Kewajiban Menggunakan Jilbab Pada Perda Maros Nomor 16 Tahun 2005
Kewajiban Menggunakan Jilbab Pada Perda Maros Nomor 16 Tahun 2005
Memakai jilbab memang merupakan bagian ibadah kepada Allah SWT dan
juga sudah menjadi identitas bagi muslimah. Tetapi memaksa orang lain untuk
mengenakan jilbab merupakan tindakan yang kurang tepat dan melanggar hak
kebebasan setiap manusia. Sebenarnya tidak ada salahnya jika menjadikan Perda
sebagai sarana untuk menyerukan ajaran islam, akan tetapi hal tersebut menjadi
kurang etis apabila terdapat unsur paksaan bagi orang lain untuk mengikuti apa
yang kita inginkan, termasuk memaksa dalam mengenakan jilbab.
Memaksa orang lain mengenakan hijab di muka umum dapat dijerat Pasal
156a Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP) dengan ancaman kurungan 5
tahun penjara. Bunyi dari pasal 156 sendiri adalah “ Barangsiapa dimuka umum
menyatakan perasaan permusuhan, kebencian atau penghinaan terhadap sesuatu
atau beberapa golongan penduduk Negara Indonesia, dihukum penjara selama-
lamanya empat tahun.” Golongan yang dimaksud adalah tiap-tiap bagian penduduk
Indonesia, yang berbeda dengan sesuatu karena bangsanya (ras), agamanya,
tempat asalnya, keturunannya, kebangsaannya atau keadaan hukum negaranya.
Sedangkan pada pasal 156a KUHP berbunyi “ Barangsiapa dengan sengaja dimuka
umum mengeluarkan perasaan atau melakukan perbuatan; (a). Pada pokoknya
bersifat permusuhan, penyalahgunaan atau penodaan terhadap suatu agama yang
dianut di Indonesia dapat dipidana penjara selama-lamanya lima tahun. ” Di dalam
pasal ini secara tegas menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk beribadah
sesuai kepercayaannya masing-masing. Dapat dikartikan bahwa tidak ada dan tidak
boleh memaksakan ajaran agama kepada siapapun.
Dalam Islam, niat yang tulus dan ikhlas sangatlah penting. Seorang individu
tidak boleh masuk Islam dengan niat selain karena Allah SWT, artinya keyakinan dan
keputusan untuk memeluk agama Islam haruslah didasarkan pada ketulusan hati
dan keinginan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Selain itu, Islam juga menekankan bahwa semua ibadah harus dilakukan
dengan niat yang lurus, yaitu semata-mata untuk mengharapkan keridhaan Allah
SWT. Ibadah yang dilakukan dengan niat selain kepada Allah SWT tidak akan
diterima.
Memakai jilbab memang merupakan bagian ibadah kepada Allah SWT dan
juga sudah menjadi identitas bagi muslimah. Akan tetapi, hal tersebut menjadi
kurang etis apabila terdapat unsur paksaan bagi orang lain untuk mengikuti apa
yang kita inginkan, termasuk memaksa dalam mengenakan jilbab. Memaksa orang
lain mengenakan hijab di muka umum dapat dijerat Pasal 156a Kitab Undang-
undang Hukum Pidana (KUHP) dengan ancaman kurungan 5 tahun penjara. Selain
itu, Islam juga menekankan bahwa semua ibadah harus dilakukan dengan niat yang
lurus, yaitu semata-mata untuk mengharapkan keridhaan Allah SWT. Ibadah yang
dilakukan dengan niat selain kepada Allah SWT tidak akan diterima. Agama Islam
juga menekankan pentingnya kebebasan memilih dan ketulusan dalam menjalankan
perintah agama. Tidak boleh ada pemaksaan dalam agama Islam, karena agama
mengajarkan bahwa keimanan dan ibadah haruslah berasal dari kehendak bebas
individu yang tulus. Apabila seseorang dipaksa untuk melakukan sesuatu, termasuk
dalam hal beragama, maka hal tersebut tidak akan memiliki nilai dan akhirnya dapat
menimbulkan perlawanan atau ketidakpuasan.
https://jogjaprov.go.id/berita/sekolah-negeri-tidak-boleh-memaksa-murid-
memakai-atribut-agama-tertentu
https://klikhukum.id/memaksa-pakai-hijab-adalah-perbuatan-melanggar-
hukum/
https://www.katalogika.com/hukum/pr-1444284039/paksa-gunakan-hijab-
dimuka-umum-dijerat-pasal-156a-kuhp#:~:text=KATA%20LOGIKA%20%2D
%20Memaksa%20gunakan%20hijab,dan%20termasuk%20dalam%20penodaan
%20agama.