Anda di halaman 1dari 22

SDGs-TPB

&
kemiskinan
Jeffri Yosep Simanjorang
TABLE OF CONTENTS
Sustainable Development Goals
(SDGs)
01
SDGs Desa 02
Isu Kemiskinan 03
Sustainable
Development
Goals (SDGs)
01
SDGs berisi 17 Tujuan dan 169 Target
merupakan rencana aksi global untuk 15
tahun ke depan (berlaku sejak 2016 hingga
2030), guna mengakhiri kemiskinan,
mengurangi kesenjangan dan melindungi
lingkungan.
SDGs berlaku bagi seluruh negara
(universal), sehingga seluruh negara
-tanpa kecuali- memiliki kewajiban moral
untuk mencapai Tujuan dan Target SDGs.
Semua Target dan tujuan SDGs/TPB terbagi menjadi empat pilar, yaitu Pilar Pembangunan Sosial, Pilar
Pembangunan Ekonomi, Pilar Pembangunan Lingkungan, dan Pilar Pembangunan Hukum dan Tata
kelola.
Sustainable Development Goals/Tujuan Pembangunan
Berkelanjutan
● PERPRES No. 59 Tahun 2017 tentang Pelaksanaan Pencapaian
Tujuan Pembangunan Berkelanjutan → PERPRES No. 111 Tahun
2022
○ Memutakhirkan sasaran nasional TPB/SDGs yang selaras
dengan RPJMN 2020-2024
○ Menguatkan peran gubernur sebagai wakil pemerintah pusat
dalam implementasi TPB/SDGs di tingkat daerah
● SDGs/TPB diberlakukan dengan prinsip-prinsip universal, integrasi
dan inklusif untuk meyakinkan bahwa tidak akan ada seorang pun
yang terlewatkan atau “No-one Left Behind”.
Diskusi
Berikan pendapat Anda mengenai
pencapaian SDGs saat ini, baik
pada skala kota/kabupaten,
provinsi, maupun nasional
SDGs Desa
02
MEMBUMIKAN SDGs GLOBAL MENJADI TPB

● Implementasi SDGs Global di Indonesia dituangkan dalam Perpres


59/2017 tentang Pelaksanaan Pencapaian Tujuan Pembangunan
Berkelanjutan
● Merujuk Perpres 59/2017, maka disusun SDGs Desa
● SDGs Desa berkontribusi sebesar 74% terhadap pencapaian
Tujuan Pembangunan Berkelanjutan

https://djpk.kemenkeu.go.id//wp-content/uploads/2020/12/sosialisasi-permendesa-13-2020.pdf
DASAR KEBIJAKAN PENGGUNAAN DANA DESA

https://djpk.kemenkeu.go.id//wp-content/uploads/2020/12/sosialisasi-permendesa-13-2020.pdf
Isu Kemiskinan
03
Penduduk Miskin

Untuk mengukur kemiskinan, BPS menggunakan konsep


kemampuan memenuhi kebutuhan dasar (basic needs approach).
Konsep ini mengacu pada Handbook on Poverty and Inequality
yang diterbitkan oleh World Bank.
Dengan pendekatan ini, kemiskinan dipandang sebagai
ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan
dasar makanan dan bukan makanan yang diukur dari sisi
pengeluaran. Penduduk dikategorikan sebagai penduduk miskin
jika memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan di bawah
garis kemiskinan.
Gini Ratio

Dalam mengukur tingkat ketimpangan di Indonesia, BPS


menggunakan data pengeluaran sebagai proksi pendapatan
yang bersumber dari Susenas. Gini ratio adalah salah satu
ukuran ketimpangan pengeluaran yang digunakan. Nilai gini
ratio berkisar antara 0 (nol) dan 1 (satu). Nilai gini ratio yang
semakin mendekati 1 mengindikasikan tingkat ketimpangan
yang semakin tinggi.
“Budaya Kemiskinan” dan Kritiknya

Beberapa pihak berpendapat bahwa apa yang membuat orang miskin


bukanlah kebijakan publik melainkan sikap budaya yang mengakar. Oscar
Lewis (1959) pertama kali mempromosikan gagasan tentang budaya
kemiskinan setelah dia mempelajari kaum Hispanik yang miskin di Meksiko
dan Amerika Serikat.
Lewis menyarankan bahwa orang miskin, karena mereka dikeluarkan dari arus
utama, mengembangkan cara hidup yang secara kualitatif berbeda dari
kelompok kelas menengah untuk memungkinkan mereka mengatasi keadaan
kemiskinan yang parah. Cara hidup ini termasuk sikap pasrah dan fatalisme,
yang membuat mereka menerima nasib mereka daripada berusaha
memperbaiki nasib mereka.
Diskusi
Berikan pendapat Anda bagaimana
budaya kemiskinan dalam konteks
Indonesia

Anda mungkin juga menyukai