Anda di halaman 1dari 16

BAB V

PROGRAM MUATAN LOKAL, KEUNGGULAN SEKOLAH,


LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING, EKSTRAKURIKULER,
PPK, LITERASI DAN KECAKAPAN ABAD 21 (4C)

A. Muatan Lokal
Muatan lokal merupakan bahan kajian pada satuan pendidikan yang berisi muatan
dan proses pembelajaran tentang potensi dan keunikan lokal yang dimaksudkan untuk
membentuk pemahaman peserta didik terhadap potensi di daerah tempat tinggalnya.
Pengembangan muatan lokal perlu memperhatikan beberapa prinsip
pengembangan sebagai berikut.
1. Utuh
Pengembangan pendidikan muatan lokal dilakukan berdasarkan pendidikan
berbasis kompetensi, kinerja, dan kecakapan hidup.
2. Kontekstual
Pengembangan pendidikan muatan lokal dilakukan berdasarkan budaya,
potensi, dan masalah daerah.
3. Terpadu
Pendidikan muatan lokal dipadukan dengan lingkungan satuan pendidikan,
termasuk terpadu dengan dunia usaha dan industri.
4. Apresiatif
Hasil-hasil pendidikan muatan lokal dirayakan (dalam bentuk pertunjukkan,
lomba-lomba, pemberian penghargaan) di level satuan pendidikan dan daerah.
5. Fleksibel
Jenis muatan lokal yang dipilih oleh satuan pendidikan dan pengaturan
waktunya bersifat fleksibel sesuai dengan kondisi dan karakteristik satuan
pendidikan.
6. Pendidikan Sepanjang Hayat
Pendidikan muatan lokal tidak hanya berorientasi pada hasil belajar, tetapi
juga mengupayakan peserta didik untuk belajar secara terus- menerus.
7. Manfaat
Pendidikan muatan lokal berorientasi pada upaya melestarikan dan
mengembangkan budaya lokal dalam menghadapi tantangan global.

64
Untuk memilih muatan lokal yang sesuai dengan potensi daerah dapat dilakukan
langkah-langkah berikut ini:

Identifikasi
Potensi dan Kebijakan Daerah

Analisis

Pilihan Muatan Lokal yang Mungkin Dikembangkan

Pengembangan Standar Kompetensi dan


Kompetensi Dasar Muatan Lokal Bersama
Pihak Terkait

Penyusunan Silabus
Muatan Lokal

Gb. 01 Langkah pemilihan Muatan Lokal


Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi
yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk keunggulan daerah,
yang materinya tidak dapat dikelompokkan ke dalam mata pelajaran yang ada. Substansi
muatan lokal ditentukan oleh sekolah
Sesuai dengan Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta No. 64 Tahun
2013, tentang Mata Pelajaran Bahasa Jawa sebagai Muatan Lokal bagi SMK maka SMK
Diponegoro Depok menyelenggarakan muatan lokal Bahasa Jawa sebagai muatan lokal
yang harus dilaksanakan di setiap sekolah di Daerah Istimewa Yogyakarta dengan
Kompetensi Inti dan Kompetensi dasar sudah dibuat di Tim Pengembang Kurikulum
Bahasa Jawa Daerah Istimewa Yogyakarta, menjadi mata pelajaran umum kelompok
Muatan Kewilayahan dengan alokasi 2 (dua) jam pelajaran. Selain Bahasa Jawa
Kurikulum SMK Diponegoro juga mengalokasikan mata pelajaran khusus yakni Ke NU
an dan Bahasa Arab yang menjadi pelajaran khusus Lembaga Ma’arif NU.
Pengembangan muatan lokal di SMK Diponegoro Depok juga terintegrasi dalam
beberapa mata pelajaran.

