
aktivitas adalah UMKM.
Menurut (Tambunan, 2011) Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah UMKM adalah unit
usaha produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau Badan
Usaha di semua sektor ekonomi. definisi UMKM diatur berdasarkan Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah.
Definisi menurut UU No. 20 Tahun 2008 tersebut adalah sebagai berikut :
1. Usaha Mikro
Usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha perorangan yang
memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang- Undang ini. dengan
paling banyak aset Rp 500.000.000 tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha

1
memiliki hasil penjualan tahunan dari Rp 300.000.000 hingga maksimum Rp
2.500.000.000.
2. Usaha Kecil
Usaha kecil dengan nilai aset lebih dari Rp. 50.000.000 sampai yaitu suatu usaha yang
asetnya (tidak termasuk tanah dan bangunan) bernilai kurang dari Rp 600.000.000.
Sedangkan departemen Perdagangan mendefinisikan usaha kecil sebagai usaha yang
modal kerjanya kurang dari Rp 25.000.000
3. Usaha Menengah
Usaha menengah adalah perusahaan dengan nilai kekayaan bersih lebih dari
Rp.500.000.000 hingga paling banyak Rp.100.000.000.000 hasil penjualan tahunan di
atas Rp.2.500.000.000.000 miliar sampai paling tinggi Rp 50.000.000.000.

UMKM sendiri telah merebak di berbagai sektor di Indonesia tak terkecuali di sektor
makanan.Salah satu UMKM yang ada di Temanggung adalah UMKM Criping Singkong
Garuda. UMKM ini memproduksi criping singkong yang telah dijual hingga ke luar kota.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana perhitungan harga pokok produksi di UMKM Criping Singkong Garuda
Temanggung ?
2. Bagaimana Perhitungan Biaya Overhead Pabrik dalam UMKM Criping Singkong Garuda
Temanggung?
3. Bagaimana perhitungan harga pokok produksi berbasis aktivitas pada UMKM Criping
Singkong Garuda Temanggung?
4. Apakah perhitungan harga pokok berbasis aktivitas dapat berguna di UMKM Criping
Singkong Garuda Temanggung?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui perhitungan harga pokok produksi yang diterapkan dalam UMKM
Criping Singkong Garuda Temanggung.
2. Untuk memahami Berapa BOP pada UMKM Criping Singkong Garuda Temanggung.
3. Untuk mengetahui perhitungan harga pokok berbasis aktivitas apabila diterapkan dalam
UMKM Criping Singkong Garuda Temanggung.
4. Untuk mengetahui kelebihan dan manfaat perhitungan harga pokok produksi berbasis
aktivitas.

2
BAB II

HASIL DAN PEMBAHASAN

UMKM Garuda merupakan salah satu UMKM yang berlokasi di Dusun Kintelan, Desa
Danupayan, Kecamatan Bulu, Temanggung. UMKM Garuda ini bergerak di bidang industri
makanan ringan dengan produk unggulannya yaitu Criping Singkong. Dalam satu bulan UMKM
ini dapat menghasilkan rata-rata 8.400 kemasan Criping Singkong yang dijual untuk memenuhi
permintaan pasar di daerah Temanggung, Magelang, Yogyakarta, dan sekitarnya.

Perhitungan Harga Pokok Produksi merupakan salah satu faktor penting yang harus
diperhatikan oleh UMKM karena perhitungan HPP menjadi dasar dalam menentukan harga jual
dan memberikan informasi yang sangat penting untuk mengetahui laba yang diinginkan
perusahaan (Martini, R., Mariskha, 2019). Dengan mempertimbangkan perhitungan HPP yang
baik akan sangat membantu dalam mengembangkan UMKM lokal. Dalam UMKM Garuda
perhitungan Harga Pokok Produk masih masih menggunakan cara sederhana. dengan
menjumlahkan semua jenis-jenis biaya produksi. Jenis-jenis biaya produksi yang dikeluarkan
UMKM Garuda yaitu biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik.
Adapun ringkasan biaya tersebut sebagai berikut.
Tabel 1. Data jenis biaya produksi

