Anda di halaman 1dari 15

TOPIK 7

KERAGAMAN TANAMAN, PEWARISAN SIFAT, SELEKSI, DAN


HERITABILITAS

Keragaman Tanaman

Pendahuluan
Karakter suatu tanaman dibedakan atas karakter kualitatif dan karakter kuantitatif
sehingga terdapat dua jenis keragaman yaitu keragaman karakter kualitatif dan keragaman
karakter kuantitatif. Kedua karakter ini dibedakan berdasarkan besarnya pengaruh lingkungan,
sebaran data, analisis statistik, pengamatan, dan jumlah gen yang mengendalikan. Contoh
karakter kualitatif adalah warna, dan bentuk (bulat atau lonjong) atau ukuran (besar atau kecil).
Karakter kualitatif dikendalikan oleh satu atau beberapa gen yang ekspresinya hampir tidak
dipengaruhi oleh lingkungan. Karakter kuantitatif dipengaruhi oleh banyak gen yang bersifat
aditif dan ekspresinya sangat dipengaruhi oleh lingkungan, contohnya tinggi tanaman, panjang
dan lebar daun, bobot biji per tanaman, jumlah polong per tanaman, dsb.
Metode pemuliaan untuk karakter kualitatif berbeda dengan karakter kuantitatif karena
keduanya mempunyai pola pewarisan berbeda. Karakter kualitatif diwariskan dengan nilai
heritabilitas tinggi sehingga seleksi untuk perbaikan karakter kualitatif dapat dilakukan pada
generasi awal. Karakter kuantitatif diwariskan dengan nilai heritabilitas rendah atau sedang
karena pengaruh lingkungan yang lebih besar.
Pengetahuan tentang keragaman dan nilai heritabilitas sangat diperlukan oleh pemulia
tanaman untuk dapat menentukan metode pemuliaan yang tepat sehingga kegiatan pemuliaan
untuk menghasilkan varietas baru dapat lebih efektif dan efesien.

Tujuan
Mahasiswa diharapkan dapat mengetahui dan membedakan keragaman karakter kualitatif dan
kuantitatif antar genotipe dalam suatu komoditi tanaman.
Pewarisan Sifat Berbagai Karakter Kualitatif Tanaman

Pendahuluan
Pewarisan sifat suatu karakter sangat penting diketahui dalam suatu program pemuliaan
tanaman. Untuk mengetahui informasi pewarisan sifat suatu karakter perlu dilakukan
pengamatan dan pengujian tertentu terhadap karakter tersebut. Pada pewarisan sifat karakter
kualitatif, pengamatan dapat dilakukan dengan secara visual dan umumnya pengujian
dilakukan dengan uji khi kuadrat terhadap rasio tertentu, seperti rasio 3:1 (dominan penuh),
rasio 1:2:1 (tidak ada dominansi), rasio 9:3:4 (epistasis resesif), rasio 12:3:1 (epistasis
dominan) dan berbagai rasio lainnya. Pengujian suatu karakter terhadap rasio tertentu tersebut
umumnya dilakukan pada populasi F2 hasil persilangan 2 tetua yang memiliki sifat yang
berbeda dari karakter yang akan diuji dan dipelajari pola pewarisannya. Hal ini karena pada
populasi F2 terdapat segregasi yang maksimal dari karakter tersebut.

Tujuan
1. Mahasiswa dapat melakukan pengujian dengan uji khi kuadrat
2. Mahasiswa dapat menentukan pola pewarisan sifat karakter kualitatif tanaman

Contoh Kasus:
1. Diketahui bahwa genotipe cabai buah ungu (P1) disilangkan dengan genotipe cabai buah
hijau (P2) menghasilkan turunan F1 semuanya ungu. Jika tanaman F1 dibiarkan menyerbuk
sendiri, maka akan menghasilkan tanaman F2 sebagai berikut:

No Warna buah No Warna buah No Warna buah No Warna buah No Warna buah
1 Ungu 21 Ungu 41 Ungu 61 Hijau 81 Hijau
2 Ungu 22 Ungu 42 Ungu 62 Ungu 82 Hijau
3 Ungu 23 Ungu 43 Ungu 63 Ungu 83 Hijau
4 Ungu 24 Ungu 44 Ungu 64 Ungu 84 Hijau
5 Ungu 25 Ungu 45 Ungu 65 Ungu 85 Hijau
6 Ungu 26 Hijau 46 Hijau 66 Ungu 86 Hijau
7 Ungu 27 Ungu 47 Hijau 67 Ungu 87 Hijau
8 Ungu 28 Ungu 48 Hijau 68 Ungu 88 Hijau
9 Ungu 29 Ungu 49 Hijau 69 Ungu 89 Hijau
10 Ungu 30 Ungu 50 Hijau 70 Ungu 90 Hijau
11 Ungu 31 Ungu 51 Ungu 71 Ungu 91 Hijau
12 Ungu 32 Ungu 52 Ungu 72 Ungu 92 Hijau
13 Ungu 33 Ungu 53 Ungu 73 Ungu 93 Hijau
14 Hijau 34 Ungu 54 Ungu 74 Ungu 94 Hijau
15 Hijau 35 Ungu 55 Ungu 75 Ungu 95 Hijau
16 Ungu 36 Ungu 56 Ungu 76 Ungu 96 Ungu
17 Ungu 37 Ungu 57 Ungu 77 Ungu 97 Ungu
18 Ungu 38 Ungu 58 Ungu 78 Ungu 98 Ungu
19 Ungu 39 Ungu 59 Ungu 79 Ungu 99 Ungu
20 Ungu 40 Ungu 60 Ungu 80 Ungu 100 Ungu
Jika diketahui nilai table X2 adalah sebagai berikut:
Peluang
db
0.05 0.01
1 3.84 6.64
2 5.99 9.21
3 7.82 11.35
4 9.49 13.28
5 11.07 15.09
a. Tentukanlah rasio yang sesuai dengan segregasi di F2 dengan melakukan uji khi kuadrat!
b. Berdasarkan rasio yang diperoleh pada F2, jelaskan pola pewarisan sifat karakter warna
buah cabai tersebut!

Penyelesaian
Hipotesis yang diajukan adalah
H0 : Segregasi sesuai dengan rasio 3:1
H1 : Segregasi tidak sesuai dengan rasio 3:1

Rumus yang digunakan adalah:

, dimana O = hasil penamatan (observed), E = harapan (expected)

Keputusan diambil berdasarkan kriteria berikut:


Bila X2 hitung ≤ X2 tabel db α, maka diterima bahwa segregasi pengamatan tidak berbeda nyata
dengan segregasi harapan.

Bila X2 hitung ≥ X2 tabel db α, maka segregasi pengamatan berbeda nyata dengan segregasi
harapan.

Berdasarkan rasio harapan 3:1 maka disusun tabel sebagai berikut


Kelas Diamati (O) Diharapkan ( E ) (O-E) (O-E)2/E
Ungu 76 75 1 0,01
Hijau 24 25 -1 0,04
Total 100 X2 = 0,05

Derajat bebas (db) = jumlah kelas – 1 = 2 – 1 = 1

Pada α = 0,05; db = 1, Maka X2 tabel = 3,84


Karena X2 hitung ≤ X2 tabel, maka terima H0
Jadi, rasio yang sesuai dengan data F2 tersebut adalah rasio 3:1.

Berdasarkan hal itu pula, diketahui bahwa warna buah pada cabai dikendalikan oleh 1 gen
dengan 2 alel, dimana gen pengendali warna ungu dominan terhadap gen pengendali warna
hijau pada buah cabai.
Pendugaan Ragam Dan Perhitungan Heritabilitas

Pendahuluan
Keragaman karakter kuantitatif dapat diukur dengan menjumlahkan simpangan nilai
hasil pangamatan masing-masing genotipe terhadap nilai tengah populasi. Keragaman yang
dapat diamati dari suatu populasi di lapang disebut keragaman fenotipik (Vp). Keragaman
fenotipik dipengaruhi oleh keragaman karena faktor genetik (Vg) dan faktor lingkungan (Ve).
Populasi tetua galur murni (P1 dan P2) serta turunan pertamanya (F1) bersifat homogen
sehingga keragaman yang ada pada populasi tersebut hanya disebabkan oleh faktor lingkungan.
Populasi generasi F2 (hasil penyerbukan sendiri tanaman F1 memiliki keragaman genetik yang
sangat besar akibat adanya segregasi gen. Keragaman pada populasi F2 ini disebabkan oleh
faktor lingkungan dan faktor genetik. Kegiatan seleksi sifat-sifat yang diinginkan sudah dapat
dilakukan pada populasi ini.
Perbandingan antara nilai ragam genetik (Vg) terhadap nilai ragam fenotipik (Vp) dari suatu
tanaman disebut nilai heritabilitas (h 2). Heritabilitas dibedakan atas heritabilitas arti luas (hbs)
dan heritabilitas arti sempit (hns). Nilai heritabilitas dapat diduga melalui: 1) rancangan genetik
yaitu dengan menanam populasi P1, P2, F2; 2) rancangan lingkungan, yaitu dengan menanam
beberapa genotipe yang berbeda dengan ulangan.
Nilai heritabilitas sangat diperlukan dalam memilih karakter yang akan dijadikan kriteria
seleksi. Seleksi dapat dilakukan secara langsung terhadap karakter tertentu atau secara tidak
langsung dengan menggunakan karakter lain. Misalnya seleksi untuk meningkatkan daya hasil
dapat dilakukan secara langsung dengan memilih genotipe yang berdaya hasil tinggi jika nilai
heritabilitas karakter tersebut tergolong sedang atau tinggi. Apabila nilai heritabilitasnya
tergolong rendah maka seleksi lebih baik dilakukan secara tidak langsung menggunakan
karakter lain. Pemilihan karakter lain selain daya hasil untuk dijadikan kriteria seleksi adalah
berdasarkan nilai heritabilitas dan keeratan hubungan masing-masing karakter dengan daya
hasil.

Tujuan
1. Menduga nilai Vp,Ve, Vg dan heritabilitas karakter kuantitatif
2. Menentukan karakter yang tepat untuk dijadikan kriteria seleksi

Analisis Data
Beberapa rumus yang dapat digunakan dalam mengolah data untuk pendugaan
komponen ragam dan heritabilitas pada populasi bersegregasi adalah:

𝛴𝑥𝑖
Nilai tengah: 𝑥̅ = atau pada exel menggunakan “=average(.....)”
𝑛
(𝑥𝑖−𝑥̅ )2
Nilai ragam populasi: 𝜎2 = atau pada exel menggunakan “=var(..)”
𝑛−1

Komponen ragam:
Ragam fenotipe: Vp = σ2p = σ2g + σ2e = σ2F2
Ragam lingkungan: Ve = σ2e = (σ2P1+ σ2P2)/2
Ragam genetik: Vg = σ2g = σ2p - σ2e

Apabila terdapat populasi backcross (BC) maka komponen ragam lain yang dapat dicari adalah
Ragam aditif: Va = σ2a dimana, 𝜎 2 𝑎 = 2𝜎 2 𝐹2 − (𝜎 2 𝐵𝐶𝑃1 + 𝜎 2 𝐵𝐶𝑃2)

Komponen ragam digunakan dalam pendugaan nilai heritabilitas, melalui persamaan:


Heritabilitas arti luas: hbs = (Vg/Vp) x 100%
Heritabilitas arti sempit: hns = (Va/Vp) x 100%

