Pematokan - Stake Out Adalah Memindahkan Atau Mentransfer Titik-Titik Yang Ada Dipeta Perencanaan Kelapangan (Permukaan Bumi) .
Pematokan - Stake Out Adalah Memindahkan Atau Mentransfer Titik-Titik Yang Ada Dipeta Perencanaan Kelapangan (Permukaan Bumi) .
Abstrak.
Pematokan/Stake out adalah memindahkan atau mentransfer titik-titik yang ada dipeta
perencanaan kelapangan (permukaan bumi).
Jalur transportasi, komunikasi, saluran irigasi dan utilitas adalah salah satu faktor yang
penting dan dijumpai disetiap Negara dan sangat diprioritaskan pembangunannya
dihampir setiap negara. Yang dimaksud dengan sistem transportasi disini utamanya
adalah jalan kereta api, jalan raya, transportasi udara, jalur pipa, dan saluran air.
Dibeberapa negara juga termasuk masalah jalur transmisi tenaga listrik, telpon, atau
telegrap, jalur kabel dan ban berjalan (conveyor), talang air dan flumes. Lokasi dan
konstruksi dari jalur atau sistem ini, dirancang atau direncanakan di kantor atas dasar
survei lapangan, yang mungkin dengan survei teristris, survei udara atau fotogrametris,
atau kombinasi dari keduaanya. Secara umum dengan survei udara dan pemetaan
secara fotogrametri banyak keuntungannya pada semua tahapan perencanaan dan
perancangan (design) lokasi rute, apalagi dengan perkembangan teknologi komputer saat
ini dengan berbagai perangkat lunaknya menjadikan perobahan yang drastis dalam hal
perancangan dan desain dalam rekayasa ini. Namun demikian, metode survei teristris
masih tetap diperlukan untuk keperluan kontrol dari survei udara dan pemetaan pada
daerah-daerah yang tertutup vegetasi maupun awan, serta untuk keperluan pemetaan
skala besar pada lokasi-lokasi bangunan pendukung (jembatan, gorong-gorong, talang,
galian dan timbunan dll), pematokan sumbu proyek, lengkungan dan konstruksi.
Selanjutnya dengan pertimbangan ekonomi, penyuluhan, kenampakan fisik dan topografi
lapangan, tujuan proyek, ketentuan-ketentuan teknis seperti jarak yang terpendek antar
stasiun, kemiringan, kelengkungan minimum dan lain-lain dapat ditentukan beberapa
alternatip rute, kemudian dari beberapa kemungkinan alternatip yang direncanakan dapat
dipilih mana yang paling baik. Lokasi rute dan bangunanbangunan pendukungnya
ditentukan dengan pertimbangan dan saran dari para insinyur, dengan harapan bila kelak
dikemudian hari perlu perbaikan atau perkembangan tidak akan menemui kesulitan.
1
Pengukuran dan Pematokan
BAB I
PENDAHULUAN
A. Umum
B. Pengenalan Medan
2
Pengukuran dan Pematokan
C. Tujuan
Tujuan pengukuran dan pematokan pada pekerjaan konstruksi adalah untuk
mengetahui atau menetapkan posisi satu titik-titik lain terhadap titik tetap.
Titik-titik tetap dan titik lainnya yang telah ditetapkan ditandai dengan patok-patok.
Dengan telah adanya titik-titik tersebut maka dapat diperoleh bentuk profil / relief dari
permukaan tanah dimana akan didirikan bangunan.
3
Pengukuran dan Pematokan
BAB II
PEMATOKAN / UITSET
3. As untuk konstruksi berskala besar misalnya bendung dan jembatan, harus diukur
(uitset) permanen dengan tanda as dibuat dari pelat kuningan berukuan
100x100x5 mm yang dipasang pada bagian atas balok beton.
4. Patok harus dikelilingi dengan pagar pengaman untuk melindungi dari kerusakan
yang tidak disengaja oleh gangguan truk, mesin pemindah tanah manusia dan
hewan.
4
Pengukuran dan Pematokan
Warna :
Biru untuk patok
Merah dan Putih
untuk pagar
Pengaman
5. Patok atau tugu beton yang menandai titik referensi harus sering diperiksa, karena
bisa rusak di tempat pekerjaan yang sempit/sesak. Mengganti satu patok adalah
mudah, tetapi jika tidak segera dilaksanakan dan menunggu sampai beberapa
patok rusak atau hilang, akan menghadapi saat krisis karena sebagian besar titik
kontrol telah hilang dan pekerjaan terpaksa harus dihentikan untuk memasang
kembali patok tersebut.
5
Pengukuran dan Pematokan
6
Pengukuran dan Pematokan
an
bun
i tim
dar
ak hi r
an
i ri ng
K em
profi l
K ayu
7
Pengukuran dan Pematokan
7. Dalam hal timbunan yang besar dan pembangunannya akan memakan waktu
beberapa tahun, dibuat patok-patok beton dengan jarak tertentu diluar patok-patok
batas lebar, sehingga patok-patok dapat dipasang ulang secara teliti pada waktu
diperlukan untuk membentuk talud.
8. Cara semacam itu dapat digunakan sama untuk pekerjaan galian, hanya bedanya
bahwa patok batas lebar harus dibuat di luar tempat munculnya talud dari tanah.
12 m
+ 13.000
Patok
+ 1.000
+ 3.000
½
lud
Ta
12 m
Cara yang baik sebelum memulai pekerjaan uitset adalah membuat skets uitset
terlebih dahulu untuk tiap-tiap konstruksi yang akan dilaksanakan.
1. Detail-detail yang harus dicantumkan pada skets tersebut adalah sebagai berikut :
a. As
b. Uitset sumbu (koordinat) atau garis kisi-kisi
c. Titik referensi
d. Elevasi referensi sementara
e. Ukuran konstruksi keseluruhan termasuk gailan
f. Bentuk dan ukuran berbagai komponen / bagian konstruksi
g. Urutan-urutan melakukan uitset
8
Pengukuran dan Pematokan
d. Jika konstruksi luas, skets dapat melebihi satu lembaran kertas, maka
sebanyak mungkin titik-titik dipindahkan kedalam lembaran kertas berikutnya
untuk meneruskan ukurannya.
e. Bagian-bagian yang rumit harus dibuat skets tersendiri dengan skala lebih
besar.
3. Persiapan Sebelum Uitset
Dimisalkan bahwa as telah lengkap dan elevasi referensi sementara telah dibuat
sebelum pemasangan patok-patok dari tiap-tiap bagian bangunan dan garis-garis
konstruksinya di pasang pada lokasi pekerjaan.
Maka hal yang penting yang harus diperhatikan untuk uitset suatu konstruksi
adalah :
a. Pada semua titik penting atau referensi, mula-mula sebuah patok harus
dipancang dan ditancapkan sebuah paku pada patok tesebut sebagai tanda
letak titik yang tepat.
b. Tergantung dari besarnya dan sifatnya, konstruksi, posisinya harus tepat dari
garis kisi-kisi dan patok-patok. Hubungan dengan as dan lain-lain dapat
diperoleh dengan menggunakan :
1) Waterpass 3) Mistar segitiga
2) Teodolit (untuk uitset yang cermat) 4) Pita ukur baja
4. Titik Uitset Tetap
Biasanya garis-garis uitset dan patok sering terganggu pada waktu mengerjakan
galian dan konstruksi. Maka perlu ada titik yang tetap dibuat agak jauh dari titik
aslinya, sehingga tidak terganggu oleh mesin-mesin atau para pekerja dan lain-
lainnya. Selama pekerjaan berlangsung, uitset dapat diulang berkali-kali dan hal
ini dilakukan dengan mengukur dari titik-titik tetap.
9
Pengukuran dan Pematokan
d. Bagian atas dari papan menunjukkan elevasi, elevasi terkontrol ini ditulis pada
papan horizontal tersebut.
e. Tanda dengan warna sering digunakan untuk menunjukkan jenis dan ukuran
konstruksi pada bouwplank.
10
Pengukuran dan Pematokan
Gb. 2.10 Benang Sebagai Garis Konstruksi pada Papan Acuan (bouwplank)
Dua macam teknik yang umum digunakan untuk uitset kedalaman penggalian
adalah :
a. Papan Bidik
Papan bidik digunakan untuk memeriksa pekerjan penggalian, sama seperti
pada pekerjaan timbunan.
b. Patok-patok Elevasi
Patok elevasi pada umumnya dipasang dengan menggunakan alat sipat datar
dan diikat pada elevasi referensi sementara yang ditetapkan/disetujui. Patok-
patok elevasi dipancang ke tanah atau dipasang pada konstruksinya sendiri
untuk menunjukkan elevasi tahapan konstruksi.
11
Pengukuran dan Pematokan
Ketinggian yang tepat ditunjukkan pada bagian as patok atau pada paku diatas
patok tersebut.
Metode yang digunakan untuk mengalihkan elevasi dari patok uitset
tergantung dari pada jenis konstruksi dan harus selalu diperiksa kembali
dengan alat sipat datar secara cermat.
