Anda di halaman 1dari 27

PROGRAM

MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN KLINIK UTAMA CAHAYAYA QALBU


DAFTAR ISI

DAFTAR ISI................................................................................................................... i

BAB I PENDAHULUAN............................................................................................ 1

BAB II LATAR 3
BELAKANG………………………......................................................
BAB III 4

TUJUAN……………………………………………............................................ 6

BAB IV KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN……. 12


………………………
13
BAB V CARA MELAKSANAKAN
KEGIATAN……………………………………….. 15

BAB VI SASARAN………………………………. 15
………………………………………
16
BAB VII JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN….………..
…………………………. 17

a. 18
Keselamatan………………………………………………………………..
19
b.
Keamanan…………………………………………………………………… 20

c. B3 dan 21
Limbahnya………………………………………………………….
22
d. Proteksi
Kebakaran………………………………………………………… 22

e. Peralatan 22
Medis…………………………………………………………….
23
f. Sistem
Utilitas……………………………………………………………….. 24

g. Penanganan Kedaruratan dan Bencana………………………………….

h. Kontruksi dan
Renovasi…………………………………………………….

i.

Pelatihan……………………………………………………………………..

j.

Pengawasan………………………………………………………………..

i
BAB VIII EVALUASI ……………………………………………………….
………………

BAB IX
PELAPORAN……………………………………………………………………

i
BAB I

PENDAHULUAN

Klinik sebagai institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat merupakan tempat kerja
yang memiliki risiko tinggi terhadap keselamatan dan kesehatan sumber daya manusia, pasien,
pendamping pasien, pengunjung, maupun lingkungan klinik. Undang-Undang Nomor 36 Tahun
2009 tentang kesehatan menyatakan bahwa pengelola tempat kerja wajib melakukan segala
bentuk upaya kesehatan melalui upaya pencegahan, peningkatan, pengobatan dan pemulihan
bagi tenaga kerja.

Dalam Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang tenaga kesehatan juga dinyatakan
bahwa tenaga kesehatan dalam menjalankan praktik berhak memperoleh pelindungan atas
keselamatan dan kesehatan kerja dan peraturan menteri kesehatan Republik Indonesia No 66
Tahun 2016 tentang keselamatan dan kesehatan kerja. pengelola klinik harus menjamin
kesehatan dan keselamatan baik terhadap SDM klinik, pasien, pendamping pasien, pengunjung,
maupun lingkungan klinik dari berbagai potensi bahaya di klinik. Oleh karena itu, pengelola
klinik dituntut untuk melaksanakan upaya kesehatan dan keselamatan kerja yang dilaksanakan
secara terintegrasi, menyeluruh, dan berkesinambungan sehingga risiko terjadinya penyakit
akibat kerja, kecelakaan kerja serta penyakit menular dan tidak menular lainnya di klinik dapat
dihindari.

Klinik memiliki kewajiban dalam menjamin kondisi dan fasilitas yang aman, nyaman
dan sehat bagi sumber daya manusia klinik, pasien, pendamping pasien, pengunjung, maupun
lingkungan klinik melalui pengelolaan fasilitas fisik, peralatan, teknologimedis secara efektif dan
efisien.

Manajemen risiko K3Klinik adalah proses yang bertahap dan berkesinambungan untuk
mencegah terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja secara komperehensif di lingkungan
klinik. Manajemen risiko merupakan aktifitas klinik dan administratif yang dilakukan oleh klinik
untuk melakukan identifikasi, evaluasi dan pengurangan risiko keselamatan dan kesehatan kerja.
Hal ini akan tercapai melalui kerja sama antara pengelola K3Klinik yang membantu manajemen
dalam mengembangkan dan mengimplementasikan program keselamatan dan kesehatan Kerja,
dengan kerjasama seluruh pihak yang berada di klinik.