65
B. Keunggulan Sekolah
Secara umum, ada beberapa keunggulan SMK:
1. Dapat diterima langsung di dunia kerja. Kurikulum SMK mengajarkan
keterampilan-keterampilan khusus agar para siswa didik lebih siap bersaing di dunia
kerja.
2. Mengajarkan banyak pengalaman. Fokus SMK adalah potensi pengembangan
keahlian tertentu. Sehingga siswa didik akan lebih detail menguasai suatu keahlian.
3. Siswa didik diajarkan untuk lebih berkomitmen. Dari awal siswa didik sudah
diberikan tanggung jawab untuk memilih jurusan yang diminati. Sehingga ke
depannya siswa didik diharapkan untuk memberikan performance-nya yang terbaik
saat langsung terjun ke bidang yang mereka minati.
4. Bisa melanjutkan ke perguruan tinggi. Keunggulan SMK adalah selain fokus pada
pelatihan kejurusan, siswa didik SMK juga tetap mendapatkan pengajaran keilmuan
yang sama dengan SMA. Hal ini akan memudahkan siswa didik saat nanti jika akan
melanjutkan ke perguruan tinggi.
5. Siap terjun sebagai wirausaha. Di SMK juga banyak diberikan pelatihan untuk
mempelajari bagaimana caranya memulai usaha.
SMK Diponegoro Depok, di samping memiliki keunggulan sebagai sekolah
kejuruan, juga memiliki keunggulan dalam berbagai bidang:
1. Bermitra dengan Universitas Negeri Yogyakarta
Dalam kegiatan kemitraan, peserta didik SMK Diponegoro Depok baik Tata
Busana maupun Teknik dan Bisnis Sepeda Motor mengadakan pembelajaran yang
diampu oleh dosen dan menggunakan fasilitas pembelajaran FT UNY.
2. Peningkatan Mutu Peserta Didik
Dalam rangka peningkatan kualitas akademik, SMK Diponegoro Depok
melaksanakan beberapa kegiatan seperti;
a. Pendalaman materi kelas XII
b. Pembelajaran di luar kelas (Kunjungan Industri)untuk kelas XI
c. Pembinaan Lomba Kompetensi Siswa (LKS) untuk kelas X dan XI
d. Materi yang diajarkan sudah ada sinkronisasi dengan DU/DI
3. Peningkatan Iman dan Taqwa

66
a. Pelaksanaan tadarus setiap pagi sebelum KBM
b. Mewajibkan sholat dhuha dan sholat dhuhur berjama’ah
c. Pelaksanaan BTQ untuk semua peserta didik dengan target minimal bisa
membaca Al qur’an
d. Pelaksanaan program tahfidz dengan target minimal menghafal juz 30
e. Pembinaan dan partisipasi aktif dalam lomba MTQ
f. Pelaksanaan Pesantren Kilat padabulan Romadhon
g. Peringatan hari besar
h. Pengajian guru, karyawan beserta orang tua/wali setiap sebulan sekali
4. Peningkatan Kedisiplinan
Sekolah melaksanakan pembinaan terhadap peserta didik agar dapat mengikuti
aturan tata tertib sekolah dengan baik. Di SMK Diponegoro Depok pengawasan
dilakukan langsung oleh kepada Kepala Sekolah dan dikoordinir oleh BK, dan
urusan kesiswaan.
5. Program Penumbuhan Budi Pekerti
Dalam rangka mencapai Visi dan Misi sekolah yaitu menumbuhkan
berkarakter akhlakul karimah, sekolah melaksanakan program penumbuhan
Budi Pekerti yang dilaksanakan melalui kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
a. Melaksanakan 6S (Senyum, Salam, Sapa, Salam, Sopan, Santun) yang
dilakukan semua warga sekolah setiap bertemu. Kegiatan saling tersenyum,
memberi salam, dan bertegur sapa setiap berpapasan/bertemu dengan siapapun
baik dengan guru, karyawan, sesama teman, dan tamu yang berkunjung di
lingkungan sekolah maupun luar sekolah. (ditambah 5R)
b. Peserta didik melaksanakan piket kebersihan kelas setiap harinya agar selalu
tercipta kebersihan dan kesehatan lingkungan dimana mereka belajar.
c. Sebelum pembelajaran melakukan kegiatan membaca Al qur'an
d. selama 10 menit, berdoa yang dipimpin secara bergantian oleh peserta didik,
membaca surat pendek, menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Subhanul
Wathon.
e. Melaksanakan kegiatan rutin setiap minggu berupa upacara bendera setiap hari
Senin
f. Melaksanakan kegiatan Kerja Bakti Masal, Lomba Mading, dan Lomba
Kebersihan Kelas pada periode waktu tertentu yang sudah diprogramkan.
6. Program Budaya Literasi (Membaca)

67
Program Budaya Literasi yaitu program peningkatan minat dan kebiasaan
membaca bagi para peserta didik. SMK Diponegoro Depok mulai tahun pelajaran
2018/2019 mulai merintis program budaya literasi bagi siswa-siswa kelas X, XI, XII.
Program ini diawali dan dilaksanakan dengan pembiasaan membaca Al qur'an
sebelum KBM dimulai, pembuatan pojok baca di setiap kelas, menyediakan
perpustakaan mini, dan peningkatan layanan perpustakaan sekolah.

