Anda di halaman 1dari 14

BAB IV

PENYAJIAN, INTERPRETASI DAN PEMBAHASAN

A. Skor Lingkungan Belajar di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Muara

Bungo

Sesungguhnya situasi interaksi edukatif tidak bisa terlepas dari pengaruh

lingkungan kehidupan anak didik. Perkembangan dan kematangan jiwa

seseorang anak dipengaruhi oleh fakor lingkungan. Lingkungan dapat

dijadikan tempat untuk kematangan jiwa seseorang. Pengalaman adalah suatu

interaksi antara individu dengan lingkungan pengamatannya. Dalam interaksi

itulah individu belajar, ia memperoleh pengertian, sikap, keterampilan dan

sebagainya. Lingkungan merupakan segala sesuatu yang ada di luar diri

individu. Adapun lingkungan pendidikan merupakan segala apa yang bisa

mendukung pendidikan itu sendiri yang dapat difungsikan sebagai sumber

pendidikan atau sumber belajar.

Pengamatan penulis menemukan bahwa dalam proses pembelajaran

Biologi dimana siswa di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Muara Bungo

sangat didukung oleh situasi lingkungan belajar yang memadai. Baik

lingkungan madrasah yang ada di sekitar perumahan yang jauh dari keramaian

kota, serta situasi lingkungan belajar, sarana dan prasarana yang semuanya

merupakan lingkungan belajar yang sangat memadai.1

1
Observasi, 7 November 2006

47
Wawancara dengan Abdul Aziz, siswa kelas X di Madrasah Aliyah

Negeri (MAN) 1 Muara Bungo yang mengatakan:

Lingkungan belajar saya di rumah sangat didukung untuk belajar dan


memadai. Lingkungan belajar di madrasah ini juga sangat nyaman
dimana madrasah ini ada di sekitar perumahan yang jauh dari keramaian
kota, dan situasi lingkungan belajar, sarana dan prasarana yang
semuanya merupakan lingkungan belajar sangat memadai.2

Wawancara dengan Jari Yanto, siswa kelas X di Madrasah Aliyah

Negeri (MAN) 1 Muara Bungo yang mengatakan:

Lingkungan belajar saya di rumah tidak kebisingan fisiknya, dan


lingkungan sosialnya juga sangat mendukung dimana hubungan saya
dengan orang tua saya dan masyarakat sekitar sangat baik dan tidak
mengganggu aktivitas belajar saya. Dengan demikian, saya bisa lebih
tenang untuk belajar3

Penempatan atau pemilihan lokasi yang strategis bagi penyelenggaraan

pendidikan sangat perlu dilakukan. Sekolah yang terletak di pusat keramaian

kota akan membuat pelaksanaan kegiatan ini menjadi terhambat. Sebagai

contoh untuk kegiatan lintas alam saja, maka akan diperlukan lokasi alam

yang sangat baik, jika pusat pendidikan ada di tengah kota, maka pihak

sekolah tersebut akan mencari lokasi yang jauh dari kota untuk pelaksanaan

pelatihan ini. Begitupun kondisi yang terjadi sebaliknya.

Selanjutnya mengenai signifikan atau tidaknya hubungan lingkungan

belajar siswa terhadap prestasi belajar siswa akan dapat diukur dengan

menggunakan rumus “r” Product Moment. Hal ini peneliti lakukan untuk

menghubungkan lingkungan belajar (variabel X) dengan prestasi belajar


2
Wawancara, 7 November 2006
3
Wawancara, 7 November 2006

48
(variabel Y). Pengambilan data angket lingkungan belajar anak dan

dokumentasi prestasi belajar biologi telah dilakukan, selanjutnya dilakukan

analisis data dengan menggunakan rumus “r” Product Moment untuk dua

sampel besar. Setelah dilakukan pengumpulan data mengenai lingkungan

belajar pada siswa dengan menggunakan angket maka diperoleh skor sebagai

berikut:

Tabel 7: Data Angket Lingkungan Belajar Siswa (variabel X) pada Bidang


Studi Biologi

No Nama Kelas Skor


1 Abdul Aziz XA 67
2 Ahmadi XA 54
3 Alamsyah XA 42
4 Budi Santoso XA 43
5 Dede Dwisaniati XA 68
6 Dian Putri XA 45
7 Firdaus XA 57
8 Galuh Citra. K XB 61
9 Hamisa XB 49
10 Maulana Zikri XB 56
11 M. Ziaulhak XB 69
12 Rika Liliyanti XB 49
13 Uul Titik. W XB 67
14 Weni Santi XB 56
15 Wulan P. S XC 59
16 Yuyun Oktavia XC 62
17 Zulkipli XC 59
18 Ade Andriy. N XC 58
No Nama Kelas Skor