Klinik sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan merupakan bagian dari sumber
daya kesehatan yang sangat diperlukan dalam mendukung penyelenggaraan upaya kesehatan.
Penyelenggaraan pelayanan kesehatan di klinik mempunyai karakteristik dan organisasi yang
sangat kompleks. Berbagai jenis tenaga kesehatan dengan perangkat keilmuannya masing-
masing berinteraksi dan bersinergi satu sama lain. Ilmu pengetahuan dan teknologi
kedokteran yang

1
berkembang sangat pesat yang harus diikuti oleh tenaga kesehatan dalam rangka pemberian
pelayanan yang bermutu, membuat semakin kompleksnya permasalahan dalam klinik. Klinik
harus mampu memberikan pelayanan pasien yang lebih aman. Termasuk di dalamnya asesmen
risiko, identifikasi dan manajemen risiko terhadap pasien, pelaporan dan analisis insiden,
kemampuan untuk belajar dan menindak lanjuti insiden, dan menerapkan solusi untuk
mengurangi serta meminimalisir timbulnya risiko. Dalam upaya meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat maka keberadaan fasilitas pelayanan kesehatan harus mencukupi. Di
samping ketersediaan fasilitas pelayanan kesehatan yang cukup, kualitas lingkungan juga
merupakan hal yang penting dalam pencapaian derajat kesehatan. Klinik sebagai tempat
kerja harus mengupayakan kesehatan dan keselamatan kerja pegawainya. Disisi lain Klinik
harus memenuhi persyaratan lokasi, bangunan,prasarana, sumber daya manusia, kefarmasian
dan peralatan (UU No.44 Tahun 2009 Pasal 7 ayat 1).

2
BAB II
LATAR BELAKANG

Sebagai institusi kesehatan dalam menjalankan fungsi dan tugasnya, Klinik Utama
Cahaya Qalbu wajib memenuhi ketentuan/peraturan perundang- undangan yang berlaku dan
secara operasional dituangkan dalam berbagai kebijakan umum tentang program kegiatan
disetiap unit pelayanan maupun unit terkait. Manajemen Fasilitas dan Keselamatan (MFK)
sebagai salah satu standar yang turut dinilai dalam Akreditasi Klinik mempunyai kontribusi
yang cukup menentukan status akreditasi. Oleh karena itu Standar Manajemen Fasilitas dan
Keselamatan (MFK) harus diupayakan memenuhi syarat-syarat yang ditentukan. Apabila
syarat-syarat tersebut dapat terpenuhi, diharapkan akan menghindarkan klinik dari risiko-risiko
yang tidak diinginkan.

Agar tercipta standar Manajemen Risiko Fasilitas dan Keselamatan yang terpadu dan
berkesinambungan maka perlu disusun suatu Program Manajemen Risiko Fasilitas dan
Keselamatan Klinik Utama Cahaya Qalbu yang dituangkan dalam satu naskah, yang memuat
program manajemen risiko keselamatan dan keamanan, Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)
dan limbahnya, penanggulangan bencana (emergensi), proteksi kebakaran (fire safety),
peralatan medis dan sistem penunjang (utilitas).

3
BAB III
MAKSUD DAN
TUJUAN

Maksud. Adapun maksud dari penyusunan naskah ini adalah sebagai pedoman yang
dapat digunakan dalam proses pengelolaan risiko fasilitas dan keselamatan yang dapat terjadi
pada pasien, keluarga, pengunjung dan staf. Dengan tujuan sebagai berikut:

A. Tujuan Umum
Tujuan umum dari penyusunan Program Manajemen Risiko Fasilitas dan Keselamatan
ini adalah sebagai dasar untuk memberikan pedoman kepada anggota manajemen
risiko Klinik Utama Cahaya Qalbu khususnya petugas yang berhubungan dengan
Fasilitas dan Keselamatan Klinik Utama Cahaya Qalbu.

