Pengelolaan Kelapa Sawit 3
Pengelolaan Kelapa Sawit 3
net/publication/325961511
CITATIONS READS
0 69,966
1 author:
Amar Ma'ruf
Akdeniz University
13 PUBLICATIONS 79 CITATIONS
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
Pyraclostrobin application on tea var. Assamica during the dry season View project
All content following this page was uploaded by Amar Ma'ruf on 24 June 2018.
MATERI KULIAH
PENGELOLAAN KELAPA SAWIT 3
PEMELIHARAAN TANAMAN
Penyusun
Amar Ma’ruf, M.Sc
Pemeliharaan Tanaman | i
Amar Ma’ruf, M.Sc
HANYA DIPERUNTUKAN:
SEBAGAI BAHAN KULIAH/PEMBELAJARAN
ii | Pemeliharaan Tanaman
Materi Kuliah Pengelolaan Kelapa Sawit 3
DAFTAR ISI
iv | Pemeliharaan Tanaman
Materi Kuliah Pengelolaan Kelapa Sawit
PENDAHULUAN
Pemeliharaan Tanaman | 1
Amar Ma’ruf, M.Sc
KONSOLIDASI
A. PENYISIPAN TANAMAN
Kegiatan penyisipan tanaman dilakukan untuk mengganti
tanaman yang telah mati, hilang atau kemungkinan besar tanaman
tidak akan berproduksi optimal. Kedua kegiatan sensus dan
penyisipan bertujuan untuk memastikan bahwa tanaman
tanaman-tanaman
yang ada di lapangan adalah tanaman produktif
produktif.
Pemeliharaan Tanaman | 3
Amar Ma’ruf, M.Sc
Pemeliharaan Tanaman | 5
Amar Ma’ruf, M.Sc
B. GAWANGAN
Standar pemeliharaan gawangan adalah sebagai berikut:
Gawangan harus bebas dari ri gulma kelas C dan anak kayu,
sedangkan gulma yang berguna harus dikendalikan
pertumbuhannya.
Ada 3 jenis gulma yang perlu dikendalikan, yaitu ilalang rumput
teki – tekian dan tumbuhan pengganggu atau anak kayu di
gawangan.
Gulma utama yang tidak boleh ada di perkebunan kelapa sawit
adalah ilalang dan gulma berkayu.
Sedangkan untuk gulma lunak seperti digitaria sp dan jenis gulma
rumput lunak lainnya masih dapat ditoleran tidak perlu
dikendalikan asalkan tingginya tidak melebihi 15
15- 20 cm.
Ilalang pada perkebunan kelapa sawit sangat perlu dihindari.
Ilalang perlu dikendalikan karena pertumbuhannya yang cepat
sehingga penyerapan unsur hara yang cepat pula oleh ilalang
akan mengganggu pertumbuhan kelapa sawit, selain itu juga
dengan kondisi populasi
pulasi ilalang yang tinggi merupakan potensi
terjadinya kebakaran.
Pemeliharaan Tanaman | 7
Amar Ma’ruf, M.Sc
KASTRASI
A. TUNAS PASIR
Sebelum areal/blok masuk dalam kategori TM tidak
diperbolehkan melakukan pekerjaan tunas apapun karena pada
waktu tersebut jumlah pelepah belum optimum. Sehingga pelepah
produktif tidak boleh dibuang. Prinsip tunas pasir adalah hanya
membuang pelepah yang berada satu lingkaran paling bawah (dekat
tanah) dan pelepah kering.
Pekerjaan tunas pasir dilakukan dengan
ngan cara membuang
pelepah satu lingkaran paling bawah (dekat tanah) dan juga pelepah
kering. Dilakukan 6 bulan sebelum TM. Pelepah kering dipotong
memakai dodos. Pelepah dipotong rapat ke pangkal dengan memakai
dodos kecil (mata dodos 8 cm), kemudian pele
pelepah-pelepah tersebut
dikeluarkan dari piringan dan disusun di gawangan mati. Sesudah
pekerjaan tunas pasir selesai, maka dilarang keras memotong/
memangkas pelepah untuk tujuan apa pun, kecuali untuk analisis
daun, ini pun hanya dibenarkan mengambil anak ddaunnya saja.
Pemeliharaan Tanaman | 9
Amar Ma’ruf, M.Sc
B. KASTRASI
Tanaman kelapa sawit mulai mengeluarkan bunga setelah
berumur 9 bulan, tergantung pertumbuhannya. Pada saat tersebut,
bunga yang dihasilkan masih belum membentuk buah sempurna
sampai tanaman berumur sekitar 24 bulan sehingga tidak ekonomis
untuk diolah. Oleh sebab itu, semua bunga maupun buah yang keluar
sampai dengan umur 24 bulan perlu dibuang. Biasanya dilakukan
pada umur 18 bulan sejak tanam di lapangan sampai dengan bulan
yang ke bulan 26 stop kastrasi. Kastrasi merupakan pekerjaan
membuang bunga pada tanaman belum menghasilkan sampai
dengan umur 25 bulan an setelah ditanam di lapangan.
Dalam pemeliharaan tanaman kelapa sawit, perlu
diperhatikan pertumbuhan vegetative (akar,batang dan daun) d dan
pertumbuhan bunga dan buah. Pada masa pertumbuhan vegetative,
munculnya Bunga, baik jantan maupun betina dapat mengganggu
perkebnagan pertumbuhan vegetative. Oleh karena itu baik Bunga
jantan maupun betina yang muncul sebelum waktunya harus
dibuang.
Dengan
gan kata lain Membuang buah, bunga jantan dan bunga
betina untuk mempercepat pertumbuhan vegetatif serta Mengurangi
resiko serangan jamur marasmius sp.. Kastrasi merupakan pekerjaan
penting sebelum tanaman beralih dari TBM ke TM.
Kastrasi atau disebut juga ablasi merupakan pekerjaan
penting pada kelapa sawit sebelum tanaman beralih dari TBM ke TM.
Karena itu, sebelum melakukan kastrasi terlebih dahulu dilakukan
monitoring pembungaan. Caranya yaitu mencatat pohon pohon-pohon yang
telah berbunga. Hasil catatan tersebut
but kemudian digambarkan pada
peta sensus. Tanaman kelapa sawit mulai mengeluarkan bunga
setelah berumur 9 bulan, tergantung pertumbuhannya. Pada saat
tersebut, bunga yang dihasilkan masih belum membentuk buah
sempurna sampai tanaman berumur sekitar 24 bul bulan sehingga tidak
ekonomis untuk diolah. Oleh sebab itu, semua bunga maupun buah
yang keluar sampai dengan umur 24 bulan perlu dibuang atau
diablasi.
Ablasi merupakan aktivitas membuang semua produk
generatif, yaitu bunga jantan, betina, dan seluruh buah ((yang terlanjur
jadi) guna mendukung pertumbuhan vegetatif kelapa sawit.
Pemeliharaan Tanaman | 11
Amar Ma’ruf, M.Sc
Pelaksanaan Kastrasi
Kastrasi mulai dilaksanakan jika dalam satu hamparan terdapat
lebih dari 50% pokok kelapa sawit dalam satu hamparan yang
telah mengeluarkan bunga (jantan dan atau betina).
Pada umumnya kastrasi mulai dilakukan saat tanaman berumur
16 bulan di lapangan.
Pelaksanaan kastrasi terakhir dilakukan 6 (enam) bulan sebelum
rencana pokok dipanen.
Rotasi kastrasi adalah 2 (dua) bulan sekali sampai tanaman
berumur 20 bulan.
Pada kastrasi rotasi terakhir bunga jantan jangan dibuang, karena
akan digunakan sebagai media a pengembangan Elaedobius
camerunicus.
Bagi daerah bukaan baru yang di sekitarnya belum ada tanaman
kelapa sawit yang menghasilkan (perkebunan), maka bunga
jantan tidak diperbolehkan dikastrasi. Hal ini bertujuan untuk
mendorong perkembangbiakan serangga Elaedobius
camerunicus.
