Di Susun Oleh:
Nama : Frisland.S.Louhenapessy
Npm : 1420119125
Prodi : keperawatan
Semester : VI(enam)
i
DAFTAR ISI....
ii
B. Defenisi ........................................................................................
9
C. Klasifikasi......................................................................................
10
D. Etiologi ..........................................................................................
12
E. Gangguan pemenuhan kebutuhan dasar .......................................
14
F. Manifestasi Klinis ........................................................................
19
G. Komplikasi ...................................................................................
20
H. Penatalaksanaan Medik .................................................................
21
I. Konsep Asuhan Keperawatan ......................................................
24
J. Pengkajian Keperwatan .................................................................
24
K. Diagnosa Keperawatan ..................................................................
29
L. Intervensi Keperawatan .................................................................
30
M. Implementasi Keperawatan ...........................................................
35
N. Evaluasi Keperawatan ...................................................................
35
BAB III TINJAUAN KASUS ....................................................................... 36
iii
BAB IV PEMBAHSAN ................................................................................. 64
A. Kesimpulan ...................................................................................
74
B. Penutup ..........................................................................................
75
iv
v
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
“Chronic Kidney Disease (CKD) atau dikenal dengan Gagal Ginjal Kronik
atau GGK”.merupakan salah satu penyakit yang tidak menular (non
communicable disease) yang perlu mendapatkan perhatian karena telah
menjadi masalah kesehatan masyarakat dengan angka kejadian yang cukup
tinggi dan berdampak besar terhadap morbiditas, mortalitas, dan sosial
ekonomi masyarakat karena biaya perawatan yang cukup tinggi. Gagal Ginjal
Kronis merupakan sindroma klinis karena penurunan fungsi ginjal secara
menetap akibat kerusakan nefron. Seorang didiagnosis menderita penyakit
ginjal kronik jika terjadi kelainan pada ginjal selama 3 bulan atau lebih yang
ditandai dengan penurunan laju fitrasi glomerulus (LFG) akan terus berlanjut
hingga pada akhirnya terjadi disfungsi organ pada saat laju filtasi glomerulus
menurun hingga kurang dari 15 ml/min/1,73 m2. Penurunan fungsi ginjal ini
berjalan secara kronis dan progresif sehingga pada akhirnya akan terjadi End
State Renal Disease (ESRD) atau Gagal Ginjal terminal (Nunuk Mardiana,
Aditiawardani 2015).
Penyakit ginjal di sebabkan oleh tekanan darah tinggi atau hipertensi dan
diabetes. Sekitar 25% kasus gagal ginjal diindikasikan terpicu oleh tekanan
darah tinggi sementara 30% terpicu oleh diabetes, infeksi saluran kemih dan
obstruksi. Etiologi memegang peran penting dalam memperkirakan
perjalanan klinis Chronic kidney disease (CKD) dan penaggulangannya.
Uremia merupakan akibat dari ketidak mampuan tubuh untuk menjaga
metabolisme dan keseimbangan cairan dan elektrolit yang dikarenakan
adanya gangguan pada fungsi ginjal yang bersifat iresversible. (Smeltzer,et
al,2010; kemenkes,2018)
Chronic Kidney Disease (CKD) meningkat setiap tahun dan menjadi masalah
kesehatan utama pada seluruh dunia, dengan peningkatan insidensi,
prevalensi global yang telah meningkat setiap tahunya. Menurut data World
1
2
BAB II TINJAUAN TEORI
A. Konsep Dasar
1. Pengertian Chronic kidney disease (CKD)
Chronic kidney disease (CKD) dalam Bahasa Indonesia dikenal sebagai
Gagal Ginjal Kronik ( GGK) berikut adalah defenisi (CKD) menurut
beberapa sumber adalah sebagai berikut:
a. Chronic kidney disease (CKD) merupakan suatu kegagalan fungsi
ginjal untuk mempertahankan metabolism dan keseimbangan cairan
serta elektrolit akibat destruksi struktur ginjal yang progresif yang
ditandai dengan penumpukan sisa metabolisme (toksik uremik) di
dalam tubuh (Muttaqin & sari, 2011).
