Oleh:
Puput Tri Arsita
P1337424522385
Mengetahui
Pembimbing Institusi
A. LATAR BELAKANG
Persalinan adalah proses alami dalam kehidupan seorang wanita
yang melibatkan kontraksi rahim untuk mengeluarkan janin dari rahim.
Namun, dalam beberapa kasus, persalinan dapat mengalami patologi
atau komplikasi yang dapat mengancam kesehatian ibu dan bayi. Salah
satu tempat pelayanan kesehatan yang memberikan asuhan persalinan
adalah Puskesmas Tepusen.
Puskesmas Tepusen adalah salah satu pusat pelayanan
kesehatan masyarakat yang memberikan pelayanan kebidanan, termasuk
asuhan persalinan. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, Puskesmas
Tepusen menghadapi masalah yang serius terkait tingginya angka
komplikasi persalinan yang terjadi di wilayah tersebut. Angka
komplikasi persalinan yang tinggi ini merupakan hal yang sangat
penting untuk diperhatikan dan dianalisis.
Tingginya angka komplikasi persalinan dapat dipengaruhi oleh
berbagai faktor, antara lain:
1. Kurangnya pemantauan dan penanganan yang tepat terhadap ibu selama
kehamilan dan persalinan.
2. Kurangnya pengetahuan dan keterampilan petugas kesehatan dalam
mengidentifikasi dan mengatasi patologi dan komplikasi persalinan.
3. Keterbatasan fasilitas dan peralatan medis yang memadai di Puskesmas
Tepusen.
4. Faktor sosial dan ekonomi yang memengaruhi akses ibu hamil terhadap
perawatan prenatal dan persalinan yang aman.
Dalam laporan praktik ini, kami akan melihat lebih dalam
tentang asuhan kebidanan kolaborasi pada kasus patologi dan
komplikasi persalinan di Puskesmas Tepusen. Tujuan laporan praktik
ini adalah untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi
tingginya angka komplikasi persalinan dan mengusulkan langkah-
langkah perbaikan yang dapat dilakukan oleh Puskesmas Tepusen.
Dengan melakukan analisis terhadap asuhan kebidanan
kolaborasi dan melibatkan berbagai pihak, seperti dokter, bidan, dan
tenaga kesehatan lainnya, diharapkan dapat ditemukan solusi yang
efektif untuk mengurangi tingginya angka komplikasi persalinan di
Puskesmas Tepusen. Selain itu, laporan praktik ini juga dapat menjadi
acuan bagi puskesmas lain dalam menghadapi masalah serupa dan
meningkatkan kualitas pelayanan kebidanan secara keseluruhan.
Dengan demikian, laporan praktik ini akan memberikan
pemahaman yang lebih baik tentang tingginya angka komplikasi
persalinan di Puskesmas Tepusen dan memberikan rekomendasi untuk
meningkatkan asuhan kebidanan kolaborasi dalam penanganan kasus
patologi dan komplikasi persalinan.
B. TUJUAN PENYUSUNAN LAPORAN
1. Mengetahui secara pasti bagaimana gambaran patologi dan komplikasi
persalinan yang sering terjadi di Puskesmas Tepusen.
2. Mengetahui bagaimana proses asuhan kebidanan kolaborasi yang dilaku
kan dalam penanganan patologi dan komplikasi persalinan di Puskes
mas Tepusen.
3. Mengetahui upaya-upaya apa saja yang dapat dilakukan untuk meningk
atkan efektifitas asuhan kebidanan kolaborasi dalam penanganan patol
ogi dan komplikasi persalinan di Puskesmas Tepusen.
C. MANFAAT PENYUSUNAN LAPORAN
Laporan ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang pr
oses dan efektivitas pola asuhan kebidanan kolaborasi dalam penangana
n patologi dan komplikasi persalinan. Hasil penelitian dapat dijadikan
dasar untuk meningkatkan kualitas asuhan kebidanan kolaborasi dalam
penanganan patologi dan komplikasi persalinan di Puskesmas Tepusen.