Norma Kerja: Tenaga kerja yang diperlukan untuk kegiatan
kastrasi ini adalah 6-8 HK/ha
C. SANITASI
Pekerjaan sanitasi merupakan kegiatan yang bertujuan untuk
mempermudah proses panen dan mendapatkan kondisi tanaman/
buah yang sehat. Pekerjaan
kerjaan sanitasi dilakukan bersamaan dengan
pekerjaaan kastrasi, dengan tujuan sebagai berikut:
Membuang tandan Parthenocarphy dan tandan busuk terutama
yang terserang Tirathaba. Tandan tersebut harus diletakkan di
gawangan mati.
Membuang semua pelepah kering ing pada pangkal pokok dan
dilarang memotong pelepah segar.
Membersihkan semua sampah di sekitar pokok untuk
memudahkan kegiatan pengutipan berondolan dan pekerjaan
perawatan lainnya.
D. PENUNASAN POKOK
Pekerjaan yang mengandung dua aspek yang saling bertolak
belakang, yakni untuk menjaga produksi maksimum dimana
Over Prunning
Over prunning adalah terbuangnya
erbuangnya sejumlah pelepah
produktif secara berlebihan
lebihan yang akan mengakibatkan penurunan
produksi. Penurunan produksi ini terjadi karena berkurangnya areal
fotosintesis dan pokok mengalami stres yang terlihat melalui:
Peningkatan gugurnya bunga betina.
Penurunan seks rasio (peningkatan bunga jantan).
Penurunan BJR.
Untuk menghindari terjadinya over pruning dan under pruning
maka harus dilakukan:
Penyediaan tenaga penunasan.
Pelatihan dan simulasi.
Pemeliharaan Tanaman | 13
Amar Ma’ruf, M.Sc
Gambar 8.. Teknis Penunasan Periodik dan Contoh Pokok Hasil Penunasan
Penunasan Periodik
Pada tanaman muda sampai dengan TM-2, 2, dilakukan penunasan
secara periodik dengan rotasi 9 (sembilan) bulan sekali sehingga
1 (satu) tahun menjadi 1,3 rotasi. Perencanaan penunasan tahun
berjalan pada setiap areal/blok harus didasarkan pada rotasi
terakhir.
Asisten harus membentuk kelompok (regu) kerja penunasan
khusus. Tenaga penunas harus terlatih dan tidak boleh diganti
diganti-
ganti dengan orang yang belum terbiasa menunas. Tenaga
penunas cadangan dibutuhkan bila salah seorang penunas inti
sakit/absen. Penunas cadangan berasal dari tenaga perawatan
yang sudah terbiasa menunas atau tenaga potong buah (pada
saat buah trek/sedikit).
Perpindahan pelaksanaan tunas periodik dari blok ke blok
berikutnya di satu divisi harus sistematis (searah jarum jam atau
kebalikannya).
Penunasan Korektif
Pada tanamam diatas TM-2, 2, penunasan dilakukan secara korektif
(corrective pruning).
). Penunasan dilakukan secara langsung oleh
tenaga potong buah (bukan Regu Kerja Penunasan Khusus) dan
dilakukan bersamaan setiap melakukan potong buah dengan tetap
mengacu pada prinsip dasar jumlah pelepah produktif yang masih
harus dipertahankan sesuai ketentuan (leaf
leaf area ind
index).
Penambahan tugas dan tanggung jawab pemeliharaan pelepah
(penunasan korektif) kepada tenaga potong buah diberikan
kompensasi imbalan berupa “Premi penunasan korektif“ yang
besarnya disesuaikan dan dibayarkan secara berkala.
Pemeliharaan Tanaman | 15
Amar Ma’ruf, M.Sc
E. PENYUSUNAN PELEPAH
Areal Datar – Bergelombang
Pokok yang pertumbuhan kurang bagus atau kuning karena
defisiensi hara, harus ditunas lebih hati-hati,
hati, cukup membuang daun
yang kering saja. Pokok yang telah dipastikan abnormal tidak perlu
ditunas karena pada akhirnya akan di thinning out
out.