B. Tujuan Khusus
1. Klinik mampu mengkaji dan menangani keselamatan meliputi bangunan,
prasarana, fasilitas, area konstruksi, lahan, dan peralatan Klinik sehingga tidak
menimbulkan bahaya atau risiko bagi pasien, staf, atau pengunjung
2. Klinik melaksanakan perlindungan dari kehilangan, kerusakan, gangguan, atau
akses atau penggunaan yang tidak sah.
3. Klinik melaksanakan pengelolaan B3 termasuk penggunaan radioaktif serta bahan
berbahaya lainnya dikontrol, dan limbah berbahaya dibuang dengan aman.
4. Klinik melakukan penilaian risiko yang berkelanjutan untuk meningkatkan
perlindungan seluruh aset, properti dan penghuni dari kebakaran dan asap
5. Klinik melaksanakan penilaian risiko dan menyiapkan respons terhadap epidemi,
bencana, dan keadaan darurat direncanakan dan efektif, termasuk evaluasi
integritas struktural dan non struktural lingkungan pelayanan dan perawatan
pasien.
6. Klinik melakukan pemilahan, pemeliharaan dan penggunaan peralatan medis
dengan cara yang aman dan benar untuk mengurangi risiko.
7. Klinik melaksanakan pemeliharaan listrik, air, gas medik dan sistem utilitas
lainnya untuk meminimalkan risiko kegagalan pengoperasian

4
8. Klinik mampu mengkaji risiko terhadap pasien, staf, dan pengunjung selama
konstruksi, renovasi, pembongkaran, dan aktivitas pemeliharaan lainnya.
9. Klinik melakukan pelatihan kepada seluruh staf di klinik dan para penyewa lahan
tentang K3, termasuk penanggulangan kebakaran.
10. Klinik melakukan pengawasan pada para penyewa lahan yang melakukan kegiatan
di dalam area lingkungan klinik

5
BAB IV

KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN

A. Kegiatan Pokok
a. Keselamatan
Mengkaji keselamatan meliputi bangunan, prasarana, fasilitas, area konstruksi, lahan,
dan peralatan klinik utama cahaya qalbu keamanan perlindungan dari kerugian,
kerusakan, gangguan atau akses atau penggunaan oleh pihak yang tidak berwenang.

b. Keamanan

Perlindungan dari kehilangan, kerusakan, gangguan, atau akses atau penggunaan yang
tidak sah.

c. Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) dan limbahnya.

Penanganan, penyimpanan dan penggunaan bahan radioaktif dan


lainnya dikendalikan dan limbah berbahaya ditangani secara aman.

d. Proteksi Kebakaran (fire safety).


Properti dan para penghuni klinik dilindungi dari bahaya kebakaran dan asap.
e. Peralatan medis.

Peralatan dipilih, dipelihara dan digunakan dengan cara sedemikian rupa agar
mengurangi risiko.

f. Sistem Penunjang (utilitas).


Listrik, air dan sistem utilitas lainnya dipelihara sehingga resiko kegagalan dalam
kegiatan kerja dapat diminimalkan.
g. Penanggulangan Bencana (Emergensi).
Respons terhadap epidemi, bencana dan keadaan darurat direncanakan dan
dijalankan secara efektif.
h. Konstruksi dan Renovasi
Pengkajian risiko terkait konstruksi renovasi
i. Pelatihan
Pelatihan kepada seluruh staf dan penyewa lahan
j. Pengawasan
Pengawasan pada penyewa lahan

6
B. Rincian Kegiatan
1. Keselamatan dan Keamanan
a. Pengelolaan risiko keselamatan di lingkungan klinik secara komprehensif.
b. Penyediaan fasilitas pendukung yang aman untuk mencegah kecelakaan dan
cedera, penyakit akibat kerja, mengurangi bahaya dan risiko, serta
mempertahankan kondisi aman bagi pasien, keluarga, staf, dan pengunjung.
c. Pemeriksaan fasilitas dan lingkungan (ronde fasilitas) secara berkala dan
dilaporkan sebagai dasar perencanaan anggaran untuk perbaikan, penggantian
atau “upgrading”.
d. Pengelolaan Kesehatan dan keselamatan kerja.
e. Menjamin lingkungan yang aman dengan memberikan identitas/tanda pengenal
(badge nama sementara atau tetap) pada pasien, staf, pekerja kontrak,
tenant/penyewa lahan, keluarga (penunggu pasien), atau pengunjung
(pengunjung di luar jam besuk dan tamu klinik) sesuai dengan regulasi klinik.
f. Melakukan pemeriksaan dan pemantauan keamanan fasilitas dan lingkungan
secara berkala dan membuat tindak lanjut perbaikan;
g. Pemantauan pada daerah berisiko keamanan sesuai penilaian risiko di klinik.
Pemantauan dapat dilakukan dengan penempatan petugas keamanan (sekuriti)
dan atau memasang kamera sistem CCTV yang dapat dipantau oleh sekuriti;
h. Melindungi semua individu yang berada di lingkungan klinik terhadap
kekerasan, kejahatan dan ancaman
i. Menghindari terjadinya kehilangan, kerusakan, atau pengrusakan barang milik
pribadi maupun klinik.
2. Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) dan limbahnya.
a. Inventarisasi B3 serta limbahnya yang meliputi jenis, jumlah, simbol dan lokasi.
b. Penanganan, penyimpanan, dan penggunaan B3 serta limbahnya.
c. Penggunaan alat pelindung diri (APD) dan prosedur penggunaan, prosedur
bila terjadi tumpahan, atau paparan/pajanan.
d. Pelatihan yang dibutuhkan oleh staf yang menangani B3.
e. Pemberian label/rambu-rambu yang tepat pada B3 serta limbahnya.
f. Pelaporan dan investigasi dari tumpahan, eksposur (terpapar), dan insiden
lainnya.

7
g. Dokumentasi, termasuk izin, lisensi, atau persyaratan peraturan lainnya
h. Pengadaan/pembelian B3 dan pemasok (supplier) wajib melampirkan lembar
data keselamatan. Informasi yang tercantum di lembar data keselamatan
diedukasi kepada staf klinik, terutama kepada staf terdapat penyimpanan B3 di
unitnya.
3. Penanggulangan Kedaruratan dan Bencana.
a. Menentukan jenis yang kemungkinan terjadi dan konsekuensi bahaya,
ancaman, dan kejadian.
b. Menentukan integritas struktural dan non struktural di lingkungan pelayanan
pasien yang ada dan bagaimana bila terjadi bencana.
c. Menentukan peran klinik dalam peristiwa/kejadian tersebut.
d. Menentukan strategi komunikasi pada waktu kejadian.
e. Mengelola sumber daya selama kejadian termasuk sumber-sumber alternatif.
f. Mengelola kegiatan klinis selama kejadian termasuk tempat pelayanan alternatif
pada waktu kejadian.
g. Mengidentifikasi dan penetapan peran serta tanggung jawab staf selama
kejadian.
h. Proses mengelola keadaan darurat ketika terjadi konflik antara tanggung jawab
pribadi staf dan tanggung jawab klinik untuk tetap menyediakan pelayanan
pasien termasuk kesehatan mental dari staf.
4. Sistem Proteksi Kebakaran ( Fire Safety )
a. Pencegahan kebakaran melalui pengurangan risiko seperti penyimpanan dan
penanganan bahan-bahan mudah terbakar secara aman, termasuk gas-gas medis
yang mudah terbakar seperti oksigen, penggunaan bahan yang non combustible,
bahan yang waterbase dan lainnya yang dapat mengurangi potensi bahaya
kebakaran.
b. Pengendalian potensi bahaya dan risiko kebakaran yang terkait dengan
konstruksi apapun di atau yang berdekatan dengan bangunan yang ditempati
pasien.
c. Penyediaan rambu dan jalan keluar (evakuasi) yang aman serta tidak terhalang
apabila terjadi kebakaran.
d. Penyediaan sistem peringatan dini secara pasif meliputi, detektor asap (smoke
detector), detektor panas (heat detector), alarm kebakaran, dan lain lainnya
e. Penyediaan fasilitas pemadaman api secara aktif meliputi APAR, hidran, sistem
sprinkler, dan lain-lain nya
f. Sistem pemisahan (pengisolasian) dan kompartemenisasi pengendalian api dan
asap

8
5. Peralatan medis.
a. Identifikasi dan penilaian kebutuhan alat medik dan uji fungsi sesuai ketentuan
penerimaan alat medik baru.
b. Inventarisasi seluruh peralatan medis yang dimiliki oleh klinik dan peralatan
medis kerja sama operasional (KSO) milik pihak ketiga; serta peralatan medik
yang dimiliki oleh staf klinik jika ada Inspeksi peralatan medis sebelum
digunakan.
c. Pemeriksaan peralatan medis sesuai dengan penggunaan dan ketentuan pabrik
secara berkala.
d. Pengujian yang dilakukan terhadap alat medis untuk memperoleh kepastian tidak
adanya bahaya yang ditimbulkan sebagai akibat penggunaan alat.
e. Klinik melakukan pemeliharaan preventif dan kalibrasi, dan seluruh prosesnya
didokumentasikan.

