RS.TOELOENGREDJO
JL.A YANI 25
PARE-KEDIRI
DAFTAR ISI
ii
BAB V.Logistik................................................................................................. 40
A.1.1. Obat.............................................................................................. 40
A.1.2. Alat kesehatan habis pakai........................................................... 40
5.1. Alur permintaan barang baru........................................................... 44
5.2. Alur penerimaan barang ................................................................. 45
5.3. Alur penyimpanan barang di Sub Divisi Hemodialisa...................... 45
5.4. Alur pendistribusian barang............................................................. 45
BAB VI.Keselamatan Pasien........................................................................... 46
6.1. Pengertian........................................................................................ 46
6.2. Tujuan.............................................................................................. 46
6.3. Tatalaksana Keselamatan Pasien................................................... 46
6.4. Penanganan HD saat listrik padam................................................. 50
6.5. Mengakhiri HD saat terjadi bencana............................................... 50
6.6. Pengendalian infeksi di ruang HD................................................... 50
6.7. Management nyeri.......................................................................... 51
BAB VII. Keselamatan Kerja........................................................................... 52
7.1. Pengertian....................................................................................... 52
7.2. Tujuan............................................................................................. 52
7.3. Tatalaksana Keselamatan Karyawan............................................. 52
BAB VIII. Pengendalian Mutu......................................................................... 56
BAB 1X. Penutup............................................................................................. 56
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.2.2.Tujuan Khusus:
Tujuan khusus dari pedoman ini adalah:
a. Melangsungkan pelayanan Hemodialisis yang optimal sesuai
standar profesi dan SPO.
b. Menyelenggarakn pelayanan Hemodialisis yang terintegrasi
dengan unit lain.
1
c. Memberikan acuan regulasi pelayanan hemodialisis
d. Memberikan acuan manajemen pelayanan hemodialisis.
e. Memberikan acuan tugas pokok dan fungsi serta kompetensi
masing-masing tenaga yang terlibat dalam pelayanan
hemodialisis.
f. Memberi acuan sarana prasarana yang dibutuhkan dalam
pelayanan hemodialisis.
g. Memberi acuan dalam pengendalian mutu dan keselamatan kerja
dan pasien.
2
Pasien di Sub Divisi Hemodialisa dikategorikan menjadi :
a. Pasien baru :
Pasien baru pertama kali menjalani hemodialisis di RS.Toeloengredjo
b. Pasien terjadwal.
Pasien terjadwal adalah pasien yang telah memiliki jadwal reguler
c. Pasien Traveling
Pasien pindahan dari unit HD lain untuk sementara waktu tertentu.
d. Pasien HD tindakan cito
Secara ideal semua pasien dengan LFG < 15 ml/menit dapat mulai
menjalani dialisis.Namun dalam pelaksanaan klinis pedoman yang
dipakai adalah sebagai berikut:
TKK/LFG <10 ml/menit dengan gejala uremia / malnutrisi.
TKK/LFG < 5 ml/menit walaupun tanpa gejala.
Pada TKK/LFG <5 ml/ menit,fungsi ekskresi ginjal sudah
minimal sehingga terjadi akumulasi zat toksin dalam
darah.Pada tahap ini terjadi komplikasi akut yang
membahayakan jiwa pasien sehingga membutuhkan tindakan
dialisis segera.Kriteria ini digunakan pada gagal ginjal akut
atau gagal ginjal kronik dengan komplikasi.
a.Indikasi Khusus:
Terdapat komplikasi akut(edema paru,hiperkalemia asidosis
metabolik berulang).
1) Malnutrisi sering dijumpai pada penyakit Gagal Ginjal
Kronik(PGK) dan dihubungkan dengan angka kematian yang
lebih tinggi.Oleh karena itu sebaiknya pasien jangan sampai
malnutrisi ketika mulai dilakukan dialisis.Bila malnutrisi tidak
dapat diperbaiki dengan terapi konsevatif maka dianjurkan
untuk memulai dialisis.
2) Hemodialis dapat mengeluarkan zat-zat toksin dari darah.Pada
keadaan keracunan obat atau toksin yang tidak terikat
albumin darah maka dialisis dapat dilakukan dengan tujuan
mengelurkan zat toksin tersebut secara cepat.Pada keadaan
ini tingkat gangguan fungsi ginjal tidak menentukan tindakan
dialisis.
3
3) Diabetes Melitus(DM) menimbulkan proses degeneratif yang
kemudian mempercepat komplikasi kardivaskuler.Untuk
mencegah kerusakan organ pada DM dengan PGK tindakan
dialisis dapat dimulai pada TKK/LFG < 15 ml/menit,atau lebih
awal.
4
b.Perawatan ruang dialisis
Untuk sarana yang kontak langsung dengan pasien diganti setiap
pergantian pasien.
d.Perawatan mesin HD
Perawatan mesin HD adalah suatu cara untuk merawat mesin
hemodialisis agar dapat terus digunakan dan berfungsi dengan
baik.
e.Perawatan air RO secara berkala
Reverse Osmosis adalah suatu sistem pemurnian air dengan
menggunakan beberapa filter/saringan agar mendapatkan hasil air
yang berkualitas sesuai dengan standar parameter
AAMI(Association For the Advencement of Medical
Instrumentation).Air RO merupakan persyaratan yang diperlukan
selama berlangsungnya proses dialisis.
*Barium=0.1
*Berylium=0.0001
*Cadmium=0.001
*Chromium=0.014
*Lead=0.005
*Mercury=0.0002
*Salenium=0.09
*Silver=0.005
*Aluminium=0.01
*Chloramines=0.1
*Chlorine=0.5
*Copper=0.1
*Fluoride=0.2
5
*Nitrate(as N)=2
*Sulphate=100
*Tin=0.1
*Zinc=0.1
e. Penggantian peralatan sistem Reverse Osmosis:
1. Catridge filter setiap bulan dan atau bila terjadi perubahan
warna pada filter.
2. Membran Reverse Osmosis 3 tahun sekali(tergantung hasil
parameter air RO),jika hasilnya melebihi angka maximum
alowed dari parameter AAMI maka secepatnya harus diganti.
f. Kebutuhan pokok:
1. Lemari obat(obat inventaris atau obat emergency).
Lemari untuk (set steril HD rutin,set steril ganti balutan atau
set steril CVP untuk pemasangan double lument).