C. Layanan Bimbingan dan Konseling


Layanan bimbingan dan konseling adalah kegiatan Guru Bimbingan dan
Konseling atau Konselor dalam menyusun rencana pelayanan bimbingan dan konseling,
melaksanakan pelayanan bimbingan dan konseling, mengevaluasi proses dan hasil
pelayanan bimbingan dan konseling serta melakukan perbaikan tindak lanjut
memanfaatkan hasil evaluasi. Guru Bimbingan dan Konseling atau Konselor adalah guru
yang mempunyai tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak secara penuh dalam
kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling terhadap sejumlah siswa.
1. Bentuk Layanan yang dilaksanakan di SMK Diponegoro Depok meliputi:
a. Individual yaitu format kegiatan bimbingan dan konseling yang melayani peserta
didik secara perorangan.
b. Kelompok yaitu format kegiatan bimbingan dan konseling yang melayani
sejumlah peserta didik melalui suasana dinamika kelompok.
c. Klasikal yaitu format kegiatan bimbingan dan konseling yang melayani sejumlah
peserta didik dalam satu kelas rombongan belajar.
d. Lapangan yaitu format kegiatan bimbingan dan konseling yang melayani seorang
atau sejumlah peserta didik melalui kegiatan di luar kelas atau lapangan.
e. Pendekatan Khusus/Kolaboratif yaitu format kegiatan bimbingan dan konseling
yang melayani kepentingan peserta didik melalui pendekatan kepada pihak-pihak
yang dapat memberikan kemudahan.
f. Jarak Jauh yaitu format kegiatan bimbingan dan konseling yang melayani
kepentingan siswa melalui media dan/ atau saluran jarak jauh, seperti surat dan
sarana elektronik.
2. Program Layanan
Ada empat jenis program layanan yang disusun dan diselenggarakan di SMK
Diponegoro Depok dalam pelayanan bimbingan dan konseling, yaitu sebagai berikut :
a. Program layanan Pribadi

68
Layanan Konseling Pribadi yang dilaksanakan di SMK Diponegoro Depok
yaitu layanan bimbingan dan konseling yang membantu peserta didik dalam
mengentaskan masalah pribadinya melalui prosedur perseorangan.
b. Program layanan Sosial
Layanan konseling sosial yang dilaksanakan di SMK Diponegoro Depok yaitu
layanan bimbingan dan konseling yang membantu peserta didik menguasai konten
tertentu, terutama kompetensi dan atau kebiasaan dalam melakukan, berbuat atau
mengerjakan sesuatu yang berguna dalam kehidupan di sekolah/madrasah,
keluarga, dan masyarakat sesuai dengan tuntutan kemajuan dan berkarakter-cerdas
yang terpuji, sesuai dengan potensi dan peminatan dirinya.
c. Program layanan Karir
Layanan konseling karir yang dilaksanakan di SMK Diponegoro Depok yaitu
layanan bimbingan dan konseling yang membantu peserta didik dalam karir/
jabatan, dan pendidikan lanjutan secara terarah, objektif dan bijak.
d. Program layanan Belajar
Layanan bimbingan dan konseling belajar yang dilaksanakan di SMK
Diponegoro Depok yaitu membantu peserta didik memahami lingkungan baru,
seperti lingkungan satuan pendidikan bagi siswa baru, dan obyek-obyek yang perlu
dipelajari, untuk menyesuaikan diri serta mempermudah dan memperlancar peran
di lingkungan baru yang efektif dan berkarakter.

D. Ekstrakurikuler
Kegiatan ekstrakurikuler dilaksanakan bertujuan untuk memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri
sesuai dengan kebutuhan, bakat, dan minat setiap peserta didik yang disesuaikan dengan
kondisi sekolah.
1. Tujuan Kegiatan ekstrakurikuler
a. Pembentukan Karakter Peserta didik di SMK Diponegoro Depok
Pembentukan karakter peserta didik melalui pembiasaan dan lingkungan
guna mengembangkan nilai-nilai karakter bangsa yang dilakukan melalui kegiatan
rutin, kegiatan spontan, kegiatan terprogram, dan kegiatan keteladanan.
b. Pengembangan potensi dan pengekspresian diri di SMK Diponegoro Depok
Pengembangan potensi dan pengekspresian diri di SMK Diponegoro
Depok melalui kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan ekstrakurikuler dilaksanakan

69
untuk mengembangkan potensi, bakat, minat, kemampuan, kepribadian,
kerjasama, dan kemandirian peserta didik secara optimal untuk mendukung
pencapaian tujuan pendidikan

