Anda di halaman 1dari 193

Seri Buku Pintar BUM Desa

PENYUSUNAN
KELAYAKAN USAHA
& PENGEMBANGAN
USAHA

BUM
Desa
Hastowiyono
Suharyanto
Australian Community Development and Civil Society
Strengthening Scheme (ACCESS) Tahap II
Seri Buku Pintar BUM Desa

PENYUSUNAN
KELAYAKAN USAHA
& PENGEMBANGAN USAHA

BUM Desa

Hastowiyono
Suharyanto
Australian Community Development and Civil Society
Strengthening Scheme (ACCESS) Tahap II
Seri Buku Pintar BUM Desa
PENYUSUNAN KELAYAKAN USAHA DAN
PERENCANAAN USAHA BUM DESA

Penulis FPPD : Hastowiyono


Suharyanto
Kontributor : Sulfiani, Jaringmas Bantaeng
Penyunting : Sutoro Eko Yunanto
Reviwer : Rossana Dewi
Penata Letak : Candra Coret
Desain Cover : Candra Coret
llustrasi : Budi & Erni

Copyleft@Diperkenankan untuk melakukan modifikasi, penggandaan


maupun penyebarluasan buku ini untuk kepentingan pendidikan dan
bukan untuk kepentingan komersial dengan tetap mencantumkan
atribut penulis dan keterangan dokumen ini secara lengkap.

Forum Pengembangan Pembaharuan Desa (FPPD)


Jl. Karangnangka No. 175 Dusun Demangan
Desa Maguwoharjo Kec. Depok Sleman Yogyakarta
Telp./fax: 0274 4333665, mbl: 0811 250 3790 Email:
fppd@indosat.net.id
Website: http//www. forumdesa.org

Cetakan Pertama : Januari 2014

14,5 x 21 cm, xx + 160 Hal


ISBN : 978-602-14772-0-5
KATA PENGANTAR
Direktur Usaha Ekonomi Masyarakat
Direktorat Jendral Pemberdayaan
Masyarakat Dan Desa Kementerian Dalam
Negeri

D esa dan desa adat atau yang disebut dengan nama lain
dalam UU No. 6/2014 tentang Desa dinyatakan sebagai kesatuan
masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang
berwenang untuk mengatur dan mengu-
rus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setem-pat
berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/ atau
hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem
pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Substan-
si undang-undang ini menegaskan tentang janji pemenuhan
kebutuhan (demand complience scenario) dalam konteks
pembangunan nasional di tingkat desa.
Selanjutnya dalam UU No. 6/2014 tentang Desa juga
menyatakan bahwa “Desa dapat mendirikan Badan Usaha
Milik Desa”. Pendirian badan usaha tersebut berpedoman
pada peraturan perundang-undangan. Ini merupakan bagi an
penting dan tidak terpisahkan dari keaslian otonomi desa.

Kelayakan Usaha BUM Desa iii


Sejalan dengan dikeluarkannya berbagai kebijakan yang
mengatur BUM Desa, telah banyak pemerintah kabupaten
menginisiasi pendirian Badan Usaha Milik Desa (BUM
Desa) yang didasarkan atas kebutuhan dan potensi desa
sebagai upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat.
BUM Desa dibangun atas prakarsa (inisiasi) masyarakat
desa serta berdasar prinsip kooperatif, partisipasi, dan emansi
pasi (user-owned, user-benefited, and user controlled) de ngan
mekanisme member-base dan self-help. Badan ini diharapkan
dapat menjadi wadah kegiatan ekonomi yang terdapat di desa.
Karena itu, pengelolannya harus dilakukan secara profesional,
kooperatif, mandiri dan berkelanjutan.
Secara kelembagaan, permasalahan yang dihadapi
terhadap pendirian BUM Desa pada dasarnya dapat dike
lompokkan ke dalam hal-hal yang bersifat internal dan
eksternal. Permasalahan internal meliputi keterbatasan
Sumber Daya Manusia (SDM), manajemen yang belum
efektif sehingga kurang efisien, serta keterbatasan modal.
Sedangkan permasalahan eksternal meliputi kemampuan
monitoring yang belum efektif, kurangnya pengalaman,
serta infrastruktur yang kurang mendukung. Kondisi ini-lah
yang mengakibatkan pelayanan dalam pengembangan BUM
Desa masih belum mampu menjangkau secara luas, padahal
pelayanan dalam pengembangan BUM Desa seca ra luas
akan sangat penting perannya dalam membantu investasi bagi
pelaku usaha mikro di perdesaan.

iv Kelayakan Usaha BUM Desa


Oleh karena itu, Seri Buku Pintar Penyusunan Kelayakan
Usaha dan Pengembangan Usaha BUM Desa diharapkan dapat
mendukung guna mengatasi berbagai keterbatasan yang
dirasakan selama ini, utamanya di daerah perdesaan. Salah
satunya adalah dengan mendayagunakan potensi yang telah
berdiri selama ini untuk memperluas jangkauan pelayanan dan
sekaligus mengisi kesenjangan permintaan dan penawaran
terutama di wilayah perdesaan. Kebijakan beserta berbagai
strategi pelaksanaannya akan didasarkan pada pratek-praktek
terbaik dan pelajaran yang dapat di-petik dari berbagai
pengalaman yang selama ini berjalan (best practice). Ketiadaan
kebijakan dalam pemberdayaan usaha ekonomi melalui BUM
Desa yang terpadu, bagaima-napun telah membatasi para
stakeholders untuk menyela-raskan berbagai upaya mereka
untuk menciptakan sebuah sistem perekonomian yang
berkelanjutan.

Dr.Ir. Sapto Supono, M.Si

Kelayakan Usaha BUM Desa v


KATA PENGANTAR ACCESS
Kemandirian desa, mendukung demokratisasi desa,
kearifan lokal, partisipasi, keadilan gender,
penanggulangan kemiskinan, dan akuntabilitas
pembangunan desa

Kemampuan desa untuk mengelola pembangunan le bih


mandiri yang didukung oleh semua unsur dan sumber daya
desa sangat penting bagi perbaikan kesejahteraan masya-
rakat, terlebih bagi masyarakat miskin di desa. Desa yang
dapat menjalankan pengelolaan pembangunan se-cara
mandiri bukan hanya mampu menggerakkan seluruh aset
sumber daya yang dimiliki desa, tetapi desa juga akan
mampu memperbaiki kebutuhan dasar warga, kebutuhan
penghidupan, memperjuangkan hak warga dan menata
kehidupan secara berkelanjutan.
Hadirnya serial buku pintar tentang kemandirian desa ini
diharapkan dapat menjadi bacaan segar di desa, khu-susnya
bagi para Kepala Desa, Perangkat Desa, Kader Desa
termasuk Kader Posyandu, para pengelola atau pengguna
keuangan desa, Badan Permusyawaratan Desa (BPD), dan

Kelayakan Usaha BUM Desa vii


juga masyarakat desa-baik laki-laki maupun perempuan,
untuk menata desanya. Buku ini juga menarik untuk di-baca
kawan-kawan para pegiat pemberdayaan masyarakat dan
desa, fasilitator desa, dan rekan-rekan Lembaga Swa-daya
Masyarakat peduli desa. Terlebih dengan lahirnya Un-dang
Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, maka kehadiran
buku-buku pintar ini diharapkan dapat menjadi salah satu
referensi pemberdayaan desa.
Serial buku pintar meliputi 1) Pengembangan Kewe
nangan (Urusan) Desa, 2) Pengelolaan Aset Desa, 3) Pe
ngembangan Regulasi Desa, 4) Badan Permusyawaratan
Desa (BPD) dalam Demokrasi Desa, 5) Perencanaan dan
Penganggaran Desa, 6) Pengelolaan dan Pertanggungjawab
an Keuangan Desa, 7) Pengembangan dan Pengelolaan BUM
Desa, 8) Sistem Administrasi dan Informasi Desa, 9) Tatacara
Pertanggungjawaban Kepala Desa, dan 10) Repo sisi Peran
Publik Perempuan di Desa. Selain 10 buku pintar tersebut,
disusun pula seri buku pintar yang khusus untuk
Pengembangan BUM Desa meliputi a) Penyusunan Kelayak
an Usaha dan Pengembangan Usaha BUM Desa, b) Ran-cang
Bangun Bisnis dan Pengelolaan BUM Desa, dan c) Pe lemba-
gaan BUM Desa. Buku-buku pintar tersebut disusun terutama
berdasarkan pengalaman desa dan daerah wilayah kerja
Program ACCESS Tahap II.
ACCESS Tahap II merupakan program pengembangan
kapasitas warga dan organisasi warga yang didukung oleh

viii Kelayakan Usaha BUM Desa


dana hibah dari Pemerintah Australia. Program ini berupaya
mendukung kerja-kerja pemberdayaan yang menghargai
aspek lokalitas dan menempatkan perempuan, masyarakat
miskin, dan kelompok marginal sebagai subyek pemba
ngunan yang memiliki posisi setara dengan pelaku lainnya.
Terakhir, kami sampaikan terima kasih sebesar-besar nya
kepada tim Forum Pengembangan Pembaharuan Desa
(FPPD) yang telah menghimpun serial buku dalam rangka
memberi bahan kepada pelaku dan pejuang di desa dan
daerah untuk membantu mereka mengelola desa dengan
menghargai kearifan lokal serta memanfaatkan peluang yang
diberikan melalui UU Desa menuju desa yang demo kratis,
berkeadilan gender, dan bebas dari kemiskinan ber-bagai
segi. Semoga buku-buku tersebut dapat menambah khazanah
pengetahuan bagi pelaku dan pegiat pemba ngunan desa di
Indonesia.

Paul Boon
Direktur Program ACCESS Tahap II

Kelayakan Usaha BUM Desa ix


KATA PENGANTAR
Forum Pengambangan Pembaharuan Desa

B adan Usaha Milik Desa yang disingkat BUM Desa adalah


lembaga usaha desa yang dikelola oleh ma syarakat dan pemerintah
desa dalam upaya memper kuat perekonomian desa dan dibentuk
berdasarkan kebu
tuhan masyarakat dan potensi desa. BUM Desa merupakan
bentuk kelembagaan desa yang memiliki kegiatan menja
lankan usaha ekonomi atau bisnis untuk memperoleh man-
faat yang berguna bagi kesejahteraan masyarakat desa. Desa
mendirikan BUM Desa bukanlah semata-mata untuk men
cari keuntungan ekonomis atau laba, akan tetapi meliputi
pula manfaat sosial dan manfaat non ekonomi lainnya. Man-
faat ekonomi yang ingin diperoleh dari kegiatan usaha BUM
Desa adalah keuntungan atau laba secara finansial, PADes
bertambah, terbukanya lapangan kerja baru bagi warga desa,
dan kegiatan usaha ekonomi desa semakin dinamis. Manfaat
sosial dan non ekonomi lain dari BUM Desa, misal:
memperkuat rasa kebersamaan diantara warga desa, mem-

Kelayakan Usaha BUM Desa xi


perkokoh kegotongroyongan, menumbuhkan kebanggaan
dari warga terhadap desanya, warga menjadi lebih kerasan
tinggal di desa, mendorong tumbuhnya prakarsa dan gerak an
bersama warga untuk membangun desa secara mandiri,
kelestarian lingkungan hidup, semakin baiknya pelayanan
pemerintah desa kepada warga, dan seterusnya.
Dalam Pasal 78 ayat 1 Peraturan Pemerintah Nomor 72
Tahun 2005 tentang Desa dinyatakan bahwa “Dalam
meningkatkan pendapatan masyarakat dan Desa, Pemerin tah
Desa dapat mendirikan Badan Usaha Milik Desa sesuai
dengan kebutuhan dan potensi Desa”. Undang-Undang
Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa pada pasal 87 menye-
butkan (ayat 1) Desa dapat mendirikan Badan Usaha Milik
Desa yang disebut BUM Desa; (ayat 2) BUM Desa dikelola
dengan semangat kekeluargaan dan kegotongroyongan; dan
(ayat 3) BUM Desa dapat menjalankan usaha di bi-dang
ekonomi dan/atau pelayanan umum sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan. Kata “dapat” dalam undang-
undang tersebut mengandung pengertian bahwa desa diberi
kesempatan, hak dan kewenangan un-tuk mendirikan BUM
Desa. Oleh karena itu, pendirian BUM Desa hendaknya
dipahami sebagai peluang baru bagi desa untuk
mengembangkan perekonomian desa melalui pen-
dayagunaan potensi desa untuk memenuhi kebutuhan war-ga
desa. Dengan kata lain, unit usaha yang akan dijalankan
BUM Desa hendaknya bertumpu pada potensi dan kebu-

xii Kelayakan Usaha BUM Desa


tuhan desa. Pendirian BUM Desa merupakan inisiatif desa,
bukan perintah dari pemerintah supra desa, sehingga pe
ngelolaannya harus berdasarkan prinsip kemandirian desa
dan semangat kekeluargaan serta kegotongroyongan.
Pendirian BUM Desa antara lain dimaksudkan untuk me
ngurangi peran para tengkulak yang seringkali menyebab kan
meningkatnya biaya transaksi (transaction cost) antara harga
produk dari produsen kepada konsumen akhir. Melalui lembaga
ini diharapkan setiap produsen di perdesaan dapat menikmati
selisih harga jual produk dengan biaya produksi yang layak dan
konsumen tidak harus menanggung harga pembelian yang
mahal. BUM Desa dapat menjadi distributor utama untuk
memenuhi kebutuhan sembilan bahan pokok (sembako). Selain
itu, BUM Desa berfungsi menumbuh-su burkan kegiatan pelaku
ekonomi di perdesaan1.
Dengan demikian, BUM Desa merupakan pilar kegiat an
ekonomi di desa yang berfungsi sebagai lembaga sosial
(social institution) dan sekaligus komersial (commercial
institution). BUM Desa sebagai lembaga sosial berpihak
kepada kepentingan masyarakat melalui kontribusinya
dalam penyediaan pelayanan sosial. Sedangkan sebagai
lembaga komersial bertujuan mencari keuntungan (laba) dari
berbagai usaha/bisnis yang dijalankannya. BUM Desa
sebagai lembaga perekonomian desa hendaknya diseleng-

1 Lihat http://relawandesa.files.wordpress.com/2008/06/1panduan-BUM Desa.pdf.

Kelayakan Usaha BUM Desa xiii


garakan dan dikelola secara profesional, inovatif-kreatif, ra-
sional dan mandiri.
BUM Desa sebagai lembaga desa yang menjalankan
usaha ekonomi harus memperhatikan prinsip efisiensi dan
efektifitas serta kehati-hatian dalam menjalankan usaha. Oleh
karena itu sebelum menjalankan suatu kegiatan usa-ha
terlebih dahulu harus dipertimbangkan matang-matang
kelayakan dari jenis usaha yang akan dijalankan itu. Kepu-
tusan untuk memilih suatu jenis usaha menjadi bidang usaha
BUM Desa bukanlah persoalan yang mudah. Bi-dang-bidang
usaha yang direncanakan harus layak untuk dijalankan. Cara
yang paling lazim untuk menilai kelayakan usaha adalah
dengan melakukan Kajian Kelayakan Usaha. Oleh karena itu,
pengetahuan tentang Kajian Kelayakan Usaha sangat penting,
karena dalam memulai suatu usaha tidak cukup hanya
mengandalkan pengalaman dan insting (naluri) saja.

Sutoro Eko Yunanto


Ketua steering Committe

xiv Kelayakan Usaha BUM Desa


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR PMD.............................................................iii


KATA PENGANTAR ACCESS.....................................................vii
KATA PENGANTAR FPPD............................................................xi
DAFTAR ISI........................................................................................xv
DAFTAR SINGKATAN..................................................................xix

Bagian I
PENDAHULUAN...............................................................................1
Apa Itu Kajian Kelayakan Usaha?.........................................1
Apa Manfaat dari Kajian Kelayakan Usaha?......................2
Apa Tujuan Kajian Kelayakan Usaha?.................................3
Bagaimana Langkah-langkah Penyusunan
Kelayakan Usaha?.......................................................................5
Aspek Apa yang Perlu Dikaji untuk Menentukan
Kelayakan Usaha?....................................................................10

Kelayakan Usaha BUM Desa xv


Bagian II
ASPEK PASAR DAN PEMASARAN.......................................11
Apa Makna Pasar dan Pemasaran?......................................11
Apa yang harus dikaji dari segi pasar dan
pemasaran?.................................................................................14
1. Ketepatan Produk dengan Kebutuhan
Masyarakat. 14
2. Daya Beli Masyarakat....................................................18
3. Jumlah Konsumen...........................................................20
4. Kecenderungan Permintaan Konsumen....................21
5. Kesesuaian Harga Produk.............................................24
6. Kemudahan Mendapatkan Produk..............................26
7. Kemudahan Mendapatkan Informasi
tentang Produk 28

Bagian III
ASPEK TEKNIS DAN TEKNOLOGI.......................................37
1. Perencanaan Produk........................................................37
2. Kualitas Produk................................................................38
2. Perencanaan jumlah Produksi......................................40
3. Persediaan bahan baku...................................................41
4. Kapasitas Produksi..........................................................42
5. Pemilihan Teknologi.......................................................43
6. Penentuan Lokasi Usaha................................................44
7. Perencanaan Tata letak (Layout).................................48

xvi Kelayakan Usaha BUM Desa


Bagian IV
ASPEK MANAJEMEN DAN SDM...........................................55
Aspek Manajemen....................................................................55
Aspek Sumber Daya Manusia..............................................61

Bagian V
ASPEK KEUANGAN.....................................................................67
Kebutuhan Dana dan Sumbernya........................................68
Perkiraan Arus Kas...................................................................76
Perkiraan Laba-Rugi................................................................79
Penilaian Investasi....................................................................82

Bagian VI
ASPEK SOSIAL BUDAYA, EKONOMI, POLITIK,
LINGKUNGAN USAHA DAN LINGKUNGAN HIDUP. .93
Aspek Sosial Budaya Setempat............................................93
Aspek Perbaikan Ekonomi Desa..........................................95
Aspek Politik..............................................................................96
Aspek Lingkungan Usaha......................................................97
Aspek Lingkungan Hidup....................................................100

Bagian VII
ASPEK HUKUM (YURIDIS)....................................................101
1. Bentuk Usaha dan Perijinannya................................101

Kelayakan Usaha BUM Desa xvii


2. Kesesuaian Usaha BUM Desa dengan
Perencanaan Pembangunan Desa 103
3. Status Kepemilikan Lahan atau Lokasi
Usaha 104

Bagian VIII
PERENCANAAN USAHA.........................................................107

Bagian IX
PENUTUP.........................................................................................117

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................121
TENTANG PENULIS...................................................................123
PROFIL FPPD.................................................................................125

LAMPIRAN
Lampiran 1
Instrumen Bantu Penilaian Kelayakan Usaha........................127

Lampiran 2
Contoh Perencanaan Usaha (Business Plan)..........................139

xviii Kelayakan Usaha BUM Desa


DAFTAR SINGKATAN

ACCESS Australian Community Development and Civil


Society Strengthening Scheme
APBD Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
APBN Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
ATK Alat Tulis dan Kantor
BEP Break Even Point
BPD Badan Permusyawaratan Desa
BUM Desa Badan Usaha Milik Desa
FPPD Forum Pengembangan Pembaharuan Desa
KK Kepala Keluarga
NPV Net Present Value
PADes Pendapatan Asli Desa
PI Profitability Index
PNPM Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat
PP Payback Period
PT Perseroan Terbatas
PV Present Value
RKP Desa Rencana Kerja Pembangunan Desa

Kelayakan Usaha BUM Desa xix


RPJM Desa Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa
Saprotan Sarana Produksi Pertanian
Sembako Sembilan Bahan Pokok
SDM Sumber Daya Manusia
TPKU Tim Penyusun Kelayakan Usaha

xx Kelayakan Usaha BUM Desa


Bagian I
PENDAHULUAN

Apa Itu Kajian Kelayakan Usaha?


Kajian Kelayakan Usaha adalah kegiatan untuk menilai
sejauh mana manfaat yang dapat diperoleh dalam melak-
sanakan suatu kegiatan usaha (Ibrahim, 2009). Hasil dari
kegiatan kajian kelayakan usaha sangat berguna sebagai
bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan, apa-kah
menerima atau menolak suatu gagasan usaha yang
direncanakan. Suatu gagasan usaha dikatakan layak apa-bila
terdapat kemungkinan untuk memperoleh manfaat atau
benefit ketika kegiatan usaha itu benar-benar dijalan-kan.

Pada dasarnya kajian kelayakan usaha dapat dilaksana


kan untuk mendirikan usaha baru atau dapat pula dalam
rangka pengembangan usaha yang sudah ada (Suherman,
2011). Kajian kelayakan usaha tidak hanya diperlukan pada

Kelayakan Usaha BUM Desa 1


awal pendirian usaha saja, tetapi perlu juga dilakukan pada
saat BUM Desa hendak melakukan pengembangan usaha.

Apa Manfaat dari Kajian Kelayakan Usaha?


Kajian Kelayakan Usaha yang dilakukan dengan sung-
guh-sungguh dan menggunakan cara yang tepat akan
memberikan kemanfaatan, meliputi:

2 Kelayakan Usaha BUM Desa


1. Terpilihnya jenis usaha yang dapat menghasilkan ke
manfaatan paling besar atau paling layak untuk dilaksa
nakan.
2. Dapat memperkecil risiko kegagalan usaha atau men
cegah kerugian.
3. Tersedianya data dan informasi tentang kelayakan usa ha
akan memudahkan dalam menyusun perencanaan usaha
(business plan).
4. Meningkatnya kemampuan atau keterampilan warga
desa dalam mengelola usaha ekonomi secara rasional
dan modern.
5. Tersedianya informasi tentang prospek usaha yang dapat
menarik warga desa dan pihak lain untuk men-dukung
pengembangan usaha. Misalnya, warga desa atau
lembaga keuangan (bank) tertarik menanamkan modal
atau meminjamkan uang untuk mendukung
pengembangan usaha yang dilakukan BUM Desa.

Apa Tujuan Kajian Kelayakan Usaha?


Tujuan dilakukan Kajian Kelayakan Usaha meliputi:
1. Memperhitungkan keadaan internal desa (potensi de sa
dan kebutuhan masyarakat) dan eksternal desa (pe-luang
dan ancaman pengembangan usaha) sebagai acuan
dalam perencanaan usaha ekonomi desa,
2. Memantapkan gagasan usaha ekonomi,

Kelayakan Usaha BUM Desa 3


3. Merencanakan Sumber Daya Manusia (SDM), teruta-ma
untuk menyiapkan orang-orang yang berkualitas sebagai
pengelola unit usaha,
4. Merancang organisasi unit usaha,
5. Memperhitungkan peluang dan risiko usaha,
6. Menentukan jenis usaha yang memungkinkan dan me
nguntungkan untuk dijalankan.

4 Kelayakan Usaha BUM Desa


Bagaimana Langkah-langkah Penyusunan Ke-
layakan Usaha?
Penyusunan kelayakan usaha BUM Desa harus dilaku-
kan secara cermat dengan memperhitungkan banyak hal yang
diperkirakan dapat mempengaruhi jalannya usaha yang akan
dilakukan. Semakin lengkap dan cermat dalam
memperhitungkan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
jalannya usaha diharapkan akan terhindar dari risiko kega-
galan usaha karena mengalami kerugian.
Selain lengkap dan cermat dalam memperhitungkan
faktor-faktor yang dapat mempengaruhi jalannya usaha,
penyusunan kelayakan usaha harus didasarkan pertimbang
an-pertimbangan yang rasional dan realistik. Pertimbangan
rasional artinya, harus memperhitungkan keuntungan atau
kemanfaatan dan kerugian atau dampak negatif yang ke
mungkinan akan terjadi ketika unit usaha tertentu itu nan
tinya benar-benar dijalankan. Pertimbangan yang realistis
maksudnya, jenis usaha yang akan dijalankan harus men
dasarkan diri pada potensi desa, kebutuhan masyarakat, dan
kemampuan nyata atas sumberdaya yang diperlukan untuk
menjalankan usaha.
Penyusunan kelayakan usaha juga harus dilakukan
secara partisipatif dengan melibatkan secara aktif warga
desa, karena unit usaha BUM Desa yang akan dijalankan
pasti akan bersentuhan baik langsung maupun tidak lang-

Kelayakan Usaha BUM Desa 5


sung dengan kehidupan warga desa. Perlu diingat bahwa
BUM Desa adalah lembaga ekonomi milik desa, bukan
milik pribadi aparat desa maupun pengelolanya, sehingga
dalam pelaksanaan usahanya harus dapat dipertanggung-
jawabkan kepada warga desa.

Langkah-langkah penyusunan kelayakan usaha adalah se-


bagai berikut:
1. Pembentukan Tim Penyusun Kelayakan Usaha (TPKU).
Pembentukan TPKU sebaiknya ditetapkan dengan Su-rat
Keputusan Kepala Desa. TPKU sebaiknya terdiri atas
Kepala Desa dan warga desa yang cukup berpendidikan,
mengenal dengan baik keadaan desa, dan memiliki ko
mitmen (rasa tanggungjawab) untuk memajukan de sanya
atau yang sering dikenal sebagai kader-kader penggerak
desa. Akan lebih sempurna apabila diantara anggota TPKU
terdapat orang-orang yang memiliki ke terampilan dan
pengalaman menjalankan usaha eko nomi dengan baik.
Jumlah personil TPKU sebaiknya tidak terlalu banyak
(misal: 5-7 orang). Dalam menen-tukan anggota TPKU
hendaknya memperhitungkan ke terwakilan perempuan.
Keterlibatan perempuan dalam penyusunan kelayakan
usaha dapat mendorong tum-buhnya gerakan kolektif untuk
mengembangkan pere-konomian desa berdasarkan spirit
kesetaraan jender (kesetaraan antara laki-laki dan
perempuan). Pemben-

6 Kelayakan Usaha BUM Desa


tukan TPKU ini lebih diutamakan bagi desa yang belum
terbentuk kelembagaan BUM Desa. Bagi desa yang te
lah membentuk kelembagaan BUM Desa, penyusunan
kelayakan usaha dapat dilakukan oleh Pengurus dan
Pengelola Unit Usaha BUM Desa.
2. Menemukan potensi desa yang dapat dikembangkan/
didayagunakan melalui pengelolaan usaha/bisnis. Ke
giatan pada tahap ini dilakukan oleh TPKU. Kegiatan
yang dilakukan adalah mengidentifikasi (mengenali) dan
menginventarisasi (mencatat) potensi yang dimi-liki
desa. Langkah ini diperlukan untuk menemukan potensi
desa yang memungkinkan untuk dijadikan produk dari
unit usaha BUM Desa. Menurut Permenda gri No.
12/2007 tentang Pedoman Penyusunan dan
Pendayagunaan Data Profil Desa, menjelaskan bahwa
potensi desa adalah keseluruhan sumber daya yang di
miliki atau digunakan oleh desa baik sumber daya ma-
nusia, sumber daya alam dan kelembagaan maupun
prasarana dan sarana untuk mendukung percepatan
kesejahteraan masyarakat. Sebagai contoh, potensi desa
itu berupa: sumber air bersih, sungai, keindahan alam,
jumlah penduduk, mata pencaharian penduduk, hasil
pertanian/perkebunan/kehutanan, hasil industri/
kerajinan rumahtangga, pasar desa, prasarana jalan,
kesenian daerah, keuangan pemerintah desa dan la-in-
lain. Salah satu sumber data yang sangat penting

Kelayakan Usaha BUM Desa 7


untuk mengidentifikasi potensi desa adalah dokumen
profil desa. Semakin baik kualitas penyusunan profil
desa, maka akan sangat membantu dalam mengenali
potensi desa dengan tepat. Cara lain yang dapat dila
kukan untuk mengenali potensi desa adalah dengan
pengamatan langsung terhadap keadaan desa dan
menjaring informasi dari warga desa.
3. Mengenali kebutuhan sebagian besar warga desa mau-
pun masyarakat luas (masyarakat luar desa). Kegiatan ini
dilakukan dengan cara menanyakan langsung ke-pada
warga desa tentang jenis barang atau jasa yang mereka
harapkan dapat dilayani melalui BUM Desa. Dapat pula
dilakukan dengan cara mengamati atau bertanya kepada
pemilik toko dan pedagang di pasar mengenai jenis
barang yang laris terjual. khususnya barang-barang yang
sekiranya dapat diproduksi atau disediakan oleh BUM
Desa. Informasi tentang jenis kebutuhan masyarakat
tersebut kemudian dicatat. Ke giatan pada tahap ini
dilakukan oleh TPKU. Langkah ini sangat diperlukan
untuk memperoleh informasi tentang kebutuhan warga
desa maupun masyarakat luas sebagai dasar untuk
menentukan jenis usaha yang akan dijalankan dan
produk (barang dan jasa) yang akan ditawarkan. Warga
desa dan masyarakat luas merupakan calon konsumen
dari produk yang ditawarkan. Dengan demikian,
semakin tepat dalam

8 Kelayakan Usaha BUM Desa


mengenali kebutuhan calon konsumen, maka produk
yang ditawarkan unit usaha BUM Desa berpeluang be-
sar dapat diterima (dibeli) oleh konsumen.
4. Menggagas bersama warga desa untuk menentukan
pilihan-pilihan jenis usaha yang memungkinkan untuk
dilakukan. Pada tahap ini TPKU terlebih dahulu telah
menyusun rancangan alternatif jenis usaha beser ta hasil
kajian aspek-aspek kelayakan usaha dan ke-mungkinan
pengembangannya. Rancangan alternatif usaha beserta
kajian kelayakan usaha kemudian dita-

Kelayakan Usaha BUM Desa 9


warkan kepada warga desa untuk dibahas bersama
melalui forum musyawarah desa.
5. Menggalang kesepakatan warga untuk menentukan unit
usaha ekonomi desa yang akan diwadahi BUM Desa.
Kesepakatan bersama warga desa sangat diper-lukan
untuk memperoleh dukungan dalam menjalan-kan dan
mengembangkan suatu unit usaha BUM Desa. Ketika
warga desa menyepakati pendirian unit usaha BUM
Desa, maka tentunya mereka merasa ikut memiliki dan
bertanggungjawab atas keberlangsung an usaha.
Kesepakatan mendirikan unit usaha BUM Desa bersama
warga desa hendaknya dilakukan mela-lui forum
musyawarah desa.

Aspek Apa yang Perlu Dikaji untuk Menentu-


kan Kelayakan Usaha?
Pada umumnya aspek-aspek yang dikaji dalam me-
nentukan/menilai kelayakan usaha meliputi:
1. Aspek Pasar dan Pemasaran
2. Aspek Teknis dan Teknologi
3. Aspek Manajemen dan SDM
4. Aspek Keuangan
5. Aspek Ekonomi, Sosial Budaya, Politik, dan Lingkungan
6. Aspek Hukum (Yuridis)

10 Kelayakan Usaha BUM Desa


Bagian II
ASPEK PASAR DAN PEMASARAN

Apa Makna Pasar dan Pemasaran?


Pasar, dalam pengertian sempit diartikan sebagai tempat
bertemunya penjual dan pembeli. Sebagai con-toh, kita
mengenal istilah “Pasar Ikan”. Istilah ini menunjuk suatu
tempat bertemunya orang yang menawarkan (men jual) ikan
dan orang yang membutuhkan (membeli) ikan. Dalam
pengertian luas, pasar merupakan pertemuan an tara penjual
dan pembeli untuk melakukan tawar-menawar sehingga
terbentuk harga. Pengertian pasar itu tidak se lalu menunjuk
tempat, karena interaksi (pertemuan) an tara penjual dan
pembeli tidak harus bertemu di suatu tempat tetapi dapat
melalui media lain, misalnya melalui telepon, surat-
menyurat, internet, dan lain-lain (Subagyo, 2007). Fungsi
penawaran itu dilakukan oleh pihak penju al, sedangkan
pembeli melakukan fungsi permintaan.

Kelayakan Usaha BUM Desa 11


Penawaran dan permintaan itu berupa barang dan/atau jasa.
Apabila tawar-menawar antara penjual dan pembeli
menghasilkan kesesuaian harga, maka terjadilah transaksi
jual-beli barang atau jasa. Dengan demikian akan terben-tuk
pasar apabila: terdapat penjual dan pembeli; terdapat barang
atau jasa yang diperjual-belikan; dan terjadi kese suaian
harga dari hasil tawar-menawar antara penjual dan pembeli.

Pemasaran adalah sebuah proses dalam memuaskan


kebutuhan dan keinginan manusia. Jadi, segala kegiatan
dalam hubungannya dengan pemberian kepuasan terha-dap
kebutuhan dan keinginan manusia merupakan ba-gian dari
makna pemasaran. Pemasaran dimulai dengan pemenuhan
kebutuhan manusia yang kemudian tumbuh menjadi
keinginan manusia. Contohnya, setiap orang ten-tu
membutuhkan pakaian. Ketika tersedia kain, maka kain
tersebut dapat dibuat sendiri atau dibawa ke penjahit untuk
dijadikan pakaian sehingga kebutuhan pakaian terpenuhi.
Namun orang tidak hanya ingin memenuhi kebutuhannya, ia
juga ingin memenuhi keinginannya misalnya tersedianya
“pakaian jadi” dengan model dan corak yang memenuhi
seleranya. Terlebih jika “pakaian jadi” tersebut harganya
terjangkau, maka orang lebih memilih untuk membeli “pa-
kaian jadi” daripada membeli kain untuk dibuat pakaian,
karena selain sesuai dengan kebutuhannya (kebutuhan
pakaian) juga sesuai dengan keinginannya (praktis-tinggal

12 Kelayakan Usaha BUM Desa


pakai dan sesuai selera). Proses dalam pemenuhan kebu-
tuhan dan keinginan manusia inilah yang menjadi konsep
pemasaran. Mulai dari pemenuhan produk (barang dan/ atau
jasa), penetapan harga, pengiriman barang, dan
mempromosikan barang/jasa.
Pelajaran berharga yang dapat kita peroleh dari makna
pasar dan pemasaran tersebut adalah, rencana kegiatan usaha
BUM Desa tidaklah cukup hanya memusatkan perha tiannya
pada kemampuan memproduksi barang dan/atau jasa,
melainkan harus dipikirkan pula kemampuan me nentukan
pasar dan strategi pemasarannya. Dengan kata lain, kegiatan
usaha BUM Desa berpeluang sukses apabila kemampuan
produksinya tinggi dan disertai kemampuan penguasaan
pasar dan pemasaran produk yang dihasilkan. Sebaliknya,
apabila BUM Desa memiliki kemampuan pro duksi
(barang/jasa) yang tinggi, tetapi tidak ada kejelasan kepada
siapa produk itu hendak dijual, apakah produk itu dibutuhkan
orang banyak dan bagaimana cara pemasaran nya, maka
risikonya banyak produk tidak terjual dan akhir nya bangkrut.
Oleh karena itu, agar rencana kegiatan usaha BUM Desa
dapat mencapai kesuksesan diperlukan kajian terhadap
kelayakan usaha dari aspek pasar dan pe-masaran.

Kelayakan Usaha BUM Desa 13


Apa yang harus dikaji dari segi pasar dan
pemasaran?
Berdasarkan pengertian pasar dan pemasaran, maka
beberapa hal yang harus dikaji dalam menilai kelayakan
usaha sebagai berikut:

1. Ketepatan Produk dengan Kebutuhan Masyarakat.


Hal ini sangat penting
untuk memastikan
bahwa barang atau jasa
Sebelum unit usaha BUM Desa
yang akan di produksi
memproduksi barang atau jasa,
benar-benar harus diketahui terlebih dahulu
dibutuhkan dan dapat jenis produk (barang/jasa) apa
memenuhi keinginan yang dibutuhkan dan diinginkan
oleh masyarakat. Pastikan pula
masyarakat atau ca lon bahwa masyarakat atau calon
konsumen untuk konsumen akan terus-menerus
jangka waktu yang membutuhkan produk tersebut
dalam jangka waktu yang lama.
panjang.
Dalam ilmu ekonomi
dikenal istilah riset pasar, yaitu suatu kegiatan pe-
nelitian untuk mengetahui produk-produk apa yang
banyak dibutuhkan masyarakat (konsumen), jenis-jenis
produk apa yang sudah beredar di pasaran, ciri-ciri
konsumen pengguna produk, persaingan antar produk di
pasaran, dan seterusnya. Kegiatan riset pasar juga perlu
dilakukan BUM Desa dalam rangka

14 Kelayakan Usaha BUM Desa


merencanakan suatu kegiatan usaha. Apabila pasar yang
hendak dituju masih dalam batas satu wilayah desa, riset
pasar dapat dilakukan dengan cara penga-matan,
wawancara dengan warga desa atau melalui diskusi
(rembugan) melalui forum-forum pertemuan warga.
Sudah barang tentu wilayah riset pasar akan semakin
luas apabila pasar yang hendak dituju BUM Desa
melampaui batas desa.
Dari hasil riset pasar dapat diperoleh data dan infor masi
jenis produk yang dibutuhkan dan diminati ma syarakat.
Hasil riset pasar ini kemudian digunakan se-bagai bahan
pertimbangan dalam menentukan jenis

Kelayakan Usaha BUM Desa 15


produk yang akan dihasilkan. Sebagai contoh: apabila
sebagian besar warga desa menggeluti pekerjaan sek-tor
pertanian, maka kegiatan usaha yang lebih cocok adalah
pelayanan kebutuhan sarana produksi perta-nian
(saprotan). Apabila warga masyarakat terkendala dalam
pemenuhan air bersih karena sumber airnya terletak di
tempat yang jauh dari permukiman, maka kegiatan usaha
pelayanan air bersih dengan pema-sangan sambungan
pipa ke rumah-rumah penduduk lebih layak untuk
dilakukan. Bagi desa non-pertanian yang terletak cukup
jauh dari perkotaan, maka lebih layak untuk membuka
usaha penyediaan/pelayanan sembako, demikian
seterusnya.

16 Kelayakan Usaha BUM Desa


Dalam merencanakan kegiatan usaha BUM Desa
langkah yang lebih tepat dilakukan adalah memasti-kan
terlebih dahulu jenis produk (barang/jasa) yang
dibutuhkan masyarakat, baru kemudian menentukan
jenis produk yang akan dijual. Bukan sebaliknya, me-
nentukan produk dulu baru kemudian mencari pasar,
karena pasar atau konsumen itu tidak dapat didikte atau
dipaksa oleh produsen (dalam hal ini oleh BUM Desa).

Perlu pula diperhatikan keadaan lingkungan desa dan


sekitarnya. Apakah sudah ada kegiatan usaha sejenis
yang dilakukan oleh warga atau BUM Desa di desa-de-
sa sekitarnya. Ini berkaitan dengan analisis persaingan
bisnis. Apabila ada warga desa yang sudah melakukan
kegiatan usaha yang menawarkan produk tertentu, maka
tidak layak jika kegiatan usaha BUM Desa me-nawarkan
produk sejenis karena berpotensi menyaingi dan
mematikan usaha milik warga. Namun, bisa saja
kegiatan usaha BUM Desa menawarkan produk seje nis
dengan yang diusahakan warga desa, sepanjang usaha
BUM Desa tersebut untuk mendukung keber-langsungan
usaha warga. Misalnya: BUM Desa mem-buka usaha
grosir untuk menyuplai barang dagangan bagi kegiatan
usaha warga. Selain itu, kegiatan usaha BUM Desa
hendaknya menghindari pemilihan produk yang sejenis
dengan yang sudah diusahakan oleh

Kelayakan Usaha BUM Desa 17


BUM Desa di desa tetangga. Sebaiknya produk yang
dipilih adalah produk-produk yang khas/berbeda teta-pi
tetap merupakan kebutuhan masyarakat. Tindakan ini
dapat memberikan dua keuntungan, yaitu: dapat
menghindari konflik dengan desa tetangga karena bu-
kan menjadi pesaingnya, dan memungkinkan untuk
perluasan pasar karena dapat memasarkan produk ke
desa tetangga.

2. Daya Beli Masyarakat


Perlu diingat bahwa se-
tiap calon konsumen
belum tentu memiliki
daya beli atau kemam- Pastikan bahwa masyarakat
atau calon konsumen mem-
puan untuk membeli. punyai kemauan dan kemam-
Meskipun produk yang puan membeli sehingga ber-
ditawarkan unit usaha sedia menerima produk yang
ditawarkan oleh unit usaha
BUM Desa sesuai de BUM Desa dan mereka akan
ngan kebutuhan dan membelinya.
keinginan masyarakat/
calon konsumen, teta-
pi kalau tidak disertai kemampuan atau daya beli, maka
produk yang ditawarkan kemungkinan besar tidak laku
jual (kurang/sedikit pembeli).
Tidak dapat dipungkiri bahwa salah satu maksud dari
kegiatan usaha BUM Desa itu untuk memperoleh

18 Kelayakan Usaha BUM Desa


keuntungan atau laba usaha. Keuntungan itu dapat
diperoleh apabila banyak konsumen yang bersedia dan
mampu membeli produk yang ditawarkan. Ke-mampuan
masyarakat untuk membeli produk atau daya beli
masyarakat sangat berkaitan dengan tingkat pendapatan
masyarakat.
Untuk mendapatkan gambaran tentang daya beli
masyarakat dapat dilakukan dengan cara melakukan
kajian data pendapatan warga masyarakat desa yang
tercatat dalam dokumen profil desa. Apabila adminis-
trasi pemerintahan desa dikelola dengan baik tentunya
pemerintah desa memiliki dokumen profil desa yang
baik, sehingga sangat membantu dalam mengkaji daya
beli masyarakat. Selain melalui kajian data pro-fil desa,
gambaran daya beli masyarakat dapat pula diperoleh
melalui pengamatan. Dalam melakukan pengamatan
perlu menggunakan indikator (penanda) yang dapat
menggambarkan tingkat pendapatan alias daya beli
masyarakat. Indikator daya beli itu misalnya: kualitas
bangunan rumah warga, luas lahan, hasil pa nen,
pemilikan alat-alat rumahtangga dan barang-ba-rang
berharga (misalnya: hand phone, sepeda motor, mobil,
dan benda-benda berharga lainnya).
Apabila hasil kajian menunjukkan bahwa masyarakat
memiliki daya beli terhadap produk yang direncana-kan,
maka rencana kegiatan usaha BUM Desa dapat

Kelayakan Usaha BUM Desa 19


dinyatakan layak. Sebaliknya, jika ternyata daya beli
masyarakat rendah dan tidak ada cara untuk menyia
satinya, maka rencana kegiatan usaha BUM Desa tidak
layak dilakukan dan sebaiknya ditunda atau dihentikan
sama sekali.

3. Jumlah Konsumen
Konsumen yang memiliki
kemauan dan kemampuan
untuk membeli seringkali Sebelum kegiatan usaha
tidak sebanyak yang kita ha BUM Desa dijalankan,
rapkan sehingga kegiatan pastikan terlebih dahulu
bahwa jumlah calon kon
usaha tidak memperoleh ke sumen cukup banyak.
untungan secara memadai,
atau bahkan mengalami ke
rugian.
Semakin banyak konsumen yang memiliki kemauan
(berminat) dan daya beli yang cukup/tinggi maka produk
yang ditawarkan BUM Desa dapat laku jual, sehingga
dapat mendatangkan keuntungan yang memadai.
Keuntungan yang diperoleh dari kegiat an usaha itulah
yang memungkinkan BUM Desa da-pat menjalankan
dan mengembangkan usaha secara berkelanjutan.
Dengan demikian, apabila jumlah konsumen cukup
banyak dan diperkirakan mampu membeli sebagian
besar atau semua produk yang di-

20 Kelayakan Usaha BUM Desa


tawarkan, maka rencana kegiatan usaha BUM Desa
dapat dinyatakan layak untuk dijalankan.
Bagaimana kalau ternyata jumlah konsumen dari da lam
desa hanya sedikit?
• Pertama, mempromosikan barang atau jasa yang
akan ditawarkan oleh BUM Desa untuk menarik minat
warga desa untuk membelinya. Apabila me lalui
promosi tidak mampu meningkatkan jumlah
konsumen dari dalam desa sendiri, maka dapat
diupayakan menambah konsumen dari luar desa
sehingga mencapai jumlah yang diharapkan. Apabila
upaya ini berhasil, maka rencana kegiatan usaha dapat
menjadi layak untuk dijalankan.
• Kedua, apabila upaya menambah konsumen
tidak mungkin dilakukan, maka rencana kegiatan
usaha dihentikan saja karena tidak layak dijalankan.

4. Kecenderungan Permintaan Konsumen


Bagi pengusaha yang cerdik,
kemungkinan pengembang an
sudah mulai dipikirkan sejak Pastikan bahwa permin
membuat rencana usaha. taan barang/jasa yang di
tawarkan BUM Desa cen
Meskipun disadari bahwa
derung akan meningkat
pada tahap awal me-mulai dari waktu ke waktu.
kegiatan usaha masih
memiliki keterbatasan ke-

Kelayakan Usaha BUM Desa 21


mampuan dalam memproduksi dan atau menjual produk,
namun bagi pengusaha yang ulet selalu me-miliki cita-
cita untuk mencapai kesuksesan setinggi-tingginya di
kemudian hari. Untuk menggapai cita-cita itu, ia akan
berupaya agar produk yang dihasilkan dan atau dijualnya
semakin lama banyak diminati oleh konsumen. Salah
satu upaya yang ditempuh adalah menentukan pilihan
produk yang selalu dibutuhkan banyak orang.

Demikian pula halnya dengan BUM Desa, kegiatan


usahanya akan tumbuh dan berkembang jika permin taan
konsumen terhadap produk yang ditawarkan cenderung
meningkat. Dengan meningkatnya permin taan produk
maka kegiatan usaha BUM Desa dapat meningkatkan
jumlah produksinya. Untuk itu, sejak merencanakan
kegiatan usaha perlu memperhitung-kan kemungkinan
peningkatan permintaan produk yang akan dijual.
Peningkatan permintaan produk dapat terjadi karena dua
hal. Pertama, permintaan unit produk setiap kon-sumen
sebenarnya relatif tetap, tetapi jumlah kon-sumennya
bertambah banyak sehingga permintaan unit produk
secara kumulatif (secara keseluruhan) ber-tambah
banyak. Ini dapat terjadi manakala BUM Desa mampu
memperluas wilayah pemasaran produknya. Dengan
demikian, BUM Desa dalam merencanakan

22 Kelayakan Usaha BUM Desa


kegiatan usaha harus memperhitungkan kemungkin an
perluasan pasarnya. Kedua, jumlah konsumen se-
benarnya relatif tetap, tetapi permintaan unit produksi
setiap konsumen bertambah sehingga secara kumu-latif
permintaan unit produk yang ditawarkan BUM Desa
menjadi semakin banyak pula. Ini dapat terjadi karena
adanya peningkatan kebutuhan konsumen terhadap
produk yang ditawarkan BUM Desa dan didukung
terjadinya perbaikan kondisi ekonomi kon-sumen. Oleh
karena itu, dalam merencanakan ke giatan usaha BUM
Desa harus dipikirkan pemilihan produk secara tepat
agar produk yang ditawarkan se-lalu menjadi kebutuhan
konsumen. Selain itu, perlu pula dibuat perkiraan
(proyeksi) tentang kecenderung an perubahan
perekonomian masyarakat (cenderung meningkat, relatif
tetap, atau bahkan menurun). Untuk membuat perkiraan
ini, dapat dilakukan melalui kajian data profil desa atau
dapat pula dengan mengamati perubahan kondisi
ekonomi masyarakat.
Apabila hasil Kajian Kelayakan Usaha menunjukkan
permintaan produk (barang/jasa) cenderung mening-kat,
maka kegiatan usaha BUM Desa yang direncana-kan
semakin layak untuk dijalankan. Jika ternyata hasil
kajian kelayakan menunjukkan permintaan produk
cenderung tetap, maka kegiatan usaha yang direnca
nakan dapat dinyatakan cukup layak, tetapi dengan

Kelayakan Usaha BUM Desa 23


risiko BUM Desa akan mengalami kendala dalam
pengembangan usahanya. Sebaliknya, jika hasil kajian
kelayakan menunjukkan permintaan produk di masa
mendatang cenderung menurun, maka sebaiknya
kegiatan usaha yang direncanakan dihentikan saja ka-
rena kalau kegiatan usaha tersebut dilaksanakan tidak
akan berumur panjang.

Dalam menetapkan har ga,


harus dipastikan bah wa
harga produk (barang/ jasa)
yang ditawarkan da pat
diterima oleh konsu men dan
tidak merugikan BUM Desa.

5. Kesesuaian Harga Produk


Kegiatan usaha BUM Desa
dalam menghasilkan produk
sudah barang tentu harus
mengeluarkan sejumlah bia
ya dan mengharapkan bagi-an
keuntungan (marjin laba) dari
produk yang dijual ke-pada
konsumen. Di sisi lain,
konsumen bersedia untuk
membeli barang/jasa jika harga yang ditawarkan unit
usaha BUM Desa dapat mereka terima dan sesuai de
ngan kualitas produk yang dibeli. Penentuan harga bu-
kanlah persoalan yang mudah. Seringkali harga tidak
sekedar biaya produksi ditambah marjin laba yang di-
harapkan. Terdapat faktor psikologi harga yang sering
berpengaruh pada penentuan harga. Sebuah produk yang
ditawarkan produsen/penjual dengan harga mu-

24 Kelayakan Usaha BUM Desa


rah belum tentu diminati oleh konsumennya. Untuk
mengantisipasi hal ini BUM Desa harus mampu mey-
akinkan konsumen bahwa mereka (konsumen) akan
memperoleh kualitas produk yang sepadan dengan harga
yang dibayar.

Dalam konteks harga, yang lebih penting dipertim-


bangkan adalah harga yang ditawarkan dapat diterima
masyarakat/konsumen dan tidak merugikan BUM Desa. Oleh
karena itu, meskipun dengan harga tertentu BUM Desa hanya
mendapatkan sedikit laba tetapi unit usaha

Kelayakan Usaha BUM Desa 25


yang akan dijalankan dapat memberikan kemanfaatan bagi
kesejahteraan warga desa, maka suatu unit usaha dapat
dipertimbangkan layak untuk dijalankan. Ini sekali-gus untuk
menegaskan bahwa pendirian BUM Desa bukan semata-mata
untuk mengejar keuntungan setingi-tinggin-ya, tetapi demi
peningkatan kesejahteraan masyarakat. Namun demikian,
apabila harga yang dapat diterima oleh konsumen di bawah
biaya produksi sehingga merugikan BUM Desa, maka
kegiatan usaha yang direncanakan tidak perlu dilanjutkan
karena tidak layak dilaksanakan.

6. Kemudahan Mendapatkan Produk


Ini menyangkut kua
litas pelayanan BUM
Desa kepada ma
syarakat/ konsumen. Pastikan bahwa produk (ba-
rang/jasa) yang akan ditawar-kan
Produk berupa ba rang oleh unit usaha BUM Desa dapat
atau jasa akan memiliki dengan mudah didapat-kan oleh
peluang le bih besar konsumen dan dengan
pelayanan yang memuaskan.
untuk dibeli oleh
konsumen jika produk
tersebut mu-dah
diperoleh. Seba-
liknya, apabila untuk memperoleh produk tersebut cukup
menyulitkan pembeli, kemungkinan besar konsumen
enggan membeli produk yang ditawarkan

26 Kelayakan Usaha BUM Desa


atau konsumen akan membeli produk yang sama ke-pada
pihak lain yang mampu memberikan kemuda-han dalam
memperolehnya. Saat ini persaingan bis-nis sangat ketat.
Ini dapat kita ketahui dari banyaknya pelaku usaha yang
menawarkan produk sejenis. Kuali-tas pelayanan
menjadi salah satu kunci untuk meme-nangkan dalam
persaingan bisnis. Meskipun sebuah produk ditawarkan
dengan harga yang lebih murah tetapi pelayanannya
kurang baik sehingga merepot-kan konsumen untuk
memperolehnya, kemungkinan besar tidak banyak
konsumen yang mau membeli produk tersebut.

Uraian di atas ingin menegaskan bahwa cara produsen


atau penjual dalam mendistribusikan/mengantarkan
produk ke konsumen sangat mempengaruhi terjadi nya
transaksi. Dalam dunia usaha sangat dikenal istilah
“pembeli adalah raja”. Artinya, pembeli akan merasa
senang dan bersedia membeli secara berulang-ulang
(berlangganan) apabila dirinya merasa dipermudah
dalam memperoleh barang/jasa yang dibutuhkan.
Dalam kaitannya dengan BUM Desa, kegiatan usaha
yang direncanakan harus mampu memberikan jami-nan
kemudahan bagi konsumen untuk memperoleh produk
yang ditawarkan. Misalnya: produk diantar sampai ke
rumah konsumen. Apabila konsumen yang harus datang
ke tempat pelayanan, maka tempat pe-

Kelayakan Usaha BUM Desa 27


layanan harus dipilih yang paling mudah dijangkau oleh
semua konsumen.

7. Kemudahan Mendapatkan Informasi tentang


Produk
Produk berupa ba-rang
atau jasa akan memiliki
peluang le bih besar
untuk dibeli oleh Pastikan bahwa informasi pro
duk (barang/jasa) dari kegiatan
konsumen jika
usaha BUM Desa dapat dengan
konsumen mengeta-hui mudah didapatkan oleh konsu
informasi tentang men dan dengan pelayanan
yang memuaskan.
produk tersebut. Cara p
rodusen/penjua
l menginformasikan
produknya (dalam is
tilah pemasaran disebut dengan kegiatan promosi)
sangat mempengaruhi terjadinya transaksi. Informasi
yang tersebar luas, rinci, jelas dan jujur mengenai spe
sifikasi barang atau jasa, misalnya: bentuk/jenis, kegu-
naan, keunggulan, harga, dan informasi tentang cara
mengatasi jika terjadi kendala yang dialami konsumen
atas penggunaan produk, menjadi sangat penting dalam
pemasaran. Promosi produk yang ditawarkan dapat
dilakukan dengan bermacam-macam cara, mi salnya:
dengan membuat leaflet yang dibagikan kepa

28 Kelayakan Usaha BUM Desa


da warga desa dan/atau ditempel di tempat-tempat
strategis, membagikan sticker untuk ditempel di ken
daraan atau di rumah warga, atau dapat juga ditempuh
promosi “dari mulut ke mulut” (dalam bahasa Jawa:
tutur tinular atau gethok tular). Selain tersedianya me-dia
informasi juga diperlukan petugas yang mumpuni
(ramah dan menguasai informasi tentang produk yang
ditawarkan) dan mudah ditemui setiap saat. Ini untuk
meyakinkan konsumen bahwa BUM Desa mampu
memberi pelayanan yang berkualitas. Kualitas pelayan
an yang baik merupakan bentuk promosi yang efektif.

Kelayakan Usaha BUM Desa 29


Kajian terhadap unsur-unsur pemasaran sebagaimana
telah dipaparkan, satu sama lain saling berkaitan sehingga
semakin lengkap unsur yang dikaji akan semakin baik/tepat
hasilnya. Oleh karena itu, analisis hendaknya dilakukan se-
cara cermat, sehingga dapat diketahui apakah kegiatan usaha
yang akan digeluti oleh BUM Desa itu layak atau tidak layak
ditinjau dari aspek pemasaran. Semakin banyak unsur-unsur
yang mendukung pemasaran, maka semakin layak kegiatan
usaha yang direncanakan. Sebaliknya, se-makin banyak
unsur-unsur yang tidak mendukung pema saran, maka
kurang/tidak layak kegiatan usaha yang diren-canakan itu.
Jika ide membuka unit usaha BUM Desa dari aspek
pemasaran untuk produk yang direncanakan dinilai tidak
layak, maka perlu dicari alternatif perbaikan agar aspek
pemasaran menjadi layak. Jika memang tidak ada jalan lain,
maka lebih tepat mengambil keputusan untuk menunda atau
bahkan membatalkan rencana usaha terse-but.

Kotak 1 mengilustrasikan praktik kajian aspek pasar dan


pemasaran dalam rangka kajian kelayakan usaha yang
dilakukan oleh BUM Desa di salah satu desa mitra AC-CESS
Tahap II, yaitu BUM Desa “Ganting” di Desa Labbo
Kecamatan Tompobulu Kabupaten Bantaeng.

30 Kelayakan Usaha BUM Desa


Kotak 1.

BUM Desa “GANTING” di Desa Labbo Kecamatan Tompobulu


Kabupaten Bantaeng telah melakukan kajian kelayakan aspek
pasar dan pemasaran untuk Unit Usaha Pengelolaan Air Mi
num, sebagai berikut:

1. Kebutuhan masyarakat terhadap pelayanan air minum


Ketersediaan air minum merupakan salah satu kebutuhan
dasar bagi warga masyarakat. Desa Labbo memiliki sungai
dan sejumlah mata air yang terdapat di puncak bukit yang
dimanfaatkan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan air
minum sejak dahulu sampai sekarang. Letak sumber air
minum tersebut cukup jauh dari sebagian besar
permukim an penduduk (sekitar 4–5 km). Program Care
dan PNPM Mandiri Pedesaan telah memberi bantuan
pembangunan bak penampungan air dan sarana
perpipaan untuk meman faatkan sumber air tersebut.
Namun demikian, sarana perpipaan tersebut belum
dikelola secara baik sehingga distribusi air tidak merata,
dan menimbulkan konflik antar warga.
Keadaan tersebut membuktikan bahwa warga masyarakat
sangat membutuhkan pengelolaan air bersih yang dapat
memberi kemudahan dan pemerataan dalam memperoleh
kecukupan air bersih untuk memenuhi kebutuhan hidup se-

Kelayakan Usaha BUM Desa 31


hari-hari. Dengan demikian, usaha pengelolaan air minum
dengan perpipaan yang dilengkapi dengan alat meter air
sesuai dengan kebutuhan warga masyarakat.

2. Daya beli masyarakat


Warga Desa Labbo secara umum memiliki pendapatan/
penghasilan yang bersumber dari mata pencaharian yang
ditekuni, sehingga masyarakat memiliki daya beli. Harga
atau biaya satuan penggunaan air minum dapat dimusya-
warahkan bersama warga desa, sehingga dapat diperoleh
harga yang sesuai dengan kemampuan (daya beli) masya
rakat. Lagi pula, kegiatan usaha pengelolaan air minum

32 Kelayakan Usaha BUM Desa


dengan menggunakan meteran air dapat membantu ma
syarakat untuk memperhitungkan penggunaan air sesuai
dengan kemampuannya.

3. Target pasar dan jumlah konsumen


Pasar yang akan dibidik adalah warga masyarakat Desa Labbo
yang selama ini telah memanfaatkan sarana perpi-paan milik
desa. Khususnya warga desa atau rumahtangga yang
bermukim di 5 (lima) dusun terjauh dari sumber air
merupakan target pasar yang utama, jumlahnya sekitar 400

Kelayakan Usaha BUM Desa 33


KK. Untuk sementara waktu jumlah KK inilah yang ditarget-
kan menjadi konsumen atau pelanggan. Sedangkan jumlah
penduduk Desa Labbo pada tahun ini (2010) sebanyak 883 KK
yang terdiri atas 741 KK laki-laki dan 142 KK perempuan.
Dengan demikian, rumahtangga yang dijadikan sebagai
kon sumen jumlahnya baru mencapai separo dari jumlah
ru-mahtangga yang ada. Ke depan, sesuai dengan
pertambah an jumlah penduduk dan perkembangan
kemampuan BUM Desa dapat dipastikan jumlah
konsumen akan bertambah semakin banyak.

4. Kondisi persaingan.
Desa-desa terdekat dengan Desa Labbo tidak ada yang
me lakukan kegiatan usaha pengelolaan air minum,
sehingga dapat dikatakan kegiatan usaha pengelolaan air
minum tidak ada pesaing. Keadaan ini memperbesar
peluang un-tuk memperoleh jumlah pelanggan atau
konsumen yang semakin banyak.

5. Harga langganan air minum


Penentuan harga langganan dapat dimusyawarahkan bersa-
ma warga desa berdasarkan prinsip tidak saling memberat
kan. Artinya, harga yang disepakati tidak memberatkan kon-
sumen dan tidak merugikan BUM Desa. Untuk menentukan

34 Kelayakan Usaha BUM Desa


harga langganan dilakukan secara rasional dan transparan
sehingga warga desa dapat menerima ketentuan biaya
ber-langganan sebagai harga yang wajar. Penentuan harga
de ngan cara musyawarah diyakini akan menarik minat
warga desa untuk menjadi pelanggan.

6. Kemudahan yang diperoleh konsumen.


Kegiatan usaha pengelolaan air minum dilakukan dengan
cara memasang sarana perpipaan dan meteran air sampai
di rumah-rumah penduduk, sehingga konsumen tinggal
membuka kran langsung memperoleh air bersih sesuai
yang dibutuhkan. Selain itu, dengan dipasangnya alat
meteran air akan memudahkan pelanggan untuk
mengontrol peng-gunaan air.

Berdasarkan hasil kajian aspek pasar dan pemasaran,


ternyata seluruh unsur yang dikaji menunjukkan keadaan
yang mendukung pemasaran jasa layanan air bersih. De
ngan demikian, aspek pasar dan pemasaran produk dari
kegiatan usaha pengelolaan air bersih BUM Desa Ganting
dapat dinyatakan layak.

Kelayakan Usaha BUM Desa 35


Bagian III
ASPEK TEKNIS DAN TEKNOLOGI

K ajian terhadap aspek teknis dan teknologi merupa-kan


hal penting untuk dilakukan dalam penyusunan kelayakan usaha.
Kajian pada aspek ini dimaksud-kan untuk mengetahui apakah
secara teknis suatu unit usa
ha BUM Desa dapat dioperasikan (dijalankan) dan apakah
teknologi yang diperlukan tersedia.
Ada 8 unsur pokok kelayakan usaha yang dinilai dari
aspek teknis dan teknologi, yaitu:

1. Perencanaan Produk
Agar barang atau jasa yang
Pastikan bahwa produk
akan diproduksi laku dijual, yang dihasilkan sesuai
maka pilihan produk yang dengan kebutuhan dan
akan dijual adalah barang atau keinginan konsumen.

jasa yang dapat meme nuhi


kebutuhan konsumen.

Kelayakan Usaha BUM Desa 37


Sebagaimana telah dijelaskan pada bagian kajian as-pek
pasar, sebelum kegiatan usaha BUM Desa mem-
produksi barang atau jasa harus dilakukan kegiatan riset
pasar terlebih dahulu. Riset pasar menghasilkan
informasi tentang jenis produk yang dibutuhkan dan
diinginkan oleh calon konsumen. Informasi pasar ini
menjadi bahan masukan utama untuk merencanakan
jenis produk (barang/jasa) yang akan dihasilkan. In-
formasi pasar yang lengkap dan akurat akan sangat
mendukung ketepatan dalam memilih produk yang
direncanakan. Perencanaan produk yang tepat lebih
menjamin produk yang akan dihasilkan dapat laku di-
jual.

2. Kualitas Produk
Kualitas produk (barang atau
jasa) merupakan hal penting
bagi konsumen. Produk yang Pastikan bahwa produk
akan dihasilkan unit usaha yang akan ditawarkan
BUM Desa akan laku jual unit usaha BUM Desa
adalah produk yang me
apabila berkualitas. Kualitas
miliki keunggulan (ber
produk, baik yang berupa kualitas).
barang maupun jasa, dapat
dinilai berdasarkan be-berapa
segi.

38 Kelayakan Usaha BUM Desa


a. Kualitas produk yang berupa barang dapat dinilai
dari segi:
1) Daya guna, yaitu barang yang ditawarkan
memiliki kegunaan.
2) Kekhasan, yaitu barang yang ditawarkan
memiliki kekhasan jika dibandingkan dengan
barang sejenis yang ada dipasaran.
3) Kehandalan, yaitu barang yang ditawarkan
ketika digunakan dalam periode waktu ter tentu
dapat berfungsi dengan baik.
4) Ketepatan, yaitu spesifikasi barang yang di
tawarkan sesuai dengan yang diinginkan
konsumen. Misalnya, jika konsumen meng-
inginkan gula pasir yang putih bersih dan
dibungkus dengan bobot 1 kg/bungkus, ma ka
gula pasir yang dijual oleh unit usaha BUM
Desa harus sesuai dengan keinginan konsu men
itu dan ukurannya harus tepat.
5) Daya tahan, yaitu masa pakai atau keawetan
barang dapat berumur relatif lama.
6) Estetis, yaitu keindahan atau kerapihan ba-
rang. Barang yang dikemas dengan apik (ra
pih, bersih dan indah) lebih menarik konsu
men untuk membelinya.

Kelayakan Usaha BUM Desa 39


b. Kualitas produk yang berupa jasa dapat dinilai dari
segi:
1) Keandalan, yaitu kemampuan untuk mem-
berikan pelayanan yang sesuai dengan janji
yang ditawarkan.
2) Kesigapan, meliputi: kesigapan karyawan
dalam melayani pelanggan, ketepatan karya
wan dalam menangani transaksi, dan pena
nganan keluhan pelanggan.
3) Jaminan kepastian, meliputi: kepastian
waktu, harga, informasi tentang produk, dan
macam-macam pelayanan yang dijanjikan.
4) Perhatian, meliputi: kemudahan untuk meng
hubungi BUM Desa, keramahan dan keso
panan petugas dalam memberi pelayanan, dan
upaya untuk memahami keinginan dan
kebutuhan konsumen.

2. Perencanaan jumlah Produksi


Aktivitas produksi hendaknya
direncanakan dengan baik agar
produksi yang dihasil kan tidak Pastikan bahwa rencana
jumlah produksi dari unit
terlalu banyak atau terlalu usaha BUM Desa dapat
sedikit. Dalam usaha yang diperhitungkan dengan
menghasilkan barang, ada tepat.

beberapa hal yang perlu

40 Kelayakan Usaha BUM Desa


diperhitungkan dalam merencanakan jumlah produk-si,
yaitu:

Pastikan bahwa persedia


an bahan baku dari unit
usaha BUM Desa cukup
tersedia dan dapat di
kendalikan dengan baik.

1) Jumlah Permintaan. Perkiraan jumlah permintaan


konsumen dapat diperkirakan melalui survey/riset
pasar.
2) Kapasitas produksi. Jumlah produksi dapat di
perhitungkan berdasarkan kapasitas (kemampu an)
peralatan dan bahan baku yang tersedia.
3) Modal kerja. Kemampuan modal kerja dalam
membiayai proses produksi hendaknya tersedia
sesuai dengan yang diperlukan.

3. Persediaan bahan baku


Persediaan bahan baku di-
gunakan untuk menjaga ke-
berlangsungan proses pro
duksi dan mengantisipasi
permintaan konsumen yang
meningkat secara tajam.
Persediaan bahan baku yang
tidak lancar akan mengura ngi
jumlah barang jadi yang
dapat dihasilkan. Jumlah persediaan bahan baku hen-
daknya sesuai dengan kebutuhan, yakni jangan terlalu
banyak atau terlalu sedikit. Oleh karena itu diperlukan

Kelayakan Usaha BUM Desa 41


manajemen pengendalian persediaan bahan baku, se-
hingga bahan baku selalu tersedia dengan cukup.

Pastikan bahwa kapasi


tas produksi dari unit
usaha BUM Desa mam-
pu memenuhi kebutuh
an seluruh konsumen.

4. Kapasitas Produksi
Kapasitas produksi berkaitan
dengan kemampuan unit
produksi untuk menghasil-kan
barang atau jasa dalam waktu
tertentu. Misalnya, me sin
pompa air memiliki ke
mampuan menghasilkan air
sekian meter kubik per jam,
berapa kuintal pupuk yang
dapat disediakan per bulan, berapa juta rupiah dana yang
mampu disediakan per hari atau per minggu un-tuk
usaha simpan-pinjam, dan lain-lain. Dalam hal ini unit
usaha BUM Desa harus dapat menentukan berapa
kapasitas produksi dari usaha yang akan dijalankan.
Kemudian menentukan apakah kapasitas produksinya
dapat memenuhi seluruh kebutuhan konsumen dalam
waktu tertentu. Jika kapasitas produksi tidak mampu
memenuhi kebutuhan konsumen, risikonya adalah kon-
sumen akan kesulitan mendapatkan produk tepat wak-tu
dan tepat jumlah. Jika ini terjadi, besar kemungkinan
unit usaha BUM Desa akan ditinggalkan konsumen dan
pindah ke perusahaan lain.

42 Kelayakan Usaha BUM Desa


Pastikan bahwa proses
produksi barang atau
jasa menggunakan tek
nologi yang tepat.
5. Pemilihan Teknologi
Teknologi untuk mempro
duksi barang maupun jasa
berkembang terus sesuai
dengan kemajuan jaman. Saat
ini banyak pilihan tek nologi
yang tersedia, mulai dari
teknologi yang cukup
sederhana hingga teknologi
yang canggih. Penggunaan
teknologi yang canggih belum tentu menguntung-kan
jika digunakan dalam proses produksi yang akan
dijalankan. Oleh karena itu, untuk memilih teknologi
yang sesuai (tepat guna) dengan kegiatan usaha yang

Kelayakan Usaha BUM Desa 43


akan dijalankan perlu mempertimbangkan beberapa hal
sebagai berikut:
1) Kemampuan keuangan untuk menggunakan tek
nologi.
2) Kemampuan atau penguasaan tenaga kerja dalam
penggunaan teknologi.
3) Kesesuaian teknologi dengan bahan baku yang akan
digunakan dalam proses produksi.
4) Kemungkinan pengembangan teknologi di masa
yang akan datang.
5) Keberhasilan penggunaan teknologi sejenis di tem-

Pastikan bahwa pemili-


han lokasi unit usaha
BUM Desa sudah tepat
dan sesuai dengan ke
giatan produksinya

pat lain2.

6. Penentuan Lokasi Usaha


Lokasi usaha merupakan
faktor yang dapat mempe
ngaruhi kelancaran jalannya
kegiatan usaha karena erat
kaitannya dengan pema saran
produk, biaya peng angkutan,
dan persediaan bahan baku.
Faktor lokasi harus
diperhitungkan dan
dipertimbangkan secara tepat dan benar, baik dari segi

2 (http://www.academia.edu/2714019/ANALISIS_USAHA_UKM).

44 Kelayakan Usaha BUM Desa


ekonomisnya maupun dari segi teknis serta kemung-
kinan pengembangan usaha di masa datang (Ibrahim,
2009). Untuk menentukan lokasi perlu mempertim-
bangkan jenis kegiatan produksi yang akan dijalankan.
a. Bagi Usaha yang Memproduksi Barang
Pilihan lokasi unit usaha BUM Desa perlu dikaji
dari beberapa faktor.
Faktor-faktor utama yang perlu diperhatikan, antara
lain:
1) Lokasi calon konsumen. Mendirikan usaha di
dekat lokasi konsumen dapat menguntung kan
bagi kedua belah pihak, baik bagi unit usaha
BUM Desa maupun konsumen. Dekat nya
jarak antara lokasi usaha dengan lokasi
konsumen (target pasar) dapat menekan bi aya
yang pada akhirnya akan berpengaruh pada
harga yang lebih murah.
2) Letak bahan baku utama. Mendirikan usaha
dekat dengan pusat bahan baku akan meng
untungkan, karena memudahkan dalam
memperoleh bahan baku dan biayanya lebih
murah.
3) Sumber tenaga kerja. Jika sumber tenaga kerja
dekat dan mudah didapat di sekitar lo kasi
usaha akan sangat membantu dalam proses
pengelolaan tenaga kerja.

Kelayakan Usaha BUM Desa 45


4) Sumber daya seperti air, kondisi udara, dan
tenaga listrik yang tersedia di sekitar lokasi
usaha adalah penting bagi kelancaran pro ses
produksi sehingga faktor-faktor ini perlu
dipertimbangkan secara seksama.
5) Ketersediaan fasilitas transportasi yang me-
madai untuk memindahkan bahan baku ke
lokasi usaha dan memindahkan hasil pro duksi
dari lokasi usaha ke pasar.
6) Ketersediaan fasilitas untuk usaha, seperti
pengadaan onderdil untuk kendaraan atau
mesin produksi, serta fasilitas untuk karyawan
seperti ruang kerja, tempat untuk istirahat,
tempat peribadatan (misal: musholla), dan
seterusnya.
7) Lingkungan masyarakat sekitar yang akan
mempengaruhi aktivitas usaha baik secara
positif maupun negatif. Oleh karena itu, se-
belum usaha didirikan perlu dikaji dampak
positif maupun negatif keberadaan lokasi usaha
bagi lingkungan masyarakat di sekitar lokasi
usaha.
8) Peraturan pemerintah, misalnya dalam Ren-
cana Tata Ruang dan Wilayah perlu diperha
tikan. Jangan sampai terjadi pelanggaran ter-
hadap peraturan pemerintah tersebut.

46 Kelayakan Usaha BUM Desa


b. Bagi Usaha Jasa
Ada dua macam cara yang dapat ditempuh sua-tu
unit usaha dalam berhubungan dengan kon-sumen,
yaitu:
1) Pelanggan datang ke lokasi fasilitas jasa, mi
salnya: nasabah mendatangi kantor pelayan an
jasa simpan-pinjam (perkreditan).
2) Penyedia jasa mendatangi konsumen, seperti
mobil angkutan barang mendatangi lokasi
pengumpulan hasil pertanian/perkebunan untuk
selanjutnya diangkut ke pabrik atau ke pasar;
melakukan layanan langsung ke rumah
konsumen (misal: penyerahan uang pinjaman
konsumen, penarikan setoran uang pembayaran
jasa air atau listrik, dan lain-lain).

Apabila cara pertama yang ditempuh, maka penen-tuan


lokasi fasilitas jasa perlu mempertimbangkan ba nyak
hal, antara lain: mudah dan dapat diakses oleh
konsumen, tempat parkir yang memadai, dapat diper-
luas, lingkungan yang mendukung usaha (aman dan
nyaman), memiliki keunggulan kompetitif daripada
lokasi pesaing, dan ijin lokasi atau ijin gangguan dari
pihak berwenang.

Kelayakan Usaha BUM Desa 47


7. Perencanaan Tata letak (Layout)

Pastikan bahwa tata letak


tempat atau fasilitas unit
usaha BUM Desa sudah
tepat.

Pengaturan tata letak tem-pat


yang akan digunakan sebagai
basis kegiatan us-aha perlu
direncanakan de ngan baik.
Ketepatan dalam mengatur
tata letak tempat usaha akan
berpengaruh terhadap
kelancaran dalam
menjalankan berbagai aktivi-
tas, baik aktivitas produksi maupun pelayanan kepada
konsumen. Dalam hal penataan letak tempat usaha perlu
memperhatikan jenis kegiatan usahanya.
a. Bagi Usaha yang Memproduksi Barang
Bagi unit usaha BUM Desa yang memproduksi
barang, paling tidak ada tiga jenis tempat yang perlu
diatur tata letaknya, yaitu letak pabrik, kan-tor, dan
gudang. Idealnya, ketiga tempat tersebut dibuat
secara terpisah tetapi berada dalam satu kompleks
sehingga memudahkan dalam penge lolaannya.
b. Bagi Usaha Jasa
Tata letak fasilitas jasa yang tersedia akan ber-
pengaruh pada persepsi konsumen atas kualitas
suatu jasa. Persepsi konsumen terhadap kualitas
suatu jasa dapat dipengaruhi oleh suasana yang

48 Kelayakan Usaha BUM Desa


ditimbulkan oleh “penataan luar” (eksterior) mau-
pun “penataan dalam” (interior) dari fasilitas jasa
tersebut. Dengan demikian, keserasian, keasrian/
keindahan, kebersihan, dan ketepatan tata letak dari
lingkungan tempat penyampaian jasa men-jadi
penting untuk diperhatikan. Penataan tempat
layanan jasa yang nyaman dan aman akan me
nimbulkan rasa senang bagi konsumen.
Berdasarkan hasil analisis aspek teknis dan tekno
logi dapat diketahui layak atau tidak layak suatu
unit usaha BUM Desa untuk dijalankan. Suatu unit
usaha dikatakan layak apabila unsur-unsur yang
terkandung dalam aspek teknis dan teknologi
mendukung untuk menjalankan kegiatan usaha
BUM Desa. Jika aspek teknis dan teknologi kurang
atau tidak layak, perlu diupayakan alternatif untuk
mengkondisikan unsur-unsur teknis atau teknologi
agar layak untuk mengoperasikan unit usaha. Mi
salnya, apabila belum tersedianya tenaga terampil
mengoperasikan alat produksi yang akan diguna-
kan maka perlu dilakukan pelatihan terlebih dahu
lu, apabila kapasitas produksinya belum mampu
memenuhi kebutuhan konsumen maka perlu me-
nambah alat produksi, dan sebagainya. Apabila
tidak ada alternatif yang memungkinkan suatu unit
usaha BUM Desa menjadi layak, maka sebaiknya
rencana usaha itu ditunda atau dibatalkan saja.

Kelayakan Usaha BUM Desa 49


Pada Kotak 2 dapat disimak contoh kajian kelayakan
usaha pada aspek teknis dan teknologi yang disarikan dari
kajian kelayakan usaha yang dilakukan BUM Desa “GAN-
TING” di Desa Labbo Kecamatan Tompobulu Kabupaten
Bantaeng.

Kotak 2.

Kajian aspek teknis dan teknologi yang dilakukan BUM Desa


“GANTING” di Desa Labbo Kecamatan Tompobulu Kabupaten
Bantaeng untuk Unit Usaha Pengelolaan Air Minum, sebagai
berikut:

1. Perencanaan produk
Produk yang akan dihasilkan adalah layanan air minum
yang disalurkan langsung ke rumah pelanggan/konsumen
melalui instalasi perpipaan dan dilengkapi dengan alat me
teran air. Jasa layanan air minum ini sesuai dengan kebu
tuhan warga masyarakat, terutama mereka yang tinggal di
wilayah permukiman yang jauh dari lokasi sumber air
bersih. Dengan adanya layanan air minum tersebut,
masya rakat akan terbantu dalam memenuhi kebutuhan
air bersih dengan mudah.

50 Kelayakan Usaha BUM Desa


2. Kualitas produk
Air yang didistribusikan kepada konsumen langsung ber asal
dari alam (mata air) dengan kualitas yang baik (jernih/ bersih)
dan sangat layak dikonsumsi untuk bahan baku memasak
makanan dan minuman. Air yang didistribusikan kepada
pelanggan dapat mengalir terus-menerus sepan-jang waktu
sehingga di rumah konsumen selalu tersedia air bersih. Selain
itu, BUM Desa Ganting mampu memberikan pelayanan yang
baik kepada konsumen, baik pelayanan dalam hal teknis
(misalnya: pemasangan dan perbaikan kerusakan instalasi air)
maupun pelayanan administrasi (misalnya: pendaftaran
pelanggan, pencatatan volume air yang digunakan
pelanggan, penerimaan/ penagihan biaya bulanan, dll).
Tersedianya tenaga teknis yang berasal dari dalam desa
sendiri, maka setiap ada pengaduan terjadinya gangguan
dapat segera diatasi/diperbaiki.

3. Persediaan bahan baku


Berdasarkan pengalaman sejarah, sejak dahulu sampai de
ngan saat ini sungai dan sejumlah mata air yang berasal
dari hutan desa di pegunungan tidak pernah kering.
Dengan de-mikian bahan baku berupa air bersih selalu
tersedia dengan volume yang cukup memadai untuk
menyuplai kebutuhan seluruh warga desa.

Kelayakan Usaha BUM Desa 51


4. Teknologi yang digunakan dan kapasitas produksi
Teknologi yang digunakan cukup sederhana, yaitu de ngan
teknik gravitasi bumi. Air yang bersumber dari mata air di
puncak gunung dialirkan ke bak penampungan yang di-
tempatkan di lokasi yang lebih rendah, kemudian dari bak
penampungan tersebut dipasang pipa-pipa untuk me
nyalurkan air ke rumah-rumah konsumen. Penggunaan
teknologi gravitasi bumi memiliki beberapa keuntungan,
antara lain: hemat biaya karena tidak perlu menggunakan
mesin, pembangunan infrastruktur dan perawatannya mu-
dah sehingga sangat memungkinkan ditangani oleh tenaga
lokal.
Kapasitas produksi dapat disesuaikan dengan kemampuan
BUM Desa untuk membiayai pengadaan sarana perpipaan
dan alat meter air. Kapasitas produksi diukur berdasarkan
kemampuan BUM Desa untuk melayani pemasangan perpi-
paan yang tersambung di rumah-rumah konsumen. Untuk
sementara kapasitas produksinya sebanyak 400 sambungan
atau 400 pelanggan, di masa mendatang kapasitas produk-si
ini dapat ditingkatkan lagi sesuai permintaan warga desa
serta kemampuan pembiayaan yang dimiliki BUM Desa.

52 Kelayakan Usaha BUM Desa


5. Lokasi usaha
Kegiatan usaha pengelolaan air minum sepenuhnya
berada di dalam Desa Labbo. Meskipun sumber air bersih
terletak di lokasi yang cukup jauh, sekitar 4-5 km dari
permukiman warga, tetapi hal tersebut dapat mudah
diatasi dengan pe-masangan perpipaan. BUM Desa
Ganting juga telah memi-liki kantor yang terletak di pusat
pemerintahan Desa Labbo, dan mudah dijangkau oleh
seluruh pelanggan yang memer-lukan layanan.

Berdasarkan hasil kajian unsur-unsur yang terkait dengan


aspek teknis dan teknologi, ternyata semuanya
menunjuk kan kegiatan usaha pengelolaan air minum
layak dijalan kan.

Kelayakan Usaha BUM Desa 53


Bagian IV
ASPEK MANAJEMEN DAN SDM

Aspek Manajemen
Aspek manajemen untuk membangun usaha di-dasarkan
pada pendekatan fungsi manajemen, meliputi: perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan, dan pen-gendalian. Tujuan
kajian kelayakaan usaha pada aspek manajemen adalah untuk
mengetahui apakah pemben-tukan dan pelaksanaan usaha
dapat direncanakan, dilak-sanakan, dan dikendalikan.

1. Perencanaan
Tujuan dari gagasan menjalankan usaha/proyek ada-lah
untuk memperoleh keuntungan atau kemanfaatan. Untuk
mencapai tujuan ini diperlukan suatu perenca naan
secara menyeluruh beserta kebijakan yang di perlukan.
Untuk itu perlu disusun suatu program kerja

Kelayakan Usaha BUM Desa 55


untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan serta me
nyusun kegiatan-kegiatan
Pastikan bahwa unit usa-
yang diperlukan (Ibrahim, ha BUM Desa yang akan
dijalankan/dikembang-kan
dapat direncanakan
dengan baik.
2009). Perencanaan dalam
anggaran unit usaha BUM
Desa juga harus dilakukan
dengan sebaik mungkin, mi
salnya membuat anggaran
pembelian, anggaran produksi, anggaran penjualan, dan
anggaran lainnya disesuaikan keperluan usaha yang akan
dijalankan. Dalam merencanakan anggar an harus detail,
misalnya anggaran pembelian bahan, bahan apa dan
berapa jumlahnya yang akan dibeli, berapa harganya,
siapa yang menangani pembelian, dimana membelinya,
dan sebagainya.
Perencanaan dalam pengadaan karyawan disesuaikan
dengan rencana proses produksi, kegiatan yang akan
dilakukan, persyaratan yang diperlukan dan jumlah
karyawan yang dibutuhkan. Demikian pula perenca-naan
dalam bidang produksi, perlu direncanakan jenis produk,
jumlah produk (untuk barang) dan standar kualitas
produk yang akan dihasilkan, bahan baku yang
diperlukan, peralatan yang akan digunakan, pe tugas
yang menangani proses produksi, dan sebagai nya.
Perencanaan dalam bidang penjualan juga perlu
56 Kelayakan Usaha BUM Desa
dibuat, antara lain: jumlah produk yang akan dijual,
bentuk promosi yang diperlukan, daerah penjualan, cara
mendistribusikan produk, biaya penjualan, pene-tapan
harga, saluran pemasaran, sistem pembayaran, dan
sebagainya.

2. Pengorganisasian
Dalam menilai kelayakan usaha, BUM Desa mengkaji
beberapa hal, seperti:
a. Bagaimana langkah-langkah dalam pengorgani
sasian?
Secara garis besar, langkah-langkah dalam mela
kukan proses pengorganisasian meliputi.:
1) Merinci seluruh pekerjaan yang harus dilaksa
nakan untuk mencapai tujuan dari unit usaha
yang akan dijalankan.
2) Membagi beban kerja secara jelas dan pro
porsional sehingga dapat dilakukan oleh se
seorang atau oleh sekelompok orang.
3) Menetapkan mekanisme untuk mengkoordi-
nasikan pekerjaan anggota organisasi dalam
satu kesatuan yang harmonis, memantau
efektivitas organisasi dan mengambil lang-kah-
langkah penyesuaian untuk memperta-hankan
atau meningkatkan efektivitas.

Kelayakan Usaha BUM Desa 57


b. Bagaimana asas organisasi yang hendaknya di
pilih?
Asas-asas organisasi merupakan pedoman yang
perlu dilaksanakan agar diperoleh suatu struktur
organisasi yang baik dan aktivitas organisasi da-pat
berjalan dengan lancar. Asas-asas organisasi terdiri
dari: perumusan tujuan organisasi, penyu-sunan
bagian-bagian organisasi yang diperlukan,
pembagian kerja yang jelas, koordinasi, pelimpah
an wewenang, rentang kendali, jenjang organisa-si,
kesatuan perintah, dan asas keluwesan dimana
struktur organisasi hendaknya mudah diubah un-tuk
disesuaikan dengan perubahan-perubahan yang
terjadi tanpa mengurangi kelancaran aktivi-tas yang
sedang berjalan. Apabila asas organisasi tersebut
dapat diterapkan dengan baik, maka akan sangat
mendukung kelancaran kegiatan usaha BUM Desa.

c. Bagaimana struktur organisasi yang dirancang?


Struktur organisasi adalah susunan dan hubungan
antara bagian dan posisi dalam perusahaan. Struk-
tur organisasi menjelaskan pembagian aktivitas
kerja, serta memperhatikan hubungan fungsi dari
aktivitas tersebut. Struktur organisasi juga menje-
laskan hierarki (jenjang atau tingkatan) dan susun
an kewenangan, serta hubungan pertanggungja

58 Kelayakan Usaha BUM Desa


waban (siapa melapor
pada siapa). Hal terpen
ting dalam penyusunan Unit usaha BUM Desa
struktur organisasi ini yang akan dijalankan
hendaknya telah memili ki
adalah rancangan struk-
asas dan struktur orga
tur organisasi yang disu- nisasi yang jelas, efektif
sun harus fungsional, dan efisien.
efektif, dan efisien. Arti
nya, susunan organisasi
unit usaha BUM Desa itu harus dapat menggam-
barkan tugas pokok dan fungsi setiap bagian orga
nisasi, hubungan ketugasan antar bagian harus
jelas, dan susunan organisasi disesuaikan dengan
keperluan (tidak terlalu gemuk).

3. Pelaksanaan
Salah satu fungsi manajemen adalah pelaksanaan ke
giatan. Apakah suatu kegiatan usaha dapat dilaksa
nakan, sangat dipengaruhi
oleh kualitas perencanaan,
pengorganisasian, dan kuali-
Sebelum unit usaha BUM
tas sumber daya manusia. Desa dijalankan, harus
Oleh karena itu seluruh ke dipastikan bahwa seluruh
giatan usaha harus direnca kegiatan usaha yang
direncanakan da-pat
nakan dengan matang dan dilaksanakan dengan
rinci, serta sistem pengor- baik.

Kelayakan Usaha BUM Desa 59


ganisasian harus baik. Selain itu, diperlukan sumber
daya manusia yang cukup jumlahnya, terampil dan
menguasai bidang tugasnya. Ini semua dimaksukan agar
aktifitas-aktifitas untuk menjalankan unit usaha BUM
Desa dapat dilaksanakan dengan baik.

4. Pengendalian
Pengendalian atau penga-
wasan di dalam manajemen
memiliki berbagai fungsi Pastikan bahwa fungsi
pokok. Fungsi pokok pe pengendalian terhadap
ngendalian tersebut adalah: unit usaha BUM Desa
a. Mencegah terjadinya yang akan dijalankan
dapat berjalan dengan
penyimpangan-penyim efektif.
pangan atau kesalahan.
Ini dapat dilakukan de
ngan pengawasan secara rutin disertai adanya ke
tegasan-ketegasan dalam pemberian sangsi terha
dap penyimpangan yang terjadi.
b. Memperbaiki berbagai penyimpangan yang ter-jadi.
Jika penyimpangan telah terjadi, hendaknya
pengawasan/pengendalian dapat menghasilkan
perbaikan.
c. Mendinamisasikan organisasi. Dengan adanya pe
ngawasan diharapkan sedini mungkin dapat dice
gah terjadinya penyimpangan-penyimpangan, se

60 Kelayakan Usaha BUM Desa


hingga setiap unit organisasi selalu dalam keadaan
bekerja secara efektif dan efisien.
d. Mempertebal rasa tanggung jawab. Dengan ada nya
pengendalian/ pengawasan yang rutin, setiap unit
organisasi berikut karyawannya dapat selalu
mengerjakan semua tugas yang diberikan dengan
benar.

Aspek Sumber Daya Manusia


Rencana usaha yang
akan dijalankan melalui
pengembangan BUM Desa
Untuk menjalankan kegiatan
secara rutin memerlukan
usaha, harus dipastikan bahwa
kelayakan aspek Sumber tersedia SDM yang berkualitas
Daya Manusia (SDM). Ke- dan mampu membangun ke
beradaan SDM hendaknya kompakan serta keselarasan
kerja untuk menjalankan unit
dianalisis untuk menjawab usaha BUM Desa.
apakah memiliki SDM yang
diperlukan untuk
menjalankan unit usaha
BUM Desa secara layak?
Kajiannya dapat dimulai dari merencanakan siapa yang
akan memimpin BUM Desa atau unit usaha BUM Desa dan
siapa yang akan tergabung di dalam timnya. Menganali-sis
pekerjaan-pekerjaan yang akan dilaksanakan dan siapa

Kelayakan Usaha BUM Desa 61


yang akan melaksanakan. Kesuksesan dalam menjalankan
suatu unit usaha sangat tergantung pada SDM yang solid
antara manajer pelaksana bersama timnya. Dalam mem-
bangun sebuah tim yang efektif, pertimbangannya bukan
hanya pada keahlian teknis para manajer dan anggota tim
semata, tetapi juga kemauan mereka untuk bekerja de ngan
baik.

Kotak 3 merupakan contoh kajian aspek manajemen dan


sumberdaya manusia yang dimodifikasi dari hasil kajian
kelayakan usaha yang dilakukan BUM Desa “GAN-TING”
di Desa Labbo Kecamatan Tompobulu Kabupaten Bantaeng.

62 Kelayakan Usaha BUM Desa


Kotak 3.

Kajian aspek manajemen dan sumberdaya manusia yang di-


lakukan BUM Desa “GANTING” di Desa Labbo Kecamatan
Tom-pobulu Kabupaten Bantaeng untuk Unit Usaha
Pengelolaan Air Minum, sebagai berikut:

1. Perencanaan kegiatan usaha


Penyusunan rencana kegiatan usaha pengelolaan air mi num
dilakukan secara partisipatif, yaitu dengan melibatkan warga
desa dalam suatu forum musyawarah desa. Proses
perencanaan kegiatan usaha diawali dengan penyusunan
rencana operasional yang dilakukan oleh Direktur BUM Desa
“GANTING” beserta tim. Setelah rencana operasio nal selesai
disusun, kemudian dibahas secara internal Tim dengan
melibatkan Kepala Desa selaku Komisaris BUM Desa.
Rencana operasional tersebut meliputi: rencana pe ngadaan
bahan dan peralatan (pipa, meteran air, semen, pasir, dll),
kegiatan pemasangan peralatan, anggaran biaya beserta
sumbernya, pemasangan sarana perpipaan, aturan main yang
dituangkan dalam bentuk peraturan BUM Desa, proses
perijinan, dan lain-lain.
Setelah rencana operasional selesai disusun oleh Tim, se-
lanjutnya dibawa ke Forum Musyawarah Desa untuk di-

Kelayakan Usaha BUM Desa 63


musyawarahkan dan disepakati bersama warga
masyarakat. Dengan cara demikian ini, warga masyarakat
dapat ikut mendukung kelancaran dari pelaksanaan
kegiatan yang telah direncanakan bersama.

2. Pengorganisasian
Pekerjaan-pekerjaan yang terkait dengan usaha pengelola an
air minum meliputi: pekerjaan manajerial, pekerjaan teknis,
dan pekerjaan administratif. Pekerjaan manajerial ditangani
oleh Direktur BUM Desa dan Kepala Unit Usaha Pengelolaan
Air Minum. Tugas dan kewenangan Direktur membuat
program dan kebijakan BUM Desa, memimpin,
mengkoordinasi, serta melakukan pengawasan terhadap
kinerja Kepala Unit Usaha beserta seksi-seksi. Kepala Unit
Usaha bertugas memimpin, mengkoordinasi, dan menga-
wasi pelaksanaan tugas seksi-seksi.
Pekerjaan teknis meliputi pemasangan, perawatan, dan
perbaikan instalasi air. Pekerjaan ini ditangani seksi
instalasi dan perawatan. Pekerjaan administratif dibagi
menjadi 2, yaitu: pekerjaan pencatatan meteran air
ditangani oleh sek-si pencatat meteran, dan pekerjaan
administrasi ditangani seksi pelayanan administrasi.

64 Kelayakan Usaha BUM Desa


3. Pelaksanaan kegiatan usaha
Pelaksanaan kegiatan usaha pengelolaan air minum diyaki
ni dapat berjalan lancar. Ini dikarenakan rencana kegiatan
atau jenis pekerjaan telah dirumuskan dengan jelas,
aturan main juga jelas yaitu dalam bentuk Peraturan BUM
Desa Ganting Nomor: 02/BMDs-GT/LB/KTB/VI/2010
tentang Pengelolaan Air. Selain itu, tersedianya sumber
daya manu sia yang terampil/ mumpuni dan tersedianya
anggaran bia ya yang cukup memungkinkan kegiatan
usaha ini dilaksa nakan.

4. Pengendalian
Pengendalian dapat dijalankan secara efektif, karena BUM
Desa Ganting telah memiliki mekanisme laporan pertang-
gungjawaban atas pelaksanaan kegiatan usaha. Disamping
itu, warga masyarakat juga dapat ikut melakukan penga-
wasan terhadap pelaksanaan kegiatan usaha pengelolaan
air, dan jika terjadi penyimpangan dapat dibawa ke dalam
forum musyawarah desa.

5. Sumber daya manusia


Pengelola BUM Desa Ganting merupakan orang-orang yang
memiliki kompetensi memadai, yaitu: memahami kondisi
masyarakat Desa Labbo, memiliki pengetahuan dan penga

Kelayakan Usaha BUM Desa 65


laman dalam bidang pengelolaan air, dan memiliki
pengala-man berorganisasi.

Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil kajian aspek


manajemen dan sumber daya manusia cukup memadai
untuk menjalankan kegiatan usaha BUM Desa. Oleh ka
rena itu, kegiatan usaha pengelolaan air minum dapat
dinyatakan layak untuk dilaksanakan.

66 Kelayakan Usaha BUM Desa


Bagian V
ASPEK KEUANGAN

K ajian aspek keuangan dimaksudkan untuk menentu-kan


rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang
diharapkan, dengan membandingkan antara pengeluaran dan
pendapatan, seperti ketersediaan dana, biaya modal, kemampuan
usaha untuk membayar kembali dana tersebut dalam waktu yang
telah ditentukan
dan menilai apakah usaha akan dapat berlanjut.
Tujuan menganalisis aspek keuangan adalah untuk
mengetahui perkiraan pendanaan dan aliran kas dari renca na
usaha, sehingga dapat diketahui layak atau tidaknya suatu
unit usaha BUM Desa dijalankan.

Aspek keuangan yang perlu dikaji meliputi:


1) kebutuhan dana serta sumbernya,
2) aliran kas,
3) perkiraan laba-rugi, dan
4) penilaian investasi rencana usaha.

Kelayakan Usaha BUM Desa 67


Untuk menilai investasi dari rencana usaha dapat di-
lakukan dengan berbagai metode. Namun untuk keperluan
kajian kelayakan usaha BUM Desa metode yang disajikan
dalam buku ini sengaja dipilih metode yang cukup mu-dah
digunakan. Metode penilaian investasi yang dimaksud
meliputi: Profitability Index, Net Present Value, Pay Back
Period dan Break Even Point.

Kebutuhan Dana dan Sumbernya


Untuk merealisasikan usaha/bisnis dibutuhkan dana
untuk biaya investasi. Biaya investasi diperlukan untuk
membangun/mendirikan usaha, misalnya: pengadaan ta nah,
bangunan, mesin, peralatan, biaya pemasangan, bia ya kajian
kelayakan usaha, pengurusan perijinan, dan lain-lain. Barang
dan segala sesuatu yang diperoleh dengan biaya investasi ini
disebut harta tetap. Contoh perhitungan biaya investasi dapat
dilihat pada Tabel 1.
Di samping untuk biaya investasi, dana juga dibutuh-kan
untuk modal kerja. Modal kerja adalah biaya yang dike-
luarkan untuk membiayai kegiatan usaha setelah rencana
usaha nantinya siap dijalankan. Setiap jenis kegiatan usaha
yang berbeda tentunya berbeda pula jenis biaya usaha atau
biaya produksinya. Oleh karena itu, macam-macam biaya
yang dikeluarkan untuk modal kerja disesuaikan dengan jenis
kegiatan usahanya. Ini disebabkan oleh perbedaan

68 Kelayakan Usaha BUM Desa


cara, alat, bahan dan kebutuhan lainnya dalam mempro duksi
barang/jasa serta pemasarannya. Sebagai contoh, Tabel 2
menggambarkan Modal Kerja untuk usaha jasa pe ngelolaan
air BUM Desa “GANTING”.
Setelah diketahui jumlah dana yang dibutuhkan, yang
perlu diketahui lebih lanjut adalah dari mana sumber dana itu
dapat diperoleh (contoh lihat Tabel 3).
Sumber dana atau permodalan BUM Desa dapat ber-
sumber dari :
a. Kekayaan Desa yang dipisahkan;
b. Tabungan masyarakat;
c. Bantuan dari Pemerintah, Pemerintah Provinsi, dan
Pemerintah Daerah;
d. Pinjaman; dan/atau
e. Penyertaan modal pihak lain/kerjasama bagi hasil.

Kelayakan Usaha BUM Desa 69


Tabel 1.
70

Perhitungan Biaya Investasi (Modal Awal) Unit Usaha Pengelolaan Air Minum
Kelayakan Usaha BUM Desa

BUM Desa “GANTING” di Desa Labbo Kec. Tompobulu Kab. Bantaeng

NO URAIAN VOLUME SATU- HARGA JUMLAH


AN SATUAN
A. BIAYA INVESTASI TANAH dan BANGUNAN:
1. Tanah *)
2. Bangunan **)
TOTAL INVESTASI TANAH & BANGUNAN

B. BELANJA PERALATAN INSTALASI AIR:


1. Meteran air 400 buah 75,000 30,000,000
2. Pipa type AW 204 batang 15,000 3,060,000
3. Sambungan L 1,600 buah 2,000 3,200,000
4. Double Neppel 800 buah 5,000 4,000,000
5. Stop kran 400 buah 35,000 14,000,000
TOTAL BIAYA PERALATAN (A) 54,260,000
C. BELANJA BAHAN, PEMASANGAN dan TRANSPOR-
TASI:
6. Lem 5 buah 6,000 30,000
7. Plester pipa 10 buah 3,000 30,000
8. Semen 10 zak 40,000 400,000
9. Pasir 6 m3 180,000 1,080,000
10. Biaya pemasangan (instalasi) 400 buah 20,000 8,000,000
11. Biaya transportasi 5 kali 200,000 1,000,000
TOTAL BIAYA BAHAN, PEMASANGAN dan TRANS- 10,540,000
PORTASI (B)

D. BELANJA PERLENGKAPAN KANTOR:


13. Kursi 3 buah 100,000 300,000

12. Komputer 1 set 5,000,000 5,000,000

14. Meja 3 buah 300,000 900,000


Us

15. Almari arsip 1 buah 500,000 500,000


TOTAL BIAYA PERLENGKAPAN KANTOR (C) 6,700,000
71
E. BIAYA LAINNYA:
72

16. Biaya rapat-rapat (termasuk Musdes) 1 paket 2,050,000 2,050,000


Kelayakan Usaha BUM Desa

17. Biaya pelatihan peningkatan kapasitas pengelola 1 paket 1,400,000 1,400,000


TOTAL BIAYA LAINNYA (D) 3,450,000

TOTAL INVESTASI (A+B+C+D+E) 76,450,000

Sumber : Data studi kelayakan usaha Unit Usaha Pengelolaan Air BUM Desa “GANTING” dengan modivikasi
dan rekalkulasi.
Keterangan : *) Biaya investasi tanah tidak diperhitungkan, karena tanah milik desa dan perorangan yang
digunakan untuk membangun bak penampungan dan menanam perpipaan tidak dipungut biaya.