49
19 Anton Saputra XC 52
20 Fitri ani XC 48
21 Hentika. W XC 62
22 Holidi XD 60
23 Jasri Yanto XD 58
24 M. Figrullah XD 47
25 Nur Iqlima XD 52
26 Rahmatul Uliya XD 51
27 Rikenz XD 56
28 Rini Triani XD 57
29 Sardiyah XE 59
30 Sefriyadi XE 56
31 Syam Baiju XE 55
32 Uswati XE 65
33 Widiya Safitri XE 52
34 Yuni Kurniati XE 51

B. Skor Prestasi Belajar yang dicapai Siswa pada Pelajaran Biologi di

Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Muara Bungo

Kegiatan pembelajaran perlu dievaluasi, karena evaluasi dapat

memberi motivasi bagi guru maupun siswa. Evaluasi merupakan salah satu

komponen proses pembelajaran yang amat menentukan keberhasilan proses

pembelajaran. Tanpa adanya evaluasi sebagai bagian terpenting dari proses

pembelajaran, guru tidak mungkin mengetahui hasil maupun prestasi belajar

yang telah menjadi milik siswa.

Evaluasi juga merupakan suatu proses yang sistematis dalam

memberikan pertimbangan mengenai nilai dan arti sesuatu. Seorang guru

50
harus paham pada tujuan dan kegunaan evaluasi, melaksanakan penilaian yang

efektif dan menggunakan hasil penilaian untuk perbaikan pembelajaran.

Ciri penting dari kegiatan evaluasi adalah adanya kriteria yang

dijadikan sebagai dasar yang menarik kesimpulan mengenai objek yang

dinilai. Dengan kata lain, evaluasi dapat pula diartikan sebagai proses

membandingkan situasi yang ada dengan kriteria, karena evaluasi adalah

proses mendapatkan informasi dan menggunakannya untuk menyusun

penilaian dalam rangka membuat keputusan.

Prestasi belajar siswa merupakan tujuan akhir dan utama

dilaksanakannya pembelajaran di sekolah yang dilihat melalui evaluasi. Hal

ini berangkat dari belajar yang dilakukan siswa. Proses pembelajaran selalu

menghasilkan prestasi belajar yang dicapai. Dari sini dapat diambil gambaran

tentang keberhasilan belajar dalam bentuk penentuan raport. Prestasi belajar

adalah merupakan hasil yang diperoleh individu berupa kesan-kesan yang

mengakibatkan perubahan diri dalam diri individu sebagai hasil dari aktivitas

belajarnya.

Prestasi belajar merupakan hasil akhir dari belajar berupa

keterampilan, pengatahuan, nilai, sikap. Di dalam proses pembelajaran, hasil

merupakan hal yang sangat penting karena prestasi belajar dapat dijadikan

tolak ukur keberhasilan dalam proses pembelajaran. Sebagai indikator siswa

dijadikan berhasil dalam proses pembelajaran dapat dilihat dari nilai apa yang

diperolehnya, hasil belajar dan nilai siswa dapat membentuk angka-angka,

51
abjad, dan sebagainya. Setelah prestasi belajar dicapai atau didapat oleh guru

dapat mengambil sebuah tindakan terhadap siswa tentang metode dan cara apa

yang tetap serta bagaimana upaya dalam peningkatan nilai siswa. bisa melalui

remedial, pengulangan dan pemberian tugas kembali dan lain sehingga siswa

dapat lebih paham dan mengerti.

Untuk memperoleh skor prestasi belajar dari proses evaluasi dilakukan

dengan mengambil arsip atau dokumen prestasi belajar siswa pada wali kelas

masing – masing siswa yang menjadi sampel, sehingga didapat skor:

Tabel 8: Data Dokumentasi Prestasi Belajar (variabel Y) Pada Bidang Studi


Biologi

No Nama Kelas Skor


1 Abdul Aziz XA 75
2 Ahmadi XA 70
3 Alamsyah XA 59
4 Budi Santoso XA 72
5 Dede Dwisaniati XA 80
6 Dian Putri XA 60
7 Firdaus XA 71
8 Galuh Citra. K XB 78
9 Hamisa XB 65
10 Maulana Zikri XB 71
11 M. Ziaulhak XB 80
12 Rika Liliyanti XB 65
13 Uul Titik. W XB 83
No Nama Kelas Skor
14 Weni Santi XB 78
15 Wulan P. S XC 75

52
16 Yuyun Oktavia XC 78
17 Zulkipli XC 78
18 Ade Andriy. N XC 78
19 Anton Saputra XC 72
20 Fitri ani XC 74
21 Hentika. W XC 75
22 Holidi XD 80
23 Jasri Yanto XD 80
24 M. Figrullah XD 74
25 Nur Iqlima XD 70
26 Rahmatul Uliya XD 70
27 Rikenz XD 74
28 Rini Triani XD 68
29 Sardiyah XE 75
30 Sefriyadi XE 70
31 Syam Baiju XE 72
32 Uswati XE 84
33 Widiya Safitri XE 70
34 Yuni Kurniati XE 59