BAB II
TINJAUAN TEORI
b. Kala II
Kala II disebut juga dengan kala pengeluaran. Periode
persalinan dimulai dari pembukaan lengkap (10 cm) sampai
lahirnya bayi. Proses ini berlangsung 2 jam pada primigravida
dan 1 jam pada multigravida. Pada kala ini his lebih cepat dan
kuat, kurang lebih 2-3 menit sekali. Dalam kondisi normal
kepala janin sudah dalam rongga panggul (Diana et al., 2019).
Gejala utama kala II adalah (Oktarina, 2015):
1) His semakin kuat, dengan interval 2 sampai 3 jam dengan
durasi 50 sampai 100 detik
2) Menjelang akhir I ketuban pecah yang ditandai dengan
pengeluaran cairan secara mendadak
3) Ketuban pecah pada pembukaan mendeteksi lengkap diikuti
keinginan mengejan, karena tertekannya fleksus
frankenhauser
4) Kedua kekuatan, his dan mengejan lebih mendorong kepala
bayi sehingga terjadi: kepala membuka pintu, subocciput
bertindak sebagai hipomoglion berurut-turut lahir ubun-
ubun besar, dahi, hidung, dan muka serta kepala seluruhnya
5) Kepala lahir seluruhnya dan diikuti oleh putar paksi luar,
yaitu penyesuaian kepala pada punggung
6) Setelah putar paksi luar berlangsung, maka persalinan bayi
ditolong dengan jalan:
a) Kepala dipegang pada osocciput dan dibawah
dagu,ditarik cunam ke bawah untuk melahirkan bahu
belakang
b) Setelah kedua bahu lahir, ketiak dikaitkan untuk
melakukan sisa badan bayi
c) Bari lahir diikuti oleh air ketuban
7) Pada primigravida kala II berlangsung rata-rata 1,5 jam dan
pada multipara rata-rata 0,5 jam
c. Kala III
Setelah kala II, kontraksi uterus berhenti sekitar 5 sampai 10
menit. Dengan lahirnya bayi, sudah mulai pelepasan placenta
pada lapisan Nitabusch, karena sifat retraksi otot rahim.
Lepasnya placenta sudah dapat diperkirakan dengan
memperhatikan tanda-tanda:
k. Perubahan Hematologi
Hemoglobin meningkat rata-rata 1,2 gr/100ml selama
persalinan dan kembali kekadar sebelum persalinan pada hari
pertama pascapartum jika tidak ada kehilangan darah yang
abnolmal. Waktu koagulasi darah berkurang dan terdapat
peningkatan fibrinogem plasma lebih lanjut selama persalinan.
Sel darah putih selama progresif meningkat selama kala I
persalinan sebesar kurang lebih 5.000 hingga jumlah rata-rata
15.000 pada saat pembukaan lengkap, tidak ada peningkatan
lebih lanjut setelah ini.Gula darah menurun selama persalinan,
menurun drastis pada persalinan yang lama dan sulit,
kemungkinan besar akibat peningkatan aktivitas otot dan
rangka.
8. Perubahan Psikologis pada Ibu Bersalin
a. Perubahan Psikologis pada Ibu Bersalin Kala I
Kondisi psikologis yang sering terjadi pada wanita dalam
persalinan kala I adalah (Legawati, 2018):
1) Kecemasan dan ketakutan pada dosa-dosa atau kesalahan-
kesalahan sendiri. Ketakutan tersebut berupa rasa takut jika
yang akan dilahirkan dalam keadaan cacat, serta takhayul
lain. Walaupun pada jaman ini kepercayaan pada ketakutan-
ketakutan gaib selama proses reproduksi sudah sangat
berkurang sebab secara biologis, anatomis, dan fisiologis
kesulitan-kesulitan pada peristiwa partus bisa dijelaskan
dengan alasan-alasan patologis atau sebab abnormalitas.
2) Timbulnya rasa tegang, takut, kesakitan, kecemasan dan
konflik batin. Hal ini disebabkan oleh semakin
membesarnya janin dalam kandungan yang dapat
mengakibatkan calon ibu mudah capek, tidak nyaman
badan, dan tidak bisa tidur nyenyak, sering kesulitan
bernafas dan macam-macam beban jasmaniah lainnya
diwaktu kehamilannya.