**) Kantor dan Gudang Unit Usaha Pengelolaan Air BUM Desa Ganting menempati bangunan
milik Pemerintah Desa Labbo diasumsikan sewa per tahun Rp. 1,500,000.
Tabel 2.
Perhitungan Modal Kerja Unit Usaha Pengelolaan Air Minum BUM Desa “GANTING”
di Desa Labbo Kec. Tompobulu Kab. Bantaeng
NO URAIAN VOLUME SATUAN HARGA JUMLAH
SATUAN
1. Alat Tulis dan Kantor (ATK) 1 paket 250,000 250,000
2. Insentif Pengurus/Pengelola:
a. Komisaris 12 bulan 60,000 720,000
b. Direktur 12 bulan 120,000 1,440,000
c. Sekretaris 12 bulan 80,000 960,000
d. Bendahara 12 bulan 80,000 960,000
e. Kepala Unit Usaha 12 bulan 100,000 1,200,000
f. Ketua Badan Pengawas 12 bulan 60,000 720,000
g. Wakil Ketua Badan Pengawas 12 bulan 40,000 480,000
h. Sekretaris Badan Pengawas 12 bulan 40,000 480,000
i. Anggota Badan Pengawas (2 org) 12 bulan 80,000 960,000
Total Insentif 7,920,000
3. Lain-lain - - - -
TOTAL MODAL KERJA 8,170,0000
73 Sumber : Data studi kelayakan usaha Unit Usaha Pengelolaan Air BUM Desa “GANTING” dengan modivikasi dan
rekalkulasi.
Tabel 3
74

Jumlah Dana yang diperlukan untuk Investasi dan Modal Kerja Unit Usaha Pengelolaan
Kelayakan Usaha BUM Desa

Air Minum BUM Desa “GANTING” di Desa Labbo Kec. Tompobulu Kabupaten Bantaeng
NO KLASIFIKASI MODAL SUMBER dan JUMLAH DANA JUMLAH
Pem. Desa Pem. Kab Pem. Prov Lainnya
A. INVESTASI
1. Tanah dan Bangunan 1,500,000 - - - 1,500,000
2. Peralatan - 54,260,000 - - 54,260,000
3. Bahan, Pemasangan, Transport - 10,540,000 - - 10,540,000
4. Perlengkapan Kantor - 6,700,000 - - 6,700,000
5. Biaya lainnya - 3,450,000 - - 3,450,000
B. MODAL KERJA
1. ATK - 250,000 - - 250,000
2. Insentif Pengelola - 7,920,000 - - 7,920,000
3. Biaya lainnya - - - - -
TOTAL MODAL 84,620,000

Sumber : Data studi kelayakan usaha Unit Usaha Pengelolaan Air BUM Desa “GANTING” dengan modivikasi dan
rekalkulasi.
Lebih lanjut, perlu dilakukan perhitungan biaya penyu
sutan terhadap investasi yang berbentuk harta tetap, misal
nya: gedung, mesin, komputer, meja-kursi, peralatan, dan
lain-lain. Perhitungan ini diperlukan untuk memperhitung
kan laba/rugi dari kegiatan usaha. Perhitungan biaya pe-
nyusutan dapat dilakukan berdasarkan satuan waktu hari,
minggu, bulan dan tahun. Penentuan satuan waktu terse-but
disesuaikan keperluan dan sifat dari barang. Sebagai contoh,
Tabel 4 menggambarkan perhitungan biaya pe nyusutan dari
investasi kegiatan usaha pengelolaan air BUM Desa
“GANTING”.
Tabel 4.
Perhitungan Biaya Penyusutan Investasi Unit Usaha Pe
ngelolaan Air Minum BUM Desa “GANTING” di Desa Labbo
Kec. Tompobulu Kab. Bantaeng
NO JENIS HARTA HARGA UMUR BIAYA PENYU-
TETAP EKONOMIS SUTAN/TH
1. Meteran air 30,000,000 12 tahun 2,500,000
2. Pipa type AW 3,060,000 12 tahun 255,000
3. Sambungan L 3,200,000 12 tahun 266,667
4. Double Neppel 4,000,000 12 tahun 333,333
5. Stop kran 14,000,000 5 tahun 2,800,000
6. Komputer 5,000,000 5 tahun 1,000,000
7. Kursi 300,000 12 tahun 25,000
8. Meja 900,000 12 tahun 75,000
9. Almari arsip 500,000 12 tahun 41,667
TOTAL 60,960,000 7,296,667

Sumber : Data studi kelayakan usaha Unit Usaha Pengelolaan Air BUM Desa
“GANTING” dengan modivikasi dan rekalkulasi.

Kelayakan Usaha BUM Desa 75


Perkiraan Arus Kas
Berkaitan dengan kajian kelayakan usaha, perhitungan
terhadap arus/aliran kas (cash flow) penting dilakukan ka
rena laba dalam pengertian akuntansi tidak sama dengan kas
masuk bersih. Bagi pengelola keuangan, kas bersih justru
lebih penting untuk diketahui, karena hanya dengan kas
bersih ini perusahaan (BUM Desa) dapat melaksanakan
pembayaran kewajiban keuangannya.
Kas pada dasarnya terdiri atas 2 (dua) macam peristi wa,
yaitu arus kas masuk dan arus kas keluar. Bagian arus kas
masuk mencatat semua penerimaan uang yang ber asal dari
hasil transaksi, misalnya: hasil penjualan tunai barang, uang
persewaan yang diterima, penerimaan uang cicilan simpan-
pinjam, kredit modal kerja kepada pihak lain, penerimaan
bunga simpanan uang dari bank, dan se-bagainya. Sedangkan
bagian arus kas keluar mencatat se-mua pengeluaran uang
yang digunakan untuk: membayar pegawai, pengadaan bahan
baku, membeli bahan bakar, membayar pajak, membayar
bunga bank, menambah in-vestasi, dan sebagainya.
Penyusunan perkiraan arus kas digambarkan sebagai
mana contoh pada Tabel 5. Contoh tersebut diambil dari data
kajian kelayakan kegiatan usaha pengelolaan air BUM Desa
“GANTING” yang telah dimodifikasi oleh penulis. Da ta
aslinya, arus kas dihitung dalam satuan waktu bulan dan

76 Kelayakan Usaha BUM Desa


oleh penulis dikonversi ke dalam satuan tahun. Jumlah
pelanggan diproyeksikan (diperkirakan) sebanyak 400 pe
langgan. Harga pemakaian air ditentukan sebesar Rp. 250/
m3 ditambah uang infak per pelanggan sebesar Rp. 500/
bulan. Rata-rata penggunaan air diproyeksikan sebanyak 25
m3/bln/pelanggan. Dengan demikian rata-rata penda-patan
kotor per bulan yang diterima oleh BUM Desa “GAN-TING”
dari seluruh pelanggan air sebesar
= (400 X 25 X Rp. 250) + (400 X Rp. 500)
= Rp. 2.700.000.

Pendapatan kotor per tahun sebesar


= Rp. 2.700.000 X 12 = Rp. 32.400.000.

Kelayakan Usaha BUM Desa 77


Tabel 5.
78

Perkiraan Arus Kas Unit Usaha Pengelolaan Air Minum BUM Desa “GANTING”
Kelayakan Usaha BUM Desa

di Desa Labbo Kec. Tompobulu Kab. Bantaeng


NO URAIAN TAHUN KE:
1 2 3 4 5
A. ARUS KAS MASUK
1. Penerimaan infak dan biaya 32,400,000 32,400,000 32,400,000 32,400,000 32,400,000
pemakaian air
2. Lain-lain - - - - -
TOTAL ARUS KAS MASUK (A) 32,400,000 32,400,000 32,400,000 32,400,000 32,400,000
B. ARUS KAS KELUAR
1. ATK 250,000 250,000 250,000 250,000 250,000
2. Insentif Pengelola 7,920,000 7,920,000 7,920,000 7,920,000 7,920,000
3. Bunga bank - - - - -
4. Pajak - - - - -
5. Lain-lain - - - - -
TOTAL ARUS KAS KELUAR (B) 8,170,000 8,170,000 8,170,000 8,170,000 8,170,000
ARUS KAS BERSIH ( A – B ) 24,230,000 24,230,000 24,230,000 24,230,000 24,230,000

Catatan: dalam periode 5 tahun jumlah pelanggan, tarif air dan biaya operasional diasumsikan tetap.
Perkiraan Laba-Rugi
Perkiraan atau proyeksi laba-rugi penting dilakukan,
karena salah satu tujuan BUM Desa melakukan kegiatan
usaha adalah mendapatkan keuntungan atau laba usaha.
Apabila dari proyeksi laba-rugi menunjukkan rugi, maka se-
baiknya rencana kegiatan usaha perlu dicari alternatif usaha
lain dengan cara memperhitungkan kembali aspek-aspek
keuangan agar mencapai keadaan yang dapat menghasil-kan
laba. Jika tidak ada alternatif, dan hasil proyeksi tetap rugi,
sebaiknya rencana kegiatan usaha dihentikan saja.
Tabel 6 berikut ini merupakan contoh proyeksi laba-ru-
gi yang disarikan dari data kajian kelayakan usaha penge
lolaan air BUM Desa “GANTING”.

Kelayakan Usaha BUM Desa 79


Tabel 6.
80

Proyeksi Laba-Rugi Unit Usaha Pengelolaan Air Minum BUM Desa “GANTING”
Kelayakan Usaha BUM Desa

di Desa Labbo Kec. Tompobulu Kab. Bantaeng


NO URAIAN TAHUN KE
1 2 3 4 5
A. PENJUALAN 32,400,000 32,400,000 32,400,000 32,400,000 32,400,000

B. BIAYA POKOK PRODUKSI *)


1. Bahan Baku - - - - -
2. Upah Tenaga Kerja - - - - -
3. Biaya Umum Pabrik - - - - -
C. LABA KOTOR ( A – B ) 32,400,000 32,400,000 32,400,000 32,400,000 32,400,000

D. BIAYA USAHA
1. ATK 250,000 250,000 250,000 250,000 250,000
2. Gaji/Insentif Pengelola 7,920,000 7,920,000 7,920,000 7,920,000 7,920,000
3. Biaya promosi - - - - -
4. Biaya Penyusutan 7,296,667 7,296,667 7,296,667 7,296,667 7,296,667
5. Lain-lain - - - - -
Total Biaya Usaha 15,466,667 15,466,667 15,466,667 15,466,667 15,466,667
E. LABA USAHA (C – D) 16,933,333 16,933,333 16,933,333 16,933,333 16,933,333

F. BUNGA - - - - -

G. LABA SEBELUM PAJAK (E-F ) 16,933,333 16,933,333 16,933,333 16,933,333 16,933,333

H. PAJAK - - - - -

I. LABA BERSIH (G – H ) 16,933,333 16,933,333 16,933,333 16,933,333 16,933,333

Keterangan : *) Kebetulan kasus pengelolaan air di Desa Labbo bahan baku air tinggal mengalirkan saja dari sum-bernya
sehingga tanpa biaya, dan tenaga kerja dirangkap oleh pengelola yang diberi tunjangan (insentif)
Kelayakan Usaha BUM Desa

bulanan (dimasukkan dalam Biaya Usaha). Untuk kasus lain, harap menyesuaikan de ngan keadaan
setempat.
81
Penilaian Investasi
Jika dalam periode yang sama terdapat beberapa usul an
rencana usaha yang ternyata layak untuk dijalankan, se-
dangkan dana yang tersedia tidak mencukupi, maka perlu
dicari jalan keluar. Salah satunya adalah dengan melaku-kan
urutan prioritas terhadap usulan-usulan bisnis itu. Un-tuk
melakukan penilaian investasi serta melakukan analisis
urutan prioritas adalah sebagai berikut.

a. Metode Pay Back Period (Waktu Kembali Modal)


Metode ini sederhana dan sudah dikenal secara umum.
Ketika seorang pemilik modal ditawari untuk mela
kukan investasi (modal) usaha maka ia akan berta nya
“Berapa lama modal saya akan kembali?” Dalam
manajemen keuangan hal itu dikenal dengan sebutan
payback period, yaitu suatu periode yang diperlukan
untuk menutup kembali pengeluaran investasi dengan
menggunakan aliran kas. Cara perhitungannya seder-
hana, sbb.:

Rumus:
Pay Back Period
= (Nilai Investasi Awal : Kas Masuk Bersih) X 1
tahun

82 Kelayakan Usaha BUM Desa


Kriteria penilaian:
Jika Pay Back Period lebih pendek waktunya dari mak-
simum Pay Back Period yang dapat diterima, maka
usulan investasi dapat diterima. Misalnya kita mensya
ratkan Pay Back Period maksimum yang dapat dite
rima adalah 5 tahun, sedangkan hasil perhitungan
menunjukkan 4 tahun, maka usulan investasi tersebut
DITERIMA
Metode Pay Back Period ini cukup sederhana, namun
mempunyai kelemahan. Kelemahan utamanya yaitu
periode ini tidak memperhatikan perubahan nilai uang
dalam periode mendatang. Selain itu juga tidak mem-
perhatikan aliran kas masuk setelah modal kembali. Jadi
pada umumnya metode ini digunakan sebagai
pendukung metode lain yang lebih baik.

Contoh:
Investasi Awal unit usaha pengelolaan air BUM Desa
“GANTING” adalah sebesar Rp. 76.450.000,- (lihat
Tabel 1), dan Arus Kas Masuk Bersih sebesar Rp.
24.230.000,-. Berdasarkan data ini, dapat diperhi-
tungkan Pay Back Period-nya sebagai berikut.
Payback Period = (76,450,000 / 24,230,000) X 1 ta-hun

= 3,16 tahun atau 3 tahun lebih 2 bulan.

Kelayakan Usaha BUM Desa 83


Hasil perhitungan tersebut diatas menunjukkan bahwa
waktu yang diperlukan untuk kembali modal adalah
selama 3 tahun lebih 2 bulan. Jika batasan periode waktu
kembali modal yang dapat diterima adalah 5 tahun, maka
dapat disimpulkan bahwa kegiatan usa-ha pengelolaan
air BUM Desa “GANTING” dinyatakan layak untuk
direalisasikan, karena modal yang dita namkan akan
kembali dalam waktu yang lebih cepat dari waktu
maksimum yang dapat diterima.

b. Metode Net Present Value (NPV)


Net Present Value (nilai sekarang) yaitu selisih antara
biaya investasi dengan nilai sekarang dengan peneri
maan-penerimaan kas bersih (aliran kas operasional
maupun aliran kas terminal) di masa yang akan da tang.
Untuk menghitung nilai sekarang perlu ditentu-kan
tingkat bunga yang berlaku.

Rumus:

Keterangan:
AKt = aliran kas per tahun pada periode t Io
= investasi awal pada tahun ke-0
b = suku bunga (discount rate) à biasanya suku bunga
sertifikat Bank Indonesia atau bunga de-posito
digunakan sebagai acuan

84 Kelayakan Usaha BUM Desa


Kriteria penilaian:
- jika NPV > 0, maka usulan rencana usaha diteri-ma

- jika NPV < 0, maka usulan rencana usaha ditolak


- jika NPV = 0, nilai perusahaan tetap walaupun
usulan rencana usaha diterima ataupun ditolak.

Contoh:
Berikut ini merupakan perhitungan NPV berdasarkan
biaya investasi dan arus kas bersih bagi unit usaha
pengelolaan air BUM Desa “GANTING”. Total investasi
awal sebesar Rp. 76.450.000,- (lihat Tabel 1). Arus kas
bersih diasumsikan tetap/konstan selama periode 5
tahun, yaitu sebesar Rp. 24.230.000,-/tahun (lihat Ta-bel
5). Suku bunga bank diasumsikan 7% per tahun (SBI
Tahun 2010).

Kelayakan Usaha BUM Desa 85


Tabel 7.
Perhitungan NPV Arus Kas Bersih untuk Unit Usaha
Pengelolaan Air Minum BUM Desa “GANTING”
di Desa Labbo Kec. Tompobulu Kab. Bantaeng
TH DISCOUNT PRESENT
URAIAN ALIRAN KAS RATE
ke VALUE
(b=7%)
0 Investasi Awal -74,950,000 1 -74,950,000
1 Arus kas bersih tahun ke-1 24,230,000 0.93457944 22,644,860
2 Arus kasbersih tahun ke-2 24,230,000 0.87343873 21,163,420
3 Arus kasbersih tahun ke-3 24,230,000 0.81629788 19,778,898
4 Arus kas bersih tahun ke-4 24,230,000 0.76289521 18,484,951
5 Arus kas bersih tahun ke-5 24,230,000 0.71298618 17,275,655
NPV 22,897,784

Berdasarkan contoh perhitungan NPV tersebut di atas,


maka dapat disimpulkan bahwa rencana kegiatan usaha
pengelolaan air BUM Desa “GANTING” layak untuk di-
jalankan, karena NPV = Rp. 22.897.784,-. Berarti NPV> 0
(bernilai positif).

c. Metode Profitability Index (PI)


Profitability Index (indeks untuk dapat untung) me
rupakan metode untuk menghitung perbandingan an tara
nilai arus kas bersih yang akan datang dengan nilai
investasi yang sekarang. Jadi profitability index

86 Kelayakan Usaha BUM Desa


dapat dihitung dengan membandingkan antara Pre-sent
Value (PV) Kas Masuk dengan PV Kas Keluar.

Rumus:
PI = PV Kas Masuk : PV Kas Keluar

Kriteria Penilaian:

— jika PI > 1, maka usulan rencana usaha dikatakan


menguntungkan;
— jika PI < 1, maka usulan rencana usaha tidak
menguntungkan.

Contoh :
Dengan menggunakan nilai Present Value yang tercan-
tum pada Tabel 7, kita dapat dengan mudah menghi-tung
Profitability Index.
Caranya: PV untuk arus kas bersih tahun ke-1 sampai
dengan tahun ke-5 dijumlahkan, kemudian hasil pen-
jumlahannya dibagi dengan PV investasi awal. Hasil
perhitungannya adalah sebagai berikut:
PI = Rp 99.347.784,- / Rp 76.450.000,-=
1,30

Kelayakan Usaha BUM Desa 87


Kesimpulan:
Kegiatan usaha pengelolaan air BUM Desa “GAN
TING” jika dijalankan akan memperoleh untung/laba,
karena PI = 1,30. Berarti PI > 1.

d. Break Even Point (Titik Impas)


Analisis break even point atau titik impas digunakan
untuk mengetahui hubungan antara beberapa faktor di
dalam kegiatan perusahaan, seperti luas produksi atau
tingkat produksi yang dilaksanakan, biaya yang dike-
luarkan, serta pendapatan yang diterima perusahaan dari
kegiatannya. Pendapatan perusahaan merupakan
penerimaan yang dihasilkan dari kegiatan perusahaan,
sedangkan biaya operasi merupakan pengeluaran un-tuk
kegiatan perusahaan. Biaya operasi ini terbagi atas dua
bagian, yaitu biaya tetap dan biaya variabel (biaya tidak
tetap).
Biaya tetap adalah biaya yang tidak dipengaruhi oleh
naik atau turunnya produksi yang dihasilkan. Contoh:
gaji pengurus/pengelola BUM Desa, biaya rapat, biaya
penyusutan, bunga bank, dan lain-lain.
Biaya variabel atau biaya tidak tetap adalah biaya yang
jumlahnya berubah-ubah sesuai dengan perubahan
tingkat produksi. Contoh: biaya untuk membeli ba-han
baku, biaya bahan bakar mesin produksi, biaya

88 Kelayakan Usaha BUM Desa


pemasaran, biaya tenaga kerja langsung, dan seba-
gainya.
Break Even Point (BEP) merupakan keadaan yang
menunjukkan Total Pendapatan sama dengan Total
Biaya.
Total Pendapatan adalah jumlah unit barang terjual
dikalikan harga satuan barang, sedangkan total biaya
merupakan penjumlahan dari biaya tetap dan biaya
variabel. Rumus BEP adalah sebagai berikut:
BEP = Biaya Tetap : (Harga Jual per Unit – Biaya Varia
bel Rata-Rata)

Contoh 1:
Biaya tetap pengelolaan air BUM Desa “GANTING”
sebesar Rp. 8.170.000,- per tahun atau Rp. 680.833,-per
bulan. Biaya tetap ini untuk membayar ATK dan
gaji/tunjangan pengurus dan pengelola. Biaya varia-
belnya Rp. 0,- karena produksi air tidak menggunakan
mesin (tinggal mengalirkan saja melalui perpipaan) dan
tidak ada biaya tenaga kerja langsung. Jumlah
pelanggannya sebanyak 400 rumahtangga. Berarti Bi-
aya Tetap per pelanggan per bulan = Rp. 680.833,- : 400
= Rp. 1.702. Harga jual per M3 sebesar Rp. 250,-.
Berdasarkan data tersebut BEP dapat dihitung seba-gai
berikut:

Kelayakan Usaha BUM Desa 89


BEP = Biaya Tetap : (Harga Jual per Unit – Biaya
Variabel Rata-Rata)
= 1.702 : (250 – 0) = 6.81

Makna dari hasil perhitungan tersebut adalah, untuk


mencapai BEP atau titik impas maka volume air yang
harus terjual kepada setiap pelanggan rata-rata 6,81 M3
per bulan, dengan catatan jumlah pelanggan tetap
sebanyak 400 rumahtangga.

Contoh 2 :
Untuk memperjelas perhitungan BEP, berikut ini meru-
pakan contoh dengan permisalan seorang produsen
tempe:
Harga jual tempe per unit sebesar Rp 500,-, biaya tetap
sebesar Rp 10.000,-, dan biaya variabel sebe-sar Rp
100,-/unit, maka jumlah yang diproduksi agar mencapai
BEP adalah:

BEP = Biaya Tetap : (Harga Jual per Unit – Biaya Vari-


abel Rata-Rata)
= 10.000/ (500 – 100) = 10.000 / 400
= 25 unit

90 Kelayakan Usaha BUM Desa


Jadi jumlah produksi tempe agar mencapai titik impas
adalah 25 unit pada harga Rp 500,-.
Jika biaya tetap dan biaya variabel tidak berubah, dan
harga jual per unit berubah (naik) maka jumlah unit
produksi untuk mecapai BEP akan menjadi lebih kecil.

Kelayakan Usaha BUM Desa 91


Bagian VI
ASPEK SOSIAL BUDAYA, EKONOMI,
POLITIK, LINGKUNGAN USAHA DAN
LINGKUNGAN HIDUP

A spek sosial budaya, ekonomi, politik, dan lingkungan perlu


dipertimbangkan dalam menilai kelayakan us-aha. Perlu
ditegaskan kembali bahwa tujuan usaha-
usaha yang akan dijalankan oleh BUM Desa tidak semata-
mata untuk mengejar keuntungan materi semata (profit),
tetapi juga bertujuan untuk mendatangkan kemanfaatan
(benefit) bagi seluruh stakeholders desa dan lingkungan
hidup. Oleh karena itu, setiap usaha yang akan dijalankan
oleh BUM Desa harus layak berdasarkan aspek-aspek terse-
but.

Aspek Sosial Budaya Setempat


Rencana usaha yang akan dijalankan BUM Desa harus
mempertimbangkan kondisi sosial budaya setempat. Ren-
cana kegiatan usaha yang bertentangan dengan nilai-nilai

Kelayakan Usaha BUM Desa 93


sosial budaya masyarakat
setempat akan menimbul
kan perlawanan dari ma Hindari jenis kegiatan usaha
syarakat, sehingga rencana yang tidak sesuai dengan nilai
usaha itu sulit dilaksana- sosial budaya setempat, dan
kegiatan usaha yang akan
kan. Perlu pula dipertim- dilaksanakan BUM Desa jangan
bangkan kemungkinan sampai men-imbulkan konflik
dampak yang ditimbulkan dalam kehidu-pan masyarakat.
oleh kegiatan usaha yang
akan dijalankan. Apabila
kegiatan usaha menimbul
kan dampak negatif pada kehidupan warga desa, maka perlu
diupayakan untuk mengatasi dampak negatif terse-but.
Apabila dampak negatif yang akan terjadi berskala be-sar dan
sulit untuk mengatasinya, maka sebaiknya rencana usaha itu
ditunda atau dihentikan sama sekali. Sebaliknya, apabila
rencana usaha itu justru dapat melerai konflik antar warga
desa, maka rencana usaha dapat direalisasikan.
Sebagai contoh, pemanfaatan air bersih di Desa Lab-bo,
Kecamatan Tompobulu, Kabupaten Bantaeng tidak dikelola
dengan baik sehingga menimbulkan konflik antar warga,
karena pembagian air yang tidak merata. Dengan dikelolanya
air oleh BUM Desa “GANTING” membuat kon-flik antar
warga menjadi reda. Dengan demikian kegiatan usaha
pengelolaan air ini layak dijalankan.

94 Kelayakan Usaha BUM Desa


Aspek Perbaikan Ekonomi Desa

Usahakan kegiatan usa-ha


yang akan dijalankan BUM
Desa dapat menye rap
tenaga kerja lokal dan
menggairahkan kehi dupan
ekonomi desa.

Salah satu tujuan utama


mendirikan unit usaha BUM Desa
adalah untuk memperbaiki atau
meningkatkan perekonomian desa.
Untuk itu, perlu dihindari
pemilihan jenis usaha BUM Desa
yang sekiranya justru akan menu
runkan pendapatan masyarakat
setempat. Misalnya, unit usaha
BUM Desa sebaiknya menghindari pemilihan jenis usaha
yang sudah digeluti oleh warga desa.
Sesuai dengan tujuannya, unit usaha BUM Desa yang
akan dijalankan hendaknya berupa kegiatan usaha yang dapat
menyerap tenaga kerja setempat. Akan lebih baik lagi apabila
kegiatan usaha BUM Desa tersebut dapat melahirkan
kegiatan ekonomi baru bagi warga setempat. Dengan
demikian, kehadiran unit usaha BUM Desa da-pat
memperluas kesempatan kerja baru bagi warga desa. Dampak
lanjutan dari semakin luasnya kesempatan kerja tersebut,
pada gilirannya akan meningkatkan pendapatan warga desa
sehingga terjadi perbaikan tingkat kesejahtera an warga desa.
Selain dampak positif dari unit usaha BUM Desa ter-
hadap kehidupan ekonomi warga desa, rencana usaha

Kelayakan Usaha BUM Desa 95


tersebut juga perlu memperhitungkan keuntungan finan-sial
bagi peningkatan Pendapatan Asli Desa (PADes). Ke-hadiran
unit usaha BUM Desa diharapkan mampu me ningkatkan
PADes. Dengan meningkatnya PADes berarti kemampuan
keuangan Pemerintah Desa menjadi semakin kuat.
Peningkatan PADes tersebut lebih lanjut diharapkan dapat
memperkuat kemampuan pembiayaan pembangun an desa
dan peningkatan pelayanan kepada masyarakat.

