Kelompok 6
ii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR...................................................................................................... ii
DAFTAR ISI.................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................. 1
1.3 Tujuan Penulisan................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................. 3
2.1 Pengertian Implikatur Percakapan..................................................................... 3
2.2 Jenis-Jenis Implikatur........................................................................................ 3
2.3 Kegunaan konsep Implikatur Percakapan.......................................................... 6
2.4 Empat Maksim................................................................................................... 7
BAB III PENUTUP......................................................................................................... 9
3.1 Kesimpulan........................................................................................................ 9
3.2 Saran.................................................................................................................. 9
DAFTAR PUSAKA......................................................................................................... 10
iii
iv
BAB I
1.1LATAR BELAKANG
Menurut Grice (dalam Marni, 2021:68), Implikatur adalah unsur-unsur dari seuah
pesan yang tidak dikodekan secara langsung, tetapi yang bisa dipahami
berdasarkan pada asumsi bahwa pendengarnya bisa membuat simpulan.
Grice mengembangkan konsep implikatur, yaitu sebuah teori tentang cara orang
menggunakan bahasa. Dalam lingkup analisis wacana, implikatur berarti sesuatu yang terlibat
atau menjadi bahan pembicaraan. Secara struktural, implikatur berfungsi sebagai
jembatan/rantai yang menghubungkan antara "yang diucapkan" dengan "yang
diimplikasikan". Jadi, suatu dialog yang mengandung implikatur akan selalu melibatkan
penafsiran yang tidak langsung. Dalam komunikasi verbal, implikatur biasanya sudah
diketahui oleh para pembicara, dan karenanya tidak perlu diungkapkan secara eksplisit.
Dengan berbagai alasan, implikatur justru sering disembunyikan agar hal yang
diimplikasikan tidak nampak terlalu mencolok.
1
BAB II
PEMBAHASAN
Secara etimologis, kata implikatur diturunkan dari kata implicatum. Secara nomina,
kata tersebut sama dengan kata implication yang berarti maksud, pengertian, keterlibatan.
Secara struktural, implikatur berfungsi sebagai jembatan/rantai yang menghubungkan antara
yang diucapkan dan yang diimplikasikan.
Menurut Grice (dalam Marni, 2021:51), istilah implikatur dipakai untuk menerangkan
apa yang mungkin diartikan, disarankan, atau dimaksudkan oleh penutur, yang berbeda
dengan apa yang sebenarnya dikatakan oleh penutur tersebut dalam ujarannya. Jadi, konsep
implikatur ini dipakai untuk menerangkan perbedaan yang sering terdapat antara apa yang
diucapkan dengan apa yang diimplikasi.
Sementara itu, implikatur percakapan memiliki makna dan pengertian yang lebih
bervariasi. Pasalnya, pemahaman terhadap hal "yang dimaksudkan" sangat bergantung
kepada konteks terjadinya percakapan. Implikatur percakapan hanya muncul dalam suatu
tindak percakapan. Dalam suatu dialog percakapan, sering terjadi seorang penutur tidak
mengutarakan maksudnya secara langsung. Hal yang hendak diucapkan justru disembunyikan
2
diucapkan secara tidak langsung, atau yang diucapkan sama sekali berbeda dengan maksud
ucapannya, seperti contoh berikut :
(1). Ibu : Ani, adikmu belum makan
Ani : Ya, Bu. Lauknya apa?
Percakapan antara ibu dan Ani pada contoh (1) mengandung implikatur yang
bermakna "perintah menyuapi". Dalam tuturan itu tidak ada sama sekali bentuk kalimat
perintah. Tuturan yang diucapkan ibu hanyalah pemberitahuan bahwa "adik belum makan".
Namun, karena Ani dapat memahami impikatur yang disampaikan ibunya, ia menjawab dan
siap untuk melaksanakan perintah ibunya tersebut. Gejala yang hampir sama terjadi pada
contoh (2) yaitu perintah guru untuk melakukan sesuatu agar panas di kelas berkurang.
Muridn yang paham maksud gurunya, segera membuka jendela. Jadi, kesimpulannya
implikatur percakapan adalah proses komunikasi yang didalamnya terdapat berbagai macam
makna yang sangat bervariasi sesyy dengan konteksnya. Karena sering terjadi perbedaan
antara apa yang diucapkan dengan apa yang dimaksudkan.
3
2). Implikatur Berskala
Informasi tertentu selalu disampaikan dengan memilih sebuah kata yang menyatakan
nilai dari suatu skala ini. Ini secara khusus tampak jelas untuk mengungkapkan kuantitas.
Seperti istilah semua, sebagian besar, banyak, beberapa, sedikit, selalu, sering, dan kadang-
kadang. Ketika sedang bertutur, seorang penutur memilih kata dari skala itu yang paling
informatif dan benar (kualitas dan kuantitas).
Contoh:
(1). A: Saya sedang belajar ilmu bahasa dan saya telah
melengkapi beberapa mata pelajaran yang dipersyaratkan.
Dengan memilih kata “beberapa” dalam contoh tersebut penutur menciptakan suatu
implikatur (tidak semua). Inilah yang disebut implikatur berskala. Salah satu ciri yang terlihat
pada implikatur berskala ialah apabila penutur mengoreksi diri mereka sendiri tentang
beberapa rincian.
Implikatur konvensional tidak harus terjadi dalam percakapan, dan tidak bergantung
pada konteks khusus untuk menginterpretasikannya. Implikatur konvensional diasosiasikan
4
dengan kata-kata khusus dan menghasilkan maksud tambahan yang disampaikan jika kata
digunakan.
Contoh:
(5) Siska : “Viki belum datang kepesta ini.
Implikatur konvensional ialah bahwa situasi pada waktu itu diharapkan berbeda, atau
mungkin sebaliknya di waktu yang akan datang. Pada contoh di atas penutur menghasilkan
suatu implikatur bahwa dia mengharapkan pernyataan “Viki datang ke pesta.
Implikatur percakapan, menurut Putrayasa dalam Asdar (2021:72), memiliki beberapa wujud
dan maksud yang seringkali muncul saat proses komunikasi berlangsung, yaitu:
a. Implikatur percakapan melarang;
Implikatur dengan wujud melarang ini sering digunakan dalam kalimat perintah,
tetapi juga dalam bentuk kalimat pernyataan.
5
implikatur wujud ini biasanya berbentuk kalimat pernyataan.
Kegunaan konsep implikatur percakapan ini dirumuskan oleh Levinson (dalam Marni,
55:56), menjadi empat bagian, sebagai berikut:
6
(1). Menjaga hutan menaiki kudanya dan berjalan
hingga matahari terbenam.
(2). Paris ibu kota Perancis dan London ibu kota Inggris
Kedua klausa dalam kalimat
(1) tidak dapat ditukartempatkan, karena penukartempatan kedua klausanya itu menjadikan
kalimat tersebut tidak diterima secara semantik. Sebaliknya, pada kalimat
(2) penukartempatkan kedua klausanya dapat saja membuat kalimat tersebut diterima secara
semantik.
Implikatur adalah unsur-unsur dari sebuah pesan yang tidak dikodekan secara
langsung, tetapi yang bisa dipahami berdasarkan pada asumsi bahwa pendengarnya bisa
membuat kesimpulan (inference) yang tepat (Black, 2011). Ide utama tentang implikatur
diutarakan oleh Grice yang mengembangkan konsep implikatur, yaitu sebuah teori tentang
cara orang menggunakan bahasa. Adanya seperangkat asumsi-asumsi yang menuntun pada
tingkah laku percakapan, hal ini memunculkan pertimbangan yang rasional dapat
diformulasikan sebagai penuntun dalam penggunaan bahasa secara efisien dan efektif dalam
percakapan menuju suatu akhir yang kooperatif.
Grice (dalam Asdar, 2021:68-69) menyebut penuntun tersebut sebagai empat maksim dasar
percakapan atau prinsip-prinsip umum yang mendasari penggunaan bahasa yang bersifat
kooperatif. Prinsip-prinsip umum tersebut diistilahkan maksim sebagai berikut :
1. Maksim kualitas;
Maksim ini menghendaki penutur
memberikan kontribusi secara benar dalam percakapan. Penutur hendaknya mengatakan apa
yang diyakini benar dan tentunya kebenaran itu diyakini karena ada bukti.
2. Maksim kuantitas;
7
Maksim ini menghendaki penutur memberikan kontribusi seinformatif mungkin sesuai
dengan yang dibutuhkan, tidak dilebih-lebihkan.
3. Maksim relevansi;
Maksim ini menghendaki penutur berkontribusi dalam percakapan dengan mengatakan hal
yang relevan dengan yang dibicarakan.
4. Maksim gaya/cara;
Maksim ini menghendaki penutur
terampil berkontribusi dalam percakapan dengan menghindari ketidakjelasan, ambiguitas
agar apa yang dituturkan menjadi jelas dan lebih teratur.
8
tuturan yang tidak relevan, yang membedakan adalah tingkat relevansi sebuah tuturan.
Tingkat relevansi pada sebuah tuturan ditentukan oleh dua faktor, yaitu efek kontekstual
(contextual Effect) dan usaha pemrosesan (processing effort). Efek kontekstual merupakan
kemampuan menghubungkan informasi baru dengan apa yang diketahui sebelumnya, yaitu
informasi lama disesuaikan dengan konteks percakapan. Sedangkan, usaha pemerosesan
merupakan usaha partisipan menguraikan informasi linguistik dan menghubungkan dengan
informasi baru. Semakin sedikit usaha yang dperlukan untuk memproses informasi baru,
semakin relevan pertuturan dan semakin banyak efek kontekstualnya.
9
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Berangkat dari pembahasan pada bagian sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa suatu
implikatur percakapan akan sangat mungkin sekali muncul dalam suatu percakapan, terlebih
lagi dalam suatu kelompok sosial tertentu. Dalam suatu kelompok sosial yang di dalamnya
suadah terdapat berbagai faktor yang memunculkan suatu kedekatan tertentu antar
anggotanya, sangat memungkinkan sekali terjadi suatu implikatur percakapan dalam proses
komunikasi yang terjadi. Dapat dikatakan, bahwa faktor-faktor tertentu termasuk kedekatan,
akan mempengaruhi suatu bentuk komunikasi yang terjadi.
3.2 Saran
Dari materi yang telah dipaparkan kami memperkenalkan tentang menjelaskan Hakikat
Implikatur percakapan sebagai sebuah pengetahuan baru bagi pembaca untuk dapat dijadikan
sebagai bacaan dalam proses belajar kedepannya. Pembaca diharapkan dapat mengambil poin
penting pada materi ini untuk bisa menerapkan atau mengaplikasikannya di waktu
mendatang.
10
DAFTAR PUSTAKA
Marni, Silvia, dkk. 2021. Buku Ajar Pragmatik (Kajian Teoretis dan Praktik). Jawa Tengah:
Penerbit CV. Eureka Media Aksara
11