Anda di halaman 1dari 8

SIMULASI PEMBELAJARAN TATAP MUKA DENGAN PROTOKOL

KESEHATAN DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 4


PURWOKERTO DENGAN TEKNIK LIVE SHOOT DAN ANIMASI

LAMAN JUDUL

Skripsi

Disusun oleh

Abdurrahman Al Ghofiqi
17.11.0231

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA


FAKULTAS FAKULTAS ILMU KOMPUTER
UNIVERSITAS AMIKOM PURWOKERTO
PURWOKERTO
2020
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pengertian Pendidikan secara umum adalah proses pengajaran suatu
pengetahuan, keterampilan atau kebiasaan dari satu generasi ke generasi lain
dibawah bimbingan seseorang secara langsung atau secara otodidak (belajar
sendiri).
Pendidikan adalah proses pembelajaran bagi peserta didik agar dapat
mengetahui, mengevaluasi dan menerapkan setiap ilmu yang didapat dari
pembelajaran di kelas atau pengalaman-pengalaman yang terjadi dalam
kehidupan sehari-hari.
Fungsi pendidikan diantarnya adalah untuk mengembangkan
kemampuan, kemudian membentuk watak, atau pun kepribadian dari peserta
didik agar dirinya tumbuh menjadi pribadi yang lebih bermartabat.
Keadaan Indonesia saat ini sedang mengalami kondisi tidak baik
disebabkan oleh virus berasal dari Wuhan, China yang dinamakan dengan
Covid-19. (WHO, 2020) menyatakan bahwa virus ini penularannya sangat
cepat dan dapat menyebabkan kematian. Virus ini menyerang infeksi saluran
pernapasan seperti batuk dan pilek namun sifatnya lebih mematikan.
Berdasarkan data (Worldometer, 2020) Coronavirus Casses menyatakan
2.176.744 Pasien yang terpapar virus ini dan beberapa meninggal dunia
sehingga wabah penyebaran virus ini disebut dengan pandemi Covid-19
dunia.
Penyebaran virus ini bisa ditempat umum atau kerumunan, Pusat
Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat mengatakan
penyebaran virus ini melalui kontak fisik seperti berjabat tangan maka
dianjurkan agar mencuci tangan dengan benar dan baik sesuai langkah serta
menggunakan masker jika keluar rumah untuk pencegahan penyebaran
Corona
Virus.
4
Akibat dari pandemi Covid-19 membuat pemerintah mengeluarkan
kebijakan baru demi menghentikan pemencaran Covid-19 yaitu
mengimplementasikan ajakan masyarakat untuk melaksanakan Physical
Distancing atau memberi jarak dengan orang lain sejauh satu meter dan
menghindari kerumunan dan berbagai acara pertemuan yang menimbulkan
perkumpulan (Covid-19, 2020). (Kemendikbud, 2020) mengeluarkan Surat
Edaran tentang Pembelajaran secara Daring dan Bekerja dari Rumah dalam
Rangka Pencegahan Penyebaran Covid-19. Isi dari surat ini salah satunya
adalah meliburkan kegiatan belajar mengajar dan mengganti dengan
pembelajaran berbasis jaringan (Daring) via E-learning yang dapat
digunakan berbagai instansi pendidikan.
Pada kondisi seperti ini semua guru atau tenaga pendidik diharuskan
untuk mengganti pembelajaran menggunakan E-learning atau melalui media
online. Berbagai platform digunakan untuk melakukan pengajaran sehingga
perlu didukung dengan fasilitas pembelajaran yang baik dan pemanfaatan
teknologi informasi (Rusman, 2019). Seluruh siswa diwajibkan untuk
menggunakan alat komunikasi seperti Handphone dengan bijak untuk
mendukung proses pembelajaran. Pembelajaran daring dengan tatap muka
melalui aplikasi menjadi hal yang paling menguntungkan guna memutus
penyebaran Covid-19 serta menjaga kesehatan keselamatan jiwa guru dan
siswa dari terpaparnya virus tersebut (Jamaluddin, Ratnasih, Gunawan, &
Panjiah, 2020).
Pembelajaran daring memberikan dampak positif dan negatif bagi
pendidikan. Dampak positif dari pembelajaran daring yaitu dapat memberi
pengalaman dan pemanfaatan teknologi dalam hal positif serta mewujudkan
tantangan guru di Abad-21. Namun pembelajaran daring juga memberi
dampak negatif yang membawa perubahan dalam sistem pendidikan, materi
yang akan diajarkan, pembelajaran yang dilakukan serta hambatan-hambatan
yang dihadapi baik oleh guru, siswa dan penyelanggara pendidikan.