Pelepah-pelepah
pelepah disusun di antara pokok dalam barisan atau
di tengah gawangan mati sehingga membentuk huruf L (L shape)
dengan lebar 1,5 m.. Harus dipastikan tidak ada pelepah di piringan,
pasar rintis dan parit/sungai.
Lokasi penyusunan pelepah untuk semester I di antara pokok
dalam barisan dan semester II di gawangan mati dengan bagian
pangkal pelepah mengarah ke gawangan. Pelepah dipotong menjadi
2 atau 3 bagian tergantung panjang pelepah dan disusun membentuk
huruf L.
Bila di gawangan mati kebetulan terdapat parit yang
memanjang searah barisan pokok, maka disusun melintang di antara
pokok dalam barisan serta tidak boleh menghalangi pasar rintis.
Pemeliharaan Tanaman | 17
Amar Ma’ruf, M.Sc
Pemeliharaan Tanaman | 19
Amar Ma’ruf, M.Sc
SENSUS TANAMAN
A. SENSUS TBM 1
Sensus ini bertujuan untuk mengetahui tanaman yang mati,
titik kosong, pohon yang diserang berat oleh hama (tikus, Oryctes dll)
maupun tanaman abnormal.
Sensus tanaman dilakukan pada umur 6, 14, 17, 20 dan 23
bulan setelah tanam. Untuk pohon abnormal diber
diberi tanda silang cat
warna putih untuk dilakukan Pembongkaran pohon abnormal.
Tanaman yang doyong ditegakkan, yang mati dilakukan penyisipan
dengan tanaman yang seumur.
Pemeliharaan Tanaman | 21
Amar Ma’ruf, M.Sc
Gambar 13. Pokok yang sebagian anak daun menjadi putih kekuningan (chimera)
Pemeliharaan Tanaman | 23
Amar Ma’ruf, M.Sc
D. SENSUS PRODUKSI
Sensus produksi merupakan salah satu pekerjaan penting
dalam rangka pengendalian dan pengelolaan kebun secara
keseluruhan. Hasil sensus produksi akan sangat menentukan
kebijakan-kebijakan
kebijakan yang akan diambil dalam pengendalian biaya dan
penekanan “losses”” produksi, selain itu angka sensus produksi akan
digunakan sebagai dasarr analisa pencapaian produksi tahun berjalan
dan penentuan anggaran produksi tahun berikutnya.
Secara umum hasil sensus produksi memiliki manfaat sebagai
berikut:
Mengestimasi produksi TBS, CPO dan PKO 6 (enam) bulan
kedepan.
Mengestimasi jumlah uang yang dihasilkan dan dikeluarkan ((cash
flow) petani.
Mengestimasi penjualan.
Perencanaan potong buah, transport, dan pengolahan di PKS.
Mengetahui losses di lapangan.
Angka-angka
angka hasil sensus produksi harus dapat
dipertanggung jawabkan keakuratan dan kebenarannya. Data hasil
sensus yang akurat dan benar dapat dicapai apabila persiapan dan
proses dalam pelaksanaan sensus produksi dapat berjalan dengan
baik serta melalui supervisi yang ketat dan mendetil.
Tahapan persiapan dan proses sensus produksi adal adalah
sebagai berikut:
Pembuatan dan atau perbaikan tanda-tandatanda sensus.
Pembuatan dan atau perbaikan tanda-tandatanda sensus.
Pemeliharaan Tanaman | 25
Amar Ma’ruf, M.Sc
Pemeliharaan Tanaman | 27
Amar Ma’ruf, M.Sc
Analisis Data
Data hasil pengukuran pelepah harus dicatat dalam formulir
formulir.
Hasilnya kemudian dibandingkan dengan engan kurva pertumbuhan
standar. Semua tanamannaman harus dibandingkan dengan kurva
pertumbuhan tanaman lokal. etiap deviasi di bawah kurva harus
diselidiki untuk identifikasi faktor-faktor
faktor yang mengham
menghambat
pertumbuhan, antara lain: masalah
asalah pemeliharaan, pemupuk
pemupukan,
drainase, dan lain sebagainya.
