PELAYANAN HEMODIALISIS
RSUD SMC KABUPATEN TASIKMALAYA
TAHUN 2021
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
atas rahmat-Nya Pedoman Pelayanan Hemodialisis di RSUD SMC Kabupaten
Tasikmalaya dapat diselesaikan untuk memenuhi kebutuhan pelayanan
Hemodialisis dan memenuhi aspek keselamatan baik bagi pasien maupun
petugas.
Penyusunan pedoman ini mengacu pada Pedoman pelayanan
Hemodialisis di sarana pelayanan kesehatan Dep.Kes tahun 2008. Semoga
pedoman ini dapat menjadi acuan dalam upaya peningkatan mutu pelayanan
hemodialisis di RSUD SMC Kabupaten Tasikmalaya.
Ucapan terimakasih kami sampaikan kepada semua pihak khususnya
yang telah memberikan kontribusi dalam penyusunan pedoman ini.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................... i
DAFTAR ISI............................................................................................................ ii
DAFTAR TABEL..................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................... 1
A. LATAR BELAKANG..................................................................................... 1
B. TUJUAN....................................................................................................... 2
C. RUANG LINGKUP....................................................................................... 2
D. BATASAN OPERASIONAL......................................................................... 3
E. LANDASAN HUKUM.................................................................................... 3
BAB II STANDAR KETENAGAAN.......................................................................... 5
A. KUALIFIKASI SUMBER DAYA MANUSIA.................................................. 5
B. DISTRIBUSI KETENGAAN.......................................................................... 5
C. PENGATURAN JAGA.................................................................................. 6
BAB III STANDAR FASILITAS............................................................................... 7
A. DENAH RUANGAN...................................................................................... 7
B. STANDAR FASILITAS................................................................................. 8
BAB IV TATA LAKSANA PELAYANAN.................................................................. 11
A. ALUR PELAYANAN HEMODIALISIS.......................................................... 11
B. PROSEDUR PELAYANAN HEMODIALISIS............................................... 12
BAB V LOGISTIK.................................................................................................... 20
BAB VI KESELAMATAN PASIEN.......................................................................... 28
BAB VII KESELAMATAN KERJA........................................................................... 29
BAB VIII PENGENDALIAN MUTU ......................................................................... 30
BAB IX PENUTUP.................................................................................................. 32
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................ 33
ii
DAFTAR TABEL
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Gagal ginjal kronik (GGK) merupakan kerusakan fungsi ginjal yang progresif
dan tidak dapat pulih kembali, dimana tubuh tidak mampu memelihara metabolisme
dan gagal memelihara keseimbangan cairan dan elektrolit yang berakibat
peningkatan ureum atau azotemia (Smeltzer, 2008). Oleh karena penyakit ini
bersifat menetap dan progresif, Gagal ginjal kronik (GGK) menurut Roesli et al
(2015) merupakan salah satu masalah utama dibidang kesehatan di seluruh dunia.
Ketika seseorang mengalami kondisi GGK, fungsi ginjal kurang dari 15%,
terapi yang disarankan salah satunya adalah hemodialisis. Hemodialisis
merupakan terapi pengganti ginjal pada pasien gagal ginjal tahap akhir yang
bertujuan menurunkan kadar toksin yang menyebabkan sindroma uremik pada
pasien gagal ginjal tahap akhir (Roesli et al, 2015).
1
Hemodialisis digunakan pada pasien dalam keadaan sakit akut dan
memerlukan terapi dialisis jangka pendek atau pasien dengan penyakit gagal ginjal
stadium terminal yang membutuhkan terapi jangka panjang atau terapi permanen.
Hemodialisa dilakukan dengan menggunakan sebuah mesin yang dilengkapi
dengan membran penyaring semi permiabel (ginjal buatan) yang memindahkan
produk-produk limbah yang terakumulasi dari darah kedalam mesin dialisis. Pada
mesin dialisis, cairan dialirkan dipompa melalui salah satu sisi membran filter (ginjal
buatan).
B. Tujuan Panduan
1. Tujuan Umum
Tujuan umum Pelayanan Hemodialisis rumah sakit adalah mewujudkan
Pelayanan Hemodialisis secara profesional untuk meningkatkan kualitas hidup
pasien dengan gagal ginjal.