C. Hubungan Skor Lingkungan Belajar terhadap Prestasi Belajar pada Mata

Pelajaran Biologi di MAN 1 Muara Bungo

Signifikan atau tidaknya hubungan lingkungan belajar dengan prestasi

belajar dalam bidang studi biologi akan dapat kita ukur dengan menggunakan

rumus “r” Product Moment. Hal ini peneliti lakukan untuk mencari hubungan

lingkungan Belajar (variabel X) dengan prestasi belajar siswa (variabel Y).

Pengambilan data angket lingkungan belajar dan dokumen prestasi belajar

siswa telah dilakukan, selanjutnya dilakukan analisis data dengan

53
menggunakan rumus “r” Product Moment untuk dua sampel besar. Dengan

langkah - langkah sebagai berikut:

Tabel 9: Tabel Skor Lingkungan Belajar dan skor Prestasi Belajar Siswa di
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Muara Bungo

No X X² No Y Y²
1 67 4489 1 75 5625
2 54 2916 2 70 4900
3 42 1764 3 59 3481
4 43 1849 4 72 5184
5 68 4624 5 80 6400
6 45 2025 6 60 3600
7 57 3249 7 71 5041
8 61 3721 8 78 6084
9 49 2401 9 65 4225
10 56 3136 10 71 5041
11 69 4761 11 80 6400
12 49 2401 12 65 4225
13 67 4489 13 83 6889
14 56 3136 14 78 6084
15 59 3481 15 75 5625
16 62 3844 16 78 6084
17 59 3481 17 78 6084
18 58 3364 18 78 6084
19 52 2704 19 72 5184
20 48 2304 20 74 5476
21 62 3844 21 75 5625
22 60 3600 22 80 6400
23 58 3364 23 80 6400
24 47 2209 24 74 5476
25 52 2704 25 70 4900
26 51 2601 26 70 4900
27 56 3136 27 74 5476
28 57 3249 28 68 4624
29 59 3481 29 75 5625
30 56 3136 30 70 4900
No X X² No Y Y²
31 55 3025 31 72 5184
32 65 4225 32 84 7056
33 52 2704 33 70 4900
34 51 2601 34 59 3481
  1902 108018   2483 182663

54
a. Nilai Tertinggi (H) dan Terendah (L)

- X → H = 69 dan L = 42

- Y → H = 84 dan L = 59

b. Total Range (R)

-X→R=H–L+1

R = 69 – 42 + 1= 28

- Y→ R = H – L + 1

R = 84 – 59 + 1 = 26

c. Jumlah Kelas Interval

Variabel X dan Y:

K = 1 + 3,3 log n

= 1 + 3,3 log 34

= 1 + 3,3 . 1,53

= 6,049 ~7

d. Panjang Kelas Interval

- Variabel X

P=

- Variabel Y

P=

55
Peta Korelasi

X 42 46 50 54 58 62 66 fy y' fy' fy'² x'y'


Y 45 49 53 57 61 65 69          
83-86           1 1 2 3 6 18 12
            6 6          
79-82         2   2 4 2 8 16 16
          4   12          
75-78       1 5 2 1 9 1 9 9 12
        0 5 4 3          
71-74 1 2 1 4       8 0 0 0 0
  0 0 0 0                
67-70     3 3       6 -1 -6 6 3
      3 0                
63-66   2           2 -2 -4 8 8
    8                    
59-62 2   1         3 -3 -9 27 21
  18   3                  
f (x) 3 4 5 8 7 3 4 34   4 84 72
X' -3 -2 -1 0 1 2 3   ∑fy' ∑fy'² ∑x'y'
fx' -9 -8 -5 0 7 6 12 3 ∑fx' ↓
Fx'² 27 16 5 0 7 12 36 103 ∑fx'² Checking
x'y' 18 8 6 0 9 10 21 72 ∑x'y' → → ↑

Mencari Cx =

Mencari Cy =

Mencari SDx

SDx = i =1

=1 =1

=1

56
Mencari SDy

SDy = i  Fy' 2
  Fy ' 
   =1
N N 
 

=1 =1

=1

Mencari angka indeks Korelasi “r” Product Moment

rxy =

D. Interpretasi Data

Memberikan Interpretasi terhadap rxy atau r0, df = N – nr = 34 – 2 = 32.

Dalam tabel tidak dijumpai df sebesar 32, maka digunakan nilai yang terdekat

yakni 30. Dengan df 30 diperoleh “r” Tabel (rt) pada taraf signifikansi 5%

sebesar 0,349 dan taraf signifikansi 1% sebesar 0,449. Ternyata r0 (yaitu =

0,781) adalah lebih besar dari rt artinya t tabel < r0.

