Anda di halaman 1dari 30

terapi oksigen

Christian Adi Wijaya


PASIEN KRITIS

ACLS
Penyebab Kematian Sel

1. Hipoksia
2. Trauma
3. Infeksi
4. Reaksi imunologis
5. Gangguan genetika
6. Gangguan nutrisi
Hipoksia dapat terjadi :

• Penurunan kadar O2 udara inspirasi


• Penurunan tekanan parsial O2 arteri (PaO2)
• Penurunan cardiac output / curah jantung
• Hipoventilasi
• Penyakit Neuromuscular
• Penyakit paru
• Sumbatan jalan nafas
TERAPI OKSIGEN
 Oksigen dianggap sebagai obat
maka mempunyai :
• Indikasi pemakaian
• Cara pemakaian
• Dosis pemberian
• Penyulit / efek samping
TUJUAN TERAPI OKSIGEN

1. Memperbaiki hipoksia jaringan

2. Mencegah hipoksia

3. Mempertahankan O2 jaringan adekuat

4. Menurunkan kerja napas

5. Menurunkan kerja jantung

6. Mempertahankan PaO2 = 80 – 100 mmHg

ACLS
INDIKASI KLINIS

1. Kegagalan respirasi / napas akut


2. Infark myocard akut
3. Decompensasi cordis /gagal jantung
4. Syok
5. Peningkatan kebutuhan oksigen
Misalnya : luka bakar, trauma
multiple, infeksi berat (sepsis)
6. Keracunan karbon monoksida
7. Pasca operasi besar
TEKNIK PEMBERIAN TERAPI OKSIGEN

1. Konsentrasi O2 udara inspirasi


harus dapat dikontrol
2. Tidak terjadi penumpukan O2
3. Resistensi jalan napas cukup rendah
4. Efisien dan ekonomis
5. Nyaman untuk penderita
Pedoman
 Tanpa ggn napas  O2 2 L/mnt kanul
binasal
 Ggn napas sedang  O2 5-6L/mnt kanul
binasal
 Ggn napas berat, gagal jantung, henti jtg
 sistem O2 100%
 Emergensi  ambubag, intubasi, O2
100%
Pemeliharaan Jalan Napas
 Manual Tripple airway manouvre

Oropharyngeal airway
 Bantuan alat (OPA)
sederhana
Nasopharyngeal airway
(NPA)

 Bantuan alat Laryngeal mask airway

lanjutan Combitube
Intubasi dg ETT
Pembukaan Jalan Napas
Head tilt – chin lift

 Jalan napas pasien


tdk sadar sering
tersumbat
Jaw thrust
Oropharyngeal Airway

Indikasi :
 Tidak
sadar,Nafas
spontan/apnu
 Tidak ada reflek
muntah

Ingat komplikasi !!
…oropharyngeal airway

Komplikasi
 Obstruksi total jalan nafas
 Laringospasme
 Muntah
…oropharyngal airway insertion
Nasopharyngeal Airway
Indikasi :
 Sadar/tidak
sadar,Nafas spontan
 Ada reflek muntah
 Kesulitan dg OPA

Ingat komplikasi &


kontraindikasi !!
Bantuan Ventilasi Dasar
Tatalaksana Jalan Napas Lanjut

 Intubasi Endotrakea Tube (ETT) 


definitif
 Laryngeal Mask Airway
 Combitube
alternatif
Intubasi Endotrakea
Henti jantung,
Indikasi Patensi airway tdk bisa dipertahankan,
Ventilasi non invasif tdk adekuat

Kontra TIDAK ADA


indikasi Kecuali penolakan

Menjaga patensi & keamanan jalan napas


Kegunaan Membantu pemberian Fi O2 tinggi
Jalur memasukkan obat resusitasi

Trauma
Komplikasi Intubasi esofagus
Intubasi endotrakea
ACLS
Refleks vagal
Alat Suplementasi Oksigen (dasar)

ACLS
Konsentrasi oksigen

DEVICE FLOW RATE DELIVERY O2


Nasal canula 1 L/min 21% - 24%
2 L/min 25% - 28%
3 L/min 29% - 32%
4 L/min 33% - 36%
5 L/min 37% - 40%
6 L/min 41% - 44%
Simple oxygen face mask 6-10 L/min 35% - 60%
Face mask w/ O2 reservoir 6 L/min 60%
(nonrebreathing mask) 7 L/min 70%
8 L/min 80%
9 L/min 90%
10-15 L/min 95% - 100%
Ventury mask 4-8 L/min 24% - 35%
10-12 L/min 40% - 50%
Pemantauan Suplementasi Oksigen
Pulse oximetry Interpretation Intervention
reading
95% - 100% Desired range O2 4 l/min – nasal canule

Face mask
90% - <95% Mild-moderate hypoxia

Moderate-severe hypoxia Face mask w/ O2 reservoir 


85% - <90% assisted ventilation
Severe to life-threatening
hypoxia Assisted ventilation
<85%
Low-flow (variable performance)
devices
 memberikan konsentrasi oksigen
dengan aliran rendah, bervariasi
atau tidak konstan menurut gas yang
keluar dari alat dan pola pernapasan
pasien
 Alat : kanula hidung dan sungkup
oksigen
Kanul Hidung
 Ditujukan untuk pasien tanpa hiperventilasi yang
memerlukan oksigen suplementasi hingga 22-44%,
kecepatan 2-6 l/menit
 Alat ini nyaman dan dapat ditoleransi dengan baik
oleh pasien
 Efek samping dapat mengiritasi permukaan kulit dan
mukosa saluran pernapasan.
Masker
 Pada kecepatan > 6l/menit digunakan masker
 Tipe:
1. Masker sederhana (simple mask)
kecepatan 5-8 l/menit, konsentrasi 35-60% juga
berguna untuk pasien dengan obstruksi
hidung dan bernapas
lewat mulut .
Efek samping:
Terjadi penumpukan
C02, aspirasi, muntah,dll.
2. Masker rebreathing dan masker nonrebreathing
 memiliki reservoir dibawah dagu (aliran O2 8-12 l/menit)
 masker nonrebreathing memakai katup untuk memastikan udara yang masuk
pada saat inspirasi adalah udara oksigen, Pada masker nonrebreathing, memiliki
FiO2 60-90% konstan. Aliran udara dapat diatur untuk dapat sesuai dengan
kebutuhan inspirasi maksimum pasien sehingga kantung reservoir tidak akan
mengempis sempurna saat inspirasi.
 Sedangkan pada masker rebreathing, udara inspirasi dan ekspirasi tercampur
karena tidak adanya katub sehingga FiO2 untuk masker rebreathing lebih
rendah yaitu 60-80%.
High-flow (fixed perfomance)
devices
 Konsentrasi oksigen yang masuk
stabil dan sesuai dengan yang
dihirup oleh pasien
 Alat: sungkup venturi dan
Ventilator.
Masker venturi
 Oksigen mengalir dengan kecepatan tinggi hingga
50% lewat lubang kecil di dasar masker sehingga
membentuk tekanan negatif → mendesak keluar
udara atmosfir sehingga oksigen dapat diberikan
dengan angka pasti.
Ventilator
 pemberian tekanan positif untuk seluruh siklus
respirasi (inspirasi dan ekspirasi) pada saat bernapas
secara spontan maupun pada saat tidak ada nafas
spontan.
 Penggunaannya mengurangi kerja untuk bernapas,
mengeliminasi/mengurangi
hipoksia dan mencegah atelektasis
ADA
PERTANYAAN ?
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai