Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH KOMUNIKASI ANTAR SESAMA PERAWAT

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas kebutuhan dasar keperawatan


Dosen Pengampu: Ns. Sulastri, M.Kes

Disusun oleh:
 Melan Prasasti
 Munawwaroh
 Muhammad Dahlan Rais

UMKABA
Prodi S1 Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan tahun
2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan hidayah-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah
ini disusun sebagai salah satu tugas dalam mata kuliah Komkep.
Komunikasi antar sesama perawat merupakan hal yang sangat penting
dalam dunia keperawatan. Komunikasi yang baik dapat membantu
memperbaiki kualitas perawatan pasien, meningkatkan kepuasan pasien, dan
membentuk lingkungan kerja yang positif dan produktif. Sebaliknya,
komunikasi yang buruk dapat mempengaruhi efektivitas dan efisiensi
perawatan pasien, bahkan dapat meningkatkan risiko kesalahan medis.
Makalah ini membahas pentingnya komunikasi antar sesama perawat dan
dampaknya pada kualitas perawatan pasien. Selain itu, makalah ini juga
membahas beberapa faktor yang dapat menghambat komunikasi antar sesama
perawat dan strategi yang dapat digunakan untuk meningkatkan keterampilan
komunikasi.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk
perbaikan kedepannya.
Akhir kata, penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca
dan mampu memberikan kontribusi kecil dalam pengembangan dunia
keperawatan.
Kendal, 2 Mei 2023

i
DAFTAR ISI

Kata pengantar i
Daftar isi ............................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................. 1
1. Latar belakang 1
2. Rumusan masalah 2
3. Tujuan 2
4. Manfaat 2
BAB II PEMBAHASAN 3
1. Pengertian Komunikasi 3
2. Komnikasi antara perawat dengan sesama perawat 4
3. Bagaimana Hubungan Perawat dengan sesama perawat 4
4. Gangguan Komunikasi Antar Perawat 5
5. Hambatan dalam proses komunikasi 6
BAB III PENUTUP 8
A. Kesimpulan 8
B. Saran 8
Daftar Pustaka 9

