Anda di halaman 1dari 23

TUGAS BESAR

STRUKTUR KAYU

AN JUDUL
OLEH :
I MADE IRVANDI CAHYADI
(202010009 / A)

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SULAWESI TENGGARA
KENDARI
2022
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di dalam dunia teknik sipil, terdapat berbagai macam konstruksi bangunan seperti
gedung, jembatan, drainase, waduk, perkerasan jalan dan sebagainya. Semua konstruksi
bangunan tersebut akan direncanakan dan dilaksanakan sesuai dengan peraturan yang
berlaku. Pada tahap perencanaan dan pelaksanaan diperlukan suatu disiplin ilmu
(teknik sipil) yang mantap supaya menghasilkan suatu konstruksi bangunan yang aman
dan ekonomis.

1.2 Ruang Lingkup Perencanaan

Pada perencanaan suatu konstruksi bangunan harus dilakukan analisa struktur yang harus
diperhatikan perilaku struktur dan ketelitiannya. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk
mendapatkan suatu konstruksi bangunan yang aman dan ekonomis sesuai dengan yang
diharapkan.

Pada perencanaan kuda – kuda kayu, akan dihitung pembebanan pada konstruksi
kayu, perhitungan panjang batang, perencanaan gording, pendimensian batang,
serta perhitungan sambungan.

1.3 Tujuan

Tujuan perhitungan dari konstruksi gedung ini adalah untuk menerapkan ilmu-
ilmu yang telah dipelajari agar dapat dipergunakan di lapangan dan juga sebagai
perbandingan antara teori dengan penerapannya di lapangan, sehingga memberikan
wawasan yang lebih luas bagi para mahasiswa.

1.4 Peraturan Yang Digunakan

Perhitungan muatan berpedoman pada Standar nasional Indonesia (SNI 7973 -


2013). Ukuran kayu yang digunakan berdasarkan gaya-gaya yang bekerja tiap
batang, dimana besarnya gaya-gaya batang tersebut dihitung dengan metode
Cremona.
BAB II
PERENCANAAN
J

A3 A4

I K
A2 V A5
3
H V D2 V L
A1 2 D3 4 A6
D1 D4
V V
1 5
A B
H C H D H E H H G H
1 3 4 F 5 6

2.1 Pembebanan Pada atap 10,9

Kuda - Kuda Seperti Gambar Diatas

• panjang Kuda-kuda = 10.9 m


I
• Kelas Kayu = Kelas Kuat III I
• Jenis Atap = Seng Metal
• Kemiringan Atap (α) = 30.9 ˚
• Berat jenis atap = 50 Kg/m²
• Jarak Antar Kuda Kuda (L2) = 4 m
• Panjang Bentang Kuda - Kuda = 17.000 m
• Jarak Antar Gording (L1) = 1.23 m
• Alat Sambung = Baut
• Tekanan Angin (ὼ) = 40 Kg/m² (SKBI- 1.3.53.
Kg/
• Plafond + Penggantung = (Bj) = 18 m²

2.2 Perhitungan Beban


• beban mati
Berat sendiri gording = 6.64 kg/m
Berat penutup atap = Berat jenis atap x L1
= 50 x 1.23
= 61.50 Kg/m
Berat sagrop = 10% x ( berat sendiri gording )
= 10% x 6.64
= 0.664 Kg/m
Total beban mati = Berat gording + berat atap + berat sagrod
= 6.64 + 61.50 + 0.664
= 68.80 kg/m
• Beban Plafond
Beban plafond = 11 Kg/m²
Beban penggantung     = 7 Kg/m²  
• beban Hidup
Beban Pekerja = 100 Kg/m²
• Beban Hujan
Beban Hujan = 0.0098 x (ds + dh )
= 0.0098 x 25 mm
2
4
.
= 0.245 Kn/m^2 = 5 Kg/m²
• Beban Angin
Beban angina harus diambil dengan prosedur sesuai SNI 03-2847:2013
Pasal 26.1.2.1. berdasarkan Pasal berikut ditetapkan prosedur pengaruh
untuk pemilihan perhitungan beban angina pada tugas akhir ini. Prosedur
pengaruh ini diperuntuknan untuk semua ketinggian bangunan.

- Kecepatan Angin ( V ) = 6.6 m/s


- Faktor arah angin (Kd) = 0.85
- Faktor topografi, Kzt = 1.0
- Faktor efek tiupan angin, G = 0.85
- Koefisien tekanan internal, (GCpi) = + 0.18
- 0.18
Tentukan koefisien eksposur tekanan velositas Kz atau Kh :
Kz = 0.96
Dimana :
z = 27.85 m
zg = 365.8 m
α = 7
4.6 < 27.85 < 365.8
Maka :
Z 2/α
Kz = 2.01 x ( )
Zg
27.85 0.286
Kz = 2.01 x ( )
365.8

Kz = 0.96

Tentukan tekanan velositas, qz atau qh :


qz = 21.69 N/m^2
dimana :
qz = 0.61 x Kⴭ x Kzt x Kd x V²
= 0.61 x 0.96 x 1.0 x 0.85 x 6.6 ²
= 21.79 N/m²
Hitung tekanan angin, P :
P₁ = qGCᴩ atas - q (GCᴩ )
= 21.79 x 0.85 x ( -0.3 ) - 21.79 x 0.18
= -5.6 - 3.92
= -9.48 N/m²
P₂ = qGCᴩ bawah - q (GCᴩ )
= 21.79 x 0.85 x ( 0.2 ) - 21.79 x -0.18
= 3.7 - -3.92
= 7.63 N/m²
Nilai P untuk angin datang merupakan nilai terbesar antara P1 dan P2
sehingga didapatkan nilai P sebesar 7,63 N/m2 . Untuk sisi angin pergi
(Leeward).
P₁ = qGCᴩ atas - q (GCᴩ )
= 21.79 x 0.85 x ( -0.6 ) - 21.79 x 0.1
= -11.11 - 3.9
= -15.03
P₂ = qGCᴩ bawah - q (GCᴩ )
= 21.79 x 0.85 x ( -0.6 ) - 21.79 x (
= -11.11 - -4
= -7.19
Nilai P untuk angin pergi merupakan nilai terkecil antara P1 dan P2
sehingga didapatkan nilai P sebesar – 15,04 N/m2 . Tetapi, menurut SNI
1727:2013 Pasal 27.1.5 terdapat minimum beban angin sebesar 0,38
kN/m2 untuk windward dan leeward.

2.3 Perhitungan dimensi Gording


• Jarak Antar Kuda Kuda (L2) = 4 m
1
• Ukuran Gording = 8 / 2 cm
• Jarak Antar Gording (L1) = 1.23
• Jenis Atap = Seng Metal

Lx = ½ x jarak kuda-kuda = 2 m (dipasang 1 trekstang pada tengah bentang)


Ly = 4 meter

Beban Mati
Beban gording 6.63 Kg/m
Sagrod + Wind Breaser 0.663 Kg/m
Beban Atap 61.15 Kg/m
  68.79 Kg/m
Beban Hidup
  100 Kg
Beban Angin
Leeward 46.74 Kg/m
Windward 46.74 kg/m
Beban Hujan
  30.14 kg/m

a. Beban mati

q = 68.793 Kg/m
Cos
qᵪ = q x Cos 30˚ = 68.793 x 30˚ = 59.576 Kg/m
Sin
qᵧ = q x Sin 30˚ = 68.793 x 30˚ = 34.386 Kg/m
1 1
Mₓ = x qᵪ x Lᵧ² = x 59.576 x 4 ² = 119.
8 8
1 1
Mᵧ = x qᵧ x Lₓ² = x 34.386 x 2 ² = 17.1
8 8

b. Beban Hidup
P = 100 Kg
Cos
Pₓ = P x Cos 30˚ = 100 x = 86.602 Kg
30˚
Pᵧ = P x Sin 30˚ = 100 x Sin 30˚ = 50 Kg
1 1
Mₓ = x Pₓ x Lᵧ = x 86.602 x 4 = 86.602
4 4
1 1
Mᵧ = x Pᵧ x Lₓ = x 50 x 2 = 25 Kg.m
4 4

c. Beban Angin
Karena beban angin bekerja tegak lurus sumbu x sehingga hanya ada Mx.
qₓ = 46.740 Kg/m
1 1
Mₓ = x qₓ x Lᵧ² = x 46.740 x 4 ² =
8 8

d. Beban Hujan
q = 30.135 Kg/m
cos
qₓ = q x cos 30˚ = 30.135 x 30˚ = 26.098 Kg/m
sin
qᵧ = q x sin 30˚ = 30.135 x 30˚ = 15.067 Kg/m
1 1
Mₓ = x qₓ x Lᵧ² = x 26.098 x 4 ² =
8 8
1 1
Mᵧ = x qᵧ x Lₓ² = x 15.067 x 2 ² = 7
8 8

