Anda di halaman 1dari 29

Sosial Humaniora

PENGARUH BUDAYA KOREAN POP TERHADAP GAYA


BERPAKAIAN REMAJA DI MAN 11 JAKARTA

Nama Peneliti:
1. Ammar Dzaki Islami
2. Awallu Ikhwan Ahmad Fahrian
3. Gendis Cahya Regitha
4. Muhammad Hafizh Yadin
5. Muhammad Zaidan Putra Heriyanto
6. Nadia Regita Cahyani
7. Syarifah Zainab
8. Tria Silva Nihayah

Guru Pembimbing: Betty Indriasari, S.Kom.,M.Pd.

Kelompok 4 – XI IPS 1

MADRASAH ALIYAH NEGERI 11 JAKARTA SELATAN

Jl. H. Gandun No.60, RT.12/RW.8, Lb. Bulus, Kec. Cilandak, Kota Jakarta Selatan,
Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12440

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan taufiknya kepada kita semua. Karena karunia-Nya lah kami dapat menyelesaikan
proposal penelitian yang berjudul "PENGARUH BUDAYA KOREAN POP TERHADAP
GAYA BERPAKAIAN REMAJA DI MAN 11 JAKARTA".

Kami juga berterimakasih kepada Kepala Sekolah serta Guru-Guru sekalian


yang telah mendukung jalannya kegiatan penelitian ini terkhusus Bu Betty Indriasari
selaku Guru pembimbing yang telah membimbing kami dalam pengerjaan proposal
ini dari awal hingga akhir.

Kami sangat berharap proposal ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan
pembaca mengenai budaya Korean Pop, terutama di bidang fashion-nya. beserta
penjabaran pengaruhnya bagi remaja di Man 11 Jakarta Kami menyadari bahwa
dalam penyusunan proposal ini masih jauh dari kata sempurna, dikarenakan
terbatasnya pengetahuan dan pengalaman kami.

Semoga proposal sederhana ini dapat dipahami dan bermanfaat bagi siapapun
yang membacanya. Kritik dan saran yang membangun dari semua pihak sangat kami
harapkan demi terciptanya proposal yang lebih baik lagi untuk kedepannya.

Jakarta Selatan, 7 Juni 2023

Penulis.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................................. i


DAFTAR ISI ......................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................................ 2
C. Tujuan Penelitian .............................................................................................................. 2
D. Manfaat Penelitian ........................................................................................................... 2
E. Pembaharuan Penelitian ................................................................................................... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Pustaka .............................................................................................................. 4
B. Landasan Teori ................................................................................................................. 6
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ............................................................................................................... 11
B. Jenis dan Sumber Data .................................................................................................... 11
C. Subjek Penelitian ............................................................................................................ 12
D. Teknik Pengumpulan Data .............................................................................................. 12
E. Teknik Analisis Data ........................................................................................................ 14
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ............................................................................................................... 17
B. Pembahasan ................................................................................................................... 18
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ..................................................................................................................... 22
B. Saran .............................................................................................................................. 22
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................ 23

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Gaya berpakaian merupakan salah satu hal yang sangat diperhatikan dalam
masyarakat. Fashion style menjadi bagian yang tidak terlepas dari penampilan, mulai dari
baju, celana, hingga aksesoris yang dikenakan bukan hanya menjadi penutup tubuh saja,
namun juga menjadi alat pernyataan maupun pembuktian identitas diri karena bagaimana
sesorang berpakaian menjadi sebuah penilaian orang lain sejak awal pertemuan,
keinginan dan upaya-upaya manusia untuk berhias dan begaya pakaian agar
penampilannya dipandang indah dan menarik oleh orang lain bukanlah hal yang baru,
dimana pada zaman yunani kuno para perempuan berusaha berpenampilan baik, elegan,
dan di pandang dengan menggunakan aksesoris perhiasan yang berasal dari manik-
manik, batuan alam, hingga perak dan emas, saat zamam kekuasaaan kerjaan inggris
era Ratu Victoria (1837-1901) pun banyak dari kalangan hawa yang berlomba-lomba
mempercantik dirinya melalui bagaimana gaya mereka berpakaian, mulai dari munculnya
model gaun bertumpuk atau yang dikenal dengan Ruffle, mereka memberi aksen gaun
berupa lipatan sehingga memberi kesan berlapis pada gaun, selain itu penggunaan
corset sangat di kenal pada era Ratu inggris ini, mereka berlomba-lomba menggunakan
corset seketat-ketatnya hingga membentuk pinggamg yang ramping, dan munculnya
aksesoris renda-renda dan aksesoris kepala seperti topi dan pita.

Seiring berjalannya waktu, teknologi semakin berkembang sehingga informasi menjadi


mudah untuk dibagikan dan diperoleh bahkan secara global. Salah satu dampak dari hal
tersebut adalah menyebarnya budaya-budaya dari berbagai negara di dunia ke negara-
negara lain. Indonesia, sebagai negara yang dengan mudah menerima budaya asing
tanpa ada filterasi, juga mengalami banyak perubahan dalam masyarakatnya
dikarenakan budaya-budaya asing yang masuk ke dalamnya. Salah satu budaya asing
yang paling populer dan digemari di Indonesia adalah musik pop Korea atau biasa dikenal
dengan K-Pop. Budaya K-Pop sangat mempengaruhi masyarakat Indonesia khususnya
di kalangan remaja, salah satunya dalam gaya berpakaian.

Selama tahun 1960-an, perubahan dalam cara tren mode dikembangkan terjadi
karena konsumen rata-rata menjadi penentu tren dan katalis baru untuk mode daripada
pencipta. Modernisasi perkotaan mendorong pertumbuhan merek siap pakai, toko yang

1
berfokus pada merek, dan department store yang menawarkan saluran distribusi baru
yang mudah diakses. Era ini menjadi jalur yang membawa kebangkitan musik pop Korea
(K-Pop) di tahun 1990-an, yang meninggalkan jejak tak terhapuskan pada budaya K-
Fashion dan K-Beauty.

K-Pop sangat populer, terutama di kalangan remaja, gaya pakaian idola yang mereka
sukai dilihat dan ditiru oleh para remaja agar mereka bisa menyerupai idola mereka.
Secara detail, fashion negeri Ginseng ini memiliki ciri khas tersendiri. Hal yang menonjol
adalah warna-warna bahan yang cerah dengan hiasan kancing dan beberapa aksesoris.
Membuat kesan ceria bagi yang memakainya, itulah sebabnya banyak remaja Indonesia
saat ini lebih memilih fashion dari negeri ginseng. Selain itu, motif yang unik juga menjadi
faktor yang membuat fashion Korea populer di kalangan remaja Indonesia.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang sudah diungkapkan di atas, maka permasalahan
penelitian dapat dirumuskan sebagaimana berikut di bawah ini.
1. Bagaimana gaya berpakaian remaja di MAN 11 Jakarta
2. Bagaimana pandangan remaja di MAN 11 Jakarta terhadap budaya Korean Pop?
3. Bagaimana pengaruh budaya Korean Pop terhadap gaya berpakaian remaja di MAN 11
Jakarta?