6. Sistem Utilitas
a. Ketersediaan air dan listrik 24 jam setiap hari dan dalam waktu 7 (tujuh) hari
dalam seminggu secara terus menerus
b. Membuat daftar inventaris komponen-komponen sistem utilitas, memetakan
pendistribusiannya, dan melakukan update secara berkala
c. Pemeriksaan, pemeliharaan, serta perbaikan semua komponen utilitas yang ada
di daftar inventaris
d. Jadwal pemeriksaan, uji fungsi, dan pemeliharaan semua sistem utilitas berdasar
atas kriteria seperti rekomendasi dari pabrik, tingkat risiko, dan pengalaman
klinik
e. Pelabelan pada tuas-tuas kontrol sistem utilitas untuk membantu pemadaman
darurat secara keseluruhan atau sebagian saat terjadi kebakaran.

7. SampahDomestik

9
10
8. Pengawasan
a. Melakukan pengawasan kegiatan pada penyewa lahan

ASPEK UNIT TERKAIT PROGRAM

Keselamatan K3 1. Manajemen risiko


keselamatan
2. Keselamatan kerja
3. Kesehatan kerja
4. Pengadaan APD dan
rambu keselamatan
5. Ronde Fasilitas
Keamanan K3 1. Pengadaaan nametag
2. Sekuriti 24 jam
3. Manajemen risiko
keamanan

B3 dan Farmasi, IPAL, Kesling 1. Identifikasi B3


Limbah 2. Perlindungan terhadap
B3
3. Pelaporan dan
inventigasi insiden B3
4. Pembelian APD
5. Pengadaan spillkit
6. Penyimpanan B3
7. Pengelolaan B3

Proteksi K3, IPSRS 1. Identifikasi risiko


Kebakaran kebakaran
2. Pemeriksaan instalasi
listrik
3. Pelatihan
penanggulangan
kebakaran
4. Pengadaan dan
penggantian APAR
5. Pemasangan rambu
6. Pengadaan helm tim
code red
Alat medis IPSRS Medis 1. Manajemen risiko alat
keselamatan alat medis
2. Inventarisasi alat medis
3. Pengujian alat medis
4. Pemeriksaan berkala alat
medis
5. Kalibrasi alat medis
Utilitas IPSRS Umum 1. Manajemen risiko
keselamatan utilitas
2. Ketersediaan air dan listrik
3. Inventarisasi utilitas
4. Pemeriksaan dan
pemeliharaan

11
ASPEK UNIT TERKAIT PROGRAM
5. Uji fungsi
6. Label tuas kontrol

Penanganan K3, Tim Penanggulang 1. Pelatihan penanggulangan


Kedaruratan Bencana bencana
Bencana 2. Pembentukan champion
penanggulangan bencana
3. Analisis ketersediaan air
bersih
Konstruksi IPSRS, Kontraktor, K3, 1. PCRA
dan Renovasi PPI

Pelatihan Diklat 1. Pelatihan MFK umum


2. Pelatihan Keselamatan
3. Pelatihan Keamanan
4. Pelatihan B3 dan limbah
5. Pelatihan Proteksi
Kebakaran
6. Pelatihan Penanggulanan
Bencana
7. Pelatihan Alat Medis
8. Pelatihan Utilitas
9. Pelatihan Konstruksi
Renovasi
10. Pelatihan Tenant
Pengawasan Bagian Umum 1. Pengawasan kepatuhan tenant
terhadap peraturan dan
keselamatan di area klinik

