Anda di halaman 1dari 79

Page |1

Mandi Janabah Rasulullah saw Menurut 4


Mazhab Ukurannya 11,43 cm x 22 cm

muka | daftar isi


Page |

muka | daftar isi


Page |

Perpustakaan Nasional : Katalog Dalam Terbitan (KDT)


Mandi Janabah Rasulullah saw Menurut 4
Mazhab
Penulis : Isnan Ansory
51 hlm

JUDUL BUKU
Mandi Janabah Rasulullah saw Menurut 4
Mazhab
PENULIS
Isnan Ansory, Lc., M.Ag
EdITOR
Maemunah Fithriyaningrum, Lc.
SETTING & LAY OUT
Team RFI
DESAIN COVER
Team RFI

PENERBIT
Rumah Fiqih
Publishing Jalan Karet Pedurenan no.
53 Kuningan Setiabudi Jakarta Selatan
12940

CETAKAN PERTAM
26 Desember 2018

muka | daftar isi


Page|4

Daftar Isi

Daftar Isi.......................................................................................4
A. Pengertian Mandi Janabah..................................................6
B. Sebab Yang Mewajibkan Mandi Janabah......................8
1. Keluar Mani...................................................8
2. Bertemunya Dua Kemaluan...........................9
3. Meninggal...................................................10
4. Haid.............................................................11
5. Nifas............................................................13
6. Melahirkan (Wiladah).................................13
C. Tata Cara Mandi Janabah Rasulullah saw Menurut 4
Mazhab..................................................................................15
1. Praktik Mandi Janabah Rasulullah saw........15
2. Mandi Janabah Rasulullah Saw Menurut 4
Mazhab.......................................................19
a. Praktik Mandi Janabah Mazhab Hanafi.....19
b. Praktik Mandi Janabah Mazhab Maliki.....21
c. Praktik Mandi Janabah Mazhab Syafi’i.....22
d. Praktik Mandi Janabah Mazhab Hanbali...23
3. Ringkasan Praktik Mandi Janabah:
Perbandingan Mazhab................................24
4. Praktik Mandi Janabah................................27
muka | daftar isi
Page|5
a. Niat.............................................................27
b. Tasmiyyah: Membaca Basmalah...............29
c. Mencuci Kedua Telapak Tangan Hingga
Pergelangan................................................32
d. Menghilangkan Najis dan Kotoran............33
e. Wudhu........................................................34
f. Madhmadhah dan Istinsyaq........................35
g. Meratakan Air ke Seluruh Tubuh...............36
h. Menyela-nyela Rambut..............................38
i. Awali Basuhan Dengan Siraman di Kepala 38
j. Mendahulukan Anggota Badan yang Kanan 39
k. Menggosok (Dalk)......................................40
l. Membasuh Tiga Kali...................................41
m. Muwalah...................................................41
n. Tertutup......................................................42
o. Doa.............................................................44
p. Shalat Sunnah 2 Raka’at............................45

muka | daftar isi

muka | daftar isi


Page|6

A. Pengertian Mandi Janabah

Dalam bahasa Arab, mandi janabah disebut


dengan ghusl janabah (‫ة غسل‬C‫ )الجناب‬atau biasa disingkat
dengan al-ghusl (‫)الغسل‬. Secara bahasa istilah al-ghusl
memiliki makna menuangkan air ke seluruh tubuh.
Sedangkan istilah janabah (‫ )الجنابة‬bermakna jauh
‫الب‬,) dekat dari lawan (‫ضدُّ الق َرا َبة‬.) istilah mana Di
(‫ْعد‬
janabah dalam fiqih dipakai untuk menunjukkan
kondisi seseorang yang keluar air maninya atau
telah melakukan hubungan suami istri. Dan disebut
jauh, karena seseorang itu junub; menjauhi shalat,
masjid, dan membaca al-Quran.1
Dalam trandisi lisan bangsa Indonesia, mandi
janabah sering juga disebut dengan istilah 'mandi
wajib'. Di mana mandi ini merupakan tatacara ritual
yang bersifat ta’abbudi dan bertujuan
menghilangkan hadats besar.
Sedangkan secara istilah, mandi didefinisikan
sebagaimana berikut:

1
Yahya bin Syaraf an-Nawawi, al-Majmu’ Syarah al-
Muhazzab, hlm. 2/159.
muka | daftar isi
Page|7

‫و‬ ‫ع‬ َ ُ
‫ج َب د‬ ِ ‫ط هو‬ ‫اس ِت ْع ما‬
‫َل ْج „ه‬ ْ ‫ِميع‬ ‫„ر‬ ‫„ء‬
‫ِن ا ل‬ ‫ف‬ ‫َمال‬
.

‫مخصوص ب شوط وأ ْركا „ن‬


Memakai air yang suci pada seluruh badan
dengan tata cara tertentu dengan syarat-syarat
dan rukun- rukunnya.2

muka | daftar isi


Page|8

2
Muhammad bin Yunus al-Buhuti, Kassyaf al-Qinna’, hlm. 1/139.

muka | daftar isi


8|Pag
e
B. Sebab Yang Mewajibkan Mandi Janabah

Para ulama umumnya sepakat bahwa sebab yang


mewajibkan seorang muslim untuk melakukan
mandi janabah, atau yang menyebabkannya menjadi
junub ada 6 hal. Tiga hal di antaranya dapat terjadi
pada laki-laki dan perempuan. Dan tiga yang lain
hanya terjadi pada perempuan.
1. Keluar Mani
Para ulama sepakat bahwa keluarnya air mani
menyebabkan seseorang mendapat janabah, baik
dengan cara sengaja seperti jima’ atau masturbasi;
maupun dengan cara tidak sengaja, seperti mimpi
atau sakit; demikian pula terjadi pada laki-laki
maupun wanita.
Dalil kesepakatan ini, sebagaimana berikut:

)‫ْال ماء ِ ال (متفق عليه‬


ِ‫َ ُ م ماء‬
َ
‫ْن‬
Dari Abi Said al-Khudhri ra berkata: Rasulullah
saw bersabda: “Sesungguhnya air itu (kewajiban
mandi) dari sebab air (keluarnya sperma). (HR.
Bukhari Muslim).

َ - ‫ْاَِمرَأةُ َِأِب‬ ‫َْطل‬ ‫سَْل ٍي م‬


‫حَة‬ ُ ِ
‫ وه‬-َ
muka | daftar isi
‫‪8|Pag‬‬
‫‪e‬‬
‫َّن ُأم‬ ‫ع ْن‬
‫ي‬
‫َ‬ ‫َّ َسَل َمَة َأ‬ ‫ُِأ‪¹‬م‬ ‫َ‬
‫َف‪ .‬ه‬ ‫َا ِ ْ‬ ‫َّ‬ ‫قَاَل ْ َ َر‬
‫ْل‬ ‫م ْلَِ ‪¹‬‬ ‫ت َي سول ! إِ ل َّ‬
‫ُ َ‬
‫َل ال َي ْستَ ِحي ْن ق‬ ‫‪:‬‬
‫ّن ا‬
‫ا‬

‫‪muka | daftar isi‬‬


Page |
9

‫َر‬
.‫ ع ْم‬.‫ َن‬:‫َل ْ َقا َل‬.‫َْالُغ ْس إَِ ذا اِ ْحَت‬ ‫َع َلى اَْل َْمرَِأة‬
َ‫أ‬ ‫َإِ ذا‬ ‫ُل‬
‫َم ت‬
‫ِت‬
‫؟‬
)‫َعَْليه‬ ‫اْل َماَء‬
‫ُ( مت‬
‫ ف ٌق‬.َ ّ
Dari Ummi Salamah ra bahwa Ummu Sulaim istri
Abu Thalhah bertanya: “Ya Rasulullah sungguh
Allah tidak malu bila terkait dengan kebenaran,
apakah wanita wajib mandi bila keluar mani?
Rasulullah saw menjawab: “Ya, bila dia melihat
mani keluar.” (HR. Bukhari Muslim)

2. Bertemunya Dua Kemaluan


Maksud dari bertemunya dua kemaluan adalah
kemaluan laki-laki dan kemaluan wanita. Istilah ini
disebutkan dengan maksud persetubuhan (jima').
Para ulama kemudian meluaskan makna jima’
bukan hanya pada suami istri saja, tetapi jima’
terjadi juga pada orang dewasa atau anak kecil. Juga
termasuk jima’ baik dilakukan kepada wanita yang
masih dalam keadaan hidup ataupun dalam keadaan
mati.
Termasuk juga, bila kemaluan dimasukkan ke
dalam dubur, baik dubur wanita, ataupun dubur laki-
laki. Termasuk bila seseorang bersetubuh dengan
muka | daftar isi
Page |
hewan. Semuanya mewajibkan mandi 9janabah,
terlepas perbuatan itu terlarang dalam Islam.
Hal yang sama, berlaku juga untuk wanita. Di
mana bila faraj-nya dimasuki oleh kemaluan laki-
laki, baik dewasa atau anak kecil, baik kemaluan
manusia maupun kemaluan hewan, baik dalam
keadaan hidup

muka | daftar isi


10 | P a g
e
atau mati, termasuk juga bila yang dimasuki itu
duburnya. Semua yang disebutkan di atas termasuk
hal-hal yang mewajibkan mandi janabah, meskipun
tidak sampai keluarnya mani.
Dalil yang mewajibkan mandi janabah atas sebab
ini, sebagaimana berikut:

‫س‬
‫َ َْي‬‫َْب‬ ‫ع َأ‬
‫"إ‬ َّ ‫ر‬ ‫ا‬ َ ‫ق‬ : ‫ل‬َ ‫ا‬ ‫ق‬
َ ُ
.‫هرْي‬ َ
َ ‫ُس ُوَل‬ َ
‫ َذا ج‬:‫لل‬ ‫َل‬ ‫ْن ب َرة‬
‫َل‬ ‫ا‬
‫ُ( مت‬ ‫ُ َش ع َبِ ها األَْربَِ ع ُُ َ َج هد َ َ ْس‬
‫ ف ٌق‬.َ ّ ."‫ ق ْد و ب ل‬.َ ‫ث ها ف‬
ُ َ
‫َج الُْغ‬ ّ
"‫ ِن ْزل‬.ُْ ‫ُم "وإِ َْل ي‬ ‫ه‬ ِ‫عل َي‬
َ َ ْ َ
‫ ْن‬:‫َوز ْس ٌلِ م‬
‫اَد‬
Dari Abi Hurairah ra berkata: Rasulullah saw
bersabda: “Bila seseorang duduk di antara empat
cabangnya kemudian bersungguh-sungguh
(menyetubuhi) maka wajib atasnya mandi. (HR.
Bukhari Muslim). Dalam riwayat Muslim
ditambahkan: “Meski pun tidak keluar mani.”

3. Meninggal
muka | daftar isi
10 | P a g
e Para ulama sepakat bahwa seseorang yang
meninggal dunia dari kalangan umat Islam membuat
orang Islam yang hidup, wajib untuk memandikan
jenazahnya.

‫ َأ َّن صلى هلال عليه وسلم قَا َل ِِف‬:‫ع اب ِن ٍس‬


ْ َ
‫الن‬ ‫َعب‬ ‫ِن‬
‫ِّ َِّب‬ ‫ّا‬
‫ال َس ق َط َرا ِ َحلتِ ه ََف ما "ا ْغ ِِبَاٍ َِو‬
َ
‫ ِسُلوُه ء س ْد‬:‫َت‬ ‫َع ْ ن‬ ‫ّ ِذي‬
،‫ٍر‬
‫ُ( مت‬ ‫ وب‬.ْ ‫َث‬ ‫فُنوُه‬¹ ِ‫ََوك‬
)‫ ف ٌق َعَْليِ ه‬.َ ّ ."‫ِِف ِْي‬

muka | daftar isi


Page |
11
Dari Ibnu Abbas ra: Nabi saw bersabda mengenai
orang yang terjatuh dari kendaraannya kemudian
meninggal, “mandikanlah ia dengan air dan
bidara, dan kafankanlah dengan dua lapis
kainnya.” (HR. Bukhari Muslim)

‫َنا الَِّن ُِّب صلى هلال عليه‬.‫َعَْلي‬


‫َد‬ ‫َع‬ ‫َ ع ْن‬
‫َخ‬ ‫ِطي‬ ‫م‬¹‫ُِأ‬
‫َل‬ :‫قَاَل ْت‬ ‫َّة‬
‫ ها ثََل اًث‬.‫ قا "ا ْغ ِسْ لَن‬.َ ‫ ف‬,‫تَُه‬.‫َن‬.ْ‫اب‬ ¹َ
ِ ‫غ‬.ُ‫ن‬ َ‫وسلم َ ْو‬
‫َْأو‬ ‫س ُل‬ ‫ن‬
‫ُن‬
،‫َك‬ َ َ‫َرأ‬ ِ‫َذل‬ ‫ر ِم‬.َ َ‫ََْخ اسا أَ ْكث‬
‫ُْي َ ُّت ذ‬ ‫ إِ ْن‬،‫ْن َك‬ ‫أَْو‬
,‫لِ َباٍ ء َوِ س ْد ٍر‬
."‫ أَْو ِم ْن َكاُفوٍر‬,‫اْْل َكاُفوارا‬ ‫َوا ْ َج ْعل َن‬
‫َل َّما‬.‫َف‬ ‫ئاا‬.‫َ ْشي‬ ‫َِخرِة‬ ‫ِِف‬
‫شعِرََنا‬ ْ ‫"َأ‬ ."‫َيه‬ ّ . ‫ه‬ ‫و‬ ‫ق‬ ‫ح‬ ِ ‫َنا‬.‫َفَأْل قى إَِْلي‬
ْ ُ ُ َ ْ
‫إ‬ :‫ قا َل‬.َ ‫ف‬
muka | daftar isi
Page |
11
‫ ْر غَنا آ َذ‬.َ ‫َف‬ َّ ،‫نُه‬
َ‫ُ( مت‬
)‫ ف ٌق َعَْليِ ه‬.َ ّ
Dari Ummu Athiyyah ra berkata: Nabi saw masuk
ketika kami sedang memandikan jenazah
puterinya, lalu beliau bersabda: "Mandikanlah
tiga kali, lima kali, atau lebih dari itu. Jika kamu
pandang perlu pakailah air dan bidara, dan pada
yang terakhir kali dengan kapur barus :kamfer)
atau campuran dari kapur barus." Ketika kami
telah selesai, kami beritahukan beliau, lalu beliau
memberikan kainnya pada kami seraya bersabda:
"Bungkuslah ia dengan kain ini." (HR. Bukhari
Muslim)

4. Haid

muka | daftar isi


12 | P a g
e
Haid atau menstruasi adalah kejadian alami yang
wajar terjadi pada seorang wanita dan bersifat rutin
bulanan. Keluarnya darah haid itu justru
menunjukkan bahwa tubuh wanita itu sehat. Al-
Qur’an sendiri menyebut wanita yang haid sedang
mengeluarkan kotoran. Dan para ulama sepakat
bahwa haid juga merupakan sebab diwajibkan
mandi janabah.

‫ُه و َأا ذى َفا َساء‬ ِ ْ‫َوَي ْسَأُلوَن َك َع ِن ال‬


َ
ِ‫ِف‬ ِ ‫م ِح ي ض‬
¹ ‫ْعتَِ زُلوْا الن‬ َ
‫ُق ْل‬
‫يْط ه َر ن َفِإ َذا َفأْتُ ُوه‬ ‫ال‬
َ ‫و‬ ‫ض‬ ِ ‫ي‬ ‫ح‬ ِ ‫اْل م‬
ْ ُ َ َ‫ح‬ َ
‫َّن‬ ‫َتَط ّ ْه َر ن‬ ‫ قربو َه ن َّت‬.‫ت‬
َ َّ ُ ُ َ ْ َ
ِ
ُّ َِ َ ‫ُ ال ت‬
ُ ¹‫ّ َلل‬ ¹‫م ْن َأََ َمْحيُر ُك ُثم ّلل َ إ‬
‫ وابِ وُُي ب‬.ّ َ ُ
َّ ‫ُِي‬ ‫ا‬
‫ي‬ ‫ب‬ ‫ّن ا‬
)222 ‫هِ ري ن‬¹ ِ‫اْل مَتَط‬
َ ُ
:‫(البقرة‬
Mereka bertanya kepadamu tentang haid.
Katakanlah: "Haid itu adalah kotoran". Oleh
sebab itu hendaklah kamu menjauhkan diri dari
wanita di waktu haid; dan janganlah kamu
mendekati mereka sebelum mereka suci. Apabila
muka | daftar isi
12 | P a g
e mereka telah suci maka campurilah mereka itu di

‫ ق‬tempat yang diperintahkan


ِ Allah kepadamu.
‫ي ال َذ‬Allah
Sesungguhnya ‫َف َد ع‬menyukai
‫ ُض‬orang-orang
‫ت ْا َْلي‬ ‫إ ِ َ ذا‬
ِ ‫َل‬.َ‫ب‬.‫ َأْق‬yang
‫ها‬tobat
‫ َْدَر‬dan menyukai orang-orang yang menyucikan
‫ َه‬Al-Baqarah
diri. (QS. ‫ َّصََلة َفِإ َذا‬: 222)
‫َب‬
)‫(متفق عليه‬ ‫َفا ْغ ِسِلي َ ْعن ِك ال َو‬
‫َّد م‬
¹ ِ ‫َ َصل‬
‫ي‬

muka | daftar isi


Page |
13
Nabi saw bersabda: “Apabila haidh tiba tingalkan
shalat apabila telah selesai (dari haidh) maka
mandilah dan shalatlah.” (HR Bukhari Muslim)

5. Nifas
Nifas merupakan darah yang keluar dari
kemaluan seorang wanita setelah melahirkan.
Para ulama sepakat bahwa nifas termasuk yang
mewajibkan mandi janabah, meski bayi yang
dilahirkannya dalam keadaan meninggal. Begitu
berhenti dari keluarnya darah sesudah persalinan,
maka wajib atas wanita itu untuk mandi janabah.
Adapun dasar diwajibkannya wanita yang nifas
untuk mandi janabah adalah ijma’ yang didasarkan
kepada qiyas kepada haid.
6. Melahirkan (Wiladah)
Seorang wanita yang melahirkan anak, meski
anak itu dalam keadaan mati maka wajib atasnya
untuk melakukan mandi janabah. Bahkan sekalipun
jika saat melahirkan tidak ada darah yang keluar.
Artinya, meski seorang wanita tidak mengalami
nifas, namun tetap wajib atasnya untuk mandi
janabah lantaran persalinan yang dialaminya.
Sebagian ulama mengatakan bahwa illat atas
wajib mandinya wanita yang melahirkan adalah
karena anak yang dilahirkan itu pada hakikatnya
adalah mani juga, meski sudah berubah wujud
menjadi manusia. Dengan demikian dasarnya adalah
qiyas kepada seseorang yang mengeluarkan air
mani. Dengan

muka | daftar isi


14 | P a g
e
dasar ini maka bila yang lahir bukan bayi tapi janin
sekalipun, tetap diwajibkan mandi lantaran janin itu
pun asalnya dari mani.

muka | daftar isi


Page |
15
C. Tata Cara Mandi Janabah Rasulullah saw
Menurut 4 Mazhab

Secara umum pembahasan tentang tata cara atau


ritual mandi janabah meliputi amalan yang bersifat
rukun dan sunnah.
Namun sebelum ritual mandi janabah tersebut
diuraikan, berikut praktik janabah Rasulullah saw
yang diriwayatkan oleh para shahabat. Di mana
tentunya pada masa beliau, praktik ritual mandi
janabah belum diklasifikakan menjadi rukun dan
sunnah.
1. Praktik Rasulullah SAW
Al-Qur’an menyebutkan syariat mandi janabah
secara global. Dalam hal rinciannya, praktek mandi
Rasulullah saw menjadi penafsir atas aturan global
tersebut. Dan tentunya, riwayat-riwayat yang
sampai kepada kita terkait praktek mandi Rasulullah
saw, umumnya diriwayatkan oleh istri-istri beliau,
sebagai bagian dari ahli Bait Nabi saw.
Namun, di sinilah tugas para ulama mujtahid
untuk megklasifikasikan rincian praktek ibadah
Nabi saw, hingga melahirkan aturan fiqih dengan
segenap perangkat hukumnya yang sistematis.
Dalam arti, para ulama kemudian memilah-milah,
mana praktek mandi Nabi saw yang hukumnya
wajib atau sunnah.

muka | daftar isi


‫‪16 | P a g‬‬
‫‪e‬‬
‫‪Berikut beberapa hadits, yang menjelaskan secara‬‬
‫‪cukup detail praktek mandi janabah Rasulullah saw.‬‬

‫َر ِض ي َا َر ُس ُو ل َا‬ ‫َعاِئ‬ ‫َع‬


‫َ ل َِّ‬ ‫َشَة ل َّ‬ ‫ْن‬
‫ل َإِ ذا‬ ‫ُل َ ْعن َ‪ .‬ها َقاَل ْت‪َ :‬كا َن‬
‫ُُث‬ ‫َا ْلَناَبِة‪َ ،‬ي ْ‪.‬ب َدأُ َف‪َ.‬ي‪ْ .‬غ ِسُل‬ ‫َس‬ ‫اِ ْغَت‬
‫غ بَِي ِمين ِ ه‬
‫َي دْيِه‪ ّ ،‬ي ُْ‪ .‬فِ ر ُ‬ ‫َل ِم‬
‫ْن‬

‫َعَلى َِِشالِه‪َ ،‬ف‪َ.‬ي‪ْ .‬غ ِس َف ْ‪َ .‬ر ج ُُث َّ ُُ ََيْ َالْ َ َ‬


‫ماء‬
‫ُه‪َ ّ ،‬ي‪َ.‬ت‪ .‬و ضأُ ث ُخ ُذ‬ ‫ُل‬
‫‪ّ ،‬‬
‫َع َرأْ‬ ‫ُ‬ ‫ُ‬ ‫ش‬ ‫َّ‬ ‫ل‬‫َف‪.‬ي ْد ِخ ل أَ صابِ عه أُ صوِ‬
‫َ‬ ‫ُ َ َ ُ ُ‬ ‫ُ‬
‫َال عِ ر‪ ،‬ث َح ف َلى ِسهِ‬ ‫ِِف‬
‫ْ‬
‫ّ َن‬
‫ج ُُ َغ‬ ‫ثََل َث َ ٍت‪َ ،‬ض َس‬
‫َ‬
‫ث َس‬
‫َس‬ ‫ُُث َعَلى ائ ِر‬ ‫َح ف َن‬
‫ّ‬ ‫ا‬
‫ّ أ َف ا‬
‫َعَْليه)‬
‫‪muka | daftar isi‬‬
16 | P a g
e
‫ُ( مت‬ ‫ِر‬ ‫ْجَْليِ ه‬
‫ ف ٌق‬.َ ّ
Aisyah ra berkata: “Ketika mandi janabah, Nabi
saw memulainya dengan:

1. Mencuci kedua tangannya,


2. Kemudian beliau menumpahkan air dari
tangan kanannya ke tangan kiri,
3. lalu ia mencuci kemaluannya,
4. kemudian berwudhu’ seperti wudhu’ orang
shalat.
5. Kemudian beliau mengambil air lalu
memasukan jari-jari tangannya ke sela-sela
rambutnya,
6. dan apabila ia yakin semua kulit kepalanya
telah basah beliau menyirami kepalanya 3 kali,
7. kemudian beliau membersihkan seluruh
tubuhnya dengan air,
8. kemudian diakhir beliau mencuci kakinya.

