Anda di halaman 1dari 2

Nama : Muhamad Adam Eldawan

NIM : 1910211146

Tentang : Tugas EML

Pelayanan BPJS Kesehatan

BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial) Kesehatan adalah badan hukum publin yang
dibentuk untuk menyelenggarakan program jaminan kesehatan sebagaimana maksud dalam
Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial. Sejak saat
Saya kecil, Saya sudah terpapar dengan kata “BPJS” dalam hidup Saya ketika mendatangi
layanan kesehatan ketika merasa tidak sehat. Dimulai dari sakit gigi hingga operasi pemasangan
pen dikarenakan patah tulang akibat kecelakaan lalu lintas, BPJS selalu hadir karena orang tua
Saya cukup “hemat” dalam mengatur keuangan. Selain itu, beberapa layanan kesehatan yang
mahal beberapa kali dapat menjadi layanan kesehatan yang murah pada beberapa kasus keluarga
Saya. Pemasangan ring untuk jantung yang mahal itu dapat menjadi turun karena BPJS
Kesehatan. Saat Saya kecil, Saya menganggap BPJS sebagai senjata dewa untuk mengatasi
masalah finansial dan kesehatan secara sekaligus.

Namun setelah menjadi seorang mahasiswa kedokteran dan mempelajari bagaimana


sistem pelayanan kesehatan bekerja di Indonesia. Ternyata yang dahulu Saya anggap dewa,
ternyata bukanlah dewa sesungguhnya. BPJS Kesehatan memiliki prinsip kegotongroyongan,
nirlaba, keterbukaan, kehati-hatian, akuntabilitas, portabilitas, kepesertaan bersifat wajib, dana
amanat, dan dana digunakan untuk kepentingan peserta. Walaupun demikian, masih banyak
kecacatan dalam sistem BPJS Kesehatan yang membuat beberapa prinsip tidak berjalan
sebagaimana mestinya. Panjangnya birokrasi yang membuat banyak pasien mengeluh, fraud
yang sering terjadi di layanan kesehatan, dan lainnya membuat BPJS Kesehatan tidak menjadi
senjata dewa seperti yang Saya anggap dulu.

Setiap Saya berkunjung ke layanan kesehatan primer maupun sekunder di tanah kelahiran
Saya (Kota Tasikmalaya), Saya selalu melihat antrean yang panjang di depan meja pendaftaran.
Terdapat orang tua dengan keaadan sakit yang ikut mengantre sembari berdiri karena sudah tidak
tersedia lagi tempat duduk, terdapat anak dengan keadaan panik yang ikut mengantre karena
orang tuanya membutuhkan penanganan dengan cepat, dan keadaan-keadaan anomali lainnya.
Saya melihat birokrasi penggunaan BPJS sangat panjang dan terkesan dilempar-lempar, sehingga
banyak pasien yang menunggu lama dan kebingungan mengenai kepastian pelayanan kesehatan
yang seharusnya didapatkan.

Selain itu, pada tahun 2022 saat dunia masih dilanda oleh pandemi Covid-19, Indonesia
mengeluarkan Inpres Nomor 1 Tahun 2022 yang mengamanatkan kepada 30
kementerian/lembaga untuk mengambil langkah yang strategis untuk melakukan optimalisasi
pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Sosial (JKN). Intruksi tersebut diteken oleh Presiden
Joko Widodo pada 6 Januari 2022. Beberapa intruksi tersebut membuat kartu BPJS Kesehatan
menjadi persyaratan untuk mengakses layanan publik.

Apabila kita membahas mengenai BPJS Kesehatan, maka kita akan berdampingan
dengan pembahasan UHC ataupun Universal Health Coverage. UHC adalah sistem penjamiann
sosial kesehatan yang memastikan setiap warga dalam suatu populasi memiliki akses yang
berkeadilan terhadap pelayanan kesehatan promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif, bermutu, dan
dengan biaya terjangkau. Dikeluarkannya Inpres Nomor 1 Tahun 2022 merupakan salah satu
langkah tindak lanjut program JKN untuk melibatkan seluruh masyarakat dalam BPJS
Kesehatan. Namun kebijakan tersebut Saya kira kurang tepat dalam keadaan seperti sekarang.
Kebijakan tersebut membuat banyak pihak merasa dipaksa untuk mendaftar kepesertaan BPJS
Kesehatan karena banyak birokrasi yang mewajibkan kartu BPJS Kesehatan sebagai persyaratan
dalam mengurus beberapa dokumen.

Dikeluarkannya Inpres Nomor 1 Tahun 2022 seharusnya mempertimbangkan pelayanan


peserta BPJS Kesehatan yang belum maksimal, terdapat adanya potensi penunggakan iuran,
ketidakamanan penjaga data peserta BPJS, diskriminasi dalam pemberian layanan publik, dan
tata kelola administrasi BPJS yang masih buruk. Seharusnya, diperlukan adanya optimalisasi
fungsi BPJS disertai dengan perbaikan layanan administrasi demi meningkatkan kualitas BPJS
sebagai pelaksana jaminan kesehatan yang menyeluruh bagi masyarakat Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai