Wawan Susanto¹, Maulida Lutfiani², Reka Emolia Febrianti³, Rizka Awalina⁴, Siti Rofi'ah⁵
ABSTRAK
Kemampuan dalam pembelajaran sastra terutama dalam menulis puisi kenyataannya kurang diminati oleh
siswa, karena disebabkan kurang relevannya media ataupun strategi yang digunakan guru dalam proses
pembelajaran. Sehingga penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan menulis puisi dengan strategi
“re-kreasi” (penciptaan kembali) dalam pengajaran apresiasi puisi. Instrumen pengambilan data menggunakan
pengumpulan literatur-literatur yang relevan dengan objek pembahasan seperti buku, majalah, jurnal, artikel
serta dokumen-dokumen yang sesuai dengan permasalahan yang ada dalam Google Scholar, ERIC, Z-library.
Ada tiga tahapan dalam strategi re-kreasi yang dapat dilalui, yakni (1) tahap penjelajahan, (2) tahap
interpretasi, dan (3) tahap re-kreasi dan rekreasi. Hasil dari penelitian ini, menunjukkan bahwa siswa mampu
mencipta puisi dan mengapresiasi puisi secara langsunng yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk
mendapatkan hiburan mental-spiritual atau rekreasi imajinatif melalui strategi re-kreasi.
PENDAHULUAN
Pada hakikatnya pembelajaran menulis puisi sesuai kurikulum 2013 di tingkat SMP
diintegrasikan dalam pembelajaran melalui ragam teks. Menulis puisi merupakan salah satu
keterampilan yang harus dikuasai siswa dalam bidang apresiasi sastra. Materi menulis puisi
dapat ditemukan pada mata kuliah di tingkat SMA yang terintegrasi dalam teks eksemplar,
yaitu teks dengan arah, peristiwa, dan struktur penjelas. Untuk pembelajaran puisi dalam teks,
sampel diambil dari pengalaman siswa dalam kehidupan sehari-hari. Dalam proses
mengungkapkan puisi yang baik, siswa mengembangkan gagasannya melalui pengalaman
dari apa yang mereka lihat, baca, dan rasakan dalam kehidupan sehari-hari.
Prestasi dalam pembelajaran sastra tidak lepas dari guru yang melayani siswa dengan
baik dalam proses pembelajaran. Pada dasarnya peran guru sebagai fasilitator dan inovator
adalah membantu mengubah lingkungan dan membantu terjadinya proses sesuai dengan
kebutuhan dan keinginan siswa. Ecurtis dan Bidwel (Hamalik 2001: 45) mengemukakan
peran guru lebih spesifik yaitu (1) guru sebagai panutan, (2) guru sebagai perencana, (3) guru
sebagai prediktor, (4) guru sebagai pemimpin, ( 5) Guru sebagai pemandu atau pembimbing
sebagai pusat pembelajaran. Pembelajaran menulis puisi menuntut guru berperan aktif sebagai
fasilitator dan pembimbing dalam proses pembelajaran. Kewajiban guru adalah menyiapkan
rencana pelajaran yang akan mengajar siswa dan memungkinkan pembelajaran berlangsung
sebagaimana dimaksud.
Fakta menunjukkan bahwa pembelajaran sastra khususnya puisi kurang diminati oleh
siswa. Hal ini antara lain karena kurang relevannya media dan strategi yang digunakan guru
dalam proses pembelajaran (Suhariyanto: 1981). Hal ini terlihat dari rendahnya nilai
kemampuan menulis puisi sebelum penelitian dilakukan. Dari 30 siswa kelas VII D UPT
SMPN 1 Kademangan yang mengikuti kelas pembinaan menulis puisi, terbukti hanya 6 siswa
yang mampu menulis dengan baik. Tidak hanya itu, metode pembelajaran tradisional
membuat siswa tidak dapat mengembangkan bakatnya (Hastuti: 1998). Oleh karena itu,
diperlukan pendekatan inovatif dalam pembelajaran yang tidak hanya mengandalkan metode
tradisional. Salah satu cara untuk mengatasi masalah tersebut adalah pembelajaran dengan
mengembangkan strategi rekreasi dalam pembelajaran menulis puisi di UPT SMPN 1
Kademangan.
lstilah re-kreasi menurut Sudaryono (2000) dapat diartikan sebagai upaya penciptaan
kembali. Strategi re-kreasi dalam apresiasi puisi adalah penerapan teknik rekreasi dalam
kegiatan pembelajaran, memberikan kesempatan kepada siswa untuk membuat puisi
berdasarkan unsur-unsur dari puisi lain yang telah dibacanya. Strategi re-kreasi meliputi tiga
fase, yaitu: (1) fase Penjelajahan, (2) fase interpretasi, (3) fase re-kreasi (menciptakan
kembali). Menurut Sadaryono (2000), kegiatan yang dapat dilakukan pada tahap re-kreasi
dalam pembelajaran puisi adalah (1) menciptakan puisi berdasarkan tema puisi yang telah
dibaca siswa, (2) menciptakan puisi berdasarkan nada puisi yang telah dibaca siswa, (3)
menciptakan puisi berdasarkan suasana puisi yang telah dibaca siswa, (4) menciptakan puisi
berdasarkan latar konteks puisi yang telah dibaca siswa.