Untuk konstruksi kecil, pekerja yang berpengalaman akan dapat memindahkan
elevasi dengan slang plastik dari patok.
6. Ketepatan Uitset
Harus diperhatikan benar-benar pada ketepatan uitset atau pembuatan alat-alat
bantu tersebut diatas. Suatu kesalahan dalam hal ini akan terlihat pada hasil
pekerjaan.
12
Pengukuran dan Pematokan
BAB III
PENGUKURAN / PENGKAPLINGAN
Pengkaplingan tanah adalah membagi luas tanah yang akan dipakai untuk pemukiman,
menjadi beberapa petak tanah atau pekarangan. Tentu saja dalam membagi petak-petak
tanah ini perlu diperhatikan adanya sarana umum seperti jalan, saluran air, taman dan
sebagainya.
A. Pengukuran Situasi
Sebelum membuat rencana pengkaplingan, daerah yang akan dijadikan tempat
pemukiman harus diukur terlebih dahulu untuk mengetahui batas-batasnya, luasnya,
topografinya maupun detail lainnya yang diperlukan untuk kemudian digambarkan
petanya.
1. Alat Ukur
Alat ukur yang digunakan ada beberapa macam, tergantung luas daerah dan
keperluannya. Jika daerahnya kecil cukup menggunakan alat ukur sederhana.
Tetapi jika daerahnya cukup luas, harus menggunakan alat ukur optis. Hal ini
untuk memudahkan pekerjaan dan hasil yang lebih teliti.
Adapun alat ukur yang biasa dipergunakan adalah :
a. Pesawat theodolit dengan kelengkapannya
b. Pesawat waterpass atau pesawat penyipat datar (PPD) dengan
kelengkapannya
c. Pita ukur panjang 30 m, 50 m atau 100 m.
d. Rol meter panjang 3 m atau 5 m.
2. Cara Pengukuran
Jika daerahnya cukup luas pengukuran yang perlu dikerjakan adalah :
a. Kerangka peta yang diukur dengan cara poligon
b. Batas-batas tanah atau daerah
c. Detail situasi
13
Pengukuran dan Pematokan
14
Pengukuran dan Pematokan
P1 3310 46’ 52,8” 1570 34’ 26,8” 68,154 26 107,0000 -63 169,000
15
Pengukuran dan Pematokan
a 1230 57’ 15,7” 3130 15’ 51,46” 23,345 -17 212,000 16 195,000
c 3310 30’ 39,8” 1600 49’ 15,5” 24,352 8 237,000 -23 156,000
P5 165,000 185,000
C. Penggambaran Peta
Setelah koordinat titik-titik yang diukur didapat kemudian digambarkan peta situasinya
dengan langkah kerja penggambaran seperti berikut :
1. Siapkan kertas millimeter
2. Gambarkan sumbu x dan sumbu y dengan skala pada kertas illimeter dengan
terlebih dahulu menghitung selisih jarak x maksimum dengan x minimum dan y
maksimum dengan y minimum.
3. Gambarkan koordinat titik-titik kerangka poligon, kemudian hubungkan titik-
titiknya.
4. Gambarkan koordinat titik-titik detailnya
5. Hubungkan titik-titik batas lokasi pengukuran dengan mencocokkan sket lapangan
6. Gambarkan rencana pengaplingan pada peta situasi.
16
Pengukuran dan Pematokan
17
Pengukuran dan Pematokan
2. Perhitungan Jarak
Jarak P1-A dapat dihitung sebagai berikut :
a. Rumus Pitagoras
Jarak P1-A = y2
= 12 2 14 2
= 144 196
= 18,439 m
12 INV R-P 14 =
= 18,439 m
18
Pengukuran dan Pematokan
d. Buka pengunci gerak mendatar teropong, kemudian putar searah jarum jam
sampai mendapatkan bacaan sudut mendatar sebesar 313 0 36’ 21,2” lalu
kunci gerak mendatarnya
e. Ukur jarak dari P1 kearah bidikan teropong sepanjang 18,439 m, kemudian
pasang patoknya (patok titik A)
f. Untuk titik-titik yang lain dapat dikerjakan dengan cara yang sama seperti
tersebut diatas
U
0 36’
313 21 , 2
”
P1
18
,4
39
Po
DAFTAR PUSTAKA
Indra Sinaga, Pengukuran dan Pematokan Pekerjaan Konstruksi, Pustaka Sinar Harapan,
Jakarta 1997
Mart Budiman, Dwi Agung S. dan Ediyati, Ilmu Ukur Tanah, Angkasa, Bandung, 1999
19