2. Fungsi kegiatan Ekstrakurikuler


a. Pengembangan, yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk mengembangkan
kemampuan dan kreativitas murid sesuai denganpotensi bakat dan minat mereka
b. Sosial, yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk mengembangkan kemapuan dan
rasa tanggung jawab sosial peserta didik
c. Rekreatif, yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk mengembangkan suasana
rileks, mengembirakan, danmenyenagkan bagi murid yang menunjang proses
perkembangan
d. Persiapan karir, yaitu fungsi kegiatan eksrakurikuler untuk mengenbangkan
kesiapan karir murid.
3. Prinsip Kegiatan Ekstrakurikuler
a. Individual, yaitu prinsip kegiatan eksrakurikuler yang sesuai dengan potrensi, bakat
dan minat siswa masing-masing.
b. Pilihan, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler yang sesuai dengan keinginan dan di
ikuti murid dengan sukarela.
c. Keterlibatan aktif, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler yang menuntut ke ikut
sertaan murid secara penuh
d. Menyenangkan, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler dalam suasana yang di sukai
dan menggembirakan murid.
e. Etos kerja, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler yang membangunsemangat murid
untuk berlatih dan beraktivitas secara optimal.
f. Kemanfaatan sosial yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler yang dilaksanakan untuk
kepentingan masyarakat.
4. Jenis Ekstrakurikuler
Kegiatan ekstrakurikuler terdiri dari dua jenis, yaitu ektrakurikuler wajib
dan pilihan. Menurut Permendikbud No 62 tahun 2014, kegiatan Ekstrakurikuler
wajib adalah Kegiatan Ekstrakurikuler yang wajib diselenggarakan oleh satuan
pendidikan dan wajib diikuti oleh seluruh peserta didik. Kegiatan Ekstrakurikuler
pilihan adalah Kegiatan Ekstrakurikuler yang dapat dikembangkan dan
diselenggarakan oleh sekolah dan dapat diikuti oleh peserta didik sesuai bakat dan

70
minatnya masing-masing.
a. Ekstrakurikuler Wajib
Pendidikan Kepramukaan adalah proses pembentukan kepribadian,
kecakapan hidup, dan akhlak mulia melalui penghayatan dan pengamalan nilai-
nilai kepramukaan. Kegiatan Kepramukaan adalah salah satu kegiatan sebagai
aplikasi dari konsep-konsep mata pelajaran.
Model Pelaksanaan kegiatan Pramuka di SMK Diponegoro Depok berupa:
1) Model Blok, merupakan kegiatan wajib dalam bentuk perkemahan yang
dilaksanakan setahun sekali dan diberikan penilaian secara umum. Kegiatan ini
wajib diikuti oleh siswa kelas X.
2) Model Reguler, merupakan kegiatan sukarela berbasis minat peserta didik yang
dilaksanakan di Gugus Depan
3) Model Aktualisasi, merupakan kegiatan wajib dalam bentuk penerapan sikap
dan keterampilan yang dipelajari di dalam kelas yang dilaksanakan dalam
kegiatan Kepramukaan secara rutin, terjadwal, dan diberikan penilaian formal.
b. Ekstrakurikuler Pilihan
Ekstrakurikuler Pilihan adalah kegiatan ekstrakurikuler yang dapat
dikembangkan dan diselenggarakan oleh sekolah dan dapat diikuti oleh peserta
didik sesuai bakat dan minatnya masing-masing. Peserta diwajibkan untuk
memilih satu ekstrakurikuler yang diselenggarakan di SMK Diponegoro Depok.
Adapun ekstrakurikuler yang dilaksanakan meliputi;
1) Fashion
2) Sepak Bola
3) Voli
4) Teakwondo
5) Pencak Silat
6) Hadroh
5. Ketentuan Ekstrakurikuler
Kegiatan ekstrakurikuler dalam kurikulum merdeka dapat membuat
pendidikan lebih utuh, lebih lengkap, karena menambahkan sisi-sisi yang tidak atau
kurang ditekankan dalam pendidikan kurikuler di kelas dan di sekolah. Beberapa
keuntungan kegiatan ekstrakurikuler yang diamanatkan kurikulum merdeka antara
lain:
a. Mengembangkan wawasan siswa;