2. Tujuan Khusus
a) Meningkatkan cakupan pelayanan hemodialisis.
b) Meningkatkan kualitas pelayanan hemodialisis.
c) Meningkatkan efisiensi dan efektifitas pelayanan
hemodialisis.
d) Memberikan pelayanan keperawatan pasien hemodialisa yang profesional,
islami dan berkelanjutan.
Unit Hemodialisis adalah salah satu unit pelayanan rawat jalan yang ada di
rumah sakit RSUD SMC Kabupaten Tasikmalaya. Unit hemodialisis Ini
melakukan pelayanan bagi pasien – pasien yang membutuhkan tindakan dialisis.
Unit hemodialisis memberikan pelayanan untuk memperpanjang harapan hidup
pasien ginjal stadium akhir.
1. Unit Hemodialisa tersendiri letaknya mudah dicapai dari instalasi gawat
darurat, instalasi rawat inap dan unit penunjang Lainnya
2. Unit Hemodialisis memiliki ketentuan atau kriteria pasien yang akan
mendapatkan tindakan dialisis.
3. Memiliki seorang dokter SpPD yang bertanggung jawab secara
keseluruhan di Unit Hemodialisis serta dr jaga yang mampu melakukan
resusitasi jantung paru (bantuan hidup dasar dan bantuan hidup lanjut)
4. Memiliki perawat terlatih bersertifikat pelatihan hemodialisis dan memiliki
pengalaman kerja lebih dari 3 tahun di ruang perawatan.
5. Unit Hemodialisis adalah tempat pelayanan hemodialisis yang terdiri dari
minimal 4 mesin dialisis, didukung dengan unit permurnian air (water
treatment) dan peralatan pendukung serta mempunyai tenaga medis,
2
minimal terdiri dari 3 Perawat Mahir HD, 1 Dokter Umum bersertifikat HD,
yang diawasi oleh 1 orang Dokter Internis bersertifikat HD dan disupervisi
oleh 1 orang Internis-Konsultan Ginjal Hipertensi (KGH).
6. Melayani tindakan hemodialisis selama 24 jam. Ruang lingkup tindakan di
Unit hemodialisis mencakup tindakan cito dan rutin. Untuk tindakan cito
biasanya dokter yang menentukan bahwa pasien tersebut harus segera
mendapatkan tindakan hemodialisis segera. Tindakan rutin dilakukan pada
pasien – pasien yang sudah dinyatakan sakit gagal ginjal kronik yang sudah
terjadwal menjalani tindakan hemodialisis.
D. Batasan Operasional
E. Landasan Hukum
1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor
812/Menkes/Per/VII/2010 tentang penyelenggaraan pelayanan dialisis pada
fasilitas pelayanan kesehatan
2. Keputusan menteri kesehatan republik Indonesia Nomor
HK.01.07/MENKES/642/2017 tentang panduan nasional pelayanan
kedokteran tata laksana penyakit ginjal tahap akhir.
3. Surat Edaran menteri kesehatan republik Indonesia nomor
HK/menkes/31/2014
3
4. Peraturan menteri kesehatan republik Indonesia nomor 518/menkes/per/VII/
2008.
5. Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tasikmalaya Nomor :
445.5/4213/Yankes-Diskes/2018 tentang Izin Penyelenggaraan Unit
Pelayanan hemodialisa di RSUD SMC Kabupaten Tasikmalaya.
4
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
B. Distribusi Ketenagaan
Pelayanan Hemodialsiis di RSUD SMC Kabupaten Tasikmalaya saat ini terlayani
dengan 5 mesin oleh 8 perawat, 1 dokter konsultan ginjal dan hipertensi , 1
dokter Sp.PD dan 1 dokter umum dengan distribusi Ketenagaan dijabarkan
dalam tabel berikut :
Tabel 1 : Distribusi Ketenagaan di Unit Hemodialisis
5
2 Tenaga Perawat :
1) Perawat Mahir HD D III/SI Ners Pelatihan HD 4 4 0
2) Perawat pendamping D III/SI Ners Belum 4 4 0
Pelatihan HD
2 Administrasi D III/ - 1 1 0
Akuntansi/
SMA
3 Tenaga pendukung 1 0 1
lainnya
4 Cleaning service 3 3 0
C. Pengaturan Jaga
1. Jadwal dinas beserta pembagian tugas lainnya dibuat oleh kepala perawat
unit hemodialisa setiap akhir bulan untuk jadwal berikutnya
2. Pelayanan hemodialisis untuk pasien rutin dilakukan dari senin sampai
dengan sabtu dengan jam pelayanan sebagai berikut
a. Shift Pagi : 06.00 – 13.00 WIB
b. Shift Siang : 11.00 – 18.00 WIB
3. Setiap jadwal cito ada 2 petugas dan jadwal tersebut didistribusikan juga ke
unit pelayanan terkait.
