Anda di halaman 1dari 79

AIR WAY BREATHING

MANAGEMENT IN ADULT /
ELDERLY/PEDIATRIC

Emergency Nursing Department


Oleh Ns. Sugiyono. M.Kep. Sp.KMB
Tujuan Instruksional Umum

Peserta mengetahui tentang gangguan


yang terjadi pada jalan nafas (airway)
dan Pemberian terapy oksigen
Tujuan Instruksional Khusus

1. Mengetahui masalah yang terjadi pada airway


pada lansia/Dewasa/anak
2. Mengidentifikasi faktor penyebab masalah pada
airway pada lansia /Dewasa/anak
3. Mengidentifikasi tanda dan gejala adanya
gangguan pada airway pada lansia /Dewasa/anak
4. Mengatasi masalah gangguan pada airway pada
lansia /Dewasa/anak
Manajemen Trauma pada Lansia

EXPOURE

DISABILITY

CIRCULATION

BREATHING
AIRWAY
MASALAH/GANGGUAN
JALAN NAPAS (AIRWAY)

SUMBATAN (OBSTRUKSI)

Selalu Ingat!!
Curiga FRAKTUR TULANG SERVICAL
SUMBATAN JALAN NAPAS

TOTAL PARSIAL
Cairan
CHOCKING
(Gurgling)
Paling SERING
Pangkal Lidah terjadi pada
(Snoring) pasien TIDAK
SADAR
Anatomis
(Crowing)
Airway Management

Basic Advanced Adjuncts


Airway - Manual Airway - ETT Airway
- LMA
- Dengan -
- Combitube
Alat Trakeostomi
ANATOMI
BASIC ANATOMY
Airway ELDERLY

Dipengaruhi oleh:
• Gigi geligi
• rapuhnya nasofaring DISABILITY
• macroglossia (pembesaran lidah)
• microstomia (kecilnya bukaan mulut)
• artrithis leher
GOLDEN HOUR
Respon Time : 4 – 8 menit

PENYEBAB KEMATIAN TERCEPAT:


A-B-C

Gangguan Airway >> cepat dari gangguan


Breathing >> cepat dari gangguan Circulation
Airway

GIGI OMPONG

mempersulit saat menutup DISABILITY


kebocoran pada pemberian
oksigen melalui face mask

GUNAKAN KAPAS DIANTARA GUSI


Airway

GIGI PATAH

harus diambil
Airway

• Hati-hati memasang nasogastric dan nasotracheal tube karena


rapuhnya nasofaring → dapat mengakibatkan perdarahan hebat
DISABILITY
• Artritis leher → penyulit intubasi, menambah risiko terjadinya
cedera spinal cord bila melakukan manipulasi penderita dengan
osteoatritis tulang belakang → Gunakan ukuran laringoskop dan
selang intubasi yang sesuai
Breathing

• Trauma akut → atasi hipoksemia dengan pemberian oksigen


meski dengan risiko hiperkarbia DISABILITY
• Bila terdapat ancaman gagal napas → segera lakukan intubasi
dan ventilasi mekanis
CURIGA FRAKTUR TULANG SERVIKAL :

➢Multiple trauma
➢Trauma Kapitis dengan penurunan
kesadaran
➢Luka di atas klavikula
➢Biomekanik mendukung
Perubahan Sistem Respirasi pada
Penuaan
Perubahan Morfologis dan Struktur Thoraks
❑Kalsifikasi pada bronkus dan kartilago costae
❑Peningkatan kekakuan sendi kostovertebralis
❑Peningkatan diameter AP

❑Peningkatan kerja otot pernafasan, penggunaan otot bantu pernafasan


Perubahan Fungsional THORAKS
1. Peningkatan tahanan dinding dada
2. Penurunan keefektifan
3. Penurunan volume tidal
4. Peningkatan exercise induce hyperpnea
5. Penurunan ventilasi sadar maksimal
6. Penurunan kekuatan batuk
7. Peningkatan resiko aspirasi
Perubahan Morfologis dan Struktur
PARU

1. Peningkatan ukuran duktus alveolus


2. Penurunan jaringan penyokong
3. Peningkatan ukuran alveolus
4. Peningkatan pemenuhan alveolus
MASALAH/ GANGGUAN
AIRWAY

SUMBATAN (OBSTRUKSI)
SUMBATAN JALAN NAPAS
• Chocking
Total
• Cairan → Gurgling
• Pangkal lidah → Snoring
Parsial • Anatomis → Crowing
Jika korban bisa bicara tanpa
Suara tambahan

Airway Clear
BASIC AIRWAY
MANAGEMENT
Sumbatan Parsial Cairan
Suctioning Perhatikan waktu
suction

Log Roll

Airway
Definitif
SUCTION CANULE

Rigid Tip Soft Tip


SUMBATAN PARSIAL
Lidah
Pasien tidak sadar

Lidah jatuh menyumbat


hipofaring

Tindakan mengangkat
pangkal lidah
Manual
Non Trauma

Head Tilt Chin Lift


Buka JALAN NAPAS secara MANUAL

Pasien NON TRAUMA ➔ Head Tilt Chin Lift


Manual
Trauma

CHIN LIFT
Trauma ➔ JAW THRUST
Buka JALAN NAPAS secara MANUAL
Pasien TRAUMA dengan CURIGA Cedera Tulang Cervical → JAW THRUST
Membuka Jalan Nafas Bayi (Airway)
SUMBATAN PARSIAL
Lidah

❑Oropharingeal Airway (OPA)


❑Nasopharingeal Airway (NPA)
OPA (Oropharingeal Airway)
 Menahan lidah pada
bagian belakang faring
 Untuk mempermudah
proses suctioning faring
 Untuk menghindari
tergigitnya ETT
 Digunakan pada pasien
tidak sadar tanpa Gag
Reflex
OPA (ORO PARINGEAL AIRWAY)
NPA ( Nasopharingeal Airway)
NPA (Nasopharingeal Airway)
Teknik Pemasangan NPA
Complications
Complications
• Nasal mucosa injury
• Laryngospasm

Gunakan Jelly
NPA (Nasopharingeal Airway)

Hati-hati pemasangan NPA pada


kecurigaan fraktur basis kranii!!
Laryngeal Mask Airway (LMA)
• Digunakan pada pasien dengan airway yang
sulit, terutama bila intubasi endothrakheal
atau bag mask (sungkup muka) gagal.
• LMA bukan airway definitive. Bila seorang
pasien terpasang LMA, maka setibanya di
rumah sakit dokter harus menggantinya
dengan airway definitif.
Larhyngeal Mask Airway (LMA)

Larhyngeal Mask Airway (LMA) Posisi LMA


Alat Bantu Napas TAMBAHAN

Larhyngeal Mask Airway (LMA) Combitube


Combitube
• Jika airway definitif tidak mungkin dilakukan.
Salah satu lubang menghubungkan esophagus
dan lubang lainnya menghubungkan dengan
jalan nafas.
ADVANCED AIRWAY
MANAGEMENT
(AIRWAY DEFINITIF)
AIRWAY DEFINITIF
Indikasi pemasangan airway definitif:
1.Adanya apnea
2.Tidak mampu mempertahankan airway dengan cara lain.
3.Adanya risiko aspirasi oleh darah/muntah
4.Ancaman segera atau bahaya potensial sumbatan airway →
cedera inhalasi, patah tulang wajah, hematoma retro faringeal
5.Cedera kepala tertutup yangmemerlukan bantuan napas (GCS
< 8)
6.Ketidakmampuan mempertahankan oksigenasi dengan BVM
ADVANCE AIRWAY