Pemeliharaan Tanaman | 29
Amar Ma’ruf, M.Sc
A. PERAWATAN JALAN
Perawatan jalan yang terpenting adalah menjaga bentuk jalan
tetap cembung (Camber) atau kemiringan sekitar 5% dan tali air pada
tepi badan jalan. Air tidak boleh tergenang di permukaan badan jalan
karena akan menyebabkan terbentuk lubang pada titik titik-titik yang
lemah pada akhirnya merusak jalan.
Ada 5 faktor penyebab kerusakan jalan yaitu:
Air
Bahan organik
Kurangnya cahaya matahari
Sifat tanah (tekstur dan struktur)
Bahan angkutan (tonase) yang berlebihan.
Pemeliharaan Tanaman | 31
Amar Ma’ruf, M.Sc
Pemeliharaan Tanaman | 33
Amar Ma’ruf, M.Sc
Pemeliharaan Tanaman | 35
Amar Ma’ruf, M.Sc
Gambar 22.. Pasar Pikul di Antara Dua Baris Pertanaman Kelapa Sawit
C. TITI PANEN
Titi panen merupakan pembuatan jembatan pada setiap jalan
rintis yang melewati parit atau saluran air, sehingga jalan rintis dapat
dilalui tanpa hambatan.Tujuan titi panen adalah mempermudah
pekerja panen dalam mengambil/mengangkut buah sawit. Titi panen
harus segera dibuat setelah jalan rintis tersedia. Pemasangan titi
panen dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut
berikut:
TBM 1 dipasang titi panen pada rintis = 25%
TBM 2 dipasang titi panen pada rintis = 25%
TBM 3 dipasang titi panen pada rintis = 50%
Titi panen dapat dibuat dari kayu atau beton. Penggantian titi
panen berbahan kayu ke bahan beton sebaiknya sudah dimulai pada
TBM 3 dan telah selesai TM. Jumlah titi panen tergantung dari jumlah
parit dan saluran air. Untuk menentukan jumlah dan panjang titi
panen harus didasarkan data sensus yang akurat. Ukuran lebar titi
panen tegantung pada kebutuhan dan harus dapat dilalui a angkong
dengan lebar titi panen sekitar 20 cm.
A. PERAWATAN PARIT
Jenis dan Ukuran Parit
Pembangunan saluran keliling sebagai saluran batas areal;
danSaluran batas berfungsi untuk mengatur permukaan air tanah dan
juga merupakan saluran utama.Jenis parit dan ukuran parit yang
diseusiakan dengan luasan lahan terbagi:
Parit Utama (Parit Primer): lebar 12 meter dalam 4 meter 6 m x 3
m x 2 m.
Parit Collector (Parit Pengumpul):
mpul): lebar 6 meter dalam 3 meter.
Parit Cabang: lebar 4 meter dalam 2 meter 2 m x 2 m x 2 m m.
Parit Tersier: lebar 1 meter dalam 1 meter 1,2 m x 0,9 m x 0,6m.
A B
C D
Gambar 24.. Parit Primer (A), Collector (B), Parit Cabang (C), Parit Tersier (D)
Pemeliharaan Tanaman | 37
Amar Ma’ruf, M.Sc
Fungsi Parit
Secara umum Parit berfungsi untuk pengaturan tata air dalam
kebun dan sekitarnya. Sedangkan kebun yang menggunakan sistem
transportasi air, maka Parit dapat
pat difungsikan sebagai berikut
berikut:
Parit Utama
Sebagai transportasi serta aksesses keluar masuk perkebunan dan
juga berfungsi sebagai parit collector.
Parit Collector
Transportasi TBS/logistik dari Parit cabang
abang sebelum ke Parit
utama.
Parit Cabang
Transportasi TBS/logistik dari dan ke TPH
Parit Tersier
Secara khusus berfungsi sebagai Parit bantu untuk memperbaiki
aerasi tanah
Pencucian parit secara kimia. Namun cara ara ini tidak di anjurkan
karena berbahaya terhadap biota air dan lingkungan
lingkungan. Meskipun
memiliki beberapa manfaat antara lain: memperlancar
emperlancar transportasi
TBS dan logistik, meningkatkan
eningkatkan efektifitas pemupukan
pemupukan, menekan
perkembangan hama dan penyakit, mencegah
encegah bahaya kebakaran
kebakaran,
metersediaan air untuk petani.