4. Pelayanan hemodialisis di hari libur nasional atau hari besar agama ( Idul fitri )
menyesuaikan tetap diberikan pelayanan untuk pasien terjadwal maupun
rawat inap
5. Program Dialisis (jenis dialysis, ultrafiltrasi, heparinisasi dan waktu dialysis)
dikoreksi/dievaluasi oleh dokter penanggung awab HD saat melakukan
pemeriksaan pasien yang sedang menjalani hemodialisis
6. Pelayanan reprosesing dializer dilakukan oleh perawat dan tenga lainnya yang
sudah mendapatkan pelatihan prosedur pencucian dializer
7. Penanganan komplikasi dilakukan oleh perawat dialysis sesuai dengan
intruksi dokter penanggung jawab pasien
8. Pelayanan pasien yang memerlukan tindak lanjut setelah hemodialisis,
dionsulkan ke dokter pelaksana harian HD untuk rawat inap atau rawat
intensif.
9. Setiap tindakan hemodialisis terdiri dari ;
a. Persiapan HD : ± 30 menit
b. Pelaksanaa HD : 4-5 jam
c. Evaluasi Post HD : ± 30 menit
6
BAB III
STANDAR FASILITAS
A. Denah Ruangan
Keterangan :
Nurs
stati
Mesin HD
on
Tangga
e
HD
Ruang Rivers Osmotion
WC Petugas Ruang
Dokter Ruang RE USE
Nurse
Ruang Station Spollhock
Perawat
stat
Nur
ion
se
Meja
N
n
o
u
e
s
s
t
r
i
WC Pasien
Wastafel
Lemari Dializer
Ruang
Ruang RO
RE USE
7
B. Standar Fasilitas
1. Mesin Hemodialisis
Mesin yang digunakan untuk mengeluarkan darah dari pembuluh darah
pasien menuju sirkulasi ektrakorporeal arteri blood line kemudian masuk ke
dalam kompartemen darah dalam dialyzer kemudian darah dialirkan ke
ekstrakorporeal vena blood line dan masuk kembali ke pembuluh darah
pasien. Mesin hemodialysis di RSUD SMC Kabupaten Tasikmalaya pada
tahun 2018 mesin Toray.
3. Dializer
Dializer adalah ginjal buatan yang digunakan untuk proses dialysis selama
pasien menjalani hemodialysis. Ginal buatan ini tediri dari dua kompartemen
yaitu kompartemen darah dan kompartemen dialisat dan diantara kedua
kompartemen tersebut terdapat membrane semipermeable.
4. Consumable Set
Consumable set adalah bahan habis pakai yang digunakan dalam proses
hemodialisis, terdiri dari :
a. Blood line (selang darah) digunakan untuk mengalirkan darah dalam
sirkulasi ekstrakorporeal. Blood line terdiri dari Arterial blood line (ABL)
yang digunkan mengalirkan darah menuju kompartemen darah dalam
dialyzer dan venouse blood line (VBL) yang digunakan untuk
memasukan darah yang telah terdialisis dari kompartemen darah dalam
dialyzer kembali masuk ke sirkulasi darah sistemik.
b. Jarum AV Fistulla
Adalah sepasang jarum yang digunakan untuk melakukan kanulasi pada
akses vaskuler. Jarum AV Fistulla yang bersayap merah digunakan
untuk akses inlet dan fitula bersayap biru untuk melakukan kanulasi
akses outlet.
c. Cairan dialisat
Merupakan cairan dengan komposisi khusus yang dipakai dalam proses
hemodialysis yang terdiri dari cairan acetat dan bicarbonate
7. Peralatan Ruangan
a. Tempat tidur pasien
b. Peralatan medis standar seperti stetoskope, tensimeter, timbangan berat
badan dan sebagainya
c. Alat Resusitasi/troli emergensi
d. Sumber Oksigen sentral yang dilengkapi dengan katup penurunan
tekanan (regulator) dan flowmeter.
e. Peralatan terapi oksigen mulai dari nasal prong, simple masker, masker
rebreathing dan masker non rebretahing.
f. Alat penghisap lender portable dilengkapi dengan pipa karet
penghubung, botol penampung, dan kanule penghisap.
g. Alat pemasangan akses vena terdiri dari standar infuse, IV Kateter,
infuse set, blood set cairan infuse sodium chloride, alcohol swab, plester,
gunting, tourniquet
9
h. Peralatan pengolahan air sesuai standar AAMI (Association for The
Advancement of Medical Instrumentation)
i. Generator listrik berkapasitas sekurang-kurangnya sebesar kebutuhan
untuk menjalankan mesin hemodialisis yang ada
j. Peralatan pemadam kebakaran
k. Peralatan untuk mengolah limbah dan sampah
l. Pendingin ruangan
m. Lemari es untuk menyimpan obat.
n. Seperangkat komputer yang online.
o. Alat komunikasi (telepon).
p. Lemari tempat linen dan alat kesehatan.
10
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN
ALUR PELAYANAN
PASIEN HEMODIALISA DI RSUD SMC KAB. TASIKMALAYA
PASIEN
TIDAK
TIDAK GAWAT GAWAT
GAWAT GAWAT
DARURAT
DARURAT DARURAT
DARURAT
Pendaftaran Di
Pendaftaran Di
Ruang HD IGD Rawat Jalan
Konsultasi dr Penanggung
Jawab Klinik Penyakit
Unit HD Dalam
RESEP HD
INFORMED
CONSENT
HEMODIALISIS
KASIR/ADMNISTRASI
PASIEN PULANG
11
B. Prosedur Pelayanan Hemodialisis
1. Hemodialisis Pasien Baru
a. Pasien baru adalah pasien yang pertama kali menjalani hemodialisis di
RSUD SMC Kab. Tasikmalaya baik bagi pasien dari rawat inap, Instalasi
Rawat jalan, Instalasi Gawat Darurat maupun Instalasi Rawat Intensif /ICU
dimana telah dilakukan pemeriksan oleh dokter dan terdapat intruksi untuk
dilakukan hemodialisis.
b. Pasien baru terdiri dari : pasien pertama kali/inisiasi atau pernah dialisis di
Rumah Sakit lain tanpa atau dengan travelling dialisis.
c. Pasien dengan status traveling harus mendapatkan persetujuan dari
nefrologis/ dokter Sp.PD yang ditunjuk di RSUD SMC Kab. Tasikmalaya
d. Pasien baru akut dan kronik yang akan menjalani hemodialisis ataupun
pasien yang dirujuk dari unit Hemodialisis lain tanpa melihat status
vaksinasi sebelumnya harus dilakukan skrining serologi HbsAg, Anti HCV,
dan Anti HIV.
e. Pasien memenuhi persyaratan adminstrasi
f. Dokter Sp.PD penanggung jawab/ dokter Jaga pelaksana harian
Hemodialisa melakukan infomed consent kepada pasien baru.
12
3. Hemodialisis Pasien Cito
a. Dilakukan atas indikasi medis oleh dokter jaga ruangan dengan persetujuan
dokter Sp.PD terlatih
b. Indikasi Hemodialisis cito diantaranya adalah hiperkalemia, overhidrasi,
asidosis metabolik, intoksikasi alkohol/obat-obatan, encepalopati uremikum
c. Pasien hemodialisis cito harus ada persetujuan tindakan dari pasien dan
keluarga
d. Dalam keadaan gawat darurat tidak diperlukan informed consent
e. Pasien yang tidak terjadwal dilakukan informed consent setiap akan
dilakukan tindakan
f. HD cito pada jam dinas atau dalam jadwal pasien rutin hanya bisa
dilakukan jika sarana dan prasarana memungkinkan
14
Table 2 : Standar nilai AAMI untuk mikrobiologi dan endotoxin
c) Langkah langkah :
i) Melakukan pembilasan Dializer dan blood line :
- Mesin dihidupkan.
- Keluarkan dializer dan Blood line dari bungkusnya,juga infus
set dan NaCL (perhatikan sterilisasinya) dan pasangkan pada
blood monitor mesin.
- Sambungkan NaCl 0,9% dengan infus set,set infus dengan
selang arteri, selang darah arteri dengan dializer (posisi dializer
terbalik), dializer dengan selang darah venous dan ujung
selang darah venous dihubungkan ke matkan
- Dialiser dipasang sesuai jadwal dan nama pasien dan
disambungkan dengan konektor dialisat
16
- Bukalah klem pada set infus,alirkan normal saline ke selang
darah arteri,tampung cairan kedalam gelas ukur.
- Setelah selang arteri terisi normal saline,selang arteri di klem.
- Lakukan pembilasan pada bagian kompartemen darah dengan
menggunakan Nacl 0,9 % kurang lebih 1000 ml (bubble trap di
isi ¾ bagian dan udara dibebaskan dari sirkulasi)
- Hubungkan ujung ABL (arteri blood line) dengan VBL (venouse
blood line), semua klem di lepas
- Masukan heparin injeksi 5000 u/sesuai kebutuhan kedalam
sirkulasi tertutup
- Sirkulasi dilakukan selama 10-15 menit dengan menggunakan
QB 150-200 ml/menit
ii) Melakukan insersi akses vaskuler
- Lengkapi informed consent sebelum tindakan hemodialisis
- Siapkan dan dekatkan peralatan yang akan dipergunakan
- Tentukan daerah yang akan dilakukan vascular acces dan
jangan terlalu dekat antara lain inlet dan outlet
- Pasang perlak dan alas kain pada lengan bawah sebagai alas
- Cuci tangan, pakai sarung tangan dan bersihkan area yang
akan dilakukan insersi dengan menggunakan alcohol swab
dengan gerakan melingkar dari dalam keluar
- Isi spuit 3 cc dengan Nacl 0,9 % tambahkan heparin 2000 u
sesuai kebutuhan
- Isi fistula dengan Nacl 0,9 % yang sudah diberi heparin sampai
ujung jarum fistula dan pastikan tidak ada gelembung udara
- Lakukan akses pada outlet terlebih dahulu
- Pastikan vascular akses tepat pada pembuluh darah dengan
cara di aspirasi
- Fikasasi fistula dengan micropore
- Lakukan vascular akses inlet dengan cara yang sama
iii) Memulai program hemodialisis dan mengakhiri
- Cek kembali program yang akan dibuat (QD, UF, Suhu, Base
Na, TD, Heparine, Dializer)
- Pastikan dializer sudah bebas udara
- Turunkan blood flow hingga 100 ml/menit
- Matikan blood flow
- Klem selang Nacl
- Klem ABL dan VBL
- Kemudian ABL dihubungkan pada vascular akses inlet pasien
( dengan menggunakan kassa steril sebagai alas )
- Letakan VBL pada matkan dengan ujung penyambung paling
bawah
- Kemudian buka semua klem kecuali pada klem selang Nacl
- Jalankan blood flow dengan kecepatan 100-150 ml/menit
- Cairan priming ditampung didalam matkan
17
- Bila darah sudah sampai pada VBL matikan blood flow
- Ujung VBL dihubungkan dengan akses outlet pasien dan
menggunakan kassa steril debagai alas
- Buka klem sensor vena pressure
- Jalan blood flow 100-200ml/mnt dengan mengobservasi
tekanan vena
- Tekan tombol UF/Dialis
- Heparin maintenance diajalankan sesuai kebutuhan
- Balikan posisi dializer merah di atas, biru di bawah
- Periksa kembali keadaa umum dari tanda-tanda vital pasien
- Pengisian status harian pasien
- Observasi keadaan pasien tiap jam/sesuai kebutuhan
- Bereskan dan rapihkan peralatan yang sudah selesai
digunakan
iv) Penatalaksanaan Selama Hemodialisis
- Memonitor mesin hemodialisis : lamanya HD, QB (kecepatan
aliran darah) 150-300 cc/menit, QD (kecepatan aliran dialisat)
500 cc/menit, temperatur dialisis 37˚C, UFR dan TMP
otomatis.
