Data-data :
1.) Kelas Jembatan : 100% BMS
2.) Bentang Jembatan : L=n.𝜆= 45 m
4,5 m < 𝜆 < 6 m
4,5 m
3.) Type Jembatan : Jembatan Rangka Batang Tertutup
4.) Tinggi Rangka (d) : 5,6 m
5.) Lebar Jalur Jembatan (B) : 8 m
Tidak termasuk lebar kerb (2x60)
6.) Tinggi Ruang Bebas : 5,3 m
7.) Elevasi / Ketinggian :
- MTA : 0 m
- TB minimal : 2,5 m
- MAT : 4 m
8.) Bahan Material
- Struktur Baja : BJ44
fu : 440
fy : 280
- Struktur Beton :
fy : 390 Mpa
fc' : 40 Mpa
9.) Lokasi Jembatan : <5 km dari pantai
10.) Peraturan yang dipakai : BRIDGE DESIGN MANUAL (BMS) 1992
RSNI T 02-2005, Pembebanan untuk Jembatan
RSNI T 03-2005, Perencanaan Struktur Baja untuk Jembatan
RSNI T 04-2005, Perencanaan Struktur Beton untuk Jembatan
RSNI T 12-2004, Perencanaan Struktur Beton untuk Jembatan
SNI 1725:2016, Pembebanan untuk Jembatan
SNI 1729-2015, Struktur Baja
SNI 2833-2016, Pembebanan Gempa untuk Jembatan
11.) Data Tambahan :
a: 20 m
c: 20 m
12.) Model Jembatan :
PERENCANAAN PIPA SANDARAN
Data Perencanaan:
Bentang Jembatan (L) = 85 m
Jarak Tiang Sandaran (s) = 1,5 m
Data Perencanaan:
Jarak Pipa Sandaran (x) = 0,3 m 76,48 kg/m
Jarak Tiang Sandaran (S) = 1,5 m
Mutu Bahan Material :
Mutu Beton (f'c) = 40 Mpa
Mutu Baja (fy) = 390 Mpa
Tinggi Pipa Sandaran (h) = 1,2 m
Lebar Pipa Sandaran (b) = 0,3 m Gambar 1. Sketsa Pembebanan Tiang
Tebal Pipa Sandaran (t) = 0,3 m
Berat Jenis Beton (ɣc) = 2400 kg/m3
Berat Pipa Sandaran (w) = 8,38 kg/m
Beban Hidup (LL) = 76,48 kg/m RSNI T-02-2005 Pasal 12.5
Data Perencanaan:
Beban Rencana Ultimate Kerb (qu) = 15 kN/m RSNI T 02-2005 Pasal 12.1
0,18 m
0,35 m
0,21 m
Gambar 1. Skema Pembebanan Kerb
Gambar 2. Sketsa Desain Kerb Menurut SNI 2442:2008 Tentang Perancangan Kerb
PERENCANAAN PLAT LANTAI KENDARAAN
Data Perencanaan:
Tebal Plat Lantai Kendaraan (ts) = 0,25 m
Tebal Lapisan Aspal+Overlay (ta) = 0,08 m
Tebal Selimut Beton (d') = 0,04 m
Tebal Genangan Air Hujan (th) = 0,05 m
Tebal Kerb (tk) = 0,18 m
Jarak Antar Girder (S) = 2 m
Lebar Jalur Lalu Lintas (B1) = 8 m
Lebar Trotoar (bt) = 0,42 m
Lebar Total Jembatan (B2) = 9,2 m
Panjang Bentang Jembatan (L) = 45 m
Mutu Bahan Material :
Mutu Beton (f'c) = 40 Mpa
Modulus Elastisitas (Ec) = 29725,41 Mpa
Mutu Baja (fy) = 390 Mpa
Berat Jenis Material :
Berat Beton Bertulang (γc) = 25 kN/m3
Berat Aspal (γa) = 22 kN/m3
Berat Air (γw) = 10 kN/m3
Berat Baja (γs) = 78,5 kN/m3
Gambar 2. Tabel 4 Faktor Beban untuk Beban Mati Tambahan SNI 1725:2016
Gambar 3. Tabel 13 Faktor Beban untuk Beban Truk "T" SNI 1725:2016
Kombinasi 1
Tabel 2. Tabel Rekapitulasi Momen Terfaktor
Momen (kN.m)
No. Jenis Beban Layan Ultimate
Lapangan Tumpuan Lapangan Tumpuan
1 Berat Sendiri (MS) 1,04 2,08 1,35 2,71
2 Beban Mati Tambahan (MA) 0,38 0,75 0,49 0,98
3 Beban Truk "T" (TT) 36,56 18,28 47,53 23,77
4 Beban Angin (EW) 0,19 0,09 0,24 0,12
Total 38,17 21,21 49,62 27,57
Menghitung kebutuhan luas tulangan (As) pada tumpuan dan lapangan dengan rumus:
As = ρ.b.d
Didapatkan luasan tulangan (As) pada tumpuan dan lapangan seluas:
As Lapangan = 0,004 2000 225 = 1615,38 mm2
As Tumpuan = 0,004 2000 225 = 1615,38 mm2
Maka,
Dipasang tulangan Lapangan : D 12 - 200
Tumpuan : D 12 - 150
Perhitungan Pons:
Menghitung dimensi 'u' dengan perhitungan:
u = a + 2 ta + ts
= 200 + 2 80 + 250
= 610 mm
Menghitung dimensi 'v' dengan perhitungan:
v = b + 2 ta + ts
= 500 + 2 80 + 250
= 910 mm
Menghitung dimensi 'b'' dengan perhitungan:
b' = 2u + 2v
= 2 610 + 2 910
= 2132 mm
Sehingga diketahui luasan bidang geser (A pons):
Apons = b' . d
= 2132 . 225 = 479700 mm2
Perhitungan Kuat Geser:
Menghitung kuat geser nominal (Vn) tanpa tulangan geser:
Vc = 1 √f'c A pons
6
= 1 6,32 479700
6
= 505,65 kN
Vu = ϕ Vc
= 0,65 505,65
= 328,67 kN
Disyaratkan beban hidup yang bekerja harus kurang dari geser yang terjadi,
Cek:
Vu > PTT
328,67 > 146,25
OK
PERENCANAAN PLAT KANTILEVER
Data Perencanaan:
Tebal Plat Lantai Kendaraan (ts) = 0,25 m
Tebal Lapisan Aspal+Overlay (ta) = 0,08 m
Tebal Selimut Beton (d') = 0,04 m
Tebal Genangan Air Hujan (th) = 0,05 m
Tebal Kerb (tk) = 0,18 m
Jarak Antar Girder (S) = 2 m
Lebar Jalur Lalu Lintas (B1) = 8 m
Lebar Trotoar (bt) = 0,42 m
Tinggi Trotoar (tt) = 0,35 m
Lebar Total Jembatan (B2) = 9,2 m
Lebar Kantilever (a) = 1 m
Panjang Bentang Jembatan (L) = 45 m
Mutu Bahan Material :
Mutu Beton (f'c) = 40 Mpa
Modulus Elastisitas (Ec) = 29725,41 Mpa
Mutu Baja (fy) = 390 Mpa
Berat Jenis Material :
Berat Jneis Beton (γc) = 25 kN/m3
Berat Jenis Aspal (γa) = 22 kN/m3
Berat Jneis Air (γw) = 10 kN/m3
Berat Jenis Baja (γs) = 78,5 kN/m3
Menghitung kebutuhan luas tulangan (As) pada tumpuan dan lapangan dengan rumus:
As = ρ.b.d
Maka,
Dipasang tulangan Lapangan : D 10 - 150
Tumpuan : D 10 - 100
PERENCANAAN GIRDER TENGAH JEMBATAN
L L
> hg >
12 15
Didapatkan,
20000 20000
> hg >
12 15
1666,67 > 1500 > 1333,33 dalam mm
OK
Dimensi hg tidak boleh kurang dari 165+0,06L dengan L = bentang jembatan (dalam mm)
Maka, dilakukan kontrol dimensi hg sebagai berikut:
hg ≥ 165 + 0,06 L
1500 ≥ 166 + 0,06 20000
1500 ≥ 1366 mm
OK
Maka, dipakai tinggi girder (hg) : 1500 mm
32 32 32 32 32 32
804,25 804,25 804,25 804,25 804,25 804,25
15 16 15 12 7 4
14314,60 15360,56 14314,60 11255,25 6391,27 3903,85
15301,41 16283,69 15174,05 12051,02 7123,35 4572,24
20 21 19 15 9 6
32 32 32 32 32 32
804,25 804,25 804,25 804,25 804,25 804,25
8 8 8 6 4 2
7157,30 7680,28 7157,30 5627,63 3195,64 1951,92
9130,93 9526,54 8876,20 7219,16 4659,80 3288,72
12 12 12 9 6 5
22 22 22 22 22 22
380,13 380,13 380,13 380,13 380,13 380,13
8 8 8 6 4 2
1973,63 1846,26 1718,90 1591,53 1464,16 1336,80
6 5 5 5 4 4
PERENCANAAN GIRDER TEPI JEMBATAN
L L
> hg >
12 15
Didapatkan,
20000 20000
> hg >