Beban Distribusi Momen


( Kg/ M
Jenis Beban q qₓ ( kg/m ) qᵧ   Mₓ (Kg.m)   (Kg.m)  
m) ᵧ
Mati 68.793 59.576 34.386 119.152 17.193
Hujan 30.135 26.098 15.067 52.196 7.534
Windward 46.74 46.74 0 93.48 0
Leeward 46.74 46.74 0 93.48 0
Point (P) Momen
M
Jenis Beban P Pₓ (Kg) Pᵧ (Kg) Mₓ (Kg.m)   (Kg.m)

Hidup 100 86.602 50 86.602 25

2.4 Dimensi elemen struktur kuda-kuda (TARIK DAN TEKAN)


- bentang Kuda-kuda = 17 m
- Jarak kuda-kuda = 4 m
- Sudut Kemiringan = 30.9 ˚
- Jarak Gording = 1.23 m
- Penutup atap = Seng Metal
- Sambungan = baut
- Berat gording = 6.63 Kg/m
- Mutu baja = BJ 370
- Tegangan Leleh (Fᵧ) = 240 Mpa
- Tegangan Ultimit (Fᵤ) = 370 Mpa
- Peregangan Minimum = 20%
- B. penutup atap = 50 Kg/m²
- B. Per unit volume = 7850 Kg/m³
- Beban H. Gording = 100 Kg
- Beban Angina = 38 Kg/m²
1 Pembebanan kuda-kuda
J

A A
3 4

I K
A V A
2 3 5
H V D V L
A 2 2 D 4 A
D 3 D
1 V V 6
1 4
1 5
A B
H C H D H E H H G H
1 3 4 F 5 6

1
0,
9
a. Beban Hidup
Berdasarkan Pasal 8.3 SNI 1727:2013,
beban Hujan = 0.0098 x (ds + dh)
= 0.0098 x 25 mm
= 0.245 kN/m² = 24.5 Kg/m²
P₁ = Beban Hujan x L₁ x L₂ x 0.5
= 24.5 x 1.23 x 4 x 0.5
= 60.27 Kg = 602.7 N
P
₂ = Beban Hujan x L₁ x L₂ x 1
= 24.5 x 1.23 x 4 x 1
= 120.54 Kg = 1205.4 N
P
₃ = Beban Hujan x L₁ x L₂ x 1
= 24.5 x 1.23 x 4 x 1
= 120.54 Kg = 1205.4 N

b. Beban Mati
Beban Akibat gording   = 6.63
P₁ = Beban gording x L₂ x 1
= 6.63 x 4 x 1
= 26.52 Kg = 265.2 N
P
₂ = Beban gording x L₂ x 1
= 6.63 x 4 x 1
= 26.52 kg = 265.2 N
P
₃ = Beban gording x L₂ x 2
= 6.63 x 4 x 2
= 53.04 kg = 530.4 N
Beban akibat penutup atap gording   = 50
P₁ = Beban penutup atap x L₁ x L₂ x 0.5
= 50 x 1.23 x 4 x 0.5
= 123 kg = 1230 N
P
₂ = Beban penutup atap x L₁ x L₂ x 1
= 50 x 1.23 x 4 x 1
= 246 kg = 2460 N
P
₃ = Beban penutup atap x L₁ x L₂ x 1
= 50 x 1.23 x 4 x 1
= 246 kg = 2460 N
Beban Akibat Sagrod  
P₁ = 10% x ( P1 beban gording)
= 10% x 265.2
= 26.52 N
P
₂ = 10% x ( P2 beban gording)
= 10% x 265.2
= 26.52 N
P
= 10% x (P3 beban gording)

= 10% x 530.4
= 53.04 N
Sehingga :
P₁ = P1 beban gording + P1 beban penutup atap + P1 sagrod
= 265.2 + 1230 + 26.52
= 1521.72 N
P₂ = P2 beban gording + P2 beban penutup atap + P2 sagrod
26.5
= 265.2 + 2460 + 2
= 2751.72 N
P₃ = P3 beban gording + P3 beban penutup atap + P3 sagrod
53.0
= 530.4 + 2460 +
4
= 3043.44 N

c. Beban Angin
Beban angin tekan dan hisap = 38 Kg/m²
P₁ = Beban angin x L1 x L2 x 0.5
= 38 x 1.23 x 4 x 0.5
= 93.48 kg = 934.8 N
P
₂ = Beban angin x L1 x L2 x 1
= 38 x 1.23 x 4 x 1
= 186.96 kg = 1869.6 N
P = Beban angin x L1 x L2 x 0.5

= 38 x 1.23 x 4 x 0.5
= 93.48 kg = 934.8 N

d. beban berat plafond


Beban plafond dan penggantung = 18 Kg/m²
Beban plafond x jarak kuda-kuda x panjang kuda-kuda
Bᴩ =
Jumlah buhul
18 x 4 x 17
=
16
= 76.5 kg = 765 N
P₁ = Bp x 0.5
= 765 x 0.5
= 382.5 N
P₂ = Bp = 765 N

2 Perhitungan Dimensi batang tarik


Berdasarkan hasil pemodelan dengan menggunakan program SAP
2000, didapatkan gaya terfaktor maksimum tarik. Berikut adalah gaya
aksial batang pada rangka kuda – kuda atap.

Tabel Beban Maksimum Batang tarik


Batang Nomor batang P (Kn )
Bawah 4 140.97
Vertikal 31 102.69

Berikut adalah spesifikasi mutu baja yang digunakan serta data


yang digunakan untuk perhitungan pemodelan ketahanan nominal masing
– masing batang :
a. Mutu baja
Fy = 240 Mpa
Fu = 370 Mpa
E = 200000 Mpa
b. Faktor ketahanan terhadap lele ɸ = 0.90
c. faktor ketahanan terhadap fraktur ɸ = 0.75
d. faktor ketahana terhadap tekan ɸ = 0.85
e. profil yang di gunakan
batang bawah 2L.75.75.6
batang vertikal L.75.75.6
Data profil rafter L.75.75.6
m
H = 75 m
m
B = 75 m
m
T = 6 m
m
m
Ag = 872.7 ²
m
Rmin = 23 m
m
X-Bar = 20.6 m
m
jarak sisi baut terluar ke as baut terakhir = 120 m
m
jarak sisi terluar ke as baut pertama = 40 m
A. Perhitungan batang bawah (21.75.75.6) No. batang 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13,14,15, dan 16.
- Pemeriksaan leleh tarik
ɸPa = ɸ x 2 Ag x Fy
= 0.90 x 2 872.7 x 240
= 377006.4 N
= 3770.064 Kn
sehingga ɸPa ( 3770.064 kN ) > Pu ( 140.97 kN ) Profil yang di gunakan
cukup menahan kondisi leleh.

- pemeriksaan keruntuhan tarik


Terlebih dahulu tentukan kasus awal untuk menentukan besar U
(faktor shear lag) . Sehingga
dapat ditentukan :

awa
l U = 0.5
x
k. 2 U = 1 -
80
20.6
U = 1 -
80
= 0.7425
K. 8 U = 0.8

Sehingga U yang dipilih merupakan Umaks dari kasus di atas Yakni : U = 0.8

Kemudian hitung nilai An dengan menggunakan persyaratan

An₁ = Ag - n x (dh + 2) x t
= ( 2 x 872.7 ) - 4 x ( 16 + 2 ) x 6
= 1693.4 mm²
An
=
₂ 0.9 x 2 Ag
= 0.85 x 2 x 872.7 = 1483.59 mm²
Nilai An yang digunakan adalah yang terkecil An = 1693.4 mm²

A A
e = n x U
0.
= 1693.4 x 8
= 1354.72 mm²

F A
ɸPa = ɸ x u x e
3
7 1354.7
= 0.75 x 0 x 2
= 375934.8 N
k
= 375.935 N
Sehingga ɸP 375.93 k k
h, a ( 5 N ) > Pu ( 140.97 N ) Cukup

- Pemeriksaan keruntuhan geser balok


L = jarak sisi terluar ke as baut
terakhir = 120 mm
H = jarak sisi terluar ke as m
pertama = 40 m