C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan Rumusan Masalah yang telah ditentukan sebelumnya, maka Penelitian ini
mempunyai tujuan khusus sebagai berikut:
1. Mendeskripsikan gaya berpakaian remaja di MAN 11 Jakarta.
2. Menganalisis pandangan remaja di MAN 11 Jakarta terhadap budaya Korean Pop.
3. Menganalisis pengaruh budaya Korean Pop terhadap gaya berpakaian remaja di MAN
11 Jakarta.

D. Manfaat Penelitian
Berikut manfaat yang didapat melalui penelitian ini.

1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini bermanfaat untuk memberikan wawasan baru terkait dengan pengaruh
budaya Korean Pop terhadap gaya berpakaian, khususnya pada para remaja yang
masih berada di lingkungan sekolah.

2
2. Manfaat Praktis
a. Peneliti
Hasil penelitian ini diharapkan bisa bermanfaat untuk mengetahui gaya berpakaian
remaja, pandangan remaja terhadap budaya Korean Pop, dan pengaruh budaya
Korean Pop terhadap gaya berpakaian remaja, khususnya remaja di MAN 11 Jakarta,
serta menambah wawasan bagi peneliti terkait dengan pengaruh Korean Pop
terhadap kehidupan sehari-hari remaja, khususnya pada gaya berpakaian.

b. Peneliti Selanjutnya
Hasil penelitian ini diharapkan bisa bermanfaat untuk peneliti selanjutnya untuk
dijadikan sebagai referensi dalam penelitian yang akan datang mengenai pengaruh
budaya Korean Pop terhadap kehidupan sehari-hari remaja, terutama pada gaya
berpakaian.

c. Sekolah
Hasil penelitian ini diharapkan bisa bermanfaat untuk menambah pengetahuan atau
wawasan siswa, khususnya mengenai pengaruh budaya Korean Pop terhadap gaya
berpakaian remaja Indonesia (diantaranya yaitu para remaja di MAN 11 Jakarta).

E. Pembaharuan Penelitian
Mengetahui pengaruh budaya Korean Pop terhadap gaya berpakaian remaja di MAN 11
Jakarta menggunakan teknik analisis penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif.

3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Pustaka
Ummi Choiriyah, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2019, dalam
penelitian yang berjudul "Pengaruh Budaya Korean POP Terhadap Gaya Berpakaian
Islami di Komunitas “ARMY” Yogyakarta". Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif
deskriptif. Proses analisis data dilakukan secara terus menerus baik di lapangan maupun
setelah di lapangan. Hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa Ciri khusus remaja
muslimah yang menggunakan hijab bukanlah sebuah halangan untuk tidak bisa
menggunakan gaya berpakaian Korean pop. Dalam penerapannya remaja muslimah
pintar dalam mengkreasikan gaya berpakaian Korea sehingga dapat dikombinasikan
dengan menggunakan hijab dan menutup aurat sesuai dengan ketentuan ajaran agama.
Pengaruh budaya Korean pop terhadap gaya berpakaian islami penggemar yang
tergabung di dalam komunitas ARMY Yogyakarta memberikan beberapa pengaruh dan
mengubah mereka dalam berpenampilan, mereka akan membeli atau mengoleksi barang
yang berhubungan dengan budaya Korean pop seperti dress, hoodie, dll. Namun dalam
penggunaannya mereka tetap mengkolaborasikan pakaian tersebut agar sesuai dengan
ketentuan ajaran agama islam, walaupun ada beberapa di antara mereka yang merasa
belum sempurna berpakaiam sesuai dengan syari’at islam.

Muhammad Alvin Wicaksono, Annisa Patricia W, dan Dita Maryana l, Universitas


Mulawarman, Desember 2021, Vol.2, No.2, dalam penelitian yang memiliki judul
"Pengaruh Fenomena Tren Korean Wave Dalam Perkembangan Fashion Style di
Indonesia". Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Berdasarkan hasil penelitian
dan pembahasan bahwa Budaya Korea yang hadir di Indonesia mengubah banyak
perilaku masyarakat khususnya penggemar budaya Korea. Fenomena ini disebut Korean
Wave. Dalam berbagai bidang salah satunya fashion style, Korean Wave mempengaruhi
gaya berpakaian dan berbusana asyarakat Indonesia. pengaruh Korean Wave dalam
gaya berpakaian di Indonesia dapat memacu kreativitas penggunanya, namun di sisi lain
hal ini dapat melunturkan budaya berpakaian bangsa Indonesia yang sudah dilakukan
turun-temurun. Maka dari itu, haruslah kita bijak dalam memakai gaya busana yang sopan
dan pantas, tidak menentang norma-nirma berpakaian di indonesia, namun tidak
membatasi kreativitas yang kita miliki

4
Dina Khairunnisa dalam penelitian yang berjudul "Budaya K-Pop dan Pengaruhnya
terhadap Interaksi Sosial Mahasiswa (Studi pada Mahasiswa FITK UIN Jakarta)",
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA, 2019. Penelitian
ini merupakan penelitian kualitatif yang lebih berfokus kepada mengapa budaya K-Pop
sangat mudah diterima dikalangan remaja, dan bagaimana pengaruh yang ditimbulkan
budaya K-Pop terhadap kehidupan sosial remaja khususnya mahasiswa. berdasarkan
hasil penelitian dan pembahasan bahwa budaya K-Pop dapat mempengaruhi interkasi
sosial mahasiswa melalui (1) Gaya pertemanan yakni budaya -Pop membuat mahasiswa
lebih memilih bergaul atau berteman dengan mereka yang juga menyukai dunia K-Pop
karena mereka lebih merasa nyaman dan nyambung dalam bergaul dengan hobi dan
kegemaran yang sama (2) Interaksi dengan keluarga yakni budaya K-Pop membuat
mahasiswa menjadi cenderung lebih individual (3) Hasrat dan prestasi belajar yakni
budaya K-Pop mempengaruhi hasrat mahasiswa dalam belajar karena mahasiswa lebih
memilih menunda waktu untuk belajarnya hanya untuk memonton drama atau acara
Korea yang seru yang sedang mereka ikuti atau sekedar melihat sosial media

Galuh Kinanthi Herhayyu Adi, Universitas Diponegoro, 2019, dalam penelitian yang
berjudul "KOREAN WAVE (Studi Tentang Pengaruh Budaya Korea Pada Penggemar K-
Pop di Semarang)". Penelitian ini termasuk penelitian kualitatif dengan Objek penelitian
yaitu budaya populer Korean Wave, bagaimana proses penyeberan budaya populer
Korean Wave di dunia hingga bentuk fenomena Korean Wave di Indonesia khususnya di
Semarang dan pengaruh budayanya pada penggemar K-Pop di Semarang. Berdasarkan
hasil penelitian dan pembahasan bahwa (1) Korean Wave adalah budaya populer asal
Korea Selatan yang bergerak di industri hiburan dan mengandalkan media dan kemajuan
teknologi sebagai perantara penyebarannya. Penyebaran budaya popular Korean Wave
adalah salah satu bentuk dari terjadinya globalisasi karena terjadinya penyebaran unsur-
unsur budaya akibat kemajuan teknologi. kemajuan teknologi saat ini telah
mempermudah perpindahan budaya tanpa adanya kontak fisik langsung seperti
penyebaran budaya Korea yang banyak dilakukan dari internet. Korean Wave lahir saat
Negara Korea Selatan sedang dilanda krisis ekonomi. (2) Penyebaran budaya Korea
dilihat dari teori difusi dalam ilmu antropologi memiliki perbedaan dalam proses
penyebaran. Jika dulu penyebaran harus dilakukan dengan adanya kontak fisik dimana
para sekelompok orang maupun individu-individu membawa unsur-unsur kebudayaaan
tersebut pergi jauh dan berpindah-pindah

5
B. Landasan Teori
a. Pengertian Budaya
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), budaya adalah pikiran; akal
budi, serta sesuatu yang sudah menjadi kebiasaan dan sukar diubah. Sedangkan
membudayakan adalah mengajarkan supaya mempunyai budaya, mendidik supaya
berbudaya, membiasakan sesuatu yang baik sehingga berbudaya.1
Dalam bahasa Sansekerta kata kebudayaan berasal dari kata budh yang berarti akal,
yang kemudian menjadi kata budhi atau bhudaya sehingga kebudayaan diartikan
sebagai hasil pemikiran atau akal manusia. Pendapat lain mengatakan bahwa budaya
berasal dari kata budi dan daya. Budi adalah akal yang merupakan unsur rohani dalam
kebudayaan, sedangkan daya merupakan perbuatan atau ikhtiar sebagai unsur
jasmani. Sehingga kebudayaan diartikan sebagai hasil dari akal dan ikhtiar manusia. 2
Adapun pengertian budaya menurut beberapa ahli, diantaranya sebagai berikut:

1. Menurut Koentjaraningrat, budaya adalah segala daya dan aktivitas manusia untuk
mengolah serta mengubah semesta alam.
2. Menurut Parsudi Suparlan, budaya adalah semua pengetahuan manusia yang
dimanfaatkan untuk mengetahui dan memahami pengalaman serta lingkungan
yang dialaminya.
3. Edward Burnett Tylor mendefinisikan budaya sebagai keseluruhan yang kompleks
mencakup kepercayaan, pengetahuan, kesenian, hukum, moral, adat istiadat, dan
kemampuan lain yang diperoleh seseorang sebagai anggota masyarakat.3
4. Hofstede mendefinisikan budaya atau kultur sebagai suatu sistem nilai-nilai kolektif
yang membedakan anggota satu kelompok dengan kelompok yang lainnya.
5. Herkovits mengartikan kebudayaan sebagai bagian dari lingkungan hidup yang
diciptakan oleh manusia.
6. R. Linton menyebutkan bahwa kebudayaan dapat dipandang sebagai konfigurasi
tingkah laku yang dipelajari, di mana unsur pembentuknya didukung dan diteruskan
oleh anggota masyarakat lainnya.

Berdasarkan beberapa pengertian budaya diatas, kami menyimpulkan bahwa budaya


adalah aktivitas dan pemikiran yang sudah menjadi kebiasaan suatu kelompok

1
Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 1988),
130-131).
2
Supartono Widyosiswoyo, Ilmu Budaya Dasar (Bogor: Ghalia Indonesia, 2009), 30-31.
3
Pengertian Budaya Menurut Para Ahli. Diakses pada tanggal 8 November 2022.
https://m.mediaindonesia.com/humaniora/531569/pengertian-budaya-menurut-para-ahli

6
sehingga sukar diubah sekaligus menjadikan hal itu sebagai ciri khas atau identitas
bagi kelompok tersebut.

b. Pengertian K-pop
K-pop meruapakan salah satu bagian dari “Korean Wave” atau Hallyu, istilah
yang mengacu pada popularitas budaya pop Korea dan acara TV, musik, dan film
Korea di seluruh Asia dan bagian lain dunia.

Dilansir dari Wikipedia, K-pop atau Pop Korea (Hangul: 케이팝) adalah
subgenre musik pop yang berasal dari Korea Selatan.4 Korean Pop atau yang biasa
dikenal dengan K-Pop adalah kepanjangan dari Korean popular (music, style, film)
yang merupakan jenis musik popular yang berasal dari Korea Selatan, Jenis musik ini
adalah jenis musik pop, sebuah genre musik yang berasal dari negeri ginseng yang
beberapa tahun ini banyak digandrungi oleh berbagai kalangan dari penjuru dunia
bank anak, remaja, ataupun orang dewasa. Antusiasme dari musik K-pop ini
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pada demam K-Pop (Korean wave) di
berbagai negara, termasuk Indonesia. K-Pop ada sejak tahun 1960-an, pengaruh dari
musik J-Pop (Japan pop), bahkan sekarang K-Pop sudah mampu masuk Ke ranah
pasar global dan menciptakan suatu karakter tersendiri terhadap musiknya. K-Pop
diidentikkan dengan kelompok atau tim yang terdiri dari beberapa orang yang mampu
dalam hal bernyanyi dan menari dengan baik serta profesional, baik boygroup atau
girlgrup dibawah naungan agensi atau perusahaan yang biasanya memiliki member
yang berjumlah empat, tujuh, belasan, hingga puluhan. Hal ini diperlukan untuk
memastikan bahwa penggemar memiliki banyak idola untuk dipilih.

Menurut seorang ahli sejarah (Profesor Kim Hong Sook, 2012) menjelaskan
bahwa musik K-Pop ini sudah ada sejak era Jeseon berkuasa di Korea Selatan,
mengklaim menemukan beberapa fakta dari data-data dan artefak sejarah yang
mempunyai hubungan dengan K-Pop.

Menurut Profesor Kim Hong Seok, “Variasi genre musik yang ada berasal dari
Jangagwon di Jaseon, dan ada genre tertentu dari musik sekarang yang bisa
membawa kepada akar sumbernya”. Musik K-Pop atau music Pop Korea, sudah
dikenal sejak tahun 1930-an. Berbagai sumber literature menyebutkan, K-Pop

4
K-pop – Wikipedia bahasa indonesia, ensiklopedia bebas. Diakses pada tanggal 15 November 2022.
https://id.wikipedia.org/wiki/K-pop

7
pertama kali muncul pada tahun 1930 akibat masuknya musik Pop Jepang yang juga
turut mempengaruhi unsur-unsur awal musik Pop di Korea.5

Menurut Yuanita (2012:3-4) K-Pop atau Korean Pop adalah salah satu jenis
aliran atau tipe musik yang berasal dari Korea Selatan, korean pop berciri khas lagu-
lagu ceria dengan tempo cepat dan lirik bahasa Korea dicampur sedikit bahasa Inggris
dengan diiringi modern dance. namun hal itu tidak membatasi genre yang dapat
mereka bawakan. Bahkan, sering kali mereka memadukan musik tradisional Korea
dengan jazz, funk, hingga hip hop dengan diiringi modern dance, dance merupakan
salah satu ciri yang paling menonjol dan unsur penging yang harus ada di dalam setiap
grup K-pop, dimana boygroup atau girlgroup menampilkan kemampuan
bernayanyinya diiringi dengan dance yang menambah kecerian dan karakter tersendiri
dari Kpop, Setiap lagu yang dibawakan oleh grup Kpop memiliki koreografi yang
berbeda-beda. Selain itu personil korean pop adalah orang Korea yang sebagian
besar memiliki wajah yang cantik dan tampan, modis, dan performa yang maksimal.
Hal inilah yang kemudian banyak membuat anak muda lain dari berbagai Negara di
Asia, untuk meniru gaya dari korean pop.