12 15
1666,67 > 1500 > 1333,33 dalam mm
OK
Dimensi hg tidak boleh kurang dari 165+0,06L dengan L = bentang jembatan (dalam mm)
Maka, dilakukan kontrol dimensi hg sebagai berikut:
hg ≥ 165 + 0,06 L
1500 ≥ 166 + 0,06 20000
1500 ≥ 1366 mm
OK
Maka, dipakai tinggi girder (hg) : 1500 mm
30 30 30 30 30
32 32 32 32 32
804,25 804,25 804,25 804,25 804,25
9 10 9 8 4
9130,18 9817,63 9130,18 7138,18 4020,97
10118,42 10738,94 10013,27 7979,41 4820,33
13 14 13 10 6
22 22 22 22 22
380,13 380,13 380,13 380,13 380,13
9 10 9 8 4
988,24 921,31 883,09 841,23 799,36
3 3 3 3 3
20
8
6
15
68,41
6,77
5,89
16,20
123,48
3,00
684,13
67,70
162,00
285,48
30
-684,13
-67,70
162,00
-30,00
-787,16
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
11,47
0,673
0,004
0,505
0,000
0,004
3903,85
36
1017,88
4
4071,50
OK
1951,92
36
1017,88
2
2035,75
OK
1146,33
802,43
1589,59
13
100
265,46
1501,20
NOT OK
162000000
22600000
10004721,98
-9000000
183595278,02
1125000
4500
910000
4100
773500
-0,72
0,53
0,004
OK
13
36,95
1515,00
378,75
757,50
32
804,25
4
3903,85
4282,60
6
32
804,25
2
1951,92
2709,42
4
22
380,13
2
757,50
2
PERENCANAAN DIAFRAGMA JEMBATAN
8m
Rb = BGT . L q L ²
+
2 2
L
= 246,96 . 8 74,90 8 ²
+
2 2
8
= 423,09 kN
Mu = Rb . L q L ²
-
2 2
= 423,1 . 8 74,90 8 ²
-
2 2
= -704,52 kN.m
= 704,52 kN.m
Mn = Mu
φ
= 704520000
0,8
= 880650000 N.mm
Rn = Mn
bd d ²
= 880650000
300 850 ²
= 4,06 Mpa
m = fy
0,85 f'c
= 390
0,85 40
= 11,47
ρmin = 1,4
fy
= 1,4
390
= 0,004
ρbal = 0,85 f'c β1 600
x
fy 600 + fy
= 0,85 40 0,77 600
x
390 600 + 390
= 0,04
ρmax = 0,75 ρbal
= 0,75 0,04
= 0,03
ρperlu = 1 2𝑚. 𝑅𝑛
. 1− 1−
𝑚 𝑓𝑦
= 0,011
ρpakai = 0,011
As perlu = ρ b d
= 0,011 300 850
= 2837,67 mm2
Direncanakan tulangan,
Diameter = 19 mm
As 1 Tul. = 0,25 π D ²
= 0,25 π 19 ²
= 283,53 mm2
Sehingga dibutuhkan tulangan,
Jumlah = 11 buah
Dan,
As' perlu = 0,5 As perlu
= 0,5 2837,67
= 1418,83 mm2
Sehingga dibutuhkan tulangan,
Jumlah = 6 buah
PERENCANAAN GELAGAR MEMANJANG
d4
d3
> Berdasarkan peraturan yang telah disebutkan diatas maka dalam perhitungan selanjutnya berat jenis
dari masing-masing komponen adalah sebagai berikut
Berat Isi Aspal (BIA) = 22 kN/m3
Berat Isi Beton (BIB) = 24 kN/m3
Berat Air Hujan (BAH) = 9,8 kN/m3
Berat Isi Bondek (BIBO) = 72,57 kN/m3
Untuk beban terbagi rata (BTR) dengan bentang total jembatan = 45 m ,maka dapat dirumuskan sebagai
berikut.
q BTR = 9 0,5 + 15
B
Catatan : q = Instensitas beban terbagi rata (BTR) dalam arah emanjang jembatan (kPa)
B = Panjang total jembatan yang dibebani (m)
> Besarnya FBD diatur SNI 1725-2016 Ps 8.6 dan dengan panjang bentang total adalah 40 m
Maka sesuai dengan grafik diatas nilai FBD dapat ditentukan : FBD = 0,4
> Menurut pasal yang sama dengan penentuan FBD maka besarnya PBGT = 49 KN/m
Setelah menentukan besarnya gaya PBGT maka Gaya P dapat dirumuskan sebagai berikut.
