Anda di halaman 1dari 19

2023

Studi Kasus: Rute Bus Rapid Transit (BRT) Trans NKRI


Tugas Akhir Mata Kuliah Manajemen Lalu Lintas

Oleh:
Renaldy Zulkarnain Monoarfa
(P092221007)
1. PENDAHULUAN

Transportasi merupakan sebuah usaha memindahkan, menggerakkan, mengangkut atau


mengalihkan suatu obyek dari suatu tempat ke tempat lain, di mana di tempat lain ini obyek
tersebut lebih bermanfaat atau dapat berguna untuk tujuan tertentu. Oleh karena itu, trans-
portasi akan berkembang seiring dengan meningkatnya pertumbuhan aktivitas. Semakin luas
wilayah yang harus dilayani, maka semakin luas juga pergerakan transportasinya. Dengan se-
makin meningkatnya penduduk kota menyebabkan semakin tingginya aktifitas dan jumlah per-
jalanan baik orang maupun barang. Permasalahan seperti kepadatan lalu lintas hingga ke-
macetan dan masalah angkutan penumpang umum lainnya mulai muncul.
Menurut Tamin (2000), salah satu penyebab kemacetan di daerah perkotaan adalah
meningkatnya kecenderungan para pemakai jasa transportasi untuk menggunakan kendaraan
pribadi dibandingkan dengan kendaraan umum. Selain membaiknya keadaan ekonomi yang
menyebabkan tingkat kepemilikan kendaraan pribadi semakin tinggi, menurunnya peranan
angkutan umum juga disebabkan oleh rendahnya tingkat pelayanan angkutan umum itu sendiri.
Pada dasarnya, tingkat pelayanan yang rendah itu menyangkut sarana dan prasarana yang ku-
rang memadai, waktu tempuh yang cukup lama, jumlah penumpang yang melebihi kapasitas
angkut, tingkat kenyamanan yang rendah, sistem jaringan yang kurang memadai, serta aksesi-
bilitas yang sulit untuk beberapa daerah tertentu.
Guna mengatasi hal tersebut pemerintah Provinsi Gorontalo telah melakukan pengem-
bangan Bus Rapid Transit (BRT) guna memperbaiki layanan angkutan perkotaan yang ada saat
ini. Bus Rapid Transit (BRT) adalah sebuah sistem bus yang cepat, nyaman, aman dan tepat
waktu dari segi infrastruktur, kendaraan dan jadwal.
Penerapan program BRT oleh pemerintah Provinsi Gorontalo sering mengalami ken-
dala kinerja dalam beroperasi, hal ini disebabkan pada ruas jalan yang menjadi rute perjalanan
BRT sering ditemukan hambatan-hambatan samping. Hambatan samping seperti pejalan kaki,
parkir liar, jalur akses kendaraan keluar masuk serta kendaraan lambat atau kendaraan tidak
bermotor sering dijumpai selama beroperasi. Oleh karena itu, peneliti membuat artikel ini guna
mengkaji permasalahan-permasalahan yang terjadi selama BRT ini beroperasi di rute yang te-
lah ditentukan.

1
2. METODE PENELITIAN
2.1 Waktu dan Lokasi

Penelitian ini dilakukakan di Kota Gorontalo, dimana Bus Rapid Transit (BRT) Trans
NKRI yang melayani rute kampus 1 Universitas Negeri Gorontalo ke kampus 4 Universitas
Negeri Gorontalo yang akan diteliti. Untuk titik pemberhentiannya dijabarkan yang dimana
titik awal yaitu kampus 1 Universitas Negeri Gorontalo, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)
Prof. Dr. Aloei Saboe Kota Gorontalo, Monumen Tugu Langga, Perbatasan Kecamatan Kabila
– Suwawa Kabupaten Gorontalo, dan titik terakhir yakni kampus 4 Universitas Negeri Goron-
talo. Penelitian ini dilakukan selama 2 bulan, yakni dari bulan Mei sampai dengan bulan Juni
2023. Penelitian pertama dilakukan selama 2 hari meliputi survei waktu tempuh BRT Trans
NKRI di setiap titik, jarak tempuh, dan hambatan samping yang dijumpai selama penelitian
berlangsung. Penelitian kedua yaitu, survei pencacahan lalu lintas dilakukan selama 1×12 jam
untuk mengetahui jumlah kendaraan di tiap ruas jalan yang dilalui BRT Trans NKRI pada jam
puncak.

Gambar 1. Rute BRT Trans NKRI


(Sumber: Arcgis, 2023)

2
2.2 Alat dan Bahan

Alat yang digunakan pada penelitian ini terdiri dari stopwatch, kamera handphone,
ATK dan formulir pengisian saat survei lalu lintas dan beberapa aplikasi seperti google maps
dan Arcgis 10.8 untuk menggambar peta situasi serta untuk mengetahui jarak tempuh BRT
Trans NKRI.

2.3 Tahapan Penelitian

Penelitian dimulai dengan menentukan titik-titik pemberhentian BRT Trans NKRI,


melaksanakan survei lapangan yang terdiri dari survei jarak dan waktu tempuh. Selanjutnya
dilanjutkan dengan survei volume lalu lintas selama 1×12 jam. Setelah data terkumpul, data
diolah kemudian diperolehlah kesimpulan. Secara sistematis tahapan penelitian dapat diuraikan
secara singkat ke dalam bagan alir penelitian yang ditunjukkan pada Gambar 2 berikut.

3
Mulai

Penentuan 5 Titik Pem-


berhentian

Survei Lapangan

Pengumpulan Data

1. Jarak Tempuh
2. Waktu Tempuh
3. Volume Lalu Lintas

Analisis Data

Kesimpulan

Selesai

Gambar 2. Bagan Alir Penelitian

4
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Waktu dan Jarak

Berikut adalah hasil survei jarak tempuh dan waktu tempuh rute BRT Trans NKRI di-
setiap titik dari kampus 1 Universitas Negeri Gorontalo sampai kampus 4 Universitas Negeri
Gorontalo. Hasil survei ditunjukkan pada Tabel 1 berikut.

Tabel 1. Jarak dan Waktu Tempuh BRT Trans NKRI

Jarak Tempuh Waktu Tempuh


Nama Titik Keterangan Titik
(km) (menit)

Kampus 1 UNG –
A-B RSUD Prof. Dr. Aloei 4,9 11
Saboe

RSUD Prof. Dr. Aloei


B–C Saboe – Monumen 3,1 8
Tugu Langga

Monumen Tugu
C–D Langga – Perbatasan 5,3 10
Kec. Kabila–Suwawa

Perbatasan Kec. Ka-


D-E bila–Suwawa – Kam- 3,6 8
pus 4 UNG

Total 16,9 37
(Sumber: Hasil survey, 2023)

Berdasarkan Tabel 1, titik A ke titik B memiliki jarak sepanjang 4,9 km dengan waktu
tempuh selama 11 menit, titik B ke titik C memiliki jarak sepanjang 3,1 km dengan waktu
tempuh selama 8 menit, titik C ke titik D memliki jarak tempuh sepanjang 5,3 km dengan
waktu tempuh selama 10 menit, dan titik D ke titik E memiliki jarak tempuh sepanjang 3,6 km
dengan waktu tempuh selama 8 menit. Titik A ke titik B memiliki waktu tempuh paling lama,
hal ini disebabkan pada ruas jalan yang di lewati memiliki banyak hambatan samping,

5
sedangkan titik B ke titik C dan titik D ke titik E memiliki waktu tempuh yang lebih cepat, hal
ini disebabkan di kedua titik memiliki hambatan samping yang sedikit serta kapasitas ruas jalan
yang besar.

3.2 Hambatan Samping

Ruas jalan yang menjadi rute BRT Trans NKRI memiliki beberapa hambatan samping
yang cukup beragam. Jenis hambatan samping peneliti mengambil referensi dari pedoman
Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) tahun 1997. Jenis hambatan-hambatan tersebut an-
tara lain pejalan kaki (pedestrian), parkir dan kendaraan berhenti (parking and slow of vehicle),
kendaraan keluar masuk (exit and entry of vehicle), dan kendaraan lambat/kendaraan tidak ber-
motor (slow moving of vehicle).
Berikut adalah hasil survei hambatan samping pada titik A ke titik B ditunjukkan me-
lalui Gambar 3 sampai Gambar 6.

Gambar 3. Pejalan Kaki Gambar 4. Parkir dan Kendaraan


(Sumber: Hasil survei, 2023) Berhenti
(Sumber: Hasil survei, 2023)

Gambar 5. Akses Kendaraan Gambar 6. Kendaraan Tidak


Keluar Masuk Bermotor
(Sumber: Hasil survei, 2023) (Sumber: Hasil survei, 2023)

6
Berdasarkan Gambar 3 sampai dengan Gambar 6 dapat dilihat bahwa dari titik A ke
titik B memiliki 4 jenis kriteria hambatan samping. Titik A ke titik B melewati tiga ruas Jalan
Pangeran Hidayat (ex Jalan Dua susun), Jalan Brigjend Piola Isa dan Jalan Prof. Dr. Aloei
Saboe. Hambatan samping sering terjadi di ruas Jalan Pangeran Hidayat dan Jalan Brigjend
Piola Isa, hal ini disebabkan karena kedua ruas tersebut merupakan jalan akses bangunan-
bangunan umum seperti kawasan perkantoran dan juga kampus sehingga banyak kendaraan
parkir di pinggiran jalan, pedagang kaki lima, serta usaha-usaha penduduk sekitar seperti tem-
pat fotocopy, café dan warung kopi (warkop).
Berikut adalah hasil survei hambatan samping pada titik B ke titik C ditunjukkan me-
lalui Gambar 6 sampai dengan Gambar 9.

Gambar 6. Pejalan Kaki Gambar 7. Parkir dan


(Sumber: Hasil survei, 2023) Kendaraan Berhenti
(Sumber: Hasil survei, 2023)

Gambar 8. Akses Kendaraan Gambar 9. Kendaraan Lambat


Keluar Masuk (Sumber: Hasil survei, 2023)
(Sumber: Hasil survei, 2023)

Berdasarkan Gambar 6 sampai dengan Gambar 9 dapat dilihat dari titik B ke C memiliki
4 jenis kriteria hambatan samping. Titik B ke C melewati dua ruas Jalan Prof. Dr. Aloei Saboe
dan Jalan Pasar Minggu. Penyebab hambatan samping karena di kedua pada ruas jalan ini
didominasi oleh kawasan permukiman penduduk seperti perumahan warga dan perumahan
kantor serta terdapat pula usaha-usaha mikro dan makro seperti pertokoan, pedagang kaki lima

7
dan pasar tradisiomal. Tidak terdapat fasilitas pejalan kaki seperti trotoar serta lahan parkir
disekitaran area pertokoan dan pasar.
Berikut adalah hasil survei hambatan samping pada titik C ke titik D ditunjukkan me-
lalui Gambar 9 sampai dengan Gambar 12.

Gambar 10. Pejalan Kaki Gambar 11. Parkir dan Kendaraan


(Sumber: Hasil survei, 2023 Berhenti
(Sumber: Hasil survei, 2023)

Gambar 12. Kendaraan Lambat


(Sumber: Hasil survei, 2023)

Berdasarkan Gambar 10 sampai dengan Gambar 12 dapat dilihat bahwa di titik C ke


titik D hanaya memiliki 3 jenis kriteria hambatan samping. Titik C ke titik D hanya melewati
satu ruas jalan yaitu Jalan Pasar Minggu. Penyebab hambatan samping di ruas jalan ini tidak
adanya fasilitas pejalan kaki dan kurangnya lahan parkir kendaraan pribadi disetiap rumah-
rumah warga disekitran ruas jalan ini.
Berikut adalah hasil survei hamabatan samping pada titik D ke titik E ditunjukkan me-
lalui Gambar 13 dan Gambar 14.

8
Gambar 13. Pejalan Kaki Gambar 14. Parkir dan Kendaraan
(Sumber: Hasil survei, 2023) Berhenti
(Sumber: Hasil survei, 2023)

Berdasarkan Gambar 13 dan Gambar 14 dapat dilihat bahwa di titik D ke titik E hanya
memiliki 2 jenis kriteria hambatan samping. Titik C ke titik D melewati satu ruas jalan yaitu
Jalan Jembatan Merah. Penyebab hambatan samping di ruas jalan ini tidak adanya fasilitas
pejalan kaki dan kurangnya lahan parkir di setiap rumah-rumah warga.

3.3 Volume Lalu Lintas


Volume lalu lintas adalah banyaknya kendaraan yang melewati suatu titik atau garis
tertentu pada suatu penampang melintang jalan. Data pencacahan volume lalu lintas adalah
informasi yang diperlukan untuk fase perencanaan, desain, manajemen sampai pengoperasian
jalan. Volume lalu lintas pada penelitian ini didasarkan pada survei yang diperoleh dari survei
lalu lintas dengan durasi 1 × 12 jam. Survei dapat dilakukan secara manual mengacu pada
Pedoman Survei Pencacahan Lalu Lintas (Pd T-19-2004-B).

3.3.1 Titik A ke Titik B (Jalan Pangeran Hidayat - Jalan Brigjend Piola Isa – Jalan
Prof. Dr. Aloei Saboe
1. Jalan Pangeran Hidayat (Ex Jalan Dua Susun)
Hasil survei lalu lintas pada ruas jalan ini ditunjukkan melalui Gambar 15 dan Gambar
16 berikut ini.

9
Grafik Hubungan Jumlah Kenderaan Terhadap Waktu
1800 1605
1496
Jumlah Kenderaan (kend/hari)

1600 1378 1307


1400 1248 1210
1134
1200 1011 1045 1044
913 903
1000
800
600
400
200
0

Waktu (Jam)

Gambar 15. Hubungan Jumlah Kendaraan Terhadap Waktu (Jalan Pangeran Hidayat)
(Sumber: Hasil olahan data, 2023)

Berdasarkan Gambar 15 dapat dilihat bahwa pada ruas Jalan Pangeran Hidayat (ex
Jalan Dua Susun) jumlah kendaraan terbanyak yaitu pada pukul 09:00 sampai dengan 10:00
sebanyak 1605 kend/jam, sedangkan sejam kemudian tepatnya pada pukul 10:00 sampai
dengan pukul 11:00 jumlah kendaraan pada ruas ini paling sedikit dengan jumlah 903
kend/jam.

Grafik Hubungan Jumlah Kendaraan Terhadap Golongan


Kendaraan
16000
14015
Jumlah Kendaraan (kend/hari)

14000
12000
10000
8000
6000
4054
4000
2000 354 351 30 13 48 5 13 1 3 87
0
1 2 3 4 5a 5b 6a 6b 7a 7b 7c 8
Golongan Kendaraan

Gambar 16. Hubungan Jumlah Kendaraan Terhadap Waktu (Jalan Pangeran Hidayat)
(Sumber: Hasil olahan data, 2023)

Berdasarkan Gambar 16 ruas jalan ini didominasi kendaraan golongan 1, 2, 3, dan 4


yang masing-masing sebanyak 14.015 kend/jam, 4.054 kend/jam, 354 kend/jam, dan 351
10
kend/jam, sedangkan golongan 7B dan 7C memiliki jumlah paling sedikit yang dimana mas-
ing-masing sebanyak 1 kend/jam dan 3 kend/jam.

2. Jalan Brigjend Piola Isa


Hasil survei lalu lintas pada ruas jalan ini ditunjukkan melalui Gambar 17 dan Gam-
bar 18 berikut ini.

Grafik Hubungan Jumlah Kenderaan Terhadap Waktu


2500
2091
Jumlah Kenderaan (kend/hari)

2000 1792
1651 1635 1640 1664 1615 1560 1594
1495 1552
1500 1135
1000

500

Waktu (Jam)

Gambar 17. Hubungan Jumlah Kendaraan Terhadap Waktu (Jalan Brigjend Piola Isa)
(Sumber: Hasil olahan data, 2023)

Berdasarkan Gambar 17 dapat dilihat bahwa pada ruas Jalan Brigjen Piola Isa jumlah
kendaraan terbanyak pada pukul 07:00 sampai dengan pukul 08:00 sebanyak 2091 kend/jam,
sedangkan jumlah kendaraan paling sedikit yaitu pada pukul 11:00 sampai dengan pukul 12:00
sebanyak 1495 kend/jam.

11
Grafik Hubungan Jumlah Kendaraan Terhadap Golongan
Kendaraan
18000 16204
Jumlah Kendaraan (kend/hari)

16000
14000
12000
10000
8000
6000
4000 2563
2000 128 450 45
21 0 11 2 0 0 0
0
1 2 3 4 5a 5b 6a 6b 7a 7b 7c 8
Golongan Kendaraan

Gambar 18. Hubungan Jumlah Kendaraan Terhadap Waktu (Jalan Brigjend Piola Isa)
(Sumber: Hasil olahan data, 2023)
Berdasarkan Gambar 16 dapat dilihat bahwa kendaraan yang mendominasi pada ruas
Jalan Brigjend Piola Isa adalah golongan 1, 2, 3 dan 4 yang masing-masing berjumlah 16.204
kend/jam, 2.563 kend/jam, 128 kenda/jam, dan 450 kend/jam. Kendaraan golongan 7A, 7B,
dan 7C tidak teridentifikasi selama pelaksanaan survei di ruas jalan ini.

3. Jalan Prof. Dr. Aloei Saboe


Hasil survei lalu lintas pada ruas jalan ini ditunjukkan melalui Gambar 19 dan Gam-
bar 20 berikut ini.

Grafik Hubungan Jumlah Kenderaan Terhadap Waktu


3000
2415
Jumlah Kenderaan (kend/hari)

2500 2109
2000 1580 1709
1534 1441 1496 1534 1495
1373 1337
1500
911
1000
500
0

Waktu (Jam)

Gambar 19. Hubungan Jumlah Kendaraan Terhadap Waktu (Jalan Prof. Dr. Aloei Saboe)
(Sumber: Hasil olahan data, 2023)

12
Berdasarkan Gambar 19 dapat dilihat bahwa pada ruas Jalan Prof. Dr. Aloei Saboe
jumlah kendaraan terbanyak yaitu pada pukul 17:00 sampai pukul 18:00 sebanyak 2.425
kend/jam, sedangkan jumlah kendaraan paling sedikit yaitu pada pukul 06:00 sampai 07:00
dengan jumlah 911 kend/jam.

Grafik Hubungan Jumlah Kendaraan Terhadap Golongan


Kendaraan
18000
Jumlah Kendaraan (kend/hari)

15480
16000
14000
12000
10000
8000
6000
4000 2690
2000 175 335 12 3 30 139 3 6 0 61
0
1 2 3 4 5a 5b 6a 6b 7a 7b 7c 8
Golongan Kendaraan

Gambar 20. Hubungan Jumlah Kendaraan Terhadap Waktu (Jalan Brigjend Piola Isa)
(Sumber: Hasil olahan data, 2023)

Berdasarkan Gambar 20 dapat dilihat bahwa kendaraan yang mendominasi pada ruas
Jalan Brigjend Piola Isa adalah golongan 1, 2, 3, dan 4 dengan jumlah kendaraan masing-mas-
ing 15.480 kend/jam, 2690 kend/jam, 175 kend/jam, 335 kend/jam. Kendaraan golongan 5B
dan 7A memiliki jumlah yang sama yaitu 3 ken/jam, disusul dengan kendaraan golongan 7B
dengan jumlah 6 kend/jam, sedangkan kendaraan golongan 7C tidak teridentifikasi pada ruas
jalan ini.

3.3.2 Titik B ke Titik C ke Titik D (Jalan Prof. Dr. Aloei Saboe – Jalan Pasar Minggu)
1. Jalan Pasar Minggu
Hasil survei lalu lintas pada ruas jalan ini ditunjukkan melalui Gambar 21 dan Gambar
22 berikut ini.

13
Grafik Hubungan Jumlah Kenderaan Terhadap Waktu
3000
Jumlah Kenderaan (kend/hari)

2456 2496
2358
2500
2041 2037 1985 1964
1826 1894
2000 1706
1381
1500 1097
1000
500
0

Waktu (Jam)

Gambar 21. Hubungan Jumlah Kendaraan Terhadap Waktu (Jalan Pasar Minggu)
(Sumber: Hasil olahan data, 2023)

Berdasarkan Gambar 21 dapat dilihat bahwa pada ruas Jalan Pasar Minggu jumlah ken-
daraan terbanyak yaitu pada pukul 16:00 sampai dengan 17:00 sebanyak 2.496 kend/jam, se-
dangan jumlah kendaraan paling sedikit yauti pada pukul 06:00 sampai dengan pukul 07:00
dengan jumlah 1097 kend/jam.

Grafik Hubungan Jumlah Kendaraan Terhadap Golongan


Kendaraan
18000 16409
Jumlah Kendaraan (kend/hari)

16000
14000
12000
10000
8000
5532
6000
4000
2000 591 631 10 1 31 9 0 0 0 27
0
1 2 3 4 5a 5b 6a 6b 7a 7b 7c 8
Golongan Kendaraan

Gambar 22. Hubungan Jumlah Kendaraan Terhadap Waktu (Jalan Pasar Minggu)
(Sumber: Hasil olahan data, 2023)

Berdasarkan Gambar 22 dapat dilihat bahwa kendaraan yang mendominasi ruas Jalan
Pasar Minggu adalah golongan 1, 2, 3 dan 4 dengan jumlah kendaraan masing-masing 16.409

14
kend/jam, 5.532 kend/jam, 591 kend/jam dan 631 kend/jam. Kendaraan golongan 7A, 7B, dan
7C tidak teridentifikasi di ruas ini.

3.3.3 Titik D ke Titik E (Jalan Pasar Minggu – Jalan Jembatan Merah)


1. Jalan Jembatan Merah
Hasil survei lalu lintas pada ruas jalan ini ditunjukkan melalui Gambar 23 dan Gambar
24 berikut ini.

Grafik Hubungan Jumlah Kenderaan Terhadap Waktu


600 528
501 500
Jumlah Kenderaan (kend/hari)

484 480
500 446 431
416
359 385
400 318 340
300
200
100
0

Waktu (Jam)

Gambar 23. Hubungan Jumlah Kendaraan Terhadap Waktu (Jalan Jemabatan Merah)
(Sumber: Hasil olahan data, 2023)

Berdasarkan Gambar 22 dapat dilihat bahwa jumlah kendaraan terbanyak pada ruas
Jalan Jemabatan Merah yaitu pada pukul 15:00 sampai dengan pukul 16:00 sebanyak 528
kend/jam, sedangkan jumlah kendaraan paling sedikit pada pukul 06:00 sampai dengan pukul
07:00 dengan jumlah 318 kend/jam

15
Grafik Hubungan Jumlah Kendaraan Terhadap Golongan
Kendaraan
5000
4424
4500
Jumlah Kendaraan (kend/hari)

4000
3500
3000
2500
2000
1500
1000
453
500 215
21 11 0 26 27 0 0 0 11
0
1 2 3 4 5a 5b 6a 6b 7a 7b 7c 8
Golongan Kendaraan

