Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

APLIKASI TEORI TRANSCULTURAL NURSING


DALAM KEPERAWATAN KELUARGA

KELOMPOK II

1. YUNITA TRISNA (011221096)

2. EUSTAKHEA NURHAYATI MURNI (011221097)

3. MARIA KRISTINA S.TUTIWATI (011221098)

4. ELISABET EMIFINDA RATNA (011221102)

5. YULITA VALENTINA MAWA RADA (011221103)

6. MARIA SUYANTI (011221104)

7. WIHHELMUS WODA (011221106)

8. VIRGINUS SABINUS (011221107)

9. NORBERTUS WEODAY (011221094)


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
asuhan keperawatan keluarga tidak lepas dari budaya atau transkultural yang
selalu dapat mempengaruhi hasil dari pengkajian asuhan keperawatan keluarga
sehingga perlu menelaah kembali asuhan keperawatan keluarga mulai dari
pengkajian, penentuan diagnosa keperawatan, intervensi, implementasi sampai
dengan evaluasi dengan pendekatan transkultural sehingga dapat meningkatkan
Di dalam keluarga
kemampuan keterampilan profesional BABantar
terjadi interaksi
yang I budaya,
meliputi adaptasi sertaintelektual,
kemampuan
mempertahankan
teknikal dan interpersonal budaya
dalam dimana budaya merupakan
melaksanakan asuhan keyakinan
keperawatan khususnya
PENDAHULUAN
dalam keluargaatau perilaku yang diturunkan atau diajarkan manusia kepada
generasi berikutnya
BAB II
APLIKASI TEORI TRANSKULTURAL NURSING DALAM
KEPERAWATAN KELUARGA

A. SEJARAH TEORI ‘CULTUR CARE’


How it works:
. Madeline Leininger, seorang perawat yang ahli antropologi, mempunyai andil besar
dalam meningkatkan riset dalam perawatan trans-kultural dan dalam merangsang
program-program studi yang erat kaitannya. Ia adalah pelopor keperawatan transkultural
dan seorang pemimpin dalam mengembangkan keperawatan transkultural serta teori
asuhan keperawatan yang berfokus pada manusia. Leininger juga adalah seorang perawat
professional pertama yang meraih pendidikan doctor dalam ilmu antropologi social dan
budaya.
Sebagai perawat profesional pertama yang melanjutkan pendidikan ke jenjang doktor
dalam bidang antropologi dan untuk memprakarsai beberapa program pendidikan
magister dan doktor, Leininger memiliki banyak bidang keahlian dan perhatian. Ia telah
memepelajari 14 kebudayaan mayor secara lebih mendalam dan telah memiliki
pengalaman dengan berbagai kebudayaan. Disamping perawatan transkultural dengan
asuhan keperawatan sebagai fokus utama , bidang lain yang menjadi perhatiannya adalah
administrasi dan pendidikan komparatif, teori-teori keperawatan, politik, dilema etik
keperawatan dan perawatan kesehatan, metoda riset kualitatif, masa depan keperawatan
dan keperawatan kesehatan, serta kepemimpinan keperawatan. Theory of Culture Care
saat ini digunakan secara luas dan tumbuh secara relevan serta penting untuk memperoleh
data kebudayaan yang mendasar dari kebudayaan yang berbeda.
. PENGERTIAN

Definisi transkultural bila ditinjau dari makna kata, transkultural berasal dari kata trans
dan culture, trans berarti alur perpindahan, jalan , lintas atau penghubung. Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia; trans berarti melintang, melintas, menembus, melalui.
Sedangkan Culture berarti budaya. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia kultur
berarti; kebudayaan, cara pemeliharaan, pembudidayaan. Kepercayaan, nilai–nilai dan
pola perilaku yang umum berlaku bagi suatu kelompok dan diteruskan pada generasi
berikutnya, sedangkan cultural berarti; sesuatu yang berkaitan dengan kebudayaan

Jadi, transkultural dapat diartikan sebagai lintas budaya yang mempunyai efek bahwa
budaya yang satu mempengaruhi budaya yang lain atau juga pertemuan kedua nilai –
nilai budaya yang berbeda melalui proses interaksi sosial. Transcultural Nursing
merupakan suatu area yang berkaitan dengan perbedaan maupun kesamaan nilai– nilai
budaya (nilai budaya yang berbeda, ras, yang mempengaruhi pada seorang perawat saat
melakukan asuhan keperawatan kepada klien/pasien) menurut Leininger (1991).
. ASUMSI DASAR
Asumsi mendasar dari teori adalah perilaku Caring. Caring adalah esensi dari
.
keperawatan, membedakan, mendominasi serta mempersatukan tindakan keperawatan.
Tindakan Caring dikatakan sebagai tindakan yang dilakukan dalam memberikan
dukungan kepada individu secara utuh. Perilaku Caring semestinya diberikan kepada
manusia sejak lahir, dalam perkembangan dan pertumbuhan, masa pertahanan sampai
dikala manusia itu meninggal.
Human caring secara umum dikatakan sebagai segala sesuatu yang berkaitan dengan
dukungan dan bimbingan pada manusia yang utuh. Human caring merupakan fenomena
yang universal dimana ekspresi, struktur dan polanya bervariasi diantara kultur satu
tempat dengan tempat lainnya(Putri, 2018).
D. KONSEP DAN DEFINISI DALAM TEORI LEININGER

Budaya (Kultur) adalah norma atau aturan tindakan dari anggota kelompok yang 5. Etnosentris adalah persepsi yang dimiliki oleh individu yang menganggap bahwa
dipelajari, dan dibagi serta memberi petunjuk dalam berfikir, bertindak dan mengambil budayanya adalah yang terbaik diantara budaya-budaya yang dimiliki oleh orang
keputusan
lain.

Nilai budaya adalah keinginan individu atau tindakan yang lebih diinginkan atau 5. Etnis berkaitan dengan manusia dari ras tertentu atau kelompok budaya yang
sesuatu tindakan yang dipertahankan pada suatu waktu tertentu dan melandasi tindakan
digolongkan menurut ciri-ciri dan kebiasaan yang lazim.
dan keputusan

1. Cultur care diversity (Perbedaan budaya dalam asuhan keperawatan)


5. Ras adalah perbedaan macam-macam manusia didasarkan pada
merupakan bentuk yang optimal dari pemberian asuhan keperawatan, mengacu mendiskreditkan asal muasal manusia.
pada kemungkinan variasi pendekatan keperawatan yang dibutuhkan untuk
memberikan asuhan budaya yang menghargai nilai budaya individu, kepercayaan 5. Etnografi adalah ilmu yang mempelajari budaya. Pendekatan metodologi pada
penelitian etnografi memungkinkan perawat untuk mengembangkan kesadaran
dan tindakan termasuk kepekaan terhadap lingkungan dari individu yang datang
yang tinggi pada perbedaan budaya setiap individu, menjelaskan dasar observasi
dan individu yang mungkin kembali lagi (Leininger, 1985). untuk mempelajari lingkungan dan orang-orang, dan saling memberikan timbal
balik diantara keduanya.

1. Cultural care universality (Kesatuan perawatan kultural) mengacu kepada


suatu pengertian umum yang memiliki kesamaan ataupun pemahaman yang 5. Care adalah fenomena yang berhubungan dengan bimbingan, bantuan, dukungan
paling dominan, pola-pola, nilai-nilai, gaya hidup atau simbol-simbol yang perilaku pada individu, keluarga, kelompok dengan adanya kejadian untuk
dimanifestasikan diantara banyak kebudayaan serta mereflesikan pemberian memenuhi kebutuhan baik aktual maupun potensial untuk meningkatkan kondisi
bantuan, dukungan, fasilitas atau memperoleh suatu cara yang memungkinkan dan kualitas kehidupan manusia.
untuk menolong orang lain (Terminlogy universality) tidak digunakan pada suatu
cara yang absolut atau suatu temuan statistik yang signifikan
5. Caring adalah tindakan langsung yang diarahkan untuk membimbing,
mendukung dan mengarahkan individu, keluarga atau kelompok pada keadaan
yang nyata atau antisipasi kebutuhan untuk meningkatkan kondisi kehidupan
manusia.

Cultural Care berkenaan dengan kemampuan kognitif untuk mengetahui nilai,


kepercayaan dan pola ekspresi yang digunakan untuk mebimbing, mendukung atau
memberi kesempatan individu, keluarga atau kelompok untuk mempertahankan
kesehatan, sehat, berkembang dan bertahan hidup, hidup dalam keterbatasan dan
mencapai kematian dengan damai

5. Culturtal imposition berkenaan dengan kecenderungan tenaga kesehatan untuk


memaksakan kepercayaan, praktik dan nilai diatas budaya orang lain karena
percaya bahwa ide yang dimiliki oleh perawat lebih tinggi daripada kelompok
lain.
. PARADIGMA KEPERAWATAN TRANSKULTURAL

Leininger (1985) mengartikan paradigma keperawatan transcultural sebagai


cara pandang, keyakinan, nilai-nilai, konsep-konsep dalam terlaksananya asuhan
keperawatan yang sesuai dengan latar belakang budaya terhadap empat konsep sentral
keperawatan yaitu : manusia, sehat, lingkungan dan keperawatan (Andrewand Boyle,
1995).