A
g
v = L x tp
= 120 x 6
= 720 mm²
A
n
v = [ L - ( 1.5 x ( dh + 2 ) ) ] x t
1.
= [ 120 - ( 5 x { 16 + 2 } ) ] x 6
= 108 mm²
A
nt = { H - ( 0.5 x ( dh + 2 ) ) } x tp
4
= { 0 - ( 0.5 x ( 16 + 2 ) ) } x 6
= 44 mm²
R F An Ub F A
n₁ = ( 0.6 x u x v ) + ( s x u x nt )
4
= ( 0.6 x 370 x 108 ) + ( 1 x 370 x 4
= 23976 + 16280
= 40256 N
R F Ag Ub F A
n₂ = ( 0.6 x y x v ) + ( s x u x nt )
4
= ( 0.6 x 240 x 720 ) + ( 1 x 370 x 4
10368
= 0 + 16280
= 119960 N
Rn = min ( Rn₁ Rn₂ ) = 119960 N =
ɸRn = 0.75 x Ra = 0.75 x 1199.6 = 899.7
Sehingga, ɸPn ( 899.7 ) > Pu ( 102.69 kN )

3. perhitungan dimensi batang tekan

Batang no. Batang P (kN)


Atas 48 -143.12
Vertikal 17 -29.59
Diagonal 32 -23.58

Berikut adalah spesifikasi mutu baja yang digunakan serta data


yang digunakan untuk perhitungan pemodelan ketahanan nominal masing
– masing batang :

a. mutu baja
Fy = 240 Mpa
Fu = 370 Mpa
E = 200000 Mpa
b. faktor ketahanan leleh ɸ = 0.90
c. faktor ketahanan fraktur ɸ = 0.75
d. faktor ketahanan terhadap tekan ɸ = 0.85
e. profil yang di gunakan
Batang atas 2L.75.75.6
batang vertikal L.75.75.6
batang diagonal L.75.75.6

Tabel 3 Data Profil Baja untuk Batang tekan


Data profil rafter L.75.75.6
H 75 mm
B 75 mm
T 6 mm
Ag 872.7 mm²
Rmin 23 mm
X-bar 20.6 mm
jarak sisi baut terluar ke baut terakhir 120 mm
jarak sisi terluar ke as baut pertama 40 mm

- Perhitungan batang atas

Syarat :
B F
≤ 0.45 √
t Fy

7 20000
5 < 0.45 √ 0 = 12.5 ≤ 12.99 Sehinggan profil yang di ginakan masih
6 240 aman terhadap tekuk lokal

b. Menentukan rasio kelangsingan

K = 1 Sendi-sendi
m
m
Iₓₒ = 461000 ⁴
m
Iy m
ₒ = 461000 ⁴
A
g = Ag x 2
= 872.7 x 2
m
m
= 1745.4 ²
Iₓ A
Iₓ = { ₒ + [ g x ( CoGₓ ) ² ] } x 2
46100
= { 0 + [ 1745.4 x ( 0 ) ² ] } x 2
m
m
= 461000 ⁴
Iy A
Iy = { ₒ + [ g x ( CoGy + 1 Tebal pelat ) ² ]} x 2
2
= { 46100 + [ 1745.4 x ( 20.6 + 1 x 1 ) ² ]} x
0 0 2
= 497055.24 mm⁴ 2

r Iₓ
= √
ₓ Ag
461000 2
= √ = 6 = 16.25 mm
1745.4 4
497055 2
r
= √ = 8 = 16.875 mm
y
1745.4 5
K
L 1 x 1226
=
r
ₓ 16.25
Mp
= 75.438 a
K
L 1 x 1226
=
r
y 16.875
= 72.650 Mpa
KL/r (rasio kelangsingan efektif) diatas sudah memenuhi
syarat SNI 1729:2015 pasal E2 mengenai panjang efektif
yang menyatakan bahwa KL/r <
200.

