Anda di halaman 1dari 11

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

(Pertemuan 14)

Nama anggota Kelompok 5 :

1. Jihan Ananda Hermalia 2021120048

2. Noviyanti 2021130046

4. Shabrina Fitria Mahardika 2021120007

5. Siti Habibah 2021130036

Jawab !

1. Perbedaan level dalam suatu organisasi (strategis, manajemen, operasional) memiliki kebutuhan
pengambilaan keputusan yang berbeda. Keputusan-keputusan dapat terstruktur, semi
terstruktur, atau tidak terstruktur, dengan penggolongan keputusan yang terstruktur pada level
operasional dari organisasi dan keputusan yang tidak terstruktur pada level strategis.
Pengambilan keputusan dapat dilakukan oleh kelompok dan meliputi para karyawan baik
operasional menengah maupun para manajersenior. Terdapat 4 langkah dalam pengambilan
keputusan; kerdasan, merancang, memilih, dan implementasi. Sistem untuk mendukung
pengambilan keputusan tidak selalu menghasilkan keputusan dari manajer dan karyawan yang
lebih baik yang dapat meningkatkan kinerja perusahaan karena permasalahan dengan kualitas
informasi, penyaringan manajemen, dan budaya organisasional.

●Sebutkan dan gambarkan level yang berbeda dari pengambilan keputusan dan constituencies
dalam pengambilan keputusan pada suatu organisasi. Jelaskan bagaimana kebutuhan
pengambilan keputusan mereka yang berbeda-beda
Jawab :
Terdapat tiga level pengambilan keputusan dalam suatu organisasi, yaitu:

1. Level Operasional
Level operasional adalah level terendah dalam hierarki organisasi. Keputusan di level ini
biasanya berkaitan dengan tugas-tugas operasional sehari-hari, seperti produksi, pemasaran, dan
pengadaan. Contoh keputusan di level ini adalah menentukan jumlah produksi harian,
menentukan harga jual produk, dan memilih pemasok bahan baku. Constituencies pada level ini
adalah karyawan dan supervisor. Kebutuhan pengambilan keputusan mereka adalah informasi
yang akurat dan terkini tentang tugas-tugas operasional yang harus dilakukan.

2. Level Taktis
Level taktis adalah level menengah dalam hierarki organisasi. Keputusan di level ini berkaitan
dengan strategi jangka menengah dan taktis, seperti pengembangan produk baru, ekspansi pasar,
dan pengembangan sumber daya manusia. Contoh keputusan di level ini adalah menentukan
strategi pemasaran untuk produk baru, menentukan lokasi pabrik baru, dan menentukan
program pelatihan karyawan. Constituencies pada level ini adalah manajer dan direktur.
Kebutuhan pengambilan keputusan mereka adalah informasi yang lebih komprehensif dan
analisis yang lebih mendalam tentang strategi bisnis.

3. Level Strategis
Level strategis adalah level tertinggi dalam hierarki organisasi. Keputusan di level ini berkaitan
dengan visi jangka panjang dan tujuan organisasi, seperti pengembangan bisnis baru, akuisisi
perusahaan, dan restrukturisasi organisasi. Contoh keputusan di level ini adalah menentukan
arah bisnis jangka panjang, menentukan target pasar baru, dan menentukan struktur organisasi
yang optimal. Constituencies pada level ini adalah CEO dan dewan direksi. Kebutuhan
pengambilan keputusan mereka adalah informasi yang sangat komprehensif dan analisis yang
sangat mendalam tentang tren pasar, persaingan, dan potensi bisnis.

Dalam pengambilan keputusan, kebutuhan pengambilan keputusan pada setiap level berbeda-
beda. Pada level operasional, kebutuhan pengambilan keputusan adalah informasi yang akurat
dan terkini tentang tugas-tugas operasional yang harus dilakukan. Pada level taktis, kebutuhan
pengambilan keputusan adalah informasi yang lebih komprehensif dan analisis yang lebih
mendalam tentang strategi bisnis. Pada level strategis, kebutuhan pengambilan keputusan
adalah informasi yang sangat komprehensif dan analisis yang sangat mendalam tentang tren
pasar, persaingan, dan potensi bisnis. Oleh karena itu, sistem informasi manajemen yang
digunakan di setiap level harus disesuaikan dengan kebutuhan pengambilan keputusan pada
level tersebut.
● Jelaskan perbedaan di antara keputusan yang tidak terstruktur, semi terstruktur, dan
terstruktur.
Jawab :
1. Keputusan yang tidak terstruktur
Keputusan yang tidak terstruktur adalah keputusan yang tidak memiliki struktur atau panduan
yang jelas dalam pengambilannya. Keputusan ini biasanya berkaitan dengan masalah yang
kompleks dan tidak rutin, sehingga memerlukan pemikiran kreatif dan inovatif. Contoh
keputusan yang tidak terstruktur adalah menentukan strategi bisnis jangka panjang, menentukan
arah riset dan pengembangan produk baru, dan menentukan cara mengatasi masalah keuangan
yang kompleks.