b. Penyakit gagal ginjal kronik disebut juga sebagai “Chronic kidney
disease (CKD)” merupakan suatu perubahan fungsi ginjal yang
progresif dan ireversibel. Pada gagal ginjal kronik, ginjal tidak mampu
mempertahankan keseimbangan cairan sisa metabolism sehingga
menyebabkan penyakit gagal ginjal stadium akhir Terry &
aurora,2013.
c. Chronic kidney disease (CKD) bersifat progresif dan irevessibel
menurunnya jumlah nefron yang berfungsi mengakibatkan nefron
yang tersisa melakukan kompensasi dengan meningkatkan
penyaringan dan reabsorpsi zat terlarut. Namun hal ini justru merusak
nefron yang tersisa dan mempercepat kehilangan nefron. National
Kidney Fondation (di Amerika Serikat ) menedefenisikan gagal ginjal
kronis sebagai adanya kerusakan ginjal atau penurunan laju filtrasi
glomerulus kurang dari 60mL/min/1,73 selama lebih dari 3 bulan
(Lewis & Dirksen, 2014).
2. Klasifikasi
Klasifikasi Chronic kidney disease (CKD) didasarkan atas dua hal yaitu,
atas dasar derajat (stage) penyakit atas dasar diagnosis etiologi.
Klasifikasi atas dasar derajat penyakit, dibuat atas dasar LGF, yang di
hitung dengan mempergunakan rumus Kockcroft-Gault sebagai beriukut:
Pada laki – laki
=
LFG = ( = … ml/menit
Pada perempuan
=
LFG = ( X 0,85 = … ml/ menit
2) Kebiasaan merokok
3) Setres
4) Obesitas
5) Mengkomsumsi minum beralkhol
6) Terlalu banyak mengkomsumsi garam
7) Lemak dalam makanan
8) Kurang postasium dan vitamin D
c. Penyakit lainya
1) Gangguan ginjal polisitik
6
5. Manifestasi Klinis
Penyakit gagal ginjal kronik belum menimbulkan gejala dan tanda, bahkan
hingga laju filtrasi glomerulus sebesar 60% pasien masih asimtomatik
namun sudah terjadi peningkatan kadar urea dan kreatinin serum. Kelainan
secara klinis dan laboratorium baru terlihat dengan jelas pada derajat 3 dan
4. Saat laju filtrasi glomerulus sebesar 30%, keluhan seperti badan lemah,
mual, nafsu makan berkurang dan penurunan berat badan mulai dirasakan
pasien. Pasien mulai merasakan gejala dan tanda uremia. Menurut Suyono
(2017) adalah sebagai berikut: a. Gangguan kardiovaskuler
Hipertensi, nyeri dada, sesak nafas, akibat pericarditis effuse
pericardiac dan gagal jantung akibat penimbunan cairan gangguan
11
6. Komplikasi
Penyakit ginjal adalah suatu penyakit dimana fungsi organ ginjal
mengalami penurunan. Jika hal tersebut tidak segera mendapat
penanganan yang tepat,maka ginjal tersebut tidak akan mampu melakukan
12
c. Hipertensi
Hipertensi akibat retensi, dan natrium serta malfungsi system
renninangiostensin-aldosteron
d. Anemia
Anemia akibat penurunan eritropetin, penurunan rentang usia sel darah
merah, pendarahan gastroinstestinal akibat iritasi oleh toksin,
kehilangan darah selama hemodialysis.
e. Penyakit Tulang
Penyakit tulang serta klasifikasi mestastatic akibat retensi fosfat, kadar
kalsium serum yang rndah, metabolism vitamin D abnormal, dan
peningkatan kadar alumunium
- menghambat pemburukan
2 60 – 89 (progression) fungsi ginjal
1) Cairan
a) Klien yang tidak di dialysis
Bila ada oliguria, cairan yang diperbolehkan biasanya 400 – 500 ml
untuk menghitung kelebihan cairan rutin ditambah volume yang
hilang seperti urine, diare, dan muntah selama 24 jam terakhir.
b) Klien dialysis
Pemasukan cairan terbatas jumlahnya sehingga kenaikan berat
badan tidak lebih dari 0,5 kg/hari diantara waktu dialysis ini
umumnya dari pemasukan 500 ml sehari ditambah volume
yang hilang memalui urine, diare, muntah.