1. Manusia
4. Keperawatan
Manusia adalah individu, keluarga atau kelompok yang memiliki nilai-nilai dan norma-
norma yang diyakini dan berguna untuk menetapkan pilihan dan melakukan pilihan. Asuhan keperawatan adalah suatu proses atau rangkaian kegiatan pada praktik
Menurut Leininger (1984) manusia memilikikecenderungan untuk mempertahankan keperawatan yang diberikan kepada klien sesuai dengan latar belakang budayanya.
budayanya pada setiap saat dimanapun dia berada (Geiger and Davidhizar, 1995). Asuhan keperawatan ditujukan memandirikan individu sesuai dengan budaya klien

2. Sehat Strategi yang digunakan dalam asuhan keperawatan adalah


Kesehatan adalah keseluruhan aktifitas yang dimiliki klien dalam mengisi perlindungan/mempertahankan budaya, mengakomodasi/negoasiasi budaya dan
kehidupannya, terletak pada rentang sehat sakit. Kesehatan merupakan suatu keyakinan, mengubah/mengganti budaya klien (Leininger, 1991).
nilai, pola kegiatan dalam konteks budaya yang digunakan untuk menjaga dan
memelihara keadaan seimbang/sehat yang dapat diobservasi dalam aktivitas sehari-hari

3. Lingkungan
Lingkungan didefinisikan sebagai keseluruhan fenomena yang mempengaruhi
perkembangan, kepercayaan dan perilaku klien
. PROSES KEPERAWATAN ‘TRANSCULTURAL NURSING’
Model konseptual yang dikembangkan oleh Leininger dalam menjelaskan asuhan
keperawatan dalam konteks budaya digambarkan dalam bentuk matahari terbit (sunrise
model) . Geisser (1991) menyatakan bahwa proses keperawatan ini digunakan oleh
perawat sebagai landasan berfikir dan memberikan solusi terhadap masalah klien
(Andrew and Boyle, 1995). Pengelolaan asuhan keperawatan dilaksanakan dari mulai
tahap pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi
a. Pengkajian

Pengkajian adalah proses mengumpulkan data untuk mengidentifikasi masalah kesehatan


klien sesuai dengan latar belakang budaya klien (Giger and Davidhizar, 1995).
Pengkajian dirancang berdasarkan 7 komponen yang ada pada "Sunrise Model" yaitu

Faktor teknologi (tecnological factors)