2. Keputusan semi terstruktur


Keputusan semi terstruktur adalah keputusan yang memiliki struktur atau panduan yang
sebagian jelas dalam pengambilannya. Keputusan ini biasanya berkaitan dengan masalah yang
kompleks, tetapi memiliki beberapa panduan atau prosedur yang dapat diikuti. Contoh
keputusan semi terstruktur adalah menentukan strategi pemasaran untuk produk baru,
menentukan lokasi pabrik baru, dan menentukan program pelatihan karyawan.

3. Keputusan terstruktur
Keputusan terstruktur adalah keputusan yang memiliki struktur atau panduan yang jelas dalam
pengambilannya. Keputusan ini biasanya berkaitan dengan masalah yang rutin dan dapat diatasi
dengan prosedur atau panduan yang telah ditetapkan sebelumnya. Contoh keputusan terstruktur
adalah menyetujui pengajuan cuti karyawan, menyetujui pengajuan biaya operasional, dan
menyetujui pengajuan pembelian bahan baku.

Perbedaan di antara ketiga jenis keputusan tersebut terletak pada tingkat kompleksitas masalah
dan tingkat struktur atau panduan yang tersedia dalam pengambilan keputusan. Keputusan yang
tidak terstruktur memerlukan pemikiran kreatif dan inovatif, sedangkan keputusan terstruktur
dapat diatasi dengan prosedur atau panduan yang telah ditetapkan sebelumnya. Keputusan semi
terstruktur berada di antara keduanya, yaitu memiliki beberapa panduan atau prosedur yang
dapat diikuti, tetapi masih memerlukan pemikiran kreatif dan inovatif dalam pengambilannya.

● Sebutkan dan gambarkan langkah-langkah dalam proses pengambilan keputusan.


Jawab :
a. Kecerdasan (intelligence) terdiri atas mengumpulkan, mengidentifikasi dan memahami
masalah yang terjadi pada organisasi. Mengapa masalah itu terjadi, di mana, dan akibat apa
yang dialami perusahaan.
b. Rancangan (design) melibatkan identifikasi dan pencarian berbagai solusi masalah.
c. Pilihan (choice) adalah tentang memilih alternatif solusi yang ada.
d. Implementasi (implementation) adalah tentang membuat alternatif yang dipilih dapat
bekerja, dan tetap mengawasi seberapa baik kerja solusi tersebut Peran manajer dalam
mengambil keputusan. Peran manajer yaitu bertanggung jawab dalam pengambilan
keputusan, menulis laporan, menghadiri rapat, bahkan merancang pesta ulang tahun.

2. Business Intelligence (BI) dan business analytics (BA) karena berjanji untuk memberikan
informasi yang benar dan hampir real-time kepada para pembuat keputusan, dan alat analitis
membantu mereka dengan cepat memahamiinformasi dan mengambil tindakan. Lingkungan BI
terdiri dari data darilingkungan bisnis, infrastruktur BI, toolset BA, pengguna dan metode
manajerial, platform pengiriman BI (sistem informasi manajemen [SIM],sistem pendukung
keputusan [DSS], atau sistem dukungan eksekutif [ESS] ),dan antarmuka pengguna. Ada enam
fungsi analitis yang diberikan sistem BIuntuk mencapai tujuan ini: laporan produksi yang
ditentukan sebelumnya,laporan yang digerakkan oleh parameter, dasbor dan kartu skor,
permintaan danpencarian khusus, kemampuan untuk menelusuri, dan kemampuan
untukmemodelkan skenario dan membuat perkiraan.

3. Intelijen bisnis (BI) dan analitis bisnis (BA) dapat mendukung pengambilan keputusan dengan
menyediakan informasi yang relevan dan akurat untuk membantu manajemen dalam membuat
keputusan yang lebih baik. BI dan BA dapat membantu dalam mengidentifikasi tren,
memprediksi hasil, dan mengoptimalkan kinerja bisnis.

Intelijen bisnis adalah proses pengumpulan, analisis, dan presentasi informasi bisnis yang
relevan untuk mendukung pengambilan keputusan. Ini melibatkan penggunaan teknologi untuk
mengumpulkan data dari berbagai sumber, menganalisis data tersebut, dan menyajikan hasilnya
dalam bentuk yang mudah dipahami. Contoh dari teknologi BI adalah dashboard, laporan, dan
analisis data.
Analitis bisnis adalah proses penggunaan teknologi dan metode analitis untuk mengidentifikasi,
menganalisis, dan memahami data bisnis untuk membantu pengambilan keputusan. Ini
melibatkan penggunaan teknik statistik, data mining, dan machine learning untuk
mengidentifikasi pola dan tren dalam data bisnis. Contoh dari teknologi BA adalah analisis
prediktif, analisis preskriptif, dan analisis desain eksperimen.

- Elemen dari lingkungan intelijen bisnis meliputi:

1. Sumber data: sumber data yang digunakan untuk mengumpulkan informasi bisnis, seperti
database, data warehouse, dan data lake.

2. Teknologi BI: teknologi yang digunakan untuk mengumpulkan, menganalisis, dan


menyajikan informasi bisnis, seperti dashboard, laporan, dan analisis data.

3. Pengguna BI: pengguna yang menggunakan informasi bisnis untuk membuat keputusan,
seperti manajer, analis, dan eksekutif.

4. Proses bisnis: proses bisnis yang digunakan untuk mengumpulkan, menganalisis, dan
menyajikan informasi bisnis, seperti proses pengumpulan data, proses analisis data, dan proses
presentasi data.

- Fungsionalitas analitis yang disediakan oleh sistem BI meliputi:

1. Analisis prediktif: teknik analitis yang digunakan untuk memprediksi hasil masa depan
berdasarkan data historis.

2. Analisis preskriptif: teknik analitis yang digunakan untuk memberikan rekomendasi tindakan
berdasarkan data bisnis.
3. Analisis desain eksperimen: teknik analitis yang digunakan untuk menguji hipotesis dan
memahami hubungan antara variabel.

- Dua strategi manajemen yang berbeda untuk mengembangkan kapabilitas BI dan BA adalah:

1. Strategi top-down: strategi yang melibatkan manajemen puncak dalam mengembangkan


kapabilitas BI dan BA. Ini melibatkan pengembangan strategi BI dan BA yang terintegrasi
dengan strategi bisnis perusahaan.

2. Strategi bottom-up: strategi yang melibatkan pengguna akhir dalam mengembangkan


kapabilitas BI dan BA. Ini melibatkan pengembangan kapabilitas BI dan BA yang terfokus pada
kebutuhan pengguna akhir dan kemampuan teknis mereka.

4. Dalam suatu organisasi yang menggunakan intelijen bisnis, berbagai constituencies memiliki
peran yang berbeda dalam pengambilan keputusan. Berikut adalah gambaran umum tentang
bagaimana constituencies tersebut berperan :
- Eksekutif:
Organisasi menggunakan intelijen bisnis untuk memperoleh wawasan strategis tentang kinerja
organisasi, tren pasar, dan peluang bisnis. Keputusan yang diambil oleh eksekutif berkaitan
dengan arah strategis organisasi, alokasi sumber daya, dan keputusan penting lainnya.
Organisasi membutuhkan informasi yang ringkas, terkait dengan tujuan bisnis dan faktor-faktor
kunci yang mempengaruhi keberhasilan organisasi.
- Manajer Fungsional

Manajer fungsional menggunakan intelijen bisnis untuk mengelola kinerja departemen atau
fungsi mereka. Organisasi mengidentifikasi peluang perbaikan, mengatasi tantangan
operasional, dan mengoptimalkan proses internal. Keputusan yang diambil oleh manajer
fungsional mencakup alokasi anggaran, pengembangan produk, strategi pemasaran, dan
keputusan operasional lainnya. Organisasi membutuhkan informasi yang lebih terperinci, terkait
dengan kinerja departemen, tren pasar di bidang mereka, dan pelanggan.
- Analis Bisnis
Analis bisnis bertanggung jawab dalam menganalisis data dan menyajikan informasi yang
relevan untuk pengambilan keputusan. organisasi menggunakan intelijen bisnis untuk
menyusun laporan, analisis, dan prediksi yang membantu pemangku kepentingan lainnya
memahami data dan mengambil keputusan yang lebih baik. Analis bisnis juga dapat
memberikan rekomendasi berdasarkan hasil analisis mereka. Mereka membutuhkan
pemahaman mendalam tentang data dan metode analisis yang relevan untuk menghasilkan
wawasan yang berarti bagi pemangku kepentingan lainnya.
- Pengguna Bisnis:
Pengguna bisnis adalah staf di berbagai tingkatan dalam organisasi yang menggunakan intelijen
bisnis sebagai alat untuk memperoleh informasi yang diperlukan dalam pekerjaan sehari-hari
mereka. Organisasi menggunakan intelijen bisnis untuk melacak kinerja pribadi, memantau
kemajuan proyek, dan membuat keputusan operasional yang lebih baik. Pengguna bisnis
membutuhkan informasi yang mudah diakses, relevan dengan tugas mereka, dan dapat
diterjemahkan ke dalam tindakan konkret.
Dalam organisasi yang menggunakan intelijen bisnis, penting untuk memastikan bahwa setiap
constituency memiliki akses yang tepat ke informasi yang mereka butuhkan dan alat analisis
yang sesuai untuk mengambil keputusan yang efektif.
a. Sebutkan tiap-tiap constituencies dalam pengambilan keputusan yang utama dalam suatu
organisasi dan gambarkan tipe dari keputusan masing-masing yang mereka ambil.
Jawab : Berikut adalah tipe-tipe keputusan yang mungkin diambil oleh masing- masing
constituencies dalam suatu organisasi:
- Eksekutif:

Keputusan strategis: Keputusan yang mempengaruhi arah jangka panjang organisasi, seperti
penetapan visi dan misi, penetapan tujuan strategis, dan penetapan prioritas investasi.
Keputusan investasi: Keputusan tentang alokasi sumber daya dan investasi dalam proyek-
proyek yang memiliki potensi tinggi untuk menghasilkan keuntungan.
- Manajer Fungsional:
- Keputusan operasional: Keputusan yang berkaitan dengan operasi sehari-hari
departemen atau fungsi mereka, seperti pengaturan anggaran, pengelolaan
inventaris, dan pengembangan produk baru.
- Keputusan taktis: Keputusan yang berdampak pada kinerja jangka menengah
departemen atau fungsi mereka, seperti perencana
b. Gambarkan bagaimana SIM, DSS, atau ESS memberikan dukungan keputusan untuk setiap
kelompok tersebut
Jawab : Sistem Informasi Manajemen (SIM), Sistem Pendukung Keputusan (DSS), dan Sistem
Pendukung Eksekutif (ESS) memiliki peran yang berbeda dalam memberikan dukungan kepada
manajer fungsional dengan memberikan akses ke informasi yang akurat dan real-time tentang
kinerja departemen atau fungsi mereka. Contohnya, seorang manajer produksi dapat
menggunakan SIM untuk memantau persediaan bahan baku, melacak pesanan pelanggan, dan
mengoptimalkan jadwal produksi.
- DSS (Sistem Pendukung Keputusan): DSS digunakan untuk membantu dalam pengambilan
keputusan yang lebih kompleks dan berstruktur. DSS menyediakan alat analisis dan model
matematis yang membantu pemangku kepentingan dalam mengevaluasi berbagai alternatif dan
memprediksi hasil keputusan tersebut. DSS memberikan dukungan kepada analis bisnis dan
manajer fungsional dalam menganalisis data, membuat simulasi, dan menghasilkan laporan
yang mendukung pengambilan keputusan yang lebih baik. Misalnya, seorang analis bisnis dapat
menggunakan DSS untuk menganalisis dampak dari strategi harga yang berbeda atau
mengoptimalkan alokasi sumber daya.

- ESS (Sistem Pendukung Eksekutif): ESS dirancang khusus untuk mendukung pengambilan
keputusan tingkat eksekutif yang strategis. ESS menyediakan informasi yang lebih tingkat
tinggi dan berorientasi pada masa depan, termasuk laporan ringkasan eksekutif, dasbor strategis,
dan pemantauan lingkungan bisnis. ESS memberikan dukungan kepada eksekutif dengan
memberikan wawasan komprehensif tentang kinerja organisasi, tren pasar, dan peluang bisnis
yang relevan. Hal ini membantu eksekutif dalam mengidentifikasi arah strategis, mengambil
keputusan investasi, dan merumuskan rencana aksi jangka panjang.
c. Definisikan dan gambarkan metode balanced scorecard dan manajemen kinerja bisnis.
Jawab : Balanced Scorecard adalah sebuah metode yang digunakan dalam manajemen kinerja
bisnis untuk mengukur kinerja organisasi secara holistik dan seimbang. Metode ini mencakup
pengukuran kinerja tidak hanya dari segi keuangan, tetapi juga melibatkan aspek-aspek lain
yang penting seperti perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal, dan perspektif
pembelajaran dan pertumbuhan.
Balanced Scorecard mengidentifikasi empat perspektif utama yang harus dipertimbangkan
dalam mengukur kinerja bisnis, yaitu:
- Perspektif Keuangan: Fokus pada hasil keuangan organisasi, seperti
pendapatan, laba bersih, dan pertumbuhan modal. Perspektif ini mencakup pengukuran kinerja
tradisional yang terkait dengan keberhasilan keuangan jangka pendek dan jangka panjang.
- Perspektif Pelanggan: Menggambarkan kepuasan pelanggan dan bagaimana organisasi
memenuhi kebutuhan pelanggan. Pengukuran kinerja dalam perspektif ini melibatkan
pengukuran kepuasan pelanggan, pangsa pasar, dan loyalitas pelanggan.
- Perspektif Proses Internal: Fokus pada proses bisnis internal yang harus berjalan dengan baik
untuk mencapai kepuasan pelanggan dan hasil keuangan yang baik. Pengukuran kinerja dalam
perspektif ini melibatkan efisiensi operasional, kualitas produk atau layanan, dan inovasi.
- Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan: Mencerminkan kemampuan organisasi untuk
belajar, beradaptasi, dan meningkatkan kapabilitasnya.

Pengukuran kinerja dalam perspektif ini melibatkan pelatihan dan pengembangan karyawan,
penggunaan teknologi, dan budaya inovasi.
Dengan menggunakan Balanced Scorecard, organisasi dapat mengembangkan tujuan dan
ukuran kinerja yang sesuai untuk setiap perspektif. Selain itu, BSC juga dapat membantu
mengidentifikasi hubungan sebab-akibat antara perspektif- perspektif ini, sehingga
memungkinkan organisasi untuk mengambil tindakan yang tepat guna mencapai hasil yang
diinginkan secara seimbang.
Manajemen kinerja bisnis adalah pendekatan yang melibatkan perencanaan, pelaksanaan, dan
pengawasan terhadap kinerja organisasi dengan tujuan mencapai sasaran yang ditetapkan.
Manajemen kinerja bisnis melibatkan pengukuran kinerja, analisis data, pengambilan
keputusan, dan tindakan perbaikan yang berkelanjutan. Dalam konteks manajemen kinerja
bisnis, Balanced Scorecard digunakan sebagai alat untuk mengukur kinerja organisasi secara
komprehensif dan mengarahkan perbaikan kinerja.

5. Sistem informasi memiliki peranan penting dalam membantu orang-orang yang bekerja dalam
suatu kelompok dalam mengambil keputusan dengan lebih efisien. Dengan adanya sistem
informasi, kelompok dapat mengakses informasi yang relevan dan terbaru, memproses data
dengan lebih cepat, dan menghasilkan keputusan yang lebih akurat.

- Sistem pendukung keputusan kelompok (group decision-support systems-GDSS) adalah


sistem informasi yang dirancang khusus untuk membantu kelompok dalam mengambil
keputusan. GDSS berbeda dari DSS karena GDSS dirancang untuk digunakan oleh kelompok,
sedangkan DSS dirancang untuk digunakan oleh individu.

- GDSS bekerja dengan cara mengumpulkan data dari berbagai sumber, memproses data
tersebut, dan menyajikan informasi yang relevan kepada kelompok. Kelompok dapat
menggunakan informasi tersebut untuk memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang
masalah yang dihadapi dan mencari solusi yang paling tepat. GDSS juga memungkinkan
kelompok untuk berkomunikasi dan berkolaborasi secara efektif, sehingga mempercepat proses
pengambilan keputusan.

GDSS memberikan nilai bagi suatu bisnis dengan meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam
pengambilan keputusan. Dengan menggunakan GDSS, kelompok dapat mengambil keputusan
yang lebih akurat dan tepat waktu, sehingga mengurangi risiko kesalahan dan meningkatkan
kinerja bisnis secara keseluruhan. Selain itu, GDSS juga memungkinkan kelompok untuk
berkolaborasi secara lebih efektif, sehingga meningkatkan produktivitas dan kreativitas
kelompok.

Anda mungkin juga menyukai