Anda di halaman 1dari 18

PEMBERHENTIAN

MAKALAH

(Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah MSDM)

Dosen Bapak Ali Muhidin, S.Pd., M.M

Disusun oleh :
Kelompok 1

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS GALUH
2018
DAFTAR ANGGOTA KELOMPOK
No. NIM Nama Kelas Keterangan
1. 3402160231 Ani Astriani Manajemen N 
2. 3402160201 Attry Manajemen M 
3. 3402160520 Dea Nuraida Manajemen M 
4. 3402160607 Elsa Puji Rahayau Manajemen N 
5. 3402160519 Firman Nurfalah Manajemen M 
6. 3402160536 Herti Agustina Manajemen N 
7. 3402160537 Ilham Fauzi Manajemen N 
8. 3402160548 Ina Mutmainah Manajemen N 
9. 3402160207 Moh Raynaldi Manajemen M 
10. 3402160200 Piki Rustansi Manajemen M 
11. 3402170501 Rizky A Manajemen M 
12. 3402160548 Zacky Manajemen N 

Ciamis, 04 April 2018


Ketua,

(Moch Raynaldi )
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-nya, sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan
makalah yang berjudul “Pemberhentian” dengan baik. Makalah ini diajukan untuk
memenuhi salah satu syarat yang di tugaskan oleh Ali Muhidin, S.Pd., M.M”
selaku dosen mata kuliah Manajemen Sumber Daya Manusia.
Makalah ini ditulis dan diperoleh dari beberapa sumber buku yang berkaitan
dengan Manajemen Sumber Daya Manusia, serta informasi dari sumber akurat
yang berhubungan dengan Manajemen Sumber Daya Manusia.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada
Allah SWT dan berbagai pihak yang telah membantu, sehingga makalah ini dapat
tersusun, baik secara materil maupun moril.
Penulis menyadari dengan penuh kerendahan hati, bahwa makalah ini jauh
dari kesempurnaan, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan sarannya dari
para pembaca yang budiman, demi kebaikan/kesempurnaan dimasa yang akan
datang.
Semoga makalah ini bermanfaat untuk pembaca budiman umumnya dan
penulis khususnya.

Ciamis, 04 April 2018

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1
1.1 Latar Belakang......................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................1
1.3 Tujuan makalah.....................................................................................2
1.4 Manfaaat makalah.................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................3
2.1 Pengertian Pemberhentian....................................................................3
2.2 Penyebab Pemberhentian......................................................................3
2.3 Proses Pemberhentian...........................................................................8
2.4 Undang-undang Konsep Pemberhentian...............................................9
BAB III PENUTUP.........................................................................................13
3.1 Kesimpulan...........................................................................................13
3.2 Saran.....................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................12

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam sebuah perusahaan, pegawai adalah salah satu faktor
pendukung yang sangat penting dan utama dalam upaya untuk tetap
menjalankan operasional dari perusahaan.
Seseorang yang diterima bekerja dalam sebuah perusahaan sudah
pasti akan memiliki hubungan kerja dengan perusahaan yang bersangkutan.
Dengan adanya hubungan kerja inilah kedua belah pihak karyawan dan
perusahaan telah terikat dan secara otomatis memiliki hak dan kewajiban
bagi satu sama lain. Apabila setelah adanya hubungan kerja tersebut terjadi
pemutusan kerja, maka hak dan kewajiban masing-masing pihak harus
dipenuhi sesuai dengan aturan yang telah disetujui bersama. Masalah
pemutusan hubungan kerja atau pemberhentian tenaga kerja merupakan
salah satu hal yang sensitif dalam dunia ketenagakerjaan dan oleh karenanya
perlu mendapat perhatian yang serius dari berbagai pihak termasuk oleh
Manajer Sumber Daya Manusia. Hal ini dikarenakan dalam pemutusan
hubungan kerja membutuhkan dana, baik pada saat pemberhentian pegawai
tersebut maupun saat penarikan karyawan sebagai pengganti karyawan yang
diberhentikan atau berhenti. Banyakanya alasan atau latar belakang adanya
pemberhentian karyawan memberikan pengaruh yang berbeda baik bagi
karyawan itu sendiri ataupun perusahaan. Oleh karena itu memepelajari
manajemen pemberhentian tenaga kerja akan menjadi hal yang urgent dan
bermanfaat.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka yang akan menjadi
pembahasan dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan pemberhentian?
2. Apa yang menjadi alasaan Pemberhentian?
3. Bagaimana proses pemberhentian ?
4. Bagaimana Undang - undang dan Konsep Pemberhentian?