• ENDOTRACHEAL INTUBATION :
Oro tracheal dan naso trakheal

• NEEDLE CRICOTHYROIDOTOMY
OROTRACHEAL INTUBATION
 Ventilasi dan oksiganisasi harus diberikan
sebelum memasukan laringoskop dan ETT
TEHNIK
TEHNIK
Sellick Manouver
ENDOTRACHEAL INTUBATION
Penyulit saat intubasi:
• Cedera luas tulang leher
• Athritis berat pada cervical
• Trauma maksila/mandibula yang berat
• Keterbatasan membuka mulut
• Variasi anatomi → dagu terlalu panjang
• Gigi overbite
• Otot leher yang pendek
NASOTRACHEAL INTUBATION
(BLIND INTUBATION)
• Sambil mendengar
pernafasan
• Dorong saat inspirasi
• Bila suara hilang
masuk Oesofagus
• Hati-hati bila fraktur
basis kranii
NASOTRACHEAL INTUBATION
(BLIND INTUBATION)
• Hanya dipasang pada
penderita yang masih
dapat bernapas spontan
• Dipasang secara manual,
mengikuti irama napas
penderita
NEEDLE CRICOTHYROIDOTOMY

APABILA INTUBASI TIDAK BISA DILAKUKAN


(Mis. Fraktur Maksilofasial berat)

Jet Insuflation / Jet Ventilation


(30 – 45 Menit)

➔Menggunakan IV Cath. Paling besar Nomor 14


Kriko- tiroidotomi

Kartilago tiroid
Membrana
Kartilago krikoid
Trakea
Needle Krikotiroidotomi
Paling
kecil 14 G
BREATHING
MANAGEMENT
Tanda-Tanda Pernapasan Tidak
Adekuat
1. Napas sangat cepat/sangat lambat.
Frekuensi napas normal: dewasa 12-
20x/menit, anak-anak 15-30 x/menit,
bayi 30-50 x/menit)
2. Pergerakan dinding dada tidak adekuat
3. Sianosis
Tanda-Tanda Pernapasan Tidak
Adekuat
❑ Penurunan kesadaran
❑ Adanya usaha napas berlebih
❑ Sesak
❑ Denyut nadi lambat diikuti frekuensi napas
lambat
BREATHING
Oksigen

Selalu berikan bila keadaan umum


(ku) pasien kurang baik
Nilai kebutuhan oksigen sel
dengan pulse oksimetri
➢ NORMAL 95 %
➢POST CARDIAC ARREST > 92-
98 %
(AHA,2020)
OXYMETRI
SATURASI OKSIGEN INTERPRETASI INTERVENSI

95% - 100% Normal O2 4 liter / menit – nasal canule

90% - <95% Hypoxia ringan - sedang Face Mask 6 – 10 Liter / menit

85% - <90% Hypoxia sedang - berat Face Mask dengan resevoir 8 – 12


liter → assisted ventilation

<85 % Hipoxia berat – mengancam nyawa Assisted ventilation


OKSIGENASI
ALAT FLOW RATE DELIVERY O2
Nasal Canule 1 Liter / Menit 21 % - 24 %
2 Liter / Menit 25 % - 28 %
3 Liter / Menit 29 % - 32 %
4 Liter / Menit 33 % - 36 %
5 Liter / Menit 37 % - 40 %
6 Liter / Menit 41 % - 44 %
Face Mask 6 – 10 Liter / Menit 35 % - 60 %
Rebreathing Mask 8 – 12 Liter / Menit 80 %
Non Rebreathing Mask 10 - 15 Liter / Menit 95 % - 100 %
ALAT UNTUK
PEMBERIAN OKSIGEN
ALAT UNTUK
PEMBERIAN OKSIGEN
VENTILASI

Ventilasi Buatan (Control Ventilation)

Ventilasi Bantuan (Assisted Ventilation)


PEMBERIAN VENTILASI
PEMBERIAN VENTILASI
Memberi Napas Buatan (Breathing)
BAG VALVE MASK: 1-PENOLONG
Memberi Napas Buatan (Breathing)
BAG VALVE MASK: 2-PENOLONG
Kondisi Tidak Membaik

WASPADA Lakukan
TRAUMA pemeriksaan
THORAX fisik
PEMERIKSAAN FISIK
• Frekuensi, Ritme,
Inspeksi • Kesimetrisan pengembangan dinding dada

• Vesikuler
Auskultasi • Ronkhi

• Sonor / Hipersonor / Redup


Perkusi

• Krepitasi
Palpasi • Nyeri
Any Question?

Anda mungkin juga menyukai