muka | daftar isi


‫| ‪Page‬‬
‫‪17‬‬
‫)‪(HR Bukhari Muslim‬‬

‫ٍس قا َل‪ :‬قال ت َو َض ْع ُت ِ َّلِن ِ‬


‫‪¹‬‬ ‫َ َ َْ‬ ‫َع اْب َ‬
‫ب‬ ‫َ ْمي ُموَنُة‪:‬‬ ‫ِن ِن عبَّ‬
‫َصل‬ ‫ا‬
‫ّى‬
‫ماء س ِل‪َ ،‬ف‪َ.‬غ س َ َمّر َْت ِْي أَْو‬ ‫َو‬ ‫هلال َ‬
‫َ‬ ‫َ ا ْ‬
‫َثََلا ًث‪،‬‬ ‫ل ي دي هِ‬ ‫لغ‬‫لِْ‬ ‫َسل‬ ‫عَْلي‬
‫َ ْ‬ ‫َ‬ ‫ُ‬
‫َّ م‬ ‫ه‬
‫ُُ َم َس َح‬ ‫ل‬ ‫س‬ ‫‪،‬‬ ‫ه‬ ‫ِِشالِ‬ ‫ُُث َع‬
‫َي دُه‬ ‫َ َ َ‬ ‫َ‬
‫ف‪.‬غ م َذاكِ يرُه ث‬ ‫ّ َأْف َ‪َ .‬ر غ َلى‬
‫ََ َ‬
‫‪ّ ،‬‬
‫َو َوَي دي‬
‫ْض َم َش َ‬ ‫ِ ُُثَّ‬
‫َض َوا ْسَت ْ‪.‬ن َق‪َ ،‬و س ْ َج ه ه‪،‬‬ ‫بأ َْلر ِض‪َ ،‬م‬
‫ُه‬ ‫َغ َل‬
‫َت ِ م كانِه َس َل‬ ‫َج ُُ َ‬ ‫ُُث َض‬
‫َ‬
‫م َ ف‪.‬غ قَ َد ْميِ ه‬
‫ََ‬ ‫َس ث َّول‬ ‫ّ أَف َا َعَلى‬
‫ْن‬ ‫ّ‬
‫‪muka | daftar isi‬‬
Page |
17
)‫(رواه البخاري‬
Dari Ibnu Abbas berkata: Maimunah berkata: "Aku
menyiapkan air mandi untuk Nabi saw.

1. Beliau mencuci kedua telapak tangannya dua


atau tiga kali.
2. Kemudian beliau menuangkan air ke telapak
tangan kirinya,
3. dan membasuh kemaluannya,
4. kemudian beliau usapkan tangannya ke tanah,
5. kemudian berkumur, dan memasukkan air ke
dalam hidung, lalu membasuh wajah dan
kedua tangannya.
6. kemudian beliau mengguyur seluruh
tubuhnya.
7. Setelah itu beliau bergeser dari tempatnya
semula, lalu mencuci kedua kakinya."

(HR. Bukhari)

muka | daftar isi


‫‪18 | P a g‬‬
‫‪e‬‬

‫ُت ِ َلِّن ِ ب‬
‫‪¹‬‬ ‫ٍس قَا َل‪َ :‬قاَل ْت َ ْمي‬ ‫َع اْب َ‬
‫َصل‬ ‫ُموَنُة‪َ :‬و َض ْع‬ ‫ِن ِن عبَّ‬
‫ّى‬ ‫ا‬
‫ْسا َل‪َ ،‬ف سَ ْ تتُُه بِثَ ْ‪ .‬و َ َعَلى‬ ‫هلال َ َو‬
‫ِ‬ ‫َ‬
‫َي دْيه‪،‬‬ ‫ٍب‪َ ،‬و َص‬ ‫َسل‬ ‫عَْلي‬
‫ب‬ ‫ه َّ م ُغ‬
‫َف ْ‪َ .‬ر ج‬ ‫َف‪َ.‬غ س َُل ه ُُ َ بَِي َع َِِشالِه‪،‬‬
‫ُه‪،‬‬ ‫َ‬ ‫َ‬
‫َف‪.‬غ س‬ ‫ص مين ه َلى‬‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ث‬ ‫َم ا ‪،‬‬
‫َ‬
‫َل‬ ‫ّ َّب‬
‫َغ ْض‬ ‫َف َ َضر بِي اأ َْلر َض‪ُُ َ ،‬‬
‫ف م س ح ه ث سَل ها‪ ،‬ف م َم‬
‫َ َ ََ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ََ‬ ‫َب ِدِه‬
‫َض‬ ‫ا‪ّ ،‬‬
‫َو ْ َج هُه ُُ َص َّب َعَلى‬
‫َوا َش َ‬
‫َرأْ ِسِ ه‬ ‫ْستَ ْ‪.‬ن َق‪َ ،‬و س وِذ را عيِ ه‪ ،‬ث‬
‫َ َ َْ‬
‫ّ‬ ‫َغ َل‬
‫ُُث قَ َد ْميِ ه‪َ.َ ،‬نف َا وْلتُُه‬ ‫َوأَفا َض َعَلى َج‬
‫س ِدِ ه‪ ّ ،‬تَ‪َ.‬ن َّحى‪َ ،‬ف‪َ.‬غ َس‬
‫َل‬ ‫َ‬
‫‪muka | daftar isi‬‬
18 | P a g
e
‫ُض‬ َ ‫ َفان َْطَل َق َ ُو‬،‫َل ْم ََْي ُخ ْذُه‬.‫ واِب َف‬.ْ َ‫ث‬
‫ ف‬.ُ ‫ن‬.ْ ‫ه و َي‬
‫(رواه‬ ‫َي دْيِه‬
)‫البخاري‬
Dari Ibnu Abbas berkata: telah berkata Maimunah
ra: "Aku memberi air untuk mandi kepada Nabi
saw.

1. Lalu aku tutupi Beliau dengan kain.


2. Maka Beliau menuangkan air ke tangannya,
lalu mencuci keduanya.
3. Kemudian menuangkan air dengan tangan
kanannya ke tangan kirinya lalu mencuci
kemaluannya,
4. lalu tangannya dipukulkannya ke tanah
kemudian mengusapnya lalu mencucinya.
5. Kemudian berkumur-kumur dan memasukkan
air ke hidung. Kemudian membasuh mukanya
dan kedua lengannya
6. lalu mengguyur kepalanya,

muka | daftar isi


Page |
19
7. lalu menyiram seluruh badannya,
8. dan diakhiri dengan mencuci kedua telapak
kakinya.
9. Lalu aku sodorkan kain (sebagai pengering)
tapi Beliau tidak mengambilnya, lalu Beliau
pergi dengan mengeringkan air dari badannya
dengan tangannya".

(HR. Bukhari)

2. Menurut 4 Mazhab
Para ulama sepakat bahwa tafsir dan penjelasan
atas tata cara mandi janabah sebagaimana
diperintahkan di dalam al-Qur’an, terdapat pada
sunnah-sunnah Rasulullah saw. Apakah sunnah
tersebut berupa perkataan, perbuatan, atau
ketetapannya.
Hanya saja, mereka berbeda pendapat dalam
proses pemilahan hukum-hukum fiqih atas setiap
detail tata cara mandi janabah Rasulullah saw
tersebut. Yaitu antara tata cara yang dihukumi wajib
sebagai syarat sahnya ibadah mandi janabah, atau
semata dihukumi sunnah yang dianjurkan.
Terkait detail pandangan ulama tersebut, berikut
penulis kutipkan beberapa praktik mandi janabah
dari aspek hukum, yang tertulis dalam kitab-kitab
fiqih matan empat mazhab.
a. Praktik Mandi Janabah Mazhab Hanafi
Imam Burhanuddin al-Marghinani (w. 593 H),
seorang ulama bermazhab Hanafi, yang kitab
matan-

muka | daftar isi


20 | P a g
e
nya menjadi rujukan mazhab Hanafi, menetapkan
praktik mandi janabah dari sisi rukun dan
sunnahnnya, sebagaimana berikut:
‫ضة ات شا وغسل‬ ‫وفرض ا ْلغ س ْ مضم‬
‫وا اِل ْن ق‬ ‫ ل‬:‫َسا ائر ا ل‬
‫س‬ .‫ْلبدن‬
‫ا‬
Fardhu mandi janabah adalah (3 hal):
madhmadhah (berkumur-kumur), istinsyaq
(memasukkan air ke dalam hidung), dan
membasuh seluruh badan.

‫وفرجه ويزيل‬ َ َ
‫د‬ ‫فيغسل‬ ‫ أن ي ْب دأ المغتسل‬:‫وسننه‬
ْ
‫ي ِه‬
‫ي‬
َ َ
‫صلة‬ َ ‫َت ضأ وضوءه‬ ‫نجاسة إن كا نت عل بدنه ث َّم‬
‫لل‬
‫َو‬
‫ي‬
َ َ Cّ َ
‫و َسا ِئر ث َل‬ ‫رأسه‬ ‫إ َّل رج ل ْي ِه ث َّم ي ِفيض ال َماء‬
ً
‫جسده ثا‬ ‫عل‬
Cَ َ
‫فيغسل رج ل ْي ِه و ل ْيس‬ ‫عل‬ ‫َّح‬
muka | daftar isi
20 | P a g
e ْ َ َ
‫لك ا ل َمكان‬C‫عن ِذ‬ ‫َّم ي ت ن ث‬
. ْ
‫سل ِإذا بلغ ال َماء‬ ‫ا ل َم أن نت قض ضفائرها ِف ا‬
‫أصول‬ َ
ْ ‫رأة‬
‫لغ‬
.‫الش ْعر‬

Sunnah-sunnahnya: membasuh kedua tangan dan


kemaluan sebelum mandi, menghilangkan najis
pada tubuhnya jika ada, berwudhu seperti wudhu
hendak shalat dengan mengakhirkan basuhan kaki,
menumpahkan air ke kepala dan ke seluruh
tubuhnya sebanyak tiga kali basuhan, lalu
menjauhi tempat mandinya dan membasuh
kakinya. Dan tidak diharuskan atas wanita untuk

muka | daftar isi


Page |
21
melepaskan ikatan rambutnya (menguraikan
rambutnya yang panjang), jika dirasa air telah
sampai kepada dasar-dasar tumbuhnya rambut.3

b. Praktik Mandi Janabah Mazhab Maliki


Imam Abu an-Naja al-‘Asymawi (w. Sebelum
Abad 10 H), seorang ulama bermazhab Maliki, yang
kitab matan-nya menjadi salah satu rujukan dalam
mazhab Maliki, menetapkan praktik mandi janabah
dari sisi rukun dan sunnahnnya, sebagaimana
berikut:
َ
‫ف َرا‬ ‫ن ِن ِه ِئ ِل أ‬
َ ‫ف َرا ِئ‬ ‫باب‬
ِ ُ
ُ
‫ِئض ه‬ ‫ ضا‬.‫ِه‬ ُ َ ‫ض ال غ ل‬,
‫س وفو س‬
‫ّما‬
‫ف‬
‫َ ج ِم‬
ْ ‫د‬ ‫و‬ َ ‫د‬ ْ ْ Cَ ‫ ال ِّن َّي‬:‫ خ ْمس ٌة‬C‫ف‬
‫ع‬, ‫ي‬ ‫و ت ع ِم ي ِ بال ما‬
ْ ،‫ِء‬ ‫جس‬ ُ
‫لك‬ ‫م ال‬ ُ ،‫ة‬
.‫ر‬, ‫ت خ ِل ْيل ش ْع‬Cَ‫ وال َف و‬،‫الجس ِد‬
‫ال‬
Bab tentang fardhu mandi janabah, sunnah-
sunnahnya, dan fadhoilnya. Fardhu mandi ada
lima: niat, membasuh seluruh tubuh dengan air,
dalku (menggosok badan), fawr (muwalah), dan
menyela-nyela rambut.
muka | daftar isi
Page |
َ َ َ
،‫َّ ك ْو ع ْي ِه‬
21
َ ْ
‫ف أ رب‬ َ ‫وأ‬
‫ِإىل‬ ‫د‬ ‫غسل‬ ‫ن‬
‫وا‬ ْ ٌ ُ ُ
‫ي ِه‬ :‫َع ة‬ ‫ن ه‬
‫ل‬ ‫ي‬ ‫س‬
‫أ‬ ‫ّما‬
ْ ‫أل ُذ َن‬ ‫وال َم َمض‬
‫َمس ص َما‬ ،‫ْس شاق‬
‫خ ا‬, ْ ُ
.‫ي‬ ‫حو‬ ‫ِت ن‬ ‫ ض‬،‫ة‬

‫وا ِال‬

3Burhanuddin al-Marginani Ali bin Abu Bakar, Bidayah al-Mubtadi fi Fiqh al- Imam
Abi Hanifah, (Kairo: Maktabah Muhammad Ali Shabah, t.th), hlm. 4.

muka | daftar isi


22 | P a g
e
‫ ث‬،‫جس ِد ِه‬ َ ُ ْ َ ٌ َّ ُ ُ َّ Cَ
‫ ال ب د ء ِبإ ذ‬:‫و أ ما فضا ِئ ل ه فس ت ة‬
َ َ
‫ى‬ ‫ا‬ ‫ة‬ ِ ‫زا‬
‫ل‬
‫م عن‬ ّ
‫أل‬ ِ
َ َ ْ
َ ْ
‫ وغسل األىعلا ق بل األ سا ِف‬،‫ئ ِه‬Cِ‫مالء وضو‬ ْ ‫إك‬
ِ ‫ِأعضا‬
ِ
،‫ِل‬ ْ ْ Cَ
‫ وال َب ْد ُء بال َم ْ ل ال َم َيا‬،‫و ت ث ِل ْيث ال َّ رأس سل‬
،‫ِس‬ ‫َيا ِمن ب‬ َ
‫بال غ‬
‫ق‬
, ِ ,
ُ َّ
‫ ه أع‬.‫و ِق ل ة ال َما ِإ ح َكا م ِل‬
َ ‫ل‬ ِ
.‫لم‬ ‫َ وس‬ ‫ِء مع‬
‫ل‬ ‫ال غ‬
‫ا‬
Sedangkan sunnahnya ada empat: mencuci tangan
terlebih dahulu (sebelum mandi) sampai
pergelangan, madhmadhah, istinsyaq, mengusap
daun telinga.

Adapun fadhoilnya ada enam: membersihkan najis


yang ada pada tubuh, berwudhu sebelum mandi,
membasuh bagian teratas sebelum bagian bawah,
membasuh kepala sebanyak tiga kali (sebelum
mandi), mambasuh bagian yang kanan sebelum
bagi yang kiri, meminimalkan air sembari
menyempurnakan basuhan. Wallahua’lam.4

muka | daftar isi


22 | P a g
ec. Praktik Mandi Janabah Mazhab Syafi’i

Imam Abu Syuja’ al-Ashfahani (w. 593 H),


seorang ulama bermazhab Syafi’i, yang kitab
matan-nya menjadi salah satu rujukan dalam
mazhab Syafi’i, menetapkan praktik mandi janabah
dari sisi rukun dan sunnahnnya, sebagaimana
berikut:

‫ النية وإزالة النجاسة إن‬:‫وفرائض الغسل ثالثة أشياء‬


4Abdul Bari bin Ahmad Abu an-Naja al-‘Asymawi, Matan al-‘Asymawiyyah fi
Madzhab al-Imam Malik, (Mesir: Syarikah asy-Syamurali, t.th), hlm. 4-5.

muka | daftar isi


Page |
23
‫كانت عل بدنه وإيصال الماء إىل جميع الشعر‬
.‫والبشة‬
Fardhu mandi janabah ada tiga: niat,
membersihkan badan dari najis, dan mengalirkan
air ke seluruh rambut dan permukaan kulit.

‫ التسمية والوضوء قبله وإمرار‬:‫وسننه خمسة أشياء‬


.‫ن عل اليشى‬. ‫اليد عل الجسد والمواالة وتقديم اليم‬
Dan sunnah-sunnahnya ada lima: tasmiyyah,
berwudhu sebelum mandi, gosokan tangan di atas
badan (dalk), muwalah, dan mendahulukan
anggota tubuh yang kanan atas yang kiri.5

d. Praktik Mandi Janabah Mazhab Hanbali


Imam Abu an-Naja al-Hijawi (w. 968 H), seorang
ulama bermazhab Hanbali, yang kitab matan-nya
menjadi salah satu rujukan dalam mazhab Hanbali,
menetapkan praktik mandi janabah dari sisi rukun
dan sunnahnnya, sebagaimana berikut:

.‫ أن ينوي ثم يسم ويعم بدنه بالغسل مرة‬:‫والمجزئ‬


Dan standar cukupnya (sah) mandi janabah
adalah berniat, kemudian membaca tasmiyyah,
dan membasuh seluruh badang dengan sekali
basuhan

5 Ahmad bin al-Husain Abu Syuja’ al-Ashfahani, Matan al-Ghayah wa at-Taqrib,


(t.t: ‘Alam al-Kutub, ), hlm. 5
muka | daftar isi
24 | P a g
e
air.

‫م ويغسل يديه ثالثا‬ ‫ أن ينوى ثم يس‬:‫والغسل الكامل‬


‫عل رأسه ثالثا ترويه ويعم‬
‫وما لوثه ويتوضأ ويح ِن‬
‫امن ويغسل قدميه مكانا‬C‫كه ويتي‬C‫بدنه غسال ثالثا ويدل‬
.‫آخر‬
Adapun mandi janabah yang sempurna: berniat,
kemudian membaca tasmiyyah, mencuci kedua
tangan tiga kali, dan mencuci anggota tubuh yang
terkotori najis, berwudhu, menyiram kepala tiga
kali dengan menyela-nyela kepala, membasuh
seluruh tubuh tiga kali, melakukan dalk
(menggosok badan dengan tangan),
mendahulukan anggota tubuh yang kanan, dan
membasuh kedua kaki di tempat lain.6

3. Ringkasan Perbandingan Mazhab


Dari praktik mandi janabah Rasulullah saw di
atas, terdapat beberapa praktik yang disepakati oleh
para ulama terkait status hukumnya. Apakah sebagai
kewajiban yang menjadi sebab sah atau tidaknya
mandi janabah. Maupun sebagai anjuran yang
hukumnya sunnah dan jika ditinggalkan tidak
menjadikan mandi janabah menjadi batal.
Di samping itu, ada pula beberapa praktik yang
6Musa bin Ahmad Abu an-Naja al-Hijawi, Zad al-Mustaqni’ fi Ikhtishar al-Muqni’,
(Riyadh: Dar al-Wathan, t.th), hlm. 32-33.
muka | daftar isi
Page |
25
diperselisihkan hukumnya antara wajib dan sunnah.
Wajib / Rukun / Fardhu Mandi Janabah:
Setiap praktik mandi janabah yang jika tidak
dilakukan sebagian atau semuanya, maka mandi
janabahnya tidaklah sah.
Sunnah Mandi Janabah: Setiap praktik mandi
janabah yang jika tidak dilakukan sebagian atau
semuanya, maka mandi janabahnya tetap sah.
Berikut ringkasan hukum beragam praktik
mandi janabah berdasarkan perbandingan 4 mazhab.
Praktik 4 Mazhab
No Mandi Hanafi Maliki Syafi’i Hanbali
Janabah
1. Niat Sunnah Wajib Wajib Wajib
2. Basmalah Sunnah Sunnah Sunnah Wajib
3. Mencuci Sunnah Sunnah Sunnah Wajib
Tangan
4. Menghila- Sunnah Sunnah Wajib Sunnah
ngkan
Najis dan
Kotoran
5. Wudhu Sunnah Sunnah Sunnah Sunnah
6. Madhmad- Wajib Sunnah Sunnah Wajib
ah dan
Istinsyaq
7. Meratakan Wajib Wajib Wajib Wajib
Air ke
Seluruh
Tubuh
8. Menyela- Sunnah Sunnah Sunnah Sunnah
nyela
Rambut
9. Menyiram Sunnah Sunnah Sunnah Sunnah
Kepala

muka | daftar isi


26 | P a g
e
10. Mendahul- Sunnah Sunnah Sunnah Sunnah
ukan
Kanan
11. Dalk Sunnah Wajib Sunnah Sunnah
12. Membasuh Sunnah Sunnah Sunnah Sunnah
3 Kali
13. Muwalah Sunnah Wajib Sunnah Sunnah
Hanafi Maliki Syafi’i Hanbali
2 wajib 4 wajib 2 wajib 5 wajib
Total
11 9 11 8 sunnah
sunnah sunnah sunnah
SUNNAH-SUNNAH LAINNYA
14. Tertutup Sunnah Sunnah Sunnah Sunnah
15. Doa Sunnah Sunnah Sunnah Sunnah
16. Shalat Sunnah Sunnah Sunnah Sunnah
Sunnah
Dari 13 praktik mandi janabah di atas, tampak
bahwa para ulama menyepakati 1 praktik yang
dihukumi sebagai rukun mandi yang wajib
dilakukan. Mereka juga menyepakati 7 praktik yang
dihukumi sunnah. Dan 5 praktik yang
diperselisihkan, antara wajib dan sunnah.
Praktik mandi janabah yang disepakati wajib
adalah:
1. Ta’mim bisyrah atau meratakan air ke seluruh
tubuh.
Sedangkan 10 praktik yang disepakati sunnah,
adalah:
1. Mencuci tangan sebelum mandi.
2. Menghilangkan najis dan kotoran sebelum
mandi.
3. Berwudhu sebelum mandi.

muka | daftar isi


Page |
27
4. Menyela-nyela rambut saat mandi.
5. Mengawali basuhan dengan menyiram kepala.
6. Mendahulukan anggota tubuh sebelah kanan.
7. Membasuh 3 kali.
Adapun ke-5 praktik yang
diperselisihkan hukumnya antara wajib
dan sunnah, adalah:
1. Niat.
2. Tasmiyyah atau membaca basmalah.
3. Madhmadhah dan Istinsyaq.
4. Dalk atau menggosok badan.
5. Muwalah.
Berikut penjelasan lebih rinci berikut dalil-dalil
dari ke 13 praktik mandi janabah di atas, sekaligus 3
sunnah lainnya yang tidak terkait langsung dengan
praktik mandi janabah.
4. Praktik Mandi Janabah7
a. Niat
Para ulama sepakat bahwa niat adalah urusan hati
bukan lisan. Niat adalah apa yang ditekadkan di
dalam hati seseorang tatkala memulai mengerjakan
suatu ibadah.8

7
Hanafi: Hasyiah Ibnu Abdin, 1/105-106, Hasyiah ath- Thahthawi,
hlm. 56, Fath al-Qadir, 1/38; Maliki: Hasyiah ad-Dasuqi, 1/133-135, al-
Bannani Syarah az-Zarqani, 1/103, al-Khurasyi, 1/167-168; Syafi’i:
Mughni al-Muhtaj, 1/72-73, al-Majmu’, 2/180, Hasyiah Qalyubi, 1/66,
Mathalib Uli an-Nuha, 1/183; Hanbali: Kassyaf al-Qinna’, 1/152-154, al-
Mughni, 1/221-226, al-Inshaf, 1/254.
8
An-Nawawi, al-Majmu’, hlm. 1/316, Ibnu an-Nujaim, al-Asybah
wa an-Nazhair, hlm. 40, as-Suyuthi, al-Asybah wa an-Nazhair, hlm.

muka | daftar isi


28 | P a g
e
Adapun mengucapkan lafadz niat, tidaklah dapat
menjadi standar seseorang sedang hendak
melakukan mandi janabah. Sebab tentu beda antara
seorang yang mengucapkannya dalam rangka ia
sedang mengajar fiqih tentang hadats besar
misalnya, dengan seseorang yang hendak betul-betul
mandi janabah.
Sebagaimana, sebagian ulama ada pula yang
membolehkan niat untuk dilafazkan, khususnya jika
dalam kondisi was-was. Di antara lafaz niat sebelum
mandi janabah yang disebutkan dalam kitab-kitab
fiqih sebagaimana berikut:9

َ ْ ُ ْ ُ Cْ َ َ
‫ن و ي ت ا ل غ س ل ِل‬
َ َ َ ْ Cْ َ
‫ر فع ا ل ج ن ا ب ِ ة‬
,
Aku berniat untuk mandi dalam rangka
mengangkat
Dalam hal janabah
melafazkan niat ini, ulama juga
sepakat bahwa hal tersebut bukanlah syarat sahnya
sebuah niat. Sebab, orang yang lidahnya tidak
mengucapkan lafadz itu, asalkan hatinya
berketetapan untuk melakukan ibadah ritual mandi
janabah, dia dikatakan sudah berniat.
Dasar dari ketentuan bahwa suatu ibadah itu

30, Ibnu Qudamah, al-Mughni, 1/86, al-Qarafi, adz-Dzakhirah, hlm.


235.
9
Abu Bakar az-Zabidi al-Hanafi, al-Jawharah an-Nayyirah ‘ala
Mukhtashar al-Qaduri, hlm. 1/10, Syaikh Zadah Daamad Afandi,
Majma’ al-Anhur fi Syarah Mutlaqa al-Abhur, hlm. 1/22, al-Jaziri, al-
Fiqh ‘ala al-Mazahib al-Arba’ah, hlm. 1/107.

muka | daftar isi


Page |
29
harus diawali dengan niat adalah hadits berikut:

‫َنا األَ ْع َما ُل‬

‫ي‬¹ ‫بلِن‬
)‫ّات (متفق عليه‬
“Semua perbuatan itu tergantung dari niatnya.”
(HR Bukhari Muslim).

Hanya saja, para ulama berbeda pendapat tentang


rukun niat dalam mandi janabah. Jumhur ulama
berpendapat bahwa niat adalah salah satu rukun
sahnya mandi janabah. Sedangkan Mazhab Hanafi
berpendapat bahwa hukumnya adalah sunnah.10
Di mana sebab perbedaan mereka dalam
menetapkan hukum niat pada mandi janabah adalah
qiyas syabahi antara ibadah yang bersifat ritual
(ghairu ma’qul al-ma’na), seperti shalat yang
mensyaratkan adanya niat, dengan ibadah yang
dapat dipahami tujuannya (ma’qul al-ma’na),
seperti membersihkan najis yang tidak
mensyaratkan adanya niat. Dan dalam hal ini, mandi
janabah berada antara dua jenis ibadah tersebut.
b. Tasmiyyah: Membaca Basmalah
Para ulama sepakat bahwa disyariatkan untuk
membaca basmalah (‫لبسملة‬C‫ )ا‬atau disebut dengan
tasmiyyah (‫)التسمية‬, sebelum mandi janabah. Hal ini
muka | daftar isi
Page |
berdasarkan qiyas kepada pensyariatan 29
basmalah
sebelum wudhu, sebagaimana dijelaskan dalam
hadits berikut:

10
Muhammad Sa’iy, Mausu’ah Masail al-Jumhur fi al-Fiqh
al- Islami, (Mesir: Dar as-Salam, 1428/2007), Cet. 2, hlm.
52.

muka | daftar isi


‫‪30 | P a g‬‬
‫‪e‬‬

‫ٍك‪َ ،‬قا َل‪َ :‬نَظر أَ ص حا ِ لها َ‬ ‫َع ْن ِس ْب‬


‫صل‬ ‫َ ْ َ‬
‫ُب َر ُسوِل‬ ‫أََن ِن مالِ‬
‫ّى‬ ‫َ‬
‫و ََِي ُدوه‪ .‬قَا َل‪َ :‬ر‬ ‫و‬ ‫ه‬ ‫هلال عَليِ‬
‫ُ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ُ َ ْ‬
‫ف‪ .‬قا ل ُسوُ ل‬ ‫َسل ُضوءاا‪َ ،‬ف‪َ.‬ل‬
‫َ َ‬
‫ْم‬ ‫َّ م‬
‫و هنا‪ ".‬ت ر ِ‬
‫َ ُ َ ُ َ‬ ‫ِ لهال َصل َ‬
‫َف‪.‬رأَْي ُسوَل له‬ ‫َسل‬ ‫ّى هلالُ عَْلي‬
‫َ‬
‫ال‬ ‫ه َّ م‪َ " :‬ها‬
‫َو‬ ‫َصل َ‬
‫َسل‬ ‫ّى ه ُلال عَْلي‬
‫َّ م َو َض َع َي دُه ِِف ْاِْل ََّنِ ء‬ ‫ه‬
‫ال‬
‫ّ ِذي فيِ ه اْل َماُء‬
‫ُُث "َت› َّضُئوا بِ ْ ِس‪:‬م ِ لهال‪َ ".‬قا َل‪َ :‬ف َ‪.‬رأَْي ُت اْل‬
‫َماَء َي ُ‪ .‬فوُر‬ ‫ّ َقا َل‪ :‬و‬
‫َوا َْل ْق وُم َ‪.‬يَت‪ .‬و َّ ُضئو َن َح َّت َت َ‪ .‬و‬ ‫َّضُئوا َع ْن‬
‫‪muka | daftar isi‬‬
30 | P a g

،‫ِم ْن َْب ِْي َأ َصابِعِ ه‬


e

‫را ُه ْم‬.َ َ‫ ت‬:‫ ْقل ُت ِلَأَن ٍس‬.ُ ‫ َف‬:‫ٌت‬ ‫ قا َل‬.َ ‫ ف‬.‫آ ِخِ رِه ْم‬
‫َك ْم َكاُنوا؟‬
ِ‫ثب‬
‫ (رواه البيهقي‬.‫ َكاُنوا َْنا وا ِم ْن َ ْسبعِ َْي َر ُجا َل‬:‫قَا َل‬
:‫وقال‬
)‫َه َذا أَ َص ُّح َما ْس ِمَيِ ة‬
‫ِِف‬
‫الت‬
ّ
Dari Anas bin Malik, ia berkata: Para shahabat
mencari air untuk wudhu, namun tidak
mendapatkannya. Lantas Rasulullah saw
bersabda: “Kesini.” Dan aku (Anas) melihat
Rasulullah saw memasukkan tangannya pada
wadah yang terdapat dan bersabda:
“Berwudhulah dengan nama Allah.” Anas
berkata: Aku melihat air memancar di antara jari-
jari Rasulullah saw, dan para shahabat dapat
berwudhu semua. Tsabir berkata: Aku bertanya
kepada Anas: “Berapa jumlah mereka?”. Anas
menjawab: Sekitar 70 orang laki-laki. (HR.
Baihaqi, dan ia berkata: hadits ini adalah hadits
paling shahih dalam masalah
muka | daftar isi
Page |
31
tasmiyyah).

‫ كل‬:‫عن رسول هلال صلى هلال عليه وسلم‬ ‫عن أىب هريرة‬
‫أمر ذى ِبل ال يبدأ فيه ببسم هلال الرمحن الرحيم أقطع‬
‫ذكره العظيم ِآبدى‬ .‫(أخرجه الرهاوى ىف األربعْي‬
)‫ وهو حديث حسن‬:‫( وقال‬127/13)
Dari Abu Hurairah, dari Rasulullah saw: Setiap
perkara penting yang tidak dimulai dengan
basmalah maka ia terputus (HR. ar-Rahawi dalam
al-Arba’in, dan al-Azhim Abadi berkata: hadits
hasan)

Hanya saja, para ulama kemudian berbeda


pendapat dalam menetapkan hukum atas basmalah
sebelum mandi janabah, apakah sebagai rukun yang
harus dilakukan atau sekedar sunnah:
Mazhab Pertama: Sunnah
Jumhur ulama (Hanafi, Maliki, Syafi’i, satu
riwayat Ahmad), berpendapat bahwa membaca
basmalah hukumnya adalah sunnah.11 Di mana
mereka memahami bahwa perintah membaca
basmalah dalam wudhu yang kemudian ditetapkan
pada mandi janabah, merupakan perintah anjuran
yang dihukumi sunnah.

11
Muhammad Sa’iy, Mausu’ah Masail al-Jumhur fi al-Fiqh al-
Islami, hlm. 53.

muka | daftar isi


32 | P a g
e
Mazhab Kedua: Wajib
Satu riwayat dalam mazhab Hanbali, serta
mazhab Zhahiri, berpendapat bahwa membaca
basmalah wajib dilakukan sebelum melakuan ritual
mandi janabah. Di mana, jika seseorang sengaja
untuk tidak membaca basmalah sebelum mandi,
maka mandi janabahnya tidaklah sah. Namun jika
hal itu tidak dilakukan karena lupa, mandi
janabahnya tetap dinilai sah.
Dalam hal ini, mereka menganggap perintah pada
hadits-hadits di atas sebagai perintah wajib.
Dan juga didasarkan pada hadits berikut:

‫َصل‬ ‫ َر ُسوُ ل‬:‫ قَا َل‬،‫َرة‬.َ ‫هرْي‬ ِ


َ ُ ‫َع َأِب‬
‫ّى هلالُ َعَْليِ ه‬ ‫ا‬ ‫َقا َل‬ ‫ْن‬
َِّ ‫ل‬
‫ل‬
‫ ََوال ُو ُضوَء‬،‫َو ُو ُضوَء َلُه‬
‫َلِ م ْن َْل‬ ‫َسل‬
‫ َ«ال َصَل ة َلِ م ْن َال‬:‫َّ م‬
‫أمحد وأبو داود‬ ‫َْي ُذ ِك ر ا ْس َم ا‬
‫وابن‬ َِّ
‫ عا ََل َعَْليِ ه» (رواه‬.َ‫ل ت‬
muka | daftar isi
32 | P a g

)‫ماجه و ْاالكم وابن أىب شيبة‬


e

Dari Abu Hurairah, ia berkata: Rasulullah saw


bersabda: Tidaklah sah shalat bagi yang tidak
berwudhu, dan tidaklah sah wudhu bagi yang
tidak membaca nama Allah. (HR. Ahmad, Abu
Dawud, Ibnu Majah, Hakim, dan Ibnu Abi
Syaibah)

c. Mencuci Kedua Telapak Tangan Hingga


Pergelangan
Para ulama sepakat bahwa mencuci tangan
hingga pergelangan sebelummandi
hukumnyaadalah

muka | daftar isi


Page |
33
sunnah. Mencuci kedua tangan ini bisa dengan
tanah atau sabun lalu dibilas sebelum dimasukkan
ke wadah air. Dan disunnahkan pula dilakukan
sebanyak tiga kali. Dasar dari amalan ini adalah
hadits berikut:

ُُ ... ‫َأ ثَل ًث‬


‫ْ َ َا‬ ‫َغ َس َل َي ِدْيِه‬.‫ َف‬... ‫َقالَ ْت َ ْمي‬
‫ث‬ ‫َ َمّر َْت ْي‬
‫و‬ :‫ُموَنُة‬
ّ
‫ (رواه‬... ‫ِض‬ ‫َي دُه‬ ‫َم َس‬
)‫البخاري‬
‫َح‬
‫بأ َْلر‬
Maimunah berkata, "…Beliau mencuci kedua
telapak tangannya dua atau tiga kali. …kemudian
beliau usapkan tangannya ke tanah." (HR.
Bukhari)

ُُ
‫َغ َس َُل ه ث‬.‫َعَلى َف‬ َ ‫ َ َصو‬... ‫قَاَل ْت َ ْمي‬
ّ ، ‫َم ا‬ ،‫َي دْيِ ه‬ ِ :‫ُموَنُة‬
‫ب‬
‫ َف بَِي ِدِه‬،‫ َر جُه‬.‫ س ل َف‬،‫بَِي َعَلى َِشالِه‬ ‫َص‬
‫َ َضر َب‬ ْ َ َ
‫َغ‬.‫َف‬ ‫َّب ِمينِ ه‬
)‫ (رواه البخاري‬... ‫َغ‬
muka | daftar isi
Page |

‫َس ََل ها‬


33
َ
‫ُُث‬ َ ،‫ َ ها‬،‫اأ ْلر َض‬
ّ ‫ح‬ ‫ََف م َس‬
Maimunah ra berkata: "…Maka Beliau
menuangkan air ke tangannya lalu mencuci
keduanya. Kemudian menuangkan air dengan
tangan kanannya ke tangan kirinya lalu mencuci
kemaluannya, lalu tangannya dipukulkannya ke
tanah kemudian mengusapnya lalu
mencucinya…". (HR. Bukhari)

d. Menghilangkan Najis dan Kotoran


Para ulama umumnya sepakat bahwa disyariatkan
untuk menghilangkan najis atau kotoran dari badan
seperti mazi dan mani, sebelum membasuh seluruh
badan, dan secara khusus di wilayah kemaluan.
Dan

muka | daftar isi


34 | P a g
e
dalam hal ini, mazhab Syafi’i menilai hukumnya
adalah wajib, bilama mazhab lainnya menilainya
sekedar sunnah.
Adapun cara melakukannya adalah dengan
menumpahkan air dari tangan kanan ke tangan kiri.
Dan dengan tangan kiri itulah kemaluan dan dubur
dicuci dan dibersihkan. Dasarnya adalah hadits
berikut:
... َ‫ ها قَال‬.َ ‫َع َعاِئ َر ِض َ ْعن‬
‫ُُث‬ : ‫ْت‬ ‫ي َا‬ ‫ْن َشَة‬
َ
‫غ بَِي ِمينِ ه‬
ُ ‫ْ ِف ر‬.ُ‫ّ ي‬ َّ ‫ل‬
‫ُل‬
)‫ غ ِس ل ( مت َعَْليه‬.‫ي‬.‫ف‬
ُ ُ ْ ََ ‫على َِِشال‬
َ َ
‫ ف ٌق‬.َ ّ ...‫ر جُه‬.‫َف‬ ،‫ه‬
َْ
Aisyah ra berkata: “ … kemudian ia
menumpahkan air dari tangan kanannya ke
tangan kiri lalu ia mencuci kemaluannya, … ”
(HR. Bukhari Muslim)

e. Wudhu
Para ulama sepakat bahwa setelah semua suci dan
bersih dari najis maka disunnahkan untuk berwudhu
sebagaimana wudhu untuk shalat. Dan disunnahkan
pula untuk mengakhirkan mencuci kedua kaki.
Maksudnya ketika wudhu tidak membasuh kedua
kaki, namun membasuhnya setelah usai mandi
muka | daftar isi
34 | P a g
ejanabah.

Namun perlu juga diperhatiakan, walaupun tanpa


berwudhu sekalipun, sebenarnya mandi janabah itu
sudah mengangkat hadats besar dan kecil sekaligus.
Jadi seandainya setelah mandi janabah itu tidak
berwudhu lagi, itu sudah cukup. Asalkan selama
mandi tidak melakukan hal-hal yang sekiranya
akan

muka | daftar isi


Page |
35
membatalkan wudhu, seperti menyentuh kemaluan
dengan telapak tangan bagian dalam, kencing,
kentut, dll.
‫ ُُ َغ ِر‬... َ ‫ ُُث‬... ‫َع ْن َعائِ َشَة‬
ْ
‫ث َس ْجَْليِ ه‬ ‫ و ّض‬.َ‫ت‬.‫ّ َي‬ ‫قَاَل ت‬
‫ّ َل‬ ‫ُأ‬ :
‫ُ( مَت‬
)‫ ف ٌق َعَْليه‬.َ ّ
Aisyah ra berkata: “…
Kemudian berwudu…kemudian diakhir beliau
mencuci kakinya.” (HR Bukhari Muslim)

ُُ
‫ج‬ ‫س‬ ‫َع َعاِئ َشَة َقاَل‬
‫َض َ َ ث‬ ...
‫س‬ ‫ر‬ ِ‫َعَلى ائ‬ ‫ُُث‬ : ‫ْت‬ ‫ْن‬
ّ َ
‫ّ َأفا‬
،‫ِدِ ه‬
)‫َغ س ِر ( مت َعَْليه‬
ُ َ
ِ
‫ ف ٌق‬.َ ّ .‫ل ْجَْلي ه‬
َ
Aisyah ra berkata: “…Kemudian beliau
membersihkan seluruh tubuhnya dengan air
kemudian diakhir beliau mencuci kakinya.” (HR
Bukhari Muslim)
muka | daftar isi
Page |
f. Madhmadhah dan Istinsyaq 35

Madhmadah adalah memasukkan air ke dalam


mulut dan mengeluarkannya lagi. Aktifitas ini
dalam bahasa Indonesia lebih dikenal dengan istilah
berkumur-kumur. Sedangkan istinsyaq adalah
memasukkan air ke dalam hidung dan
mengeluarkannya lagi (istintsar).
Terkait hukum dua ritual ini dalam mandi
janabah, para ulama berbeda pendapat:
Mazhab Pertama: Wajib

muka | daftar isi


36 | P a g
e
Mazhab Hanafi dan Mazhab Hanbali,
berpendapat bahwa madhmadhah dan istinsyaq
wajib dilakukan dalam mandi janabah. Sebab
menurut mereka mulut dan hidung termasuk bagian
wajah yang harus dialiri air. Di samping itu juga
mereka mendasarkan pendapat ini pada hadits
berikut:

‫َو‬ ِ ‫عاِئ ر‬
َ ‫َصل‬ َ َ ‫َع‬
‫َسل‬ ‫ّى ه ُلال عَْلي‬ ‫ أَ َّن ُسوَل له‬،‫ْن َشَة‬
:‫َّ م َقا َل‬ ‫ه‬ ‫ل‬
‫ا‬
‫اْل َم ْض َم َضُة َواِال ْستِْن َشا ُق ِم ن الْ و ُضوِء َ بَُ ّد ِ ْمنُه‬
ُ َ
‫ال ال‬
‫ّ ِذي‬
)‫(أخرجه البيهقى والديلمى والدارقطىن‬
Dari Aisyah ra: Rasulullah saw bersabda:
Berkumur-kumur dan istinsyaq adalah bagian dari
wudhu, yang tidak sempurna wudhu tanpanya.
(HR. Baihaqi, Dailami, dan Daruquthni)
Mazhab Kedua: Sunnah
Mazhab Maliki dan Mazhab Syafi’i, berpendapat
bahwa keduanya adalah sunnah dalam mandi
janabah. Sebab menurut mereka rongga mulut dan
hidung bukanlah bagian kulit yang tampak. Dengan
muka | daftar isi
36 | P a g
edemikian tidak harus dialiri air.

g. Meratakan Air ke Seluruh Tubuh


Para ulama sepakat bahwa membasuh seluruh
tubuh dengan air secara merata, baik kulit maupun
rambut dan bulu, baik akarnya atau pun yang
terjuntai, adalah rukun dari mandi janabah. Hal ini
berdasarkan makna thaharah dalam ayat berikut:

muka | daftar isi


Page |
37

6) :‫ (امالئدة‬..." ‫ب ا‬.‫جن‬ ‫ُك‬ ‫ َو‬..."


‫ُ ُا‬
‫َفاط‬ ‫ ُْت م‬.‫ن‬ ‫ِإ ْن‬
‫َّ ّ ُهروا‬
“… dan jika kamu junub maka mandilah (mandi
janabah) …” (QS. al-Maidah: 6)
Bahkan disyaratkan untuk melepaskan atau
menghapus setiap benda yang menempel pada tubuh
dan menghalangi teralirinya air ke tubuh saat mandi,
seperti cat, lem, pewarna kuku atau pewarna rambut.
Sedangkan pacar kuku (hinna') dan tato yang tidak
bersifat menghalangi sampainya air ke kulit, tidak
harus dihilangkan, sehingga tetap sah mandinya,
terlepas dari masalah haramnya membuat tato.
Termasuk yang dianggap tidak menghalangi air
terkena kulit adalah tinta pemilu, dengan syarat tinta
itu tidak menutup atau melapisi kulit, dalam arti
tinta itu hanya sekedar mewarnai saja.
Dalil lainnya dari rukun mandi yang disepakati
ini adalah hadits berikut:

‫َو‬ ّ
َ ‫َر ُس ُو ل ا‬ ُ‫ى هلال‬
‫َسل‬ ‫عَْلي‬ َِّ ‫ل‬
:‫َّ م‬ ‫ل ه‬
‫َصل‬
muka | daftar isi
Page |
37
‫ َقا َل أَِِب َع ْن‬:‫َرة َقا َل‬.َ ‫هرْي‬
َ ُ
ْ‫َجَنابَةا َفا ْغ َّش َوَأن‬ ‫ل‬¹ ِ ‫«إِ َّن ََْت َت ُك‬
‫ قوا‬.ُ ،‫عر‬
َ ْ ‫ِسُلوا ال‬ ‫َش ْ َعرٍة‬
‫تِم ِذ ُّي َو‬¹ِْ‫َوال‬ ‫اْلبَ َشَر» َ( َرواُه أَُبو‬
)‫َض َّ َع فاُه‬ ‫َد ُا وَد‬
Dari Abi Hurairah ra berkata: Rasulullah saw
bersabda: Setiap tempat tumbuhnya bulu adalah
janabah, maka cucilah setiap bulu dan
bersihkanlah setiap kulit. (HR. Abu Dawud dan

muka | daftar isi


38 | P a g
e
Tirmiz, dan mereka mendhaifkannya)

‫َض‬
‫ ُُث‬..." ‫ ها قَاَل‬.َ ‫َع َعائِ َر ِض َ ْعن‬
‫َعَلى‬
‫ّ أَفا‬ : ‫ْت‬ ‫ي َا‬ ‫ة‬
َ ‫ش‬َ ‫ْن‬
َ
َّ ‫ل‬
‫ُل‬
)‫ َعَْليه‬..." ‫سائ ِر َج‬
َ
‫ُ( مت‬ ‫َس‬
‫ ف ٌق‬.َ ّ
‫ِدِ ه‬
Aisyah ra berkata: “… kemudian beliau
membasuh seluruh tubuhnya dengan air …” (HR
Bukhari Muslim)

h. Menyela-nyela Rambut
Para ulama juga sepakat akan kesunnahan
memasukan jari-jari tangan yang basah dengan air
ke sela-sela rambut, sampai ia yakin bahwa kulit
kepalanya telah menjadi basah.

‫َص‬ ‫ء‬‫ا‬ ‫م‬ ‫ل‬


ْ ‫ا‬
َ ‫ذ‬ ُ ‫خ‬ ْ ‫َي‬ : ‫ت‬ ‫ل‬
َ ‫ا‬ َ ‫ق‬ ‫ة‬ ‫ش‬ ِ‫عائ‬ ‫َع‬
ُ‫َ َ ل‬ ُ َ ْ َ َ َ
‫ي ْد ِخ َأ ا َبِ عُه‬.‫َف‬ ‫ ُ" ُث‬... ‫ْن‬
ُ
ّ
muka | daftar isi
38 | P a g
e
)‫ َعَْليه‬..."‫ِِف ُأ ُ اَ َّش ِع ر‬
ْ
‫ُ( مت‬ ‫صوِ ل‬
‫ ف ٌق‬.َ ّ ‫ل‬
Aisyah ra berkata: “…Kemudian beliau
mengambil air lalu memasukan jari-jari
tangannya ke sela-sela rambutnya…” (HR.
Bukhari Muslim)

i. Awali Basuhan Dengan Siraman di Kepala


Para ulama juga sepakat bahwa disunnahkan
untuk menyiram kepala dengan 3 kali siraman
sebelum membasahi semua anggota badan.

muka | daftar isi


Page |
39

‫ثََل‬
‫َث‬ ‫ َ َح ف َن َعَلى‬. :‫َع َعائِ َشَة ْت‬
‫َرأْ ِسِ ه‬ ‫ ُث‬..
ُ ‫قَاَل‬ ‫ْن‬
ّ
‫ َعَْلي‬..."‫َض َعَلى ج س ِ ِد ه‬ ،‫َ َح ف َنا ٍت‬
َ َ
)‫ه‬ ‫َسائِر‬ ‫ُُث‬
‫ُ( مت‬
‫ّ َأفا‬
‫ ف ٌق‬.َ ّ
Aisyah ra berkata: “…Beliau menyirami
kepalanya 3 kali kemudian beliau membersihkan
seluruh tubuhnya dengan air…” (HR Bukhari
Muslim)

j. Mendahulukan Anggota Badan yang


Kanan
Para ulama sepakat bahwa ketika membasuh
tubuh dengan air, hendaknya memulai dari anggota
tubuh yang kanan.

ُ
ُِ ‫الَِّن ُِّب‬ ‫َع َعاِئ َشَة َقالَ َك‬
‫صل ُي‬ ‫ ا‬: ‫ْت‬ ‫ْن‬
‫ب‬ َ
‫ّى هلالُ َعَْليِ ه َو‬ ‫َن‬
‫َسل‬
‫َّ م‬
muka | daftar isi
Page |

‫ (متفق‬.‫ ُّعِل ه‬.‫َن‬.‫َوَت‬


39
‫ر‬.َ ‫الت ِ طُهوِرِ َوَت‬
ُ
)‫عليه‬ ،‫ ُّجِل ه‬،‫َي ُّم َن ف ه‬.ّ
Aisyah ra berkata: “Nabi saw menyukai tayamun
(mendahulukan yang kanan) ketika bersuci,
menyisir rambut dan memakai sandal.” (HR.
Bukhari Muslim)

‫ى هلال عليه وسلم‬¹ ‫ع عاِئ شة قال َكا َن الَِّن ُِّب صل‬


ََ َ َ َ َ
ِ
‫إ َ ذا‬
: ‫ْت‬ ‫ْن‬
ٍ
‫ َفَأ‬،‫ل ِب‬ َ َِ‫ َد َعا بِ َش ْي ء َْ َن و ْال‬،‫ا ْغَت َس ِ ْالَناَبِة‬
‫َخ َذ‬ ‫َل م‬
‫َن‬
،‫ق َرأْ ِسِ ه اأَْلَْي ِن‬¹ ِ‫َب َدأَ بِ ِش‬.‫َف‬ ¹ ِ‫بِ َك‬
‫ُُث‬
‫ قا َل ِبِ َما‬.َ ‫ ف‬،‫ّ اأَلْي َسِ ر‬
)‫ (متفق عليه‬.‫َعَلى َو َس َرأْ ِِسه‬
‫ِط‬
Dari Aisyah berkata, "Jika Nabi saw mandi janabat,

muka | daftar isi


40 | P a g
e
beliau minta diambilkan bejana sebesar bejana
yang digunakan untuk memerah susu. Beliau lalu
mengambil air dengan telapak tangannya dan
mengguyurkannya dimulai dari sisi sebelah kanan
lalu sebelah kiri. Kemudian menuangkan dengan
keduanya pada bagian tengah kepala." (HR.
Bukhari Muslim)

k. Menggosok (Dalk)
Ad-Dalk (‫ )الدلك‬adalah mengosokkan tangan ke atas
tubuh setelah dibasahi dengan air dan sebelum
sempat kering. Para ulama berbeda pendapat tentang
hukum melakukan dalk dalam mandi janabah:
Mazhab Pertama: Sunnah
Jumhur ulama (Hanafi, Syafi’i, Hanbali),
berpendapat bahwa dalk tidak wajib dilakukan
dalam mandi janabah, namun sekedar sunnah. Dalil
mereka adalah hadits berikut:

‫ َفِإ َذا َو َج ْد َت‬:‫قول الِنب صلى هلال عليه وسلم ِألب ذر‬
‫ (أخرجه أبو داود والتمذي‬.‫ َفَأِم َّسُه ِ ْجل َد َك‬،‫اْل َماَء‬
:‫وقال‬
)‫حديث حسن صحيح‬
Rasulullah saw bersabda kepada Abu Dzar ra:
Jika engkau mendapati air, maka sentuhkanlah ke
atas kulitmu. (HR. Abu Dawud dan Tirmizi)
Mazhab Kedua: Wajib

muka | daftar isi


Page |
41
Mazhab Maliki berpendapat bahwa dalk wajib
dilakukan dalam mandi janabah. Sebab, menurut
mereka, sekedar mengguyurkan air ke atas anggota
tubuh, tidak bisa dikatakan membasuh seperti yang
dimaksud di dalam al-Quran.
l. Membasuh Tiga Kali
Para ulama sepakat bahwa disunnahkan
menyiram kepala tiga kali siraman. Sedangkan
untuk anggota tubuh yang lainnya, menurut jumhur
ulama juga hukumnya adalah sunnah, diqiyaskan
kepada kepala. Kecuali menurut riwayat dari Malik
yang diikuti oleh ad-Dirdir yang berpendapat bahwa
sunnahnya hanya pada kepala. Sedangkan untuk
selain kepala, jika disiram sebanyak tiga kali
hukumnya adalah makruh.

‫ثََل‬ ْ‫َ َع َرأ‬ ُُ ... ‫َع َعائِ َشَة قَاَل‬


‫َث‬
‫َح ف َلى ِسِه‬ ‫ث‬ : ‫ْت‬ ‫ْن‬
‫َن‬ ّ
)‫ ( مت َعَْليه‬... ٍ ‫ح ف نا‬
ُ َ َ َ
‫ ف ٌق‬.َ ّ ‫ت‬
Aisyah ra berkata: “…Beliau menyirami
kepalanya 3 kali …” (HR Bukhari Muslim)

m. Muwalah
Al-Muwalah (‫ )المواالة‬secara bahasa artinya sesuatu
yang terus berkelanjutan. Maksudnya adalah tidak
muka | daftar isi
Page |
41
adanya jeda yang lama ketika berpindah dari
membasuh satu anggota tubuh ke anggota tubuh
yang lainnya. Ukurannya adalah selama belum
sampai mengering air tersebut di atas tubuh.
Namun para ulama berbeda pendapat dalam

muka | daftar isi


42 | P a g
e
menghukum muwalah dalam mandi janabah:12
Mazhab Pertama: Sunnah
Jumhur (Hanafi, Syafi’i, Hanbali), berpendapat
bahwa hukumnya adalah sunnah.
Mazhab Kedua: Wajib
Mazhab Maliki, berpendapat bahwa hukumnya
adalah wajib. Di mana, diriwayatkan dari Imam
Maliki dalam al-Mudawwanah bahwa, jika
muwalah tersebut ditinggalkan secara sengaja, maka
mandi janabahnya batal. Sedangkan jika
ditinggalkan karena lupa, maka tidaklah batal. 13

n. Tertutup
Para ulama sepakat bahwa, jika seseorang mandi,
maka wajib menutupi auratnya dari pandangan
manusia.
Namun, dalam ritual mandi janabah, bukan hanya
aurat saja yang ditutup, tetapi disunnahkan pula
untuk mandi di tempat tertutup yang dapat
menghindari pandangan manusia, meskipun pada
anggota tubuh yang bukan aurat.

... ‫ و‬.‫ف س تته بِث‬ ‫ُت‬


ْ َ ُ ُ َْ َ َ ‫س‬ْ ‫ِلن‬ ‫ َو‬:‫قَاَل ْت َ ْمي ُموَنُة‬
‫ب‬ ٍ ،‫ِّ ِ ب غ ا َل‬ ‫َض‬
ُ ¹
‫ْع‬
)‫(رواه البخاري‬
12
Muhammad Sa’iy, Mausu’ah Masail al-Jumhur fi al-Fiqh
muka | daftar isi
42 | P a g
e al- Islami, hlm. 88.
13
Imam Malik bin Anas, al-Mudawwanah, (t.t: Dar al-
Kutub al-‘Ilmiyyah, 1414/1994), cet. 1, hlm. 2/15-16.

muka | daftar isi


‫| ‪Page‬‬
‫‪43‬‬
‫‪Maimunah ra berkata: "Aku memberi air untuk‬‬
‫‪mandi kepada Nabi saw. Lalu aku tutupi Beliau‬‬
‫)‪dengan kain…” (HR. Bukhari‬‬

‫ا‬ ‫عن صفوان بن َي‪ْ .‬عَلى عن أبيه أَ َّن َر ُسوَل‬


‫ل َِّ‬
‫ل‬
‫َصل‬
‫ّى ه ُلال‬
‫َِإزا ٍر‪َ ،‬ف‬ ‫ِ‬ ‫َو َر ُجا َل َي‪.‬‬ ‫َعَْليِ ه‬
‫َ َص ع َد‬ ‫ب َْل‬ ‫َسل ْغَت ِس ُل‬
‫با ِز بََِل‬ ‫َّ م َرأَى‬
‫َصل‬ ‫َوَأثَْىن ُُث‬ ‫اْل ِ ْم َن َب‪َ ،‬ف َح ِم َد‬
‫َعَْليِ ه‪َ ّ ،‬قا َل ّى هلالُ َعَْليِ ه‬ ‫ا‬
‫ل َّ‬
‫َل‬
‫ُ ا ْلياء َّ‬
‫ُ َ‬ ‫ٌي ِس‬ ‫َع َج َ َح‬
‫َ واَ ْس‬ ‫ُِي‬ ‫ّز َّل و يِ ٌّي‬
‫تِ ‪¹‬ر‬
‫لت‬ ‫ب‬
‫‪muka | daftar isi‬‬
Page |
43
َّ‫و ا ل ََّل‬ ‫ سل‬:‫إِ َّن َّ م‬
َ
‫ (رواه أمحد‬.‫ لَي ْسَ ْتِ ت‬.ْ ‫َفِإ َذا ا ْغَت َس َل أَ َح ُ ُد ك ْم َف‬
‫وأبو داود‬
)‫والنسائى‬
Dari Shafwan bin Ya'la dari ayahnya: bahwa
Rasulullah saw melihat seorang laki-laki mandi di
tanah lapang tanpa memakai sarung. Kemudian
beliau naik mimbar, lalu memuji Allah dan
bersabda: "Sesungguhnya Allah 'azza wajalla
Maha Pemalu dan Tertutup, Dia menyukai sifat
malu dan tertutup. Apabila salah seorang di
antara kalian mandi, maka hendaknya ia menutupi
dirinya." (HR. Ahmad, Abu Dawud, dan Nasa’i)

Di samping itu, mayoritas ulama juga


berpendapat bahwa mandi dalam kondisi telanjang
di tempat tertutup, tidaklah mengapa. Dalam hal ini,
setidaknya hanya Ibnu Abi Laila yang
mengharamkan hal tersebut, sebagaimana
dijelaskan oleh al-Qadhi

muka | daftar isi


44 | P a g
e
‘Iyadh dan Imam an-Nawawi.14
o. Doa
Para ulama sepakat bahwa disunnahkan pula
setelah selesai dari mandi janabah untuk membaca
doa sebagaimana doa setelah wudhu. Meskipun doa
itu secara zhahir hadits, untuk wudhu, para ulama
juga menjelaskan bahwa disunnahkan pula setelah
mandi janabah berdasarkan dalil qiyas - pembahasan
detail tentang persoalan doa setelah bersuci, akan
dibahas pada bab wudhu -.
Teks doa tersebut sebagaimana berikut:
ُ َ َ
‫ ه د َأن‬،‫َّل إ ل َه ُ َد َ َ ل ُه‬ ُ َ
‫أش ه د‬
‫وأش‬ ‫ُه و ل سي ك‬
ْ ‫إ َّلل‬ ّ
‫ح‬ ‫َّل ا أن‬
َّ ِ
‫ ْ من ال ت َّوا ِب‬,َ ِ
َ. ِ ‫ل‬ ‫ع‬ ‫ج‬ ‫ا‬ َّ
،‫ي‬ ُ Cُ ُ Cَ ُ ُ ْ ً َّ
‫ ِن‬. ‫ ال ل‬،‫مح م دا ع ب د ه و ر سو ل ه‬
ُ
‫ه َّم‬
ِّ َ َ ُ ْ . ْ َ
‫واج ع ل ِ ِن من ا ل م ت ط ه‬
.‫رين‬,
Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah
Yang Esa tiada sekutu bagi-Nya dan aku
bersaksi bahwa Muhammad itu hamba-Nya dan
utusan- Nya. Ya Allah jadikanlah aku termasuk
orang- orang yang bertaubat dan jadikanlah aku
muka | daftar isi
44 | P a g
e pula termasuk orang-orang yang selalu
mensucikan diri.

14
Muhammad Sa’iy, Mausu’ah Masail al-Jumhur fi al-Fiqh al-
Islami, hlm. 87.

muka | daftar isi


‫| ‪Page‬‬
‫‪45‬‬

‫ر سوُ ل ا ِم ْن‬ ‫قَا َل‪ :‬قَا‬ ‫َع مرع‬


‫ُ‬ ‫َ‬ ‫ََ‬
‫َأ َح ٍد‬ ‫َل ل َِّ‬ ‫ْن‬
‫ل‪َ :‬ما ِ ْمن ُك ْم‬
‫ُُث‬ ‫ِ‬
‫ْسب ُغض اولُْءو‪َ ّ ،‬ي ُ‪ .‬قوُ ل‪َ( :‬أ ْشَه ُد َأ ْن ََل إَِلَه‬ ‫َي‪.‬تَ‪ .‬و َّضأُ‬
‫ِإََلّ‬ ‫ُ َ‬ ‫‪َ ،‬ف‪ُ.‬ي‬
‫ََل َش ِري وَأ َْشه ُد ُُمَ َّم ًدا‬ ‫ا‬
‫َ‬
‫َ ْع‪:‬ب ُدُه‬ ‫َأ‬ ‫َك َلُه‪،‬‬
‫ل َّّ ُل َو ْح َده‬
‫ّن‬
‫ََور ُسوُلهُ)‪ُ ،‬فتِ ْت َلُه ُب ا‬
‫(أَ ْ َخ َر جُه ُم‬
‫ْس ٌلِ م‬ ‫ْ َلن‬ ‫أَْب َ‪ .‬وا‬ ‫إَِّال َح‬
‫ِّ ة‪.‬‬
‫َوا ِْل‪¹‬تِم ِذ ُّي‪).‬‬
‫ْجَع‬ ‫ت‬‫ل‬ ‫ا‬ ‫اِ‬ ‫ََوز َا د التمذي‪:‬‬
‫َ‬ ‫َ‬
‫ّ› وابِ ي و لِ‪ِ:‬ن‬
‫(الل ْجَعْ‪:‬لِ‪ِ:‬ن م َّ‬
‫‪ ،‬ا‬ ‫ُّ‪:‬ه َّم‬
‫َن‬
‫‪muka | daftar isi‬‬
Page |
45
).‫’ه ِري َن‬:ِ‫ِم َن اْل ُمتََط‬
Dari Umar ra berkata: Rasulullah saw bersabda:
“Tiada seorang pun di antara kamu yang
berwudlu dengan sempurna kemudian berdo'a:
ASYHADU ALLAA ILAAHA ILLALLAH … ”
kecuali telah dibukakan baginya pintu syurga yang
delapan, ia dapat masuk melalui pintu manapun
yang ia kehendaki." (HR. Muslim dan Tirmidzi).

Tirmizi menambahkan dalam riwayatnya:


“ALLAHUMMAJ ‘ALNII MINAT TAWWABIIN
WAJ ‘ALNII MINAL MUTATHAHHIRIIN.”

p. Shalat Sunnah 2 Raka’at


Para ulama sepakat bahwa disunnahkan pula bagi
yang telah selesai mandi janabah untuk mengerjakan
2 rakaat shalat sunnah, meskipun dalil
yang mendasarinya secara zhahir adalah
untuk ibadah

muka | daftar isi


46 | P a g
e
wudhu.

َ ‫َصل‬ ‫ َأ َّن َر‬،‫َع ْن ُْع قبََة ْب َعاِ ٍم ر ا ْ َُل ِه ن‬


¹
‫ّى هلالُ عَْلي‬ ‫ُسوَل ا‬ ‫ِن‬
‫ه‬ َِّ ‫ل‬
‫ل‬
‫ و َّضُأ ْح ِس ُن‬.‫َت‬.‫َو ِم ْن َي‬
،‫ا ُْل و ُضوَء‬ ‫ُي‬.‫َف‬ ‫َسل َأ َح ٍد‬
‫ َ« ما‬:‫َّ م قَا َل‬
‫ ل بِ ْق لبِ ه وو جِ هِ ه عَليِ ه َو‬،‫ي‬:ِ‫وي صِل’ي ْرك عت‬
‫ ْ إَِّال َجَب‬،‫ قبِ ُ َ َ َ ْ م َا‬.‫ ي‬:َْ َ َ َُ َ
َ ُْ
‫ْت‬
)‫َلُه ا وأبو داود‬
‫ْ َلن‬
‫ُّة» (رواه مسلم‬
Dari ‘Uqbah bin Amir al-Juhani, bahwa
Rasulullah saw bersabda: Tidaklah seseorang
yang berwudhu dan mengerjakan wudhunya
dengan baik dan mengerjakan shalat 2 rakaat
dengan ikhlas dan tenang karena Allah, kecuali
dia akan mendapatkan surga. (HR Muslim dan
muka | daftar isi
46 | P a g
e Abu Dawud).

muka | daftar isi


Page |

Profil Penulis
Isnan Ansory, Lc., M.Ag, lahir di Palembang,
Sumatera Selatan, 28 September 1987. Merupakan
putra dari pasangan H. Dahlan Husen, SP dan Hj.
Mimin Aminah.
Setelah menamatkan pendidikan dasarnya (SDN
3 Lalang Sembawa) di desa kelahirannya, Lalang
Sembawa, ia melanjutkan studi di Pondok Pesantren
Modern Assalam Sungai Lilin Musi Banyuasin
(MUBA) yang diasuh oleh KH. Abdul Malik Musir
Lc, KH. Masrur Musir, S.Pd.I dan KH. Isno Djamal.
Di pesantren ini, ia belajar selama 6 tahun,
menyelesaikan pendidikan tingkat Tsanawiyah (th.
2002) dan Aliyah (th. 2005) dengan predikat sebagai
alumni terbaik.
Selepas mengabdi sebagi guru dan wali kelas
selama satu tahun di almamaternya, ia kemudian
hijrah ke Jakarta dan melanjutkan studi strata satu
(S- 1) di dua kampus: Fakultas Tarbiyyah Istitut
Agama Islam al-Aqidah (th. 2009) dan program
Bahasa Arab
muka | daftar isi
48 | P a g
e
(i’dad dan takmili) serta fakultas Syariah jurusan
Perbandingan Mazhab di LIPIA (Lembaga Ilmu
Pengetahuan Islam Arab) (th. 2006-2014) yang
merupakan cabang dari Univ. Islam Muhammad bin
Saud Kerajaan Saudi Arabia (KSA) untuk wilayah
Asia Tenggara, dengan predikat sebagai lulusan
terbaik (th. 2014).
Pendidikan strata dua (S-2) ditempuh di Institut
Perguruan Tinggi Ilmu al-Qur’an (PTIQ) Jakarta,
selesai dan juga lulus sebagai alumni terbaik pada
tahun 2012. Saat ini masih berstatus sebagai
mahasiswa pada program doktoral (S-3) yang juga
ditempuh di Institut PTIQ Jakarta.
Menggeluti dunia dakwah dan akademik sebagai
peneliti, penulis dan tenaga pengajar/dosen di STIU
(Sekolah Tinggi Ilmu Ushuludddin) Dirasat
Islamiyyah al-Hikmah, Bangka, Jakarta, pengajar
pada program kaderisasi fuqaha’ di Kampus Syariah
(KS) Rumah Fiqih Indonesia (RFI).
Selain itu, secara pribadi maupun bersama team
RFI, banyak memberikan pelatihan fiqih, serta
pemateri pada kajian fiqih, ushul fiqih, tafsir, hadits,
dan kajian-kajian keislaman lainnya di berbagai
instansi di Jakarta dan Jawa Barat. Di antaranya
pemateri tetap kajian Tafsir al-Qur’an di Masjid
Menara FIF Jakarta; kajian Tafsir Ahkam di
Mushalla Ukhuwah Taqwa UT (United Tractors)
Jakarta, Masjid ar-Rahim Depok, Masjid
Babussalam Sawangan Depok; kajian Ushul Fiqih
di Masjid Darut Tauhid Cipaku Jakarta, kajian
Fiqih Mazhab Syafi’i di KPK,

muka | daftar isi


Page |
49
kajian Fiqih Perbandingan Mazhab di Masjid
Subulussalam Bintara Bekasi, Masjid al-Muhajirin
Kantor Pajak Ridwan Rais, Masjid al-Hikmah PAM
Jaya Jakarta. Serta instansi-instansi lainnya.
Beberapa karya tulis yang telah dipublikasikan, di
antaranya:
1. Wasathiyyah Islam: Membaca
Pemikiran Sayyid Quthb Tentang Moderasi
Islam.
2. Jika Semua Memiliki Dalil: Bagaimana Aku
Bersikap?.
3. Mengenal Ilmu-ilmu Syar’i: Mengukur Skala
Prioritas Dalam Belajar Islam.
4. Fiqih Thaharah: Ringkasan Fiqih
Perbandingan Mazhab.
5. Fiqih Puasa: Ringkasan Fiqih Perbandingan
Mazhab.
6. Tanya Jawab Fiqih Keseharian Buruh Migran
Muslim (bersama Dr. M. Yusuf Siddik, MA
dan Dr. Fahruroji, MA).
7. Ahkam al-Haramain fi al-Fiqh al-Islami
(Hukum-hukum Fiqih Seputar Dua Tanah
Haram: Mekkah dan Madinah).
8. Thuruq Daf’i at-Ta’arudh ‘inda al-Ushuliyyin
(Metode Kompromistis Dalil-dalil Yang
Bertentangan Menurut Ushuliyyun).
9. 4 Ritual Ibadah Menurut 4 Mazhab Fiqih.
10.Ilmu Ushul Fiqih: Mengenal Dasar-dasar
Hukum Islam.
11. Ayat-ayat Ahkam Dalam al-Qur’an: Tertib
Mushafi dan Tematik.

muka | daftar isi


50 | P a g
e
12. Serta beberapa judul makalah yang
dipublikasikan oleh Jurnal Ilmiah STIU
Dirasat Islamiyah al-Hikmah Jakarta, seperti:
(1) “Manthuq dan Mafhum Dalam Studi Ilmu
al- Qur’an dan Ilmu Ushul Fiqih,” (2) “Fungsi
Isyarat al-Qur’an Tentang Astrofisika:
Analisis Atas Tafsir Ulama Tafsir Tentang
Isyarat Astrofisika Dalam al-Qur’an,” (3)
“Kontribusi Studi Antropologi Hukum Dalam
Pengembangan Hukum Islam Dalam al-
Qur’an,” dan (4) “Demokrasi Dalam al-
Qur’an: Kajian Atas Tafsir al-Manar Karya
Rasyid Ridha.”
Saat ini penulis tinggal bersama istri dan keempat
anaknya di wilayah pinggiran kota Jakarta yang
berbatasan langsung dengan kota Depok, Jawa
Barat, tepatnya di kelurahan Jagakarsa, Kec.
Jagakarsa, Jak- Sel. Penulis juga dapat dihubungi
melalui alamat email: isnanansory87@gmail.com serta
no HP/WA. (0852) 1386 8653.

muka | daftar isi


RUMAH FIQIH adalah sebuah institusi non-
profit yang bergerak di bidang dakwah,
pendidikan dan pelayanan konsultasi hukum-
hukum agama Islam. Didirikan dan bernaung di
bawah Yayasan Daarul- Uluum Al-Islamiyah
yang berkedudukan di Jakarta, Indonesia.
RUMAH FIQIH adalah ladang amal shalih
untuk mendapatkan keridhaan Allah SWT.
Rumah Fiqih
Indonesia bisa diakses di rumahfiqih.com

Anda mungkin juga menyukai