Nilai heritabilitas dikelompokkan menjadi tinggi jika berkisar antara 50% - 100%; sedang jika
20% – 50% dan rendah jika kurang dari 20%.
Seleksi Tanaman Menyerbuk Sendiri
PENDAHULUAN
Seleksi adalah memilih individu atau genotipe yang memiliki karakter yang diinginkan dari
suatu populasi. Seleksi merupakan kegiatan penting dalam pemuliaan tanaman karena
perbaikan suatu karakter dapat diperoleh melalui seleksi. Perbaikan suatu karakter dari
generasi ke generasi dapat terjadi jika hanya individu-individu yang terbaik saja yang
diteruskan ke generasi berikutnya.
Seleksi akan berhasil jika dilakukan pada populasi yang memiliki keragaman genetik. Populasi
yang memiliki keragaman genetik dapat diperoleh dengan menyilangkan dua atau lebih tetua.
Populasi yang beragam dapat juga diperoleh melalui mutasi.
Metode yang digunakan dalam program pemuliaan tanaman menyerbuk sendiri adalah koleksi
lalu seleksi atau hibridisasi sehingga diperoleh populasi bersegregasi yang dilanjutkan dengan
seleksi. Seleksi dapat dimulai pada generasi awal (F2-F3) atau generasi lanjut (F6 dan
seterusnya). Seleksi dilakukan pada generasi awal jika
1. Frekuensi genotipe dan gen yang diinginkan paling besar terdapat pada F2 dibandingkan
dengan generasi berikutnya
2. Terdapat peluang besar untuk memperoleh gen-gen pengendali karakter hasil
3. Bahan genetik yang terbatas
4. Karakter yang diinginkan mempunyai heritabilitas tinggi
Metode seleksi yang digunakan tergantung pada sistem reproduksi tanaman, nilai
heterosis, struktur sitogenetik, perbedaan sifat kualitatif dan kuantitatif, aksi gen dan nilai
heritabilitas. Metode seleksi yang digunakan untuk populasi bersegregasi pada tanaman yang
menyerbuk sendiri adalah pedigree, bulk, back cross dan single seed descent (SSD).
Prosedur pedigree dimulai dari persilangan sepasang tetua homozigot sehingga
diperoleh F1. Populasi F1 dibiarkan menyerbuk sendiri sehingga diperoleh F2 hasil segregasi.
Metode seleksi pedigree dimulai pada generasi F2. Dalam metode pedigree dilakukan
pencatatan pada setiap anggota populasi bersegregasi. Metode pedigree akan efektif jika
karakter yang diinginkan memiliki nilai heritabilitas tinggi.

Tujuan
Memberikan contoh penerapan seleksi pedigree untuk populasi bersegregasi sorgum
sehingga mahasiswa dapat memahami pelaksanaan di lapang.

Analisis Data
1. Diferensial seleksi (selection Differential /S) dengan menggunakan rumus:
S=𝑿 ̅ s –𝑿
̅0

Keterangan:
Xs = nilai tengah populasi hasil seleksi, X0 = nilai tengah populasi awal
2. Kemajuan seleksi (ΔG) dengan menggunakan rumus:
ΔG = Sx hns atau ΔG = i x σp x hns
Keterangan: i = intensitas seleksi, σp = standar deviasi ragam fenotipe

Contoh Kasus
Diketahui data diameter batang (cm) sorgum sebagai berikut:
Tanaman P1, P2 dan F1, masing-masing 10 tanaman,
Tanaman BCP1 dan BCP2, masing-masing 20 tanaman, dan
Tanaman F2 berjumlah 100 tanaman
Data diameter batang populasi P1, P2, F1, BCP1 dan BCP2
No P1 P2 F1 BCP1 BCP2
1 1.38 1.33 1.40 3.37 2.40 5.30 4.00
2 1.79 1.34 1.42 3.25 1.46 2.90 4.20
3 1.23 1.00 1.11 2.00 1.78 3.00 3.90
4 1.37 1.58 1.55 2.00 1.89 3.20 2.30
5 1.72 1.42 1.39 3.20 2.30 3.10 4.80
6 1.11 1.00 1.17 1.30 3.10 2.30 2.10
7 1.17 1.37 1.37 1.45 2.40 2.10 4.10
8 1.1 1.41 1.39 2.40 3.10 3.10 4.40
9 1.12 1.40 1.36 2.00 3.34 3.40 1.11
10 1.21 1.30 1.37 5.60 2.35 3.30 1.17