- Pemeriksaan (laboratorium, EKG, dll)
- Pemeriksaan obat-obatan, tranfusi, dll
- Monitor tekanan : fistula pressure, arterial pressure, venous
pressure, dialisat pressure, detektor (udara blood leak
detektor)
- Observasi pasien : tanda-tanda vital (T, N, S, R, Kesadaran),
fisik, perdarahan, sarana hubungan sirkulasi, posisi dan
aktivitaskeluhan dan komplikasi hemodialisa.
v) Mengakhiri hemodialisis
- Siapkan peralatan bak instrument berisi deper 2 buah, kassa,
sarung tangan, tensoplast, hipavic, micropore, ember
- Pastikan time dialysis sudah nol dan terdengan bunti alarm
pada mesin toray
- Selang infus dilepaskan dari bloodline kemudian pasang
penyambung
- Kecilkan blood flow 100 ml/mnt
- Matikan blood flow
- Klem fistula inlet dan ABL
- Lepaskan dan sambungkan arteri line pada set infus Nacl 0,9
%
- Buka klem ABL dan fistula dan jalankan blood flow dengan
kecepatan 100-150 ml/mnt hingga darah terdorong ke tubuh
pasien
- Masukan darah yang ada pada fistula inlet dengan
menggunakan spuit 3 ml yang berisi Nacl
- Observasi TTV
- Lepaskan blood line dari mesin
18
- Kemudian lakukan desinfektan mesin
- Lepaskan fistula out let dan inlet tekan dengan menggunakan
depper, tekan 5 – 10 menit (sesuai dengan kondisi pasien)
- Simpan blood line dan fistula pad atempat yang telah
disediakan
- Pastikan darah sudah berhenti, kemudian tutup luka dengan
tensoplast/ kassa dan pastikan kondisi pasien baik / tidak ada
keluhan
- Timbang kembali berat badan pasien post HD
- Berat badan pasien di catat pada status pasien
- Status pasien dilengkapi
19
BAB V
LOGISTIK
Bahan habis pakai rumah tangga misalnya : tissue, Plastik sampah Medis
dan Non medis, Plastik Rumah tangga, tas plastic, waslap dll. Pengadaan
bahan – bahan ini dilakukan 1 minggu sekali di bagian logistic rumah sakit.
20
l. Lidocaine HCL 2%
m. Nacl 0,9%
n. Dextrose 5% dan 10%
o. Nifedipine
p. Captopril 25 mg, 12,5 mg
q. Isosorbid dinitrat 5 mg
r. Paracetamol 500mg
alat kesehatan adalah semua obat dan alat kesehatan yang digunakan
pasien. Jenis obat dan alkes ( terlampir ). Pengadaan obat dan alat
kesehatan dilakukan setiap hari sesuai dengan pengeluaran yang tercatat
didata komputer di bagian gudang farmasi rawat inap.
21
Tabel 3
TGL KONDISI
NAMA BARANG
NO JML MERK NO SERI TERIMA KETERANGAN
INVENTARIS LAYAK
BARANG RUSAK
PAKAI
A ALAT KESEHATAN/MEDIS :
1 BVM Dewasa. 1 MPM - 21-05-18 √
2 Bak instrumen kecil. 5 - - 23-06-18 √
3 Bak instrumen sedang. - - 10-09-18 √
4 Bak instrumen Besar 19
5 Bengkok sedang. 20 - - 03-04-18 √
6 Buli-buli - - -
7 Gelas ukur. 8 - - 19-05-18 √
8 Gunting up hecting 2 - - 04-04-18 √
9 Gunting Perban 2 - - 04-04-18 √
10 Infus pump. -
11 Klem Arteri. 2 - - -
12 Kom sedang tutup 2 - - 03-04-18 √
13 Kom kecil. 10 - - 03-04-18 √
14 Syiringe pump 2 SK - - √
15 Kursi roda. 1 -
16 Lampu baca rontgen. 1 - S
17 Pinset Anatomis. 2 - - 04-04-18 √
18 Pinset Cirurgis. 2 - - 04-04-18 √
General - 04-04-18 √
19 Pen Light 1 care
20 Bedsite Monitor 1 Saadat - 25-07-18 √ (IPSRS)
22
TGL KONDISI
NAMA BARANG
NO JML MERK NO SERI TERIMA KETERANGAN
INVENTARIS LAYAK
BARANG RUSAK
PAKAI
21 Regulator O2 sentral. 4 GEA - 22-01 2021 √
22 Suction Sentral - - 08-2016 √
23 Stetoskop Dewasa. 2 ABN - 02-07-18 √
24 Selang Oksigen - - -
Diagnostic - 04-04-18 √
25 Tensimeter jarum 2 set
26 Tensimeter Mobile Raksa 2 ABN - 02-07-18 √
27 Mixer icarbonat 1 ABN 02-07-18 √
28 Tensimeter Raksa. 1 - - 04-04-18 √
30 Timbangan Dewasa Digital 2 - 04-04-18 √ Oleh Gizi
31 Torniquet. 2 - - 04-04-18 √
32 Trolley Instrumen. 1 - - 04-04-18 √
33 Trolly Tindakan 1 - - 04-04-18 √
34 Trolly Emergency - - -
35 Trombol kecil. 1 - - 19-05-18 √
36 Trombol besar. 4 - - 19-05-18 √
37 Thermometer Infra Red 1 Omron - 04-04-18 √
38 Suction Portable 1 08-08-19
39 Hepafilter 1 07-12-2020 Bantuan provinsi
40 Face shield 10 24-03-2020
B ALAT TENUN.