2. Lemari linen (sprei,sarung bantal,selimut,dll).
3. Lemari tempat penyimpanan dializer.
4. Tempat linen kotor dan linen infeksi.
5. Tempat sampah medis dan non medis.
6. Tempat instrumen bersih.
7. Tempat sampah blood line dan dializer.
8. Kebutuhan penunjang,termasuk penunjang langsung(al;kursi
roda,dll),kebutuhan penunjang perkantoran(al;komputer,ATK
dll) dan kebutuhan penunjang bersifat organisasi
g. Kebutuhan disposable
h. Kebutuhan obat
i. Kebutuhan pasokan energi berkelanjutan
1. Listrik
Listrik merupakan salah satu kebutuhan utama operasional
pelayanan HD.Pasokan listrik diharapkan terus ada selama proses
hemodialisis berlangsung.Ketersediaan backup listrik(ganset)adalah
mutlak,karena saat ini Sub Divisi Hemodialisa RS.Toeloengredjo
masih menggunakan genset bertipikal terpusat(belum memiliki
genset satelit tersendiri) maka jika terjadi pemadaman listrik atau
listrik tiba-tiba padam diperlukan prosedur open handle berkoordinasi
6
dengan IPS agar tenaga backup dari genset pusat RS dapat dialirkan
secara prioritas ke ruangan tindakan HD
2. Air
Air merupakan salah satu kebutuhan utama operasional pelayanan
HD.Pasokan air baku diharapkan terus ada selama proses
pengolahan air RO berlangsung.
k. Kebutuhan linen.
l. Kebutuhan sarana penunjang lainnya.
1. Satelit Depo Farmasi khusus pelayanan HD
2. Ruang Rekam medis untuk penyimpanan status khusus px HD
3. Gudang simpan peralatan lain sesuai kebutuhan
m. Persiapan pasien
1. Advis untuk tindakan hemodialisis (instruksi dokter).
2. Identitas pasien dan surat persetujuan tindakan hemodialisis
3. Riwayat penyakit yang pernah diderita(penyakit lain dan alergi)
4. Data laboratorium:HB,BUN,SC,HBSAG,anti HCV,anti HIV
5. Menimbang BB
6. Keadaan umum pasien
7. Keadaan psikososial
8. Mengetahui kemungkinan adanya perdarahan pada pasien
9. Menilai kemungkinan anemia pada pasien
10. Menilai kelebihan cairan pada pasien
11. Menentukan lokasi punksi
3. KALIBRASI
Kalibrasi adalah proses verifikasi bahwa suatu akurat alat ukur sesuai
dengan rancangannya.Kalibrasi di Sub Divisi Hemodialisa meliputi
mesin, tensi meter,timbangan BB,ECG,dan alat elektomedik
lainnya.Kalibrasi ini dilakukan oleh tim dari IPSM(Instalasi Perawatan
Medik) dan Tehnisi dari mesin yang dilakukan secara periodik.Pola
koordinasi dari kegiatan kalibrasi adalah dilakukannya permintaan
7
kebutuhan perbaikan alat berasal dari Instalasi HD,dan pelaksanaannya
oleh IPSM dan ataupun oleh Tehnisi dari mesin.
8
Pompa juga berguna untuk memompa darah dari alat ke dalam
tubuh.
b) Blood path(jalur darah)
Blood path ini merupakan saluran darah pada proses
hemodialisis.Digunakan untuk mengalirkan darah dari
pasien(“arterial”catheter port) menuju filter dan detektor udara
gumpalan dan kembali ke pasien.
c) Ultrafiltrate path
Ultrafiltrate path merupakan jalur yang digunakan untuk
mengeluarkan air,zat terlarut,creatinin,dan zat tertentu lainnya dari
darah pasien.Zat-zat tersebut dikelurkan melewati detektor dan
saringan ultrafiltrasi yang nantinya berakhir pada collection
bag(kantong penampung)
d) Fluid replacement path
Cairan yang diambil oleh pompa ketiga,dipanaskan ,dan dipompa
kembali ke sirkuit debelum filter.
e) Quinton catheter
Kateter ini memiliki ujung terbuka(bercabang).Masing-masing ujung
terbuka tersebut digunakan sebagai aliran darah pasien untuk
mengalir ke luar tubuh dan kembali lagi ke tubuh.
f) Hemofilter
Darah yang mengalir melalui bagian ini.Hemofilter memiliki beberapa
ruang di sekitar tabung clump dan dinding plastik bening.
g) Membran
Digunakan untuk menyaring molekul-molekul yang lewat,dengan
ukuran lebih besar dari lubang-lubang membran.
Membran bersifat semipermeabel.
h) Air detector
Detektor udara ini berguna untuk memantau blood path
utama,memantau kondisi darah sebelum kembali ke tubuh pasien
agar tidak terdapat udara yang masuk.Sehingga menghindarkan
terjadinya penyumbatan darah karena adanya udara.
i) Blood leak detector
Detektor ini digunakan untuk mendeteksi adanya darah pada jalur
ultrafiltrasi(ultrafiltrate path).
9
j) Transducer
Transducer berfungsi untuk memantau tekanan dalam
sistem.Terdapat beberapa macam transducer yaitu arterial
trasducer,venous transducer,dan transducer lainnya.
Arterial transducer digunakan untuk mengukur tekanan negatif,yaitu
ketika darah ditarik ke luar tubuh pasien.
Venous transducer digunakan untuk mengukur tekanan positif yaitu
ketika darah dikembalikan masuk ke dalam tubuh.
Transducer lainnya salah satunya berfungsi untuk mengukur tekanan
yang berasal dari blood leak detector yang penuh dengan ultrafiltrat.
k) Circuit heater
Digunakan untuk meningkatkan suhu(panas) pada aliran replacement
fluid bags,karena cairan cairan pada replacement fluid bagsakan
tersa dingin pada pasien jika tanpa pemanasan.
Perawatan mesin HD
Perawatan mesin HD yakni meliputi perawatan bagian dalam dan luar.
Adapun perawatan mesin HD badian dalam adalah sebagai berikut:
a) Metode bleaching
Dalam metode bleaching hal-hal yang perlu diperhatikan adalah:
1. Kondisi
2. Persiapan
3. Pelaksanaan
b) Metode citrid acid
Sedangkan untuk perawatan mesin HD(bagian luar/badan mesin)
adalah sebagai berikut:
1. Persiapan alat dan bahan
2. Pelaksanaan
3. Mengeringkan dengan lap kering.
10
mengendalikan kebutuhan pasokan listrik dan listrik dapat segera menyala
dan pelayanan kembali lancar.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam kegiatan open handle saat listri
padam adalah sebagai berikut:
a) Kebutuhan daya:per-mesin RO,per-mesin DPU
b) Sumber utama pasokan listrik yakni dari listrik PLN dan Genset
RS(digunakan sebagai tenaga backup emergency)
c) Listrik mati:
1. Gangguan listrik dari PLN
2. Rencana pemadaman oleh PLN dan/atau IPSM
11
1.5. LANDASAN HUKUM.
Landasan hukum Instalasi Hemodialsis RS.HVA Toeloengredjo adalah
sebagai berikut:
12
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
13
b. Untuk Dinas midle
Yang bertugas sejumlah 1 ( satu ) orang dengan standar minimal
bersertifikat Mahir HD
Kategori :
1 orang perawat pelaksana
14
diharapkan perawat yang bersangkutan sudah mencari perawat
pengganti, Apabila perawat yang bersangkutan tidak mendapatkan
perawat pengganti, maka Kasub Div Hemodialisa akan mencari
tenaga perawat pengganti dengan berkoordinasi Kepala Divisi
Pelayanan Medis.Kemudian Kepala Divisi Pelayanan Medis
berkoordinasi dengan Kepala Divisi Keperawatan untuk minta
bantuan dari perawat ruangan
15
JADWAL DINAS
Waktu kerja waktu
Tenaga kerja Siang Midle Cito
Pagi
/sore
Dokter spesialis (supervisor) On call On call On call
Dokter Sp PD Ada Ada On call
Perawat penanggung jawab 07-14
Perawat jaga/koordinator 07-14 14-21 11-18 -Diatas
jam 21
-Stand
bay
hari
libur
Perawat pelaksana 07-14 14-21 11-18 -Diatas
jam 21
-Stand
bay
hari
libur
16
BAB III
STANDAR FASILITAS
R.RO
R.TINDAKAN
-------------------------------------------------------------------------------------------
SPOOLHOK TOILET
NURSE STATION
R.PERAWAT
R.DOKTER P G R DIS
T
A U E PO
O
N D U SAL
R.TUNGGU I
T A S
L
R N E
E
Y G
T
17
3.2 STANDAR FASILITAS.
Persyaratan minimal bangunan dan prasarana Sub Divisi Hemodialisa
adalah merujuk pada : Permenkes No.812/MENKES/VII/2010 pasal 4 butir
1 dan buku Pedoman Pelayanan Hemodialisis di Sarana Pelayanan
Kesehatan Depkes RI tahun 2008
sebagai berikut:
18
No JENIS KELENGKAPAN STANDART
19
5. Sangat dianjurkan memiliki fasilitas internet untuk dapat mengirim
laporan berkala ke Supervisor dan Pernefri Pusat (Registrasi
PERNEFRI)
20
14 Peralatan komunikasi eksternal Ada
(telpon dan fax)
15 Peralatan untuk kegiatan Ada
perkantoran,formulir-formulir
penunjang
16 Peralatan untuk mengelola limbah Ada
dan sampah
17 Perlengkapan dan peralatan lain Daftar ada pada buku
sesuai kebutuhan inventaris barang di unit HD
18. Pesawat EKG Ada
19. Set pemberian o2 lengkap Ada
20. Suction set Ada
21
19 H2o2 Larutan 3%
20 Iodin Povidone Larutan 10 %
21 Antiseptik(savlon,hibiscrub) Larutan
22 Alkohol 70 % Larutan
22
BAB IV
23
7. Bila ada perubahan jadwal pasien, berlaku system perubahan jadwal
yang harus di komunikasikan sebelumnya.
8. Setiap melakukan serah terima pasien baru / cito HD, harus diperiksa
secara lengkap : catatan status pasien,instruksi dokter, hasil
laboratorium dan surat persetujuan tindakan..
9. Dokter / perawat yang bertugas menerangkan dan meminta
persetujuan tindakan medis untuk pasien HD.
10. Setiap pasien hemodialisis wajib mendapatkan penjelasan manfaat,
tujuan, alternative, tata cara dan risiko dari tindakan hemodialisis
sebelum dilakukan tindakan dengan menandatangani Persetujuan
Tindakan Medis (Informed Consent).
11. Informed consent pada pasien hemodialisis harus dilakukan pada :
a. Pertama kali pasien akan dilakukan tindakan hemodialisis
b. Setiap tindakan HD reguler
c. Setiap Pasien yang menjalani HD Cito.
12. Pasien pertama kali HD di Rumah Sakit Toeloengredjo, baik pasien
baru atau pasien pindahan dari rumah sakit lain harus atas
persetujuan dokter penanggung jawab HD.
13. Pasien travelling HD wajib membawa surat travelling dari rumah sakit
sebelumnya.
14. Pasien baru yang yang stabil dan tidak terjadwal atau tidak memiliki
surat trevelling HD harus melalui pemeriksaan di poliklinik untuk
dikonsulkan ke dokter penanggung jawab HD
15. Pasien baru yang ‘tidak stabil’, tidak terjadwal atau tidak memiliki
surat travelling HD harus melalui pemeriksaan di IGD dan ditentukan
apakah diperlukan rawat inap dan apakah bisa dilakukan HD. Pasien
dikonsulkan ke dokter penanggung jawab HD..
16. Pasien Isolasi yang menjalani HD ditempatkan di tempat mesin yang
paling pojok.
17. Pasien Intensif (ICU) yang menjalani HD dikerjakan di Sub Divisi
Hemodialisa atas persetujuan dokter penanggung jawab HD
18. Jika kondisi pasien mengalami kegawat daruratan dalam proses HD,
maka ditangani dulu kegawat daruratannya dan setelah penanganan
kegawatdaruratan,jika pasien stabil maka HD akan dilanjutkan
24
kembali dan jika kondisi pasien tidak stabil maka pasien akan
dikembalikan ke ruangan / rumah sakit asalnya.
19. Sebelum dilakukan hemodialisis, pasien akan dilakukan pemeriksaan
Laboratorium pra Hemodialisis sebagai berikut :
a. Pertama tindakan HD : darah lengkap, ureum, creatinin,
elektrolit, hbsAg, anti HCV , anti HIV.
b. Pasien baru wajib di lakukan pemeriksaan hbsAg,dan anti
HIV,anti HCV
c. Pasien rutin yang sudah terjadwal di daftar pasien HD
RS.Toeloengredjo dilakukan pemeriksaan :
1. Tiap bulan : darah rutin ( hb ) sebelum dilakukan tindakan
hemodialisis.
2. Tiap 6 bulan atau sebelum enam bulan : HbsAg,Anti HCV
3. Pemeriksaan laboratorium dan penunjang tambahan
lainnya sesuai kondisi pasien
20. Hasil pemeriksaan skrining HbsAg, anti HCV dan anti HIV
laboratorium dari luar berlaku jika < 3 bulan dan akan di cek ulang
jika pemeriksaan laborat > 3 bulan sebelum dilakukan tindakan HD di
RS.Toeloengredjo
21. RS.Toeloengredjo tidak melayani hemodialisis pada pasien dengan :
a. HBsAg positif
b. Pasien pediatri dan anak usia <12 tahun dengan BB < 25kg
22. Bila mendapati pasien dengan hBsAg positif atau pasien pediatri dan
anak usia <12 tahun dengan BB <25 kg maka pasien akan dirujuk ke
rumah sakit rujukan vertikal.
23. Pemakaian dializer untuk pasien HD akan di berlakukan
pemakaian dializer single use atau baru.
24. Pasien HD dengan hasil Hb : ≤ 8 gr/DL (tanda-tanda anemis) akan
dilakukan transfusi darah terlebih dahulu atau dilakukan saat durante
HD.
25. Produk darah untuk transfusi dipesankan ke PMI terdekat,bila tidak
ada dipesankan ke PMI luar wilayah.
26. Pasien HD dengan transfusi darah dan bila terjadi reaksi transfusi
harus opname di ruang rawat inap RS.Toeloengredjo
27. Tidak ada pembatasan diet pada saat HD berlangsung.
25
28. Pasien hanya boleh ditunggu oleh satu orang keluarga saat tindakan.
29. Setiap pasien dari rawat inap yang akan dilakukan tindakan HD,
maka perawat ruangan asal pasien yang akan mengantar dan
menjemputnya.
30. Pasien rawat jalan diperbolehkan menggunakan obat-obatan milik
pribadi yang diberikan per oral pada saat HD dengan seijin dokter
penanggung jawab HD .
31. Semua obat-obatan untuk pasien rawat inap harus berasal dari
RS.Toeloengredjo.Obat-obatan yang dibawa dari rumah harus seiizin
dokter penanggung jawab HD..
B. Organisasi, administrasi dan catatan medis
1. Semua pasien yang masuk ke Sub Divisi Hemodialisa harus jelas
identitasnya.Semua pasien harus mendaftar ke loket rawat
jalan,bila pasien BPJS harus melengkapi persyaratan yang telah
ditentukan untuk mendapatkan SEP kemudian diserahkan ke
Nurse station HD.
2. Semua pasien di HD harus dipasang kalung identitas sesuai
nama, tanggal lahir.
3. Penunjang pelayanan medis seperti alat, obat dan personalia
harus diatur sedemikian rupa sehingga dapat memenuhi
kebutuhan 24 jam.
4. Pelayanan radiologi, laboratorium, dan farmasi tersedia selama
24 jam
5. Rekam medis yang lengkap tersedia untuk semua pasien.
6. Ada kerjasama yang saling menunjang antara Sub Divisi
hemodialisa dengan:
a. Unit-unit lain di rumah sakit (IGD, rawat inap,
Laboratorium, gizi, radiologi,Rekam Medis, dll)
b. Ambulans.
c. Dokter spesialis / konsulen
d. Rumah sakit lain di sekitar RS.Toeloengredjo
7. Semua petugas baik medis maupun paramedis harus selalu
memperhatikan:
a. Sopan santun
b. Hak dan rahasia medis penderita serta privacy
26
c. Waktu tunggu tindakan medis
d. Kebutuhan rohani penderita
e. Kerjasama dan disiplin kerja merupakan prioritas yang
tinggi.
PASIEN HEMODIALISIS
Pasien Hemodialisa dibagi menjadi 2,yakni pasien baru dan pasien terjadwal
4.1 PASIEN BARU
Pasien baru adalah pasien baru pertama kali menjalani hemodialisis di
RS Toeloengredjo .Untuk pasien baru atau pasien pindah ke / datang dari
pusat HD lain harus sudah dilakukan pemeriksaan HbsAG,anti HCV dan anti
HIV.
Rekam Medis
Rekam medis di Sub Didisi HD ada 2 yakni Status Utama dan Status
Monitoring
.Dalam proses pengisian rekam medis dilakukan oleh petugas RM.Informasi
tentang identitas,dianosis,riwayat penyakit,riwayat pemeriksaan ,dan riwayat
pengobatan pasien harus dijaga kerahasiaannya oleh dokter,tenaga
kesehatan tertentu,petugas pengelola dan pimpinan sarana pelayanan
kesehatan khususnya Sub Divisi Hemodialisa.Dan informasi tersebut dapat
dibuka dalam hal:
a. Untuk kepentingan kesehatan pasien.
b. Memenuhi permintaan aparatur penegak hukum dalam rangka
penegakan hukum atas perintah pengadilan.
c. Permintaan dan atau persetujuan pasien sendiri.
d. Permintaan institusi atau lembaga berdasarkan ketentuan perundang-
udangan dan;
e. Untuk kepentingan penelitian,pendidikan,dan audit medis,sepanjang
tidak menyebutkan identitas pasien.
27
Rekam medis untuk pasien baru meliputi status utama dan status
Monitoring.
Status Utama
Status utama berisi hal-hal berikut ini:
1. Data pasien
meliputi : no RM,nama penderita,alamat,pendidikan,jenis
kelamin,tanggal lahir,pekerjaan,agama,jaminan kesehatan,tanggal
pemeriksaan,nama dokter pemeriksa.
2. Anamnese
meliputi : keluhan utama,riwayat penyakit singkat,riwayat penyakit
terdahulu.
3. Pemeriksaan Fisik .meliputi :
1. Keadaan umum,kesadaran,tekanan darah,respirasi,
2. Kepala/leher
3. Thorax:jantung dan paru
4. Abdoment:Hepar,asites,tumor,limpa
5. Extremitas:edema(+/-)
6. Kulit:uremikfrost(+/-),hiperpigmentasi(+/-)
4. Laboratorium ,meliputi :
a. Darah: HB,Lekosit,Trombosit,Ureum,Asam urat,Serum
kreatinin,Natrium,Kalium, Kalsium,Fosfat,GD
acak,SGOT,SGPT,Albumin,HBSAG,anti HCV
b. Urine rutin:berat jenis,ph,proteinuria,reduksi,sedimen.
5. Pemeriksaan penunjang lain,meliputi :
a. Foto Thorax: CTR,Paru,dan kesimpulan.
b. Elektrokardiografi:Irama,frekuensi,kelainan lain,kesimpulan.
c. Ultrasonografi: Ukuran ginjal,ukuran korteks,kelaianan
lain,kesimpulan.
6. Diagnosa ,meliputi :
1.Primer mencakup: Etiologi,Patologi Anatomi,dan fungsional.
2.Sekunder
28
7. Penatalaksanaan ,meliputi :
1. Diet
2. Medikamentosa
Status Monitoring
Hal-hal yang terdapat di status monitoring adalah sebagai berikut:
1. Data-data pasien,meliputi:nama,no RM,urutan dialisis,Interval HD
sebelumnya,golongan darah,sifat HD,Diagnosa,Tanggal
kunjungan,keterangan tentang HBSAG(+/-).
2. Instruksi dokter,meliputi:Nama dokter,Intensitas HD(Lama
HD),Heparin,Ultrafiltrasi.
3. Persiapan, meliputi:
a. Mesin hemodialisis:model mesinHD,Monitor(normal/tidak),
konduktivitas(normal/tidak),suhu mesin.
b. Dializer:model dializer,Reuse(ya/tidak)dankeberapa,dialisat
(asetat,bicarbonate)
c. Punksi:Nama perawat
d. Data:
1. PraHD:Tekanandarah,Nadi,pernafasan,Anemia(+/),
Rhonchi(+/-),Ascites(+/-),Edema(+/-
Nutrisi(baik/cukup/kurang),suhu badan,Berat badan,Kadar
HB,berat badan pasca HD sebelumnya,kenaikan berat
badan.
2. Durante HD: jam mulai,lama HD,QB(kecepatan
darah),QD(kecepatan dialisis),antikoagulan heparin,lama
HD,Intakemeliputi:Priming,Heparinisasiawal,maintenent,
output:ultrafiltrasi.
3. Pasca HD: Tekanan darah
4. Observasi: Tekanan darah,nadi,suhu,QB,QD,P outlet,UF.
5. Pengkajian keperawatan
Untuk assesment dan skrining nyeri terintegrasi dalam
status monitoring pasien.
29
SPO yang ada di Instalasi HD
1. HD reguler (terjadwal)
2. Tindakan HD cito
3. Tindakan HD sleed
4. HD pasien baru
5. Persiapan water treathmen
6. Persiapan mesin Hemodialisa
7. Persiapan alat dan bahan habis pakai
8. Persiapan petugas dan penderita sebelum tindakan
dialisis
9. Tindakan Hemodialisa
10. Persiapan priming sirkulasi extracorporeal
11. Penatalaksanaan Hemodialisis
12. Mengakhiri Hemodialisis
13. Sarana hubungan sirkulasi
14. Pengendalian infeksi(penderita)
15. Pengendalian infeksi(staf HD)
16. Pengendalian infeksi(peralatan medik dan non medik)
17. Perawatan mesin HD(badan mesin)
18. Perawatan mesin HD (bagian dalam)
19. Pemeriksaan air RO berkala
20. Pembuangan sampah medis
21. Pembuangan sampah non medis
22. Komplikasi dialisis
23. Mengakhiri saat terjadi bencana
24. Pemberian nutrisi parenteral
25. Pemberian zat besi
26. Pemeliharaan water treathmen
27. Penanganan dialiser beku (clot )
28. Penanganan dialiser bocor
29. Penanganganan proses HD saat listrik padam
30. Observasi reaksi trasnfusi
31. Transfusi darah durante HD
32. Transfusi darah menjelang HD
33. Indikasi tranfusi darah pada penderita CKD HD
30
34. Identifikasi pasien yang menjalani tindakan HD
35. Pemasangan kalung identitas pasien HD
36. Pelepasan kalung identifikasi pasien
37. Pemasangan kode/lambang resiko jatuh
38. Terapi ESA
39. Pelaksanaan secara administrasi pasien HD
40. Menyalakan mesi HD
41. Mematikan mesin HD
42. Pengawasan Hemodialisis
43. Observasi sesudah dialisis
44.
45. Pengambilan darah pasien rutin HD
46. Penanganan komplikasi cardiac arrest
47. HD dengan disquilibrium syndrom
48. Observasi selama tindakan HD
49. HD dengan tumpah
50. HD dengan komplikasi nyeri dada
51. HD dengan komplikasi nyeri kepala
52. Penyusunan daftar dinas perawat
53. Tukar dinas
54. Permintaa cuti
31
periodik.Dan bila ada kecurigaan menderita penyakit HIV maka harus
dilakukan pemeriksaan HIV.
Rekam Medis
Rekam medis untuk pasien terjadwal adalah status monitoring.Dalam
pengisisn rekam medis dilakukan oleh perawat jaga.
Informasi tentang identitas,diagnosis,riwayat penyakit,riwayat
pemeriksaaan,dan riwayat pengobatan pasien harus dijaga kerahasiaannya
oleh dokter,tenaga kesehatan tertentu,petugas pengelola dan pimpinan
sarana pelayanan kesehatan khususnya Sub Divisi Hemodialisa.Dan
informasi tersebut dapat dibuka dalam hal :
a) Untuk kepentingan kesehatan pasien.
b) Memenuhi permintaan aparatur penegak hukum dalam rangka
penegakan hukum atas perintah pengadilan.
c) Permintaan dan atau persetujuan pasien sendiri.
d) Permintaan institusi atau lembaga berdaasarkan ketentuan
perundang-undangan.
e) Untuk kepentingan penelitian,pendidikan,dan audit medis,sepanjang
tidak menyebutkan identitas pasien.
32
Bicarbonate)
- Punksi:Nama perawat beserta parafnya
- Data:
1. Pra HD:Takanan darah,Nadi,Pernafasan,Anemia(+/-)
Ronchi(+/-),Ascites(+/-),Nutrisi(baik/cukup,kurang)
Suhu badan,Berat badan,Kadar HB,berat badan pasca
HD
Sebelumnya,kenaikan berat badan.
2. Durante HD: Jam mulai,lama HD,QB(Kecepatan darah)
QD(Kecepatan dialisis),Antikoagulan heparin,Lama HD,
Intake: Meliputi Priming,heparinisasi(awal),Heparinisasi
(maintenent),Output:Ultrafiltrasi
3. Pasca HD : Tekanan darah
4. Observasi : Tekanan darah,Nadi,Suhu,QB,QD,P
Output,UF,
5. Pengkajian keperawatan
Status monitoring pasien terjadwal direkap dalam resume
medis rawat jalan yang diisi oleh dokter penanggung
jawab HD.Lembar inform consent dan pemeriksaan
laboratorium disimpan dalalam status Rekam medis.
Setelah proses diatas,maka pelaksanaan HD dapat
dilakukan sesuai SPO(Standar Prosedur Operasional
4.3 ALUR PASIEN
Sebelum tindakan HD dilaksanakan,pasien terjadwal akan mendapatkan
jadwal/rencana pelaksanaan HD sesuai dengan indikasi dari dokter
berdasarkan kondisi klinis awal dan kondisi terkini.Jadwal HD pasien
diinformasikan oleh petugas HD melalui buku HD pasien yang bersangkutan.