71
b. Menambah pengalaman yang lebih mengena dan dirasakan lebih mendalam;
c. Menggerakkan siswa karena tantangan yang dialami di luar lebih besar
d. Pendidikan lebih disesuaikan dengan situasi yang real di masyarakat bukan hanya
buatan di sekolah;
e. Memberikan variasi pembelajaran pada siswa sehingga siswa tidak bosan di
kelas;
f. Berjumpa dengan orang lain, yang bukan dari sekolahnya, memberikan inspirasi
dan tantangan sendiri;
g. Biasanya siswa lebih senang karena keluar dari sekolah.
Dalam mengimplemntasikan kurikulum merdeka, ada banyak kegiatan
ekstrakurikuler yang dapat dilakukan oleh sekolah. Sekolah terlebih dahulu memilih
mana yang sesuai dengan visi misi dan nilai yang mau ditekankan pada siswa mereka.
Beberapa kegiatan ekstrakurikuler dapat disebutkan sebagai berikut:
1) Live in ditempat lain yang dapat memberikan nilai penting pada siswa. Kegiatan
live in bermanfaat untuk melatih penghargaan pada kelompok dan budaya lain,
pengembangan semangat multibudaya. (lebih spefikasi di kegiatan pramuka
(kemah))
2) Studi wisata di luar sekolah: dapat ke pantai, ke perusahaan, pusat ilmu, museum
sains, dan lain-lain.
3) Praktik dan proyek lapangan: melakukan penelitian lapangan sesuai tema yang
ditentukan;
4) Kerjabakti, melakukan pengabdian kepada masyarakat tertentu di luar sekolah;
5) Outbound, kepramukaan, naik gunung, menelusuri jejak pahlawan, dan lain-lain,
yang lebih berbau melatih daya juang siswa dalam menghadapi tantangan berat.
6) Pelatihan musik, tari, beladiri, lukis, drama, dan lain-lain. Kegiatan
ekstrakurikuler ini dapat dilakukan di lingkup sekolah bila fasilitasnya ada. Bila
tidak ada fasilitasnya dapat dilakukan di sanggar atau pusat seni milik lembaga
lain.
Kurikulum merdeka mengamanatkan agar siswa bertumbuh utuh (holistik),
untuk itu maka pendidikan harus menyeluruh (holistik) dan menggunakan berbagai
bentuk yang diperlukan. Salah satunya adalah bukan hanya di kelas dan sekolah,tetapi
juga kegiatan di luar sekolah sebagai kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan ini perlu
direncanakan dengan baik sehingga siswa memang mengalami kegunaan dalam
pengembangan dirinya yang lebih utuh (holistik). Sekolah diharapkan lebih berani

72
mencari peluang dan alternatif pendidikan di luar sekolah untuk melengkapi yang
tidak ada di sekolah atau pun dikelas.
Jenis kegiatan ekstra ditentukan oleh sekolah dan disesuaikan dengan
kebutuhan atau hasil usulan dari guru atau siswa dengan ketentuan; 
a. Dilaksanakan setelah atau sesudah jam pelajaran (KBM) berlangsung.
b. Kegiatan ekstrakurikuler wajib dihentikan untuk melaksanakan sholat pada saat
waktu sholat tiba.
c. Setiap kegiatan ekstrakurikuler harus mendapat persetujuan pimpinan sekolah.
d. Kegiatan ekstrakurikuler di liburkan satu minggu menjelang ulangan tengah
semestar, ulangan akhir semester, dan ujian kenaikan kelas.
e. Kegiatan ekstrakurikuler wajib di dampingi oleh pembina/pelatih.
f. Jadwal ekstrakurikuler diatur sebagai berikut;
Tabel 06. Jadwal Ekstrakurikuler
No JENIS EKTRA HARI WAKTU KELAS PENGAMPU
KURIKULER

1 Fashion Jum’at 14.00 X Rina Wulandari,


S.Pd

2 Teakwondo Jum’at 15.00 X Iqbal Badali

3 Sepak Bola Jum’at 15.00 X Handi Oktavianto,


S.Pd

4 Voly Jum’at 13.00 X Handi Oktavianto,


S.Pd

5 Pencak Silat Jum’at 13.00 X Iqbal Badali

6 Hadroh Jum’at 15.00 X Huda

6. Penilaian
Penilaian perlu diberikan terhadap kinerja peserta didik dalam kegiatan
ekstrakurikuler. Kriteria keberhasilan lebih ditentukan oleh proses dan keikutsertaan
peserta didik dalam kegiatan ekstrakurikuler yang dipilihnya. Penilaian dilakukan
secara kualitatif. Peserta didik diwajibkan untuk mendapatkan nilai memuaskan pada

73
kegiatan ekstrakurikuler wajib pada setiap semester. Nilai yang diperoleh pada
kegiatan ekstrakurikuler wajib Kepramukaan berpengaruh terhadap kenaikan kelas
peserta didik. Nilai di bawah memuaskan dalam dua semester atau satu tahun
memberikan sanksi bahwa peserta didik tersebut harus mengikuti program khusus
yang diselenggarakan bagi mereka.
Persyaratan demikian tidak dikenakan bagi peserta didik yang mengikuti
program ekstrakurikuler pilihan. Meskipun demikian, penilaian tetap diberikan dan
dinyatakan dalam buku rapor. Penilaian didasarkan atas keikutsertaan dan prestasi
peserta didik dalam suatu kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti. Hanya nilai
memuaskan atau di atasnya yang dicantumkan dalam buku rapor. Hasil dan proses
kegiatan ekstrakurikuler di nilai secara kualititatif dan di laporkan kepada kepala
sekolah dan bidang kependidikan SMK Diponegoro Depok.