P = PBGT x 1 + FBD x L
maka sesuai dengan perumusan diatas besarnya P dapat diperhitungkan sebagai berikut.
P = 49 x 1 + 0,4 x 2
= 137,2 kN
Dengan tabel diatas didapatkan nilai faktor beban yang dapat ditunjukkan sebagai berikut.
a. Plat Lantai = 1,3
b. Bondek = 1,1
c. Bekisting = 1,4
d. Truk = 1,8
e. Aspal = 1,4
f. Beban Lajur D = 1,8
Setelah diketahui Faktor beban masing-masing kompnen maka selanjutnya dapat dilakukan perhitungan
momen yang mana besarnya beban pada masing-masing komponen yang telah dihitung harus terlebih dahulu
dikalikan dengan faktor beban seperti tabel dibawah ini.
> Setelah tiap masing-masing beban pada komponen dikalikan oleh faktor beban maka selanjutnya
dapat dihitung momen seperti perhitungan dibawah ini
1. Akibat Beban Mati
Beban mati total (qDL) berasal dari penjumlahan antara beban plat beton,bondek,bekisting,aspal serta
beban prodil itu sendiri
> QDL Total = 16,25 + 4,93 + 1,40 + 0,85 + 0,97
= 24,40 KN/m
λ = 4 m
Dikarenakan terdapat beban merata dan beban terpusat dan asumsinya adalah sendi-sendi maka momen
dapat dirumuskan sebagai berikut
2
ML = 1 x Q BTR x λ + 1 x P BGT x λ
8 4
Catatan : q = Beban Mati merata setelah dikalikan faktor beban (kN/m)
P = Beban Mati terpusat setelah dikalikan faktor beban (kN)
λ = Bentang gelagar memanjang (m)
> Berikut merupakan perhitungan dari perumusan diatas
ML = 1 x 13,50 x 16 + 1 x 246,96 x 4
8 4
= 273,96 kNm
P Truck = 283,50 kN
λ = 4 m
Dikarenakan terdapat beban terpusat dan asumsinya adalah sendi-sendi maka momen dapat dirumuskan
sebagai berikut
MT = 1 x P Truck x λ
4
Berdasarkan RSNI T-03 2005 Ps 7.4 maka faktor kelangsingnan tebal plat Sayap dirumuskan sebagai
berikut
bf E
λ = < λp = 0,38
2 tf Fy
Catatan : bf = Lebar pelat sayap (mm)
tf = Tebal plat sayap (mm)
Fy = Kuat tekan baja (Mpa)
E = Elastisitas baja (Mpa)
λ = Parameter kelangsingan
λp = Batas maksimum parameter kelangsingan untuk penampang kompak
Sesuai dengan perumusan diatas maka dapat dilakukan perhitungan sebagai berikut.
200 200000
λ = < λp = 0,38
32 390
λ = 6,25 < λp = 8,605
Kontrol λ < λp
6,25 < 8,61
Berdasarkan RSNI T-03 2005 Ps 7.2.3 ,maka Tergolong Penampang Kompak
Berdasarkan RSNI T-03 2005 Ps 7.7 maka faktor kelangsingnan tebal plat badan dirumuskan sebagai
berikut
h E
λ = < λp = 3,57
tw Fy
Catatan : h = Tinggi bersih pelat badan (mm)
tw = Tebal plat badan (mm)
Fy = Kuat tekan baja (Mpa)
E = Elastisitas baja (Mpa)
λ = Parameter kelangsingan
λp = Batas maksimum parameter kelangsingan untuk penampang kompak
Sesuai dengan perumusan diatas maka dapat dilakukan perhitungan sebagai berikut.
500 200000
λ = < λp = 3,57
10 390
λ = 50 < λp = 80,845
Kontrol λ < λp
50 <80,84
Berdasarkan RSNI T-03 2005 Ps 7.2.3 ,maka Tergolong Penampang Kompak
Sesuai dengan perumusan diatas maka dapat dilakukan perhitungan sebagai berikut.