1
1.3 Tujuan Makalah
Sesuai dengan rumusan masalah, maka hasil yang diharapkan dari
makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui definisi pemberhentian
2. Untuk mengetahui alasaan –alasan Pemberhentian
3. Untuk mengetahui proses pemberhentian
4. Untuk mengetahui Undang - undang dan Konsep Pemberhentian

1.4 Manfaat Makalah


Adapun manfaat makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Dapat mengetahui definisi pemberhentian.
2. Dapat mengetahui alasan-alasan sehingga terjadinya pemberhentian
3. Dapat mengetahui undang – undang yang mengatur pemberhentian dan
konsepnya.

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Pemberhentian
Pemberhentian adalah fungsi operatif terakhir manajemen sumber
daya manusia. Istilah pemberhentian sinonim dengan separation,
pemisahan atau pemutusan hubungan kerja (PHK) karyawan dari suatu
organisasi perusahaan.
Untuk merumuskan definisi yang mencakup semua hakikat
pemberhentian sangat sulit karena pemberhentian mempunya makna yang
sangat luas dan kompleks, Drs. H. Malayu S.P. Hasibuan mendefinisikan
bahwa pemberhentian adalah pemutusan hubungan kerja seseorag
karyawan dengan suatu organisasi perusahaan. Dengan pemberhentian,
berarti berakhirnya keterikatan kerja karayawan terhadap perusahaan.

2.2 Penyebab pemberhentian


Apa saja sebab-sebab terjadinya pemberhentian karyawan itu? Pada
dasarnya tidak ada yang abadi di dunia ini, jika ada pengadaan akan ada
pula pemberhentin. Pemberhentian terjadi karena sebab – sebab sebagai
berikut:
1. Undang – undang
Pemberhentian terjadi karena perundang-undangan artinya,
seseorang karyawan terpaksa diberhentikan dari organisasi
perusahaan karena terlibat organisasi terlarang atau karyawan
bersangkutan dihukum karena perbuatannya. Misalnya, karyawan
itu terlibat G-30-S/PKI atau melanggar melanggar hukum lainnya
seperti, karyawan tersebut masih dibawah umur atau karyawan
merpakan Warga Negara Asing yang ilegal. Pemberhentian seperti
itu bukan keinginan perusahaan atau keinginan karyawan, tetapi
karena ketentuan undang-undang yang berlaku.
2. Keinginan Perusahaan
Pemberhentian berdasarkan keinginan perusahaan yaitu
pemberhentian yang dilakukan karena karyawan itu menurut

3
perusahaan tidak akan memberikan keuntungan lagi.
Diberhentikannya seorang karyawan oleh perusahaan dapat secara
terhormat atau tidak tergantung pada karyaannya tersebut.
Pemberhentian semacam ini telah diatur oleh Undang-undang
No.12 tahun 1964, seizin P4D, atau P4P, serta tergantung status
kepegawaian karyawan yang bersangkutan.
Keinginan perusahaan memberhentikan karyawan disebabkan
hal-hal sebagai berikut:
1) Karyawan tidak mampu menyelesaikan pekerjaannya
2) Perilaku dan disiplinnya kurang baik
3) Melanggar peraturan – peraturan dan tata tertib perusahaan.
4) Tidak dapat bekerja sama dan terjadi konflik dengan
karyawan lain
5) Melakukan tindakan amoral dalam perusahaan
Konsekuensi – konsekuensi pemberhentian berdasarkan
keinginan perusahaan adalah sebagai berikut:
1) Karyawan dengan status masa percobaan diberhentikan tanpa
memberikan uang pesangon
2) Karyawan dengan status kontrak diberhentikan tanpa
memberikan uang pesangon
3) Karyawan dengan status tetap, jika diberhentikan harus
diberikan uang pesangon, yang besarnya adalah:
a. Masa kerja sampai 1 tahun = 1 bulan upah bruto
b. Masa kerja 1 sampai 2 tahun = 2 bulan upah bruto
c. Masa kerja 2 sampai dengan 3 tahun = 3 bulan upah
bruto
d. Masa kerja 3 tahun dan seterusnya = 4 bulan upah
bruto.
Sedang besarnya uang jasa adalah sebagai berikut:
a. Masa kerja sampai dengan 10 tahun = 1 bulan upah
bruto
b. Masa kerja 10 s.d. 15 tahun = 2 bulan upah bruto

4
c. Masa kerja 15 tahun s.d. 20 tahun = 3 bulan upah bruto
d. Masa kerja 20 s.d. 25 tahun = 4 bulan upah bruto
e. Masa kerja 25 tahun ke atas = 5 bulan upah bruto
Besarnya uang pesangon bagi beberapa perusahaan telah
ditetapkan dalam peraturan-peraturan perusahaan tetapi besarnya
tidak boleh kurang dari yang ditetapkan undang-undang.
Pemberhentian karayawan berdasarkan atas keinginan
perusahaan dilakkukan dengan tingkatan-tingkatan sebagai berikut:
1. Perundingan antara karyawan dengan pimpinan perusahaan
2. Perundingan antara pimpinan serikat buruh dengan pimpinan
perusahaan
3. Perundingan P4D dengan pimpinan perusahaan
4. Perundingan P4P dengan pimpinan perusahaan
5. Keputusan pengadilaan negeri.
Jelasnya, pemecatan karyawan tidak dapat dilakukan secara
sewenang-wenang oleh pimpinan. Setiap pemecatan harus
didasarkan atas undang-undang perburuhan yang berlaku karena
karyawan mendapat perlindungan hukum.
3. Keinginan Karyawan
Pemberhentian atas keinginan karyawan sendiri dengan
mengajukan permohonan untuk berhenti dari perusahaan tersesbut.
Permohonan hendakya disertai alasan-alasan dan saat akan
berhentinya, misalnya bulan depan. Hal ini perlu agar perusahaan
dapat mencari penggantinya, supaya kegiatan perusahaan jangan
sampai mandek.
Alasan-alasan pengunduran, antara lain:
1. Pindah ke tempat lain untuk mengurus orang tua
2. Kesehatan yang kurang baik
3. Melanjutkan pendidikan
4. Berwirausaha
Atau bisa juga karena alasan lain seperti kurang mendapatkan
kepuasan kerja di perusahaan yang bersangkutan karena balas jasa

5
yang rendah, perlakuan dan suasana lingkungan yang kurang baik,
kesempatan promosi yang tidak ada dan sebagainya.
Jika banyak karyawan yang berhenti atas keinginan sendiri,
hendaknya manajer mencari penyebab yang sebenarnya dan
mengintropeksi agar turnover karyawan dapat dicegah. Misalnya
menaikan balas jasa, berlaku adil, dan menciptakan suasana
lingkugan pekerjaan yang baik. Karyawan yang berhenti atas
permintaan sendri, uang pesangonnya hanya diberikan berdasarkan
kebijaksanaan perusahaan saja karena tidak ada ketentuan hukum
yang mengaturnya.
Pemberhentian atas keinginan karyawan sendiri tetap
menimbulkan kerugian bagi perusahaan karena letika penarikan
karyawan itu membawa biaya-biaya penarikan, seleksi, dan
pelatihan. Dan selanjtunya untuk mencari pengganti pun
membuthkan biaya dalam pengadaanya.
4. Pensiun
Pensiun adalah pemberhentian karyawan atas keinginan
perusahaan, undang-undang, ataupun keinginan karyawan sendiri.
Keinginan perusahaan mempensiunkan karyawan karena
produktivitas kerjanya rendah sebagai akibat usia lanjut, cacat fisik,
kecelakaan dalam melaksanakan pekerjaan, dan sebagainya.
Undang – undang mempensiunkan seseorang karena telah
mencapai batas usia dan masa kerja teretentu. Misalnya usia 55
tahun dan minimum masa kerja 15 tahun.
Keinginan karyawan adalah pensiun atas permintaan sendiri
dengan mengajukan surat permohonan setelah mencapai masa kerja
tertentu, dan permohonannya dikabulkan oleh perusahaan.
Karyawan yan pensiun akan memperoleh uang pensiun yang
besarnya telah diatur oleh undang-undang bagi pegawai negeri, dan
bagi karyawan swasta diatur sendiri oleh perusahaan bersangkutan.
Pembayaran uang pensiun bagai pegawai negeri dibayar
secara periodik, sedangkan bagi karyawan swasta biasanya dibayar