Bens Leo juga menjelaskan bahwa K-Pop sudah dipersiapkan dalam sejak
waktu lima tahun yang lalu, karena Korea Selatan ingin mendapatkan pengakuan atau
kebudayaan mereka, dimana musik Korea mempunyai dua unsur utama yaitu fashion
dan musik itu sendiri. Biasanya musik korea mengusung musik dance, hip-hop, serta
unsur koreografi dan kostum yang menarik. Busana para idol K-Pop sudah tidak
diragukan lagi, Idol Kpop sering kali mengenakan pakaian unik dan menarik. Gaya
yang dipakai bisa merujuk pada mode street wear, baju elegan, hingga tema tertentu.
Wajar jika kemudian para idol ini didapuk untuk jadi influencer mode terkini. Dalam
dunia K-pop keunggulan dalam ketampanan dan kecantikan juga ditonjolkan, selain
kualitas pencipta musik oleh mereka sendiri.

c. Pengertian Budaya K-pop


Untuk mendefinisikan budaya pop (budaya korea) kita perlu
mengkombinasikan dua istilah yaitu budaya dan populer.
Pertama, budaya dapat digunakan untuk mengacu pada suatu proses umum
perkembangan intelektual, spiritual, dan estetis (Williams, 1983:90). Rumusan ini
merupakan rumusan budaya yang paling mudah dipahami, misalnya kita bisa

5
Husnul Khatimah, A. “Telaah Sikap Berbahasa Remaja Kolaka Terhadap Budaya K-Pop Pada Aplikasi
Telegram.” (Makassar: Universitas Muhammadiyah Makassar, 2021), hal 33-34.

8
berbicara tentang perkembangan budaya Eropa Barat dengan merujuk pada faktor-
faktor intelektual, spiritual, estetis para filsuf besar, seniman dan penyiar-penyiar besar.
Kedua, budaya berarti pendangan hidup tertentu dari masyarakat, periode, atau
kelompok tertentu (Williams, 1983:90). Jika kita membahasa perkembangan budaya
Eropa Barat dengan menggunakan definisi ini, berarti kita tidak memikirkan faktor
intelektual dan estetisnya saja, tetapi juga perkembangan sastra, hiburan, olah raga,
dan lainnya.
Sedangkan kata Pop diambil dari kata Populer. Terhadap istilah ini Williams
memberikan empat makna yakni: (1) banyak disukai orang, (2) jenis kerja rendahan,
(3) karya yang dilakukan untuk menyenangkan orang, (4) budaya yang memang dibuat
oleh orang untuk dirinya sendiri (Williams, 1983:237).6

Berdasarkan penjelasan tersebut, kami menyimpulkan bahwa budaya K-pop adalah


suatu kebiasaan, baik perbuatan maupun pemikiran dari suatu kelompok yang
menjadikan K-pop (mencakup idol, musik, dan lainnya) sebagai acuan mereka.

d. Pengertian Gaya Berpakaian


Fashion berasal dari bahasa Latin, factio, yang artinya membuat atau
melakukan. Karena itu, arti kata asli fashion mengacu pada kegiatan; fashion
merupakan sesuatu yang dilakukan seseorang, tidak seperti dewasa ini, yang
memaknai fashion sebagai sesuatu yang dikenakan seseorang. Arti asli fashion pun
mengacu pada ide tentang fetish atau obyek fetish. Kata ini mengungkapkan bahwa
butir-butir fashion danpakaian adalah komoditas yang paling di-fetish-kan, yang
diproduksi dan dikonsumsi di masyarakat kapitalis.

Polhemus dan Procter (dalam Barnard, 2006) menunjukkan bahwa dalam


masyarakat kontemporer Barat, istilah fashion sering digunakan sebagai sinonim dari
istilah dandanan, gaya dan busana

Gaya berpakaian atau fashion bisa diartikan sebagai upaya yang dilakukan
manusia untuk menghias sehingga dapat tampil memukau. Jauh pada zaman dahulu
upaya ini sudah dilakukan.

e. Pengertian Remaja
Masa remaja merupakan periode terjadinya pertumbuhan dan perkembangan
yang pesat baik secara fisik, psikologis maupun intelektual. Sifat khas remaja
mempunyai rasa keingintahuan yang besar, menyukai petualangan dan tantangan

6
Husnul Khatimah, A. “Telaah Sikap Berbahasa Remaja Kolaka Terhadap Budaya K-Pop Pada Aplikasi
Telegram.” (Makassar: Universitas Muhammadiyah Makassar, 2021), hal 35.

9
serta cenderung berani menanggung risiko atas perbuatannya tanpa didahului oleh
pertimbangan yang matang (Kemenkes RI, 2015).

Menurut World Health Organization (WHO), remaja adalah penduduk dalam


rentang usia 10-19 tahun, menurut Peraturan Kesehatan RI Nomor 25 tahun 2014,
remaja adalah penduduk dalam rentang usia 10-18 tahun dan menurut Badan
Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) rentang usia remaja adalah 10-24
tahun dan belum menikah.

Remaja adalah seseorang yang tumbuh menjadi dewasa mencakup


kematangan mental, emosional sosial dan fisik. Dimana remaja mempunyai rasa
keingintahuan yang besar dan sedang mengalami proses perkembangan sebagai
persiapan memasuki masa dewasa. Remaja adalah usia dimana individu mulai
berintegrasi dengan masyarakat dewasa. Individu tidak lagi merasa di bawah tingkat
orang-orang yang lebih tua melainkan berada dalam tingkatan yang sama, sekurang-
kurangnya dalam masalah hak, integrasi dalam masyarakat, mempunyai banyak
aspek afektif, kurang lebih berhubungan dengan masa puber, termasuk di dalamnya
juga perubahan intelektual yang mencolok, transformasi yang khas dari cara berpikir
remaja memungkinan untuk mencapai integrasi dalam hubungan sosial orang dewasa.

Selanjutnya, Kartono (1990) mengatakan bahwa masa remaja juga sebagai


masa penghubung atau masa peralihan antara masa kanak-kanak dengan masa
dewasa. Pada periode remaja terjadi perubahan-perubahan besar dan esensial
mengenai fungsi-fungsi rohaniah dan jasmaniah. Yang sangat menonjol pada periode
ini adalah kesadaran yang mendalam mengenai diri sendiri dimana remaja mulai
meyakini kemampuannya, potensi dan cita-cita sendiri. Dengan kesadaran tersebut
remaja berusaha menemukan jalan hidupnya dan mulai mencari nilai-nilai tertentu,
seperti kebaikan, keluhuran, kebijaksanaan, dan keindahan.7

7
Pengertian Remaja Menurut Para Ahli. Diakses pada tanggal 14 November 2022.
https://www.silabus.web.id/pengertian-remaja-menurut-para-ahli/

10
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah kualitatif dimana metode kualitatif menekankan pada
pengamatan yang mendalam terhadap suatu fenomena dan lebih meneliti ke subtansi
makna dari fenomena tersebut. Menurut Moleonh, penelitian kualitatif adalah penelitian
yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek
penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll secara holistic, dan
dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus
yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.