Lb = 2000 mm < Lp = 1,76 43,3 2E+05
390
Lb = 2000 mm < Lp = 1725,7714 mm
Kontrol Lb < Lp
2000 < 1725,771
Berdasarkan RSNI T-03 2005 Ps 7.3.3 ,maka Tergolong Bentang Pendek
Karena Termasuk Penampang Kompak maka menurut RSNI T-03 2005 Ps 7.2.3 ,Kuat Lentur Nominal
Penampang dapat dirumuskan Sebagai Berikut
Sesuai dengan perumusan diatas maka dapat dilakukan perhitungan sebagai berikut.
Mp = 1910 x 390
= 744900000 Nmm
= 744,9 kNm
Dikarenakan Mn = Mp , maka selanjutnya niai Mn dapat dibandingkan dengan nilai Mu yang telah
dihitung sebagai berikut
ØMn = 0,90 x Mn
= 0,90 x 745
= 670,41 kNm
Mu = MDL + MLL
= 61,7508 + 283,50
= 345,25 kNm
Kontrol Mu < Ø Mn
345,251 kNm < 670,41 kNm OK
2. Kontrol Lendutan
Besarnya lendutan yang terjadi adalah diperhitungkan terhadap beban layan (tanpa faktor beban).
Nantinya lendutan akan dipilih yang terbesar kemudian akan dibandingkan dengan lendutan ijin
> Lendutan Akibat Beban Hidup (BTR + BGT)
Perumusan lendutan dapat ditunjukkan sebagai berikut
4 3
Lendutan = 5 Q BTR L 1 P BGT L
+
384 E Ix 48 E Ix
Catatan : q = Beban Mati merata setelah dikalikan faktor beban (kN/m)
P = Beban Mati terpusat setelah dikalikan faktor beban (kN)
L = Bentang gelagar memanjang (mm)
Ix = Inersia penampang profil baja (mm4)
E = Modulus Elastisitas baja (Mpa)
Sesuai dengan perumusan diatas maka dapat dilakukan perhitungan sebagai berikut.
4 3
Lendutan = 5 7,65 450 1 13985,73 450
+
384 2100000 47800 48 2100000 47800
= 0,30517143 cm
Sesuai dengan perumusan diatas maka dapat dilakukan perhitungan sebagai berikut.
3
Lendutan = 1 16055,05 450
48 2100000 47800
= 0,30364118 cm
Digunakan beban dari lendutan yang lebih besar yaitu lendutan yang berasal dari Lendutan akibat beban
Truck = 0,225 cm
3. Kontrol Geser
Perhitungan kuat geser nominal penampang mengacu pada RSNI T-03 2005 Pasal 7.8.2
dimana kuat geser nominal penampang merupakan fungsi dari perbandingan tinggi pelat
badan terhadap tebal pelat badan. Gaya geser maksimum sendiri terjadi apabila beban hidup berada
dekat dengan perletakan
= 24,40 x 1 x 4,5
2
= 54,8895886 kN
Va yang digunakan adalah Va terbesar dari Va Max perhitungan diatas. Sehingga digunakan Va
akibat beban Truck yaitu sebesar 283,5 kN
2
h < 1,1 Kn E ,Catatan Kn = 5 + 5 h
2
tw fy a
a = Jarak pengaku lateral (mm)
2
Kn = 5 + 5 h
a2
= 5 Nilai Kn langsung ditetapkan sebesar 5 dikarenakan pada
gelagar memanjang tidak dipasang pengaku lateral
Dikarenakan Syarat disamping sesuai maka Kuat geser nominal diatur berdasarkan RSNI T-03 2005 Ps
7.8.3 dapat dirumuskan sebagai berikut
ØVn = Ø x 0,6 x Fy x Aw (A x tw)
Sesuai dengan perumusan diatas maka dapat dilakukan perhitungan sebagai berikut.