π² x E
F
= KL
e ( )
rₓ

π² x 200000
=
( 75.438 ) ²
= 110.35 Mpa

E 200000
4.17 x √ f = 4.17 x √ 240
y
= 3475 Mpa
E K
L
4.17 x √ ( 110.35 ) > ( 75.438
f rₓ
y

Sehingga ,
F
y
Fc = [ 0.658 F ] x Fy
r e
240
Fcr = [ 0.658 110.35 ] x 240

2.2
= 0.7 x 240

= 96.58 Mpa
e. Menghitung tekuk torsi
ri = 23 mm
Jarak gording diasumsikan memiliki 2 konektor
α =
3
1230
α =
3
= 410 mm < α max = 3 ri x KL/rmaks = 920.132 m
4K
α
= 18 mm < 40 mm
ri

Maka,

KL KL
( ) = ( )
r m r y

E
= 16.25 Mpa < 4.17 x √ ( 110.35
Fy
Sehingga ,
F π² x 200000
=
e KL ²
ry
π² x 200000
=
72.650 ²
= 118.98 Mpa
fy
Fcry = ( 0.658 ) x 240
Fe

240
= 0.658 118.98 x 240
2
= 0.658 x 240

= 103.911 Mpa
X
o = 0
Y tp
= Cy -
o 2
6
= 20.6 -
2
= 17.6 mm
ṝ0 Iₓₒ + Iyₒ
= + Xo² + Yo²
² Ag
461000 + 461000 ² ²
= + 0 + 17.6
1745.4
= 461264 + 0 + 310
= 461574 mm²
1
J = Ʃ bt³
3
1 1
= ( x 75 x 6 ³ ) + ( x ( 75 - 6 )
3 3
= 5400 + 4968
= 10368 mm⁴

Fcrz = GxJ
Ag x ro²
77200 x 10368
=
1745.4 x 461574

800409600
=
805631055
= 1.0 Mpa
dengan demikian di tentukan ,
Fcry + fcrz 4 x Fcry x Fcrz x H
Fcr = ( ) x [ 1 - √ 1 -
2H ( Fcry + Fcrz )
103.91 + 1.0 4 x 103.91 x
= ( ) x [ 1 - √ 1 -
2 x 0.63 103.91 +
= 104.2 x 1 - 1.87
= 102.35 Mpa

Kemudian menentukan nilai Fcr terendah dari tekuk lentur dan


tekuk lentur torsi, sehingga 102.35 Mpa
didapatkan fcr =

ɸPn = ɸ x Fcr x Ag
1745.
= 0.9 x 102.35 x 4
= 160784
= 1607.84 N
k
= 1.6 N
Sehingga, ϕPn (1.6 kN) > Pu (143,12 kN).
BAB III
SAMBUNGAN

Profil baut yang digunakan untuk struktur atap ini adalah baut tanpa ulir,
berikut adalah spesfikasi baut yang digunkan :

TABEL DATA BAUT


Data Baut
Diameter Baut 16 mm
Diameter Lubang 18 mm
Mutu A 325
fy 240 Mpa
fuᵖ 370 Mpa
Fuᵇ 825 Mpa
r₁ 0.4

a. Tahanan baut (tanpa ulir)


Fuᵇ = 825 Mpa ( ASTM A 325 )
Bidang geser = 1
• Geser
ɸRn = ɸ x m x r₁ x Fuᵇ x Ab
= 0.75 x 1 x 0.4 x
1
π x 6 ² )
= 49737.6 N/baut
= 49.7376 kN/baut

• Tumpu
ɸRn = ɸ x 2 x db x tp x
. Fuᴾ
4
2
.
= 0.75 x 4 x 16 x
= 63936 N/baut
= 63.936 kN/baut
Tahanan yang digunakan untuk baut yang dipasang pada profil batang
single siku sebesar 49,737 kN.
b. Tahanan baut (tanpa ulir) double siku
Fuᴾ = 825 ( ASTM A325)
Bidang geser = 2
• Geser
ɸRn = ɸ x m x r₁ x Fuᵇ x Ab
82
= 0.75 x 2 x 0.4 x 5
π x 16 ²
= 99475.2 N/baut
= 99.4752 kN/baut
• Tumpu
x db x tp x
ɸRn = ɸ x 2.4 Fuᴾ
= 0.75 x 2.4 x 16 x 10
= 106560 N/baut
1
= 0.75 x 2.4 x 6 x 10 x

= 106560 N/baut

= 106.56 kN/baut

Tahanan yang digunakan untuk baut yang dipasang pada profil batang
double siku sebesar 99,475 kN.