Jenis penelitian kualitatif bertujuan untuk menggambarkan, mengungkapkan,


serta menjelaskan fenomena yang ada, Oleh karena itu, Basri (2014) menyimpulkan
bahwa fokus dari penelitian kualitatif adalah pada prosesnya dan pemaknaan hasilnya,
Landasan teori dimanfaatkan sebagai pemandu agar fokus penelitian sesuai dengan
fakta di lapangan. Kualitatif mendorong pemahaman atas substansi dari suatu peristiwa.
Dengan demikian, penelitian kualitatif tidak hanya untuk memenuhi keinginan peneliti
untuk mendapatkan gambaran/penjelasan, tetapi juga membantu untuk mendapatkan
penjelasan yang lebih dalam (Sofaer, 1999).
Analisis dan ketajaman penelitian kualitatif sangat terpengaruh pada kekuatan kata dan
kalimat yang digunakan. Penelitian ini berbentuk deskriptif sebab tujuan penelitian ini
adalah menggambarkan atau mendeskripsikan bagaimana pengaruh budaya Korean
pop terhadap gaya berpakaian remaja di Man 11 Jakarta.

B. Jenis dan Sumber Data


1. Jenis Data
Jenis data yang di gunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif. Data kualitatif
adalah data yang disajikan dalam bentuk kata-kata (tulisan), gambar (audio) atau
video yang memiliki makna. Menurut Noeng Muhadjor (1996), Data Kualitatif yaitu
data yang disajikan dalam bentuk verbal (lisan/kata) bukan dalam bentuk angka. data
kualitatif lebih identik dengan sifat atau karakteristik alih-alih variabel angka. Data ini
tidak dapat diukur dan dihitung dengan pasti. pendekatan terhadap data kualitatif
adalah melalui pengamatan dan pencatatan

11
2. Sumber Data
a. Data Primer
Data Primer atau data yang pertama kali dikumpulkan oleh peneliti, data asli yang
dikumpulkan dan berasal dari sumber asli atau tangan pertama. Data ini harus dicari
melalui narasumber atau responden yaitu orang yang dijadikan obyek penelitian atau
orang yang kita jadikan sebagai sarana mendapatkan informasi ataupun data.
Menurut Nur Indrianto dan Bambang Supono (2013:142) Data primer merupakan
sumber data penelitian yang diperoleh langsung dari sumber asli (tidak melalui media
perantara). Data Primer diperoleh langsung dari informan. Yang termasuk data
primer dari penelitian ini adalah transkip hasil wawancara, observasi dan penyebaran
kuesioner pada remaja di MAN11 Jakarta

b. Data Sekunder
Menurut Wardiyanta dalam Sugiarto (2017:87), data sekunder merupakan
informasi yang diperoleh tidak secara langsung dari narasumber melainkan dari
pihak ketiga, berbagai informasi yang telah ada sebelumnya dan dengan sengaja
dikumpulkan oleh peneliti yang digunakan untuk melengkapi kebutuhan data
penelitian.Pada penelitian ini menggunakan sumber data sekunder berupa artikel,
jurnal-jurnal, buku elektronik, dan literatur lainnya

C. Subjek Penelitian
Menurut Suharsimi Arikunto (2010) subjek penelitian adalah batasan penelitian di
mana peneliti bisa menentukannya dengan benda, hal atau orang untuk melekatnya
variabel penelitian, Subjek penelitian lebih mengacu pada informan yang menjadi sumber
data penelitian sedangkan objek penelitian mengacu pada permasalahan yang sedang
diselidiki dalam penelitian.8 Pada penelitian ini yang menjadi subjek penelitiannya adalah
remaja di MAN 11 Jakarta.

D. Teknik Pengumpulan Data


a. Observasi
Sutrisno Hadi (1986) mengemukakan bahwa observasi merupakan suatru
proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses
biologis dan psikologis. Nasution (1988) menyatakan bahwa observasi adalah
dasar semua ilmu pengetahuan. Para ilmuwan hanya dapat bekerja

8
Fairus, F. 2020. BAB III Metoda Penelitian, hal. 32. STIE INDONESIA.

12
berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang diperoleh
melalui observasi. Marshall (1995) menyatakan bahwa melalui observasi,
peneliti belajar tentang perilaku dan makna dari perliaku tersebut. Dari definisi
di atas maka dapat disimpulkan observasi adalah salah satu teknik
pengumpulan data yang dilakukan dengan cara pengamatan objek penelitian.
Peneliti akan terjun langsung ke dalam ruang lingkup yang diteliti. Agar dapat
mengetahui permasalahan dan keadaan sesungguhnya, mengetahui
bagaimana gaya berpakaian remaja di MAN 11 Jakarta dan bagaimana
pengaruh Korean Pop terhadap gaya berpakaian remaja di MAN 11 Jakarta

b. Wawancara
Esterberg (2002) mendefinisikan wawancara merupakan pertemuan dua
orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab. Susan Stainback
(1988) mengemukakan bahwa dengan wawancara, peneliti akan mengetahui
hal-hal yang lebih mendalam tentang partisipan dalam menginterprestasikan
situasi dan fenomena yang terjadi, dimana hal ini tidak bisa ditemukan melalui
observasi. Teknik wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah
teknik wawancara mendalam (in depth interview) pada prinsipnya adalah
wawancara dimana penelitian dan responden bertatap muka langsung di
dalam wawancara yang dilakukan. Peneliti mengharapkan perolehan
informasi dari responden mengenai suatu masalah yang ditelitinya, yang tidak
dapat terungkap melalui penggunaan teknik kuesioner. Saat kegiatan
wawancara, peneliti harus dapat mengendalikan diri, sehingga tidak
menyimpang jauh dari pokok masalah serta tidak memberikan penilaian
mengenai benar atau salahnya pendapat atau opini responden. Melihat jenis
pertanyaan yang digunakan dalam teknik wawancara mendalam maka jenis
pertanyaan yang digunakan adalah pertanyaan terbuka9 (dimulai dengan apa,
mengapa, bagaimana, atau jelaskan). 10

c. Angket/Kuesioner

9
Teknik Wawancara (Research Methology). Diakses pada tanggal 16 November 2022.
https://medium.com/@afdanrojabi/teknik-wawancara-research-methodology-7ebdb094b490
10
Memastikan peserta memperoleh pembelajaran. Diakses pada tanggal 16 November 2022.
https://wiki.isikhnas.com/w/Making_sure_that_participants_learn/id#:~:text=Pertanyaan%20terbuka%20cend
erung%20dimulai%20dengan,paling%20benar%20untuk%20pertanyaan%20terbuka.

13
Kuesioner merupakan metode pengumpulan data yang efisien bila peneliti
mengetahui secara pasti data atau informasi apa yang dibutuhkan dan
bagaimana variabel yang menyatakan informasi yang dibutuhkan tersebut
diukur. Menurut Nuskancana (1993:45) kuesioner yaitu metode pengumpulan
data dengan jalan mengajukan suatu daftar pertanyaan tertulis. Pertanyaan
ini diberikan pada individu untuk memberikan jawaban secara tertulis pula.
Sukardi (1985) menyatakan bahwa kuesioner adalah seperangkat pertanyaan
atau pernyataan yang harus dijawab oleh responden. Menurut Sugiyono
(2017:142) angket atau kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan
tertulis kepada responden untuk dijawab.

E. Teknik Analisis Data


Menurut Bogdan, teknik analisis data adalah proses mencari data,
menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan
lapangan, dan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data ke dalam
kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesis, menyusun dalam
pola, memilih mana yang penting untuk dipelajari, dan membuat simpulan yang
bisa diceritakan pada orang lain (Zakariah, dkk, 2020:52).

Analisis data kualitatif dilakukan apabila data empiris yang diperoleh adalah
data kualitatif berupa kumpulan berwujud kata-kata dan bukan rangkaian angka
serta tidak dapat disusun dalam kategori-kategori/struktur klasifikas, analisis
kualitatif disajikan menggunakan kata-kata yang biasanya disusun ke dalam teks
yang diperluas, dan tidak menggunakan perhitungan matematis atau statistika
sebagai alat bantu analisis.

Menurut Miles dan Huberman (1992: 35), kegiatan analisis terdiri atas tiga
alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan, yaitu reduksi data, penyajian data,
dan penarikan kesimpulan/verifikasi. Kegiatan reduksi data, penyajian data,
dan penarikan kesimpulan/verifikasi merupakan kegiatan yang jalin menjalin
pada sebelum, selama, dan sesudah pengumpulan data.

14
1. Reduksi data
Reduksi data merupakan bagian dari analisis. Menurut Miles dan Huberman
(1992: 16; Silalahi, 2009: 339 -340)), reduksi data adalah proses pemilihan,
pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstraksian, dam
transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan.
Kegiatan ini berlangsung secara terus menerus selama kegiatan
pengumpukan data. Kegiatan reduksi data ini meliputi membuat ringkasan,
mengkode, menelusuri tema, membuat gugus-gugus, membuat partisi, dan
menulis memo. Pilihan- pilihan peneliti tentang bagian mana yang dikode,
mana yang dibuang, p ola-pola mana yang meringkas sejumlah bagian yang
tersebar, cerita-cerita apa yang sedang berkembang, semuanya merupakan
pilihan-pilihan analisis.

2. Penyajian Data
Menurut Miles dan Huberman (1992: 17; Emzir, 2011: 131 - 132), penyajian
data sebagai sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan
adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Melalui data yang
disajikan, peneliti melihat dan dapat memahami apa yang sedang terjadi dan
apa yang harus dilakukan berdasarkan atas pemahaman yang didapat
dari penyajian- penyajian tersebut. Penyajian data dalam penelitian kualitatif
sekarang ini dapat dilakukan dalam berbagai jenis matriks, grafik, jaringan,
dan bagan. Hal itu dirancang untuk menggabungkan informasi yang tersusun
dalam suatu bentuk yang padu dan mudah diraih (Miles dan Huberman, 1992;
17-18; Emzir, 2011: 131 - 132).

3. Penarikan kesimpulan
Menurut Miles dan Huberman (1992: 18-19), langkah ketiga dari kegiatan
analisis data adalah menarik kesimpulan dan verifikasi. Pada saat
pengumpulan data, seorang peneliti mencari makna sesuatu, mencata
keteraturan, pola-pola, penjelasan, konfigurasi- konfigurasi yang mungkin,
alur sebab akibat, dan proposisi-proposisi. Mula-mula kesimpulan belum jelas,
namun lambat laun kian meningkat lebih terperinci. Kesimpulan-kesimpukan
akhir mungkin tidak muncul hingga pengumpulan data berakhir, bergantung
pada pada besarnya kumpulan - kumpulan catatan lapangan, pengkodeannya,
15
penyimpanan, dan metode pencarian ulang yang digunakan, dan kecakapan
peneliti. Kesimpulan kemudian diverifikasi dengan melakukan tinjauan ulang
pada catatan-catatan lapangan, atau mungkin merupakan peninjauan
kembali untuk mengembangkan kesepakatan intersubjektif (Miles dam
Huberman, 1992: 18). 11

Gambar 1.
Sumber: http://nadyaputrinote.blogspot.com/2019/02/pt-1.html

11
3 Tahapan Pengolahan Data kualitatif. Diakses pada tanggal 15 November 2022.
https://www.mandandi.com/2021/08/3-tahapan-pengolahan-data-kualitatif.html

16
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian
MAN 11 Jakarta merupakan salah satu Madrasah Aliyah yang berlokasi di
Lebak Bulus, Cilandak, menjadi salah satu lembaga pendidikan membuat MAN 11
mampu membangun Madrasah hebat dan maju baik dari segi fisik maupun nonfisik.
Lingkungan yang di bangun oleh pihak sekolah mampu membentuk murid-murid
berkarakter dan berwawasan luas juga dapat mengenal budaya internasional seiring
berkembangnya zaman, salah satunya budaya korea yang sedang mendunia, salah
satunya K-pop dan Gaya berpakain masyarakat korea, ramaja di MAN 11 Jakarta mulai
gemar mencari tahu bagaimana kehidupan para Idol kora terlebih lagi masing-masing
agensi yang menaungi K-Pop memberikan beberapa akses yang mempererat
hubungan antara para idol dengan penggemarnya. dari hal itulah remaja di MAN 11
Jakarta mulai tertarik untuk mengikuti gaya hidup para Idol Korea, salah satunya dalam
aspek berpakaian. diketahui para Idol, korea memiliki berbagai macam model
berpakaian, mereka memiliki gaya pakaian yang beragam karena menyesuaikan
dengan konsep Music Video yang akan mereka tampilkan, namun model pakaian
keseharian yang mereka unggah di akun pribadi instagram, lebih menarik perhatian
Murid Man 11 Jakarta.

Diketahui para idol memiliki keunikan model pakaian dan memadukan berbagai
model pakaian menjadi satu kesatuan fashion yang mendunia, mereka berhasil
menunjukkan berbagai karakter mulai dari klasik, elegant, faminime, tomboy, dan
lainnya hanya dari bagaimana mereka berpakaian, sehingga banyak remaja di MAN 11
Jakarta tertarik untuk mengikuti fashion para Idol K-Pop.

Namun para informan tidak serta merta menggunakan fashion para idol begitu
saja mereka tetap memilah dan memilih, tergantung kelayakan dan kepantasan model
pakaian, masih ada dari kalangan Murid MAN 11 Jakarta yang belum memiliki
kepercayaan diri penuh untuk tampil dengan fashion para idol tersebut, mereka
berpendapat bahwa trend gaya berpakaian para idol K-Pop ini seimbang, dapat
memberikan dampak positif dengan meningkatnya rasa kepercayaan diri dalam
berpakaian sesuai dengan keinginan dan meningkatkan kreativitas remaja MAN 11
Jakarta, adapun dampak negatif yang ditimbulkan dari maraknya trend ini ditakutkan
melanggar norma berpakaian di Indonesia serta lahirnya konflik akibat lunturnya norma

17
dan budaya berpakaian masyarakat Indonesia, namun dampak yang akan di timbulkan
dari perilaku ini sangat bergantung pada sikap bijak dari penggemarnya.

B. Pembahasan

1. Dapat dilihat dari diagram diatas bahwa 77,5% responden sudah mengenal korean pop,
12,5% responden masih belum mengen korean pop, dan 10% responden mungkin sudah
mengenal korean pop tapi mungkin tidak mengikutinya.

Dapat disimpulkan bahwa siswa dan siswi Man 11 Jakarta sudah banyak yang mengenal dan
mengikuti korean pop

18
2. Dapat dilihat dari diagram diatas bahwa 75% responden mengetahui budaya korea dari
membaca informasi di social media, dan 25% responden mengetahui bedaya korea dari
mendengae informasi melalui televisi

Dapat disimpulkan bahwa siswa dan siswi Man 11 Jakarta mengetahui budaya korea
dariembaca informasi di social media seperti Instagram, Youtube, Twitter, dan lain lain

3. Dapat dilihat dari diagram diatas bahwa 55% responden tertarik pada fashion para idol
korean pop berdasarkan keunikan jenis pakaian, 37,5% responden tertarik pada fashion
para idol korean pop berdasarkan perpaduan warna pakaian, dan 7,5% responden tertarik
pada fashion korean pop jika idol favorit yang memakainya

Dapat disimpulkan bahwa responden lebih tertarik mengikuti fashion idol korean pop karena
perpaduan warna pakaian yang digunakan para idol korean pop

19
4. Dapat dilihat dari diagram diatas 15% responden yang merasakan dampak positif dari Korean
Pop, 80% responden tidak terlalu merasakan dampak positif maupun dampak negatif dari
korean pop, dan 5% responden merasakan dampak negatif dari korean pop.

Dapat disimpulkan bahwa Korean Pop dapat memberikan dampak positif maupun negatif bagi
para remaja di Man 11 Jakarta

5. - Apakah kamu setuju dengan pendapat yang mengatakan jika remaha yang tertarik pada
trend fashion korea dapat meningkatkan kreativitas penggunanya?
- Apa dampak posituf dari adanya trend fashion koreab di kalangan remaja Man 11 Jakarta?

trend fashion korean di kalangan remaja di Man 11 Jakarta memberikan banyak dampak
positif yautu meningkatkan kepercayaan diri remaja dalam berpakaian, meningkatkan
kreativitas remaja, dan menjadikan remaja berwawasan luas

6. - Apakah menurut kamu trend fashion idol korean pop/ K-pop dapat di terima di semua
kalangan masyarakat Indonesia?
- Apakah menurut kamu fashion korean pop/ kpop melanggar norma-norma yang berlaku di
masyarakat Indonesia?

jika fashion korean pop tidak melanggar norma-norma dan budaya berpakaian yang berlaku
di Indonesia maka trend fashion korean pop ini dapat di terima di semua kalangan masyarakat
Indonesia

7. - Menurut kamu apakah trend fashion korea yang dikenakan idol Korean Pop-/K-pop cocok
jika kamu kenakan?
- Apakah kamu besedia mengikuti lomba fashion show bertemakan korean pop?
- Apa yang kamu rasakan ketika mengikuti trend fashion Korean pop?

Berdasarkan dari 3 pertanyaan angket tersebut dapat disimpulkan bahwa rata-rata responden
kurang memiliki kepercayaan diri untuk mengenakan gaya pakaian yang di gunakan para idol
K-Pop. Dapat disimpulkan juga dari pertanyaan yang menanyakan ketersediaan reaponden
untuk mengikuti lomba fashion show bertemakan korean pop, rata-rata responden belum
bersedia untuk mengikuti lomba fashion show yang bertemakan korean pop, namun beberapa
responden sudah dan mungkin bersedia untuk mengikuti lomba fashion show yang
bertemakan korean pop.

20
8. Apakah trend Fashion Idol korea berdampak pada gaya berpakaian anda?

Banyak dari Remaja di Man 11 Jakarta yang ikut merasakan dampak dari maraknya trend
fashion ini, bahkan ada beberapa jawaban Narasumber yang mengatakan bahwa dampak
yang mereka rasakan tidak secara langsung, dan tanpa di sadari hal itu telah mempengaruhi
mereka

9. Apa yang anda rasakan ketika mengenakan model atau gaya berpakaian seperti para idol
korea pop?
Rata-Rata Narasumber memberikan keterangan bahwa dengan adanya trend fashion yang
mempengaruhi gaya berpakaian ini, mereka merasa lebih percaya diri karena dapat
mengekspresikan dan menunjukkan keinginann mereka dlam berpakaian

10. Menurut anda, Apakah gaya berpakaian layaknya idol korean-pop sesuai dengan peraturan
atau tata tertib di MAN 11 Jakarta

Beberapa Narasumber mengatakan bahwa trend fashion ini tidak sesuai dengan aturan dan
tata tertib di MAN 11 Jakarta , namun sebagian besar merasa hal ini dapat diterima sesuai
kebijakan pribadi masing-masing, jika kita dapat tampil sesuai dengan syariat islam, dengan
model, motif, dan warna yang tidak berlebihan, maka hal ini sesuai dengan peraturan yang
ada.

21
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Pada nyatanya, dampak yang ditimbulkan dari proses integrasi sat ini mengharuskan kita
tumbuh menjadi pribadi yang teguh pendirian dan bertanggung jawab atas apa yang
terjadi, serta bijak dalam memilah dan memilih informasi maupun budaya asing yang
masuk. Saat ini Budaya Korea yang telah mendunia dalam berbagai aspek kehidupan
menjadi salah satu bagian dari era globalisasi, tak dipungkiri banyak dari remaja
Indonesia yang telah menerima dan menggemari Budaya Negri Ginseng ini, salah
satunya Budaya Pop mereka, ketertarikan remaja di MAN 11 Jakarta terhadap K-pop
membuat mereka mulai penasaran untuk mencari tahu gaya hidup para idol K-pop
terutama dalam aspek berpakaian, mereka menyukai bagaimana para idol K-pop yang
mampu memadukan model dan warna pakaian yang mampu memberikan kesan dan
karakter berbeda dari pakaian tersebut, menurut mereka hal ini dapat membawa dampak
positif maupun negatif, dengan adanya trend ini makan akan meningkatnya rasa
kepercayaan diri remaja dalam berpakaian sesuai dengan keinginan dan meningkatkan
kreativitas penggunanya, namun dampak negatif yang ditimbulkan dari maraknya trend
ini ditakutkan lahirnya konflik akibat lunturnya norma dan budaya berpakaian aasli di
Indonesia, namun dampak yang akan di timbulkan dari perilaku ini sangat bergantung
pada sikap bijak setiap pribadi.