METODE PELAKSANAAN
2
Susanto, Strategi “Re-kreasi” dalam Pembinaan Puisi3
Metodologi yang digunakan adalah penelitian studi pustaka. Studi pustaka adalah
penelitian yang mencari, mengumpulkan dan menganalisis referensi yang relevan dari
berbagai sumber yang ada, seperti buku, majalah, arsip, jurnal, artikel dan dokumen yang
sesuai dengan permasalahan yang ada. Hal ini berimplikasi bahwa penelitian yang akan
dilakukan akan mencari dokumen relevan yang menjelaskan hubungan antara strategi rekreasi
dengan peningkatan keterampilan berpuisi di UPT SMPN 1 Kademangan. Data dalam
penelitian ini terutama berasal dari sumber primer. Hasil investigasi ilmiah atau ilmiah dapat
diakses secara online melalui database seperti Google Scholar, ERIC, Z-library, dan
sejenisnya.
Menangislah Sobat
4
Susanto, Strategi “Re-kreasi” dalam Pembinaan Puisi5
Puisi di atas bertemakan tentang kesedihan yang dialami sahabat. Tema kesedihan
dalam contoh puisi di website Gramedia adalah pengungkapan pengalaman indra penyair
yang dituangkan dengan cara pelukisan. Pada perasaan penyair tampil bersama tanggapan
yang tersirat. Bertitik tolak dari tema yang sama, guru dapat mengarahkan siswa untuk
melakukan kegiatan re-kreasi. Perlu dipahami strategi dalam re-kreasi ini tentu saja siswa
tidak sekadar membuat rekonstruksi kesedihan yang dialami sahabat, tetapi dapat diarahkan
pada penerapan perasaan yang dalam kepada sahabat yang dialami siswa. Misalnya, siswa
dalam proses belajar di sekolah, lingkungan rumah di Kademangan dan diminta melakukan
kegiatan re-kreasi berdasarkan tema kesedihan yang dialami sahabatnya, maka kemungkinan
diciptakan puisi tentang kesedihan sahabat sebagai berikut ini.
Sobat
Menangislah Sobat
Oleh: M. Marcello
Wahai sahabatku
6
Susanto, Strategi “Re-kreasi” dalam Pembinaan Puisi7
Mengacu dari puisi “Hujan Bulan Juni”, guru secara kreatif dapat menugasi siswa
untuk melakukan kegiatan re-kreasi puisi berdasarkan sikap kagum, sikap prihatin, sikap
peduli dan sebagainya. Sehubungan dengan itu, guru dapat menugasi siswa untuk melakukan
kegiatan re-kreasi puisi berdasarkan nada, maka tercipta puisi sebagai berikut.
Pencipta Semesta
Puisi yang diciptakan oleh siswa bernama Allyya E.R dan Silvia Dwi Damayanti
tersebut, barangkali dapat menggugah hati karena nadanya sangat memprihatinkan, dan juga
sedih karena di dalamnya ada sikap peduli terhadap sesama manusia. Kegiatan re-
kreasi berdasarkan persamaan nada atau sikap siswa dapat mendukung pengembangan daya
cipta, rasa, dan karsa siswa yang pada akhirnya dapat memperkokoh pembentukan watak
yang secara kultural, ideologis, dan pragmatis sangat berguna dalam pembentukan
kepribadian siswa.
Bahkan bila diberi dunia seisinya pun masih kurang tuk bisa seperti yang kalian beri
Mengacu dari sikap mengagumi seorang ayah, guru secara kreatif dapat menugasi
siswa untuk melakukan kegiatan re-kreasi puisi berdasarkan sikap kagum, sikap prihatin,
sikap peduli dan sebagainya. Sehubungan dengan itu, guru dapat menugasi siswa untuk
melakukan kegiatan re-kreasi puisi berdasarkan nada, maka kemungkinan akan tercipta puisi
sebagai berikut.
Perjuanganmu
Kau membahagiakanku
Perjuanganku
10
Susanto, Strategi “Re-kreasi” dalam Pembinaan Puisi11
Langit mendung
Ayah...