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah
Di Indonesia ada banyak sekali macam profesi dalam kesehatan. Profesi
tersebut jua menyebabkan banyaknya institusi kesehatan, diantaranya dokter, bidan,
ahli gizi, kesehatan masyarakat, radiologi, teknobiomedik, farmasi, analis kesehatan,
dan perawat. seluruh profesi tersebut diwajibkan saling bekerjasama pada
menjalankan profesionalitas profesinya masing-masing.
Perawat ialah satu dari banyaknya profesi kesehatan yang apa. Semua profesi
kesehatan yang ada tentu memiliki visi yang sama yakni terwujudnya pelayanan
kesehatan yang prima. namun dalam pelaksanaannya perawat tidak sendirian. Perawat
ditemani oleh dokter, analis kesehatan, tim kesehatan warga , analis kesehatan, pakar
gizi, radiologi serta lainnya. Perawat artinya profesi yg memberikan pelayanan pada
pasien pada rumah sakit selama 24 jam pada sehari, sebagai akibatnya perannya
dalam penerapan keselamatan pasien sangat diharapkan. Pelayanan yang ada di rumah
sakit merupakan pelayanan yg multidisilpin sehinga bisa berpotensi terjadinya
pelayanan yang tumpang tindih, terjadinya konflik interprofesional dan juga
keterlambatan pemeriksaan dan tindakan (Susilaningsih, 2016).
Komunikasi dalam kolaborasi merupakan unsur krusial untuk menaikkan
kualitas perawatan serta keselamatan pasien (Reni,A al,2010). The American Nurses
Association (ANA, 2010) menggambarkan komunikasi efektif sebagai keperawatan
profesional. Kompetensi profesional dalam praktek keperawatan tidak hanya
psikomotor dan keterampilan diagnostik klinis, tetapi juga kemampuan dalam
keterampilan interpersonal serta komunikasi. Perawat terdaftar diperlukan untuk
berkomunikasi pada banyak sekali format dan di seluruh bidang praktek. Komunikasi
dapat efektif apabila pesan diterima serta dimengerti sebagaimana dimaksud sang
pengirim pesan, pesan ditindaklanjuti dengan sebuah perbuatan oleh penerima pesan
dan tidak ada hambatan untuk hal itu (Hardjana, 2003).
Proses komunikasi tentunya sangat penting dilakukan oleh para perawat dalam
melayani para pasiennya. Khususnya komunikasi interpersonal yang sering digunakan
oleh para perawat dalam melakukan tugasnya sehari-hari dalam melayani para
paseinnya. Yang dimana pengertian Komunikasi itu sendiri adalah suatu proses
melalui mana seseorang (komunikasi dengan tujuan mengubah atau membentuk
perilaku) menyampaikan stimulus (biasanya dalam bentuk kata-kata) orang-orang
1
lainnya (khalayak). Komunikasi terapeutik termasuk komunikasi interpersonal dengan
titik tolak saling memberikan pengertian antar perawat dengan pasien. Persoalan
mendasar dan komunikasi ini adalah adanya saling membutuhan antara perawat dan
pasien, sehingga dapat dikategorikan ke dalam komunikasi pribadi di antaraperawat
dan pasien, perawat membantu dan pasien menerima bantuan (Indrawati, 2003:24).
Dalam pelayanan kesehatan terjadi kesalahan (error) 70-80 % yang
disebabkan oleh buruknya komunikasi dan pemahaman dalam tim, kerjasama tim
yang bak dapat membantu mengurangi masalah patient safety (WHO, 2009).
2. Rumusan Masalah
1. Apa itu Pengertian Komunikasi
2. Bagaimana Komunikasi antara perawat dengan sesama perawat?
3. Bagaimana Hubungan Perawat dengan Sesama Perawat?
4. Apa Saja Gangguan Komunikasi Antar Perawat?
5. Apa Saja Hambatan Dalam Proses Komunikasi?
3. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Apa Itu Pengertian Komunikasi.
2. Untuk Bagaimana Komunikasi antara perawat dengan sesama perawat
3. Untuk Bagaimana Hubungan Perawat dengan Sesama Perawat
4. Untuk Mengetahui Apa Saja Gangguan Komunikasi Antar Perawat
5. Untuk Mengetahui Apa Saja Hambatan Dalam Proses Komunikasi
4. Manfaat
Makalah ini bertujuan untuk membahas mengenai manfaat komunikasi antar
perawat dengan sesama perawat dalam pelayanan kesehatan, serta teknologi informasi
yang dapat digunakan dalam mendukung komunikasi tersebut. Makalah ini
diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih baik tentang pentingnya
komunikasi antar perawat dan teknologi informasi dalam memperbaiki kualitas
pelayanan kesehatan, sehingga dapat memberikan manfaat yang lebih besar bagi
pasien dan sistem kesehatan secara keseluruhan.

