Anda di halaman 1dari 4

NOTULEN KEGIATAN

Hari : Kamis
Tanggal : 25 Mei 2023
Waktu : Pkl. 08.30 WIB – 10.30 WIB
Tempat : Puskesmas Kelurahan Kelapa Dua
Kegiatan : Kelas Ibu Balita

A. BAHASAN MATERI KEGIATAN


Kelas ibu balita kali ini memberikan materi mengenai Imunisasi

Memahami Cara Kerja Imunisasi


Imunisasi menjadi sangat penting pada awal kehidupan si Kecil karena anak-anak terpapar
ribuan kuman penyebab penyakit setiap hari. Ini bisa terjadi melalui makanan yang mereka
makan, udara yang mereka hirup, dan benda-benda yang mereka masukkan ke dalam mulut
mereka.

Imunisasi adalah proses pembentukan kekebalan tubuh terhadap suatu penyakit menular yang
terjadi setelah pemberian vaksin.

Vaksin itu sendiri biasanya memuat mikroorganisme (bakteri atau virus tertentu) yang sudah
dilemahkan. Ketika dimasukkan ke dalam tubuh lewat suntikan atau secara oral, mikroorganisme
yang inaktif ini tidak menyebabkan penyakit.

Yang terjadi adalah sistem kekebalan tubuh anak akan mengenalinya sebagai benda asing.
Sistem imun kemudian merespon “kedatangan” benda asing ini dengan menciptakan sel-sel
antibodi yang spesifik bekerja untuk melindungi tubuh dari potensi penyakit yang bisa
disebabkan oleh kuman hidup tersebut.

Dengan demikian, tubuh si Kecil akan bisa cepat melawan virus dan mengurangi risiko tertular
penyakit apabila di kemudian hari kuman hidup itu masuk ke dalam tubuh anak.

Jadwal Imunisasi Terbaru IDAI 2023 untuk Bayi 0-12 Bulan

Untuk mencapai efek perlindungan yang maksimal, imunisasi harus diberikan sesuai jadwal yang
telah ditentukan berdasarkan rekomendasi IDAI terbaru. Ada yang cukup satu kali imunisasi, ada
yang memerlukan beberapa kali imunisasi dan bahkan pada umur tertentu diperlukan imunisasi
ulang.

Oleh karena itu, penting untuk melengkapi imunisasi bayi sejak baru lahir sampai ia besar nanti.
Jika ada vaksin yang belum didapat sesuai jadwal yang seharusnya, terlambat, atau tertunda,
imunisasi harus secepatnya dikejar.
Nah, ini dia jadwal imunisasi bayi yang harus bayi dapatkan di umur 0-12 bulan berdasarkan
rekomendasi IDAI 2023:

1. Hepatitis B: 4 Kali Vaksin


Hepatitis B adalah infeksi pada organ hati yang disebabkan oleh virus hepatitis B. Hepatitis B
paling sering ditularkan dari ibu yang terinfeksi hepatitis B saat hamil. Biasanya, virus ini
berpindah ke bayi ketika ia terkena paparan darah dan cairan vagina ibu selama proses persalinan
normal maupun caesar.

Merujuk pada panduan imunisasi terbaru dari IDAI, vaksin hepatitis B diberikan pada bayi
sebanyak 4 kali.

Vaksin hepatitis pertama atau yang disebut vaksin hepatitis B (HB) monovalen diberikan segera
kurang dari 12 jam setelah bayi lahir yang didahului dengan penyuntikan vitamin K1 minimal 30
menit sebelum vaksin.

Dosis kedua diberikan pada jarak 4 minggu setelah imunisasi pertama, dan jarak vaksin ke-3
minimal 2 bulan dan yang paling baik 5 bulan setelah vaksin kedua. 

2. Polio: 4 Kali Vaksin


Polio adalah penyakit menular yang terkadang tidak memperlihatkan gejala-gejala ketika
virusnya sudah menyerang tubuh. Hingga saat ini juga belum ada obat yang bisa menyembuhkan
infeksi polio pada manusia. Jadi, amat sangat penting bagi Mama segera mendapatkan vaksin
polio untuk si Kecil.

Vaksin polio untuk bayi ada dua jenis, yaitu vaksin oral (OPV) yang diberikan dari tetesan obat
lewat mulut dan vaksin suntik (IPV). Tergantung dari jenisnya, jadwal pemberian imunisasi
polio untuk bayi juga berbeda.

