KPU dan Bawaslu harus dapat lebih kuat dengan tekanan-tekanan yang akan datang
dengan cara berpegang teguh pada peraturan yang ada.
Kemumungkinan besar adanya potensi kerawanan pelanggaran hukum
dan akan lebih baik apabila KPU dan Bawaslu duduk bersama-sama
memahami isi hukum yang ada agar semua mendapatkan pemahaman
yang sama terkait dengan pelanggaran hukum pemilu.
“Pada dasarnya seluruh tahapan memiliki potensi problem hukum yang
tinggi, hanya saja ada satu upaya untuk meminimalisir potensi
pelanggaran hukum tersebut, yaitu pada peraturan yang telah tertera
dalam dasar hukum UU Nomor 7 Tahun 2017 pada pasal 462 dan pasal
469” imbuhnya jelang akhir penyampaian materinya.
Dalam menjalankan fungsi pencegahan maka pemetaan potensi terjadinya pelanggaran pemilu perlu dilakukan sehingga
adanya upaya optimal untuk menekan terjadinya pelanggaran itu sendiri.
potensi terjadinya tindak pidana Pemilu 2024 sesuai thaapan yang dihadapi ke depan.
Disebutkan pada tahapan pemutakhiran data pemilih yakni ada potensi pemalsuan data dan daftar pemilih serta mengalangi
seseorang terdaftar sebagai pemilih.
Kemudian dilanjutkan pada tahapan pendaftaran calon DPD, di tingkat kabupaten/kota jangan sampai terjadi politik uang
untuk syarat dukungan calon DPD. Sementara itu pada tahapan kampanye dan masa tenang, tindakan politik uang juga
menjadi momok yang harus menjadi perhatian tinggi. Ia menekankan perlu adanya sinergi tim Sentra Penegakan Hukum
Terpadu (Gakkumdu) karena dalam penanganan tindak pidana diperlukan kecepatan dan ketepatan.
Sanksi pelanggaran Kampanye:
Pasal 521 :
Setiap pelaksana, peserta, dan/atau tim Kampanye Pemilu yang dengan
sengaja melanggar larangan pelaksanaan Kampanye Pemilu
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 280 Ayat (1) huruf a, huruf b, huruf
c, huruf d, huruf e, huruf f, huruf g, huruf h, huruf i, atau huruf j dipidana
dengan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun dan denda paling
banyak Rp 24.000.000,- (Dua Puluh Empat Juta Rupiah).
Langkah antisipasi terhadap Indikasi Pelanggaran dan
Tindak Pidana Pelanggaran dan Tindak Pidana Pemilu :
1) Kejaksaan Negeri Belitung bersama-sama dengan unsur Gakkumdu Kabupaten Belitung lainnya akan melakukan
pembahasan dan melakukan inventarisir terhadap potensi kerawanan yang dapat timbul saat kampanye, hari
pemungutan suara maupun pada saat penghitungan suara;
2) Kejaksaan Negeri Belitung bersama-sama dengan unsur Gakkumdu Kabupaten Belitung lainnya akan secara aktif
melakukan monitoring dan evaluasi ke Tempat Pemungutan Suara (TPS) yang tersebar di Kabupaten Belitung untuk
memastikan kesiapan sarana dan prasarana saat pemungutan suara;
3) Kejaksaan Negeri Belitung bersama-sama dengan unsur Gakkumdu Kabupaten Belitung lainnya melaksanakan
pengawasan pada Pos Sentra Gakkumdu untuk menerima dan menindaklanjuti laporan dugaan pelanggaran atau Tindak
Pidana Pemilu.
Hal lain yang tak kalah pentingnya adalah kesigapan dan kesiapan insan
Sentra Gakkumdu dan stakeholder terkait. Sikap proaktif dalam
mewujudkan iklim pesta demokrasi, jujur, adil, beradab, modern,
sehingga tidak hanya mampu mendorong peningkatan pendidikan
politik masyarakat, tapi juga dapat mendukung lahirnya pemimpin-
pemimpin mumpuni, kompeten, dan berintegritas,"
1. KERJA IKHLAS
8 AS 5. KERJA INTEGRITAS
6. KERJA LUGAS
7. KERJA TUNTAS
8. KERJA PUAS
Dista Anggara,S.H.,CLSP
KASUBBAGBIN KEJARI BELITUNG
Kejari.Belitung kejaksaannegeribelitung@gmail.com