Anda di halaman 1dari 9

PORTOFOLIO PRAKTIKUM

TEKNOLOGI KONSERVASI SUMBER DAYA LAHAN

”PERCOBAAN FAKTOR EROSIVITAS HUJAN (R) DAN


ERODIBILITAS (K) TANAH”

DISUSUN OLEH :

Nama : Nur Adinda Laraswati


NIM : 195040201111171
Kelas :A
Asisten Praktikum : Laily Rahma Fauzia

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2021
I. PENDAHULUAN
Tanah merupakan komponen penting dalam kehidupan. Tanah merupakan
tempat manusia untuk berpijak, media tanam tumbuhan, alas sebuah bangungan,
dll. Penggunaan tanah secara baik akan menjadi hal penting dalam upaya
menjamin keberlangsungan hidup manusia. Tanah memiliki perbedaan sama
sekali dengan bahan induk di bawahnya yang meliputi beda morfologi, sifat,
susunan fisik, bahan kimiawi, dan komponen biologinya (Purnomo, 2015).
Apabila penggunaan tanah tidak dilakukan secara baik, maka akna memicu
kerusakan-kerusakan yang terjadi. Pada pertanian, tanah merupakan komponen
terpenting untuk keberlangsungan nasib para petani. Hal ini dikarenakan, apabila
terjadi kerusakan pada tanah maka akan berpengaruh terhadap hasil yang
didapatkan oleh petani, sehingga diperlukan kegiatan konservasi. Salah satu
contoh konservasi pada tanah ialah memerhatikan erosi yang terjadi pada
permukaan tanah tersebut, apakah itu termasuk dalam erosi percik ataukan erosi
lainnya.

Erosi merupakan salah satu bentuk ancaman yang banyak terjadi dibidang
pertanian. Erosi dapat disebabkan oleh dua hal yaitu erosi alamiah dan erosi yang
disebabkan oleh aktivitas manusia (Alie, 2015). Erosi alamiah dapat terjadi untuk
mempertahankan keseimbangan tanah secara alami. Erosi karena faktor alamiah
umumnya masih memberikan media yang memadai untuk berlangsungnya
kehidupan tanaman. Sedangkan erosi yang disebabkan oleh kegiatan manusia
biasanya disebabkan oleh terkelupasnya lapisan tanah bagian atas akibat bercocok
tanam yang tidak sesuai kaidah konservasi tanah atau kegiatan pembangunan yang
bersifat merusak keadaan fisik tanah antara lain pembuatan jalan di daerah dengan
kemiringan lereng yang besar.

Erosi dapat terjadi dikarenakan berbagai faktor, contohnya seperti curah


hujan. Curah hujan yang lebat tentunya akan berpengaruh terhadap tanah, apabila
terdapat daerah tanah yang tidak memiliki vegetasi diatasnya, maka kemungkinan
untuk terjadinya erosi sangat besar. Oleh karena itu, diperlukan sistem
pengolahan tanah yang tepat untuk menekan limpasan dan erosi. Kasus erosi dan
degradasi lahan di Indonesia telah banyak terjadi dengan dampak kerusakan
lingkungan yang ringan hingga berat dan menyebabkan keseimbangan alam
terganggu. Maka dari itu perlu dilakukannya percobaan yang mengkaitkan faktor
apa saja yang dapat mempengaruhi besar maupun kecilnya nilai erosi pada lahan.