E. Penguatan Pendidikan Karakter


Peraturan Presiden Nomor 87 tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan Karakter
(PPK) menjadikan pendidikan karakter sebagai platform pendidikan nasional untuk
membekali peserta didik sebagai generasi emas tahun 2045 dengan jiwa Pancasila dan
karakter yang baik guna menghadapi dinamika perubahan di masa depan (Pasal 2).
Perpres ini menjadi landasan awal untuk kembali meletakkan pendidikan karakter
sebagai jiwa utama dalam penyelenggaraan pendidikan di Indonesia. Diperkuat lagi pada
kurikulum yang berlaku sekarang ini yaitu kurikulum merdeka ditekankan pada profil
pelajar pancasila. Kurikulum ini sebagai rujukan proses pembelajaran pada satuan
pendidikan, perlu mengintegrasikan Penguatan profil pelajar pancasila. Integrasi
tersebut bukan sebagai program tambahan atau sisipan, melainkan sebagai cara mendidik
dan belajar bagi seluruh pelaku pendidikan di satuan pendidikan.
Karakter utama prioritas PPK dan bentuk penguatan profil pelajar pancasila di
SMK Diponegoro Depok adalah sebagai berikut.
1. Religius
Sikap religius mencerminkan keberimanan dan ketakwaan kepada Tuhan yang
Maha Esa. SMK Diponegoro Depok, sebagai sekolah berbasis pesantren
menekankan perlunya penanaman nilai religius tanpa harus merendahkan pemeluk
agama lain. Dengan demikian ketakwaan yang dibangun selalu mengedepankan
toleransi antar umat beragama.
2. Integritas

74
Integritas artinya selalu berupaya menjadikan dirinya sebagai orang yang bisa
dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan. Peserta didik yang berintegritas
akan berhati-hati dalam menjalin pergaulan, sebab kepercayaan yang diberikan
teman-temannya itu mahal harganya. Dengan maraknya praktik bullying dan
perundungan, SMK Diponegoro Depok membuat kebijakan tegas bahwa siswa di
sekolah harus berkata dan bertindak positif antar teman sebagai bagian dari
pembiasaan melatih karakter integritas. Sikap integritas dilatih antara lain melalui
organisasi siswa seperti OSIS, Pramuka, Rohis dan lain sebagainya
3. Mandiri
Mandiri artinya tidak bergantung pada orang lain dan menggunakan tenaga,
pikiran, dan waktu untuk merealisasikan harapan, mimpi, dan cita-cita. Mandiri erat
hubungannya dengan kesuksesan seseorang. Orang yang hidup mandiri sejak kecil
umumnya meraih sukses saat menginjak usia dewasa. Itulah alasan mandiri menjadi
karakter terdepan yang harus dimiliki sebagian besar siswa di SMK Diponegoro
Depok.
4. Nasionalis
Nasionalis berarti menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas
kepentingan pribadi dan kelompok. Untuk memupuk jiwa nasionalis, SMK
Diponegoro Depok melaksanakan hal terkait nasionalis mulai dari hal-hal kecil.
Seperti mematuhi peraturan sekolah, menjaga kebersihan lingkungan, dan mengikuti
upacara bendera dengan khidmat.
5. Gotong Royong
Gotong royong mencerminkan tindakan mengahargai kerja sama dan bahu
membahu menyelesaikan persoalan bersama. Sudah jelas, tradisi gotong royong di
semakin lama semakin hilang akibat arus teknologi yang membuat siapapun bisa
menyelesaikan pekerjaan sendiri. Hal ini harus diputus salah satunya lewat
pembiasaan-pembiasaan di sekolah seperti yang dilaksanakan di SMK Diponegoro
Depok yaitu kegiatan seperti kerja bakti, mengedepankan musyawarah dan saling
menghargai antar teman.
Kelima karakter di atas tidaklah berdiri dan berkembang sendiri-sendiri
melainkan nilai yang berinteraksi satu sama lain, yang berkembang secara dinamis
dan membentuk keutuhan pribadi.

