64 212 1 PB
64 212 1 PB
2 Desember 2021 Historica Didaktika: Jurnal Pendidikan Sejarah, Budaya Sosial ISSN : 2808-2966
Abstrak : Penelitian ini menjelaskan tentang latar belakang kehidupan Raja Tengku Akil di
Kerajaan Nieuw Brussel, sistem pemerintahan masa Raja Tengku Akil di Kerajaan Nieuw Brussel
tahun 1828-1845, dan kondisi Sukadana pada abad ke19. Penelitian ini menggunakan metode sejarah
dengan tahapan hieuristik,verifikasi, interpretasi, dan historiografi. Hasil penelitian menunjukan
bahwa biografi Raja Tengku Akil merupakan sultan kayong pertama di Sukadana (Nieuw Brussel)
dengan bergelarkan Sultan Abdul Jalilsyah. Raja Tengku akil ini lahir di Pontianak. Ayahnya benama
Tengku Musa bin Raja Buang Asmara dan ibu nya ialah Cik Salamah Gundik Tengku Musa. Sistem
pemerintahan Raja Tengku Akil menjelaskan pemerintah Hindia Belanda juga meminta pada Sultan
Nieuw Brussel dan para keturunannya untuk loyal pada Pemerintahan Belanda. Kemudian kondisi
Sukadana menginjak abad ke 19, pelabuhan nusantara yang sedang menatap masa perubahannya,
dan munculnya Kompeni Hindia Belanda di beberapa wilayah di negeri ini, juga berpengaruh pada
sistem pengelolaan pelabuhan setempat. Sejalan dengan penundukkan politik, Kompeni juga akan
melakukan penerbitan ekonomi.
Abstract : This study describes the background of the life of King Tengku Akil in the Kingdom of
Nieuw Brussels, the system of government during the reign of King Tengku Akil in the Kingdom of
Nieuw Brussels in 1828-1845 , and the condition of Sukadana in the 19th century. This study uses the
historical method with the stages of hiuristic, verification, interpretation, and historiography. The
results showed that the biography of King Tengku Akil was the first kayong sultan in Sukadana (Nieuw
Brussels) with the title Sultan Abdul Jalilsyah. King Tengku Akil was born in Pontianak. His father
is Tengku Musa bin Raja Buang Asmara and his mother is Ms. Salamah, the mistress of Tengku
Musa. The government system of King Tengku Akil explained that the Dutch East Indies government
also asked the Sultan of Nieuw Brussels and his descendants to be loyal to the Dutch Government. Then
the condition of Sukadana entering the 19th century, the port of the archipelago which was looking
at a period of change, and the emergence of the Dutch East Indies Company in several areas in this
country, also affected the local port management system. In line with political submission, the
Company will also carry out economic publications.
20
Vol.1 No. 2 Desember 2021 Historica Didaktika: Jurnal Pendidikan Sejarah, Budaya Sosial ISSN : 2808-2966
21
Vol.1 No. 2 Desember 2021 Historica Didaktika: Jurnal Pendidikan Sejarah, Budaya Sosial ISSN : 2808-2966
22
Vol.1 No. 2 Desember 2021 Historica Didaktika: Jurnal Pendidikan Sejarah, Budaya Sosial ISSN : 2808-2966
23
Vol.1 No. 2 Desember 2021 Historica Didaktika: Jurnal Pendidikan Sejarah, Budaya Sosial ISSN : 2808-2966
Pasukan Matan yang merasa sana akan sangat sulit karena volume air
kewibawaannya terancam dengan yang terlalu besar.
kedatangan musuh, mulai mengarahkan 3. Kesultanan Niuew Brussel dan
tenagannya menggebrak serangan Pemerintahan Belanda
lawan. Dibawah guyuran peluru musuh, Dalam kesepakatan di atas,
para pendekar pilihan Matan berjibaku Pemerintahan Hindia Belanda juga
berloncatan kesana- ke mari, sembari meminta pada Sultan Niuew Brussels
mencari ruang mendaratkan kebadan dan para keturunannya kelak, untuk loyal
parang ke tubuh lawan. Yang lain, segera pada pemerintahan Belanda. Wilayah
memacu langkah cepat beradu cepat Sukadana, Simpang dan Matan
dengan pasukan Belanda yang sedang sejatinya adalah wilayah bawahan
memasukkan mesiu ke senapannya. Hindia Belanda. Adapun kedudukan
Pendekar Matan itu meloncat dengan pengelolaanya diserahkan pada
sigap sambil kirimkan kebatan parang ke Kesultanan Niuew Brussels, sultan harus
tubuh lawan. (Majdid, 31). menjamin kepentingan dua belah pihak
Pasukan Belanda dan Tengku ata hasil pengelolaan tanah-tanah itu,
Akil berhasil memperoleh kemenangan. yakni untuk dirinya dan kelompoknya
Perlu diketahui, kemenangan ini tentu serta bagi pemerintahan Hindia Belanda
saja bukan finalitas. Mereka bersorak 4. Peralihan Kekuasaan Matan
ditanah yang bergoyang, yang satu Oleh Gubernur
ketika dapat melahap sorak mereka. Mengetahui adanya perubahan
Setelah memastikan musuh sudah ini, Belanda pun meminta agar
mundur, Kapten Dibbetz dan Tengku Panembahan Niuew Brussels
Akil segera berunding untuk menentukan menyepakati kontrak baru yang
langkah lanjutan. Muncul gagasan disepakati pihak kolonial. Salah satu
untuk melanjutkan ekspedisi ke Muara keputusan pentingnya adalah pengakuan
Kayung, karena menurut keterangan bahwa sebagian besar pengurusan
yang didapat, tempat itu adalah salah Kerajaan Matan tidak lagi diampu oleh
satu markas Matan setelah Kerajaan Sukadana, melainkan langsung
mengundurkan diri. Setelah ditelitilebih berada di bawah kendali pemerintah
lanjut, langkah ini tidak dapat ditempuh. Hindia Belanda. Pada 1847, Pangeran
Hujan yang turun membuat debit air Muhammad Sabran didapuk menjadi
sungai meningkat dan akses menuju ke Panembahan Matan. Pengangkatannya
24
Vol.1 No. 2 Desember 2021 Historica Didaktika: Jurnal Pendidikan Sejarah, Budaya Sosial ISSN : 2808-2966
25
Vol.1 No. 2 Desember 2021 Historica Didaktika: Jurnal Pendidikan Sejarah, Budaya Sosial ISSN : 2808-2966
26
Vol.1 No. 2 Desember 2021 Historica Didaktika: Jurnal Pendidikan Sejarah, Budaya Sosial ISSN : 2808-2966
meninggalnya Raja Tengku Akil dan nama Barat: Dinasti dan pengaruhnya
di Nusantara, Departemen
Sukadana kembali digunakan (1845-
Pendidikan dan Kebudayaan
1900). (Depdikbud).
Raja Akil, Raja atau Tengku Akil Barth, J.P.J. 2016. Ikhtisar ‘Afdeeling’
ia merupakan putra dari Raja Musa yang Sukadana, (Bagian Barat Borneo)
1896, Yogyakarta: Penerbit Pohon
begelar (Raja Tua) Ibnu Sultan Mahmud Cahaya (Anggota IKAPI).
(Raja Buang yang memerintah tahun 1723
Darmadi Yusri dan Ika Rahmatika
hingga tahun 1760). Ibnu Raja Kecil, Raja 2017 Chalimi. “Niuew
Akil merupakan Sultan Kayong pertama di Brussel” di Kalimantan: Peran
Strategis Sukadana pada Abad ke-
Sukadana bagian barat daya borneo, 19, Yogyakarta: Kepel Press.
dengan bergelarkan Sultan Abdul Jalil
DH Carma Gusti. 2019. Kesultanan
Syah. Raja Tengku Akil ini ikut terlibat MATAN. (Tanjung Pura dan
dalam kelompok merebut takhta selepas Sukadana), Ketapang: Forum
Penulis Kehidupan.
Kerajaan Siak yang jatuh ke tangan Sayyid
Ali (Sultan Abdul Jalil Sarifuddin) yang Has, M. Dardi D. Sejarah Tanjungpura,
Ketapang: Yayasan Sultan
berpangkat dua sepupu saudara dengan Zainuddin I dan Smart Educational
Raja Akil. Tengku Akil yang mangkat Center, 2014.
pada tahun 1849 yaitu usia nya kurang Hasannudin, 2000. Sukadana, Suatu
lebih 75 tahun dan berputerakan Tinjauan Sejarah Kerajaan
Tradisional Kalimantan Barat,
Panembahan Anom yang memerintah di Pontianak: Balai Kajian Sejarah
Sukadana tahun 1874. Dalam catatan dan Nilai Traditional Pontianak.
orang Belitong Tengku Akil awal mulanya Hashim Yusof, Muhammad. 2017. Hikayat
bekerja untuk Belanda tahun 1813. Siak, (Legasi Tradisi Gemilang
Kesultanan Melayu-Islam), Kuala
UCAPAN TERIMAKASIH Lumpur: Perpustakaan Negara
Ucapan Terimakasih penulis Malaysia. Jilid 1.
27