Untuk pasien terjadwal ada beberapa persyaratan administrasi yang
perlu dilengkapi untuk pelaksanaan HD terjadwal.
33
3. Surat sujukan dari Faskes 1
4. Foto copy KK
5. Surat perencanaan HD dengan stempel BPJS
Dalam hal penerimaan pasien hemodialisa baik rawat jalan ataupun dari
rawat inap didokumentasikan secara otomatis dalam SIM RS dan tindakan
administrasi yang memasukkan adalah petugas HD.
Untuk rawat jalan didokumentasi beserta resume rawat jalan diserahkan ke
rekam medis kemudian diteruskan ke kasir rawat jalan.
34
Terapi pengganti ginjal merupakan terapi yang dilakukan terus-
menerus,karena itu pasien perlu melakukan persiapan untuk menyesuaikan
diri untuk keadaan tersebut.Edukasi pra dialisis berupa penjelasan mengenai
riwayat alamiah penyakit ginjal,perubahan diet,persiapan memasuki tahap
gagal ginjal terminal diantaranya pembuatan akses vaskuler.Pasien juga
berhak mendapatkan informed consent sebelum pelaksanaan hemodialisis.
4.8 PELAKSANAAN HD
Dalam pelaksanaan HD meliputi beberapa hal berikut ini:
1. Mempersiapkan pasien
2. Memulai HD,intra HD,dan mengakhiri HD
35
a) Cuci tangan
Tujuan dari pelaksanaan ini adalah untuk menurunkan kontaminasi
dari tangan dengan kuman-kuman patogen dan mencegah
penyebaran ke daerah yang tidak terkontaminasi.
Kegiatan cuci tangan dilakukan dengan air mengalir atau dengan
handrup.Kegiatan ini dilakukan oleh semua personel/pegawai Sub
Divisi Hemodialisa.Kegitan cuci tangan disosialisasikan melalui
tempelan di area Sub Divisi Hemodialisa yang mudah dijangkau dan
di akses oleh pegawai Sub Divisi Hemodialisa.
b) Memakai hand scone / Alat Pelindung Diri
c) Mengukur tanda-tanda vital
d) Melakukan punksi
e) Melakukan HD dengan akses double lument
f) Mengalirkan darah ke dalam sirkulasi ekstrakorporeal
g) Melakukan cek mesin dan sirkulasi darah
h) Mengembalikan posisi dializer
i) Menghitung cairan sisa yang ada di matkan
j) Memprogram HD
k) Merapikan peralatan
l) Melakukan observasi secara periodik
m) Melakukan pencatatan
36
1. Akses vaskuler yang adekuat (baik) yang dapat memberikan aliran
darah minimal 200-300 ml/menit.Akses tersebut memerlukan
perawatan agar bebas dari infeksi,stenosis tromboembolik dan
aneurisma.
2. Pembuatan akses vaskuler pada penderita pra –HD sudah disiapkan
jauh hari sebelumnya setelah mendapat penjelasan dari dokter dan
pasien menyatakan persetujuannya.
4.11 ANTIKOAGULASI
Antikoagulan dibutuhkan untuk mencegah terjadinya pembekuan di
dalam sirkulasi extracorporeal.Pilihan antikoagulan yang dapat diberikan
adalah heparin dengan dosis awal 50 unit /kg BB dilanjutkan 500 - 1000
U/jam pada pasien tanpa resiko perdarahan atau dosis awal 500 U dan
dilanjutkan 600 U/ jam pada pasien dengan resiko perdarahan.
Dalam mengakhiri tindakan hemodialisis adalah sebagai berikut:
a) Persiapan alat
b) Persiapan pasien
c) Pelaksanaan
d) Pengukuran tanda-tanda vital
e) Melakukan observasi (kesadaran,keluhan,perdarahan)
f) Melakukan timbang BB pasca HD
g) Melakukan pencatatan
37
Berikut adalah beberapa komplikasi HD:
Durante HD
1. Yang sering
2. Kurang sering tapi serius
3. Neutropenia dan aktivasi komplemen karena dialisis
4. Hipoksemia
Penyebab hipotensi :
1. Penurunan volume darah yang berlebihan
a. Fluktuasi Ultrafiltrasi
b. Dry-Weight terlalu rendah
c. Kadar natrium dialisat terlalu rendah
2. Kurangnya daya konstriksi
a. Cairan dialisat mengandung asetat
b. Cairan dialisis lebih hangat
c. Vasodilatasi sphlancnius (pasien makan pada waktu HD)
d. Ischemic jaringan
e. Neuropathy autonomic (DM)
f. Obat-obat anti hipertensi
3. Faktor jantung
a. Disfungsi diastolic : LVH,IHD,dll
b. Kegagalan kompensasi tachycardia : b-blocker,uremic autonomic
neuropathy,usia lanjut.
38
c. Kegagalan meningkatkan cardiac output : gangguan kontraktilitas
myocard,hipertensi,atherosceloris,klasifikasi myocard,penyakit
katup,amyloidosis,dll.
39
BAB V
LOGISTIK
Logistik dalam pelayanan Hemodialisis meliputi hal-hal berikut ini :
A.Persyaratan minimal obat dan bahan habis pakai
A.1. Manajemen dan penggunaan obat di Sub Divisi Hemodialisa
A.1.1.Obat
1. Adrenalin HCL Ampul 1 mg
2. Dexametason Flacon 10 mg
3. Dopamin 200 mg
4. KCL 1 mEq/Flacon 25 ml
5. Heparin 5000 IU/ml
6. Protamin sulfat ampul 50 mg/ml
7. Bicarbonat Natrikus 8,4 %
8. Anti histamin ampul
9. Clonidin tablet
10. Dextrose 40 %
11. Diazepam ampul
12. Lidocain HCL 2 %
13. Nacl 0,9 % Kolf 500 ml
14. Dextrose 5 % dan 10 % 500 ml
15. Nifedipin tablet
16. Captopril obat
17. Isosorbid Dintrate tablet 5 mg
18. Parasetamol tablet 500 mg
19. Iodine Povidone laruran 10 %
20. Antiseptik(hebiscrub,dll)
21. Alkohol larutan
22. Cairan dialisat larutan
A.1.2 . Alat kesehatan habis pakai
1. Hollow fiber
2. Blood line
3. AV fistula
4. Disposible syringe
5. Kasa steril
6. Blood line
40
7. Masker disposible
8. Sarung tangan steril
9. Plester
10. Oksigen tabung
11. Havox/sunclin (untuk desinfektan mesin sesuai dengan petunjuk
dokter)
12. Citrid acid 50 %
ALAT TULIS
NO NAMA BARANG
1 BOLPOINT MERAH
2 BUKU EKSPEDISI
3 BUKU FOLIO 100
4 BUKU TULIS 100
5 BUKU TULIS 200
6 CHLEAR HOLDER (40)
7 ISI STAPLES KECIL
8 ISI STAPLES BESAR
9 ISOLASI BENING (K)
10 KERTAS FOTO COPY 60 GR
11 PENGGARIS 30 CM
12 PENGHAPUS PENSIL
13 PENSIL 2 B
14 SPIDOL PERMANENT
15 SPIDOL BOARD MARK HITAM
16 STIPO KIROKO
17 PRINTER MERK CANON
18 TINTA PRINTER WARNA
19 KOMPUTER
41
RUMAH TANGGA
NO NAMA BARANG
1 ALKALINE A 3
2 ALKALINE A 2
3 BATERAI ABC (B)
4 BAYFRESH SPRAY REFILL
5 BAYGON SPRAY
6 GAYUNG
7 GELAS KUMUR
8 GUNTING PLESTER
9 DETOL SABUN CAIR
10 SABUN CAIR
11 SANDAL JEPIT
12 SEDOTAN BENGKOK
13 SILET DISPOSIBLE
14 SOKLIN 1 KG
15 STELLA RFL
16 SUNLIGHT 400 ML
17 WASLAP
42
ALAT KESEHATAN
NO NAMA BARANG JUMLAH
1 MESIN HD 9
2 BRANKARD 1
3 BED 3 KRANK 9
4 NAKAS/ALMARI MAKAN 6
5 MEJA MAKAN PASIEN 4
6 LAMPU TINDAKAN 1
7 LAMPU EMERGENCY 1
8 ALMARI OBAT 1
9 ALMARI LINEN 1
10 LOKER 1
11 AMBUBAG 1
12 KURSI RODA 2
13 TIMBANGAN BB 2
14 TIMBANGAN BB DAB TINGGI BADAN 1
15 02 PORTABLE KECIL 1
16 STERILISATOR 1
17 LAMPU BACAAN FOTO 1
18 INFUS PUMP 1
19 SYRING PUMP 1
20 TENSI METER RAKSA 4
21 TENSI METER DIGITAL 1
22 STETOSKOP 3
23 ARTERI KLEM BESAR 2
24 BAK INSTRUMEN BESAR 1
25 BAK INSTRUMEN UK 16X28 CM 1
26 BAK INSTRUMEN SEDANG 8
27 BASKOM 2
28 CUCING KECIL 8
29 GUNTING VERBAND 4
30 MATKAN 8
31 NIER BEKEN 5
32 PEAN 14 CM 5
43
33 PISPOT 2
34 TROMOL KECIL 2
35 TROMOL SEDANG 1
36 TROMOL BESAR 2
37 KORENTANG SET 2
38 TEMPAT GERUSAN OBAT 1
39 PINSET ANATOMI 1
40 PINSET CIRURGI 1
41 GUNTING CUKUR BULU MATA 1
42 KROM KLEM 2
43 TORNIQUET 19
44 MANSET BERKARET 3
45 OXIMETRI 1
46 URINAL 2
47 TERMOMETER 5
cito :
- Membuat daftar kebutuhan barang dengan mengimput di komputer
masing2/ mengambil form di sekum sesuai tanggal kebutuhan
- Proses di sekum di print atau langsung dikembalikan ke unit untuk
konfirmasi sudah benar atau belum (cek), ttd kasubdiv dan kadiv
- Berkas oleh sekum diteruskan ke Kadiv AKS selanjutnya ke KRS
44
5.2 Alur penerimaan barang
- Barang datang semua diterima oleh gudang
- Gudang mengecek sesuai DKB,
- Masing2 subdiv mengambil barang di gudang
- Berkas rangkap 3: 1. untuk sekum, 2 untuk gudang, 3. subdiv
- Barang yang sudah diterima oleh subdiv, dicocokkan sesuai berkas
dan di paraf oleh subdiv gudang
45
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
6.1 PENGERTIAN.
Keselamatan pasien (patient safety) merupakan suatu sistem
dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman. Sistem
tersebut meliputi : assessmen risiko, identifikasi dan pengelolaan hal
yang berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan analisis
insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta
implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko. Sistem
tersebut diharapkan dapat mencegah terjadinya cedera yang
disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau
tidak melakukan tindakan yang seharusnya dilakukan.
6.2 TUJUAN.
1. Terciptanya budaya keselamatan pasien di rumah sakit.
2. Meningkatkan akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan
masyarakat.
3. Menurunnya kejadian tidak diharapkan (KTD) di rumah sakit.
4. Terlaksananya program – program pencegahan sehingga tidak
terjadi pengulangan kejadian tidak diharapkan.
46
Dalam tindakan Hemodialisa yang rawat jalan menggunakan kalung
identitas,yang terdiri nama dan tanggal lahir.Warna kalung identitas
untuk laki-laki: Biru ,untuk perempuan: merah muda.
4.KEPASTIAN TEPAT-LOKASI,TEPAT-PROSEDUR,TEPAT-PASIEN
OPERASI
Salah lokasi,salah-prosedur,pasien-salah pada operasi,adalah sesuatu
yang mengkhawatirkan dan tidak jarang terjadi di rumah sakit.Kesalahan
ini adalah akibat dari komunikasi yang tidak efektif atau yang tidak
adekuat antara anggota tim bedah,kurang/tidak melibatkan pasien di
dalam penandaan lokasi (site marketing),dan tidak ada prosedur untuk
verifikasi lokasi operasi.Disamping itu,asesmen pasien yang tidak
adekuat,penelaahan ulang catatan medis tidak adekuat,budaya yang
tidak mendukung komunikasi terbuka antar anggota tim
bedah,permasalahan yang berhubungan dengan tulisan tangan yang
tidak terbaca (illegiblehandwritting) dan pemakaian singkatan adalah
faktor-faktor kontribusi yang sering terjadi.
47
5 .PENGURANGAN RESIKO INFEKSI
Pencegahan dan pengendalian infeksi merupakan tantangan terbesar
dalam tatanan pelayanan kesehatan dan peningkatan biaya untuk
mengatasi infeksi yang berhubungan dengan pelayanan kesehatan
merupakan keprihatinan besar bagi pasien maupun para profesional
pelayanan kesehatan.Infeksi dijumpai dalam semua bentuk pelayanan
kesehatan termasuk infeksi saluran kemih,infeksi pada aliran darah
(bloodstream infections) dan pneumonia (sering kali dihubungkan
dengan ventilasi mekanis).