Erosi juga dipengaruhi oleh adanya beberapa faktor lain, diantaranya


meliputi faktor erodibilitas (faktor K). Erodibilitas berfokus pada sifat tanah baik
kimia, fisika dan biologi tanah dalam mempengaruhi erosi tanah. Tekstur tanah
yang menjadi sifat fisik tanah mempenaruhi terjadinya erosi pada tanah. Oleh
karena itu, tujuan dari dilaksanakannya praktikum mandiri faktor R (erosivitas)
dan faktor K (erodibilitas) pada tanah adalah agar praktikan mengetahui pengaruh
kedua faktor pada erosi.
II. METODE PERCOBAAN
2.1 Waktu dan Tempat
Praktikum Teknologi Konservasi Sumber Daya Lahan yang dilakukan
secara mandiri berlangsung pada tanggal 27 September 2021 pukul 19.00 WIB,
berlokasi di Perumahan Griya Shanta Blok K no. 249 Kecamatan Lowokwaru,
Kota Malang, Jawa Timur.
2.2 Alat dan Bahan
Adapun alat yang digunakan yaitu botol aqua 1 L, gunting, plastik ,gelas
penampung, tali, gelas ukur, dan kamera. Sementara itu, untuk bahan yang
digunakan pada praktikum ini ialah tanah dengan tekstur debu, tanah dengan
tekstur pasir dan air 200 ml dan 400 ml.
2.3 Cara Kerja
Tahapan pada percobaan erosivitas (R) dan erodibilitas (K) pada tanah
dilakukan dengan cara atau metode yang berbeda. Tahapan yang dilakukan adalah
sebagai berikut :
2.3.1 Faktor Erosivitas (R)
Langkah pertama yang dilakukan adalah melubangi botol plastik
menggunakan gunting agar dapat dimasuki oleh tanah. Kemudian yang kedua
adalah memasukkan tanah ke dalam botol plastik yang sudah dilubangi di bagian
atasnya. Setelah itu mengukur air yang akan digunakan, pada percobaan faktor R
digunakan adalah 200 ml dan 400 ml. Kemudian air secara perlahan dituangkan
ke dalam botol yang telah dilubangi. Setelah itu amati banyaknya limpasan air
yang tertampung pada gelas plastik.
2.3.2 Faktor Erodibilitas (K)
Langkah pertama yang dilakukan adalah melubangi botol plastik agar
dapat dimasuki oleh tanah. Kemudian yang kedua adalah memasukkan tanah
dominan debu dan dominan pasir ke dalam botol plastik yang sudah dilubangi di
bagian atasnya. Setelah itu mengukur air yang akan digunakan, pada percobaan
faktor R digunakan adalah 200 ml. Kemudian air secara perlahan dituangkan ke
dalam botol yang telah dilubangi. Setelah itu amati banyaknya limpasan air yang
tertampung pada gelas plastik.
III. HASIL PERCOBAAN
3.1 Perbandingan Hasil pada Perlakuan

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dalam pengamatan erosivitas


dan erodibilitas didapatkan hasil sebagai berikut.