Vaksin oral (OPV) diberikan 4 kali. Jadwal pertama yaitu segera saat bayi lahir, dan masih bisa
didapatkan sampai usia 1 bulan. Jadwal selanjutnya adalah di usia 2, 4, 6, 18 bulan (atau usia 2,
3, 4 bulan sesuai program pemerintah).

Sementara untuk pemberian vaksin polio suntik (IPV) dijadwalkan pada usia 2, 4, 6-18 bulan dan
6-8 tahun.

Menurut IDAI, apabila imunisasi polio terlambat diberikan, jangan mengulang pemberiannya
dari awal, tetapi lanjutkan dan segera lengkapi dosisnya tanpa memedulikan berapa lama jarak
keterlambatannya dari pemberian sebelumnya.

3. BCG: 1 Kali Vaksin 


Vaksin BCG merupakan imunisasi untuk mencegah penyakit tuberkulosis (TBC) atau yang
sekarang dikenal dengan sebutan TB. TB disebabkan oleh infeksi bakteri mycobacterium
tuberculosis.

Imunisasi BCG hanya perlu didapatkan satu kali saja. Menurut rekomendasi IDAI 2023,
imunisasi BCG sebaiknya diberikan segera setelah bayi lahir atau sesegera mungkin sebelum
bayi berumur 1 bulan, karena pada usia kurang dari 2 bulan sistem imun bayi belum matang.

Bagaimana jika imunisasi ini terlewatkan? Bayi tetap boleh mendapatkan vaksin BCG di atas
usia 3 bulan, tapi dokter biasanya akan melakukan uji tuberkulin terlebih dahulu. Jika hasilnya
negatif, anak boleh diberikan vaksin ini. 

4. DPT/DTP: 3 Kali Vaksin


Vaksin DPT atau vaksin DTP adalah pembentukan imunisasi terhadap tiga penyakit menular,
yaitu difteri, pertusis, dan tetanus.

Vaksin DTwP atau DTaP disuntikkan secara intramuskular mulai usia 6 minggu. Jadwal
imunisasi DTaP diberikan sebanyak 3 kali dan berturut-turut pada bayi usia 2, 3, dan 4 bulan
atau usia 2, 4, dan 6 bulan. Namun, si Kecil tetap harus mendapatkan 1 kali vaksin DTP lanjutan
(vaksin booster) pertamanya pada usia 18 bulan. 

Pada usia 5 tahun, akan diberikan ulangan lagi sebelum masuk sekolah.
Apabila si Kecil terlambat mendapatkan vaksin DPT, berapa pun jarak keterlambatannya jangan
mengulang dari awal. Tetap lanjutkan imunisasi sesuai jadwal.

5. Campak: 2 Kali Vaksin


Imunisasi campak biasanya diberikan satu kali pada usia 9 bulan. 

Bayi sudah bisa menerima dosis pertama vaksin MMR mulai usia 9 bulan. Menurut jadwal
imunisasi IDAI 2023 yang terbaru, dosis kedua bisa diberikan mulai usia 15-18 bulan, dan dosis
ke-3 pada umur 5-7 tahun nanti.

Setelah vaksin wajib, si Kecil kemudian harus mendapat dosis vaksin campak ulangan pertama
pada usia 6-59 bulan yang bertujuan sebagai penguatan (strengthening).

Program ini bertujuan untuk mencakup sekitar 5 persen individu yang diperkirakan tidak
memberikan respon imunitas yang baik saat diimunisasi dahulu.

Bagi anak berusia 9-12 bulan yang terlambat ataupun belum mendapat imunisasi campak,
berikan segera dan kapan pun saat mengunjungi dokter.

Bila anak sudah berusia >1 tahun, berikan MMR. Apabila MMR sudah diberikan, anak tidak
perlu lagi mendapatkan imunisasi campak MR pada usia 18 bulan.

6. MMR: 2 Kali Vaksin


Vaksin MMR adalah kombinasi vaksin untuk mencegah penyakit campak (measles), gondongan
(mumps), dan campak Jerman (rubella).

Vaksin MMR diberikan pada usia 15-18 bulan dengan minimal interval 6 bulan antara imunisasi
campak dengan MMR. MMR juga idealnya diberikan minimal 1 bulan sebelum atau sesudah
penyuntikan imunisasi lain. 

Jika sampai usia 12 bulan si Kecil belum pernah mendapatkan vaksin MR, Mama dapat
memberikan MMR mulai di usia 12-15 bulan, dan dosis keduanya di rentang umur 5-7 tahun.
Bila imunisasi ulangan (booster) belum diberikan setelah berusia 6 tahun, berikan vaksin
campak/MMR kapan saja saat bertemu.

Pada prinsipnya, berikan imunisasi campak 2 kali atau MMR 2 kali.

7. Rotavirus: 2-3 Kali Vaksin


Vaksin rotavirus adalah jenis imunisasi untuk melindungi bayi dari penyakit diare. Menurut
IDAI, angka kejadian kematian diare masih tinggi di Indonesia. 

Vaksin rotavirus yang beredar di Indonesia saat ini ada 2 macam dengan jadwal pemberian yang
berbeda tergantung usia bayi. Jenis pertama adalah vaksin rotavirus monovalen yang diberikan
secara oral dan vaksin pentavalen yang diberikan lewat suntikan.

Sesuai jadwal imunisasi IDAI terbaru versi 2023, vaksin RV monovalen (RV1) diberikan
sebanyak 2 dosis. Dosis RV1 pertama diberikan pada usia 6-12 minggu, dan dosis kedua dengan
interval minimal 4 minggu setelahnya. Vaksin RV monovalen diberikan paling lambat pada usia
14 minggu. 

Sementara untuk vaksin pentavalen (RV5) diberikan lewat suntikan dalam 3 dosis yang
diberikan jarak 4-10 minggu dari dosis sebelumnya. Dosis pertama diberikan pada usia 6-12
minggu, dosis kedua diberikan dengan jarak 4-10 minggu dari dosis pertama, dan dosis ketika
paling lambat diberikan pada usia 32 minggu. 

Batas akhir pemberian imunisasi rotavirus adalah saat bayi usia 24 minggu atau 6 bulan. Apabila
bayi belum diimunisasi pada usia lebih dari 6-8 bulan, tidak perlu diberikan karena belum ada
studi keamanannya.

8. PCV (Pneumokokus): 3 Kali Vaksin


PCV adalah vaksin untuk mencegah penyakit radang paru (pneumonia), radang selaput otak
(meningitis), radang telinga, dan infeksi darah (bakteremia) yang disebabkan bakteri
Streptococcus pneumoniae atau pneumokokus.
Vaksin PCV untuk bayi yang baru lahir diberikan 3 kali dengan jadwal pertama di usia 2 bulan, 
kedua di bulan 4, dan ketiga saat usianya 6 bulan (dengan interval 4-8 minggu antar dosis).

9. HiB: 3 Kali Vaksin


Vaksin HiB adalah jenis imunisasi untuk melindungi bayi dari infeksi bakteri Haemophilus
influenza tipe B yang bisa menyebabkan kematian.

Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia, vaksin Hib dapat diberikan pertama kali ketika bayi
berusia 2 bulan. Ketika usianya menginjak 4 dan 6 bulan, anak lalu harus mendapat vaksin HiB
lagi masing-masing 1 kali.

Sebagai tambahan alias booster, anak dapat kembali menerima vaksin HiB di usia 15-18 bulan
nanti.

Idealnya pemberian imunisasi pada si Kecil adalah ketika kondisi bayi dalam keadaan sehat dan
tidak sedang sakit ringan (batuk, pilek, atau demam).

B. KESIMPULAN

Imunisasi adalah hak anak dan wajib diberikan sesuai anjuran agar HAK anak terpenuhi dapat m
endunkung pertumbuhan dan perkembangan bayi dengan optimal.berbagai macam imunisasi
yang diberikan anak wajib menjadi perhatian orang tua. Kegiatan penyuluhan berjalan lancar.

C. TINDAK LANJUT
Diharapkan ibu dapat mengetahui macam macam imunisasi bagi bayi di serta diharapkan
informasi disampaikan kepada ibu balita lain yang tidak ikut dalam kegiatan penyuluhan.

Jakarta,25 Mei 2023


Pimpinan Kegiatan Notulis

Drg. Dian Anggun Ratnaningtyas Ayudia


NIP. 199404232019032014

Anda mungkin juga menyukai