F. Literasi

75
Kemendikbud luncurkan Gerakan Literasi Sekolah berbasis budi Pekerti melalui
Permen nomor 23 tahun 2013 yang bertujuan menumbuhkan budi pekerti luhur melalui
membaca, karena dengan membaca banyak yang bisa dipelajari oleh peserti didik. Dalam
dunia pendidikan program ini sangat penting dilaksanakan karena dunia pendidikan
tempatnya menumbuh kembangkan segala potensi yang dimiliki peserta didik.
1. Perencanaan Gerakan Literasi SMK Diponegoro Depok
a. Pembentukan Team Literasi yang di koordinir kepala perpustakaan bersama Waka
Kesiswaan
b. Melakukan sosialisasi tentang gerakan literasi sekolah, dilakukan dalam rapat dinas
yang diadakan oleh Kepala Sekolah disampaikan kepada pendidik dan tenaga
kependidikan serta komite sekolah melalui upacara hari senin, melalui website
SMK Diponegoro Depok
c. Melaksanakan sosialisasi gerakan literasi sekolah kepada orang tua dalam rapat
dengan orang tua siswa dan menyampaikan surat edaran tentang program GLS
kepada orang tua
d. Membuat mading yang dikoordinir pembina OSIS
e. Membuat pojok- pojok baca atau perpustakaan mini
f. Menciptakan suasana yang nyaman untuk membaca
g. Mengumpulkan hasil tulisan dan karya yang dibuat peserta didik
2. Pelaksanaan Gerakan Literasi
Melaksanakan 3 tahapan gerakan literasi sekolah
a. Tahapan pembiasaan :
1) 10 menit sebelum pelajaran dimulai membaca surat Al Qur'an secara bersama-
sama
2) Mengisi mading secara bergantian
b. Tahapan pengembangan :
1) Membaca 15 menit sebelum belajar dari berbagai sumber
2) Pembelajaran berbasis literasi
3) Memajang hasil karya siswa di setiap tempat yang strategis contoh koridor,
mading secara bergantian.
4) Mengadakan lomba menulis puisi, cerpen, perpustakaan kelas, lomba poster
5) Membuat pojok bacaan dari karya kelas
c. Tahap pembelajaran :
1) Merayakan hari besar dengan membacakan literasi tentang hari tersebut

76
2) Membuat daftar buku yang sudah dibaca
3) Memberikan penghargaan bagi yang menulis dengan hasil tulisan yang
berkwalitas
4) Mendatangkan instruktur yang menguasai gerakan literasi terutama pengurus
OSIS dan peserta ekstra menulis
5) Mendokumentasikan hasil karya siswa menjadi sebuah buku bacaan melalui
seleksi kualitas isi tulisan.

3. Penilaian Pelaksanaan Gerakan Literasi Sekolah


1) Membuat angket evaluasi pelaksanaan GLS dengan berbagai indikator
2) Mengembangkan pelaksanaan GLS
3) Melakukan pemantauan secara kontinu pelaksanaan GLS dan menuliskan temuan-
temuan dalam pelaksanaannya.

G. Kecakapan Abad 21 (4C)


Pada kurikulum 2013 diharapkan dapat diimplementasikan pembelajaran abad
21. Hal ini untuk menyikapi tuntutan zaman yang semakin kompetitif.
Adapun pembelajaran abad 21 mencerminkan empat hal. 
1. Communication
Pada karakter ini, peserta didik dituntut untuk memahami, mengelola, dan
menciptakan komunikasi yang efektif dalam berbagai bentuk dan isi secara lisan,
tulisan, dan multimedia. Peserta didik diberikan kesempatan menggunakan
kemampuannya untuk mengutarakan ide-idenya, baik itu pada saat berdiskusi dengan
teman-temannya maupun ketika menyelesaikan masalah dari  pendidiknya.
Kegiatan pembelajaran merupakan sarana yang sangat strategis untuk melatih
dan meningkatkan kemampuan komunikasi siswa, baik komunikasi antara siswa
dengan guru, maupun komunikasi antarsesama siswa. Ketika siswa merespon
penjelasan guru, bertanya, menjawab pertanyaan, atau menyampaikan pendapat, hal
tersebut adalah merupakan sebuah komunikasi.
2. Collaboration
Pada karakter ini, peserta didik menunjukkan kemampuannya dalam
kerjasama berkelompok dan kepemimpinan, beradaptasi dalam berbagai peran dan
tanggungjawab, bekerja secara produktif dengan yang lain, menempatkan empati pada
tempatnya, menghormati perspektif berbeda. Peserta didik juga menjalankan