2) Elektrolit
a) Klien yang tidak dialysis
14
b. Penatalaksanaan kolaboratif
1) Diuretik kuat untuk mempertahankan keseimbangan cairan.
2) Glikosida jantung untuk memobilisasi cairan yang menyebabkan
edema.
3) Kalsium karbonat atau kalsium asetat untuk mengobati osteodistropi
ginjal dengan mengikat fosfat dan menambahkan kalsium.
4) Anti hipertensi (ACE inhibitor) untuk mengontrol tekanan darah dan
edema.
5) Farmotidin dan ranitidine untuk mngurangi iritasi lambung
6) Suplemen besi dan fosfat atau transfusi sel darah merah untuk
anemia.
7) Eritropoitin sintetik untuk menstimulus sumsum tulang.
Memproduksi sel darah merah.
8) Suplemen besi, estrogen konjungtiva, dan desmopresin untuk
melawan efek hematologi
9) Terapi dialysis (penggati ginjal)
Dialysis digunakan untuk mngeluarkan produk sisa cairan dan
uremik dari tubuh bila ginjal tidak mampu melakukannya juga dapat
digunakan untuk mengobati klien dengan edema yang tidak
merespon pengobatan lain, hepatic, hiperkalemia, hipertensi, dan
dialysis peritoneal untuk menggantikan ginjal yang tidak berfungsi.
Dengan pemindahan solute & air dari tubuh ke dialisat melalui salah
satu atau kombinasi mekanisme sebagai berikut :
1) Difusi : gerakan zat terlarut melewati membram semipermeable
dari daerah zat terlarut konsentrasi tinggi ke daerah zat terlarut
konsentrasi rendah.
2) Osmosis : gerakan cairan/zat pelarut melewati membram
semipermiabel dari daerah konsentrasi rendah ke daerah
konsentrasi tinggi
3) Filtrasi : proses dicairan melewati melalui filter atau membram
semipermiabel. Filtrasi dikendalikan oleh tekanan hidrostatik
dimana cairan selalu bergerak dari darerah yang tekanan lebih
tinggi ke daerah tekanan rendah.
4) Ultrafiltrasi : fungsinya mirip denga filtrasi (pergerakan cairan),
perbedaan utama adalah adanya tekanan hidrostatik negative
16
3) Pola eliminasi
Penurunan frekuensi urine, oliguria, anuria (gagal tahap lanjut),
abdomen kembung, diare konstipasi, perubahan warna urine.
4) Pola aktivitas latihan
Kelemahan ekstrim, kelemahan, malaise, keterbatasan gerak sendi.
5) Pola istirahat tidur
Gangguan tidur (insomnia/gelisah atau somnolen)
6) Pola persepsi sensori dan kongnitif
Rasa panas pada telapak kaki, perubahan tingkat kesadaran, nyeri,
panggul, sakit kepala,kram/nyeri kaki (memburuk pada malam hari),
prilaku berhati – hati, gelisah, pengkihatan kabur, kejang, sindrom “
kaki gelisah” rasa kebas pada telapak kaki (neuropati perifer),
7) Konsep diri
Perassan tidak berdaya, taka da harapan, taka da kekuatan, menolak,
ansietas, takut, mudah marah, mudah terangsang, perubahan
kepribadian, kesulitan menetukan kondisi.
8) Pola reproduksi dan seksual
Penurunan libido, amnoera, infertilitas, impotensi, dan antropi
testikuler.
d. Pengkajian Fisik
1) Keluahan umum : nyeri pinggang.
2) Tingkat kesadaran komposmentis samapi koma.