2
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Komunikasi
Komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication berasal dari bahasa
latin communicationem atau communicatio atau communicare yang berarti untuk
berbagi, menyampikan, menginformasikan, bergabung, bersatu, berbagi dalam secara
harfiah juga bisa diartikan communis yang berarti "sama" (Harper, 2016) Secara
sederhana komunikasi dapat terjadi apabila ada kesamaan antara penyampaian pesan
(komunikator) dan orang yang menerima pesan (komunikan) (Mulyana, 2007)
Komunikasi adalah proses pemindahan pengertian dalam bentuk gagasan atau
informasi dari seseorang ke orang lain. Perpindahan pengertian tersebut melibatkan
lebih dari sekedar kata-kata yang digunakan dalam percakapan, tetapi juga ekspresi
wajah, intonasi, titik putus tidak hanya memerlukan transmisi data, tetapi bahwa
tergantung pada ketrampilan-ketrampilan tertentu untuk membuat sukses pertukaran
informasi (Handoko Hani, 1986:272).
Komunikasi adalah proses interaksi atau hubungan saling pengertian satu sama
lain antara sesame manusia. Proses interaksi atau hubungan satu sama lain yang
dikehendaki oleh seorang dengan maksud agar dapat diterima dan dimengerti antara
sesamanya (Handaya, 1980:94)
Komunikasi adalah usaha mendorong orang lain untuk menginterprestasikan
pendapat seperti apa yang dikehendaki oleh orang yang mempunyai pendapat tersebut
serta diharapkan diperoleh titik kesamaan untuk pengertian (Reksohadiprojo,
1986:176).
Ada beberapa definisi komunikasi, menurut buku Komunikasi Keperawatan
karangan Mundakir, antara lain sebagai berikut (Mundakir, 2006:3):
1) Menurut Edward Depari Komunikasi adalah proses penyampaian gagasan,
harapan, dan pesan yang disampaikanmelalui lambang tertentu, mengandung
arti dilakukan oleh penyampai pesan ditujukan kepada penerima pesan.
2) Menurut James A.F. Stoner komunikasi adalah suatu rangkaian peristiwa yang
terkait dalam penyampaian pesan dari pengirim ke penerima. Komunikasi
adalah proses dimana seseorang berusaha memberikan pengertian dengan cara
pemindahan pesan.
3) Menurut J Seiller (1988) mendefinisikan bahwa komunikasi adalah proses
yang mana simbol verbal dan non verbal dikirimkan, diterima dan diberi arti.
3
4) Hovlan, Janis, dan Kelley adalah ahli sosiologi Amerika mengatakan bahwa „‟
Communication is the process by which an individual transmits stimuly
(usually verbal) to modify the behavior of other individuals‟‟ dengan kata lain,
komunikasi adalah proses individu dalam mengirim stimulus (umumnya dalam
bentuk verbal) untuk mengubah tingkah laku orang lain.
5) Louis Forsdale (1981), seorang ahli komunikasi dan pendidikan mengatakan
bahwa komunikasi adalah suatu proses memberikan signal menurut aturan
tertentu, sehingga dengan cara ini suatu sistem dapat didirikan, dipelihara, dan
diubah.
2. Komunikasi antara Perawat dengan Sesama Perawat
Komunikasi dalam bidang keperawatan adalah merupakan suatu dasar dan
kunci dari seorang perawat dalam menjalankan tugas-tugasnya. Komunikasi
merupakan suatu proses untuk menciptakan hubungan antara perawat dan klien serta
dengan tenaga kesehatan lainnya. Tanpa komunikasi seseorang akan merasa terasing
dan tanpa komunikasi pula suatu tindakan keperawatan untuk memenuhi kebutuhan
klien akan mengalami kesulitan yang sangat berarti (Riyaldi, 2016).
Dalam memberikan pelayanan keperawatan pada klien komunikasi antar
tenaga kesehatan terutama sesama perawat sangatlah penting Kesinambungan
informasi tentang klien dan rencana tindakan yang telah, sedang dan akan dilakukan
perawat dapat tersampaikan apabila hubungan atau komunikasi antar perawat berjalan
dengan baik. Pada suatu kolaborasi, dibutuhkan komunikasi yang baik antar sesama.
Penerapan komunikasi terapeutik oleh perawat di lingkungan rumah sakit berperan
besar untuk mencapai tujuan tindakan keperawatan (Sitepu, 2012).
Komunikasi dapat efektif apabila pesan diterima dan dimengerti sebagaimana
dimaksud oleh pengirim pesan, pesan ditindaklanjuti dengan sebuah perbuatan oleh
penerima pesan dan tidak ada hambatan untuk hal itu. Komunikasi sangat sesuai
dalam praktek keperawatan dikarenakan dapat dijadikan alat untuk membina
hubungan yang terapeutik, dalam komunikasi terapeutik juga terjadi penyampaian
informasi, pertukaran perasaan dan pikiran sehingga pada akhirnya hasil yang
diharapkan adalah terjadinya perubahan perilaku menjadi lebih baik (Sitepu, 2012).
3. Bagaimana Hubungan Perawat dengan Sesama Perawat
Perawat dalam menjalankan tugasnya, harus dapat membina hubungan baik
dengan semua perawat yang berada dilingkungan kerjanya. Dalam membina
hubungan tersebut, sesama perawat harus terdapat rasa saling menghargai dan
tenggang rasa yang tinggi agar tidak terjebak dalam sikap saling curiga dan benci.

