Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn.

P DENGAN
GANGGUAN SISTEM KARDIOVASKULER: DISRITMIA DI
RUANG ZAAL RSU SYILVANI BINJAI

Dosen Pembimbing : MarlisaS.KepNs,M.Kep

Disususn Oleh :
Nama : Rizkon Fadilah
Nim : P07520221039
Kelas : 2A Str.Keperawatan

POLITEKNIK KESEHATAN NEGERI MEDAN


JURUSAN KEPERAWATAN
PRODI SARJANA TERAPAN
MEDAN T.A 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha esa atas berkat dan karunianya, penulis bisa
menyelasaikan laporan dengan judul “Laporan Asuhan Keperawatan Pada Tn.P Dengan
Gangguan Sistem Kardiovaskuler: Disritmia Di Ruang Zaal Rsu Syilvani Binjai”. Tidak lupa
kami mengucapkan syukur untuk dosen pembimbing kami Ibu MarlisaS.KepNs,M.Kep . Dan
juga kepada seluruh teman-teman yang sudah berpartisipasi dalam pembuatan laporan ini.
Sekian laporan ini saya susun dengan harapan dapat bermanfaat bagi siapa saja yang
membacanya. Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan . oleh karena
itu, semua kritik dan saran sangat perlukan untuk perbaikan dan kesempurnaan laporan ini
menjadi lebih baik.

Medan, 19 Juni 2023

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Gangguan irama jantung atau distrimia merupakan komplikasi yang sering terjadi pada
infark miokardium. Distrimia atau Aritmia adalah perubahan pada frekuensi dan irama jantung
yang disebabkan oleh konduksi elektrolit abnormal atau otomatis. Distrimia adalah kelainan
denyut jantung yang meliputi gangguan frekuensi atau irama atau keduanya. Distrimia adalah
gangguan sistem hantaran jantung dan bukan struktur jantung.
Masalah kesehatan yang berpengaruh terhadap sistem kardiovaskuler yangmenuntut
asuhan keperawatan dapat dialami oleh orang pada berbagai tingkat usia.Sistem kardiovaskuler
mencakup jantung, sirkulasi atau peredaran darah dankeadaan darah, yang merupakan bagian
tubuh yang sangat penting karena merupakan pengaturan yang menyalurkan O2 serta nutrisi ke
seluruh tubuh. Bila salah satu organtersebut mengalami gangguan terutama jantung, maka akan
mengganggu semuasistem tubuh.
Disritmia merupakan salah satu gangguan dari sistem kardiovaskuler.Disritmia adalah
tidak teraturnya irama jantung. Disritmia disebabkan karenaterganggunya mekanisme
pembentukan impuls dan konduksi. Hal ini termasukterganggunya sistem saraf. Perubahan
ditandai dengan denyut atau irama yangmerupakan retensi dalam pengobatan. Sebab cardiac
output dan miokardiaccontractility.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latarbelakang diatas, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Bagaimana Pengertian Penyakit Distrimia?
2. Apa Etiologi dari Penyakit Distrimia?
3. Bagaimana Patofisiologi dari penyakit Distrimia?
4. Apa Manifestasi Klinis dari penyakit Distrimia?
5. Bagaimana Pemeriksaan Penunjang Pada penyakit Distrimia?
6. Bagaiamana Penatalaksanaan Medis pada penyakit distrimia?
1.3 Tujuan
Tujuan Dari makalah ini adalah
1. Untuk mengetahui bagaimana pengertian dari penyakit Distrimia
2. Untuk mengetahui apa etiologi dari penyakit distrimia
3. Untuk mengetahui bagaimana patofisiologi dari penyakit distrimia
4. Untuk mengetahui bagaimana manifestasi klinis dari penyakit distrimia
5. Untuk mengetahui bagaimana pemeriksaan penunjang pada pemeriksaan penyakit
distrimia
6. Untuk mengetahui bagaimana penatalaksanaan penyakit distrimia
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Konsep Dasar Teori


2.1.1Pengertian
Gangguan irama jantung atau distrimia merupakan komplikasi yang sering terjadi pada
infark miokardium. Distrimia atau Aritmia adalah perubahan pada frekuensi dan irama
jantung yang disebabkan oleh konduksi elektrolit abnormal atau otomatis. Distrimia adalah
kelainan denyut jantung yang meliputi gangguan frekuensi atau irama atau keduanya.
Distrimia adalah gangguan sistem hantaran jantung dan bukan struktur jantung.

2.1.2 Etiologi
Penyebabdariaritmiajantungbiasanyasatuataugabungandarikelainanberiku
t ini dalamsistem irama-konduksi jantung :
a. Iramaabnormaldaripacujantung.
b. Pergeseranpacujantungdarinodussinuskebagianlaindarijantung.
c. Blokpadatempat-tempat yangberbedasewktumenghantarkanimpulsmelalui jantung.
d. Jalurhantaranimpuls yangabnormalmelaluijantung.
e. Pembentukanyangspontandariimpulsabnormalpadahampersemuabagian jantung.

Etiologiaritmiajantungdalamgarisbesarnyadapatdisebabkanoleh:
a. Peradanganjantung,misalnyademamreumatik,peradanganmiokard(miokarditis
karena infeksi)
b. Gangguansirkulasikoroner(aterosklerosiskoroneratauspasmearterikoroner),
misalnya iskemia miokard, infark miokard.
c. Karenaobat(intoksikasi)antaralainolehdigitalis,quinidindanobat-obatanti
aritmia lainnya
d. Gangguankeseimbanganelektrolit(hiperkalemia,hipokalemia)
e. Gangguanpadapengaturansusunansarafautonomyangmempengaruhikerjadan
irama jantung
f. Ganggguanpsikoneurotikdansusunansarafpusat.
g. Gangguanmetabolik(asidosis,alkalosis)
h. Gangguanendokrin(hipertiroidisme,hipotiroidisme)
i. Gangguaniramajantungkarenakardiomiopatiatautumorjantung
j. Gangguaniramajantungkarenapenyakitdegenerasi(fibrosissistemkonduksi jantung).

2.1.3 Patofisiologi
1. DISRITMIA NODUS SINUS
a. Bradikardi Sinus
Bradikardi sinus bisa terjadi karena stimulasi vagal, intoksikasi digitalis, peningkatan
tekanan intracranial, atau infark miokard. Bradikardi sinus juga dijumpai pada olahraghawan
berat, orang yang sangat kesakitan, atau orang yang mendapat pengobatan (propanolol,
reserpin, metildopa), pada keadaan hipoendokrin (miksedema, penyakit adison,
panhipopituitarisme), pada anoreksia nervosa, pada hipotermia, dan setelah kerusakan bedah
nodus SA.
Karakteristik :
 Frekuensi : 40 sampai 60 denyut per menit
 Gelombang P : mendahului setiap kompleks QRS; interval PR normal
 Kompleks QRS : biasanya normal
 Hantaran : biasanya normal
 Irama : regular
b. Takikardi Sinus
Takikardi sinus (denyut jantung cepat) dapat disebablkan oleh demam, kehilangan darah
akut, anemia, syok, latihan, gagal jantung kongestif, nyeri, keadaan hipermetabolisme,
kecemasan, simpatomimetika atau pengobatan parasimpatolitik.
Karakteristik :
 Frekuensi : 100 sampai 180 denyut per menit
 Gelombang P : mendahului setiap kompleks QRS, dapat tenggelam
dalam
gelombang T yang mendahuluinya; interval PR normal
 Kompleks QRS : biasanya mempunyai durasi normal
 Hantaran : biasanya normsl
 Irama : regular
2. DISRITMIA ATRIUM
a. Kontraksi Prematur Atrium
Kontraksi Prematur Atrium (PAC = premature atrium contraction) dapat disebabakan
oleh iritabilitas otot atrium kerana kafein, alcohol, nikotin, miokardium Atrium yang
teregang seperti pada gagal jantung kongestif, stress atu kecemasan, hipokalemia (kadar
kalium rendah), cedera, infark, atau keadaan hipermetabolik.
Karakteristik :
 Frekuensi : 60 sampai 100 denyut per menit
 Gelombang P : biasanya mempunyai konfigurasi yang berbeda dengan
gelombang P yang berasal dari nodus SA. Tempat lain pada atrium telah menjadi
iritabel (peningkatan otomatisasi) dan melepaskan impuls sebelum nodus SA
melepaskan impuls secara normal. Interval PR dapat berbeda dengan interval PR
impuls yang berasal dari nodus SA.
 Kompleks QRS : bisa normal, menyimpang atau tidak ada. Bila ventrikel sudah
menyelesaikan fase rep[olarisasi, mereka dapat merespons stimulus atrium ini dari
awal
 Hantaran : biasanya normsl
 Irama : regular, kecuali bila terjadi PAC, Gelombang P akan terjadi lebih awal
dalam siklus dan biasanya tidak akan mempunyai jeda kompensasi yang lengkap.
b. Takikardi Atrium Paroksismal
Takikardi Atrium Paoksismal (PAT = paroxysmal atrium tachychardia) adalah
takikardi atrium yang ditandai dengan awitan mendadak dan penghentian mendadak.
Dapat dicetuskan oleh emosi, tembakau, kafein, kelelahan, pengobatan simpatomimetik,
atau alcohol. PAT biasanya tidak berhubungan dengan penyakit jantung organic.
Frekuensi yang sangat tinggfi dapat menyebabkan angina akibat pebnurunan pengisian
artei koroner. Curah jantung akan menurun dan dapat terjadi gagal jantung.
Karakteristik :
 Frekuensi : 150 sampai 250 denyut per menit
 Gelombang P : ektopik dan mengalami distorsi disbanding gelombang P
normal; dapat ditemukan pada awal gelombang T; interval PR memendek
(kurang dari 0,12 detik)
 Kompleks QR : biasanya normal, tetapi dapat mengalami distorsi apabila
terjadi penyimpangan hantaran
 Hantaran : biasanya normal
 Irama : regular
c. Flutter Atrium
Fluter atrium terjadi bila ada titik focus di atrium yang menangkap irama jantung
dan membuat impuls antara 250 sampai 400 kali per menit. Karakter penting pada
disritmia ini adalah terjadinya penyekat terapi pada nodus AV, yang mencegah
penghantaran beberapa impuls. Penghantaran impuls melalui jantung sebenartnya masih
normal, sehingga komp;leks QRS tak terpengaruh. Inilah tanda penting dari disritmia tipe
ini, karena hantran 1 :1 impuls atrium yang dilepaskan 250 sampai 400 kali per menit
akan mengakibatkan fibrilasi ventrikel, suatu disritmia yang mengancam jiwa.
Karakteristik :
 Frekuensi : frekuensi atrium antara 250 sampai 400 denyut per menit
 Gelombang P : tidak ada, melainkan diganti oleh pola gigi gergaji yang
dihasilkan oleh focus di atrium yang melepaskan impuls dengan cepat.
Gelombang ini disebut sebagai gelombang F.
 Kompleks QRS : konfigurasinya normal dan waktu hantarannya juga normal.
 Gelombang T : ada namun bisa tertutup oleh gelombang fluter
 Irama : regular atau ireguler, tergantung jenis penyekatnya (mis., 2:1, 3:1, atau
kombinasinya)
d. Fibrilasi Atrium
Fibrilasi atrium (kontraksi otot atrium yang tidak terorganisasi dan tidak
terkoordinasi)biasanya berhubungan dengan penyakit jantung aterosklerotik, penyakit
katup jantung, gagal jantung kongestif, tirotoksikosis, cor pulmonale, atau penyakit
jantung congenital.
3. DISRITMIA VENTRIKEL
a. Kontraksi Prematur Ventrikel
Kontraksi premature ventrikel (PVC = premature ventricular contraction) terjadi
akibat peningkatan otomatisasi sel otot ventrikel. PVC biasa disebabkan oleh toksisitas
digitalis, hipoksia, hipokalemia, demam, asidosis, latihan, atau peningkatan sirkulasi
katekolamin.
b. Bigemini Ventrikel
Bigemini Ventrikel biasanya diakibatkan oleh intoksikasi digitalis, penyakit arteri
koroner, MI akut, dan CHF. Istilah bigemini mengacu pada kondisi di mana setiap denyut
adalah premature.
c. Takikardi Ventrikel
Disritmia ini disebabkan oleh peningkatan iritabilitas miokard, seperti pada PVC.
Penyakit ini biasanya berhubungan dengan penyakit arteri koroner dan terjadi sebelum
fibrilasi ventrikel. Takikardi ventrikel sangat berbahaya dan harus dianggap sebagai
keadaan gawat darurat. Pasien biasanya sadar akan adanya irama cepat ini dan sangat
cemas.
d. Fibrilasi Ventrikel
Fibrilasi Ventrikel Adalah denyutan ventrikel yang cepat dan tak efektif. Pada
disritmia ini denyut jantung tidak terdengar dan tidak teraba, dan tidak ada respirasi.
Polanya sangat ireguler dan dapat dibedakan dengan disritmia tipe lainnya. Karena tidak
ada koordinasi aktivitas jantung, maka dapat terjadi henti jantung dan kematian bila
fibrilasi ventrikel tidak segera dikoreksi.
4. ABNORMALITAS HANTARAN
a. Penyekat AV Derajat-Satu
Biasanya berhubungan dengan penyakit jantung organic atau mungkin disebabkan
pleh efek digitalis. Hal ini biasanya terlihat pada pasien dengan infark miokard dinding
inferior jantung.
b. Penyekat AV Derajat-Dua
Juga disebabkan oleh penyakit jantung organic, IM, atau intoksikasi digitalis.
Bentuk penyekat ini menghasilkan penurunan frekuensi jantung dan biasanya penurunan
curah jantung(curah jantung = volume sekuncup x frekuensi jantung).
c. Penyekat AV Derajat-Tiga
Juga berhubungan dengan penyakit jantung organik, intoksikasi digitalis, dan MI.
frekuensi jantung berkurang drastis, mengakibatkan penurunan perfusi ke organ vital.
Seperti otak, jantung, paru, dan kulit.
5. ASISTOLE VENTRIKEL
Tidak akan terjadi kompleks QRS. Tidak ada denyut jantung, denyut nadi dan
pernafasan. Tanpa penatalaksanaan segera, asistole ventrikel sangat fatal.

2.1.4Manifestasi klinis
1. Perubahan TD ( hipertensi atau hipotensi ); nadi mungkin tidak teratur; defisit nadi; bunyi
jantung irama tak teratur, bunyi ekstra, denyut menurun; kulit pucat, sianosis, berkeringat;
edema; haluaran urin menurun bila curah jantung menurun berat.
2. Sinkop, pusing, berdenyut, sakit kepala, disorientasi, bingung, letargi, perubahan pupil.
3. Nyeri dada ringan sampai berat, dapat hilang atau tidak dengan obat antiangina, gelisah
4. Nafas pendek, batuk, perubahan kecepatan/kedalaman pernafasan; bunyi nafas tambahan
(krekels, ronki, mengi) mungkin ada menunjukkan komplikasi pernafasan seperti pada gagal
jantung kiri (edema paru) atau fenomena tromboembolitik pulmonal; hemoptisis.
5. Demam; kemerahan kulit (reaksi obat); inflamasi, eritema, edema (trombosis siperfisial);
kehilangan tonus otot/kekuatan.

2.1.5 Pemeriksaan Penunjang


a. EKG : menunjukkan pola cedera iskemik dan gangguan konduksi. Menyatakan tipe/sumber
disritmia dan efek ketidakseimbangan elektrolit dan obat jantung.
b. Monitor Holter : Gambaran EKG (24 jam) mungkin diperlukan untuk menentukan dimana
disritmia disebabkan oleh gejala khusus bila pasien aktif (di rumah/kerja). Juga dapat
digunakan untuk mengevaluasi fungsi pacu jantung/efek obat antidisritmia.
c. Foto dada : Dapat menunjukkanpembesaran bayangan jantung sehubungan dengan
disfungsi ventrikel atau katup
d. Skan pencitraan miokardia : dapat menunjukkan aea iskemik/kerusakan miokard yang
dapat mempengaruhi konduksi normal atau mengganggu gerakan dinding dan kemampuan
pompa.
e. Tes stres latihan : dapat dilakukan utnnuk mendemonstrasikan latihan yang menyebabkan
disritmia.
f. Elektrolit : Peningkatan atau penurunan kalium, kalsium dan magnesium dapat
mnenyebabkan disritmia.
g. Pemeriksaan obat : Dapat menyatakan toksisitas obat jantung, adanya obat jalanan atau
dugaan interaksi obat contoh digitalis, quinidin.
h. Pemeriksaan tiroid : peningkatan atau penururnan kadar tiroid serum dapat
menyebabkan.meningkatkan disritmia.
i. Laju sedimentasi : Penignggian dapat menunukkan proses inflamasi akut contoh
endokarditis sebagai faktor pencetus disritmia.
j. GDA/nadi oksimetri : Hipoksemia dapat menyebabkan/mengeksaserbasi disritmia.

2.1.6 Penatalaksanaan Medis


Ø Terapi medis
Obat-obat antiaritmia dibagi 4 kelas yaitu : § Anti aritmia Kelas 1 : sodium channel blocker
1) Kelas 1 A
· Quinidine adalah obat yang digunakan dalam terapi pemeliharaan untuk
mencegah berulangnya atrial fibrilasi atau flutter.
· Procainamide untuk ventrikel ekstra sistol atrial fibrilasi dan aritmi yang
menyertai anestesi.
· Dysopiramide untuk SVT akut dan berulang
2) Kelas 1 B
· Lignocain untuk aritmia ventrikel akibat iskemia miokard, ventrikel takikardia.
· Mexiletine untuk aritmia entrikel dan VT
3) Kelas 1 C
· Flecainide untuk ventrikel ektopik dan takikardi
·Anti aritmia Kelas 2 (Beta adrenergik blokade) Atenolol, Metoprolol,
Propanolol : indikasi aritmi jantung, angina pektoris dan hipertensi
·Anti aritmia kelas 3 (Prolong repolarisation) Amiodarone, indikasi VT, SVT
berulang
·Anti aritmia kelas 4 (calcium channel blocker) Verapamil, indikasi
supraventrikular aritmia
Ø Terapi mekanis
1. Kardioversi : mencakup pemakaian arus listrik untuk menghentikan disritmia yang
memiliki kompleks GRS, biasanya merupakan prosedur elektif. Kardioversi mencakup
pemakaian arus listrik untuk menghentikan disritmia yang memiliki kompleks QRS,
biasanya merupakan prosedur elektif. Pasien dalam keadaan sadar dan diminta
persetujuannya.
2. Defibrilasi : kardioversi asinkronis yang digunakan pada keadaan gawat
darurat.Defibrilasi adalah kardioversi asinkronis yang digunakan pada keadaan gawat
darurat. Biasanya terbatas penatalaksanaan fibrilasi ventrikel apabila tidak ada irama
jantung yang terorganisasi. Defibrilasi akan mendepolarisasi secara lengkap semua sel
miokard sekaligus, sehingga memungkinkan nodus sinus memperoleh kembali
fungsinya sebagai pacemaker.
3. Defibrilator kardioverter implantabel : suatu alat untuk mendeteksi dan
mengakhiri episode takikardi ventrikel yang mengancam jiwa atau pada pasien yang
resiko mengalami fibrilasi ventrikel. Adalah suatu alat untuk mendeteksi dan
mengakhiri episode takiakrdia ventrikel yang mengancam jiwa atau pada pasien yang
mempunyai risiko tinggi mengalami fibrilasi ventrikel.
4. Terapi pacemaker : alat listrik yang mampu menghasilkan stimulus listrik berulang
ke otot jantung untuk mengontrol frekuensi jantung. Pacemaker adalah alat listrik yang
mampu menghasilkan stimulus listrik berulang ke otot jantung untuk mengontrol
frekwensi jantung. Alat ini memulai dan memeprtahankan frekwensi jantung kerika
pacemaker alamiah jantung tak mampu lagi memenuhi fungsinya. Pacemaker biasanya
digunakan bila pasien mengalami gangguan hantaran atau loncatan gangguan hantaran
yang mengakibatkan kegagalan curah jantung.
2.2 Asuhan Keperawatan pada pasien dystrimia
Tn. A Berumur 52 tahun, tinggal di Jl. bunga Ncole 95 datang bersama istrinya ke RSU Syilvani
Binjai dengan keluhan sesak napas , tidak nafsu makan , pernah jatuh 1 minggu yang lalu,
memiliki riwayat penyakit jantung iskemik, COPD dan hipertensi. Setelah dilakukan pemeriksaan
fisik terjadi pembengkakan pada kaki , tampak lemah ,bertambah sesak saat bicara , SPO2:
92% , BP: 110/60 , TD: 140/ 90 mmHg , HR: 120 kali/menit , suhu: 36,7°C , TB: 168 cm, BB:
55 Kg. EKG: terjadi atrial fibrilasi disertai ventrikular prematur kompleks, bunyi afas Ronki.

2.2.1 Pengkajian

a. Biodata pasien

Nama Tn.A
Umur 35 Tahun
Alamat Binjai
Pendidikan SMA
Pekerjaan Petani
Agama Kristen
Suku Bangsa Batak
Riwayat Penyakit Bawaan Penyakit jantung iskemik , COPD dan
Hipertensi.

a. Analisa Data

DATA SUBJEKTIF sesak napas , tidak nafsu makan , pernah jatuh


1 minggu yang lalu, memiliki riwayat penyakit
jantung iskemik COPD dan Hipertensi.
DATA OBJEKTIF pembengkakan pada kaki , tampak lemah ,TB :
168 cm, BB: 55 kg ,bertambah sesak saat
bicara , SPO2: 92% ,TD: 110/60x/menit , RR:
28x/menit, HR/nadi: 120 kali/menit , suhu:
36,7°C , RR: EKG: terjadi atrial fibrilasi
disertai ventrikular prematur kompleks
NO DATA ETIOLOGI MASALAH
1 DS: Gangguan konduksi eliktrikal Penurunan curah jantung
Pasien mengeluh sesak ↓
nafas penurunan
DO: kontraktilitasmiokardial.
Pasien tampak ↓
lemah ,bertambah sesak Penurunan curah jantung
saat bicara , SPO2:
92% ,TD: 110/60 mmHg ,
, HR: 120 kali/menit ,
suhu: 36,7°C , EKG:
terjadi atrial fibrilasi
disertai ventrikular
prematur kompleks

2. DS: Iskemia jaringan Nyeri


Pasien memiliki riwayat ↓
jantung iskemik COPD Aterosklerosis
dan Hipertensi. ↓
DO: Penumpukan plak di
TD: 140/90 mmHg, HR: pembuluh darah
120 kali/menit , suhu:
36,7°C

3 DS: Ketidakmampuan menelan Defenisit Nutrisi


Pasien mengeluh sesak makanan
nafas , tidak nafsu makan ↓
DO: Sesak nafas
Pasien tampak lemah ,TB ↓
: 168 cm, BB: 55 kg, TD: Defensit Nutrisi
140/90 mmHg
4 DS: ketidakseimbangan antara Intoleransi aktivitas
Pasien pernah jatuh 1 suplai dan kebutuhan oksigen
minggu yang lalu ↓
DO Sesak nafas
Terjadi pembengkakan ↓
pada kaki Intoleransi aktivitas

2.2.2 Diagnosa Keperawatan


1. Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan gangguan konduksi
eliktrikal; penurunan kontraktilitas miokardial.
2. Defenisit nutrisi berhubungan dnegan ketidakampuan menelan makanan
3. Nyeri berhubungan dengan iskemia jaringan
4. Intolerans aktivitas berhubungan dengan kelemahan/kelelahan

2.2.3 Intervensi Keperawatan

No Diagnosa Keperawatan Tujuan & Kiteria Hasil Intervensi


1. Resiko tinggi terhadap Setelah dilakukan 2x24 jam di 1. Pantau tanda vital
penurunan curah jantung harapkan pasien : dankaji keadekuatan
1. Mempertahankan/ curah jantung/perfusi
meningkatkan curah jantung jaringan. Laporkan
adekuat yang dibuktikan oleh variasi penting pada
TD/nadi dalam rentang normal, TD/frekuensi nadi,
haluaran urin adekuat, nadi kesamaan, pernafasan,
teraba sama, status mental biasa perubahan suhu,
2. Menunjukkan penurunan tingkat
frekuensi/tak adanya disritmia kesadaran/sensori, dan
3. Berpartisipasi dalam aktivitas hakuaran urine selama
yang menurunkan kerja
miokardia. episode disritmia.
2. Raba nadi (radial,
carotid, femoral,
dorsalis pedis) catat
frekuensi, keteraturan,
amplitude (penuh/kuat)
dan simetris. Catat
adanya pulsus alternan,
nadi bigeminal, atau
deficit nadi..
3. Auskultasi bunyi
jantung, catat
frekuensi, irama. Catat
adaya denyut jantung
ekstra, penurunan nadi.
Rasional : disritmia
khusus lebih jelas
terdeteksi dengan
pendengaran dari pada
dengan palpasi.
Pendenganaran
terhadap bunyi jantung
ekstra atau penurunan
nadi membantu
mengidentifikasi
disritmia pada pasien
tak terpantau.

2 Nyeri Setelah dilakuakan 2x 24 jam 1. Selidiki keluhan nyeri


maka dilakukan : dada, perhatikan
1) Laporkan mulai berkurangnya awitan dan factor
nyeri dengan segera pemberat dan
2) Tampak nyaman dan bebas nyeri penurun.Perhatikan
3) Pasien merasan tenang petunjuk nonverbal
ketidak nyamanan
Rasional : Nyeri secara
khas terletak subternal
dan dapat menyebar
keleher dan punggung.
Namun ini berbeda
dari iskemia infark
miokard. Pada nyeri
ini dapat memburuk
pada inspirasi dalam,
gerakan atau berbaring
dan hilang dengan
duduk
tegak/membungkuk
2. Berikan lingkungan
yang tenang dan
tindakan kenyamanan
mis: perubahan posisi,
masasage
punggung,kompres
hangat dingin,
dukungan emosional
Rasional : untuk
menurunkan
ketidaknyamanan fisik
dan emosional pasien.
3. Berikan aktivitas
hiburan yang tepat
Rasional :
mengarahkan
perhatian, memberikan
distraksi dalam tingkat
aktivitas individu
4. Berikan obat-obatan
sesuai indikasi nyeri
5.

3 Defenisit Nutrisi Setelah dilakuan tindakan 7x24 1. Identifikasi factor


jam diharapkan pasien : yang mempengaruhi
1. Nafsu makan pasien bertambah asupan gizi (mis.
2. Berat badan ideal kurang ideal Pengetahuan,ketersedi
10 kg aan, makanan , agama
3. Makanan yang disajikan habis , budaya )
4. Asupan nutrisi pasien sesuai 2. Identifikasi perubahan
dengan yang dbutuhkan oleh berat badan
pasien 3. Beri makanan sedikit
tapi sering
4. Kolaborasi asupan
nutrisi gizi dengan
ahli gizi

4. Intoeransi aktivitas Setelah dilakukan tindakan 3x24 1. Monitor tekanan


jam diharapkan pasien: darah,pernapasan ,
1. sesak nafas berkurang , nadi.
T:120/80 mmHg, RR: 16- 2. Sediakan lingkungan
24 x/menit dan nadi :60- yang nyaman
100/menit 3. Anjurkan melakukan
2. nyaman melakukan aktivitas ringan
aktivitas
3. mampu melakukan aktivitas
sehari hari dengan mandiri

2.2.4 Implementasi Keperawatan

NO HARI/TGL/ IMPLEMENTASI EVALUASI PENANGGUNG


DX JAM JAWAB
1 Rabu 14 Juni 1. Memantau tanda vital S: -
2023 dan mengkaji O: Pasien tidak
keadekuatan curah sesak dan tidak
jantung/perfusi tampak lemah
jaringan. Me Laporkan SPO2: 95-
variasi penting pada 100% ,TD: 120/80
TD/frekuensi nadi, mmHg , HR: 60-
kesamaan, pernafasan, 100mkali/menit ,
perubahan suhu, suhu: 36,7°C ,
tingkat EKG: tidak
kesadaran/sensori, dan terjadi atrial
hakuaran urine selama fibrilasi disertai
episode disritmia. ventrikular
2. meraba nadi (radial, prematur
carotid, femoral, kompleks
dorsalis pedis) catat
frekuensi, keteraturan, A: Masalah
amplitude (penuh/kuat) keperawatan
dan simetris. Catat teratasi
adanya pulsus alternan,
nadi bigeminal, atau P: Intervensi
deficit nadi.. dihentikan
3. Auskultasikan bunyi
jantung, catat
frekuensi, irama. Catat
adaya denyut jantung
ekstra, penurunan nadi.
Rasional : disritmia
khusus lebih jelas
terdeteksi dengan
pendengaran dari pada
dengan palpasi.
Pendenganaran
terhadap bunyi jantung
ekstra atau penurunan
nadi membantu
mengidentifikasi
disritmia pada pasien
tak terpantau.

2. Kamis,15 Juni 1. menyelidiki keluhan S: -


2023 nyeri dada, perhatikan O: Pasien tidak
awitan dan factor mengeluh nyeri
pemberat dan dada
penurun.Perhatikan TD: 120/80
petunjuk nonverbal mmHg, HR: 60-
ketidak nyamanan 100 kali/menit ,
Rasional : Nyeri secara suhu: 36,7°C
khas terletak subternal
dan dapat menyebar A: Masalah
keleher dan punggung. keperawatan
Namun ini berbeda teratasi
dari iskemia infark
miokard. Pada nyeri P: Intervensi di
ini dapat memburuk hentikan
pada inspirasi dalam,
gerakan atau berbaring
dan hilang dengan
duduk
tegak/membungkuk
2. memberikan
lingkungan yang
tenang dan tindakan
kenyamanan mis:
perubahan posisi,
masasage
punggung,kompres
hangat dingin,
dukungan emosional
Rasional : untuk
menurunkan
ketidaknyamanan fisik
dan emosional pasien.
3. memberikan aktivitas
hiburan yang tepat
Rasional :
mengarahkan
perhatian, memberikan
distraksi dalam tingkat
aktivitas individu
4. memberikan obat-
obatan sesuai indikasi
nyeri

3. Jumat,16 Juni 1. mengeidentifikasi S: Nafsu makan


2023 factor yang kembal normal
mempengaruhi
asupan gizi (mis. O: BB pasien 65
Pengetahuan,ketersedi kg
aan, makanan , agama
, budaya ) A: Masalah
2. mengidentifikasi keperawtaan
perubahan berat teratasi sebagian
badan
3. memberi makanan P: Intervensi
sedikit tapi sering dilanjutkan
4. mengkolaborasi
asupan nutrisi gizi
dengan ahli gizi

4. Sabtu,17 Juni 1. Monitor tekanan S: -


2023 darah,pernapasan , O: Pembengkakan
nadi. pada kaki
2. Sediakan lingkungan berkurang
yang nyaman
3. Anjurkan melakukan A: Masalah
aktivitas ringan keperawatan
teratasi sebagian

P: Intervensi
dilanjutkan

Anda mungkin juga menyukai