Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Puisi rakyat merupakan salah satu tradisi lisan sekaligus warisan budaya
bangsa melayu yang sudah ada sejak lama, puisi rakyat biasa digunakan oleh
masyarakat untuk mengungkapkan, mengekspresikan ataupun menyampaikan
pendapat nasihat, petuah, cerita, sebagai pembuka percakapan bahkan permainan
untuk mengisi waktu senggang, selain itu masih banyak peranan penting puisi rakyat
bagi masyarakat, diantaranya yaitu sebagai pemelihara bahasa, sebagai sarana untuk
mempererat sosialisasi antar masyarakat, dan melatih seseorang untuk berpikir
asosiatif bahwa setiap kata memiliki keterkaitan dengan kata yang lain, baik dari segi
bentuk maupun maknanya.
Salah satu jenis puisi rakyat yang masih populer sampai saat ini adalah
pantun, pantun masih sering digunakan dalam beberapa upacara adat yang ada di
Indonesia. Salah satu tradisi yang menggunakan pantun yaitu tradisi pernikahan di
daerah Betawi yang menjadikan pantun sebagai pembuka acara (D. Wulandari 2017:
24) sehingga acara pernikahan tetap memiliki kesan meriah namun tidak
menghilangkan unsur sakral di dalamnya. Hal tersebut tentunya merupakan salah
satu kelebihan yang dimiliki oleh pantun, peran pantun bukan hanya sebagai warisan
tradisi milik bangsa melayu, namun pantun juga karya sastra yang menarik serta
dapat digunakan dalam acara formal maupun nonformal. Kurniatama (2016: 1) juga
menuliskan hal serupa dalam skripsinya, dia menulis bahwa pantun tidak hanya
digunakan dalam percakapan sehari-hari, pantun juga sering digunakan dalam
upacara-upacara adat yang ada.
Namun seiring berkembangnya zaman, puisi rakyat kurang diminati oleh
siswa. Fakta tersebut diperoleh pada saat peneliti melakukan kegiatan wawancara
dengan Ibu Faijah selaku guru Bahasa Indonesia di SMP Negeri 1 Susukan tanggal
11 Agustus 2020, Ibu Faijah menyatakan bahwa minat siswa terhadap puisi rakyat
sudah mulai menurun, pernyataan tersebut didasarkan fakta di lapangan bahwa siswa
merasa puisi rakyat sudah kuno dan ketinggalan zaman, fakta tersebut
mengakibatkan rendahnya nilai siswa dalam materi puisi rakyat. Pernyataan hampir
serupa juga disampaikan oleh Fitriani (2017: 287) berdasarkan observasi yang dia
lakukan ditemukan kenyataan bahwa siswa kelas VII D SMPN 3 Ciamis mengalami
kendala yaitu 12 dari 28 siswa atau 42,8 % mendapat nilai di bawah Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 78 untuk materi puisi rakyat khususnya sub materi
menulis pantun.
Selain rendahnya minat dan pemahaman siswa terhadap materi puisi rakyat,
penerapan puisi rakyat yang tidak sesuai dengan kaidah juga banyak terjadi di
kalangan masyarakat. Fakta tersebut diperoleh peneliti pada saat peneliti mengikuti
kegiatan pembelajaran di kampus IAIN Syekh NurJati Cirebon, pada saat mahasiswa
melakukan kegiatan berbalas pantun untuk mengisi waktu luang, salah seorang
mahasiswi mengutarakan pantun sebagai berikut:
Jalan-jalan ke Surabaya
Jangan lupa membeli Jeruk
Berapa Harga Jeruk sekilo hayoo?
Hal tersebut tentunya tidak dibenarkan dalam kegiatan berbalas pantun dan
ujaran tersebut tidak dapat disebut sebagai pantun, karena ujaran tersebut tidak
memenuhi syarat dan ciri pantun. Pada saat yang sama di tempat dan waktu yang
sama dan pada kegiatan yang sama salah seorang mahasiswa juga mambalas pantun
tersebut, ujaran mahasiswa tersebut yaitu sebagai berikut:
Jalan-jalan ke sawah
Waaaaahhh....
Hal tersebut juga tentunya tidak dibenarkan dalam kegiatan berbalas pantun
dan ujaran tersebut juga tidak dapat disebut sebagai pantun karena ujaran tersebut
tidak memenuhi syarat dan ciri pantun. Permasalahan tersebut tentunya menjadi
permasalahan masyarakat selaku pemilik dan pewaris budaya. Jika setiap kesalahan-
kesalahan terus dibiarkan tentunya akan mengancam keberlangsungan puisi rakyat
dimasa yang akan datang, permasalahan tersebut bukan hanya mengurangi nilai
estetika dalam berpantun namun juga mengurangi nilai kemurnian puisi rakyat
sebagai budaya bangsa.
Faktor lainnya yang menjadi penyebab rendahnya minat untuk melestarikan
puisi rakyat di kalangan generasi muda terletak pada proses pembelajaran, salah satu
permasalahan yang ditemui pada saat proses pembelajaran puisi rakyat adalah
ketidakmampuan pendidik untuk memaksimalkan metode, strategi, dan media yang
ada sehingga tujuan dari pembelajaran puisi rakyat sendiri tidak tercapai maksimal.
Hadi (2016: 84) Keberhasilan proses pembelajaran bergantung pada kemampuan
guru dalam mengolah dan mengkondisikan situasi kelas, walaupun keberhasilan juga
masih ditentukan oleh faktor lain seperti sarana dan prasarana sekolah. Mulbar
(2015: 279) mengungkapkan bahwa guru kurang mampu mengaitkan materi dengan
pengalaman siswa dan kurangnya kesempatan yang diberikan oleh guru kepada
peserta didik membuat peserta didik tidak mampu mengeksplorasi kemampuan
dirinya selain itu, minimnya media yang digunakan selama proses pembelajaran
menjadi faktor lain yang membuat siswa kurang aktif dalam pembelajaran sehingga
sulit untuk memahami materi, hal yang sama juga disampaikan oleh Kusuma (2013:
4) dia menuliskan bahwa cara pembelajaran guru yang tidak menggunakan media
pembelajaran secara optimal menjadikan siswa kurang aktif selama pembelajaran.
Faktor lainnya adalah siswa tidak responsif selama pembelajaran sehingga
proses pembelajaran terkesan membosankan dan monoton, hal serupa juga
disampaikan oleh Kurniatama (2016: 3) dalam artikelnya dia menuliskan bahwa
salah satu faktor yang menyebabkan rendahnya minat dan motivasi siswa saat
mengaplikasikan puisi rakyat dikarenakan kurangnya aktivitas dan motivasi peserta
didik selama pembelajaran puisi rakyat sehingga menyulitkan pendidik dalam
memaksimalkan metode, strategi, dan media pembelajaran.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh guru untuk meningkatkan minat
dan prestasi siswa dalam pembelajaran adalah dengan menerapkan metode
pembelajaran aktif, pembelajaran aktif bukan berarti siswa terus melakukan kegiatan
yang mobile selama pembelajaran, karena hakikat dari pembelajaran aktif sendiri
menuntut siswa untuk aktif bukan hanya fisiknya, akan tetapi mental dan pikiranya
ikut serta dalam proses pembelajaran, sehingga proses pembelajaran menjadi sarana
untuk menumbuhkan motivasi dan rasa ingin tahu siswa, Menurut Bonwell and
James A. Eison (dalam Zulfahmi 2013: 281) aspek kesadaran siswa dalam
melakukan sesuatu dalam pembelajaran merupakan kunci pembelajaran aktif.
Banyak cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan aktivitas siswa selama
pembelajaran diantaranya yaitu dengan mengajak siswa untuk berinteraksi dengan
hal baru bagi siswa misalnya belajar mengeksplore lingkungan sekitar, belajar
dengan konsep kompetisi antar kelompok belajar, punishment and reward dan lain
sebagainya. Cara lain yang dapat digunakan dalam upaya meningkatkan aktivitas
yaitu dengan melakukan pendekatan khusus bagi peserta didik yang pasif, dengan
pendekatan khusus diharapkan pendidik mengetahui faktor utama yang membuat
peserta didik menjadi pembelajar yang kurang aktif, sehingga pendidik mencari
solusi atas permasalahan yang dialami peserta didik.
Upaya yang bisa dilakukan untuk menjaga tradisi berpuisi rakyat adalah yaitu
dengan cara mengenalkan dan mengajarkan puisi rakyat sejak dini sehingga dapat
meningkatkan minat generasi muda untuk melestarikannya. Berdasarkan
permasalahan tersebut peneliti tertarik untuk membuat Desain Pengembangan
Menulis Puisi Rakyat dengan Menerapkan Model Jigsaw Untuk Menciptakan
pembelajaran yang Aktif dan Kreatif bagi Siswa Kelas VII untuk KD 3.13 dan 3.14.

B. Rumusan Masalah
Merujuk pada latar belakang di atas, didapatlah rumusan masalah sebagai
berikut, yaitu:
1. Bagaimana pengembangan desain pembelajaran puisi rakyat dengan model
Jigsaw bagi siswa kelas VII?
2. Bagaimana kelayakan desain pembelajaran puisi rakyat dengan model Jigsaw
bagi siswa kelas VII?

C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah disebutkan di atas, maka tujuan dari
penelitian ini yaitu:
1. Untuk mengembangkan desain pembelajaran puisi rakyat dengan model Jigsaw
bagi siswa kelas VII.
2. Untuk mendeskripsikan kelayakan desain pembelajaran puisi rakyat dengan
model Jigsaw bagi siswa kelas VII.

D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi:
1. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan mampu untuk mendeskripsikan pengembangan
desain pembelajaran untuk materi teks puisi rakyat dengan model Jigsaw bagi
siswa kelas VII. Penelitian ini diharapkan mampu menjaga tradisi, keutuhan dan
kaidah puisi rakyat.
2. Manfaat Teoretis
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi peneliti yang akan
melakukan penelitian serupa dimasa mendatang.
b. Penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi sumber alternatif bagi para
pendidik untuk meningkatkan motivasi dan minat siswa dalam menerapkan
kegiatan pembelajaran puisi rakyat dalam kehidupan sehari-hari.
c. Penelitian ini juga diharapkan dapat bermanfaat bagi pembaca, selain
menambah wawasan pembaca juga diharapkan dapat meningkatkan minat
pembaca dalam menulis dan mengapresiasi puisi rakyat.

Anda mungkin juga menyukai