3). Faktor sosial dan keterikatan keluarga (kinship and social factors)
Teknologi kesehatan memungkinkan individu untuk memilih atau mendapat penawaran
menyelesaikan masalah dalam pelayanan kesehatan. Perawat pada tahap ini harus mengkaji faktor-faktor : nama lengkap, nama panggilan,
umur dan tempat tanggal lahir, jenis kelamin,status, tipe keluarga, pengambilan
). Faktor agama dan falsafah hidup (religious and philosophical factors)
Agama adalah suatu simbol yang mengakibatkan pandangan yang amat realistis bagi
keputusan dalam keluarga, danhubungan klien dengan kepala keluarga
para pemeluknya. Agama memberikan motivasi yang sangat kuat untuk menempatkan
SELECT THE ARROW WHEN IN SLIDE SHOW MODE
kebenaran di atas segalanya, bahkan di atas kehidupannya sendiri
Nilai-nilai budaya dan gaya hidup (cultural value and life ways)
Nilai-nilai budaya adalah sesuatu yang dirumuskan dan ditetapkanoleh penganut budaya
yang dianggap baik atau buruk. Norma-norma budaya adalah suatu kaidah yang
mempunyai sifat penerapan terbatas pada penganut budaya terkait. Yang perlu dikaji
pada faktor ini adalah :posisi dan jabatan yang dipegang oleh kepala keluarga, bahasa 7). Faktor pendidikan (educational factors)
yang digunakan, kebiasaan makan, makanan yang dipantang dalam kondisi sakit, Latar belakang pendidikan klien adalah pengalaman klien dalam jalur pendidikan
persepsi sakit berkaitan dengan aktivitas sehari-hari dan kebiasaanmembersihkan diri. formal tertinggi saat ini. Semakin tinggi pendidikan klien maka keyakinan klien
biasanya didukung oleh buktibukti ilmiah yang rasional dan individu tersebut dapat
belajar beradaptasi terhadap budaya yang sesuai dengan kondisi kesehatannya. Hal yang
dengan aktivitas sehari-hari dan kebiasaanmembersihkan diri. perlu dikaji pada tahap ini adalah: tingkat pendidikan klien, jenis pendidikan serta
kemampuannya untuk belajar secara aktif mandiritentang pengalaman sakitnya sehingga
5). Faktor kebijakan dan peraturan yang berlaku (political and legal factors)
tidak terulang kembali.
Kebijakan dan peraturan rumah sakit yang berlaku adalah segala sesuatu yang
mempengaruhi kegiatan individu dalam asuhan keperawatan lintas budaya (Andrew and
Boyle, 1995). Yang perlu dikaji pada tahap ini adalah : peraturan dan kebijakan yang
berkaitan dengan jam berkunjung, jumlah anggota keluarga yang boleh menunggu, cara
pembayaran untuk klien yang dirawat. . Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah respon klien sesuai latar belakang budayanya yang dapat
). Faktor ekonomi (economical factors) dicegah, diubah atau dikurangi melalui intervensi keperawatan. (Giger and Davidhizar,
Klien yang dirawat di rumah sakit memanfaatkan sumber-sumber material yang dimiliki
untuk membiayai sakitnya agar segera sembuh.Faktor ekonomi yang harus dikaji oleh
1995). Terdapat tiga diagnosa keperawatan yang sering ditegakkan dalam asuhan
perawat diantaranya : pekerjaan klien, sumber biaya pengobatan, tabungan yang dimiliki keperawatan transkultural yaitu : gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan
oleh keluarga,biaya dari sumber lain misalnya asuransi, penggantian biaya dari kantor
atau patungan antar anggota keluarga. perbedaan kultur, gangguan interaksi sosial berhubungan disorientasi sosiokultural dan
ketidakpatuhan dalam pengobatan berhubungan dengan sistem nilai yang diyakini.
c. Perencanaan dan Pelaksanaan
Perencanaan dan pelaksanaan dalam keperawatan trnaskultural adalah suatu proses
keperawatan yang tidak dapat dipisahkan. Perencanaan adalah suatu proses memilih
strategi yang tepat dan pelaksanaan adalah melaksanakan tindakan yang sesuai
denganlatar belakang budaya klien (Giger and Davidhizar, 1995). Ada tiga pedoman
yang ditawarkan dalam
keperawatan transkultural (Andrew and Boyle, 1995) yaitu : mempertahankan budaya
yang dimiliki klien bila budaya klien tidak bertentangan dengan kesehatan,
mengakomodasi budaya klien bila budaya klien kurang menguntungkan kesehatan dan
merubah budaya klien bila budaya yang dimiliki klien bertentangan dengan kesehatan.

d.Evaluasi
Evaluasi asuhan keperawatan transkultural dilakukan terhadap keberhasilan klien tentang
mempertahankan budaya yang sesuai dengan kesehatan, mengurangi budaya klien yang
tidak sesuai dengan kesehatan atau beradaptasi dengan budaya baru yang mungkin sangat
bertentangan dengan budaya yang dimiliki klien.
kelebihan dan kekurangan Teori Transkultural dari Leininger :

Kelebihan :
a. Teori ini bersifat komprehensif dan holistik yang dapat memberikan
pengetahuan kepada perawat dalam pemberian asuhan dengan latar
belakang budaya yang berbeda. Kelemahan :
b. Teori ini sangat berguna pada setiap kondisi perawatan untuk a. Teori transcultural bersifat sangat luas sehingga tidak bisa berdiri sendiri dan
memaksimalkan pelaksanaan model-model teori lainnya (teori Orem, hanya digunakan sebagai pendamping dari berbagai macam konseptual model
King, Roy, dll). lainnya.
c. Penggunakan teori ini dapat mengatasi hambatan faktor budaya yang akan
b. Teori transcultural ini tidak mempunyai intervensi spesifik dalam mengatasi
berdampak terhadap pasien, staf keperawatan dan terhadap rumah sakit.
masalah keperawatan sehingga perlu dipadukan dengan model teori lainnya.
d. Penggunanan teori transcultural dapat membantu perawat untuk membuat
keputusan yang kompeten dalam memberikan asuhan keperawatan.
e. Teori ini banyak digunakan sebagai acuan dalam penelitian dan
pengembangan praktek keperawatan

Anda mungkin juga menyukai