= 0,9 x 0,6 x 390 x 500 x 10
= 1053,0 kN
Kontrol Vu=Va < ØVn
283,5 kN < 1053,0 kN OK
b.eff
a
d3 C
Ya Yc dc dt
ds
Yb T
bw
> Berdasarkan RSNI T-03 2005 Ps 8.2.1 Lebar efektif pelat beton (b.eff) diambil nilai terkecil dari :
b.eff < 1 x Bentang Gelagar Memanjang
1
5
b.eff < 1 x 4500
5
b.eff < 900 mm
a = C = 4453800 = 146 mm
0,9 FC' b.eff 0,85 40 900
Kontrol a < Tebal Plat Beton
146 < 200
maka sumbu netral masih berada di plat beton
> Berdasarkan peraturan yang telah disebutkan diatas maka dalam perhitungan selanjutnya berat jenis
dari masing-masing komponen adalah sebagai berikut
Berat Isi Aspal (BIA) = 22 kN/m3
3
Berat Isi Beton (BIB) = 24 kN/m
Berat Air Hujan (BAH) = 9,8 kN/m3
Berat Isi Bondek (BIBO) = 72,57 kN/m3
Pembebanan Gelagar Memanjang:
Setelah ditentukan berat jenis masing-masing komponen maka perhitungan berat masing-masing
komponen dapat ditunjukkan sebagai berikut.
1. Beban Mati (DL)
Pembebanan akibat beban mati yang berkerja pada gelagar memanjang adalah meliputi beban dari pelat
beton,bekisting,plat bondek dan berat dari aspal yang dipikul oleh gelagar memanjang ditambah dengan
berat sendiri dari profil gelagar memanjang
> Sebelum Komposit
Pada kondisi sebelum komposit, yaitu kondisi dimana beton yang di cor belum mengeras dan belum
menjadi satu kesatuan dengan gelagar melintang,
1. Pelat Beton = BJ Beton x L x T Plat Beton
= 25 x 2 x 0,25
= 12,50 KN/m
2. Balok Memanjang = W x L
Jarak .G.Memanjang
= 0,879957 x 2
2
= 0,88 KN/m
3. Bekisting = 0,5 KN/m2 x L
= 0,5 KN/m2 x 2
= 1,00 KN/m
4. Berat Profil = 2,060 KN/m3
5. Berat Bondek = BJ Bondek x L x T Bondek
= 77,22 x 2 x 0,005
= 0,8 kN
q BTR = 9 0,5 + 15
B
Catatan : q = Instensitas beban terbagi rata (BTR) dalam arah memanjang jembatan (kPa)
B = Panjang total jembatan yang dibebani (m)
q BTR = 9 0,5 + 15
45
q BTR = 7,5 KN/m
> Besarnya FBD diatur SNI 1725-2016 Ps 8.6 dan dengan panjang bentang total adalah 40 m
maka sesuai dengan perumusan diatas besarnya P dapat diperhitungkan sebagai berikut.
P BGT = 49 x 1 + 0,4
P BGT = 68,6 KN/m
Dengan tabel diatas didapatkan nilai faktor beban yang dapat ditunjukkan sebagai berikut.
a. Plat Lantai = 1,3
b. Bondek = 1,1
c. Bekisting = 1,4
d. Truk = 1,8
e. Aspal = 1,4
f. Beban Lajur D = 1,8
Setelah diketahui Faktor beban masing-masing kompnen maka selanjutnya dapat dilakukan perhitungan
momen yang mana besarnya beban pada masing-masing komponen yang telah dihitung harus terlebih
dahulu dikalikan dengan faktor beban seperti tabel dibawah ini.