12
BAB V

CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN

1. Pembentukan tim manajemen fasilitas keselamatan dan koordinator dari aspek


keselamatan, keamanan, B3 dan limbah, proteksi kebakaran, alat medis, utilitas,
penanganan kedaruratan dan bencana, konstruksi renovasi, pelatihan, dan pengawasan
tenant
2. Pembagian tugas koordinator setiap aspek
3. Pembentukan risk register, profil risiko, dan program
4. Pelaksanaan program
5. Evaluasi program

13
BAB VI
SASARA
N

Sasaran program manajemen risiko fasilitas dan keselamatan meliputi :

a. Keselamatan
 Terdapat kajian keselamatan bangunan, prasarana, fasilitas, area
konstruksi, lahan, dan peralatan klinik
b. Keamanan
 Tidak ada kehilangan, kerusakan, gangguan maupun penggunaan
yang tidak sah di klinik
c. Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) dan limbahnya.
 Bahan berbahaya dan beracun (B3) dan limbahnya yang digunakan di klinik
bermacam karakteristik dimana bahan tersebut berisiko menyebabkan kecelakaan dan
bahaya bagi pengguna dan lingkungannya. Untuk itu perlu dibuat program pengelolaan
B3 agar risiko-risiko tersebut dapat diminimalisasi. Dalam program tersebut harus
dicantumkan pemberian penjelasan tentang ancaman atau bahaya yang dapat
ditimbulkan oleh B3, cara penanganan / penanggulangannya bila terjadi kecelakaan.
 Klinik mempunyai data jenis, lokasi, dan jumlah B3 pada tempat penyimpanan
sementara.
d. Proteksi Kebakaran ( Fire Safety )
 Ada hasil penilaian risiko yang berkelanjutan mengenai kebakaran
e. Penanggulangan bencana ( emergensi )
 Ada hasil penilaian risiko dan persiapan respons jika terjadi epidemi atau bencana
f. Peralatan medis
 Klinik melakukan identifikasi, penarikan dan pengembalian, atau pemusnahan produk
dan peralatan medis yang ditarik kembali oleh pabrik atau pemasok.
g. Sistem penunjang (utilitas)
 Klinik melakukan pemeriksaan, pemeliharaan dan perbaikan sistem utilitas untuk
memastikan semua sistem utilitas berfungsi efisien dan efektif.

14
BAB VII
JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN
a. Keselamatan

Tahun 2022
No Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Mengidentifikasi V V V V V V V V V V V V

risiko lingkungan kerja


2 Memantau area berisiko V V V V V V V V V V V V
3 Meminimalisir risiko V V V V V V V V V V V V
Terhadap bahaya
keselamatan terhadap
anggota klinik, pasien,
keluarga pasien
dan pengunjung klinik

15
b. Keam anan

Tahun 2022
No Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Mengidentifikasi V V V V V V V V V V V V

risiko lingkungan kerja


2 Menjamin lingkungan V V V V V V V V V V V V
yang aman dengan
memberikan
identitas/tanda pengenal

3 Melakukan pemeriksaan V V V V V V V V V V V V
dan pemantauan
keamanan fasilitas dan
lingkungan secara
berkala dan membuat
tindak lanjut perbaikan

4 Melindungi semua V V V V V V V V V V V V
individu yang berada di
lingkungan klinik
terhadap kekerasan,
kejahatan dan ancaman

5 Menghindari terjadinya V V V V V V V V V V V V
kehilangan, kerusakan, atau
pengrusakan barang milik
pribadi maupun klinik.

16
c. Bahan berbahaya dan beracun (B3) dan limbahnya

Tahun 2022
No Kegiatan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Menginventaris data B3 V V V V V V V V V V V V
dan limbahnya meliputi
jenis, jumlah, dan lokasi

2 Penanganan, penyimpanan, V V V V V V V V V V V V
dan
penggunaan B3 dan
limbahnya
3 Memantau penggunaan V V V V
alat pelindung diri
(APD)
bila terjadi tumpahan
4 Memberi label/rambu- V V V V V V V V V V V V
rambu pada B3

5 Melaporkan bila terjadi


M nye suai kan dg ke ja di an
insiden atau tumpahan
e
6 Mendokumentasikan izin
V
dan persyaratan
peraturan B3
7 Melampirkan material V
safety data sheet
(MSDS) pada saat
pengadaan/pembelian B3.