B. Saran
kami selaku penulis menyarankan sekaligus berharap bagi seluruh kalangan masyarakat
terkhusus remaja untuk bisa memetik pelajaran terbaik dari hasil penelitian ini, kita
sebagai negara yang terikat kuat oleh adat istiadat dan keberagaman sudah seharusnya
mampu bertanggung jawab untuk menjaga. oleh karena itu, diharapkan bagi pembaca
untuk bisa memilah dan memilih segala bentuk yang menjadi bagian dari proses
globalisasi. diharapkan dengan penelitian ini pembaca dapat lebih selektif dan bijak
dalam menanggapi masuknya budaya Korea di Indonesia, walaupun tak di pungkiri
banyaknya nilai positif yang dapat diambil, hal ini sangat memungkinkan lahirnya
dampak-dampak negatif yang memicu kesenjangan dan konflik di Indonesia

Bagi Penelitian selanjutnya kami berharap hasil riset kami ini berpotensi untuk
dikembangkan menjadi penelitian yang spesifik dan baru serta berbasis oleh peneliti
sebelumnya.

22
DAFTAR PUSTAKA

Dwi Septarina, Calista (2019) HUBUNGAN MENONTON K-POP TERHADAP GAYA


FASHION KOMUNITAS DANCE COVER DI SURABAYA. Universal 17 Agustus
45 Surabaya

3 Tahapan Pengolahan Data kualitatif. Diakses pada tanggal 16 Novermber 2022.


https://www.mandandi.com/2021/08/3-tahapan-pengolahan-data-kualitatif.html

Adi, Galuh Kinanthi Herhayyu. (2019). KOREAN WAVE (Studi Tentang Pengaruh
Budaya Korea Pada Penggemar K-Pop di Semarang). Universitas Diponegoro,
Semarang.

Dina Khairunnisa, 29 April 2019 BUDAYA K-POP DAN KEHIDUPAN SOSIAL


REMAJA. Universitas Islam Negri Jakarta

da Ri'aeni (2019) PENGARUH BUDAYA KOREA (K-POP) TERHADAP REMAJA DI


KOTA CIREBON. Universitas Negeri Jakarta

Analisis Data Kualitatif PTK Menurut Milles dan Huberman (1984). Diakses pada
tanggal 15 Novermber 2022. http://nadyaputrinote.blogspot.com/2019/02/pt-
1.html

Catat! 4 Perbedaan Data Sekunder & Data Primer dalam Analisis Data. Diakses pada
tanggal 16 November 2022. https://www.dqlab.id/catat!-4-perbedaan-data-
sekunder-and-data-primer-dalam-analisis-data

Rahmati Alfrida, Najla Lailin Nikmah, Reynaldi Drajat Ageng Perwira,dan Nur Aini
Rakhmawati (2021) ANALISIS KONTEN CHANNEL YOUTUBE K-POP
INDONESIA MENGGUNAKAN LATENT DIRICHLET ALLOCATION. Institut
Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya

Husnul Khatimah (2021) TELAAH SIKAP BERBAHASA REMAJA KOLAKA


TERHADAP BUDAYA K-POP PADA APLIKASI TELEGRAM. Universitas
Muhamdiyah Makassar

Choiriyah, Ummi. (2019). PENGARUH BUDAYA KOREAN POP TERHADAP GAYA


BERPAKAIAN ISLAMI DI KOMUNITAS “ARMY” YOGYAKARTA. Universitas
Islam Negeri Sunan Kalijaga, Yogyakarta.

23
Fairus, F. (2020). BAB III Metoda Penelitian, hal. 32. STIE INDONESIA.

Fikri, Raushan. (2021). ANALISIS CAMPUR KODE DALAM KOLOM KOMENTAR


PARA PENGGEMAR KOREAN POP (K-POP) DI AKUN INSTAGRAM: KAJIAN
SOSIOLINGUISTIK. Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.

Galuh Kinanthi Herhayyu Adi (2019) KOREAN WAVE. Universitas Diponegoro


Semarang

K-pop – Wikipedia bahasa indonesia, ensiklopedia bebas. Diakses pada tanggal 15


November 2022. https://id.wikipedia.org/wiki/K-pop

Pengertian Budaya Menurut Para Ahli. Diakses pada tanggal 8 November 2022.
https://m.mediaindonesia.com/humaniora/531569/pengertian-budaya-menurut-
para-ahli

Pengertian Remaja Menurut Para Ahli. Diakses pada tanggal 14 November 2022.
https://www.silabus.web.id/pengertian-remaja-menurut-para-ahli/

Husnul Khatimah, A. (2021). TELAAH SIKAP BERBAHASA REMAJA KOLAKA


TERHADAP BUDAYA K-POP PADA APLIKASI TELEGRAM. Universitas
Muhammadiyah Makassar

Khairunnisa, Dina. (2019). BUDAYA K-POP DAN KEHIDUPAN SOSIAL REMAJA


(Studi Kasus Pada Mahasiswa Jurusan IPS Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta). Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.

Memastikan peserta memperoleh pembelajaran. Diakses pada tanggal 16 November


2022.
https://wiki.isikhnas.com/w/Making_sure_that_participants_learn/id#:~:text=Perta
nyaan%20terbuka%20cenderung%20dimulai%20dengan,paling%20benar%20u
ntuk%20pertanyaan%20terbuka.

Ri’aeni, Ida; Suci, Musiam; Pertiwi, Mega; Sugiarti, Tias. (2019). PENGARUH
BUDAYA KOREA (K-POP) TERHADAP REMAJA DI KOTA CIREBON.
Universitas Muhammadiyah Cirebon.

24
Sugiyono. (2019). Metode Penelitian Kuantitafif Kualitatif Dan R&D. Bandung:Penerbit
Alfabeta.

Susanti, One Rifca Annisa. (2017). ANALISIS DAMPAK PSIKOLOGIS


MEREBAKNYA BUDAYA KOREAN POP (K-POP) PADA REMAJA DI MALANG.
Universitas Muhammadiyah Malang.

Teknik Wawancara (Research Methology). Diakses pada tanggal 16 November 2022.


https://medium.com/@afdanrojabi/teknik-wawancara-research-methodology-
7ebdb094b490

Khairunnisa, Dina. (2019). BUDAYA K-POP DAN KEHIDUPAN SOSIAL REMAJA (Studi
Kasus Pada Mahasiswa Jurusan IPS Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta). Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Memastikan peserta memperoleh pembelajaran. Diakses pada tanggal 16 November 2022.


https://wiki.isikhnas.com/w/Making_sure_that_participants_learn/id#:~:text=Pertanyaa
n%20terbuka%20cenderung%20dimulai%20dengan,paling%20benar%20untuk%20pert
anyaan%20terbuka.

Ri’aeni, Ida; Suci, Musiam; Pertiwi, Mega; Sugiarti, Tias. (2019). PENGARUH BUDAYA
KOREA (K-POP) TERHADAP REMAJA DI KOTA CIREBON. Universitas
Muhammadiyah Cirebon.

Sugiyono. (2019). Metode Penelitian Kuantitafif Kualitatif Dan R&D. Bandung:Penerbit


Alfabeta.

Susanti, One Rifca Annisa. (2017). ANALISIS DAMPAK PSIKOLOGIS MEREBAKNYA


BUDAYA KOREAN POP (K-POP) PADA REMAJA DI MALANG. Universitas
Muhammadiyah Malang.

Teknik Wawancara (Research Methology). Diakses pada tanggal 16 November 2022.


https://medium.com/@afdanrojabi/teknik-wawancara-research-methodology-
7ebdb094b490

25
26

Anda mungkin juga menyukai