4
Tunjukkan selalu sikap memupuk rasa persaudaraan dengan silih asuh, silih asih dan
silih asah:
1) Silih asuh dimaksudkan bahwa sesama perawat dapat saling membimbing.
manasihati, menghormati, dan mengingatkan bila sejawat melakukan
kesalahan atau kekeliruan.
2) Silih asih dimaksudkan bahwa setiap perawat dalam menjalankan tugasnya
dapat saling menghargai satu sama lain, saling kasih mengasihi sebagai
anggota profesi, saling bertenggang rasa dan bertoleransi yang tingg sehingga
tidak terpengaruh oleh basutan yang dapat membuat sikap saling curiga dan
benci.
3) Silih asah dimaksudkan bahwa perawat yang merasa lebih pandai aau tahu
dalam hal ilmu pengetahuan, dapat membagi ilmu yang dimilikinya kepada
rekan sesama perawat tanpa pamrih. Koordinasi dan komunikasi tidak hanya
diperlukan antar tenaga professional kesehatan, tetapi juga dalam suatu tim
profesi, termasuk perawat
Dengan demikian, perawat mampu melaksanakan peran dan fungsinya secara
berkesinambungan. Telah disadari bersama bahwa tenaga keperawatan harus bekerja
sepanjang waktu untuk member pelayanan pemenuhan kebutuhan dasar klien. Perawat
merupakan profesi yang harus setia setiap saat di sisi klien sehingga kerjasama,
koordinasi, dan komunikasi antar perawat yang terlibat dalam tim perawatan klien
harus dilakukan untuk mencegah terputusnya proses keperawatan yang
diselenggarakan.
4. Gangguan Komunikasi Antar Perawat
Gangguan komunikasi antar perawat dapat mengakibatkan proses keperawatan
terhenti, kinerja asuhan keperawatan juga akan menurun. Agar kerjasama ini berhasil
dengan baik, diperlukan hal-hal berikut :
1) Pesesuaian pemahaman tentang tujuan perawatan yang akan dilakukan dan
pemahamantentang masing masing tugas anggota tim keperawatan.
2) Pendelegasian wewenang.
3) Kesediaan untuk menerima umpan balik antar anggota tim keperawatan.
4) Terciptanya rasa solidaritas kelompok.
5) Terciptanya iklim kerja yang kondusif dalam tim.

5
5. Hambatan Dalam Proses Komunikasai
a. Kurangnya penggunan sumber komunikasi yang tepat b. Kurangnya
perencanaan dalam berkomunikasi
b. Penampilan, sikap dan kecakapan yang kurang tepat selama berkomunikasi
c. Kurangnya pengetahuan
d. Perbedaan persepsi
e. Perbedaan harapan
f. Kondisi fisik dan mental yang kurang baik
g. Pesan yang tidak jelas
h. Prasangka yang buruk
i. Transmisi/media yang kurang baik
j. Penilaian yang premature
k. Tidak ada kepercayaan
l. Ada ancaman
m. Perbedaan status, pengetahuan, dan bahasa
n. Distorsi (kesalahan informasi)

Untuk mengatasi hambatan tersebut dapat ditanggulangi dengan cara sebagai


berikut:
1. mengecek arti atau maksud yang disampaikan
2. meminta penjelasan lebih lanjut
3. mengecek umpan balik atau hasil
4. mengulangi pesan yang disampaikan memperkuat dnegan bahasa isyarat
5. mengakrabkan antar pengirim dan penerima
6. membuat pesan secara singkat, jelas dan tepat
7. mengurangi informasi/pesan yang meluas
8. menggunakan orientasi penerima

contoh percakapan antar sesama perawat:


Perawat Auliah pun menerima Catatn medis yang diberikan oleh suster adinda, akan
tetapi Suster Auliah kebingungan karena isi catatnnya tidak lengkap. Suster Auliah
pun menanyakan hal tersebut kepada suster Adinda.

6
Contoh I:
Auliah: Sus, kok catatnnya dikit sekali, tidak lengkap
Adinda: Saya tidak tahu sus, saya hanya menggantikan veby saja, katanya tadi hanya
berikan obat itu saja.
Auliah Adinda : Ohh begitu ya, Jadi untuk siang ini hanya berikan Obat ini saja ya?
:iya sus hanya itu saja...)