Pemeliharaan Tanaman | 39
Amar Ma’ruf, M.Sc
Zoning System
Zoning system adalah pengelompokkan
engelompokkan kawasan areal/
hamparan dengan topografi lahan dan elevasi ketinggian air ((water
level) yang relatif sama. Sebagai salah satu metoda water
management, dengan sasaran water level yang terkontrol (40 cm –
70 cm dpt) berdasarkan PP Nomor 71 Tahun 2014.
Fungsi zoning system adalah sebagai berikut:
Menghindari water defisit di musim kemarau dan bahaya banjir di
musim hujan.
Mempertahankan debit air tetap mencukupi bagi pertumbuhan
tanaman dan jangan sampai terjadi kebakaran
kebakaran.
Memudahkan pengangkutan, tan, kecepatan transportasi dan
perpindahan kendaraan air, karena level air di Parit mencukupi
pada masing-masing zona.
Pemeliharaan Tanaman | 41
Amar Ma’ruf, M.Sc
Gambar 25. Penggunaan Piezzo Meter Untuk Mengukur Tinggi Muka Air Tanah
Pemeliharaan Tanaman | 43
Amar Ma’ruf, M.Sc
B. PENGORGANISASIAN
GANISASIAN PELAKSANAAN KEGIATAN
PEMELIHARAAN TANAMAN KELAPA SAWI
SAWIT
Di atas telah diuraikan bahwa kegiatan pemeliharaan
tanaman kelapa sawit mencakup beberapa jenis kegiatan sehingga
diperlukan pengorganisasian secara spesifik. Dari organisasi tersebut
dijabarkan ke dalam uraian tugas, tanggung jawab dan wewenang
masing-masing bagian.
Pemeliharaan Tanaman | 45
Amar Ma’ruf, M.Sc
Pemeliharaan Tanaman | 47
Amar Ma’ruf, M.Sc
Tabel 12.. Contoh form data sensus serangan hama tikus pada TBM
Kebun : .……………………………….
Divisi : .………………………………..
Blok : ………………………………..
Tahun tanam : ………………………………..
Luas : ………………………………..
Jumlah pohon yang diamati
Baris
Sehat Terserang Total Ket
ke-
Perhitungan Total Perhitungan Total % pohon
Total
......................................... ..............................
Kebun :
Divisi :
Blok :
Tahun tanam :
Bulan tanam :
Dst
...
40.
Rata-rata
Stand. dev
Pemeliharaan Tanaman | 49
Amar Ma’ruf, M.Sc
Melaksanakan tugas-tugas
tugas perusahaan lainnya atas perintah
Administratur/manajer.
Pemeliharaan Tanaman | 51
Amar Ma’ruf, M.Sc
Mandor Pemeliharaan
Uraian Tugas Mandor Pemeliharaan:
Mempersiapkan tenaga kerja sesuai dengan kebutuhan
kebutuhan.
Memeriksa dan mencatat kehadiran karyawan serta kelengkapan
alat yang diperlukan
Mengatur dan mengawasi pelaksanaan pekerjaan karyawan
bawahannya sesuai dengan rencana kerja yang telah ditetapkan.
Mencatat prestasi kerja karyawannya dan membuat Laporan Hasil
Kerja Harian (LHKH)
Membina, membimbing dan memotivasi bawahannya serta
memberikan pengetahuan teknis pemeliharaan tanaman secara
manual untuk meningkatkan prestasi kerja.
DAFTAR PUSTAKA
Pemeliharaan Tanaman | 53
Amar Ma’ruf, M.Sc
Teh Assamica
mica (camellia Sinensis Var. Assamica (mast.)
Kitamura) Pada Musim Kemarau. Universitas Gadjah Mada
Ma’ruf, A. Zulia,
lia, C. Safruddin. 2017. Rice Estate Development As
State Owned Enterprises (SOEs) To Self Supporting For Food.
European Academic Research