1 Duk Bolong 15 - - 03-04-18 √
2 Duk Alas 15 - - 03-04-18 √
3 Bantal Pasien 4 - - 03-04-18 √
4 Laken Meja Operasi 15 - - 03-04-18 √
23
TGL KONDISI
NAMA BARANG
NO JML MERK NO SERI TERIMA KETERANGAN
INVENTARIS LAYAK
BARANG RUSAK
PAKAI
5 Sarung Bantal - - -
6 Sarung Bantal Perlak - - -
7 Perlak 20 - - 03-04-18 √
8 Matras/kasur 4 ABN - 03-04-18 √
9 Laken Kasur Pasien 6 - - 03-04-18 √
16 Selimut pasien 20 - - 03-04-18 √
Sampiran pasien 2 bidang - - -
10 putih 1
C ALAT RUMAH TANGGA
1 AC + Remote 2 LG - 06-2018 √
2 Apar - - -
3 Printer Epson 1 - - 23-04-18 √
4 Bantal kecil untuk alas tangan. - - -
5 Baskom plastik kecil. - - -
6 Baskom plastik sedang. - - -
7 Bed Pasien. 4 Murido - - √
8 Bed Site Kabinet - - - √
9 Cermin. - - - √
10 Cool Box √
11 PC Unit 1 Accer 27-07-18 √
12 Dispenser ruang pasien. -
Dispenser ruang -
13 dokter/perawat. 1
14 Ember kecil. - - -
15 Ember linen. - - -
24
TGL KONDISI
NAMA BARANG
NO JML MERK NO SERI TERIMA KETERANGAN
INVENTARIS LAYAK
BARANG RUSAK
PAKAI
16 Ember sedang. - - -
17 Ember sedang u/ pel. 10 - - 04-04-18 √
18 Figura untuk SOTK - - -
19 Gantungan baju. 5 - - -
20 Gayung. 2 - - - √
21 Gelas biasa untuk pasien - - -
22 Gelas + tatakan u/ dokter. - - -
23 Gunting besar. 2 - - - √
24 Gunting kecil. - - -
25 Hub Cuter. - - -
26 Jam dinding ruang pasien. 1
27 Jam dinding ruang perawat. - -
28 Kaca mata gogle. 2 - - 11-04-18 √
29 Kanebo/microfiber 4 - - 11-04-18 √
33 Bak plastik kecil putih - -
34 Keler u/ cairan Renalin - -
35 Keset handuk. - -
36 Keset karet Cendol 8 - - 2018 √
37 Kotak Cairan Desinfektan - -
38 Komputer 1 Accer 19-07-2018 √
39 Keyboard 1 Accer 19-07-2018 √
40 Kulkas. 1 Sanyo - 2012 √
41 Kursi kerja Dokter. 2 Innola - 07-2018 √
42 Kursi kerja perawat. 5 Innola - 07-2018 √
43 Kursi tunggu pasien. 2 - 07-2018 √
25
TGL KONDISI
NAMA BARANG
NO JML MERK NO SERI TERIMA KETERANGAN
INVENTARIS LAYAK
BARANG RUSAK
PAKAI
44 Meja kerja Dokter. 1 - - 07-2018 √
1 Toray √
2 Toray √
45 Mesin HD
3 Toray √
4 Toray √
46 Meja Makan Pasien - - -
47 Papan data mikro Perawat. - - -
48 Papan Perawat Dinas - - -
49 Papan Jadwal pasien 1 - - 04-04-18 √
50 Papan pengumuman 1 - 04-04-18 √
51 Papan Berat Badan Pasien - - -
52 Paper tray. - - -
53 Pembolong kertas. 1 - - - √
54 Pewangi Elektrik - - -
56 Penghapus white board. - - -
57 Penomeran Bed - - -
58 Pengki. 2 - - - √
59 Pengukur Suhu Ruangan - -
60 Pengukur Suhu Kulkas - - -
61 Pesawat telpon Group -
58 Pigura untuk SOTK. - - -
59 Rak buku. - - -
60 Rak sepatu/Lemari sepatu - - -
61 Regulator Oksigen - - -
62 Sandal kodok. - - -
26
TGL KONDISI
NAMA BARANG
NO JML MERK NO SERI TERIMA KETERANGAN
INVENTARIS LAYAK
BARANG RUSAK
PAKAI
63 Sapu Plastik 2 - - - √
64 Slaber. - - -
65 Sarun tangan karet. 2 - - - √
66 Sepatu bot. 2 - - - √
67 Sikat kloset. 1 - - - √
68 Sikat WC tanpa gagang. - - -
69 Steples 2 - - √