Cek kebutuhan baut setiap batang dengan syarat minimal baut di setiap
batang adalah 2 baut.

Tabel 4.22 kebutuhan baut batang bawah

No. P (kN ) Domin Baut


Bagian ɸRn
Btg an
Max Max Min Min Hasil Bulat
  140.97 1.62 Tarik 99.475
1.00 100.35 15.66 1.01 2

2.00 104.9 16.37 1.05 2

3.00 133.4 20.79 1.34 2

4.00 140.97 21.93 1.42 2

5.00 139.83 21.73 1.41 2


6.00 134.23 20.83 1.35 2
Bagian 7.00 126.03 19.54 1.27 2

Bawah 8.00 116.16 17.99 1.17 2

9.00 113.06 17.99 1.14 2

10.00 119.97 18.18 1.21 2

11.00 125.42 14.69 1.26 2

12.00 128.6 11.23 1.29 2

13.00 127.88 7.855 1.29 2

14.00 119.58 4.61 1.2 2

15.00 93.05 1.69 0.94 2

  16.00 89.01 1.62 0.89 2

Tabel 4.23 kebutuhan baut batang atas

P (kN ) Domin Baut


Bagian No. Btg ɸRn
an
Max Max Min Min Hasil Bulat
-
46 0.94 -102.36 1.03 2
-
47 -8.49 -133.83 1.35 2
-
48 -12.33 -143.12 1.44 2
-
49 -13.85 -142.8 1.44 2
-
50 -14.18 -137.56 1.38 2

51 -13.83 -129.43 -1.3 2

52 -13.05 -119.47 -1.2 2


- -
Atas 53 -11.98 0.94 -108.25 143. Tekan 99.475 1.09 2

54 -13.85 -109.19 12 -1.1 2


-
55 -11.81 -118.85 1.19 2
-
56 -9.8 -127.41 1.28 2
-
57 -7.81 -134.37 1.35 2

58 -5.86 -138.81 -1.4 2

59 -4 -138.98 -1.4 2
-
60 -2.28 -130.72 1.31 2
-
61 -0.94 -102.36 1.03 2
tabel 4.24 Kebutuhan baut batang vertikal

P (kN ) Domin Baut


Bagian No. Btg ɸRn
an
Max Max Min Min Hasil Bulat
-
17 -4.79 -29.59 0.59 2
-
19 -2.44 -14.59 0.29 2

21 -0.64 -5 -0.1 2

23 2.37 0.22 0.05 2

25 8.61 1.19 0.17 2

27 14.22 2.06 0.29 2

29 19.44 2.87 0.39 2


-
Vertikal 31 102.69 102.69 12.91 29.5 Tarik 49.738 2.06 2
9
33 20.58 -6.52 0.41 2

35 15.92 -5.56 0.32 2

37 10.97 -4.6 0.22 2

39 5.58 -3.63 0.11 2


-
41 0.55 -5.89 0.12 2
-
43 -1.61 -13.51 0.27 2
-
45 -0.5 -26.12 0.53 2

Tabel 4.25 Kebutuhan baut batang diagonal

P (kN ) Domin Baut


Bagian No. Btg ɸRn
an
Max Max Min Min Hasil Bulat
Diagonal 28.22 - Tekan 49.738
18 28.22 4.37 23.5 0.57 2

20 8.21 1.25 8 0.17 2


-
22 -0.23 -1.43 0.03 2
-
24 -1.27 -7.95 0.16 2
-
26 -2.09 -13.29 0.27 2
-
28 -2.83 -18.11 0.36 2
-
30 -3.53 -22.68 0.46 2
32 7.27 -23.58 - 2
0.47
-
34 6.44 -19.24 0.39 2

36 5.64 -15.01 -0.3 2


-
38 4.88 -10.46 0.21 2

40 4.17 -5.13 -0.1 2

42 9.4 0.4 0.19 2

44 26.28 2.89 0.53 2

c. jarak antar baut

Syarat :
3db < < 15 tp / 200
mm
1,5 db < s1 < ( 4tp + 100 mm) /
200mm
3 x 19 < S
< 15 x 10
57 < S < 150 → S = 80
mm
1.5 x 19 <S1 < ( 4 x 10
+ 100 )
28.5 < S₁ < 140 → S₁ =
40 mm

Anda mungkin juga menyukai