> Setelah tiap masing-masing beban pada komponen dikalikan oleh faktor beban maka
selanjutnya dapat dihitung momen seperti perhitungan dibawah ini
1. Akibat Beban Mati
qm = 21,9 kN/m 2
P
A
B
C
R
RB
7,6 m
Dikarenakan terdapat beban merata dan asumsinya adalah sendi-sendi maka momen dapat dirumuskan
sebagai berikut
MD1 = 1 q L2 VD1 =1 q L
8 2
Catatan : q = Beban Mati merata setelah dikalikan faktor beban (kN/m)
λ = Bentang gelagar melintang (m)
> Berikut merupakan perhitungan dalam mencari momen dengan metode mekanika teknik statis
Mencari RA
S MB = 0
8 RA = 20,766 7,2 3,4 + 1,1 6,8 + 1,1 5 + 1,1 2,8 +
1,1 0,8 + 1,1 -1,2 = 0
8 RA = 524,36
RA = RB = 68,9941 kN
A B
A B
0,2 0,6 6 0,6 0,2
7,6 m
> Berikut merupakan perhitungan dalam mencari momen dengan metode mekanika teknik statis
Mencari RA
S MB = 0
8 RA = 22,8 0,6 7,1 + 4,9 6 3,8 + 22,8 0,6 0,5
8 RA = 145,27
RA = 19,114 kN
> Dikarenakan terdapat beban merata dan asumsinya adalah sendi-sendi maka momen dapat dirumuskan
sebagai berikut
VD2 = 1 qAspal L + qKerb L
2
= 1 4,93 6,4 + 22,75 0,6
2
VD2 = 29,4196 kN
2.Beban Hidup
Terdapat 2 jenis beban hidup antara lain Beban hidup lajur D (BTR & BGT) serta beban T Truck
100% 50%
A C B
0,6 0,5 5,5 m 0,45 1
7,6 m
Dikarenakan terdapat beban merata dan beban terpusat dan asumsinya adalah sendi-sendi maka momen
dapat dirumuskan sebagai berikut
VA = 1 q100%L100% +
1 q50% L50%
2 2
Catatan : q = Beban Mati merata setelah dikalikan faktor beban (kN/m)
P = Beban Mati terpusat setelah dikalikan faktor beban (kN/m)
L = Panjang sesuai jarak yang ditinjau (m)
Kondisi 1
T T T T
A C B
RA ### 1,75 1,0 1,75 1,55 RB
7,6 m
Dengan memodelkan beban T truck seperti gambar diatas maka dapat diperhitungkan besarnya momen
menggunakan metode mekanika teknik statis
Mencari RA
S MB = 0
RA 8 = Tu 6,1 + 4,3 + 3 + 1,6
RA 8 = 283,50 6,1 + 4,3 + 3 + 1,6
RA 8 = 283,50 15,2
RA = 567,0 kN
T T
A C B
RA 2,925 1,75 2,925
7,6 m
Dengan memodelkan beban T truck seperti gambar diatas maka dapat diperhitungkan besarnya momen
menggunakan metode mekanika teknik statis
Mencari RA
S MB = Tu 4,7 + 2,9
RA 8 = 283,5 4,7 + 2,9
RA 8 = 2154,6
RA = 283,5 kN
Mmax = RA 3,8 - Tu 0,9
= 283,5 3,8 - 283,5 0,9
Mmax = 829,24 kNm
> Dipilih
MLL yang terbesar = 1374,975 kNm
MDL = 158,186 kNm
> Sehingga M Total = MDL + MLL
= 158,186 + 1374,98
M Total = 1533,161 kNm
Berdasarkan RSNI T-03 2005 Ps 7.4 maka faktor kelangsingnan tebal plat Sayap dirumuskan
sebagai berikut
bf E
λ = < λp = 0,38
2 tf Fy
Catatan : bf = Lebar pelat sayap (mm)
tf = Tebal plat sayap (mm)
Fy = Kuat tekan baja (Mpa)
E = Elastisitas baja (Mpa)
λ = Parameter kelangsingan
λp = Batas maksimum parameter kelangsingan untuk penampang kompak
Sesuai dengan perumusan diatas maka dapat dilakukan perhitungan sebagai berikut.
300 200000
λ = < λp = 0,38
52 390
λ = 5,77 < λp = 8,605
Kontrol λ
λp <
8,61
5,77 <
Berdasarkan RSNI T-03 2005 Ps 7.2.3 ,maka Tergolong Penampang Kompak
Berdasarkan RSNI T-03 2005 Ps 7.7 maka faktor kelangsingnan tebal plat badan dirumuskan
sebagai berikut
h E
λ = < λp = 3,57
tw Fy
Catatan : h = Tinggi bersih pelat badan (mm)
tw = Tebal plat badan (mm)
Fy = Kuat tekan baja (Mpa)
E = Elastisitas baja (Mpa)
λ = Parameter kelangsingan
λp = Batas maksimum parameter kelangsingan untuk penampang kompak
Sesuai dengan perumusan diatas maka dapat dilakukan perhitungan sebagai berikut.
800 200000
λ = < λp = 3,57
14 390
λ = 57,14286 < λp = 80,845
Kontrol λ λp <
80,84
57,14 <
Berdasarkan RSNI T-03 2005 Ps 7.2.3 ,maka Tergolong Penampang Kompak
Perhitungan kuat momen nominal penampang terhadap tekuk lateral adalah mengacu pada RSNI T-
03 2005 Pasal 7.3 yang merupakan fungsi dari Lb, Lp, dan Lr dimana nilai Lp dan Lr
didapatkan dari tabel profil baja dan merupakan fungsi dari penampang profil.
Sesuai dengan perumusan diatas maka dapat dilakukan perhitungan sebagai berikut.