Data diameter batang populasi F2


No F2
1 3.40 2.30 2.63 1.11 0.37 4.05 6.40 1.87 2.67 3.29
2 3.50 3.50 3.04 0.94 0.95 4.01 1.19 1.04 3.65 1.27
3 2.30 1.67 3.29 2.53 0.68 2.60 1.37 1.90 1.05 5.73
4 2.72 1.88 3.40 2.65 0.66 1.40 4.52 1.09 1.75 1.73
5 1.61 1.81 3.78 3.05 3.63 0.53 1.46 3.21 1.75 3.99
6 1.36 2.93 2.99 4.14 3.93 0.42 0.41 1.65 1.75 1.63
7 1.93 2.88 3.31 0.97 4.32 5.00 5.23 1.18 1.88 1.04
8 2.05 1.56 2.36 1.83 3.71 1.60 1.92 5.22 1.09 1.25
9 0.54 1.67 3.58 2.05 1.35 1.15 4.62 2.32 2.62 1.61
10 3.20 0.30 4.01 3.12 1.46 1.74 1.81 5.98 1.27 0.33

Pertanyaan:
1. Tentukan nilai tengah, ragam dan standar deviasi pada setiap populasi sorgum
2. Tentukan nilai komponen ragam
3. Hitunglah nilai heritabilitas arti luas dan heritabilitas arti sempit
4. Lakukan seleksi sebanyak 10% (i=1,76) dan 20% (i=1,4) tanaman F2 terbaik. Bandingkan
nilai tengah populasi awal dengan populasi hasil seleksi. Apa yang terjadi? Hitunglah
diferensial seleksi dan kemajuan genetik yang dicapai
Jawaban:
1. Perhitungan nilai tengah populasi P1:
∑𝑥𝑖 (1.38 + ⋯ + 1.21) 13.2
𝑥̅ = = = = 1.32
𝑛 10 10
Perhitungan nilai ragam populasi P1:
2
∑(𝑥𝑖 − 𝑥̅ )2 (1.38 − 1.32)2 + ⋯ + (1.21 − 1.32)2 0.5622
𝑉𝑃1 = 𝜎 𝑃1 = = =
𝑛−1 10 − 1 9
= 0.062
Perhitungan standar deviasi populasi P1:
𝜎𝑃1 = √𝜎 2 𝑃1 = √0.062 = 0.249
Hasil perhitungan nilai tengah. ragam dan standar deviasi setiap populasi
Parameter P1 P2 F1 F2 BCP1 BCP2
𝑥̅ 1.320 1.315 1.353 2.372 2.535 3.189
𝜎2 0.062 0.033 0.016 1.869 0.957 1.267
𝜎 0.249 0.183 0.125 1.367 0.978 1.126
2. Ragam fenotip =Vp = σ2p = σ2F2 = 1.869
Ragam lingkungan = Ve = σ2e = (σ2P1+ σ2P2+ σ2F1)/3 = 0.037
Ragam genetik = Vg = σ2g = σ2p - σ2e = 1.83
Ragam aditif = Va = σ2a
= 2F2 – (BCP1+BCP2)
= (2x1.869) – (0.957 + 1.267) = 1.514

3. Heritabilitas arti luas (hbs) dan heritabilitas arti sempit (hns)


hbs = (σ2g/ σ2p) x 100% = (1.83/1.869) x 100% = 98.011% (tinggi)
hns = (σ2a/ σ2p) x 100% = (1.514/1.869) x 100% = 81.01% (tinggi)

4. Seleksi tanaman sebanyak 20% = 20% x 100 tanaman = 20 tanaman. Individu yang terpilih
adalah individu yang memiliki diameter besar (yang dicetaktebal pada tabel populasi F2).
Nilai tengah populasi terseleksi (Xs) = 89.50/20 = 4.48
Differensial seleksi = SD = 𝑿̅ s –𝑿
̅ 0= 4.48 – 2.372 = 2.108
Kemajuan seleksi = ΔG = i x σp x hns = 1.4 x 1.367 x 0.81 = 1.55

Seleksi tanaman sebanyak 10% = 10% x 100 tanaman = 10 tanaman (individu terseleksi
ditandai dengan garis bawah pada tabel populasi F2).
Nilai tengah populasi terseleksi (Xs) = 51.16/10 = 5.116
Differensial seleksi = SD = 𝑿̅ s –𝑿
̅ 0= 5.116 – 2.372 = 2.744
Kemajuan seleksi = ΔG = i x σp x hns = 1.76 x 1.367 x 0.81 = 1.95

Populasi hasil seleksi yang terdiri atas individu-individu terbaik memiliki nilai tengah
populasi yang lebih tinggi dari nilai tengah populasi awal pada kedua hasil seleksi. Semakin
ketat seleksi maka semakin tinggi nilai tengah populasi terseleksi dan kemajuan seleksi yang
dicapai pun semakin tinggi.
Latihan Soal di Kelas

Setiap 1 kelompok besar (gabungan 2 kelompok) diskusi di breakout room


untuk mengerjakan Latihan soal di kelas untuk:
1. Khi Kuadrat
2. Analisis data kuantitatif
3. Seleksi dan Heritabilitas
4. Presentasi dan diskusi di main room (dipilih secara acak

Soal 1 (Khi Kuadrat)


Diketahui bahwa genotipe cabai posisi buah ke atas (P1) disilangkan dengan genotipe cabai
posisi buah ke bawah (P2) menghasilkan turunan F1 yang semua posisi buahnya ke samping.
Jika tanaman F1 dibiarkan menyerbuk sendiri, maka akan menghasilkan tanaman F2 sebagai
berikut:

No Posisi bunga No Posisi bunga No Posisi bunga No Posisi bunga No Posisi bunga
1 Samping 21 Atas 41 Samping 61 Samping 81 Bawah
2 Samping 22 Atas 42 Samping 62 Samping 82 Bawah
3 Samping 23 Atas 43 Samping 63 Samping 83 Bawah
4 Samping 24 Samping 44 Samping 64 Samping 84 Bawah
5 Samping 25 Samping 45 Samping 65 Samping 85 Bawah
6 Samping 26 Samping 46 Atas 66 Atas 86 Samping
7 Samping 27 Samping 47 Atas 67 Atas 87 Samping
8 Samping 28 Samping 48 Bawah 68 Atas 88 Samping
9 Samping 29 Samping 49 Bawah 69 Atas 89 Samping
10 Samping 30 Samping 50 Samping 70 Atas 90 Samping
11 Atas 31 Samping 51 Bawah 71 Samping 91 Atas
12 Atas 32 Samping 52 Bawah 72 Samping 92 Bawah
13 Samping 33 Samping 53 Atas 73 Samping 93 Bawah
14 Atas 34 Bawah 54 Atas 74 Samping 94 Bawah
15 Atas 35 Bawah 55 Atas 75 Samping 95 Bawah
16 Bawah 36 Bawah 56 Samping 76 Samping 96 Bawah
17 Bawah 37 Bawah 57 Samping 77 Samping 97 Atas
18 Bawah 38 Bawah 58 Samping 78 Samping 98 Samping
19 Bawah 39 Atas 59 Samping 79 Samping 99 Atas
20 Bawah 40 Atas 60 Samping 80 Samping 100 Atas
a. Tentukanlah rasio yang sesuai dengan segregasi F2 berdasarkan uji khi kuadrat!
b. Berdasarkan rasio yang diperoleh, jelaskan pola pewarisan sifat karakter posisi bunga
cabai!
Soal 2 (Khi Kuadrat)
Diketahui bahwa genotipe kapri
P1 memiliki sifat: bunga ungu, polong hijau gelembung dan posisi bunga pada tunas aksial
disilangkan dengan genotipe kapri
P2 dengan sifat: bunga putih, polong kuning berkerut, posisi bunga pada tunas terminal
menghasilkan turunan F1 yang fenotipenya sama dengan F1. Jika tanaman F1 dibiarkan
menyerbuk sendiri, maka akan menghasilkan tanaman F2 sebagai berikut:
a. Tentukanlah rasio (warna bunga, warna buah, bentuk buah, posisi bunga) yang sesuai
dengan segregasi F2 berdasarkan uji khi kuadrat
b. Berdasarkan rasio yang diperoleh, jelaskan pola pewarisan sifat karakter
Soal 3 (Khi Kuadrat)
Diketahui bahwa genotipe buah semangka
P1 memiliki sifat: kulit hijau, polos, daging buah kuning, bentuk lonjong
disilangkan dengan genotipe semangka
P2 dengan sifat: kulit kuning, bergaris, daging buah merah, bentuk bulat
menghasilkan turunan F1 yang fenotipenya sama dengan F1. Jika tanaman F1 dibiarkan
menyerbuk sendiri, maka akan menghasilkan tanaman F2 sebagai berikut:.
a. Tentukanlah rasio (warna buah, adanya garis, warna buah dan bentuk buah) yang sesuai
dengan segregasi F2 berdasarkan uji khi kuadrat
b. Berdasarkan rasio yang diperoleh, jelaskan pola pewarisan sifat karakter
Lakukan analisis Mendelian terhadap data F2 untuk:

1. Satu karakter (segregasi monohibrid). Uji apakah segregasi fenotipe monohybrid sesuai
dengan perbandingan Mendel?

2. Dua karakter sekaligus (segregasi dihibrid). Uji apakah segregasi fenotipe dihibrid:
sesuai dengan perbandingan Mendel untuk dihibrid?

Pembagian tugas:
Kelompok Karakter
1-2 Monohibrid posisi bunga cabai,
warna bunga kapri, warna daging buah semangka
3-4 Monohibrid warna buah kapri, bentuk polong kapri,
posisi bunga kapri
5-6 Dihibrid warna polong dan warna bunga
7-8 Dihibrid warna bunga dan posisi bunga
9-10 Dihibrid bentuk buah dan warna kulit
11-12 Dihibrid bentuk buah dan garis kulit
13-14 Dihibrid bentuk buah dan warna buah
15-16 Dihibrid warna kulit dan garis kulit
17-18 Dihibrid warna kulit dan warna buah
19-20 Dihibrid garis kulit dan warna buah
Soal 1 (Ragam, Heritabilitas dan Seleksi)

Diketahui data karakter umur berbunga, tinggi tanaman, daya berkecambah, bobot malai,
bobot biji per malai sorgum populasi P1, P2, F1, F2, BCP1 dan BCP2 (data diberikan dalam
file Excel)

Pertanyaan:
1. Hitung nilai tengah dan komponen ragam pada setiap populasi
2. Hitung nilai heritabilitas berbagai karakter
3. Lakukanlah seleksi dengan proporsi 10% dan 20% tanaman F2 terbaik. Bandingkan nilai
tengah populasi awal dengan populasi hasil seleksi. Apa yang terjadi? Hitunglah diferensial
seleksi dan kemajuan genetik yang dicapai!

Pembagian tugas:
Kelompok Karakter
1-2 Umur berbunga
3-4 Tinggi tanaman
5-6 Tinggi tanaman
7-8 Tinggi tanaman
9-10 Daya berkecambah
11-12 Bobot malai
13-14 Bobot malai
15-16 Bobot biji/malai
17-18 Bobot biji/malai
19-20 Bobot biji/malai

Anda mungkin juga menyukai