Tabel 1 Hasil Pengamatan


No. Faktor Percobaan Dokumentasi Keterangan
1. Erosivitas (R) label a merupakan
hasil erosivitas dengan
a b volume 400 ml
sedangkan label b
merupakan erosivitas
dengan volume 200
ml.
2. Erodibilitas (K) label a merupakan
a b hasil erodibilitas
dengan tekstur tanah
debu sedangkan label
b merupakan
erodibilitas dengan
tekstur tanah pasir
Hasil praktikum mandiri yang telah dilakukan didapatkan hasil faktor
erosivitas (R) menunjukkan bahwa pada percobaan dengan volume air 400
mlmenghasilkan lebih banyak pengikisan air dibandingkan dengan 200 ml. Pada
faktor kedua yaitu erodibilitas (K) menunjukkan hasil bahwa tanah yang bertestur
debu pengikisan air yang dihasilkan lebih banyak dibandingkan dengan tanah
yang bertekstur pasir.
3.2 Pembahasan
3.2.1 Percobaan faktor R
Berdasarkan praktikum mandiri yang telah dilakukan Pada hasil percobaan
faktor R atau percobaan faktor erosivitas, ditemukan bahwa limpasan air yang
paling banyak tertampung pada gelas plastik adalah botol plastik dengan tanah
yang diberi air sebanyak 400 ml. Hal ini dikarenakan semakin banyak air yang
melalui suatu tanah pada lahan maka tanah yang terbawa oleh air tersebut juga
akan semakin besar dan nilai erosi semakin besar. Pernyataan ini seturut dengan
apa yang dikatakan Alie (2015) bahwa erosivitas hujan adalah tenaga pendorong
(driving force) yang menyebabkan terkelupas dan terangkutnya partikel-partikel
tanah ke tempat yang lebih rendah. Erosivitas hujan sebagian terjadi karena
pengaruh jatuhan butir hujan langsung di atas tanah dan sebagian lagi karena
aliran air di atas permukaan tanah. Erosivitas memiliki peran penting dalam
menyebabkan terjadinya erosi. Sifat fisik hujan seperti tebal hujan, durasi hujan
dan kecepatan jatuhnya hujan dapat mempengaruhi erosi. Semakin besar nilai
erosivitas hujan maka tanah yang terangkut di dalam air hujan akan semakin
banyak. Peningkatan jumlah tanah yang terangkut ini akan menyebabkan nilai
erosi akan semakin tinggi
3.2.2 Percobaan Faktor K
Pada hasil percobaan faktor K atau percobaan faktor erodibilitas,
ditemukan bahwa limpasan air yang paling banyak tertampung pada gelas plastik
adalah botol plastik dengan tanah yang memiliki dominasi debu. Hal ini
diakrenakan tanah yang memiliki dominasi debu memiliki resistensi terhadap
pengelupasan terhadap energi kinetik yang dihasilkan air hujan yang tinggi
sehingga ketika air hujan jatuh mengenai tanah akan lebih sulit untuk terbawa
oleh air hujan karena memiliki resistensi yang tinggi. Hal ini seturut dengan
pernyataan Taslim (2019) bahwa faktor erodibilitas tanah (K) menunjukkan
resistensi partikel tanah terhadap pengelupasan dan transportasi partikel-partikel
tanah tersebut oleh adanya energi kinetik hujan. Meskipun besarnya resistensi
tersebut diatas akan tergantung pada topografi, kemiringan lereng dan gangguan
oleh kegiatan manusia. Erodibilitas tanah merupakan salah satu yang
mempengaruhi erosi. Erodibilitas tanah (K) menyatakan kepekaan suatu tanah
terhadap erosi. Nilai erodibilitas suatu tanah ditentukan oleh ketahanan tanah
terhadap daya rusak dari luar dan kemampuan tanah untuk menyerap air.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil percobaan mandiri yang telah dilakukan, didapati hasil
bahwa erosivitas hujan dapat diartikan sebagai tenaga pendorong (driving force)
yang menyebabkan terkelupas dan terangkutnya partikel-partikel tanah ke tempat
yang lebih rendah. Apabila semakin banyak air yang melalui suatu tanah pada
lahan, maka tanah yang terbawa oleh air tersebut juga akan semakin besar dan
nilai erosi semakin besar. Pada faktor erodibilitas tanah (K) menunjukkan hasil
yang menyatakan bahwa resistensi partikel tanah terhadap pengelupasan dan
transportasi partikel-partikel tanah tersebut oleh adanya energi kinetik hujan. Nilai
erodibilitas suatu tanah ditentukan oleh ketahanan tanah terhadap daya rusak dari
luar dan kemampuan tanah untuk menyerap air.
DAFTAR PUSTAKA

Alie, Msy Efrodina. 2015. Kajian Erosi Lahan Pada Das Dawas Kabupaten Musi
Banyuasin – Sumatera Selatan. Jurnal Teknik Sipil dan Lingkungan. 3 (1)
: 749-754.

Purnomo. 2017. Geografi tanah. http://geo.fish.unesa.ac.id/berkas/GEOTANAH


(diakses pada 28 Sept 2021)

Taslim, Rhoshandhayani Koesiyanto, M. Mandala, Indarto. 2019. Prediksi Erosi


di Wilayah Jawa Timur. Jurnal Ilmu Lingkungan. 17 (2) : 323-332.
LAMPIRAN

LINK VIDIO

https://drive.google.com/file/d/1ewAa6BVWRlFzi1kzUzfYyAUUNb02kmsb/vie
w?usp=drivesdk

Anda mungkin juga menyukai