Latar yaitu yang berhubungan dengan segala keterangan mengenai waktu, ruang, dan
suasana terjadinya lakuan dalam karya sastra (Sudjiman, 1984). Latar dalam karya sastra
termasuk puisi adalah keadaan sosial, sejarah, dan sebagainya yang menjelaskan terjadinya
lakuan dalam suatu karya sastra. Latar (Setting) puisi “Bangku Di Teras Rumahku” dari
website Gramedia dapat dijadikan titik tolak penulisan puisi oleh siswa.
Kursi yang ada di teras kemudian teramat nyaman jika kau disebelahnya
Rasa sakit menjadi teramat berat hingga saat matahari tiba masih ingin ia terduduk
Aku telah beranjak
Mencoba mengeringkan luka serta berusaha merajut kembali
Dengan demikian dapat dipetik manfaat yang multiguna dalam upaya mencapai tujuan
pendidikan secara universal. Puisi yang mengutamakan latar setempat, khususnya daerah
Kademangan, dapat dirancang dengan meyesuaikan contoh yang ditulis oleh siswa Genta
Pandu P.J dan Rangga Setya wimokha. Namun, substansi puisi lebih mengarah pada bentuk
latar. Puisi yang mengutamakan latar setempat, khususnya daerah Kademangan, dapat dibaca
dalam puisi berikut.
SANG REMBULAN
Teras Senja
Puisi sebagai karya kemanusiaan yang kreatif, imajinatif, dan sugestif dapat berfungsi
memberikan pengaruh positif terhadap cara berpikir orang mengenai baik dan buruk,
mengenai benar dan salah, dan mengenai cara hidupnya sendiri serta bangsanya (Suyitno,
1986). Konteks kalimat tersebut bermakna bahwa fungsi puisi dalam kehidupan manusia jauh
dari hal-hal yang bersifat kebendaan. Dengan demikian kegiatan belajar-mengajar apresiasi
puisi selain bisa diarahkan pada kegiatan re-kreasi (penciptaan kembali), hendaknya juga
memberikan rekreasi imajinatif yang bersifat spiritual. Puisi selain mencekam perhatian orang
yang membacanya juga dapat memberikan kesenangan yang unik. Dalam hubungan ini
Horace (dalam Suyitno, 1986) menyatakan bahwa puisi itu berfungsi “dulce et etile”, yakni
indah dan berguna. Puisi itu menyenangkan dan memberikan hiburan secara spiritual.
Sebagai akhir tulisan ini, penulis menghimbau bahwa bahan-bahan yang perlu dalam
pengajaran apresiasi puisi di tingkat UPT SMPN 1 Kademangan, khususnya kegiatan re-
kreasi dan rekreasi diusahakan agar bervariasi. Variasi bahan-bahan pengajaran puisi
hendaknya mempertimbangkan (1) bahasa, (2) psikologi, dan (3) latar belakang budaya yang
sesuai dengan tingkatan siswa (Rahmanto, 1988).
SIMPULAN
Apresiasi puisi dikaitkan dengan indra yang tajam, penalaran dan imajinasi serta
kepekaan sosial, budaya dan lingkungan. Untuk mengajarkan Apresiasi Puisi di UPT SMPN 1
Kademangan, pengetahuan dan sejarah puisi saja tidak cukup, perlu pengalaman langsung
menulis puisi dan mengapresiasi puisi.
Strategi yang dapat diterapkan dalam pembelajaran apresiasi puisi di UPT SMPN 1
Kademangan adalah (1) kegiatan rekreasi yaitu kegiatan belajar mengajar yang memberikan
14
Susanto, Strategi “Re-kreasi” dalam Pembinaan Puisi15
pengalaman menulis puisi kepada siswa, (2) kegiatan rekreasi yaitu kegiatan belajar mengajar
yang memberikan pengalaman spiritual kepada siswa. berpeluang untuk hiburan mental atau
imajinatif.
DAFTAR RUJUKAN
Damono, Sapardi Djoko. 1984. Kesusastraan Indonesia Modern. Jakarta: Gramedia.
Depdiknas. 2003. Kurikulum 2004 Standar Kompetensi Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra
Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas dan Madrasah Aliyah. Jakarta: Depdiknas.
Hamalik, Oemar. 2004. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Sudaryono. 2000. Strategi Re-Kreasi dalam Pembelajaran Apreasiasi Puisi di Sekolah. Jurnal
Ilmiah IMPASMAJA. 3(6), 57-76. DOI http://cakrawalasastraindonesia.blogspot.com/
Suhariyanto. 1981. Membina Para Calon Pembina Apresiasi Sastra. Yogyakarta: FKSS IKIP
Yogyakarta.
Wardani, IGAK. 1981. Pengajaran Sastra. Makalah disajikan dalam Lokakarya di Malang
Tahap ke- 2 Proyek Pengembangan Guru, Malang, 12 Juli.
16