17
d. Proteksi kebakaran

Tahun 2022
Kegiatan
No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Mengidentifikasi daerah V V V V V V V V V V V V
berisiko kebakaran

2 Mencegah kebakaran V
melalui pengurangan
Risiko
3 Menangani bahaya yang V
terjadi dengan
kontruksi apapun,
bangunan yang
ditempati pasien
4 Menyediakan sarana V V V V V V V V V V V V
evakuasi yang aman dan
tidak terhalangi bila
terjadi kebakaran
5 Menyediakan sistem V V
peringatan dini,
deteksi dini,
seperti detektor asap, alarm
kebakaran dan
patroli kebakaran
6 Menyediakan V V
mekanisme pemadaman
api

7 Mensosialisasikan V V
penggunaan APAR

18
e. Peralatan medis

Tahun 2022
No Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 Melakukan inventaris V V V V V V V V V V V V
peralatan medis yang
meliputi peralatan medis
yang dimiliki oleh klinik,
peralatan medis kerja sama
operasional (KSO) milik
pihak lain

2 Melakukan pemeriksaan V V V V V V V V V V V V
peralatan medis secara
teratur

3 Melakukan uji fungsi


Di se su ai kan dg al at ba ru
peralatan medis sesuai
penggunaan dan ketentuan
pabrik

4 Melakukan pemeliharaan V V V V V V V V V V V V

preventif dan kalibrasi


5 Memantau dan bertindak V V
bila terjadi insiden akibat
peralatan medis berbahaya
(recall)

19
f. Sistem utilitas

Tahun 2022
No Kegiatan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Memastikan ketersediaan V V V V V V V V V V V V
air dan listrik 24 jam setiap
hari dan dalam waktu tujuh
hari dalam seminggu
secara terus menerus
2 Membuat daftar V V
inventaris komponen-
komponen sistem utilitas
dan memetakan
pendistribusiannya dan
melakukan update secara
berkala
3 Melakukan pemeriksaan, V V
testing, pemeliharaan
semua sistem utilitas

4 Memberikan label pada V V


tuas-tuas kontrol sistem
utilitas untuk membantu
pemadaman darurat
secara keseluruhan atau
sebagian

5 Menguji ketersediaan dan V V


kehandalan sumber tenaga
listrik dan air bersih darurat

6 Mendokumentasikan hasil- V V V V V V V V V V V V
hasil pengujian
7 Pemantauan mutu air bersih V V

8 Memeriksa air limbah V V V V V V V V V V V V

20
g. Penanganan kedaruratan dan bencana

Tahun
2022
No Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Mengidentifikasi bahaya, V V
ancaman dan kejadian

2 Menentukan integritas V
Structural di lingkungan
pasien bila terjadi bencana
3 Menetukan peran klinik V
bila terjadi bencana
4 Menetukan strategi V V V V V V V V V V V V
komunikasi bila terjadi
bencana
5 Mengelola sumber daya V V
selama kejadian
termasuk sumber-
sumber alternatif
6 Mengelola kegiatan V V
klinis selama kejadian
termasuk tempat
pelayanan alternatif pada
waktu terjadi bencana

7 Mengidentifikasi dan V V
penetapan peran dan
tanggung jawab staf
8 Mengelola keadaan V
darurat ketika
timbul konflik
antara tanggung jawab
pribadi staf
dengan tanggung jawab
klinik untuk tetap
menyelenggarakan
pelayanan pasien
9 Memberi tanda jalur V V
evakuasi dan titik
kumpul
10 Membuat denah area V V
Berisiko

21
h. Pengawasan

Tahun 2022

No Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Melakukan pengawasan V V V V V V V V V V V V
kegiatan penyewa lahan

22
BAB VIII

EVALUASI DAN PELAPORAN

Evaluasi pelaksanaan kegiatan dilakukan setiap semester.

23
BAB IX

PELAPORAN

Pelaporan kegiatan tahunan kegiatan program manajemen risiko fasilitas dan


keselamatan dilaporkan kepada Direktur Klinik Utama Cahaya Qalbu pada akhir
program.

24

Anda mungkin juga menyukai