3) Pengukuran antropometri : berat badan menurun, lingkar lengan atas
(LILA) menurun
4) TTV : tekanan darah meningkat, suhu meningkat, nadi lemah,
disritmia, pernafasan kusmanul, tidak teratur 5) Kepala :
a) Mata : konjungtiva anemis, mata merah, berair, penglihatan,
kabur, edema periorbital
b) Rambut : rambut mudah rontok, tipis dan kasar
c) Hidun : pernafasan cuping hidung
d) Mulu : ulserasi dan pendarahan, nafas berbau, ammonia, mual,
muntah, serta cegukan, peradangan gusi.
6) Leher : pembesaran vena jugularis
19
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada CKD menurut
Brunner & Suddarth’s, 2014, NANDA NIC-NOC (2015).
37
BAB III TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian Keperawatan
Pengkajian pada klien dilakukan pada tanggal 06 maret 2020 di paviliun
marwah artas Rumah Sakit Islam Jakarta
1. Identitas
Klien berinisial Tn. S, usia 52 tahun, jenis kelamin laki – laki, Agama
Islam, suku sunda, Warga Negara Indonesia, Pendidikan Terakhir Sekolah
SLTA. Status perkawinan sudah menikah, pekerjaan karyawan swasta,
alamat, jl. Cempaka putih barat no. 19 jakarta pusat. Sumber biaya Jaminan
BPJS, Sumber informasi diperoleh dari klien, tim Perawat di Ruangan dan
Status Klien.
2. Resume keperawatan
Klien masuk IGD pada selasa, Tgl 03 maret 2020, jam 20.00 WIB dibawa
oleh keluarganya. Saat dating ke IGD, kesadaran composmentis, GCS E: 4
M: 6 V: 5 total 15, hasil TTV TD: 200/100 mmHg, N: 96x/mnit, RR:
26x/mnit, S: 36,°C. klien mengatakan sesak, batuk, badan terasa lemas,
kepala pusing, bagian wajah dan kaki saya bengkak semua, klien
mempunyai riwayat Hipertensi. Klien menjalani therapy hemodialisa di
RSIJ pada hari rabu dan sabtu sejak 2018 yang lalu. Di IGD di lakukan
pemasangan Instoper di sebelah kiri pada klien karena disebalah kanan klien
terpasang simino, kemudian dilakukan pemeriksaan lab dengan hasil :
35
sudah 1 minggu. Selama sakit klien sering kontrol ke dokter dan minum
obat. Saat ini akan direcanakan HD untuk mengurangi Odema.
a. Riwayat kesehatan masa lalu
Klien mengatakan memiliki riwayat hipertensi sejak 2 tahun lalu.untuk
menurunkan tekanan darah klien mengkomsusmsi amlodipine 1x1 yang
di dapat setelah berobat ke puskesmas di dekat rumahnya. Kemudian
selama 1 tahun yang lalu klien juga sering minum ramuan herbal dan
jamu – jamuan. Riwayat saat masih muda klien mengatakan sering
minum beralkhol dan sering dangdutan di desa- desa sambil mabuk-
mabukan. Klien sekarang rawatan ke 2 klien di diagnosa dokter CKD
on HD, klien pernah di rawat di Rumah Sakit Islam Cempakah Putih
dengan diagnosa CKD anemia, pada tanggal 2 februari 2018 selama 2
minggu.
b. Riwayat kesehatan keluarga
Klien anak bungsu dari 7 besodara. Orang tua klien sudah meninggal
keluarga Tn. S terutama dari keluarga Ny. S orang tua klien mempunyai
riwata hipertensi. Klien memiliki 3 orang anak dan. Klien tinggal
serumah dengan istri dan 3 orang anak.
Jantung & HT
Tn. S Ny. s
37
= laki- laki
= perempuan
= meninggal
= tinggal bersama
= klien
Saat Dirawat
Klien tidur kurang dari 6 jam/hari dan sering terbangun saat malam
hari dan tidur siang klien hanya 4 jam. Karena klien merasa sesak
dan batuk menganggu tidurnya.
4. Pengkajian Fisik
Keadaan umum klien sakit sedang, kesadaran klien composmentis, tidak
ada pembesaran kelenjar getah bening, berat badan 97,60kg bb kering92 kg
setela HD 93kg (BB ideal : 50 – 60 kg) tinggi 160 cm, tekann darah klien
150/90 mmHg, nadi 98x/mnit, RR 26x/mnit, suhu 36,°C. a. Sistem
penglihatan
Sistem penglihatan klien baik, tidak terdapat tanda – tanda radang, tidak
ada kelainan otot – otot mata, pupil bereaksi terhadap rangsangan
cahaya, posisi mata simetris, kelopak mata simetris, kelopak mata
normal, pergerakan bola mata normal, konjungtiva anemis, kornea
normal, sclera ikterik, pupil an isokor tidak memiliki riwayat penyakit
mata.
b. Sistem pendengaran
Fungsi pendengaran klien normal, tidak mengunakan alat bantu dengar
dan tidak mempunyai gangguan keseimbangan, daun telinga norma,
tidak ada serumen, dan tidak ada benjolan pada telinga.
c. Sistem wicara
Dalam sistem wicara klien baik, tidak ada disatria, menanggapi
pembicaraan sesuai,
40
d. Sistem pernafasan
Jalan nafas klien bersih , klien terlihat sesak mengunakan otot bantu
nafas terdengar ronchi, frekuensi nafas klien 26x/mnit, suara nafas
vesikuler nyeri saat batuk.
e. Sistem kardiovaskuler
Nadi 88x/mnit dengan irama teratur tekanan darah 180/100mmHg,
tidak ada distensi venajugularis, temperature kulit klien hangat, warna
kulit klien pucat, pengisian kapilarefil < 2 detik odem pada wajah dan
kedua tungkai kaki dan grade + 1.
f. Sistem hematologi
Tidak ada pendarahan, tidak ada tanda – tanda infeksi, klien sudah
melakukan HD dan transfuse darah sebanyak 386 cc
g. Sistem saraf pusat
Tidak ada keluhan sakit kepala, tingkat kesadaran composmentis, nilai
GCS E: 4, M: 6, V: 5 total 15, tidak ada tanda – tanda peningkatan TIK
pemeriksaan refleks fisilogis normal dan reflek patologis tidak
h. Sistem pencernaan
Gigi ada karies, tidak menggunakan gigi palsu, ada stomatitis di rongga
mulut, mukosa bibir kering,amdomen kembung bising usus 9x/mnit
i. Sistem endokrin
Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, nafas tidak berbau keton, tidak
adaluka ganggren.
j. Sistem urologi
Balance cairan selama 24 jam intake – output + IWL adalah 1286 –
(600 + 1395) = -709, tidak ada perubahan berkemih, BAK kuning, tidak
ada ketegangan kandung kemih, tidak ada keluhan sakit pinggang.
Odem di tungkai kaki karena adanya penumpukan cairan di kaki.
k. Sistem integument
Turgor kulit baik, temperature suhu kulit 36,°C. warna kulit pucat,
keadaan kulit kering, terdapat pruritus di tangan dan kaki, terjadi
pembengkakan pada kulit daerah pemasangan Instoper, kulit kering,
tampak kering di area tubuh, tampak bekas luka menghitam di beberapa
bagian tubuh
l. Sistem muskuloskeletal
41
Tidak ada kesulitan dalam pergerakan, klien tidak merasa sakit pada
tulang sendi dan kulit tidak ada frkatur, tidak ada kelainan bentuk, dan
struktur tulang belakang, klien menggunakan alat bantu tongkat saat
berjalan kekuatan otot.
5555 5555
5555 5555
5. Pemeriksaan penunjang
72 x kreatinin plasma
42
72 x 14,6
= 8.096
1.051,2
= 7.7 ml/mnit
Klasifikasi dari CRF klien masuk Stadium 5 : kelainan ginjal dengan
albuminaria persiten dan LFG (laju filtrasi glomerulus) antara <15
ml/menit/1,73m2 atau gagal ginjal terminal. (karena LFG klien 7.7
ml/mnit) Tahap CKD, The Kidney disease Outcotmes Quality Initiative
[KDOQI] Of The National Kidney Fundation [NKF] 2015.
Pelaksanaan terapi
1. Terapi oral & IV
a. Nac cap oral 3x1 jam 06,02,22 wib.
b. Lasix furosemide 2x1 jam 10,22 wib.
c. Combivent uap 3x1 jam 06,12,22 wib.
2. HD 2x seminggu pada haru rabu dan sabtu
3. Diit 60 gram protein
4. Pemberian O2 3 liter
6. DATA FOKUS
Data subjecktif, klien mengatakan :
• Sesak
• Badan lemas
• badan terasa gatal pada bebrapa bagian tubuh
• pasien tampak sering menggaruk bagian tubuhnya
• Seluruh badan terasa sakit
• Minum 3 – 4 gelas/hari
• Badan terasa bengkak
• Makan habis 1 p
• Perut kembung
• Sulit tidur krena sesak
• Tidur hanya 1 – 2 jam
• Sering terbangun pada malam hari
43
Data objektif
• KU: sakit sedang
• Kesadaran composmentis
• Konjuntiva anemis
• Tampak lemas
• Wajah tampak pucat
• Mukosa bibir kering
• Tampak pruitus di kaki
• Tampak bekas luka menghitam di bagian tangan dan kaki
• Edema tungkai kaki grade +1
• Minum hanya sedikit 3 – 4 gelas/hari (700cc/hari)
• Terlihat makan habis 1 p
• Kreatinin 14.6 mg/dl
• TTV : TD 150/90mmHg, N : 98x/mnit, RR : 26x/mnit, S : 36° C
• GCS : (E: 4, V: 5, M: 6) = 15
• BB 97,60kg, TB 160cm
• BB pre HD (97,60)kg
• BB kering (92)kg
• BB post HD (93)kg
• IMT : 38.125 ( Obesitas), BB ideal klien 54 – 66
• Lab L : 10.22g/dl, Ht : 21%, HB 7.0 g/dl, Eritrosit : 2.37 106/µl
• GFR : 77 ml/mnit
• Balance cairan dalam 24 jam yang terdiri dari intake – output + IWL
adalah 1286 – (600 + 1395) = -709
7. ANALISA DATA
• wajah pucat
• Odem di wajah dan
tungkai kaki grade
+1
• TTV:
TD:150/90mmHg,
N: 98x/ mnit, RR:
26x/mnit, SH: 36°
C
• BB pre
HD
97.60kg
• BB kering 92kg
• BB pots HD 93kg
• Kreatinin 14.6 g/dl
• HB 7.0 g/dl
• Balance cairan
intake – output +
IWL adalah 1286 –
(600 + 1395) = -
709
• GDs 67
• GFR 7.7 ml/mnit
• IMT : 38.125 (
Obesitas), BB ideal
klien 54 – 66
97.60kg
• BB kering 92kg
• BB pots HD 93kg
• Kreatinin 14.6 g/dl
• HB 7.0 g/dl
• Balance cairan
intake – output +
IWL adalah 1286 –
(600 + 1395) = -
709
• GDs 67
• GFR 7.7 ml/mnit
• IMT : 38.125 (
Obesitas), BB ideal
klien 54 – 66
PEMBAHASAN
Pada bab ini penulis akan menguraikan atau membahas perbandingan antara teori
dan praktek serta analisa factor – factor penghambat atau pendukung yang disertai
dengan alternative pemecahan masalah pada Tn. S dengan Chronic Kidney
Disease (CKD) di pavilum Marwah atas Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka
Putih. Asuhan Keperawatan yang dilakukan penulis selama tiga hari dari tanggal
06 maret 2020 sampai 08 maret 2020 yang pembahasannya di bagi ke dalam
beberapa tahap yaitu :
A. Pengkajian Keperawatan
Pada tahap pengkajian penulis mengacu pada format yang telah di
sediakan, tetapi tidak jauh berbeda dengan format yang ada pada tinjauan
teoritis. Dalam pengumpulan data, penulis melakukan pengkajian secara
komprehensif yang mengacu pada tinjauan teoritis yang meliputi aspek
bio, psiko, sosio, dan spiritual yang dilakukan dengan melihat konsi klien.