Aspek Politik
Aspek politik merupa-
kan hal penting yang harus
dipertimbangkan dalam Usahakan unit kegiatan usaha
merencanakan suatu ke BUM Desa mendapatkan du
giatan usaha, karena aspek kungan politik dari berbagai
pemangku kepentingan desa
politik dapat mendukung (Kepala Desa, BPD, Tokoh Ma
atau sebaliknya mengga syarakat, Lembaga-lembaga
galkan kegiatan usaha yang Kemasyarakatan, Pemerintah
Kabupaten, dll)
akan dijalankan. Dari aspek
politik yang perlu di
pertimbangkan antara lain:
apakah warga desa memberi dukungan ataukah menolak
adanya rencana membuka suatu kegiatan usaha BUM Desa?
Apabila masyarakat memberi dukungan atas renca-na
tersebut, maka kegiatan usaha yang direncanakan dapat

96 Kelayakan Usaha BUM Desa


dilanjutkan. Sebaliknya, jika masyarakat tidak mendukung
atau bahkan menolak, sebaiknya rencana kegiatan usaha
ditunda sambil melakukan pendekatan kepada masyarakat
agar bersedia mendukung. Akan tetapi, jika masyarakat tetap
menolak kehadiran kegiatan usaha yang direncana-kan, maka
sebaiknya rencana itu dihentikan. Demikian pula sikap
pemerintah desa (Kepala Desa) dan BPD perlu juga
diperhitungkan. Apabila pemerintah desa dan/atau BPD tidak
berkomitmen terhadap rencana kegiatan usaha, sebaiknya
rencana itu ditunda terlebih dahulu. Demikian juga komitmen
Pemerintah Kabupaten sangat penting un-tuk diperhatikan.
Adakah kebijakan Pemerintah Kabupaten yang mendukung
rencana kegiatan usaha? Jika ada, maka ini merupakan hal
baik untuk melanjutkan rencana keg-iatan usaha. Berikutnya
yang perlu dipertimbangkan ada-lah seberapa amankah
kegiatan usaha yang direncanakan dari pengaruh politik
paska pilkades atau pilkada. Apabila kegiatan usaha yang
direncanakan itu diyakini tidak begitu terpengaruh terhadap
dinamika politik lokal yang bersifat mengganggu, maka
kegiatan usaha yang direncanakan dapat
dilanjutkan/dilaksanakan.

Aspek Lingkungan Usaha


Lingkungan usaha merupakan sekumpulan kegiatan
usaha yang bergerak dalam jenis usaha ekonomi yang sama.
Pendirian BUM Desa harus memperhatikan ling-

Kelayakan Usaha BUM Desa 97


kungan usaha, terutama
masalah persaingan usa ha
sejenis antarperusaha an 1. Pilihlah jenis kegiatan usaha
(antar BUM Desa) dan yang tidak menyaingi dan
mematikan usaha yang sudah
usaha sejenis yang su dah dijalankan oleh warga masya
diusahakan oleh ma rakat setempat.
syarakat. Salah satu pe ran 2. Perhitungkan secara cermat
BUM Desa adalah kondisi persaingan usaha an
tar BUM Desa dan Perusa
mendorong pertumbuhan
haan lainnya serta kemam
perekonomian masyarakat puan BUM Desa untuk
desa. Oleh karena itu, se menghadapi persaingan.
belum suatu jenis usaha
dijalankan oleh BUM Desa
maka harus dipastikan bahwa usaha tersebut tidak “bersa-
ing” dengan usaha sejenis yang dilakukan oleh masyarakat
setempat. Prinsipnya, BUM Desa tidak boleh mematikan
usaha yang sudah dijalankan oleh masyarakat, tetapi jus-tru
harus mampu mendukung atau mensinergikan berba-gai
usaha yang sudah dijalankan oleh masyarakat. Lalu,
bagaimana jika BUM Desa sudah terlanjur mulai menja
lankan jenis usaha yang juga digeluti oleh masyarakat se-
tempat? Tentu saja usaha yang sudah ada tersebut tidak harus
dimatikan, tetapi harus dikembangkan untuk men-dukung
usaha sejenis yang dikelola masyarakat. Misalnya, BUM
Desa menjalankan usaha perdagangan sembako dan beberapa
warga setempat juga menjalankan usaha yang

98 Kelayakan Usaha BUM Desa


sama, maka sebaiknya BUM Desa berperan sebagai gro-
sirnya dan tidak menjual secara eceran.
Analisis lingkungan usaha secara sederhana dapat di-
lakukan dengan menjawab beberapa pertanyaan berikut ini:

 Bagaimana situasi dan kondisi ancaman bagi BUM Desa


sebagai pendatang baru ke dalam bidang usaha yang
akan dijalankan?
 Bagaimana situasi persaingan antarperusahaan dalam
bidang usaha yang akan dijalankan BUM Desa?
 Adakah produk pengganti yang beredar di pasaran se-
hingga menjadi ancaman bagi usaha BUM Desa?.
 Bagaimana kekuatan tawar-menawar dari pembeli
(buyers) dan pemasok (suppliers)?
 Bagaimana kekuatan pengaruh stakeholder lainnya
(pemerintah, serikat pekerja, lingkungan masyarakat,
kreditor, pemasok, asosiasi dagang, kelompok yang
mempunyai kepentingan lain, dan pemilik modal)?

Apabila jawaban dari setiap pertanyaan tersebut meng


arah pada keadaan yang aman bagi usaha yang akan dija
lankan BUM Desa, maka kegiatan usaha yang direncana-kan
dapat dilanjutkan.

Kelayakan Usaha BUM Desa 99


Aspek Lingkungan Hidup

Pilihlah jenis kegiatan


usaha yang ramah ling
kungan, dan diutamakan
yang dapat mendukung
pelestarian lingkungan hi-
dup.

Kualitas lingkungan hidup


merupakan hal penting untuk di-
jaga kelestariannya demi keber-
langsungan hidup manusia. Oleh
karena itu, rencana usaha yang
akan dijalankan harus memper-
hitungkan dampak lingkungan.
Kegiatan usaha BUM Desa jangan
sampai menimbulkan gangguan
atau kerusakan lingkungan hidup. Terutama apabila kegiat an
usahanya itu memproduksi barang yang menimbulkan
limbah, maka harus diperhatikan dengan sungguh-sung-guh
penanganan limbahnya agar tidak mencemari ling-kungan.
Akan lebih baik lagi apabila kegiatan usaha yang akan
dijalankan itu justru dapat memperbaiki atau setidak-tidaknya
menjaga kelestarian lingkungan hidup. Misalnya, usaha yang
akan dijalankan berupa kegiatan usaha kehu-tanan atau
perkebunan dengan memanfaatkan lahan gun-dul. Apabila
kegiatan usaha yang direncanakan tidak ber-dampak negatif
(tidak merusak) pada kualitas lingkungan hidup, maka
kegiatan usaha yang direncanakan itu layak untuk dijalankan.
100 Kelayakan Usaha BUM Desa
Bagian VII
ASPEK HUKUM (YURIDIS)

K ajian aspek hukum untuk menilai kelayakan usaha yang


akan diselenggarakan oleh BUM Desa merupa-kan
langkah penting yang harus dilakukan. Hasil kaji-
an aspek hukum ini sangat diperlukan untuk menghindari
terjadinya protes warga dan penutupan/pembekuan usaha
oleh pemerintah karena pelanggaran hukum positif yang
berlaku.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam kajian aspek
hukum meliputi:

1. Bentuk Usaha dan Perijinannya


Dalam merencanakan suatu kegiatan usaha perlu
memperhatikan bentuk usaha beserta perijinannya. Oleh
karena itu, sebelum rencana usaha itu dilaksa nakan
perlu mempelajari peraturan perundang-undan-gan yang
mengatur tentang bidang usaha yang akan

Kelayakan Usaha BUM Desa 101


dijalankan. Apabila badan
hukum dari unit usaha BUM
Desa yang akan dijalankan itu Sebelum rencana usaha
berbentuk Perseroan Ter-batas dilaksanakan, pastikan
bahwa status hukum dan
(PT), maka pendirian unit prosedur perijinan pen-
usaha itu harus meng ikuti dirian unit usaha dapat
dilakukan secara benar.
prosedur yang diatur dalam
Undang-Undang No-mor 40
Tahun 2007 tentang
Perseroan Terbatas. Apabila bidang usaha yang akan
digeluti itu berupa Lembaga Keuangan Mikro, maka
prosedur pendiriannya harus menyesuaikan dengan
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2013 tentang Lem-
baga Keuangan Mikro dan Undang-Undang Nomor 21
Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan. Apabila
bidang usaha yang akan digeluti itu berupa Lembaga
Keuangan Mikro, maka prosedur pendiriannya harus
menyesuaikan dengan Undang-Undang Nomor 1 Ta-hun
2013 tentang Lembaga Keuangan Mikro dan Un-dang-
Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa
Keuangan. Apabila skala usahanya termasuk Us-aha
Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) perlu meng acu
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha
Mikro, Kecil, dan Menengah.
Apabila ternyata rencana usaha yang akan dijalankan itu
semata-mata merupakan unit usaha BUM Desa,

102 Kelayakan Usaha BUM Desa


maka dapat menggunakan landasan hukum Undang-
Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah, Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005
tentang Desa, Permendagri No. 39 Tahun 2010 ten-tang
Badan Usaha Milik Desa, Peraturan Daerah Kabu-paten/
Kota setempat, dan Peraturan Desa setempat. Bersamaan
dengan terbitnya Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014
tentang Desa, maka landasan hukum bagi pendirian unit
usaha BUM Desa hendaknya me ngacu pada undang-
undang ini beserta peraturan tu-runannya.

Pastikan bahwa unit usa-ha


BUM Desa yang akan
dijalankan merupakan rea-
lisasi dari perencana an
desa yang termuat dalam
RPJMDesa beserta
turunannya.

2. Kesesuaian Usaha BUM Desa dengan Perencanaan


Pembangunan Desa
Rencana mendirikan unit
usaha BUM Desa harus me
rupakan satu kesatuan de
ngan perencanaan desa.
Dengan kata lain, rencana
usaha yang akan dijalankan
BUM Desa harus merupakan
realisasi dari perencanaan
pembangunan desa (RPJM
Desa dan RKP Desa). Artinya, rencana kegiatan usaha
tersebut sudah dimuat dalam RPJM Desa dan RKP Desa.
Jika ternyata rencana usaha tersebut belum ter-

Kelayakan Usaha BUM Desa 103


muat dalam perencanaan pembangunan desa, maka harus
segera dilakukan review RPJM Desa beserta pe
rencanaan turunannya melalui musyawarah desa.
RPJM Desa merupakan bagian tak terpisahkan dari
Peraturan Desa, sehingga RPJM Desa itu merupakan
bagian dari produk hukum desa. Oleh karena itu, unit
usaha BUM Desa yang dibentuk di luar RPJM Desa
dapat dikatakan inkonstitusional (cacat hukum), dan ini
tidak boleh terjadi.

3. Status Kepemilikan Lahan atau Lokasi Usaha


Untuk menjalankan suatu kegiatan usaha pasti memer
lukan lahan sebagai tempat pelaksanaan kegiatan. Sta-

104 Kelayakan Usaha BUM Desa


tus pemilikan lahan sebagai
lokasi usaha merupakan hal
sensitif, baik dipandang dari Pastikan bahwa ada ke-
jelasan tentang status
aspek hukum maupun aspek pemilikan dan atau peng-
sosial. Ketidak-jelasan status gunaan lahan tempat usa-
pemilikan lahan yang diguna ha sehingga bebas dari
sengketa.
kan sebagai lokasi usaha sa
ngat berisiko terjadinya kon-
flik sosial di kemudian hari.
Selain itu, ketidak-jelasan status pemilikan lahan seba
gai lokasi usaha juga akan mempersulit dalam pengu-
rusan perijinan usaha. Oleh karena unit usaha BUM
Desa itu milik Pemerintah Desa, maka lahan yang pa
ling aman untuk digunakan sebagai lokasi usaha ada-lah
lahan milik desa. Kalaupun lahan tempat usaha
menggunakan sebagian atau seluruhnya milik warga
masyarakat, maka harus ada kejelasan status penggu-
naannya dan perlu dibuat perjanjian secara tertulis di
atas meterai. Ini dimaksudkan agar rencana kegiatan
usaha dapat dijalankan dengan lancar dan terbebas dari
konflik/sengketa.
Berdasarkan hasil kajian hukum ini, apabila rencana
usaha yang akan dijalankan berkesesuaian dengan
hukum yang berlaku atau tidak berdampak terhadap
pelanggaran hukum, maka rencana usaha tersebut dapat
dinyatakan layak untuk dijalankan.

Kelayakan Usaha BUM Desa 105


Bagian VIII
PERENCANAAN USAHA

R encana usaha atau Business Plan pada dasarnya me rupakan


uraian tertulis mengenai masa depan usa-ha/bisnis, yang menjelaskan
tentang: apa, dimana, oleh siapa, dan bagaimana kegiatan usaha akan
dijalankan.
Rencana usaha biasanya digunakan oleh wirausahawan yang
sedang mencari calon investor untuk menyampaikan visi dan
misinya kepada calon investor atau pemodal. Menurut Pin-
son (2003), ada tiga tujuan utama menyusun rencana usa ha.
Pertama, sebagai panduan dalam menjalankan usaha.
Rencana usaha adalah cetak biru bisnis yang memberi infor-
masi lebih rinci atas seluruh aspek kegiatan usaha di masa
lalu dan masa sekarang, maupun proyeksi beberapa tahun ke
depan. Ini bagi kegiatan usaha yang sudah berjalan. Bagi
kegiatan yang baru, tentu belum memiliki sejarah, sehingga
informasi yang termuat dalam rencana usaha lebih didasar-
kan proyeksi. Kedua, sebagai dokumentasi pendanaan. Bila
mencari dana, rencana bisnis akan merinci bagaimana dana

Kelayakan Usaha BUM Desa 107


itu dapat memajukan tujuan perusahaan dan meningkatkan
laba. Pemberi pinjaman ingin mengetahui cara mengatur arus
kas dan membayar pinjaman beserta bunganya secara tepat
waktu. Investor ingin tahu apakah investasinya dapat
meningkatkan kekayaan bersih serta memperoleh laba atas
investasinya itu. Ketiga, bila berbisnis secara internasional,
rencana bisnis menjadi alat standar untuk mengevaluasi po-
tensi bisnis di pasar luar negeri. Rencana usaha/bisnis dapat
menunjukkan cara suatu perusahaan dapat bersaing di era
global saat ini.
Rencana usaha perlu dibuat oleh siapapun yang akan
atau bahkan sudah menjalankan suatu kegiatan usaha. Bagi
desa yang hendak menjalankan BUM Desa, terlebih dahulu
perlu membuat rencana usaha agar segala aspek yang
berkenaan dengan kegiatan usaha yang akan dijalan-kan
dapat diperhitungkan dan dipersiapkan sebaik-baik nya.
Demikian pula bagi desa yang sudah menjalankan unit
kegiatan usaha BUM Desa, rencana usaha perlu dibuat dalam
rangka pengembangan kegiatan usahanya.
Rencana usaha pada umumnya berisi gambaran dan
penjelasan mengenai aspek-aspek penting yang sangat
mempengaruhi jalannya kegiatan usaha yang direncana-kan.
Materi pokok yang biasanya dimuat dalam rencana usaha
meliputi:
1. Tujuan usaha,
2. Strategi yang digunakan untuk mencapainya,

108 Kelayakan Usaha BUM Desa


3. Masalah potensial yang kira-kira akan dihadapi dan cara
mengatasinya,
4. Struktur organisasi (termasuk jabatan dan tanggung
jawab), dan
5. Modal yang diperlukan untuk membiayai perusahaan
dan bagaimana mempertahankannya sampai menca-pai
break even point (titik impas).

Daya tarik dari suatu rencana usaha sangat tergan-tung


pada kualitas dari cara menulis dan menyusunnya. Seringkali
kita memiliki ide bisnis yang sangat bagus, na-mun
kedodoran dalam mengungkapkannya dalam bentuk rencana
usaha (business plan). Sebuah rencana bisnis akan baik
apabila mengikuti pedoman yang telah disepa-kati secara
umum dalam dunia bisnis, baik dari segi susun an maupun
isi.
Dalam praktek sehari-hari dokumen rencana usaha dapat
disusun berdasarkan hasil kajian kelayakan usaha untuk
memulai usaha atau mengembangkan usaha yang sudah ada.
Rencana usaha itu bukanlah suatu kajian ke-layakan usaha,
hal ini seringkali disalah-artikan. Kajian ke layakan usaha
lebih bersifat sebagai kegiatan penelitian untuk mengkaji
apakah suatu kegiatan yang direncana-kan itu layak atau
tidak layak untuk dijalankan. Sedangkan rencana usaha
memiliki fungsi perencanaan yang berisi-kan langkah-
langkah yang diperlukan untuk mewujudkan

Kelayakan Usaha BUM Desa 109


suatu ide menjadi kenyataan. Hasil dari kajian kelayakan
usaha akan menjadi dasar bagi rencana usaha yang mulai
dipersiapkan jika sudah diketahui bahwa suatu alternatif itu
layak untuk dilanjutkan. Rencana usaha berisikan “cetak
biru” pelaksanaan usaha.

Ada 3 (tiga) bagian utama dari sebuah rencana usaha, yaitu:


1. Konsep Bisnis, yang menjelaskan secara rinci kegiat an
usaha yang digeluti, struktur usaha, produk dan jasa
yang ditawarkan, dan bagaimana rencana untuk
mensukseskan bisnis.
2. Pasar, yang membahas dan menganalisis calon kon-
sumen: siapa dan dimana mereka berada, apa yang
menyebabkan mereka mau membeli, dan lain-lain.
Dalam bagian ini, perlu juga dijelaskan persaingan yang
akan dihadapi dan bagaimana memenangkan-nya.

3. Finansial, mencakup estimasi atau perkiraan penda-


patan dan arus kas, neraca serta alat analisis keuangan
lainnya, misalnya analisis break even point. Untuk ini
mungkin akan memerlukan bantuan seorang akuntan dan
program software spreadsheet yang bagus.

110 Kelayakan Usaha BUM Desa


Ketiga bagian tersebut dapat dibagi-bagi lebih rinci lagi,
menjadi komponen-komponen kunci yang tersusun menjadi
sistematika perencanaan usaha sebagai berikut:

Halaman Judul

Berisi nama BUM Desa, alamat, dan nomor telephon serta


pengelolanya

Daftar Isi

Berisi nomor halaman dari bagian-bagian penting dalam pe


rencanaan usaha

Ringkasan Eksekutif

Berisi penjelasan singkat dari rencana usaha yang akan di-


jalankan dan dasar yang mendukung usaha tersebut. Perlu di-
ingat bahwa para eksekutif biasanya memiliki kesibukan kerja
yang tinggi, sehingga waktu yang dimiliki untuk membaca do-
kumen perencanaan usaha sangat sempit. Itu sebabnya,
perlu dibuat Ringkasan Eksekutif dengan maksud agar
pejabat atau pengambil keputusan (eksekutif) dapat dengan
cepat mema-hami inti dari perencanaan usaha tanpa harus
membaca urai an yang panjang.

Kelayakan Usaha BUM Desa 111


Pernyataan Visi dan Misi

Visi menggambarkan secara singkat filosofi/nilai dan cita-cita


yang ingin diraih dari usaha yang akan dijalankan. Untuk me
nyatakan Visi hendaknya diawali dengan kata keadaan, misal
nya: Terwujudnya …. , Terbentuknya …., Menjadi …., Menu-
ju….., dan seterusnya. Misi menggambarkan jalan/strategi
yang dikehendaki agar visinya dapat terlaksana. Untuk
menya takan Misi hendaknya diawali dengan kata kerja, W:
Menin-gkatkan…, Mengembangkan…., Menyempurnakan….,
dan se-terusnya.

Gambaran Perusahaan (BUM Desa)

Menjelaskan bentuk usaha (BUM Desa), nama perusahaan


(BUM Desa), organisasi, tujuan perusahaan (BUM Desa),
loka-si usaha, produk yang dihasilkan (barang atau jasa), dan
badan hukum perusahaan.

Perencanaan Produk (Barang dan Jasa)

Menjelaskan tentang keunggulan produk (barang atau jasa)


yang dihasilkan, dan alasan mengapa konsumen mengingin-
kan produk tersebut atau terdapat permintaan di pasar.

112 Kelayakan Usaha BUM Desa


Perencanaan Pemasaran

Menggambarkan siapa yang menjadi konsumen dari produk-


produk yang dihasilkan (pasar yang dibidik), kondisi persaing
an yang dihadapi, strategi yang akan dilakukan (strategi
harga, produk, distribusi, dan promosi).

Perencanaan Manajemen

Menggambarkan struktur organisasi beserta tugas dan fungsi


dari setiap bagian dalam struktur organisasi BUM Desa. Men-
jelaskan kompetensi (penguasaan kemampuan) yang dimiliki
pengelola BUM Desa dan sistem manajemen yang dijalankan.

Perencanaan Pengoperasian

Menjelaskan sistem produksi dan operasi yang digunakan,


fasilitas yang dimiliki, ketersediaan bahan baku atau keterja-
minan pemenuhan bahan baku.

Perencanaan Keuangan

Menggambarkan kebutuhan keuangan dan sumber keuangan


yang mungkin dapat digali, memproyeksikan pendapatan,
bia ya dan laba (analisis waktu kembali modal, titik impas dan
arus kas).

Kelayakan Usaha BUM Desa 113


Lampiran Dokumen Pendukung

Berisi data pengelola BUM Desa, copy akte pendirian Unit


Usaha BUM Desa, copy Peraturan Daerah dan Peraturan Desa
tentang BUM Desa.

Panjang atau pendeknya sebuah rencana usaha sa


ngatlah tergantung pada fungsi dari rencana usaha itu sendiri.
Demikian pula jika rencana usaha dimaksudkan untuk
memperoleh dukungan dana jutaan atau bahkan milyaran
rupiah sebagai modal untuk memulai suatu usaha yang
beresiko, maka diperlukan banyak penjelasan untuk
meyakinkan pihak yang dituju. Namun jika rencana usaha
hanya untuk tujuan internal (untuk mengatur bisnis) maka
penyusunan rencana usaha dalam bentuk singkat sudah cukup
memadai.
Contoh penyusunan rencana usaha yang perlu dila kukan
oleh Badan Usaha Milik Desa (BUM Desa) sebagai mana
Lampiran 2. Contoh tersebut diambil dari praktik pe
nyusunan rancanaan usaha yang dilakukan BUM Desa di

114 Kelayakan Usaha BUM Desa


salah satu desa mitra ACCESS Tahap II, yaitu Unit Usaha
Pengelolaan Air BUM Desa “GANTING” di Desa Labbo,
Ke-camatan Tompobulu, Kabupaten Bantaeng.

Kelayakan Usaha BUM Desa 115


Bagian IX
PENUTUP

P ada dasarnya hal yang paling esensial dari keberadaan Badan


Usaha Milik Desa (BUM Desa) terletak pada unit kegiatan
usaha yang dijalankan. Ini sesuai de
ngan sebutannya sebagai “badan usaha”, sehingga kegiat an
utama dari BUM Desa adalah melakukan kegiatan usa ha
ekonomi atau bisnis untuk memperoleh kemanfaatan
ekonomi maupun kemanfaatan lain yang lebih luas. Apabila
ada kelembagaan BUM Desa tetapi tidak memiliki atau tidak
menjalankan kegiatan usaha ekonomi dapat diandaikan se-
bagai wadah tanpa isi.
Dalam rangka merencanakan suatu unit kegiatan usaha
atau merencanakan pengembangan usaha yang akan
dijalankan BUM Desa, perlu diawali dengan kajian
kelayakan usaha. Menjalankan suatu kegiatan usaha yang
didasarkan coba-coba tanpa perhitungan yang matang sangat
beresiko mengalami kegagalan. Itu sebabnya kajian
kelayakan menjadi penting untuk dilakukan sejak awal.

Kelayakan Usaha BUM Desa 117


Kajian kelayakan usaha merupakan kegiatan untuk menganalisis berbagai aspek yang

terkait dengan kegiatan bisnis. Aspek-aspek yang perlu dikaji meliputi: aspek pe masaran,

aspek teknis dan teknologi, aspek manajemen dan SDM, aspek keuangan, aspek sosial

budaya, ekonomi, politik, lingkungan, dan hukum.

Hasil��������������������������kajianterhadapber-

bagai aspek tersebut akan menunjukkan layak atau tidak layak suatu gagasan/ide dijalankan

sebagai suatu jenis ke giatan usaha tertentu. Pengertian layak dalam kajian ini adalah

kemungkinan dari gagasan usaha/bisnis yang akan dijalankan BUM Desa memberikan

manfaat finansial (pro fit) maupun manfaat sosial (social benefit). Apabila hasil kajian dari

berbagai aspek menunjukkan “layak” maka ide/ gagasan usaha BUM Desa dapat

direalisasikan. Apabila sebaliknya, hasil kajian menunjukkan “tidak layak”, sebaik nya

gagasan usaha ditunda dulu sambil mencari alternatif usaha lain untuk mengkondisikan

aspek-aspek yang tidak layak menjadi layak, atau gagasan usaha itu tidak perlu di-lanjutkan.

Kajian kelayakan usaha perlu dilakukan baik dalam


rangka sedang merencanakan untuk menjalankan kegiat an
usaha yang baru maupun dalam rangka pengembangan usaha
yang sudah ada.
Untuk melakukan kajian kelayakan usaha diperlukan
setidaknya pengetahuan dasar mengenai beberapa disi plin
ilmu, antara lain: manajemen dan organisasi, market-

118 Kelayakan Usaha BUM Desa


ing, akuntansi, dan pengetahuan teknis. Ini semua untuk
menunjang tercapainya ketepatan dalam menilai berbagai
aspek usaha.
Untuk menilai kelayakan aspek keuangan, khususnya
penilaian terhadap investasi, banyak metode yang dapat
digunakan. Untuk kajian kelayakan usaha BUM Desa yang
skala usahanya masih terbatas (kecil), dipandang cukup
untuk menggunakan metode yang sederhana. Dalam hal ini,
menggunakan perhitungan Periode Kembali Modal (Pay
Back Period) dan Titik Impas (Break Even Point) di-rasa
sudah cukup memadai.
Akhirnya, kajian kelayakan sebaik apapun belum cukup
menjamin keberhasilan suatu kegiatan usaha yang akan
dijalankan jika dalam pengelolaan usaha nantinya tidak
didukung komitmen yang kuat dari berbagai stake-holders
desa, terutama integritas diri dan komitmen pe mimpin desa
beserta pengurus dan pengelola BUM Desa.

Kelayakan Usaha BUM Desa 119


DAFTAR PUSTAKA

Dirjen. Pemberdayaan Masyarakat dan Desa. 2010. Pedoman


Fasilitasi Pemberdayaan Usaha Ekonomi Masyarakat
melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). Direk-torat
Jenderal Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Ke-
menterian Dalam Negeri.
Ibrahim, H.M. Yacob. 2009. Studi Kelayakan Bisnis. Jakarta: PT
Rineka Cipta.
Pinson, Linda. 2003. Anatomy of a Business Plan: Panduan
Lengkap Menyusun Proposal dan Rencana Bisnis. Ja-
karta: Canary.
Subagyo, Ahmad. 2007. Studi Kelayakan: Teori dan Aplikasi.
Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
Suherman, Eman. 2011. Praktik Bisnis Berbasis Enterpreneur-
ship: Panduan Memulai dan Mengembangkan Bisnis
dengan Mudah dan Sukses. Bandung: Alfabeta.
Suparyanto, Wachyu. 2005. Mudah Menyusun Studi Kelayakan
Usaha. Bandung: Alfabeta.

Kelayakan Usaha BUM Desa 121


Internet:
http://www.academia.edu/2714019/ANALISIS_USAHA_UKM.
(Diunduh tgl. 4 Agustus 2013)
http://relawandesa.files.wordpress.com/2008/06/1panduan-BUM
Desa.pdf. (Diunduh tgl. 15 Oktober 2013)

Peraturan Perundang-undangan:
Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan
Daerah.
Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa Peraturan
Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 Tentang Desa.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 12 Tahun 2007 Tentang
Pedoman Penyusunan dan Pendayagunaan Data Profil
Desa dan Kelurahan.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 39 Tahun 2010 Tentang
Badan Usaha Milik Desa.

122 Kelayakan Usaha BUM Desa


TENTANG PENULIS

Drs. Hastowiyono, M.S, lahir di Bantul, 21 Maret 1957. Pendidik


an S1 Ilmu Sosiatri Fisipol UGM diselesaikan tahun 1982, dilan-
jutkan menempuh studi S2 dalam bidang Studi Kependudukan di
UGM diselesaikan tahun 1990. Sebelum masuk UGM, penulis
pernah belajar di Akademi Akuntansi YKPN Yogyakarta. Mulai
tahun 1983 hingga sekarang penulis bekerja sebagai Dosen Ne geri
Kopertis Wilayah V DIY dipekerjakan pada STPMD “APMD”
Yogyakarta. Jabatan yang pernah diembannya adalah sebagai
Kepala Unit Pelatihan Komputer, Kepala Pusat Penelitian dan
Pengabdian Kepada Masyarakat (P3M), dan Pembantu Ketua I
Bidang Akademik STPMD “APMD” Yogyakarta. Penulis terlibat
dalam tim advokasi RUU Desa dan kegiatan-kegiatan penguat an
kapasitas desa. Saat ini tengah terlibat sebagai katalisator desa
mandiri di Kabupaten Kutai Timur. Beberapa kegiatan lain yang
pernah dilakukan penulis meliputi seminar-seminar ilmiah,
kontributor penulisan buku, dan penelitian-penelitian tentang
masalah perdesaan.

Kelayakan Usaha BUM Desa 123


Drs. Suharyanto, MM, lahir di Yogyakarta, 6 Mei 1962. Pendi
dikan S-1 Ilmu Sosiatri Fisipol UGM diselesaikan tahun 1987,
dilanjutkan menempuh studi Magister Manajemen SDM di STIE
Mitra Indonesia tahun 1999. Mulai tahun 1989 – sekarang seba gai
Dosen tetap di STPMD “APMD” Yogyakarta. Jabatan yang pernah
diembannya adalah Kepala Bagian Administrasi Akade mik dan
kemahasiswaan, Pembantu Ketua I Bidang Akade-mik, Sekretaris
Program Pascasarjana dan Sekretaris Program Studi Ilmu
Pemerintahan Program Pascasarjana. Pengalaman berorganisasi
sejak 1985 sd sekarang sebagai Ketua Pra Kope-rasi Mitra Usaha
Kelurahan Pringgokusuman Yogyakarta dan se-jak tahun 2001 -
sekarang sebagai Pengurus Koperasi Karyawan (KOPKAR)
“APMD”.

124 Kelayakan Usaha BUM Desa


PROFIL FPPD

Forum Pengembangan Pembaharuan Desa (FPPD) merupakan are-na


untuk menyemai gagasan dan mendorong gerakan pembaharuan desa.
FPPD sebagai forum terbuka, merupakan arena bagi proses pembelajaran
dan pertukaran pengetahuan, pengalaman multipihak, yang
memungkinkan penyebarluasan gagasan pembaharuan desa, konsolidasi
gerakan dan jaringan, serta kelahiran kebijakan yang res ponsif terhadap
desa.

Visi
Menjadi arena belajar pengembangan pembaharuan desa yang terper-caya
untuk mewujudkan masyarakat desa yang otonom dan demokratis

Misi
Meningkatkan keterpaduan gerak antar pihak untuk pembaharuan desa

Nilai-nilai Dasar
Menghormati keputusan bersama
Solidaritas
Tanggung-gugat
Menghargai perbedaan
Strategi
Konsolidasi gerakan pembaharuan desa

Kelayakan Usaha BUM Desa 125


Lampiran 1.

INSTRUMEN BANTU PENILAIAN KELAYAKAN USAHA

Petunjuk Penggunaan

Instrumen penilaian kelayakan usaha yang berbentuk for-


mulir ini dibuat untuk memudahkan Tim Penyusunan Kelayakan
Usaha BUM Desa dalam menilai kelayakan usaha dari setiap aspek
yang dikaji. Ketepatan penilaian kelayakan usaha sangat
tergantung pada kesesuaian antara hasil kajian lapangan (fact
finding) dengan penentuan skor pada setiap unsur yang dikaji. Cara
menggunakan instrumen ini adalah sebagai berikut:
1. Berilah tanda silang ( x ) atau dapat juga dengan tanda cen-
trang ( √ ) pada setiap kolom skor yang sesuai.
2. Skor pada Unsur dari setiap Aspek dijumlahkan dan ditulis
pada kolom TOTAL SKOR. Jumlah Unsur dari setiap As-pek
berbeda-beda, sehingga Total Skor minimal dan mak-
simalnya juga berbeda, yaitu:

No. ASPEK JUMLAH TOTAL SKOR


UNSUR Minimal Maksimal
1. Pasar dan Pemasaran 8 8 40
2. Teknis dan Teknologi 8 8 40
3. Manajemen dan Sumber Daya Manusia 6 6 30

Kelayakan Usaha BUM


Desa 127
No. ASPEK JUMLAH TOTAL SKOR
UNSUR Minimal Maksimal
4. Keuangan 6 6 30
5. Aspek Sosial-Budaya, Ekonomi, Politik, 15 15 75
dan Lingkungan
6. Aspek Hukum (Yuridis) 7 7 35

3. Hitunglah NILAI dari setiap Aspek dengan cara: TOTAL


SKOR dibagi jumlah Unsur. Tulislah hasil perhitungan terse-
but pada kolom NILAI.
4. Buatlah kesimpulan berdasarkan NILAI pada setiap Aspek
tersebut dengan cara memberi tanda silang atau cetrang pada
kolom KESIMPULAN, dengan ketentuan:
NILAI > 3 adalah Layak
NILAI = 3 adalah Netral
NILAI < 3 adalah Tidak Layak

5. Buatlah Kesimpulan Akhir Tingkat Kelayakan Usaha ber-


dasarkan persentase dari Aspek yang layak. Rumus perhi-
tungannya adalah sbb:

TK = AL : A x 100%
TK = Tingkat Kelayakan Usaha
AL = Jumlah Aspek yang Layak
A = Jumlah seluruh Aspek yang dinilai (6 aspek)

128 Kelayakan Usaha BUM Desa


Kriteria Kesimpulan Akhir:

TK lebih dari 80% = “LAYAK”


TK antara 60 % - 80% = “MERAGUKAN” atau
“KURANG LAYAK”
TK kurang dari 60% = “TIDAK LAYAK”

Contoh:
Jumlah Aspek yang dinyatakan Layak (AL) sebanyak 5 as-
pek, maka:
TK = AL : A x 100%
= 5 : 6 x 100% = 83,33%
Kesimpulan: kegiatan usaha yang direncanakan layak un-tuk
dijalankan.

CATATAN:
1. Penentuan skor harus didasarkan pada data dan infor-
masi yang diperoleh dari kajian lapangan, laporan/in-
formasi dari warga desa, kajian data sekunder (misal:
data profil desa), dan sebagainya.
2. Penentuan skor harus dilakukan dalam forum rapat atau
musyawarah Tim Penyusunan Kelayakan Usaha BUM
Desa. Ini dimaksudkan agar penentuan skor da-pat
dilakukan seobyektif mungkin.
3. Meskipun kegiatan usaha dinyatakan layak tetapi Ting-
kat Kelayakan Usaha tidak mencapai 100%, maka ada
unsur-unsur yang bermasalah dan perlu dilakukan upaya
perbaikan.

Kelayakan Usaha BUM Desa 129


FORMULIR PENILAIAN KELAYAKAN USAHA

JENIS USAHA :
NAMA BUM Desa :
NAMA DESA :
STATUS USAHA : £ BARU £ SUDAH BERJALAN

I. ASPEK PASAR DAN PEMASARAN


NO. UNSUR YANG DINILAI SKOR *)
1 2 3 4 5
1. Masyarakat/konsumen sangat membutuhkan dan
menginginkan produk yang akan dihasilkan dan
akan terus membutuhkan dalam jangka waktu
yang lama
2. Konsumen mempunyai kemampuan membeli
(daya beli) dan bersedia membeli produk yang
ditawarkan
3. Jumlah konsumen banyak
4. Permintaan konsumen terhadap produk yang
ditawarkan cenderung akan meningkat di
kemudian hari
5. Produk (berupa barang atau jasa) sesuai de
ngan kebutuhan konsumen
6. Harga yang ditawarkan dapat diterima oleh
konsumen
7. Barang dan/atau jasa yang ditawarkan mudah
didapatkan oleh konsumen
8 Konsumen mudah mendapatkan informasi
tentang barang/jasa yang ditawarkan

130 Kelayakan Usaha BUM Desa


T O TALS K O R
N I LAI
( Total Skor dibagi Jumlah Unsur )
KESIMPULAN: £TIDAK LAYAK
Nilai > 3 (Layak)
£MERAGUKAN
Nilai = 3 (Meragukan)
£LAYAK
Nilai < 3 (Tidak Layak)
*) Kriteria Skor:
1 = Sangat Tidak Setuju 2 = Tidak Setuju 3 = Netral 4 = Setuju
5 = Sangat Setuju

II. ASPEK TEKNIS DAN TEKNOLOGI


(ASPEK PRODUKSI)

NO. UNSUR YANG DINILAI SKOR *)


1 2 3 4 5
1. Produk yang dihasilkan merupakan produk yang
sesuai dengan kebutuhan dan keinginan kon-
sumen
2. Produk (barang dan jasa) yang dihasilkan meru-
pakan produk berkualitas.
3. Memiliki teknologi yang tepat sehingga dapat
dioperasikan untuk menghasilkan produk (barang
atau jasa).
4. Kapasitas produksi dari usaha BUM Desa dapat
disesuaikan agar mampu memenuhi kebutuhan
konsumen
5. Pemilihan lokasi usaha BUM Desa sudah tepat
6. Tata letak fasilitas usaha BUM Desa sudah tepat
7. Rencana produksi dari usaha BUM Desa dapat
dikelola dengan baik

Kelayakan Usaha BUM Desa 131


8. Persediaan bahan baku dari usaha BUM Desa
dapat diperhitungkan dan dapat dikendalikan
dengan baik
T O TALS K O R

N I LAI
( Total Skor dibagi Jumlah Unsur )
KESIMPULAN: £TIDAK LAYAK
Nilai > 3 (Layak)
Nilai = 3 (Meragukan) £MERAGUKAN
Nilai < 3 (Tidak Layak) £LAYAK

*) Kriteria Skor:
1 = Sangat Tidak Setuju 2 = Tidak Setuju 3 = Netral 4 = Setuju5 = Sa ngat
Setuju

III. ASPEK MANAJEMEN DAN SUMBER DAYA MANUSIA


NO. UNSUR YANG DINILAI SKOR *)
1 2 3 4 5
1. Pengembangan usaha BUM Desa dapat direnca
nakan dengan baik
2. Usaha yang akan dikelola oleh BUM Desa memiliki
asas dan struktur organisasi yang efektif dan efisien

3. Usaha yang akan dikelola oleh BUM Desa akan


dipimpin oleh pemimpin yang memiliki jiwa
kepemimpinan dan staf/karyawan yang memiliki
dedikasi (kesetiaan) kepada organisasi
4. Fungsi-fungsi pengendalian dan pengawasan
terhadap usaha yang akan dikelola oleh BUM Desa
berjalan dengan baik

132 Kelayakan Usaha BUM Desa


5. Usaha yang akan dikelola BUM Desa didukung oleh
orang-orang yang terampil dan berkompeten untuk
mengelola kegiatan usaha
6. Seluruh personil pengelola BUM Desa (Pengurus,
Badan Pengawas, Seksi-seksi, dan staf) dapat
bekerjasama dan kompak dalam bekerja

T O TALS K O R

N I LAI
( Total Skor dibagi Jumlah Unsur )
KESIMPULAN: £TIDAK LAYAK
Nilai > 3 (Layak)
£MERAGUKAN
Nilai = 3 (Meragukan)
£LAYAK
Nilai < 3 (Tidak Layak)
*) Kriteria Skor:
1 = Sangat Tidak Setuju 2 = Tidak Setuju 3 = Netral 4 = Setuju
5 = Sangat Setuju

IV. ASPEK KEUANGAN


NO. UNSUR YANG DINILAI SKOR *)
1 2 3 4 5
1. Jumlah dana yang dibutuhkan untuk investasi awal
dan modal kerja dalam usaha ini dapat dihitung
dengan mudah
2. Jumlah dana yang dibutuhkan untuk investasi awal
dan modal kerja dalam usaha ini tidak terlalu besar
3. Sumber dana untuk menjalankan usaha telah terse-dia
dan dapat diperoleh
4. Usaha ini diperkirakan akan menghasilkan keun
tungan yang memadai karena penerimaan lebih
besar daripada pengeluaran

Kelayakan Usaha BUM Desa 133


5. Usaha ini mempunyai cukup uang untuk memba-yar
tagihan atau membiayai kegiatan usaha, karena uang
yang diperoleh lebih banyak dibandingkan dengan
uang yang dikeluarkan.
6. Modal yang dikeluarkan untuk usaha ini akan
kembali dalam waktu yang sudah ditentukan (balik
modal)
T O TALS K O R
N I LAI
( Total Skor dibagi Jumlah Unsur)
KESIMPULAN: £ TIDAK LAYAK
Nilai > 3 (Layak)
£ MERAGUKAN
Nilai = 3 (Meragukan)
£ LAYAK
Nilai < 3 (Tidak Layak)
KETERANGAN:
*) Kriteria Skor:
1 = Sangat Tidak Setuju 2 = Tidak Setuju 3 = Netral 4 = Setuju
5 = Sangat Setuju

Untuk meyakinkan atau membuktikan bahwa kegiatan


usaha BUM Desa memiliki kelayakan dari aspek keuangan,
maka terlebih dahulu perlu dilakukan:

1. Menghitung jumlah dana yang dibutuhkan untuk inves


tasi awal (tanah, bangunan, peralatan, dll.)
2. Menghitung jumlah dana yang dibutuhkan untuk modal
kerja usaha (membeli bahan baku, membayar upah/tenaga,
membayar tagihan listrik, dll)

134 Kelayakan Usaha BUM Desa


3. Mengidentifikasi dari mana sumber dana untuk inves tasi
awal dan modal kerja (pemerintah desa, tabungan
masyarakat, bantuan pemerintah (kabupaten/provinsi),
pinjaman, dan/atau penyertaan modal pihak lain atau kerja
sama bagi hasil)
4. Memperkirakan pos-pos penerimaan usaha dan penge-
luaran usaha yang akan digunakan dalam menghitung
laporan rugi laba usaha.
5. Memperkirakan pos-pos penerimaan kas dan pengeluar an
kas yang akan digunakan dalam menghitung aliran kas
usaha.
6. Memperkirakan harta, hutang, dan modal usaha untuk
menyusun laporan neraca
7. Memperkirakan berapa tahun modal akan kembali

V. ASPEK SOSIAL, BUDAYA, EKONOMI, POLITIK,


LINGKUNGAN USAHA Dan LINGKUNGAN HIDUP

NO UNSUR YANG DINILAI SKOR *)


1 2 3 4 5
A. Aspek Sosial, Budaya, Ekonomi, dan Politik:
1. Banyak warga desa yang akan menerima manfaat
dari kegiatan usaha ini
2. Usaha ini tidak terpengaruh oleh gejolak sosial dan
politik

Kelayakan Usaha BUM Desa 135


NO UNSUR YANG DINILAI SKOR *)
1 2 3 4 5
3. Kegiatan usaha ini mendapat dukungan dari
Pemerintah Desa (kepala desa) dan/atau Pemerin-tah
Kabupaten (Bupati)
4. Usaha ini tidak memiliki dampak negatif bagi ke-
hidupan sosial budaya masyarakat
5. Kemungkinan kegiatan usaha ini akan diambil alih
oleh pemerintah supra desa (pemerintah di atas desa)
sangat kecil.
6. Potensi konflik sosial dari usaha ini rendah, atau
adanya kegiatan usaha ini dapat melerai konflik
masyarakat
B. Kelayakan Usaha dari Aspek Lingkungan Usaha:
7. Tidak ada pelaku bisnis baru yang masuk ke desa
dan mengancam keberlangsungan usaha BUM Desa
ini?
8. Tidak ada persaingan yang ketat dalam usaha yang
akan dijalankan
9. Tidak ada ancaman dari produk pengganti bagi
usaha BUM Desa?
10. Kekuatan tawar-menawar dari pembeli rendah

11. Kekuatan tawar-menawar dari pemasok (suppliers)


rendah
12. Pengaruh kepentingan kelompok lain (pemilik
modal, pelaku usaha lain, dll) di masyarakat terha-
dap usaha ini rendah
C. Kelayakan Usaha dari Aspek Lingkungan Hidup
13. Usaha yang akan dijalankan tidak merusak ling
kungan hidup
14. Limbah dari usaha ini dapat dikelola dengan baik

136 Kelayakan Usaha BUM Desa


NO UNSUR YANG DINILAI SKOR *)
1 2 3 4 5
15. Usaha ini akan meningkatkan kualitas lingkungan
hidup
T O TALS K O R
N I LAI
( Total Skor dibagi Jumlah Unsur )
KESIMPULAN: £ TIDAK LAYAK
Nilai > 3 (Layak)
£ MERAGUKAN
Nilai = 3 (Meragukan)
£ LAYAK
Nilai < 3 (Tidak Layak)
*) Kriteria Skor:
1 = Sangat Tidak Setuju 2 = Tidak Setuju 3 = Netral 4 = Setuju
5 = Sangat Setuju

VI. ASPEK HUKUM (YURIDIS)


NO. UNSUR YANG DINILAI SKOR *)
1 2 3 4 5
1. Rencana usaha yang akan dijalankan oleh BUM
Desa ini sejalan dengan rencana pembangunan
ekonomi desa (RPJMDes)
2. Pengurus dan Pengelola usaha berasal dari dalam
desa
3. Bentuk badan hukum dari kegiatan usaha mudah
diurus
4. Mudah mendapatkan perijinan atas jenis usaha
yang akan dijalankan karena tidak bertentangan
dengan peraturan yang ada?
5. Tanah yang digunakan sebagai tempat usaha
merupakan tanah milik desa

Kelayakan Usaha BUM Desa 137


6. Status lahan untuk lokasi usaha bebas dari seng-
keta
7. Lokasi usaha sesuai dengan rencana tata ruang/
wilayah
T O TALS K O R
N I LAI
( Total Skor dibagi Jumlah Unsur)
KESIMPULAN: £TIDAK LAYAK
Nilai > 3 (Layak)
£MERAGUKAN
Nilai = 3 (Meragukan)
£LAYAK
Nilai < 3 (Tidak Layak)
*) Kriteria Skor:
1 = Sangat Tidak Setuju 2 = Tidak Setuju 3 = Netral 4 = Setuju
5 = Sangat Setuju

VII. KESIMPULAN AKHIR


Jumlah Aspek yang LAYAK (AL)
JUMLAH ASPEK YANG DINILAI (A) 6
TINGKAT KELAYAKAN (TK) = AL : A x 100% %

KESIMPULAN:
TK > 80% (Layak) £ TIDAK LAYAK
TK 60 % - 80% (Meragukan) £ MERAGUKAN
TK <60% (Tidak Layak) £ LAYAK

138 Kelayakan Usaha BUM Desa


Lampiran 2.

Contoh Perencanaan Usaha (Business Plan)

DAFTAR ISI

Kelayakan Usaha BUM Desa 139


SAMPUL
DAFTAR ISI
RINGKASAN EKSEKUTIF

A. GAMBARAN UMUM DESA LABBO


B. GAMBARAN Tentang BUM Desa “GANTING”
1. Visi dan Misi.
2. Tujuan
3. Badan Hukum
4. Organisasi
5. Unit Usaha
6. Sumber Keuangan
7. Peluang Pengembangan Usaha

C. UNIT USAHA PENGELOLAAN AIR MINUM


1. Latar Belakang Pemilihan Usaha
2. Perencanaan Produk
3. Perencanaan Pemasaran
4. Perencanaan Manajemen
5. Perencanaan Pengoperasian
6. Perencanaan Keuangan
7. Perencanaan Jadwal Pelaksanaan

LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1. Dokumentasi Kelembagaan BUM Desa
Lampiran 2. Foto copy Akte Notaris

140 Kelayakan Usaha BUM Desa


Lampiran 3. Foto copy Peraturan Desa
Lampiran 4. Foto copy SK Kepengurusan
Lampiran 5. Berita Acara Musyawarah Desa

RINGKASAN EKSEKUTIF
Badan Usaha Milik Desa “GANTING” atau yang sering di
singkat BUM Desa “GANTING” merupakan lembaga usaha eko
nomi desa milik Pemerintah Desa Labbo Kecamatan Tompobulu
Kabaupaten Bantaeng. BUM Desa “GANTING” didirikan pada
tanggal 31 Desember 2008 melalui forum musyawarah desa yang
dihadiri perwakilan warga masyarakat, Pemerintah Desa, Badan
Permusyawaratan Desa dan lembaga kemasyarakatan lainnya.
BUM Desa “GANTING” telah memiliki struktur organisasi
kepengurusan yang lengkap dan cukup sederhana (ramping), yaitu
terdiri atas Komisaris, Direktur, Sekretaris, dan Bendahara.
Komisaris dijabat oleh Kepala Desa, Direktur dijabat oleh Sa-
haruddin, S.Ag, Sekretaris dijabat oleh Jamaluddin, S.Pd, dan
Bendahara dijabat oleh Darmiati, Sp. Komisaris beserta seluruh
pengurus lainnya dapat saling bekerjasama sehingga kegiatan
usaha BUM Desa yang sudah ada dapat berjalan dengan baik.
Salah satu unit usaha yang akan dikembangkan BUM Desa
“GANTING” adalah kegiatan usaha pengelolaan air bersih de ngan
pemasangan sambungan pipa dan meteran air. Muncul nya ide
untuk menjalankan kegiatan usaha tersebut dilatar bela-kangi oleh
keadaan warga desa yang mengalami kesulitan untuk memperoleh
air bersih. Ini disebabkan letak sumber air bersih yang cukup jauh.

Kelayakan Usaha BUM Desa 141


Kegiatan usaha pengelolaan air bersih ini memiliki pros-pek
yang sangat bagus, baik ditinjau dari segi sosial maupun dari segi
bisnis. Dari segi sosial, dengan adanya kegiatan usaha tersebut
akan sangat membantu warga desa dalam memenuhi kebutuhan air
bersih, sehingga akan mendukung peningkatan kesehatan
masyarakat. Dari segi bisnis, kegiatan usaha pengelo-laan air
bersih sangat diminati oleh warga desa, sehingga untuk pemasaran
produk sangat mudah karena pasarnya selalu terse-dia. Terlebih di
Desa Labbo tidak ada pihak-pihak yang membu ka usaha sejenis,
sehingga tidak ada pesaingnya.
Pada tahap awal usaha, target pasarnya adalah 400 rumah
tangga yang ada di Desa Labbo. Jumlah pelanggan diyakini akan
bertambah semakin banyak di masa yang akan datang. Harga
langganan telah diperhitungkan dan dimusyawarahkan bersama
warga desa, yaitu sebesar Rp. 250/m 3 ditambah infak setiap
pelanggan Rp. 500/bln. Harga tersebut dirasakan ringan bagi warga
dan BUM Desa tidak rugi.
Untuk merealisasikan rencana kegiatan tersebut tentu me-
merlukan dana sebagai biaya investasi maupun modal kerja pada
tahap awal usaha. Berdasarkan perhitungan yang cermat,
kebutuhan dana untuk biaya investasi sebesar Rp. 74,950,000,-dan
modal kerja sebesar Rp. 8,170,000,- sehingga total biaya yang
diperlukan Rp. 83, 120,000,-. Biaya investasi digunakan untuk
pengadaan sarana pipa air, meteran air, bahan-bahan, biaya
transportasi dan biaya pemasangan. Biaya modal kerja digunakan
untuk insentif pengurus/pengelola selama 12 bulan terhitung sejak
kegiatan usaha dapat dioperasionalkan. Total

142 Kelayakan Usaha BUM Desa


modal awal tersebut diharapkan diperoleh dari Pemerintah Ka-
bupaten Bantaeng.
Berdasarkan hasil kajian kelayakan, perhitungan Payback
Period (waktu kembali modal) adalah 3 tahun lebih 1 bulan. Ini
menggambarkan waktu yang diperlukan untuk kembali modal
termasuk pendek, sehingga kegiatan usaha ini dari segi bisnis tetap
menguntungkan. Ini dipertegas lagi dengan perkiraan Laba-Rugi
yang menunjukkan kegiatan usaha pengelolaan air bersih akan
memperoleh Laba Bersih Rp. 16,933,333,-/th. Hasil perhitungan
Net Present Value (NPV) dari arus kas bersih menunjukkan positif,
yaitu NPV = Rp. 24,397,784,-. Profitabi lity index (PI) juga
menunjukkan positif, yaitu PI=1,33. Dengan demikian,
berdasarkan parameter-parameter akuntansi yang di-gunakan
semuanya mengarahkan pada kesimpulan bahwa keg-iatan usaha
tersebut layak dan menguntungkan.
Keuntungan yang diperoleh dari usaha pengelolaan air ber-sih
sebagian akan digunakan untuk pengembangan usaha, dan
sebagian sisanya disetorkan ke Pemerintah Desa sebagai tam-
bahan Pendapatan Asli Desa.
Ketersediaan sumber daya manusia untuk mengelola usa ha,
baik secara kualitas maupun kuantitas sangat memadai, dan
kebutuhan SDM dapat dicukupi dari Desa Labbo sendiri se hingga
menguntungkan dari berbagai segi. Ketersediaan SDM tersebut
menjadikan kegiatan usaha pengelolaan air bersih da-pat
dijalankan dengan baik.
Kegiatan usaha pengelolaan air bersih yang bersumber dari
sungai dan mata air hutan pegunungan sangat mendukung pe

Kelayakan Usaha BUM Desa 143


lestarian lingkungan hidup. Kegiatan usaha tersebut selain tidak
menghasilkan limbah yang merugikan lingkungan, juga dapat
memotivasi warga desa untuk mempertahankan keberadaan hutan.
Dengan demikian kegiatan usaha ini berdampak positif bagi
kelestarian lingkungan hidup.
Dari segi yuridis, BUM Desa “GANTING” telah memiliki le-
galitas, karena sudah ditetapkan dengan Peraturan Desa. De ngan
demikian, secara yuridis tidak ada kendala untuk segera beroperasi.

A. GAMBARAN UMUM DESA LABBO


1. Kondisi Geografis
a. Letak Desa
Desa Labbo adalah salah satu desa yang terletak di
Kecamatan Tompobulu yang berada di bagian utara
Kabupaten Bantaeng. Jarak tempuh wilayah Desa Labbo
dari Ibukota Kabupaten Bantaeng 23 km. Desa ini
memiliki luas wilayah 9.8 km2, dengan potensi la-han
yang produktif.
Adapun batas-batas desa sebagai berikut :

Sebelah Utara : Asayya Kelurahan Ereng-ereng dan


Kab. Bulukumba
Sebelah Timur : Desa Pattaneteang dan Kab. Bulu-
kumba

144 Kelayakan Usaha BUM Desa


Sebelah Selatan : Desa Balumbung dan
Kelurahan Ereng-Ereng
Sebelah Barat : Kelurahan Ereng-Ereng dan Kab.Bu-
lukumba

b. Topografi Desa
Desa Labbo memiliki kondisi daerah yang berbukit-
bukit, berada di atas gunung dengan ketinggian anta-ra
750 m sampai 1000 m di atas permukaan laut. Kondisi
tanah cukup subur untuk ditanami berbagai jenis
tanaman, baik tanaman jangka pendek maupun tanaman
jangka panjang. Tanaman jangka panjang adalah kopi,
cengkeh serta kakao, sedangkan tanam an jangka pendek
adalah sayur-sayuran.
Daerah pegunungan di Desa Labbo terdapat hutan yang
terpelihara dengan baik. Oleh karena itu mata air dan
sungai hingga saat dapat menyediakan air un-tuk
kebutuhan warga desa. Namun demikian, karena jauhnya
lokasi sumber air tersebut sehingga warga desa banyak
yang mengalami kendala untuk memper olehnya.

2. Kondisi Demografis
a. Jumlah Penduduk
Desa Labbo memiliki jumlah penduduk 883 KK (741
KK laki-laki dan 142 KK perempuan) yang terdiri atas
1.529 jiwa laki-laki dan 1.644 jiwa perempuan se

Kelayakan Usaha BUM Desa 145


hingga jumlah penduduk secara keseluruhan seban-yak
3.173 jiwa.

b. Sumber Mata Pencaharian Pokok


Sumber mata pencaharian masyarakat di Desa Lab-bo
meliputi: Petani, Pengusaha/Pedagang, PNS, Tu-kang
Kayu, Tukang Batu, Perbengkelan, Tukang Ojek,
Kerajinan Tangan, Buruh Tani, Buruh Bangunan, dan
beberapa warga merantau keluar daerah untuk men-cari
nafkah.

3. Administrasi Desa
Pusat pemerintahan Desa Labbo terletak di Dusun Labbo dan
untuk menuju Kantor Desa dapat dijangkau dengan kendaraan
umum atau jalan kaki, karena berada di jalan poros yang
terhubung langsung dengan pusat kota Kabu-paten Bantaeng
dan telah di-hotmix.
Secara administratif Desa Labbo terbagi atas 4 dusun yaitu:
1) Dusun Pattiro membawahi 2 RW dan 4 RT
2) Dusun Ganting membawahi 2 RW dan 4 RT
3) Dusun Panjang selatan membawahi 2 RW dan 4 RT
4) Dusun Bawa membawahi 2 RW dan 4 RT
5) Dusun Labbo Membawahi 2 RW dan 4 RT
6) Dusun panjang Utara membawahi 2 RW dan 4 RT

Setiap Dusun dipimpin oleh seorang Kepala Dusun dibantu


oleh Ketua RW dan Ketua RT.

146 Kelayakan Usaha BUM Desa


Kepala Desa pada dasarnya bertanggung jawab kepada
masyarakat desa, dan prosedur pertanggungjawaban di
sampaikan ke Bupati melalui Camat, kemudian dari pada itu
Kepala Desa bersama dengan BPD setiap tahun wajib
memberikan keterangan laporan pertanggungjawaban ke-pada
masyarakatnya.

B. GAMBARAN Tentang BUM Desa “GANTING”


Badan Usaha Milik Desa (BUM Desa) GANTING Desa Lab-
bo Kec. Tompobulu di bentuk melalui Musyawarah Desa pada
Tanggal 31 Desember 2008.
1. Visi dan Misi
a. Visi BUM Desa:
“Terwujudnya Kemandirian masyarakat menuju ma
syarakat yang sejahtera berlandaskan Iman dan Takwa
Kepada Allah SWT”

b. Misi BUM Desa:


1. Mendorong berkembangnya usaha-usaha untuk
meningkatkan pendapatan masyarakat.
2. Menampung berbagai kegiatan usaha ekonomi
yang ditekuni masyarakat.
3. Mendorong dan memfasilitasi proses penguatan
kelembagaan usaha masyarakat.
4. Menciptakan ruang dan peluang terhadap upaya
pemberdayaan masyarakat miskin untuk mening
katan kesejahteraan.

Kelayakan Usaha BUM Desa 147


5. Meningkatkan kemampuan kelembagaan masya
rakat dalam mengelola kegiatan usaha dan per-
tanggungjawaban keuangan.

2. Tujuan BUM Desa:


a. Mendorong berkembangnya kegiatan perekonomian
masyarakat desa.
b. Meningkatkan kreativitas dan peluang usaha ekonomi
produktif (berwirausaha anggota masyarakat desa yang
berpenghasilan rendah).
c. Meningkatkan pendapatan asli desa.
d. Meningkatkan pengolahan potensi desa sesuai de ngan
kebutuhan masyarakat.

3. Badan Hukum
BUM Desa “GANTING” di Desa Labbo belum berbadan hu-
kum, namun legal karena telah ditetapkan dengan Peratur an
Desa Labbo sehingga pendiriannya telah memiliki alas
hukum. Perdes tentang pendirian BUM Desa “GANTING”
tersebut telah dicatatkan di Kantor Notaris Eddy Tungge-leng,
SH dengan akte notaris Nomor 50.

4. Organisasi
Susunan organisasi kepengurusan BUM Desa “GANTING”
Desa Labbo terdiri dari :
a. Komisaris : Kepala Desa Labbo
b. Direktur : Saharuddin,S.Ag
c. Sekretaris : Jamaluddin, S.Pd
d. Bendahara : Darmiati,Sp

148 Kelayakan Usaha BUM Desa


5. Unit Usaha
Unit Usaha BUM Desa “GANTING” meliputi:
a. Unit Usaha Pengelolaan air minum
b. Unit Usaha Simpan Pinjam
c. Unit Usaha Peternakan
d. Unit Usaha Pengelola Hutan Desa

6. Sumber keuangan:
a. Pemerintah Desa Labbo
b. Bantuan APBN, APBD Provinsi, dan APBD Kabupaten
Bantaeng
c. Bantuan dari pihak lain yang tidak mengikat
d. Swadaya masyarakat

7. Gambaran Peluang Pengembangan Usaha


Desa Labbo memiliki potensi ekonomi Desa dari sektor per
kebunan, dengan jenis yang dapat dikembangkan adalah kopi
dan cengkeh, kakao dan markisa. Sektor perdagangan ada-lah
adanya pasar desa. Sektor peternakan, yaitu peternakan sapi,
kuda, dan kambing. Sektor jasa yang dapat dikembang-kan
antara lain: pengelolaan simpan pinjam, pengelolaan air
minum, serta jasa perbengkelan dan pertukangan. Sektor in-
dustri rumah tangga juga potensial untuk dikembangkan.
Sektor-sektor perekonomian tersebut selama ini menjadi mata
pencaharian pokok masyarakat Desa Labbo dan mi-liki
peluang pengembangan yang cukup besar untuk me
ningkatkan kesejahteraan penduduk Desa Labbo.

Kelayakan Usaha BUM Desa 149


C. UNIT USAHA PENGELOLAAN AIR MINUM
Pengelolaan sarana air minum dengan sistem meterisasi yang
dikelola secara profesional akan memberikan pelayanan yang baik
kepada masyarakat dalam hal pemerataan pengguna an air. Di sisi
lain akan memberikan tambahan pendapatan asli desa dalam
bentuk sisa hasil usaha yang wajib di setor ke kas desa setiap
tahun. Usaha pengelolaan air minum di Desa Labbo memiliki
peluang pengembangan yang cukup besar dengan melihat potensi
sumber daya alam yang berupa sungai dan mata air. Sungai dan
mata air yang berasal dari hutan di pegu-nungan yang ada di Desa
Labbo memiliki kualitas yang baik, artinya air tersebut layak/sehat
untuk dikonsumsi.

1. Latar Belakang Pemilihan Usaha


Desa labbo memiliki potensi sumber daya air yang mema-dai
dengan banyaknya mata air dan sungai yang diman-faatkan
masyarakat untuk menjadi air minum sejak dahulu sampai
sekarang. Pemanfaatan sumber air tersebut ada yang dikelola
secara tradisional, dan ada juga yang telah mendapatkan
pendanaan melalui program Care dan PPK/ PNPM Mandiri
perdesaan untuk pengadaan sarana perpi-paan. Pengelolaan
sarana perpipaan tersebut belum dikelo-la secara profesional
sehingga pengelolaannya belum mak-simal dan pemerataan
air tidak maksimal, sehingga kadang menyebabkan
masyarakat kekurangan air minum. Di sisi lain tidak
memberikan kontribusi finansial kepada Desa.

150 Kelayakan Usaha BUM Desa


Berdasar keadaan tersebut, BUM Desa “GANTING” men-
jadikan pengelolaan air minum menjadi salah satu unit usa ha
untuk memaksimalkan pengelolaan air di Desa Labbo.

2. Perencanaan Produk
Produk yang akan dihasilkan oleh Unit Usaha Pengelolaan Air
adalah layanan jasa distribusi air melalui perpipaan yang
tersambung langsung ke rumah-rumah pelanggan. Produk ini
sangat dibutuhkan oleh warga desa (konsumen), karena air
bersih yang menjadi kebutuhan dasar warga letak lokasi
sumbernya jauh dari permukiman. Oleh karena itu, dengan
layanan jasa distribusi air bersih tersebut selain warga desa
terpenuhi kebutuhannya, juga terpenuhi keinginannya un-tuk
memperoleh air dengan mudah.

3. Perencanaan Pemasaran
Pasar yang dibidik adalah warga masyarakat Desa Labbo
yang memanfaatkan sarana perpipaan milik Pemerintah Desa
Labbo. Warga desa yang memanfaatkan sarana air bersih
tersebut cukup besar jumlahnya, yaitu sebanyak 400 KK,
sehingga ini merupakan potensi pasar cukup besar. Model
pemasaran yang dilakukan adalah menyambung pipa untuk
menyalurkan air dari sumbernya ke rumah kon-sumen dengan
pemasangan meteran air. Dengan pema-sangan meteran air,
penggunaan air menjadi terkontrol, dan ini menguntungkan
semua pihak. Bagi konsumen, adanya meteran air dapat
mengatur penggunaan air se efisien mungkin sesuai dengan
kebutuhan dan kemam-

Kelayakan Usaha BUM Desa 151


puannya. Bagi BUM Desa alat tersebut sangat membantu
dalam menentukan harga yang harus dibayar oleh setiap
pelanggan setiap bulannya.

Potensi pasar tersebut juga menjadi semakin kuat karena di


Desa Labbo dan sekitarnya tidak ada pihak yang membuka
usaha sejenis. Dengan demikian, kegiatan usaha pengelo-laan
air tidak ada pesaingnya.

Agar pasar tetap terjaga dengan baik, ada 2 (dua) strategi


yang ditempuh, yaitu:

a. Strategi harga
Strategi penentuan Biaya pengelolaan air yang dibeban-
kan kepada masyarakat disesuaikan kualitas pelayanan
dengan mengedepankan musyawarah untuk mufakat.
b. Strategi distribusi
Strategi distribusi dilaksanakan dengan memaksimal kan
potensi Sumber Daya Manusia pengurus BUM Desa dan
potensi SDM lainnya dari Desa sendiri de ngan prinsip
pelayanan prima.

4. Perencanaan Manajemen
a. Kompetensi yang dimiliki pengelola dapat dimanfaat-
kan secara optimal, karena mereka:
1) Memahami kondisi masyarakat Desa Labbo
2) Memiliki pengetahuan dan pengalaman dalam bi-
dang pengelolaan Air
3) Memiliki pengalaman organisasi

152 Kelayakan Usaha BUM Desa


b. Sistem manajemen yang di jalankan meliputi:
1) Manajemen Pelayanan
Manajemen pelayanan yang dilakukan adalah pe-
layanan yang cepat, tepat, senyum dan sapa.
2) Manajemen Pengelolaan
Pengelolaan dilakukan dengan standar manaje-men
yang profesional yang berbasis kinerja.
3) Manajemen Keuangan
Manajemen Keuangan dikelola dengan standar
akuntansi keuangan yang mengedepankan akun
tabilitas dan transparansi berdasarkan prinsip-
prinsip akutansi.
4) Manajemen Peningkatan Kapasitas SDM
Pengelola Unit Usaha dapat menjalin kerja sama
dengan pihak lain untuk meningkatkan kualitas
pelayanan. Pengelola unit usaha diikutsertakan
dalam pelatihan-pelatihan yang berkaitan dengan
tugas pokoknya.

5. Perencanaan Pengoperasian
Untuk mengoperasikan kegiatan usaha pengelolaan air di
lakukan dengan menggunakan teknologi yang ramah ling
kungan, tanpa menggunakan bahan bakar dan mudah
membangunnya. Teknologi yang dimaksud adalah sistem
grafitasi bumi. Untuk menyalurkan air dari sumbernya
menggunakan fasilitas sarana perpipaan sepanjang 7 Km yang
telah dimiliki BUM Desa “GANTING” Desa Labbo.

Kelayakan Usaha BUM Desa 153


Bahan baku produk yang dijual adalah air bersih yang ber-
sumber dari mata air pegunungan. Mata air ini tak pernah
kering sepanjang masa, sehingga ketersediaan bahan baku
akan tetap terjamin dan biayanya sangat murah.
6. Perencanaan Keuangan
a. Dana yang diperlukan dan sumbernya
Untuk menjalankan kegiatan usaha pengelolaan air
diperlukan dana sebagai modal awal sebesar Rp.
83,120,000,-. Dana ini digunakan sebagai investasi
sebesar Rp. 74,950,000,- dan Rp. 8,170,000,- sisanya
untuk modal kerja. Kebutuhan dana untuk modal usa-ha
ini bersumber dari APBD Kabupaten Bantaeng.
b. Proyeksi pendapatan.
Berdasarkan hasil analisis keuangan dari kajian kela
yakan yang telah dilakukan, pendapatan usaha dapat
diproyeksikan sebagai berikut (lihat Tabel 1):

154 Kelayakan Usaha BUM Desa


Tabel 1
Perkiraan Arus Kas Unit Usaha Pengelolaan Air Minum BUM Desa “GANTING”
di Desa Labbo Kec. Tompobulu Kab. Bantaeng
NO URAIAN TAHUN KE:
1 2 3 4 5
A. ARUS KAS MASUK
1. Penerimaan infak dan biaya pemakaian 32,400,000 32,400,000 32,400,000 32,400,000 32,400,000
air
2. Lain-lain - - - - -
TOTAL ARUS KAS MASUK (A) 32,400,000 32,400,000 32,400,000 32,400,000 32,400,000

B. ARUS KAS KELUAR


1. ATK 250,000 250,000 250,000 250,000 250,000
Kel

2. Insentif Pengelola 7,920,000 7,920,000 7,920,000 7,920,000 7,920,000


3. Bunga bank - - - - -
4. Pajak - - - - -
5. Lain-lain - - - - -
TOTAL ARUS KAS KELUAR (B) 8,170,000 8,170,000 8,170,000 8,170,000 8,170,000

ARUS KAS BERSIH ( A – B ) 24,230,000 24,230,000 24,230,000 24,230,000 24,230,000


Data pada Tabel 1 menunjukkan bahwa, arus kas bersih
adalah positif. Artinya pendapatan yang diperoleh lebih besar
daripada pengeluaran. Dengan kata lain, kegiatan usaha ini
layak untuk dijalankan, karena potensial menda-patkan
keuntungan. Pendapatan yang dapat diterima BUM Desa ke
depan dapat ditingkatkan lagi melalui penambah an
pelanggan.

Proyeksi Laba-Rugi.
Berdasarkan hasil kajian kelayakan yang telah dilakukan,
kegiatan usaha pengelolaan air dalam keadaan laba seperti
yang ditunjukkan data pada Tabel 2 berikut ini.

156 Kelayakan Usaha BUM Desa


Tabel 2
Proyeksi Laba-Rugi Unit Usaha Pengelolaan Air Minum BUM Desa “GANTING”
di Desa Labbo Kec. Tompobulu Kab. Bantaeng
NO URAIAN TAHUN KE
1 2 3 4 5
A. PENJUALAN 32,400,000 32,400,000 32,400,000 32,400,000 32,400,000
B. BIAYA POKOK PRODUKSI
1. Bahan Baku - - - - -
2. Upah Tenaga Kerja - - - - -
3. Biaya Umum Pabrik - - - - -

C. LABA KOTOR ( A – B ) 32,400,000 32,400,000 32,400,000 32,400,000 32,400,000


K
e
a
y

D. BIAYA USAHA
1. ATK 250,000 250,000 250,000 250,000 250,000
2. Gaji/Insentif Pengelola 7,920,000 7,920,000 7,920,000 7,920,000 7,920,000
3. Biaya promosi - - - - -
4. Biaya Penyusutan 7,296,667 7,296,667 7,296,667 7,296,667 7,296,667
BU

5. Lain-lain - - - - -
Des

Total Biaya Usaha 15,466,667 15,466,667 15,466,667 15,466,667 15,466,667


15
7
158
E. LABA USAHA (C – D) 16,933,333 16,933,333 16,933,333 16,933,333 16,933,333
F. BUNGA - - - - -
G. LABA SEBELUM PAJAK (E-F ) 16,933,333 16,933,333 16,933,333 16,933,333 16,933,333
H. PAJAK - - - - -
DesaBUMUsaha

I. LABA BERSIH (G – H ) 16,933,333 16,933,333 16,933,333 16,933,333 16,933,333


Tabel 2 menunjukkan Unit Usaha Pengelolaan Air memper-
oleh laba bersih sebesar Rp. 16,933,333 setiap tahunnya.
Angka ini tentu bukan merupakan laba yang besar, tetapi
sesuai dengan prinsip usaha yang dianut BUM Desa tidak
untuk mengejar laba yang besar, tetapi lebih mengedepan-kan
kemanfaatan bagi warga desa.

d. Waktu kembali modal (Payback Period)


Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan, waktu kem-
bali modal adalah 3 tahun 1 bulan. Ini diperoleh dari perhi-
tungan sebagai berikut:
Investasi Awal sebesar Rp. 74,950,000, dan Arus Kas Ma suk
Bersih sebesar Rp. 24,230,000. Berdasarkan data ini, maka
Payback Period-nya adalah sebagai berikut.
Payback Period = (74,950,000 / 24,230,000) X 1 tahun =
3, 09 tahun atau 3 tahun lebih 1 bulan.
7. Rencana Jadwal Pelaksanaan
Jadwal pembangunan infrastruktur dan pengoperasian ke
giatan usaha pengelolaan air direncanakan mulai Bulan Juli
sampai Nopember 2010.

D. LAMPIRAN DOKUMEN PENDUKUNG


1. Dokumentasi Kelembagaan BUM Desa “GANTING”
2. Foto copy Akte Notaris
3. Foto copy Peraturan Desa
4. Foto copy SK Kepengurusan
5. Berita Acara Musyawarah Desa

Kelayakan Usaha BUM Desa 159


Badan Usaha Milik Desa (BUM Desa) atau yang disebut dengan
nama lain, merupakan lembaga ekonomi alternatif bagi desa dalam
rangka mendayagunakan potensi desa berbasis kebutuhan masya-
rakat. Menjalankan kegiatan usaha BUM Desa bertujuan untuk me-
nyejahterakan masyarakat desa dan meningkatkan PADes. Untuk itu,
kegiatan usaha yang dijalankan harus diupayakan berjalan lancar
dan tidak mengalami kerugian. Kenyataan menunjukkan pendirian
BUM Desa pada umumnya belum dipersiapkan melalui studi
kelayakan maupun perencanaan usaha secara memadai, sehingga
banyak BUM Des yang berdiri tetapi langka kegiatan usaha yang
berjalan secara efektif. Salah satu penyebabnya adalah keter-
batasan pengetahuan dan ketrampilan pelaku BUM Desa untuk
melakukan studi kelayakan usaha.

Buku ini dihadirkan dengan maksud membantu desa dalam melaku-


kan studi kelayakan terhadap kegiatan usaha yang akan dijalankan.
Isi buku ini memaparkan tentang apa itu studi kelayakan dan
rencana usaha, serta mengapa dan bagaimana melaksanakannya.
Jawaban atas pertanyaan itu dibahas dalam buku ini dengan bahasa
yang sederhana supaya mudah dipahami oleh semua kalangan
pembaca. Buku ini dilengkapi contoh praktik studi kelayakan dan
perencanaan usaha yang dilakukan BUM Desa “GANTING” Desa
Labbo Kec. Tompobulu Kab. Bantaeng. Instrumen bantu untuk
menilai kelayakan usaha BUM Desa disertakan pula dalam buku ini,
sehingga semakin memudahkan Anda untuk mempratikannya.

Forum Pengembangan Pembaharuan Desa (FPPD)


Jl. Karangnangka No. 175, Dusun Demangan Desa
Maguwoharjo, Kecamatan Depok, Sleman,
Yogyakarta,
Telp./Fax. 0274-4333665, mbl: 0811 250 3790,
website: //www.forumdesa.org
E-mail: fppd@indosat.net.id

Australian Community Development and Civil Society


Strengthening Scheme (ACCESS) Tahap II
Australian Aid managed by IDSS on behalf of the Australian Government
ISBN 602-14643-3-8

9 786021 464335

Anda mungkin juga menyukai