Nama Biaya Jumlah


Biaya Bahan Baku Rp 24.704.000
Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp 3.840.000

Tabel 2. Data biaya overhead pabrik


No Keterangan Total
1. Biaya Penyusutan dan Pemeliharaan Mesin Rp. 600.000
2. Biaya Listrik dan Air Rp. 60.000
3. Biaya Pengecekan Rp. 20.000
Total BOP Rp. 680.000

3
Perhitungan harga pokok produksi yang dilakukan UMKM dengan metode sederhana
adalah sebagai berikut.
Tabel 3. Perhitungan harga pokok produksi berdasarkan perhitungan UMKM
No Keterangan Total
1. Biaya Bahan Baku Rp. 24.704.000
2. Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp. 3.840.000
3. Biaya Overhead Pabrik :
1. Biaya Penyusutan dan Pemeliharaan mesin Rp. 600.000
2. Biaya Listrik dan Air Rp. 60.000
3. Biaya Pengecekan Rp. 20.000
TOTAL BIAYA Rp 29.224.000
Unit yang diproduksi 8.400
Harga Pokok Produksi Rp 3.479,04

Dalam perhitungan Harga Pokok Produk terdapat beberapa metode, salah satunya ialah
metode Activity Based Costing (ABC). Metode ABC sebagai alternatif lain yang dapat
digunakan selain metode biaya tradisional karena dinilai lebih akurat. Oleh itu dalam
pembahasan ini penulis akan menerapkan metode perhitungan harga pokok produksi berbasis
aktivitas pada UMKM Garuda. Adapun cara perhitungan harga pokok produksi berbasis aktivitas
pada UMKM Garuda yaitu sebagai berikut.
Tabel 4. Data biaya overhead pabrik

No Keterangan Total
1. Biaya Penyusutan dan Pemeliharaan Mesin Rp. 600.000
2. Biaya Listrik dan Air Rp. 60.000
3. Biaya Pengecekan Rp. 20.000
Total BOP Rp. 680.000
Tabel 5. Perhitungan harga pokok produksi berbasis aktivitas

Nama Biaya Jumlah


Biaya Bahan Baku Langsung Rp 24.704.000
Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp 3.840.000
Biaya Overhead Pabrik
Biaya Penyusutan dan Pemeliharaan Mesin
= 8.400 × 0,7 × Rp 520 Rp 3.057.000
Listrik dan Air
= 8.400 × 0,017 × Rp 625 Rp 89.250

4
Biaya Pengecekan Rp 15.000
Total Biaya Produksi Rp 31.705.250
Jumlah Produksi 8.400 bungkus
Harga Pokok Per Bungkus Rp 3.774,43

Berdasarkan perhitungan harga pokok produksi UMKM Criping Singkong Garuda dalam
menentukan harga pokok produksinya UMKM Garuda masih menggunakan sistem tradisional.
Oleh karena itu, tentunya terdapat perbedaan hasil antara perhitungan harga pokok produksi
menurut perhitungan UMKM Garuda sendiri dengan perhitungan HPP berbasis aktivitas.
Adapun perbedaan hasilnya dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut.
Tabel 6. Hasil

Keterangan Jumlah
Harga Pokok Menurut Perhitungan UMKM Rp 3.479,04

Harga Pokok Berbasis Aktivitas Rp 3.774,43


Selisih Perhitungan Rp 295,39

Berdasarkan hasil perhitungan, menunjukkan harga pokok produksi dengan metode


Activity Based Costing memberikan hasil yang lebih mahal dibandingkan dengan perhitungan
perusahaan. Akan tetapi, metode Activity Based Costing menggunakan lebih dari satu cost driver
sehingga hasil perhitungan harga pokoknya lebih baik atau lebih akurat, karena disesuaikan
dengan konsumsi masing-masing produk. Menurut Wijaya (2020), mengungkapkan bahwa
metode Activity Based Costing membantu perusahaan dalam mengelompokkan biaya dan
aktivitas apa saja yang dibebankan ke produk secara lebih rinci sehingga laba didapat dihasilkan
lebih maksimal. Maka dari itu, dalam penentuan suatu harga pokok produksi sangat penting,
dengan metode Activity Based Costing pengambilan keputusan yang dilakukan oleh pihak
pengelola dapat ditingkatkan menjadi lebih baik. Metode ABC (Fauzan, 2020) sangat membantu
pelaku usaha untuk mengetahui biaya per unit untuk masing-masing produk secara akurat dan
mendetail.

5
BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan
Umkm Criping Singkong Garuda masih menggunakan perhitungan HPP sederhana, dan
setelah kami lakukan perhitungan HPP berbasis aktivitas dapat diketahui perbandingannya.
Pada hasil penelitian, hasil harga pokok produksi dengan metode Activity Based Costing akan
menunjukkan nominal yang lebih besar dibandingkan dengan perhitungan perusahaan. Namun
disamping itu, menggunakan metode Activity Based Costing dihitung dengan beberapa cost
driver sehingga hasil perhitungan harga pokonya lebih akurat dan mendetail, dengan
mengklasifikasikan konsumsi masing-masing produk. Oleh karena itu, untuk menentukan suatu
harga pokok produksi sangat penting, akan lebih efisien dengan menggunakan metode Activity
Based Costing karena pengambilan keputusan yang dilakukan oleh pihak pengelola akan selalu
ditingkatkan untuk pengelolaan yang lebih baik.

3.2 Saran
Dalam menghitung harga pokok produksi, selain menggunakan metode sederhana yang
telah diterapkan UMKM, sebaiknya UMKM Garuda juga melakukan evaluasi perhitungan harga
pokok produksi menggunakan metode Activity Based Costing. Meskipun perhitungan harga
pokok produksi menggunakan metode sederhana juga telah memberikan keuntungan akan
dengan mempertimbangkan perhitungan harga pokok produksi berbasis aktivitas yang dinilai
lebih akurat juga dapat membantu UMKM memaksimalkan peluang keuntungan dan membantu
mengembangkan perekonomian.

6
DAFTAR PUSTAKA

Aladin, Monicha S.C, S. (2021). Penerapan Metode Activity Based Costing Dalam Penetapan
Harga Jual Produk. Jurnal Ekonomi, Bisnis, Akuntansi Dan Sistem Informasi
(EKSISTANSI).

Faradiba, N & Suherman, A. (2021). ). Activity Based Costing Dalam Penentuan Harga Pokok
Produksi. JURNAL AKUNTANSI DAN BISNIS. Jurnal.Um-Palembang.Ac.Id.

Fauzan, R. (2020). Pengambilan Keputusan Strategis dalam Penentuan Harga Jual Produk
Dengan Menggunakan Pendekatan Activity Based Costing. Studi Kasus UMKM Tia
Konveksi. Jurnal Profita Akuntansi Dan Bisnis, 11.

Martini, R., Mariskha, Z. (2019). Model Kalkulasi Biaya Produksi dalam Penetapan Harga
Pasar Kain Songket. Snaptekmas.

Tambunan. (2011). Teori Ekonomi Makro,Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah.Pengertian usaha mikro.Menteri Keuangan No.40 / KMK.O6 / 2010 Jakarta.
(n.d.).

Wijaya, M. S. (2020). Perbandingan Penentuan Harga/Tarif Donat dengan Menggunakan


Metode Activity Based Costing dan Metode Traditional Costing (Home Industri “Donat
Wijaya” di Sidoarjo). STIE Mahardika, 10.

(Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil Dan
Menengah.Pengertian Usaha Mikro.Menteri Keuangan No.40 / KMK.O6 / 2010 Jakarta,
n.d.)
LAMPIRAN

1. Dokumentasi dengan pemilik UMKM dan produk yang dihasilkan

Anda mungkin juga menyukai