Anda di halaman 1dari 36

Program Self-care Tenaga Keperawatan:

Tantangan Besar untuk Meningkatkan


Performa Pelayanan Keperawatan di RS

Oleh:
Sarvita Dewi, S.Kp., MM

Disampaikan pada kegiatan Webinar Keperawatan


dalam rangka HUT ke-42 RSAB Harapan Kita
CURRICULUM VITAE
Riwayat Pendidikan Lulus Tahun
SD Xaverius IV Palembang 1982 Riwayat Organisasi

SMP Negeri 216 Jakarta 1985 PPNI

SMA Negeri 68 Jakarta 1988 IPANI

S1 Keperawatan PSIK FKUI 1993 HPMI

Magister Manajemen STIE IPWIJA 2009

Riwayat Pekerjaan Tahun


Ka. Subbag Diklat dan Perpustakaan RSAB HK 2003-2006
Ka. Subbag Diklit Kesehatan RSAB HK 2006-2011
Ka. Subbag Diklit Non Kesehatan RSAB HK 2011-2017
Ka. Seksi Pengendalian Pelayanan Keperawatan RSAB HK 2017-2019
Ka. Bidang pelayanan Keperawatan RSAB HK 2019-2021
Koordinator Pelayanan Keperawatan RSAB HK 2021- sekarang
Outline:
• Latar Belakang
• Tinjauan Teori Self Care
• Telaah Literatur dan Hasil Penelitian seputar Self-care
• Self-care untuk mewujudkan Perawat yang Sehat
(Healthy Nurse)
• Tantangan bagi pimpinan Keperawatan untuk
optimalisasi Self-care
• Manfaat Self-care dalam meningkatkan performa/
kinerja perawat.
• Kesimpulan
Latar Belakang
• Perawat adalah individu yang Caring, dan sudah diakui serta teruji
sebagai Profesi.
• Meskipun pekerjaannya bermanfaat, perawat sering menghadapi stress
akibat kondisi pekerjaan, jam kerja yang panjang, serta jadwal kerja.
• Dalam kondisi pandemi Covid-19, tenaga keperawatan di seluruh dunia
telah merespons serta mengalami situasi stres dan sulit selama
berbulan-bulan tanpa jeda.
• Walaupun tenaga keperawatan dianggap sebagai “pahlawan”,
bermakna dan sangat dibutuhkan, namun penting bagi kita untuk Self-
care (merawat diri) agar terhindar dari kelelahan, meningkatkan derajat
kesehatan serta kualitas hidup
Perawat selalu
menganjurkan gaya
hidup sehat dan
mengajari pasien tips dan
trik untuk tetap sehat
namun terkadang
perawat mengorbankan
diri untuk melayani orang
lain
Tinjauan Teori Self-care
Pengertian Self-care:
• Kegiatan untuk menyeimbangkan hidup dengan memenuhi
kebutuhan dalam mempertahankan kehidupan, kesehatan, dan
kesejahteraan hidup yang dilakukan individu itu sendiri (Orem,
2001)
• Kemampuan individu, keluarga, dan masyarakat untuk
meningkatkan kesehatan, mencegah penyakit, memelihara
kesehatan, dan mengatasi penyakit dan disabilitas dengan atau
tanpa dukungan dari penyedia layanan kesehatan (menurut
WHO)
• Bagi perawat  Self-care adalah bagaimana perawat dapat
meningkatkan kesehatan mereka sendiri (fisik, psikologis, sosial,
spiritual, dan emosional).
Mengapa perawat perlu melakukan self-care?
• Perawat rentan mengalami kesulitan akibat risiko pekerjaan dan jadwal
kerja (24 jam disamping pasien).
• Tingkat stress perawat cukup tinggi  Perawat memiliki risiko kelelahan
yang lebih tinggi daripada profesi lain karena berbagai alasan: lingkungan
kerja dengan stres tinggi, kerja shift, jam kerja yang panjang, jumlah
perawat terbatas, skala gaji rendah, tanggung jawab tinggi, dan rendahnya
dukungan dari tim (Williams, 2021)
• Agar dapat memberikan layanan keperawatan yang berkualitas, hanya
mungkin jika kita terlebih dahulu memastikan kesejahteraan kita sendiri
Telaah Literatur dan Hasil
Penelitian seputar Self-care
Telaah Literatur:
• Perawat cenderung kelebihan berat badan, memiliki tingkat stres
yang lebih tinggi, dan kurang tidur. Sebagai profesi kesehatan
terbesar dan terpercaya, perawat memiliki peran penting bagi
kesehatan bangsa. Perawat yang sehat adalah panutan yang hebat
bagi pasien, kolega, keluarga, dan tetangga mereka. (ANA, Healthy
Nurse Healthy Nation).
• Perawat merasakan lebih banyak hambatan untuk perilaku gaya
hidup sehat (Uchendu et al., 2020).
• Handayani (2020) Perawat harus merubah kebiasaan makan yang
lebih sehat, mengontrol aktivitas fisik level sedang dan
mempertahankan kesehatan mental baik serta status gizi normal
guna meningkatkan imunitas selama masa pandemi.
• Z. K et all (2021) aktivitas fisik harus dipromosikan di tempat kerja
dan di rumah untuk mendukung petugas kesehatan mengatasi krisis
kesehatan yang berkepanjangan.
Hasil Penelitian
• Hasil penelitian dari Ross et al (2019) tentang hambatan dalam
upaya meningkatkan perilaku kesehatan perawat

Tidak ada waktu/terlalu banyak pekerjaan

Sumber daya/fasilitas kurang memadai

Kelelahan/kurang tidur

Komitmen luar, misal: keluarga, komunitas, dll

Budaya makanan yang tidak sehat di tempat kerja


• National Council of State Boards of Nursing Studi tahun 2018
menyatakan bahwa 56% perawat dinas malam melaporkan adanya
gangguan tidur dan patient error.

• Zapka dan rekannya melaporkan hasil studi di AS bahwa 13.6% perawat


mengalami hipertensi, 21.5% dengan cholesterol tinggi, 65.4% dengan
BMI > 25, dan mengkonsumsi 4 porsi sayur dan buah sambil
mengkonsumsi makanan tinggi lemak. Lebih dari ⅓ perawat tidak
berolah raga teratur dan 1 dari 10 kemungkinan adalah perokok.

• Pekerja yang depresi, cenderung membuat lebih banyak kesalahan dan


rawan kecelakaan karena masalah dengan konsentrasi dan focus
berhubungan dengan depresi (Jacob, 2006)

• Speroni, et al (2011) pada studi tentang efek program hidup sehat perawat
dengan Body Mass Index, menyimpulkan bahwa program tersebut efektif
dalam mendukung kesehatan perawat, namun program tersebut harus
tetap dijalankan untuk mempertahankan pengaruh positif
Health Risk Appraisal(HRA) oleh “ANA”
Tahun 2013-2016 • 68% mengutamakan kesehatan dan
American Nurses keselamatan pasien diatas dirinya
Association’s • 82% mengatakan mereka berada di tingkat
(ANA) melakukan risiko stress yang bermakna di tempat kerja
Penilaian Risiko • 51% melaporkan mengalami nyeri
Kesehatan musculoskeletal akibat kerja
(Health Risk • 50% menyatakan telah di-bully dengan
Appraisal) berbagai cara di tempat kerja
• 56-57% menyatakan harus datang lebih awal,
pulang terlambat dan melewati masa istirahat
untuk menyelesaikan tugas
• 25% pernah diserang secara fisik oleh pasien/
keluarganya di tempat kerja
• BMI rata-rata mencapai 27,6 (Overweight)
Healthy Nurse – Healthy Nation
by American Nurses Association’s (ANA)
Kegiatan Kampanye Tahun 2017-2021
• Dicanangkan sejak Mei 2017
• Bertujuan untuk mengubah derajat Kesehatan bangsa
melalui peningkatan derajat Kesehatan perawat.
• Merupakan program Kesehatan gratis bagi perawat, yang
berfokus pada lima domain: aktivitas fisik, istirahat, nutrisi,
kualitas hidup, dan keamanan.
• Melalui platform online dan media sosial dengan aktivitas:
tantangan, survei kesehatan, papan diskusi, kontes, blog,
sumber daya, dll untuk mencapai pola hidup sehat bagi
anggota.
Healthy Nurse – Healthy Nation
by American Nurses Association’s (ANA)

Tantangan dalam Kampanye


• Cardiovascular Health • Recovery, Work-Life
• Nutrition balance
• Combatting Stress • Infection control,
Immunizations, Moral
• Women’s Health Resilience/Moral Distress
• Men’s Health, Skin Health, • Mental Health, Wellness
Cancer Awareness
• Healthy Eating/Healthy
• Healthy Sleep Holidays
• Happiness
Healthy Nurse – Healthy Nation
by American Nurses Association’s (ANA)
Survey 2020-2021
(Membandingkan before – after Covid-19)

• Selama masa pandemic didapatkan kenaikan prosentase


aktivitas fisik, nutrisi yang sehat, kualitas hidup, keselamatan,
dan istirahat perawat dibandingkan sebelum Covid-19,
namun angka gangguan kecemasan meningkat (20% vs 16%)
• Angka gangguan depresi meningkat (16% vs 14%).
• Sepertiga (34%) dari jumlah perawat melaporkan merasa
sedih, down, dan depresi lebih dari 2 minggu, setelah 30 hari
pandemic. Lebih tinggi 29% dari sebelum pandemic.
• Banyak perawat yang merasa tidak mendapat support emosi
sesuai kebutuhan mereka.
Self-care untuk mewujudkan
Perawat yang Sehat
(Healthy Nurse)
Healthy Nurse (Perawat Sehat)
• Perawat yang sehat adalah, “seseorang yang secara
aktif berfokus pada menciptakan dan memelihara
keseimbangan dan sinergi kesejahteraan fisik,
intelektual, emosional, sosial, spiritual, pribadi, dan
profesional.(American Nurses Association)
• Perawat yang sehat menjalani kehidupan dengan
kapasitas penuh di seluruh rentang sehat dan sakit,
karena mereka menjadi panutan, advokat, dan
pendidik yang lebih kuat, secara pribadi, untuk
keluarga mereka, komunitas dan lingkungan kerja
mereka, dan akhirnya untuk pasien mereka
Hambatan yang dihadapi Perawat
dalam Praktik Self-care
• Tipe pekerjaan: perawat kritikal, perawat
manajer
• Jadwal dinas: shift malam atau shift yang
bervariasi
• Burnout (kelelahan dan kebosanan)
• Budaya makanan yang tidak sehat di tempat
kerja
• Tidak cukup waktu  Me Time???
Upaya Self-care untuk
Promosi Kesehatan Perawat
• TUJUAN  untuk menekankan bahwa perawat perlu merawat
diri mereka sendiri untuk menjaga Kesehatan.
• Self-care penting bagi perawat karena mempromosikan
kesehatan dan kebugaran individu, mengurangi stres dan
menciptakan kehidupan yang lebih baik.
• Self-care adalah Stress Management Tools, yang merupakan cara
untuk mengatasi stress yang timbul pada perawat.
• Self-care dan pola hidup yang sehat TERBUKTI akan menurunkan
risiko obesitas dan DM tipe II, penyakit jantung coroner.
• Self-care adalah upaya yang nyata dalam mempraktikkan Work-
Life Balance
WORK-LIFE BALANCE
Work-life balance (Keseimbangan antara kerja dan kehidupan) adalah:
• kemampuan individu mencukupi pekerjaan dan komitmen keluarga,
maupun tanggung jawab lainnya selain pekerjaan dan kegiatan
lainnya (Delecta, 2011)
• upaya untuk memenuhi kepuasan dalam tiga bidang dasar hidup
yaitu pekerjaan, keluarga dan pribadi (Susi dan Jawaharrani, 2011)
Self-Care Sesuai Area Kehidupan:
• Self-care spiritual  menjalin koneksi dengan alam semesta seperti,
meditasi, menikmati alam atau berdoa. Gaya hidup yang melibatkan agama
umumnya termasuk gaya hidup yang sehat.
• Self-care social  menjaga hubungan dengan keluarga dan teman sekitar
dengan cara berkomunikasi adalah hal penting. Jika kamu tak bisa bertemu
maka luangkan waktu untuk menelpon atau saling mengirim pesan.
• Self-care fisik  memperhatikan tubuh dengan cara merawatnya agar
tubuh dapat berfungsi optimal. Konsumsi makanan sehat, pola istirahat
cukup, dan sempatkan untuk berolahraga.
• Self-care mental  cara berpikir sangat berpengaruh pada kesehatan
psikologis, dengan selalu berpikir positif akan membangun kesehatan
mental.
• Self-care emosional  miliki keterampilan diri /kemampuan untuk
mengontrol diri dari emosi amarah, kesedihan, dan rasa tidak nyaman.
Praktik Self-care Personal
• Aktifitas Fisik: aktivitas indoor dan outdoor termasuk berjalan kaki,
jogging, bersepeda, fitness, yoga ,dll
• Nutrisi:
• Tingkatkan Imunitas dengan minum vitamin C dan D, perbanyak
minum air putih, perbanyak makan buah dan sayur
• Atur menu makan, kurangi konsumsi gula, makan perlahan, siapkan
snack yang sehat
• Turunkan Berat Badan yang berlebih
Praktik Self-care Personal
• Kualitas Hidup:
₋ Ritual Agama, meditasi, cintai dirimu, memaafkan kesalahan.
₋ Peduli akan Kesehatan (Skrining, Medical Check Up, Rutin konsumsi vitamin,
jangan lalai minum obat, dan vaksin, jangan tunda ke kamar mandi),
₋ Manajemen Stress, luangkan waktu untuk manjakan dirimu/Me time (Spa,
Salon, Pijat,dll), siapkan biaya untuk berlibur ke tempat yang menyenangkan
(atau Staycation), luangkan waktu untuk hobi, bangun hubungan dengan
keluarga, lingkungan dan rekan2 kerja (videocall, aktivitas bersama,
gathering), membaca buku, menonton film, mendengarkan musik.
₋ Konseling jika dibutuhkan.
Praktik Self-care Personal
• Keamanan dan keselamatan: cuci tangan 5 moments,
hindari tertusuk jarum, gunakan APD dengan benar,
bekerja dengan Teknik ergonomic, bersihkan area kerja,
bangun kerjasama tim untuk mengurangi stress kerja.
• Istirahat: Tidur yang cukup (±8 jam), lakukan Quick Napp di
tempat kerja bila dibutuhkan, lakukan aktivitas yang dapat
membantu tidur (pasang aroma terapi di kamar tidur, dengarkan
musik penghantar tidur), hindarkan menggunakan gadget/HP
menjelang tidur
TUJUAN AKHIR SELF-CARE
Tantangan bagi pimpinan Keperawatan untuk
optimalisasi Self-care
• Bangun tempat kerja yang aman, saling menghargai antar rekan
kerja, mengadvokasi standar keselamatan, dan bebas dari risiko
kekerasan.
• Melakukan penelitian: jadwal dinas yang menyamankan staf dan
RS
• Program Quick Nap saat berdinas, khususnya shift malam
• Buat aplikasi online untuk latihan fokus, pernapasan, dan
meditasi.
• Mendorong komunikasi antara rekan kerja dan staf sehingga
mereka dapat mendukung dan mengandalkan satu sama lain
dengan lebih baik
• Membuat lokakarya manajemen stres atau sesi pendidikan
merawat diri, posisi kerja ergonomik, dll
• Mendukung akses karyawan untuk FGD, konseling atau terapi saat dibutuhkan
• Mempromosikan Program Kesehatan Perawat yang berfokus pada identifikasi
dini dan rujukan untuk pengobatan gangguan kesehatan fisik dan mental
• Lakukan program medical checkup secara rutin
• Buat Program tantangan Self-care untuk memotivasi dan pemberian
penghargaan bagi yang berhasil.
• Siapkan alat-alat keperawatan yang dapat mengurangi risiko cedera saat
bekerja
• Rayakan ulang tahun staf bersama secara Luring atau daring (jika
memungkinkan
Manfaat Self-care dalam meningkatkan
performa/kinerja perawat.
• Memperbaiki Kesehatan (Wellness) tenaga keperawatan 
kehadiran kerja optimal, risiko sakit menurun
• Memperbaiki fungsi Kognitif termasuk pengambilan
keputusan, ingatan/memori, dan perhatian/focus
• Meningkatkan kepercayaan diri dan integritas
• Mencegah stress dan burnout sehingga hidup perawat lebih
bahagia
• Mengisi kembali kapasitas perawat untuk memberikan kasih
sayang dan empati
• Mengurangi risiko kesalahan oleh perawat KESELAMATAN
PASIEN
To fall in love with
yourself is the first
secret to happiness

– Robert Morely –
KESIMPULAN
• Self-care adalah proses seumur hidup. Jika kita adalah
pembelajar dewasa yang menyeimbangkan karir
keperawatan dan kehidupan rumah, maka kita mungkin
sudah cukup baik dalam melaksanakannya. Bila BELUM,
inilah saat untuk memulainya.
• Perawat Manajer berperan besar dalam menciptakan
tempat kerja yang aman, sehat dan ramah perawat.
• Perawat yang sehat  akan menjaga kesehatan,
keselamatan, dan kesejahteraan pribadi mereka serta
menjalani kehidupan dengan kapasitas maksimal.
Daftar Pustaka
Ahola, K., Toppinen-Tanner, S., & Seppänen, J. (2017). Interventions to alleviate burnout symptoms and to support
return to work among employees with burnout: Systematic review and meta-analysis. Burnout Research, 4, 1–
11. https://doi.org/10.1016/j.burn.2017.02.001
American Nurses Association. (2013). Executive Summary: American Nurses Association Health Risk Appraisal.
October. http://www.nursingworld.org/HRA-Executive-Summary
Bal, D. (2021). Self-Care for Nurses. 1–8.
Bernstein, S. (2019). Being present: Mindfulness and nursing practice. Nursing, 49(6), 14–17.
https://doi.org/10.1097/01.NURSE.0000558105.96903.af
Dyess, S. M. L., Prestia, A. S., & Smith, M. C. (2015). Support for Caring and Resiliency among Successful Nurse
Leaders. Nursing Administration Quarterly, 39(2), 104–116. https://doi.org/10.1097/NAQ.0000000000000101
Gulo, R. S., Pardede, J. A., & Gulo, R. S. (2020). Stres Kerja Dengan Self Care Perawat Di Rumah Sakit Umum Sari
Mutiara Medan. Jurnal Keperawatan Jiwa, 2005. https://osf.io/preprints/drb59/%0A
https://www.researchgate.net/profile/JekAmidos/publication/347252544_Stres_Kerja_Dengan_Self_Care_Pera
wat_Di_Rumah_Sakit_Umum_Sari_Mutiara_Medan/links/5fd8d93b45851553a0bd50d1/Stres-Kerja-Dengan-
Self-Care-Perawat-Di-Ruma
Important, W. I. S. (n.d.). Basic Strategies for Self- Why Is Self-Care Important ? Self-Care Strategies for Nurses. 1–
4.
Kelbach, J. (2021). The Ultimate Guide to Self-Care for Nurses. RegisteredNursing.Org.
https://www.registerednursing.org/articles/ultimate-guide-self-care-nurses/
Letvak, S. (2013). We cannot ignore nurses’ health anymore: A synthesis of the literature on evidence-based
strategies to improve nurse health. Nursing Administration Quarterly, 37(4), 295–308.
https://doi.org/10.1097/NAQ.0b013e3182a2f99a
Letvak, S. A., Ruhm, C. J., & Gupta, S. N. (2012). Nurses’ presenteeism and its effects on self-reported quality of
care and costs. The American Journal of Nursing, 112(2).
Nahm, E. S., Warren, J., Zhu, S., An, M., & Brown, J. (2012). Nurses’ self-care behaviors related to weight and
stress. Nursing Outlook, 60(5), e23–e31. https://doi.org/10.1016/j.outlook.2012.04.005
Daftar Pustaka
Online, G. S., Password, F., Order, T. W., Chat, L., Videos, H., Customer, C., Health, P., Sale, O., Us, A., Promise, C.,
Sell, W. W., & Openings, C. (n.d.). Self-Care for Nurses: At Work and At Home | Performance Health. 1–2.
https://www.performancehealth.com/articles/self-care-for-nurses-at-work-and-at-home
Persson, M., & Mårtensson, J. (2006). Situations influencing habits in diet and exercise among nurses working night
shift. Journal of Nursing Management, 14(5), 414–423. https://doi.org/10.1111/j.1365-2934.2006.00601.x
Putu, N., Darma, E., Kadek, N., Suarningsih, A., Studi, P., Keperawatan, S., Profesi, D., Fakultas, N., & Universitas,
K. (2019). Hubungan Peran Kepala Ruangan Dengan Self-Efficacy the Relationship of the H Ead of Nurse ’
Roles With Nurse ’ Self - Efficacy in Preventing Patients From Falls. 2(1).
Ross, A., Touchton-Leonard, K., Perez, A., Wehrlen, L., Kazmi, N., & Gibbons, S. (2019). Factors That Influence
Health-Promoting Self-care in Registered Nurses: Barriers and Facilitators. Advances in Nursing Science,
42(4), 358–373. https://doi.org/10.1097/ANS.0000000000000274
Ross, A., Yang, L., Wehrlen, L., Perez, A., Farmer, N., & Bevans, M. (2019). Nurses and health-promoting self-care:
Do we practice what we preach? Journal of Nursing Management, 27(3), 599–608.
https://doi.org/10.1111/jonm.12718
Shipley, E. (2017). self-care Should be a Priority for Nurses : 1–5.
Slatyer, S., Craigie, M., Rees, C., Davis, S., Dolan, T., & Hegney, D. (2018). Nurse Experience of Participation in a
Mindfulness-Based Self-Care and Resiliency Intervention. Mindfulness, 9(2), 610–617.
https://doi.org/10.1007/s12671-017-0802-2
Watson, J. L. (2019). Leaders Need to Walk the Talk When It Comes to Self-Care, Too. ONS Voice, 34(9), 32–33.
http://search.ebscohost.com /login. aspx? direct= true &AuthType
=ip,shib&db=ccm&AN=138279182&site=ehost-live&scope=site&custid=s5071636
Williams, Haley (2021). Avoid burnout : self-care strategies for nurses. 1–6.

Anda mungkin juga menyukai