Berdasarkan data di atas, maka H0 ditolak, berarti ada korelasi positif

yang sangat signifikan antara variabel lingkungan belajar (x) dengan variabel

prestasi belajar (y) pada mata pelajaran biologi, dan dari kesimpulan ini

57
diketahui bahwa Ha diterima. Terdapat hubungan positif yang signifikan

antara lingkungan belajar terhadap prestasi belajar dalam bidang studi Biologi

di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Muara Bungo Kecamatan Rimbo

Tengah Kabupaten Bungo.

E. Pembahasan

Prestasi belajar siswa merupakan tujuan akhir dan utama

dilaksanakannya pembelajaran di sekolah. Hal ini berangkat dari belajar yang

dilakukan siswa. Proses pembelajaran selalu menghasilkan prestasi belajar

yang dicapai. Dari sini dapat diambil gambaran tentang keberhasilan belajar

dalam bentuk penentuan raport. Prestasi belajar adalah merupakan hasil yang

diperoleh individu berupa kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan diri

dalam diri individu sebagai hasil dari aktivitas belajarnya.

Lingkungan belajar siswa terdiri dari lingkungan sosial dan lingkungan

non sosial. Lingkungan sosial siswa terdiri dari lingkungan keluarga, sekolah

dan masyarakat. Kegiatan belajar anak selalu mendapat pengaruhi dari ketiga

lingkungan tersebut. Lingkungan keluarga harus mendukung keberadaan

aktivitas belajar siswa. Relasi orang tua dan anak di rumah haruslah akur dan

tidak tegang. Sarana dan prasarana belajar anak di rumah tentu yang lengkap

tentu membuat lancar aktivitas belajar siswa. Lingkungan sekolah dalam hal

ini dapat dicontohkan seperti hubungan guru dan siswa, sikap guru yang

membuka diri terhadap siswa dengan segala macam permasalahannya

membuat lingkungan sosial anak di sekolah menjadi lebih menyenangkan.

58
Demikian pula halnya dengan kondisi masyarakat dimana anak tinggal,

keberadaan lingkungan masyarakat jangan sampai membuat anak terganggu

untuk belajar. Orang tua harus memperhatikan pergaulan anak dengan teman-

temannya di luar rumah. Membatasi pergaulan anak bisa mmebuat anak

terlindungi dari pergaulan yang tidak baik.

Lingkungan non sosial di sini dimaksudkan sebagai lingkungan fisik

yang ada disekitar anak melakukan aktivitas belajar. Lingkungan fisik ruangan

kelas dan rumah tentunya tidak mengganggu kegiatan belajar, namun harus

sebagai sarana penjunjang berlangsungnya kegiatan belajar. Kedua lingkungan

belajar yang ada pada siswa di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Muara

Bungo telah mendukung bagi aktivitas siswa untuk belajar sehingga terlihat

dari penelitian ini menunjukkan bahwa lingkungan belajar memiliki hubungan

yang positif terhadap prestasi belajar siswa pada bidang studi biologi.

Sehubungan dengan penelitian ini, maka besarnya rxy yaitu 0,781 atau

dipersentasekan (dikuadratkan terlebih dahulu) maka senilai 78,1%, maka hal

ini tentu menunjukkan bahwa lingkungan belajar mempunyai hubungan yang

sangat besar terhadap prestasi belajar siswa dalam belajar pada mata pelajaran

biologi. Dapat diketahui juga hipotesis nihil ditolak karena terdapat hubungan

yang signifikan sebesar 78,1% antara lingkungan belajar dengan prestasi

belajar siswa pada mata pelajaran biologi.

Kesimpulannya bahwa tinggi rendahnya prestasi belajar siswa pada

bidang studi biologi memiliki hubungan (korelasi) yang signifikan dengan

59
lingkungan belajar siswa pada mata pelajaran biologi. Jika lingkungan belajar

siswa diciptakan secara kondusif untuk mendukung kegiatan belajar, maka

tentunya lingkungan belajar memberikan kontribusi positif bagi terciptanya

prestasi belajar yang tinggi, namun jika lingkungan belajar siswa tidak

kondusif maka kecendungan kondisi ini akan menggangu siswa untuk belajar.

Berbagai permasalahan lingkungan yang tidak sehat membuat siswa tidak bisa

memfokuskan dari untuk belajar dengan tenang. Jika kondisi ini terjadi, maka

kemungkinan siswa anak sukses dalam belajarnya semain kecil. Dengan

demikian lingkungan belajar merupakan komponen yang menentukan prestasi

belajar siswa di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Muara Bungo.

60

Anda mungkin juga menyukai