6.PENGURANGAN RESIKO PASIEN JATUH
Jumlah kasus jatuh cukup bermakna sebagai penyebab cedera bagi
pasien rawat inap.Dalam konteks populasi/masyarakat yang
dilayani,pelayanan yang disediakan,dan fasilitasnya,rumah sakit perlu
mengevakuasi resiko pasien jatuh dan mengambil tindakan untuk
mengurangi risiko cedera bila sampai jatuh.Evaluasi bisa termasuk
riwayat jatuh,obat dan telaah terhadap konsumsi alkohol,gaya jalan dan
keseimbangan,serta alat bantu berjalan yang digunakan oleh pasien.
48
Dalam hal keselamatan pasien di Sub Divisi Hemodialisa perlu diperhatikan
hal-hal berikut ini:
49
6.3.3 Memindahkan pasien dari tempat tidur ke brankard
Yakni memindahkan klien dari atas tempat tidur ke brankard/kereta
dorong dengan maksud tertentu.
Adapun proses memindahkan pasien dari tempat tidur ke brankard
adalah sebagai berikut:
- Atur tempat tidur untuk persiapan pemindahan pasien
- Atur posisi pasien di tepi tempat tidur dan atur posisi brankard
- Pindahkan pasien dengan aman ke brankard
- Pastikan keamanan dan kenyamanan pasien
6.4 Penanganan HD saat listrik padam
Penanganan HD saat listrik padam adalah pelaksanaan proses HD saat
listrik padam.Tujuan dari penanganan HD saat listrik adalah untuk
menghindari terjadinya pembekuan darah pada sirkulasi extra korporeal
dan untuk memberikan ketenangan kepada pasien.
6.5 Mengakhiri HD saat terjadi bencana
Mengakhiri HD saat terjadi bencana adalah suatu proses
mengakhiritindakan HD saat terjadi kejadian bencana (gempa
bumi,kebakaran,dll )
Tujuan dari proses ini adalah untuk menghentikan /mengakhri HD
secara darurat agar pasien dapat dievakuasi sesegera
mungkin.Pelaksanaan mengentikan / mengakhiri HD secara darurat
dibedakan menjadi beberapa :
- Bila memungkinkan (situasi masuk kategori siaga – 3)
- Bila tidak memungkinkan (situasi siaga -2)
- Kondisi sangat gawat (situasi siaga -1)
50
4. Memiliki penerangan dan sirkulasi udara yang memadai
5. Tersedia botol berisi antiseptik,misalnya : alkohol 70 % atau cairan
antiseptik lain dan tempat berisi sarung tangan bersih.
6. Tempat pembuangan sampah medik dan non medik serta
pembuangan jarum bekas pakai tersedia secara terpisah
7. Lantai ruang dialisis dibersihkan dengan chlorine-based
desinfectants,formaldehid,atau asam perasetat atau glutaradehid
setelah ruangan tidak digunakan lagi
2.Relaksasi
Merupakan metode efektif untuk mengurangi rasa nyeri pada klien yang
mengalami nyeri kronis.Rileks sempurna yang dapat mengurangi
ketegangan otot,rasa jenuh,kecemasan sehingga mencegah
menghebatnya stimulasi nyeri.
3.Pemijatan (Masase)
Pengurutan dan pemijatan yang menstimulasi sirkulasi darah serta
metabolisme dalam jaringan.
Manajemen nyeri dengan pendekatan farmakologik :
Ada 3 kelompok utama obat yang digunakan untuk menangani rasa nyeri :
1. Analgetik golongan non narkotika
2. Analgetik golongan narkotik
3. Adjuvan
51
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
7.1 PENGERTIAN.
Keselamatan kerja merupakan suatu sistem dimana rumah sakit
membuat kerja / aktifitas karyawan lebih aman. Sistem tersebut
diharapkan dapat mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh
kesalahan pribadi ataupun rumah sakit.
7.2. TUJUAN.
1. Terciptanya budaya keselamatan kerja di RS.Toeloengredjo.
2. Mencegah dan mengurangi kecelakaan
3. Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan,
cara dan proses kerjanya.
4. Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada
pekerjaan yang bahaya kecelakaannya menjadi bertambah tinggi.
52
b. Terdapat tempat sampah infeksius dan non infeksius
c. Mengelola alat dengan mengindahkan prinsip sterilitas yaitu:
- Dekontaminasi dengan larutan klorin
- Pencucian dengan sabun
- Pengeringan
d. Menggunakan baju kerja yang bersih
53
Dalam kesehatan dan keselamatan kerja di Sub Divisi Hemodialisis perlu
diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1. Pemakaian APD (Alat Pelindung Diri ) bagi pegawai yang
berhubungan dengan pelaksanaan Hemodialisis.
2. Mencuci tangan dengan sabun antiseptik sebelum melakukan
tindakan medik atau tindakan non medik pada tiap pasien.
3. Setiap staf yang melakukan penusukan dengan jarum,penarikan
jarum dan aktifitas yang berkaitan dengan darah,harus memakai
masker pelindung mulut,kaca mata pelindung dan memakai plastik
plastik pelindung baju.
4. Setelah selesai melakukan penusukan,penarikan jarum,pembersihan
luka atau bagian mukosa atau setelah setelah selesai memegang
peralatan pasien,sarung tangan dilepas dan dibuang ke tempat
khusus.
5. Setiap staf yang tertusuk jarum bekas penusukan pada pasien
HbsAG,anti HCV dan HIV positif,segera diambil tindakan
pencegahan sesuai dengan prosedur baku.
6. Semua staf yang aktif melayani pasien HD ,harus diperiksa HbsAG
dan anti HCV secara berkala (1x/tahun ).
7. Imunisasi dengan vaksin hepatitis B harus dilakukan pada setiap staf
di ruang Hemodialisis.
8. Staf yang melayani pasien dengan HbsAG posifif,tidak melayani
pasien dengan HbsAG negatif pada waktu yang sama.
9. Pemeriksaan HIV secara berkala harus dilakukan pada semua staf
ruang HD,bila di ruang HD ada pasien terinfeksi HIV.
10. Bila terjadi bencana (gempa bum,kebakaran,dll) maka kegiatan HD
dihentikan secara darurat agar pasien dapat dievakuasi sesegera
mungkin ke titik kumpul evakuasi di RS.Toeloengredjo.
54
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
PPI/K3
1. Angka kepatuhan cuci tangan
2. Angka kepatuhan pemakaian APD
3. Kejadian tertusuk benda tajam
55
BAB IX
PENUTUP
56