Anda di halaman 1dari 3

SIARAN PERS

“Dugaan Pungutan Liar DISHUB dan Laporan Tindak Pidana Korupsi terhadap
Walikota Ternate cq Kadishub Kota Ternate”

SALAM TERNATE ANDALAN DAN TERNATE BERBENAH untuk rekan-rekan media, berikut ini kami sampaikan
siaran pers (press release) untuk menerangkan hal-hal sebagai berikut:
1. Bahwa Pungutan Liar (Pungli) merupakan salah satu tindakan melawan hukum yang diatur dalam Pasal
12 huruf e UU No. 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas UU No. 31 Tahun 1999 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, sebab Pungli termasuk tindakan korupsi dan dikategorikan
sebagai kejahatan luar biasa (extra ordinary crime) yang harus diberantas;
2. Bahwa adapun Walikota merupakan jenis jabatan kepala daerah sebagai unsur penyelenggara
Pemerintahan Daerah yang memimpin pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan
daerah otonom. Dengan kata lain, Walikota adalah species jabatan dari genus jabatan yaitu
Pemerintah Daerah yang memiliki wilayah administratif di Kota. Walikota di Kota Ternate saat ini
dijabat oleh Dr. M. Tauhid Soleman, M.Si periode 2021-2024.
3. Bahwa Walikota Ternate Dr. M. Tauhid Soleman, M.Si dalam melaksanakan urusan pemerintahan di
Kota Ternate cum menjalankan fungsi eksekutif yang tugas pokoknya berkaitan dengan
penyelenggaraan negara sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku sebagaimana
diatur Pasal 1 angka 1 UU No. 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas
dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (UU KKN). Oleh karena itu, Walikota Ternate Dr. M. Tauhid
Soleman, M.Si dalam hal ini menjalankan fungsi sebagai Penyelenggara Negara;
4. Bahwa dalam menjalankan tugas dan fungsinya tersebut, Walikota Ternate Dr. M. Tauhid Soleman,
M.Si dibantu oleh unsur pembantu dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan yang disebut
organisasi perangkat daerah (OPD). Salah satu OPD yang menjalankan tugas dibidang Perhubungan
ialah Dinas Perhubungan Kota Ternate yang saat ini dijabat oleh Mochtar Hasim, S.Pi., M.Si. (vide
https://ternatekota.go.id/opd diakses tanggal 7 Juni 2023);
5. Bahwa dalam menjalankan tugasnya, Dinas Perhubungan Kota Ternate memiliki fungsi antara lain
pelaksanaan penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum lalu lintas dan parkir,
angkutan dan terminal, sarana dan operasional, serta perhubungan laut berdasarkan Pasal 3 huruf
b Peraturan Walikota Ternate Nomor 22 Tahun 2017 tentang Tugas dan Fungsi Dinas Perhubungan
Kota Ternate.
6. Adapun muncul pelbagai pemberitaan media tentang penagihan dan penarikan kembali retribusi
kepada pengendara kendaraan bermotor di beberapa titik jalan di kota ternate dengan dasar hukum
Peraturan Daerah Kota Ternate No. 13 Tahun 2011 tentang Retribusi Pelayanan Parkir di Tepi Jalan
Umum, antara lain:
a. Berita bertajuk “Dishub Ternate Mulai Tagih Retribusi Masuk Kawasan Ekonomi, ini
ketentuannya” (vide https://www.tandaseru.com/2023/06/07/dishub-ternate-mulai-tagih-
retribusi-masuk-kawasan-ekonomi-ini-ketentuannya/ diakses tanggal 7 juni 2023)
b. Berita bertajuk “Tarik Retribusi Masuk Kawasan Ekonomi, Pemkot Ternate Dinilai Lakukan
Pungli” (vide https://www.tandaseru.com/2023/06/07/tarik-retribusi-masuk-kawasan-ekonomi-
pemkot-ternate-dinilai-lakukan-pungli/ diakses tanggal 7 juni 2023)
7. Bahwa Kepala Dinas Perhubungan Kota Ternate Mochtar Hasim, S.Pi., M.Si. menyatakan dalam berita
Dishub Ternate Mulai Tagih Retribusi Masuk Kawasan Ekonomi, ini ketentuannya” (vide
https://www.tandaseru.com/2023/06/07/dishub-ternate-mulai-tagih-retribusi-masuk-kawasan-
ekonomi-ini-ketentuannya/ bahwa Dinas Perhubungan Kota Ternate mulai menerapkan penagihan
retribusi tepi jalan umum pada setiap pintu masuk Kawasan Zona Ekonomi Terpadu (ZET) sebagai
langkah mengoptimalisasi PAD melalui sektor retribusi. Padahal, tidak terdapat satupun Perda Kota
Ternate dengan nomenklatur khusus mengenai Kawasan Zona Ekonomi Terpadu (ZET). Melainkan yang
ada hanyalah Peraturan Walikota Ternate No. 23 Tahun 2018 tentang Penataan Zona Industri Kecil dan
Menengah Kepariwisataan, yang tidak ada hubungannya sama sekali dengan tindakan Pungli yang
dilakukan pihak Dinas Perhubungan Kota Ternate. Maka tindakan Pihak Dishub tidak lain merupakan
tindakan illegal atau melanggar hukum;
8. Bahwa jika merujuk Peraturan Daerah Kota Ternate No. 13 Tahun 2011 tentang Retribusi Pelayanan
Parkir di Tepi Jalan Umum (Perda 13/2011), maka yang dimaksud “Obyek Retribusi” adalah pelayanan
parkir di tepi jalan umum yang ditentukan Pemerintah Daerah in casu Pemerintah Kota Ternate (vide
Pasal 2 ayat 2 Perda 13/2011). Sedangkan “Subjek Retribusi” adalah orang pribadi atau badan yang
menggunakan/menikmati pelayanan ditepi jalan umum (vide Pasal 3 ayat 1 Perda 13/2011). Adapun
prinsip dan sasaran penetapan tarif retribusi didasarkan pada tujuan untuk memperlancar lalu lintas
dan mengurangi tingkat gangguan kepentingan umum (vide Pasal 3 Perda 13/2011), dengan struktur
dan besarnya taris sebagai berikut:

9. Bahwa dalam Perda 13/2011, tidak ada satupun ketentuan pasal yang menerangkan adanya Tarif
Kawasan Zona Ekonomi Terpadu (ZET). Artinya pernyataan Kadishub Kota Ternate Mochtar Hasim,
S.Pi., M.Si dimedia itu merupakan PEMBOHONGAN PUBLIK. Statemen seperti itu menunjukan pikiran
pejabat menganggap Kita seluruh Warga Kota Ternate ini seperti sejenis Kucing Anggora yang dapat
dengan mudah dibohongi dan dibodoh-bodohi berdasarkan statemen bodoh dan tidak berdasar
sebagaimana pemberitaan tersebut “Dishub Ternate Mulai Tagih Retribusi Masuk Kawasan Ekonomi,
ini ketentuannya” (vide https://www.tandaseru.com/2023/06/07/dishub-ternate-mulai-tagih-
retribusi-masuk-kawasan-ekonomi-ini-ketentuannya/);
10. Selain itu, yang dimaksud dengan “Parkir” adalah tidak bergerak suatu kendaraan bermotor/tidak
bermotor yang bersifat sementara. Sedangkan “Tempat Khusus Parkir” adalah tempat yang secara
khusus disediakan, dimiliki atau dikelola oleh pemerintah daerah yang meliputi
pelataran/lingkungan parkir, taman parkir dan gedung parkir tidak termasuk yang di sediakan atau
yang dikelola oleh pihak swasta (vide Pasal 1 angka 10 dan 11 Peraturan Daerah Kota Ternate No. 20
Tahun 2011 tentang Retribusi Tempat Khusus Parkir “Perda 20/2011”). Maka retribusi parkir hanya
bisa dikenakan kepada pengendara kendaraan bermotor apabila kendaraannya terparkir di tempat
khusus parkir atau di tepi jalan umum. Sehingga pihak Dishub tidak berwenang untuk menagih
retribusi kepada setiap pengendara kendaraan bermotor yang hanya sekedar lewat dan tidak parkir
ditepi jalan tersebut. Disamping itu juga, Peraturan Daerah Kota Ternate No. 20 Tahun 2011 tentang
Retribusi Tempat Khusus Parkir juga tidak terdapat satupun ketentuan pasal tentang legalitas
penarikan retribusi Kawasan ZET. Dengan demikian, dapat disimpulkan secara gamblang Pemerintah
Kota Ternate in casu Walikota Ternate Dr. M. Tauhid Soleman, M.Si turut serta secara bersama-sama
OPD-nya in casu Kepala Dinas Perhubungan Kota Ternate Mochtar Hasim, S.Pi., M.Si telah
melakukan tindakan melawan hukum pungutan liar tanpa dasar hukum peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
11. Bahwa ketentuan Pasal 12 huruf e UU No. 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas UU No. 31 Tahun
1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (UU Tipikor) jo. Pasal 55 ayat 1 ke-1 KUHPidana,
pada pokoknya menegaskan penyelenggara negara secara turut serta bersama-sama yang dengan
maksud menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara melawan hukum atau dengan
menyalahgunakan kekuasaannya memaksa seseorang memberikan sesuatu, atau membayar
sesuatu dipidana dengan penjara seumur hidup atau pidana penjara paling singkat 4 tahun atau
paling lama 20 tahun dan pidana denda paling sedikit Rp. 200.000.000,- (dua ratus juta rupiah) dan
Paling banyak Rp. 1.000.000.000,- (satu milliar rupiah) ;
12. Berkenaan dengan itu, Walikota Ternate Dr. M. Tauhid Soleman, M.Si selaku Penyelenggara Negara
turut serta bersama-sama perangkatnya Kepala Dinas Perhubungan Kota Ternate Mochtar Hasim,
S.Pi., M.Si dapat dijerat melakukan dugaan tindak pidana korupsi “pungutan liar” kepada warga
pengendara kendaraan bermotor di Kota Ternate sebagaimana ditegaskan dalam Pasal 12 huruf e
UU Tipikor jo. Pasal 55 ayat 1 ke-1 KUHPidana
13. Berdasarkan ketentuan-ketentuan tersebut, maka kami akan mengambil Langkah hukum mengajukan
laporan Polisi di Ditreskrimsus Polda Maluku Utara pada hari kamis tanggal 8 Juni 2023, jika dalam
waktu 1 x 24 jam, Walikota di Kota Ternate Dr. M. Tauhid Soleman, M.Si selaku Penyelenggara Negara
turut serta bersama-sama perangkatnya Kepala Dinas Perhubungan Kota Ternate Mochtar Hasim,
S.Pi., M.Si tidak menghentikan prakti-praktik pungutan liar sebagaimana dilaksanakan beberapa
waktu belakangan ini.
14. Kami juga mendesak DPRD Kota Ternate membentuk angket mengenai masalah pungutan liar ini untuk
ditindaklanjuti, dipertanyakan dan meminta pertanggungjawaban Walikota di Kota Ternate Dr. M.
Tauhid Soleman, M.Si sebagai pucuk pimpinan OPD Pemerintahan Kota Ternate.
Demikian Siaran Pers yang dapat kami sampaikan, atas perhatian rekan-rekan media. Kami ucapkan terima
kasih. SALAM TERNATE ANDALAN DAN TERNATE BERBENAH!

Ternate, 8 Juni 2023


Takzim Kami,
Kantor Hukum MTM & Associates

MUHAMMAD TABRANI MUTALIB, SH, MH, CML, CPCLE


Managing Partner

inprotected.com

Anda mungkin juga menyukai