70 Struktur Organisasi - - - √
71 Suction Portable - √
72 Tempat Sampah medis Besar 2 Krisbow - - √
Tempat sampah non medis Krisbow - - √
73 Bsr 2
74 Telpon . 1 Panasonic - - √
75 Tempat arsip. - - - √
76 Tempat tissue. 2 Krisbow - - √
SAMSUN 06-2018 √
77 TV Ruangan pasien. 2 G
78 Lemari dialyzer. 1 - - 06-2018 √
80 Lemari Alkes Besi 1 MAK - 06-2018 √
81 Loker Perawat Besi - √
82 Wastapel 1 - - 1-07-18 √
27
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
28
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
29
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
30
Sedangkan menurut National Kidney Foundation-Dialisys Outcomes
Quality Initiative (NKF – DOQI) pada tahun 1995, membuat tujuan
hemodialisis untuk :
1) Kepentingan klinik
2) Perbaikan pelayanan
3) Hasil yang lebih baik
Secara klinis hemodialisis reguler dikatakan adekuat jika keadaan
umum dan nutrisi penderita dalam keadaan baik, tidak ada
menifestasi uremi serta diupayakan rehabilitasi penderita kembali
pada aktivitas seperti sebelum menjalani hemodialisis. Adapun kriteria
klinis adekuasi hemodialisis adalah sebagai berikut:
1) Keadaan umum dan nutrisi yang baik
2) Tekanan darah normal.
3) Tidak ada gejala akibat anemia.
4) Tercapai keseimbangan air, elektrolit dan asam basa.
5) Metabolisme Ca, dan P terkendali serta tidak terjadi osteodistrofi
renal.
6) Tidak didapatkan komplikasi akibat uremia.
7) Tercapai rehabilitasi pribadi, keluarga dan profesi.
8) Kualitas hidup yang memadai.
Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi adekuasi hemodialisis
adalah :
1) Aliran larutan dengan molekul besar dengan High Flux
2) Membran biocompatibility
3) Inisiasi HD
4) Dosis HD / Nutrisi
5) Pemeriksaan Kt/v; URR rutin (minimal setiap bulan)
6) Kualitas hidup
Adekuasi hemodialisis diukur dengan menghitung Urea
Reduction Ratio (URR) dan (Kt/V). Kt/V urea digunakan untuk
merencanakan peresepan hemodialisis serta menilai adekuasi
hemodialisis, sedangkan Urea reduction ratio (URR) atau Rasio
Reduksi Urea (RRU) merupakan panduan yang sederhana dan praktis
untuk menilai adekuasi hemodialisis.
National Cooperative Dialysis Study (NCDS), merupakan
penelitian prospektif skala luas pertama yang menilai adekuasi
hemodialisis. Dalam penelitian ini disimpulkan bahwa urea merupakan
pertanda yang memadai untuk penilaian adekuasi hemodialisis, dan
tingkat kebersihan urea dapat dipakai untuk prediksi keluaran
(outcome) dari penderita. Lowrie dalam penelitiannya menyimpulkan
bahwa blood urea-nitrogen (BUN) yang tinggi menyebabkan
meningkatnya morbiditas.
31
BAB IX
PENUTUP
Upaya terus menerus untuk mengacu pada standar pelayanan terbaik sehingga
tercapai kualitas hidup pasien penyakit ginjal kronik yang baik menjadi target pelayanan
di unit hemodialisa.
Mengetahui,
Direktur
RSUD SMC Kabupaten Tasikmalaya
32
DAFTAR PUSTAKA
33