Contoh II:
Sheyla: yang bertugas hari ini udah hadir semua?
Adinda: Iya Bu..
Sheyla: tadi ada pasien yang kejang-kejang gara-gara pemberian dosis obat yang
terlalu tinggi! Saya ingin bertanya ini atas tanggung jawab siapa?
Auliah: Saya bu..
Sheyla: kenapa bisa salah begitu? Apa tidak di periksa dulu?..
Auliah : Maaf bu saya hanya meneruskan intervensi yang telah dibuat oleh
Adinda: Maaf bu, Saya hanya menggantikan posisi suster veby pagi tadi, suster veby
bilang berikan saja obat itu tapi tidak menjelaskan lebih lanjut mengenai dosisnya,
karena suster veby buru buru pulang karena ayahnya masuk Rumah Sakit bu...
Sheyla : Loh kok gaada konfirmasi dengan saya? Harusnya ini tidak boleh seperti ini
asal mendelegasikan wewenang saja.. Coba lihat atas keteledoran ini, bisa
membahayakan pasien, kalo terjadi apa apa sama pasien, pihak keluarga bisa menuntut
kita..
Sheyla: Lain kali kalo pergantian tugas seperti itu jangan sampai miss komunikasi,
kesehatan Pasien itu Tanggung Jawab kita. Saya tidak ingin dengar kasus seperti ini
terjadi lagi. Cukup kali ini saja.. Apakah bisa di mengerti???
Adinda&Auliah&Elliza: bisa bu...
Sheyla: Suster Auliah ikut saya keruang pasien, kita jelaskan ini kepada keluarga
pasien. Untuk yang lainnya silahkan kembali bertugas.
Auliah :baik bu..

7
BAB III
PENUTUP
Simpulan
Berdasarkan makalah yang telah dibahas mengenai komunikasi antar sesama
perawat, dapat disimpulkan bahwa komunikasi yang efektif dan efisien sangat penting
dalam menjaga kualitas perawatan pasien dan meningkatkan kepuasan pasien.
Pentingnya komunikasi antar sesama perawat diakui sebagai faktor penting dalam
mengurangi kesalahan medis dan meningkatkan keselamatan pasien.
Komunikasi antar sesama perawat juga memainkan peran penting dalam
membentuk lingkungan kerja yang positif dan kolaboratif. Keterbukaan, kepercayaan,
dan kerjasama dalam tim perawat dapat meningkatkan efisiensi kerja dan mengurangi
kelelahan serta kesalahan kerja.
Secara keseluruhan, komunikasi antar sesama perawat memainkan peran yang
sangat penting dalam menjaga kualitas perawatan pasien dan meningkatkan kepuasan
pasien. Pentingnya keterampilan komunikasi antar sesama perawat harus dipahami dan
diberi perhatian yang cukup agar perawat dapat memberikan perawatan terbaik dan
membangun lingkungan kerja yang produktif dan kolaboratif.

Saran
saran yang dapat diberikan untuk makalah mengenai komunikasi antar sesama
perawat:
1. Menyajikan studi kasus: Studi kasus dapat memberikan gambaran yang lebih
jelas tentang bagaimana komunikasi antar sesama perawat dapat
mempengaruhi hasil perawatan pasien. Makalah dapat menyajikan beberapa
studi kasus yang relevan dan memberikan analisis dan pembahasan tentang
implikasi komunikasi pada kasus tersebut.
2. Membahas strategi untuk meningkatkan keterampilan komunikasi: Makalah
dapat menyajikan berbagai strategi yang dapat membantu perawat
meningkatkan keterampilan komunikasi, seperti pelatihan keterampilan
komunikasi, pembelajaran melalui peran, dan refleksi diri.
Dengan memperhatikan saran-saran tersebut, makalah tentang komunikasi antar
sesama perawat dapat menjadi lebih lengkap, relevan, dan bermanfaat bagi pembaca.

8
DAFTAR PUSTAKA

https://id.scribd.com/document/529750383/KEL-2-KOMUNIKASI-ANTAR-
SESAMA-PERAWAT

Anda mungkin juga menyukai