5
Selain itu dengan diterapkannya Pembelajaran daring ini banyak hal
yang menjadi kendala atau hambatan bagi guru, siswa dan orang tua. Kendala
yang dihadapi siswa dalam proses pembelajaran daring merupakan kendala-
kendala fundamental yang harus dihadapi, diantaranya kendala di bidang
jaringan internet, ketersediaan smartphone milik siswa, keterbatasan fitur
aplikasi pembelajaran daring, serta kendala dalam hal pelayanan
pembelajaran.
Hal yang paling mendasar dari dampak negatif dari pembelajaran jarak
jauh ini adalah ancaman anak putus sekolah, kendala tumbuh kembang,
tekanan psikososial dan kekerasan dalam rumah tangga (Kemendikbud 2020).
Risiko putus sekolah dikarenakan anak “terpaksa” bekerja untuk
membantu keuangan keluarga di tengah krisis pandemi COVID-19. Persepsi
orang tua banyak yang tidak bisa melihat peranan sekolah dalam proses
belajar mengajar apabila proses pembelajaran tidak dilakukan secara tatap
muka. Perbedaan akses dan kualitas selama pembelajaran jarak jauh dapat
mengakibatkan kesenjangan capaian belajar, terutama untuk anak dari sosio-
ekonomi berbeda. Hilangnya pembelajaran secara berkepanjangan berisiko
terhadap pembelajaran jangka panjang, baik kognitif maupun perkembangan
karakter. Minimnya interaksi dengan guru, teman, dan lingkungan luar
ditambah tekanan akibat sulitnya pembelajaran jarak jauh dapat menyebabkan
stres pada anak.
Menanggapi hal tersebut, mulai Januari 2021, kebijakan pembelajaran
tatap muka dimulai dari pemberian izin oleh pemerintah daerah/kanwil/kantor
Kemenag, dan tetap dilanjutkan dengan izin berjenjang dari satuan
pendidikan dan orang tua. Pemberian izin pembelajaran tatap muka dapat
dilakukan secara serentak dalam satu wilayah kabupaten/kota atau bertahap
per wilayah kecamatan/desa/kelurahan. Faktor-faktor yang perlu menjadi
pertimbangan pemerintah daerah dalam pemberian izin pembelajaran tatap
muka antara lain : tingkat risiko penyebaran Covid-19 di wilayahnya,
kesiapan fasilitas pelayanan kesehatan, kesiapan satuan pendidikan dalam
melaksanakan pembelajaran tatap muka sesuai dengan daftar periksa, akses
6
terhadap sumber belajar/kemudahan Belajar Dari Rumah (BDR), kondisi
psikososial peserta didik, kebutuhan layanan pendidikan bagi anak yang
orang tua/walinya bekerja di luar rumah, ketersediaan akses transportasi yang
aman dari dan ke satuan pendidikan, tempat tinggal warga satuan pendidikan,
mobilitas warga antar-kabupaten/kota, kecamatan, dan kelurahan/desa,
kondisi geografis daerah.
Berdasarkan latar belakang tersebut, untuk mensosialisasikan kebijakan
baru dari pemerintah, perlu adanya mempersiapkan sarana edukatif berupa
video simulasi pembelajaran tatap muka dengan protokol kesehatan bagi tiap
satuan pendidikan. Tayangan video tersebut bertujuan untuk memberi
pengertian dan menumbuhkan kepercayaan bagi semua pihak yang
berhubungan dengan dunia pendidikan diantaranya siswa dan orangtua. Maka
penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “SIMULASI
PEMBELAJARAN TATAP MUKA DENGAN PROTOKOL
KESEHATAN DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 4
PURWOKERTO DENGAN TEKNIK LIVE SHOOT DAN ANIMASI”

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan maka peneliti
mengambil rumusan masalah yaitu bagaimana membuat video dan animasi
edukatif tentang simulasi pembelajaran tatap muka dengan menerapkan
protokol kesehatan yang menarik dan membantu mengurangi penyebaran
virus bagi satuan pendidikan ?

C. Batasan Masalah
Batasan masalah dalam merancang dan membangun video dan animasi
ini antara lain sebagai berikut :
a. Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 4 Purwokerto
b. Media ini hanya menampilkan visualisai penerapan protokol kesehatan
dalam satuan pendidikan yang bersumber dari Kementerian Kesehatan dan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
7
c. Media ini menampilkan video dengan teknik live shoot dan animasi
D. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah membuat video dan animasi edukatif
tentang simulasi pemebelajaran tatap muka dengan menerapkan protokol
kesehatan yang menarik dan dapat membantu mengurangi penyebaran virus
bagi satuan pendidikan.

E. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini terbagi menjadi dua kategori antara lain :
1. Manfaat Teoritis
a. Mengembangkan ilmu pengetahuan yang didapat dalam bidang
teknologi dan menerapkan ilmu dari permasalahan yang ada serta
diwujudkan sebuah inovasi baru serta karya yang memberi manfaat
bagi satuan pendidikan.
b. Dapat merancang serta menambah pengetahuan pembuatan video
dengan teknik live shoot dan animasi.
c. Menambah pustaka untuk penelitian selanjutnya dalam pembuatan
video dengan teknik live shoot dan animasi.
2. Manfaat Aplikatif
a. Bagi satuan pendidikan SMP Negeri 4 Purwokerto
1) Menambah pustaka edukatif berupa tayangan video simulasi
pembelajaran tatap muka dengan menerapkan protokol kesehatan.
2) Membantu satuan pendidikan dalam memberikan penyuluhan
kepada siswa-siswi tentang penerapan protokol kesehatan dalam
mempersiapkan pembelajaran tatap muka.
3) Menjadi bahan rujukan dan inspirasi dalam penyajian program –
program penyuluhan selanjutnya.
b. Bagi siswa – siswi SMP Negeri 4 Purwokerto
1) Memberikan tayangan edukatif tentang penerapan protokol
kesehatan dalam mempersiapkan pembelajaran tatap muka.
2) Menambah pengetahuan tentang video dan animasi bagi siswa –
8
siswi SMP Negeri 4 Purwokerto
c. Bagi peneliti
1) Mampu menerapkan ilmu – ilmu yang diperoleh selama kuliah
terutama dalam bidang multimedia.
2) Membantu penulis sebagai salah satu syarat kelulusan untuk
menyelesaikan program S1 program studi Informatika Universitas
AMIKOM Purwokerto.
3) Menambah wawasan dan ilmu pengetahuan tentang penerapan
protokol kesehatan dalam satuan pendidikan.

9
10

Anda mungkin juga menyukai