Data hasil pengkajian penulis didapatkan bahwa dari hasil wawancara
dengan klien dan keluarga, pemeriksaan fisik, hasil pemeriksaan
diagnostik, catatan medis, catatan keperawatan serta bekerja sama dengan
perawat ruangan, dan tim kesehatan medis lainnya yang mendukung
pengkajian.
68
hidup yg kurang baik yaitu selalu minum – minuman ber- alkohol dan
sejak masih mudah sehingga pasien terkena Gagal Ginjal akibat pola
hidupnya yang tdak baik.
3. Kebutuhan aman nyaman di dapatkan data pada Tn. S klien wajah dan
kaki bengkak, gatal pada beberapa area tubuhnya, sulit bertivitas, tampak
bekas luka menghitam di baguan tangan dan kaki, tampak pritus di bagian
kaki, kulit kering, TTV: TD:150/90mmHg, N: 98x/ mnit, RR: 26x/mnit,
SH: 36° C, BB pre HD 97,60kg, BB kering 92kg, BB pots HD 93kg,
Kreatinin 14.6 g/dl GFR : 7,7
50
Urinalisasi : PH asam, SDP, SDM, berat jenis urine (24 jam), hitung darah
lengkap : penurunan hematocrit / HB, trombosit, leukosit, peningkatan
SDP, pemeriksaan urine : warna PH kekeruhan glukosa, protein
sendirmen, SDM, keton, SDP, CCT, kimia darah : kadar BUN, kreatinin,
kalium, kalsium, fosfor, natrium, klorida abnormal, uji pencitraan : IVP,
ultrasonografi, pemindaian ginjal CT scan, EKG, poto polos abdomen.
Pemeriksaan penunjang yang dilakukan pada klien diantaranya
pemeriksaan rontgen thoraks, laboratorium, Hb, leukosit, hematocrit,
trombosit, eritrosit, MCV/VER, MCH/HER, MCHC/KHER, ureum, darah,
kreatinin darah, GDS, dan EKG, pada tanggal 04 maret 2020. Hasil dari
pemeriksaan lab Tn. S Lab L : 10.22g/dl, Ht : 21%, HB 7.0 g/dl, Eritrosit :
2.37 106/µl
Pada kasus Tn. S perencanaan pada pasien CKD yaitu, kaji status cairan
dengan menimbang bb per hari, keseimbangan intake output, Monitor
tanda – tanda kelebiha/kekurangan cairan, Batasi dan jelaskan masukan
cairan (dengan minum 2 gelas/ hari 700cc), Anjurkan mencatat
penggunaan cairan terutama pemasukan dan
Kolaborasi dengan dokter dalam pemebrian diuretic dan diit 60 gram
protein. Tindakan ini dilakukan untuk untuk mengatasi komplikasinya dan
juga mencegah komplikasi berlanjut.
perubahan pola prilaku, kram otot, kekuatan otot hilang, fraktur, foot drop,
Amenore, dan atrofi testikuler setra diit pada diabetes militus. Pada kasus
Tn.s beberapa pemeriksaan diagnostic tidak dilakukan diruangan seperti
pemeriksaan urinalisasi : PH asam, SDP, SDM, pemeriksaan warna PH,
kekeruhan glukosa, protein sendirmen, SDM, keton, SDP, CCT, kimia
darah : kadar BUN, kreatinin, kalium, kalsium, fosfor, natrium, klorida
abnormal, uji pencitraan : IVP, ultrasonografi, pemindaian ginjal CT scan,
EKG, poto polos abdomen. Pemeriksaan tersebut sudah cukup
membuktikan dan mendiagnosis penyakit ginjal dan menetukan sudah
sampai tahap berapakah GFR Tn. S. dengan memerlukan hasil creatinin,
albuminaria dan pemeriksaan urine positif.
B. Diagnosa Keperawatan
Setelah proses pengumpulan data dan analisa kurang sesuai dengan
masalah yang ditentukan, maka penulis merumuskan dianosa keperawatan
berdasarkan data – data tersebut.