Lb = 2000 mm < Lp = 1,76 66 200000
390
Lb = 2000 mm Lp <= 2638,477 mm
Kontrol Lb Lp <
2000 2638,4772
<
Berdasarkan RSNI T-03 2005 Ps 7.3.3 ,maka Tergolong Bentang Pendek
Karena Termasuk Bentang Pendek maka menurut RSNI T-03 2005 Ps 7.3.3 Kuat Lentur Nominal
Penampang adalah Sebagai Berikut
Karena Termasuk Bentang Pendek maka menurut RSNI T-03 2005 Ps 7.3.3 Kuat Lentur Nominal
Penampang adalah Sebagai Berikut
Sesuai dengan perumusan diatas maka dapat dilakukan perhitungan sebagai berikut.
Mp = 7290 x 390
= 2843100000 Nmm
= 2843,1 kNm
Dikarenakan Mn = Mp , maka selanjutnya niai Mn dapat dibandingkan dengan nilai Mu yang
telah dihitung sebagai berikut
ØMn = 0,9 x Mn
= 0,9 x 2843,1
= 2558,79 kNm
Mu = MDL + MLL
= 171,74 + 1374,98
= 1546,72 kNm
Kontrol Mu < Ø Mn
1546,718 kNm < 2558,79 kNm OK
2. Kontrol Lendutan
Besarnya lendutan yang terjadi adalah diperhitungkan terhadap beban layan (tanpa faktor beban).
Nantinya lendutan akan dipilih yang terbesar kemudian akan dibandingkan dengan lendutan ijin
> Lendutan Akibat Beban Hidup (BTR + BGT)
Perumusan lendutan dapat ditunjukkan sebagai berikut
4 3
Lendutan = 5 Q BTR L 1 P BGT L
+
384 E Ix 48 E Ix
Catatan : q = Beban Mati merata setelah dikalikan faktor beban (kN/m)
P = Beban Mati terpusat setelah dikalikan faktor beban (kN)
L = Bentang gelagar melintang (mm)
Ix = Inersia penampang profil baja (mm4)
E = Modulus Elastisitas baja (Mpa)
Sesuai dengan perumusan diatas maka dapat dilakukan perhitungan sebagai berikut.
4 3
Lendutan = 5 7,65 600 1 6992,86 600
+
384 2100000 292000 48 2100000 292000
= 0,0723569 cm
Sesuai dengan perumusan diatas maka dapat dilakukan perhitungan sebagai berikut.
3
Lendutan = 1 16055,05 600
48 2100000 292000
= 0,1178208 cm
Digunakan beban dari lendutan yang lebih besar yaitu lendutan yang berasal dari Lendutan akibat
beban Truck = 0,12 cm
3. Kontrol Geser
Perhitungan kuat geser nominal penampang mengacu pada RSNI T-03 2005 Pasal 7.8.2 dimana
kuat geser nominal penampang merupakan fungsi dari perbandingan tinggi pelat badan
terhadap tebal pelat badan. Gaya geser maksimum sendiri terjadi apabila beban hidup berada
dekat dengan perletakan
2
h < 1,1 Kn E ,catatan Kn = 5 + 5 h
2
tw fy a
a = Jarak pengaku lateral (mm)
2
Kn = 5 + 5 h
2
a
= 5 Nilai Kn langsung ditetapkan sebesar 5 dikarenakan pada
gelagar memanjang tidak dipasang pengaku lateral
Dikarenakan Syarat disamping sesuai maka Kuat geser nominal diatur berdasarkan RSNI T-
03 2005 Ps 7.8.3 dapat dirumuskan sebagai berikut
Sesuai dengan perumusan diatas maka dapat dilakukan perhitungan sebagai berikut.
= 0,9 x 0,6 x 3900 x 800 x 14
= 23587,2 kN
Kontrol Vu=Va < ØVn
283,5 kN < 23587 kN OK
b.eff
a
d3 C
Ya Yc dc dt
ds
Yb T
bw
> Berdasarkan RSNI T-03 2005 Ps 8.2.1 Lebar efektif pelat beton (b.eff) diambil nilai terkecil dari:
a = C = 8160000 = 200,00 mm
0,85 FC' b.eff 0,85 40 1200
Kontrol a < Tebal Plat Beton
200 < 200
maka sumbu netral masih berada di plat beton
n = Vh
Qn
= 10428600
192870,063
= 55,000 Buah
Jumlah Shear connector = 55 Buah