3) Seing timbul rasa jengkel, tidak nyaman dan selalu
kegerahan serta tidak sabaran. Ini disebabkan karena kepala
bayi sudah memasuki panggul dan timbulnya kontraksi-
kontraksi pada Rahim sehingga bayi yang semula
diharapkan dan dicintai secara psikologis selama berbulan
bulan itu kini dirasakan sebagi beban yang amat berat.
4) Ketakutan menghadapi kesulitan dan resiko bahaya
melahirkan bayi yang merupakan hambatan dalam proses
persalinan:
a) Adanya rasa takut dan gelisah terjadi dalam waktu
singkat dan tanpa ada sebab yang jelas
b) Ada keluhan sesak nafas atau rasa tercekik, jantung
berdebar-debar
c) Takut mati atau merasa tidak dapat pertolongan saat
persalinan
d) Muka pucat, pandangan liar, pernafasan pendek, cepat
dan takikardi
5) Adanya harapan mengenai jenis kelamin yang akan
dilahirkan
6) Sikap bermusuhan terhadap bayinya
a) Keinginan untuk memiliki janin yang unggul
b) Cemas kalau bayinya tidak aman di luar rahim
c) Belum mampu bertanggung jawab sebagai seorang ibu
7) Kegelisahan dan ketakutan menjelang kelahiran bayi
a) Takut mati
b) Trauma kelahiran
c) Perasaan bersalah
d) Ketakutan riil
b. Perubahan Psikologis pada Ibu Bersalin Kala II
Adapun perubahan psikologis yang terjadi pada kala II adalah
sebagai berikut (Legawati, 2018) :
1) Panik dan terkejut dengan apa yang terjadi pada saat
pembukaan lengkap
2) Bingung dengan adanya apa yang terjadi pada saat
pembuakaan lengkap
3) Frustasi dan marah
4) Tidak memperdulikan apa saja dan siapa saja yang ada di
kamar bersalin
5) Rasa lelah dan sulit mengikuti perintah
6) Fokus pada dirinya sendiri
c. Masalah Psikologis yang Terjadi pada Masa Persalinan
Masalah psikologis yang terjadi pada masa persalinan
adalah kecemasan. Pada masa persalinan seorang wanita ada
yang tenang dan bangga akan kelahiran bayinya, tetepi ada juga
yang merasa takut.
Kecemasan berbeda dengan rasa takut. Cemas adalah
respon emosi tanpa obyek yang spesifik yang secara subyektif
dialami dan dikomunikasikan interpersonal secara langsung.
Kecemasan dapat diekspresikan melalui respon fisiologis dan
psikologis.
Secara fisiologis, respon tubuh terhadap kecemasan adalah
dengan mengaktifkan sistem syaraf otonom (simpatis dan
parasimpatis). Sistem saraf simpatis akan mengaktivasi proses
tubuh, sedangkan sistem parasimpatis akan menimbulkan
respons tubuh. Bila korteks otak menerima rangsang, maka
rangsangan akan dikirim melalui saraf simpatis ke kelenjar
adrenal yang akan melepaskan adrenal/epineprin sehingga
efeknya antara lain nafas menjadi lebih dalam, nadi meningkat,
dan tekanan darah meningkat. Darah akan tercurahkan terutama
ke jantung, susunan saraf pusat dan otak. Dengan peningkatan
glikogenolisis maka gula darah akan meningkat. Secara
psikologis, kecemasan akan mempengaruhi koordinasi atau
gerak reflex, kesulitan mendengar atau mengganggu hubungan
dengan orang lain. Kecemasan dapat membuat individu menarik
diri dan menurunkan keterlibatan orang lain.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan kecemasan
diantaranya yaitu:
1) Nyeri
Nyeri pada persalinan kala I adalah perasaan sakit dan
tidak nyaman yang dialami ibu sejak awal mulainya
persalinan sampai serviks berdilatasi maksimal (10 cm).
Nyeri ini disebabkan oleh dilatasi serviks, hipoksia otot
uterus, iskemia korpus uteri, peregangan segmen bawah
uterus dan kompresi saraf di serviks (gangglionik servikalis).
Subyektif nyeri ini dipengaruhi paritas, ukuran dan posisi
janin, tidakan medis, kecemasan, kelelahan, budaya dan
mekanisme koping, serta lingkungan.
Nyeri melibatkan dua komponen yaitu fisiologis dan
psikologis. Secara psikologis pengurang nyeri akan
menurunkan tekanan yang luar biasa bagi ibu dan bayinya.
Ibu mungkin akan menurunkan kesulitan untuk berinteraksi
setelah lahir karena ini mengalami kelelahan saat menghadapi
nyeri persalinan.
Ada berbagai upaya yang dapat dilakukan untuk
menurunkan intensitas nyeri pada saat persalinan. Massage
dan relaksasi merupakan salah satu metode nonfarmakologi
yang dilakukan untuk mengurangi nyeri persalinan. Menurut
penelitian, terjadinya penurunan intensitas nyeri ibu bersalin
sebelum dan setelah diberikan massage maupun relaksasi
dikarenakan kedua intervensi tersebut memberikan efek yang
hampir sama yaitu menghilangkan nyeri. Tehnik massage
diberikan dengan melakukan pijatan ringan pada bagian
abdomen ibu yangbmerupakan pusat dari nyeri akibat
kontraksi uterus. Sedangkan teknik relaksasi dilakukan saat
kontraksi sedang berlangsung, penghirupan udara yang
maksimal mengakibatkan suplai oksigen pada uterus cukup
sehingga hal tersebut dapat mengurangi ketegangan pada otot
juga mengurangi rasa takut atau kecemasan yang ada pada
diri pasien (Sunarsih & Ernawati, 2017).
Teknik lain yang dapat diberikan ibu bersalin untuk
mengurangi nyeri persalinan adalah menggunakan terapi
birthing ball. Menurut Siregar dkk (2020) birth ball adalah
bola terapi fisik yang membantu ibu inpartu kala I dalam
kemajuan persalinan yang dapat digunakan dalam berbagai
posisi. Salah satu gerakannya yaitu dengan duduk diatas bola
dan bergoyang-goyang membuat rasa nyaman dan membantu
kemajuan persalinan dengan menggunakan gravitasi sambil
meningkatkan pelepasan endorphin karena elasitetes dan
lengkungan bola merangsang reseptor dipanggul yang
bertanngung jawa untuk mensehresi. Hal ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Dewi dkk (2020) bahwa birth
ball exercise berpengaruh terhadap penurunan intensitas
nyeri persalinan kala I fase laten pada ibu inpartu di BPM
“LM” Desa Giri Emas. Birth ball exercise yang dilakukan ibu
bersalin dengan cara duduk dengan santai dan bergoyang di
atas bola, memeluk bola selama kontraksi memiliki manfaat
membantu ibu dalam mengurangi raa nyeri saat persalinan.
Manfaat lain dari latihan ini adalah untuk mengurangi angka
kejadian kala I fase laten dan mempercepat penurunan kepala
janin.
Menurut Silfia dkk (2020) pelaksanaan pelvic rocking
dengan birthing ball berpengaruh terhadap pengurangan
nyeri pinggang persalinan kala I di Puskesmas Mamboro
Kota Palu, karena dengan pelaksanaan pelvic rocking dengan
birthing ball ini responden merasa lebih rileks sehingga
keadaan psikis tidak berfokus dengan rasa nyeri yang
dirasakan. Pelvic rocking adalah salah satu bentuk latihan
menggoyangkan panggul yang dapat memperkuat otot-otot
perut dan pinggang. Latihan ini dapat mengurangi tekanan
pada pinggang dengan menggerakkan janin kedepan dari
pinggang ibu secara sementara. Latihan birthing ball yang
dilakukan dengan cara duduk dengan santai dan bergiyang di
atas bola dapat membantu ibu dalam mengurangi rasa nyeri
saat persalinan.
Hal lain yang dapat mengurangi nyeri persalinan
apabila pasien seorang muslim dapat menggunakan
kombinasi murotal Al Qur’an Ar Rahman dan rileksasi
dzikir. Lantunan ayat suci Al Qur’an dapat menstimulasi
gelombang Delta yang menyebabkan pendengarannya merasa
tenang, tenram, dan nyaman. Sedangkan dzikir kepada Allah
akan menimbulkan perasaan tenang, tentram dan nyaman.
Hasil penelitian menunjukkan sebelum intensitas nyeri rerata
sebesar 7,5 dan sesudah intensitas nyeri berkurang menjadi
5,9 (Trianingsih, 2019).
2) Keadaan Fisik
Penyakit yang menyertai ibu dalam kehamilan adalah
salah satu faktor yang menyebabkan kecemasan. Seseorang
yang menderita suatu penyakit akan mengalami kecemasan
dibandingkan dengan orang yang tidak sedang menderita
sakit.
3) Riwayat Pemeriksaan Kehamilan
Ibu hamil dapat memeriksakan kehamilannya pada
dokter ahli kandungan, dokter umum, dan bidan. Tujuan
pemeriksaan dan pengawasan ibu hamil adalah sebagai
berikut:
a) Mengenali dan menangani penyulit-penyulit yang
mungkin dijumpai dalam kehamilan, persalinan dan nifas
b) Mengenali dan mengobati penyakit-penyakit yang
mungkin diderita ibu sedini mungkin
c) Menurunkan angka morbiditas dan mortalitas ibu dan
anak
d) Memberikan nasehat-nasehat tentang cara hidup sehari-
hari dan keluarga berencana, kehamilan, perslainan, nifas
dan laktasi.
Dalam setiap kunjungan pemeriksaan kehamilan ke
petugas kesehatan, selain pemeriksan fisik, ibu akan
mendapatkan informasi/pendidikan kesehatan tentang
perawatan kehamilan yang baik, persiapan menjelang
persalinan baik fisik maupun psikis, serta informasi
mengenai proses persalinan yang akan dihadapi nanti.
Dengan demikian, ibu diharapkan dapat lebih siap dan lebih
percaya diri dalam menghadapi proses persalinan. Untuk itu
selama hamil hendaknya ibu memeriksakan kehamilannya
secara teratur ke petugas kesehatan.
4) Pengetahuan
Pengetahuan adalah apa yang diketahui oleh seseorang
tentang suatu hal secara formal maupun nonformal.
Selanjutnya dikatakan bahwa perilaku yang didasari oleh
pengetahuan akan lebih permanen dianut seseorang
dibandingkan dengan perilaku yang biasa berlaku.
Penetahuan yang rendah mengakibatkan seseorang
mudah mengalami kecemasan.Ketidaktahuan tentang suatu
hal yang dianggap sebagai tekanan yang dapat
mengakibatkan krisis sehingga dapat menimbulkan
kecemasan. Kecemasan dapat terjadi pada ibu dengan
pengetahuan rendah mengenai proses persalinan, serta hal-hal
yang akan dan harus dialami oleh ibu sebagai dampak dari
kemajuan persalinan. Hal ini disebabkan karena kurangnya
informasi yang diperoleh.
Menurut Kristianti dkk (2020) kecemasan terjadi pada
ibu dengan pengetahuan yang rendah mengenai proses
persalinan. Hal ini dikarenakan kurangnya informasi yang
diperoleh, tidak adanya gambaran bagaimana persalinan yang
akan dilaluinya. Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh
pendidikan kesehatan pada ibu promigravida trimester III
tentang persalinan dengan media video terhadap kecemasan
menghadapi persalinan di wilayah kerja Puskesmas Blabak
Kediri.
5) Dukungan Lingkungan Sosial (Dukungan Suami)
Dukungan suami kepada ibu saat bersalin merupakan
bagian dari dukungan social. Dukungan keluarga, terutama
suami saat ibu melahirkan sangat dibutuhkan seperti
kehadiran keluarga dan suami untuk mendampingi istri
dengan penuh perasaan sehingga istri akan merasa lebih
tenang untuk menghadapi proses persalinan. Selain itu kata-
kata yang mampu memotivasi dan memberikan keyakinan
pada ibu bahwa proses persalinan yang dijalani ibu akan
berlangsung dengan baik, sehingga ibu tidak perlu merasa
cemas, tegang atau ketakutan.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Puspitasari
(2020) menunjukan bahwa ada hubungan antara dukungan
suami dan keluarga terhadap intensitas nyeri Kala I. Semakin
tinggi dukungan suami dan keluarga maka semakin rendah
intensitas nyeri persalinan yang dirasakan oleh ibu bersalin.
Dukungan yang baik akan membantu ibu menurunkan rasa
nyeri yang diderita. Dalam kondisi relaks, tubuh akan
memprosuksi hormone bahagia yang disebut endorphin yang
akan menekan hormone stressor sehingga rasa nyeri yang
dirasakan akan berkurang. Dukungan diberikan oleh suami
akan membuat ibu lebih nyaman dan lebih menikmati setiap
perjalanan persalinan, semakin ibu menikmati proses
persalinan maka ibu akan merasa lebih relaks akibatnya ibu
tidak lagi terasa.
Konservatif Aktif
37 mg
< 32 mg 32-37 mg
Gagal Gagal
Gagal Berhasil
SC
Penanganan
bbl
2.Perawatan
ibu nifas
A. KESIMPULAN
Tingginya angka komplikasi persalinan dapat dipengaruhi oleh
berbagai faktor, seperti kurangnya pemantauan dan penanganan yang
tepat terhadap ibu selama kehamilan dan persalinan. Dalam laporan
praktik ini, peneliti akan melihat lebih dalam tentang asuhan kebidanan
kolaborasi pada kasus patologi dan komplikasi persalinan di Puskesmas
Tepusen. Tujuan laporan praktik ini adalah untuk menganalisis faktor-
faktor yang mempengaruhi tingginya angka komplikasi persalinan dan
mengusulkan langkah-langkah perbaikan yang dapat dilakukan oleh
Puskesmas Tepusen.
Dengan melakukan analisis terhadap asuhan kebidanan
kolaborasi dan melibatkan berbagai pihak, seperti dokter, bidan, dan
tenaga kesehatan lainnya, diharapkan dapat ditemukan solusi yang
efektif untuk mengurangi tingginya angka komplikasi persalinan di
Puskesmas Tepusen. Selain itu, laporan praktik ini juga dapat menjadi
acuan bagi puskesmas lain dalam menghadapi masalah serupa dan
meningkatkan kualitas pelayanan kebidanan secara keseluruhan.
Laporan ini akan menguraikan pembahasan tentang asuhan
kebidanan pada Ny.S dalam persalinan dengan KPD di Puskesmas
Tepusen. Penulis telah melakukan asuhan kebidanan kehamilan holistik
pada tanggal 25 Mei 2023 didapatkan hasil: Pengkajian dilakukan oleh
penulis dengan anamnesa, pemeriksaan fisik, pemeriksaan umum,
sehingga kebutuhan penulis akan data ibu lengkap sehingga mendukung
penetapan diagnosa. Dari hasil anamnesa didapatkan hasil ini
merupakan kehamilan ibu yang keempat dan keguguran sekali, selama
kehamilan ibu rutin melakukan pemeriksaan ANC sebanyak 6 kali,
USG dokter 2 kali, saat ini usia kehamilan ibu 41 minggu , saat datang
ibu merasa cemas akan kehamilannya karna cairan ketuban sudah
rembes.
Penyebab KPD belum dikatehui secara pasti, namun
kemungkinan yang menjadi faktor predisposisi adalah infeksi yang
terjadi secara langsung pada selaput ketuban ataupun asenderen dari
vagina atau serviks. Selain itu fisiologi selaput ketuban yang abnormal,
serviks inkompetensia, kelainan letak janin, usia wanita kurang dari 20
tahun dan diatas 35 tahun, faktor golongan darah, faktor
multigraviditas/paritas, merokok, keadaan sosial ekonomi, perdarahan
antepartum, riwayat abortus dan persalinan preterm sebelumnya,
riwayat KPD sebelumnya, defisiensi gizi yaitu tembaga atau asam
askorbat, ketegangan rahim yang berlebihan, kesempitan panggul,
kelelahan dalam ibu bekerja, serta trauma yang didapat misalnya dalam
hubungan seksual, pemeriksaan dalam dan amniosintesis
B. SARAN
Melalui laporan praktik ini diharapkan dapat ditemukan solusi
yang efektif untuk mengurangi tingginya angka komplikasi persalinan
di Puskesmas Tepusen. Selain itu, laporan praktik ini juga dapat
menjadi acuan bagi puskesmas lain dalam menghadapi masalah serupa
dan meningkatkan kualitas pelayanan kebidanan secara keseluruhan.
DAFTAR PUSTAKA