Nanti file Buku Pendalaman Analisis boleh dibuat terpisah dengan file Buku Rencana, tapi dijadikan satu file juga boleh
Urutannnya penyusunan produknya adalah Buku Pendalaman Analisis, setelah itu Buku Rencana
Catatan pentingnya adalah poin-poiin yang dibahaskan di 1.1/1.2 haruslah didasarkan dari pembacaan analisis yang telah dilakukan di penyusunan Buku FA
Bab Sub-Bab Sub sub- JUDUL Keterangan
bab
1 PENDALAMAN ANALISIS
1.1 Isu strategis pengembangan wilayah kota Deskripsi umum, boleh meluas, bisa disusun per aspek>> nantinya
disarikan/disintesakan/diperas untuk buku rencana Bab 1.8
1.2 Potensi dan masalah penataan ruang wilayah kota Deskripsi, bulleting: kalimat deskriptif
1.3 Peluang dan tantangan penataan ruang wilayah kota Deskripsi, bulleting: kalimat deskriptif
1.4 Bentuk pola dan kecenderungan pengembangan dan Deskripsi, menyatakan arah dan konteks kapanewon mana yang cenderung akan
kesesuaian kebijakan pengembangan kota dikembangkan berdasarkan pembacaan analisis skalogram dan kesesuaian kebijakan
pengembangan kota/kabupaten
1.5 Perkiraan kebutuhan pengembangan wilayah kota Menanti hingga proses pembelajaran PPI selesai
1.6 Daya dukung dan daya tampung ruang kota Ingat kesepakatan data jumlah penduduk yang akan digunakan
1.7 Distribusi penduduk perkotaan Kapanewon mana yang paling padat, dibubuhi tabel dan peta
1.8 Konektivitas antar pusat pelayanan Uraian berdasarkan Permen PU terkait posisi rencana pembangunan jalan yang
diakomodir Pusat/Provinsi, sehingga memberi kecenderungan terhadap pembangunan
wilayah
1.9 Disparitas pelayanan perkotaan Indeks Williamson-Klassen, disesuaikan dengan ketersediaan datanya (apabila ada data
kecamatan-meskipun datanya tidak uptodate, mari dikelola, tapi kl ngga ada data
kecamatan, berarti konteks dipartitasnya dibandingkan dengan kondisi wilayah lainnya
di Prov DIY)--untuk sementara tidak perlu diproyeksikan
2 IDENTIFIKASI MASALAH
2.1 Penstrukturan Masalah deskripsi masalah yang telah distrukturkan (narasi), mana masalah yang jadi akar,
batang, dan rantingnya
2.2 Pohon Masalah disusun dalam bagan/diagram POHON MASALAH: ketika dibaca batang/sub
batangnya, maka batang/sub batang tsb idealnya juga terbaca di bab 1
3 PENYUSUNAN KONSEP RENCANA
3.1 RUMUSAN TUJUAN Penyusunan kalimat tujuan penataan ruang untuk menjawab masalah pokok dari
penyusunan pohon masalah di sub bab 2.2, dan sinkron pula dengan kalimat di batang
pohon masalahnya
3.2 ALTERNATIF KONSEP PENGEMBANGAN WILAYAH Minimal 2 konsep yang disajikan di sub bab 3.2.1 dst
3.2.1 Konsep A
3.2.2 Konsep B
3.2.3 Konsep C
4 KONSEP PENGEMBANGAN WILAYAH TERPILIH Deskripsi/Reasoning mengapa memilih konsep terpilih (narasi)
Target Selesai OUTPUT DATA SUMBER DATA
Target Selesai
8-10 Maret
8-10 Maret
8-10 Maret
8-10 Maret
15-17 Maret
22-24 Maret
22-24 Maret data masalah
pariwisata
22-24 Maret
22-24 Maret
22-24 Maret DI KELAS
29-31 Maret
29-31 Maret
29-31 Maret
29-31 Maret
29-31 Maret KURANG MENJELASKAN SMART
(Memungkinkan ada perubahan, mohon dicermati dulu untuk kesesuaiannya dengan Pedoman Penyusunan)
Sub sub-
Bab Sub-Bab JUDUL
bab
I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Maksud dan Tujuan
1.3 Sasaran
1.4 Ruang Lingkup Perencanaan
1.4.1 Lingkup Spasial
1.4.2 Lingkup Temporal
1.4.3 Lingkup Substansional
1.5. Pengertian dan Prinsip Dasar Penyusunan RTRW
1.5.1 Pengertian RTRW Kab/Kota
dst
dst
V
6.2.
6.3.
Arahan Sanksi
7.3.
menyesuaikan bunyi perda; umumnya tetap dijelaskan pengertian rtrw, bagian-bagian dari struktur dan pola hingga forum
penataan daerah
link: https://bit.ly/prinsipdanasaspenyusunanrtrw
link: https://bit.ly/prinsipdanasaspenyusunanrtrw
sudah lebih fokus dibandingkan buku pendalaman analisis, dan sinkron dengan pilihan konsep yang akan ditawarkan di
bab 4 Pendalaman Analisis
berdasarkan indikasi progam utama yang termuat dalam RTR kota melalui penyelarasan indikasi program dengan program
sektoral
a) kegiatandanpemanfaatan ruang yang diperbolehkan,
kewilayahan
diperbolehkandalam dengan dokumen
syarat, rencana pembangunan
dan kegiatan yang tidaksecara terpadu.
diperbolehkan pada setiap kawasan;
b) arahan intensitas pemanfaatan ruang (amplop ruang) pada
setiap kawasan dimaksud pada huruf a, antara lain meliputi
koefisien dasar hijau minimal, koefisien dasar bangunan
maksimal, dan koefisien lantai bangunan maksimal;
kawasan
c) sarana lindung dan kawasan
dan prasarana minimum budisebagai
daya wilayah kota,
dasar fisik yang
lingkungan
ditampalkan
guna mendukung (overlay) dengan: kawasan agar dapat
pengembangan
(1) kawasan
berfungsi rawan
secara bencana termasuk penetapan jalur dan
optimal;
ruang evakuasi
d) ketentuan bencana; ruang pada kawasan-kawasan yang
pemanfaatan
sistem pusat pelayanan dan sistem jaringan prasarana wilayah
(2) kawasan
dilewati olehpertanian
sistem pangansarana
jaringan berkelanjutan (KP2B);
dan prasarana wilayah
kota. Ketentuan
Insentif: umum zonasi pada sistem ini memberi arahan
(3)
kotakawasan
mengikuti keamanan
ketentuan operasional penerbanganyang
perundang-undangan (KKOP);
bagi
(1) peraturan
insentif zonasi
fiskal berupadi sekitar sistem
pemberian pajak,berlaku;
jaringan prasarana
keringanan
(4) kawasan cagar budaya termasuk wilayah kelola
danperingatan
wilayah
retribusi
a) kota dalam
dan/atau RDTR Kota;
penerimaan
tertulis negara bukan pajak;
masyarakat
e) ketentuan hukum
khusus adat
yangyang ada di laut;
disesuaikan
dan/atau
b)
(5)penghentian
kawasan sementara
resapan air; kegiatan dengan kebutuhan
pembangunan
(2)
c) insentif nonkota
penghentian untuk
fiskal
sementara mengendalikan
berupa pemberian
pelayanan umum pemanfaatansubsidi,
kompensasi, ruang
(6) kawasan
melalui sempadan
penggunaan termasuk sempadan pantai,
imbalan,
d) penutupan ruang,metoda
sewalokasi pertampalan
urun saham, (overlay).
fasilitasi persetujuan
sempadan sungai, sempadan
KKPR,
e) penyediaan
pencabutan prasarana
kesesuaian
situ/danau/embung/waduk, danair,
kegiatan
mata sarana, penghargaan,
pemanfaatan
dan sempadan ruang
dan/atau publikasi
dilakukan atau promosi. kegiatan pemanfaatan ruang
pipa/kabel dalam
bawahhal pelaksanaan
laut;
Disinsentif:
tidak sesuai dengan kesesuaian kegiatan pemanfaatan ruang.
(7) kawasan pertahanan keamanan;
(1)pembatalan
f) disinsentif kesesuaian
fiskal berupa pengenaan
kegiatan pajak yang
pemanfaatan tinggi
ruang dilakukan
(8) kawasan karst,
dan/atau
dalam halretribusi
kesesuaian yangkegiatan
tinggi; dan/atau
pemanfaatan ruang tidak
(9) kawasan migrasi satwa termasuk alur migrasi biota laut;
(2)Penilaian
disinsentif
diperoleh nonprosedur
fiskal berupa:
(10) ruangdengan
1) Pelaksanaan
dalam yang benarKegiatan Pemanfaatan Ruang,
Kesesuaian
bumi; dan/atau
(a)pembongkaran
g) kewajibanuntuk
dilaksanakan pemberi kompensasi/imbalan;
bangunan
memastikan kepatuhan pelaksanaan
(11) kawasan potensi pertambangan.
(b)pemulihan
h) pembatasan
ketentuan penyediaan
fungsi
Kesesuaian ruang
Kegiatansarana dan prasarana;
Pemanfaatan Ruang dan
dan/atau
i) denda administratif
pemenuhan dapat dikenakan
prosedur perolehan secara
Kesesuaian tersendiri
Kegiatan atau
Pemanfaatan
(c) pemberian
dan status
bersama-sama
Ruang; dengantertentu.
pengenaan sanksi administratif lainnya.
Denda
2) adminsitratif
Penilaian Perwujudan dapatRencana
berupa denda progresif
Tata Ruang, yang
dilaksanakan dengan
disyaratkan
penilaian sampai
tingkat pelanggar rencana
perwujudan memenuhi ketentuan
struktur ruangdalam
dan pola
sanksi administratif lainnya. Bentuk dan cara perhitungan
ruang.
denda administratif diatur lebih lanjut dengan peraturan
kepala daerah.
OUTPUT DATA SUMBER DATA
(wawancara; dinas; buku
deskriptif; tabel; peta
BPS; online; ?)