6
berupa uang pesangon pada saat ia diberhentikan. Pembayaran
uang pensiun adalah pengakuan atau penghargaan atas pengabdian
seseorang kepada organisasi dan menarik sumber kehidupan pada
usi lanjut. Adanya uang pensiun akan memberikan ketenangan bagi
karywan sehingga turnover karyawan relatif rendah.
5. Kontrak kerja berakir
Karyawan kontrak akan dilepas atau diberhentikan apabila
kontrak kerjanya berakhir. Pemberhentian berdasarkan berakhirnya
kontrak kerja tidak menimblkan konsekuensi karena telah diatur

terlebih dahulu dalam perjanjian saat mereka diterima, Beberapa

perusahaan sekarang ini banyak mengadakan perjanjian kerja


dengankaryawanya di dalam sutau kontrak dimana di dalamnya,
disebutkan masa waktu kerjaatau masa kontraknya. Dan ini alasan
juga tidak dilakukan pemutusan hubungan kerjaapabila kontrak
kerja tersebut di perpanjang.
6. Kesehatan karyawan
Kesehatan karyawan dapat menjadi alasan untuk
pemberhentian karyawan. Inisiatif pemberhentian bisa berdasarkan
keinginan perusahaan ataupun keinginan karyawan. Besar gaji
karyawan yang sakit-sakitan dibayar perusahaan berdasarkan
P4/M/56/4699,P4/M/57/6542, dan P4/M/57/6150.
7. Meninggal dunia
Karyawan yang meninggal dunia secara otomatis putus
hubungan kerjanya dengan perusahaan. Perusahaan memberikan
pesangon atau uang pensiun bagi keluarga yang ditinggalkan sesuai
dengan peraturan yang ada.
Karyawan yang tewas atau meninggal dunia saat melaksanakan
tugas, pesangon atau golongannya diatur sendiri oleh undang-

7
undang. Misalnya, pesangonnya lebih besar dan golongannya
dinaikan sehingga uang pensiynnya lebih besar.
8. Perusahaan dilikuidasi
Karyawan akan dilepas jika perusahaan dilikuidasi atau
ditutup karena bangkrut. Bangkrutnya perusahaan harus
berdasarkan ketentuan hukum yang berlaku, sedang karyawan yang
dilepas harus mendapat pesangon sesuai dengan ketentuan
pemerintah.

2.3 Proses Pemberhentian


Pemberhentian karyawan hendaknya berdasarkan peraturan dan
perundang-undangan yang ada agar tidak menimbulkan masalah.
Seharusnya pemberhentian dilakukan dengan caa yang sebai-baiknya,
sebagaimana pada saat mereka diterima menjadi karyawan. Dengan
demikian, tetap terjalin hubungan informal yang baik antara perusahaan
dengan mantan karyawan.
Hal diatas pada dasarnya menjadi keinginan kedua belah pihak.
Akan tetapi, tidak dapat diingkari sering terjadi pemberhentian dengan
pemecatan, karena konflik yang tidak dapat diatasi lagi. Pemecatan
karyawan harus didasarkan kepada peraturan dan perundang-undangan
karena setiap karywan mendapat perlindungan hukum sesuai dengan
statusnya. Proses pemecatan karywan harus menurut prosedur sebagai
berikut:
1. Musyawarah karywan dengan pimpinan perusahaan
2. Musayawarah pimpinan serikat buruh dengan pimpinan perusahaan
3. Musyawarah pimpinan serikat buruh, pimpinan perusahaan, dan
P4D
4. Musyawarah pimpinan serikat buruh, pimpinan perusahaan, dan
P4P

8
5. Pemutusan berdasarkan Keputusan Pengadilan Neger
Prosedur ini tidak perlu dilakukan semuanya, jika pada tahap
tertentu telah dapat diselesaikan dengan baik. Tetapi jika tidak
terselesaikan, penyelsaiannya hanya dengan keputusan pengadilan
negeri.
Prosedur ini tidak perlu dilakukan semuanya, jika pada tahap
tertentu telah dapat diselesaikan dengan baik. Tetapi jika tidak
terselesaikan, penyelesaiannya hanya dengan keputusan pengadilan negeri.