Dari hasil analisa data maka didapatkan enam diagnosa yaitu :
Kelebihan volume cairan berhubungan dengan Penurunan produksi urine.
Diagnosa kelebihan volume cairan terjadi karena penurunan fungsi ginjal
terutama pada kinerja laju filtrasi glomerulus (LFG) berpengaruh pada
penurunan produksi urine, kelebihan makanan, dan retensi sodium.
penurunan produksi urine dan retensi sodiumtidak terkontrol dikarenakan
ginjal tidak mampu untuk mengonsentrasikan atau mengencerkan urine
secara normal pada penyakit ginjal tahap akhir, respon ginjal yang sesuai
terhadap terhadap perubahan masukan cairan dan elektrolit sehari – hari
tidak terjadi. Sodium dan cairain sering tertahan didalam tubuh yang
52
meningkatkan sehingga klien terjadinya odem pada wajah dan tungkai kaki
grade +1, hipertensi, .
53
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam teori disampaikan bahwa Chronic Kidney Disease (CKD) adalah
penurunan fungsi ginjal. Dari hasil pengkajian Tn. S telah terjadi
penurunan fungsi ginjal sehingga kemampuan memfiltrasi hanya 7.7 ml/
menit jika dilihat dari klaisfikasi menurut sudoyo, 2015 Tn. S mengalami
CKD berat dimana kemampuan filtrasi ginjal 7.7% dari normal (90 –
100%). Manifestasi yang penulis temukan pada Tn.S yaitu lemas, odem
pada wajah dan tungkai kakai grade +1, konjungtiva pucat dan anemis,
gatal – gatal pada area tubuh tertentu, telihat bekas luka menghitam pada
daerah tangan dan kaki, kulit kering. Setelah data – data didapatkan,
penulis menemukan 3 diagnosa keperwatan yang sesuai dengan kondisi
klien saat ini yaitu :
1. Kelbihan volume cairan berhubungan dengan penurunan produksi
urine, kelebihan makanan, dan retensi sodium.
B. Saran
Dari kesimpulan yang telah didapat penulis menganggap perlu adanya
peningkatan muru pelayanan pemenuhan kebutuhan dasar yang diharapkan
dapat membantu klien dalam mempertahankan dan menimgkatkan derajat
kesehatan menjadi lebih optimal. Disini memberikan beberapa saran
kepada beberapa pihak yang diharapkan dapat membantu dalam
memberikan asuhan keperawatan kepada klien dengan penyakit Chronic
Kidney Disease (CKD), dan saran tersebut diantaranya :
1. Bagi klien dan keluarga
Hasil penelitian ini di harapkan dapat memberikan informasi
pengetahuan dan mamfaat kepada klien dan keluarga untuk
mengetahui pentingnya pembatasan cairan dan diit protein yang cukup
bagi klien dengan Chronic Kidney Disease (CKD) agar lebih berhati –
hati menjaga pola makan dan minum.
55
DAFTAR PUSTAKA
LeMone, Priscillia, dkk. (2016). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Edisi
5. Alih bahasa: Egi Komara Yudha, dkk. Jakarta: EGC.
Nuari, Nian Afriani. Mei 2017. Gangguan Pada Sistem Perkemihan &
Penatalaksanaan Keperawatan. Ed.1, Cet. 1 – Yogyakarta :
Deepublish.
Nunuk Mardiana. 2015. Aditiawardana. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi
2. Surabaya : Airlangga University Press (AUP).
Pipit Festi Wiliyanarti, Abd. Muhith. (Mei 2019). Life experience of chronic
kidney disease undergoing hemodialysis therapy.
https://jurnal.unej.ac.id/index.php/NLJ/article/download/8701/6861/. Di
akses pada tanggal 25 maret 2020
Smeltzer, S. 2014. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth.
Volume 12 Edisi 8. Jakarta : EGC.
Sudoyo. 2015. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta : Balai Penerbit FKUI.
https://bedahunmuh.wordpress.com/2010/05/19/a-v-shunt-brecia-
%E2%80%93cimino/ diakses pada tanggal 10 maret 2020