Gambar 24. Hubungan Jumlah Kendaraan Terhadap Waktu (Jalan Jembatan Merah)
(Sumber: Hasil olahan data, 2023)
Berdasarkan Gambar 24 dapat dilihat bahwa kendaraan yang mendominasi ruas Jalan
Jembatan Merah adalah golongan 1, 2, 4, 6A dan 6B dengan jumlah kendaraan masing-masing
4.424 kend/jam, 453 kend/jam, 215 kend/jam, 26 kend/jam, dan 27 kend/jam. Kendaraan go-
longan 7A, 7B dan 7C tidak teridentifikasi di ruas ini.

16
4. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil olahan data, maka diperoleh kesimpulan yang ditunjukkan pada Tabel 2 sebagai berikut.

Tabel 2. Kesimpulan Dari Hasil Pengolahan Data


Volume Lalu Lintas
Waktu Tempuh Jarak Tempuh Kendaraan pada Jam
Titik Keterangan Ruas Jalan Yang di Lalui Hambatan Samping
(menit) (km) Jam Puncak puncak Kendaraan Terbanyak
(kend/jam)
1. Pejalan kaki
1. Jalan Pangeran Hidayat 2. Kendaraan parkir
Golongan 1
(ex Jalan Dua Susun dan berhenti 09:00-10:00 1.605
Kampus 1 UNG – Golongan 2
A-B 2. Jalan Brigjend Piola Isa 3. Akses kendaraan 07:00-08:00 2.091
RSUD Prof. Dr. Al- 4,9 11 Golongan 3
3. Jalan Prof. Dr. Aloei keluar masuk 17:00-18:00 2.415
oei Saboe Golongan 4
Saboe 4. Kendaraan tidak ber-
motor
1. Pejalan kaki
2. Kendaraan parkir Golongan 1
1. Jalan Prof. Dr. Aloei
RSUD Prof. Dr. Al- dan berhenti 17:00-18:00 2.415 Golongan 2
B-C Saboe
oei Saboe – Monu- 3,1 8 3. Akses kendaraan 08:00-09:00 2,496 Golongan 3
2. Jalan Pasar Minggu
men Tugu Langga keluar masuk Golongan 4
4. Kendaraan lambat

1. Pejalan kaki Golongan 1


Monumen Tugu
2. Kendaraan parkir Golongan 2
C-D Langga – Perbata- Jalan Pasar Minggu 08:00-09:00 2,496
5,3 10 dan berhenti Golongan 3
san Kec. Kabila–
3. Kendaraan lambat Golongan 4
Suwawa
Golongan 1
Golongan 2
1. Pejalan kaki
Perbatasan Kec. Golongan 3
D-E Jalan Jembatan Merah 2. Kendaraan perkir 09:00-10:00 501
Kabila–Suwawa – 3,6 8 Golongan 4
dan berhenti
Kampus 4 UNG Golongan 6A
Golongan 6B

17
REFERENSI

[1] O. Z. Tamin, Perencanaan dan Permodelan Transportasi, Bandung: ITB, 2000.


[2] A. Esty, "Analisis Kinerja Pelayanan Bus Rapid Transit (BRT) Koridor II Terboyo-
Sisemut," Jurnal Teknik PWK, pp. 756-764, 2013.
[3] R. Pramanasari, "Penerapan Manajemen Lalu Lintas Satu Arah pada Ruas Jalan Sultan
Agung-Sisingamangaraja," Jurnal Karya Teknik Sipil, pp. 142-153, 2014.
[4] Direktorat Jenderal Bina Marga , "Manual Kapasitas Jalan Indonesia," Direktorat Jenderal
Bina Marga, Jakarta, 1997.
[5] Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah, "Pedoman Survei Pencacahan Lalu
Lintas," Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah, Jakarta, 2004.

18

Anda mungkin juga menyukai