2.4 Undang – undang dan Konsep Pemberhentian


Sebab akibat dan dasar hukum Pemberhentian pegawai
1. Keinginan Perusahaan

Alasan 1. Tidak cakap dalam masa


percobaan
2. Alasan mendesak
3. Pegawai sering
mangkir/tdak cakap
4. Pegawai ditahan oleh
negara
5. Buruh dihukum oleh hakim
6. Buruh sakit-sakitan
7. Buruh berusia lanjut
8. Penutupan badan
usaha/pengurangan tenaga
kerja

Dasar Hukum 1. Pasal 1603 1 KUHP


2. Pasal 1603 0 KUHP

9
3. P4/M57/6388= Mendesak
P4/M/57/6083= Tidak
mendesak
4. P4/M/56/4599
5. P4/M/57/6231
6. P4/M/56/46999
P4/M/57/6542
P4/M/57/6150
7. Peraturan Pensiun
Perusahaan
8. ------

Keterangan 1. Tidak diberi pesangon/uang


jasa
2. Idem
3. Idem
Diberi uang pesangondan
uang jasa
4. Selama dalam tahanan
diberi tunjangan
5. Bila bersifat mendesak
tidak diberi apa-apa;bila
tidak, diberi
6. Sakit bulan 1=100%gaji
Bulan II= 75% gaji
Bulan III=60% gaji
Bulan IV=25%gaji
Bulan-bulan selanjutnya,
kebijaksanaan perusahaan.
7. -----
8. -----

10
2. Keinginan Pegawai

Alasan 1. Tidak cakap dalam masa


percobaan
2. Alasan – alasan mendesak
3. Menolak bekerja pada
majikan baru

Dasar hukum 1. Pasal 1603 1 KUHP


2. Pasal 1603 p
3. ----

Keterangan 1. Tidak diberi apa-apa


2. ----
3. ----

3 Sebab lain

Alasan 1. Pegawai meninggal dunia


2. Berakhir masa hubungan
kerja

Dasar hukum 1. Pasal 1603 j KUHP


UU Kecelakaan
2. Pasal 1603 1 KUHP

Keterangan 1. Diluar hubungan kerja


diberi uang duka pada
pegawai tetap
Dalam hubungggan kerja
ahli waris dapat tunjangan
2. Tidak diberi apa-apa

Keinginan
Perusahaan Keinginan
Karyawan
Perundang-
11
undangan
Pemberhentian
atau Pensiun
separation

Status
Karyawan

Meninggal dan
Uang Pensiun dan
sebab sebab lainnya
Uang Pesangon

Gambar : Konsep Pemberhentian

Karyawan
Harian Honorer

Karyawan Karyawan
Status Karyawan
percobaan Kontrak

Karyawan
Tetap

Gambar: Konsep Status Karyawan

12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pemberhentian karyawan adalah fungsi operasional yang terakhir
dari manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM), pemberhentian
karyawan berarti berhentinya kegiatan kerja seseorang daru suatu
organisasi perusahaan. Hal tersebut pasti terjadi dan telah diatur oleh
undang-undang. Pemberhentian tersebut dapat disebabkan oleh Undang,
undang, keinginan perusahaan, keinginan karyawan, pensiu, kesehatan,
kontrak kerja berakhir, meninggal dunia, dan sebab lainnya.

3.2 Saran
Dalam hal pemberhentian karyawan, perusahaan harus bertindak
dengan sangat hati-hati dan memerlukan pertimbangan yang sangat
matang, karena adanya pemberhentian akan berpengaruh terhadap
kelangsungan perusahaan dan karyawan itu sendiri. Maka dari itu manajer

13
sumber daya manusia harus sudah dapat mempertimbangkan segala
sesuatunya untuk dijadikan sebagai keputusan.

14

Anda mungkin juga menyukai