77
tanggungjawab pribadi dan fleksibitas secara pribadi, pada tempat kerja, dan
hubungan masyarakat, menetapkan dan mencapai standar dan tujuan yang tinggi
untuk diri sendiri dan orang lain, memaklumi kerancuan.
Pembelajaran secara berkelompok, kooperatif melatih siswa untuk
berkolaborasi dan bekerjasama. Hal ini juga untuk menanamkan kemampuan
bersosialisasi dan mengendalikan ego serta emosi. Dengan demikian, melalui
kolaborasi akan tercipta kebersamaan, rasa memiliki, tanggung jawab, dan kepedulian
antaranggota.
3. Critical Thinking and Problem Solving
Pada karakter ini, peserta didik berusaha untuk memberikan penalaran yang
masuk akal dalam memahami dan membuat pilihan yang rumit, memahami
interkoneksi antara sistem. Peserta didik juga menggunakan kemampuan yang
dimilikinya untuk berusaha menyelesaikan permasalahan yang dihadapinya dengan
mandiri, peserta didik juga memiliki kemampuan untuk menyusun dan
mengungkapkan, menganalisa, dan menyelesaikan masalah.
Kegiatan pembelajaran dirancang untuk mewujudkan hal tersebut melalui
penerapan pendekatan saintifik (5M), pembelajaran berbasis masalah, penyelesaian
masalah, dan pembelajaran berbasis projek.
4. Creativity and Innovation
Pada karakter ini, peserta didik memiliki kemampuan untuk
mengembangkan, melaksanakan, dan menyampaikan gagasan-gagasan baru kepada
yang lain, bersikap terbuka dan responsif terhadap perspektif baru dan berbeda.
Peran guru hanya sebagai fasilitator dan membimbing setiap siswa dalam
belajar, karena pada dasarnya setiap siswa adalah unik. Hal ini sesuai dengan yang
disampaikan oleh Howard Gardner bahwa manusia memiliki kecerdasan majemuk.
Ada delapan jenis kecerdasan majemuk, yaitu; (1) kecerdasan matematika-logika, (2)
kecerdasan bahasa, (3) kecerdasan musikal, (4) kecerdasan kinestetis, (5) kecerdasan
visual-spasial, (6) kecerdasan intrapersonal, (7) kecerdasan interpersonal, dan (8)
kecerdasan naturalis.
Peranan sekolah dalam penerapan pembelajaran Abad 21 antara lain: a)
Meningkatkan kebijakan dan rencana sekolah untuk mengembangkan keterampilan
baru; b) Mengembangkan arahan baru kurikulum; c) Melaksanakan strategi
pengajaran yang baru dan relevan, dan d) Membentuk kemitraan sekolah di tingkat
regional, nasional dan internasional

78
Berikut kemampuan abad 21 yang harus dimiliki peserta didik, yaitu:
1. Way of thinking, cara berfikir yaitu beberapa kemampuan berfikir yang harus dikuasai
peserta didik untuk menghadapi dunia abad 21. Kemampuan berfikir tersebut
diantaranya: kreatif, berfikir kritis, pemecahan masalah, pengambilan keputusan dan
pembelajar.
2. Ways of working. kemampuan bagaimana mereka harus bekerja. dengan dunia yang
global dan dunia digital. beberapa kemampuan yang harus dikuasai peserta didik
adalah communication and collaboration.  Generasi abad 21 harus mampu
berkomunikasi dengan baik, dengan menggunakan berbagai metode dan strategi
komunikasi. Juga harus mampu berkolaborasi dan bekerja sama dengan individu
maupun komunitas dan jaringan. Jaringan komunikasi dan kerjasama ini
memamfaatkan berbagai cara, metode dan strategi berbasis ICT. Bagaimana
seseorang harus mampu bekerja secara bersama dengan kemampuan yang berbeda-
beda.
3. Tools for working. Seseorang harus memiliki dan menguasai alat untuk bekerja.
Penguasaan terhadap Information and communications technology (ICT) and
information literacy merupakan sebuah keharusan. Tanpa ICT dan sumber informasi
yang berbasis segala sumber akan sulit seseorang mengembangkan pekerjaannya.
4. Skills for living in the world. kemampuan untuk menjalani kehidupan di abad 21,
yaitu: Citizenship, life and career, and personal and social responsibility. Bagaimana
peserta didik harus hidup sebagai warga negara, kehidupan dan karir, dan tanggung
jawab pribadi dan sosial.
Melalui pembelajaran abad 21, setidanya ada dua keterampilan inti yang harus
dikembangkan oleh para para guru yakni: a) Kemampuan menggunakan pengetahuan
matematika, Bahasa Inggris, Ilmu Pengetahuan, Kewarganegaraan dan lainnya untuk
menjawab tantangan dunia nyata; dan b) Berpikir kritis dan menyelesaikan masalah,
komunikasi dan kerjasama, kreatifitas, kemandirian, dan lainnya.

79

Anda mungkin juga menyukai