1.1 Pendahuluan
Dalam sejarah peradaban, sumber daya alam telah memberikan peranan yang
penting dalam kehidupan manusia. Sejak jaman prasejarah, leluhur kita yang dikenal
dengan komunitas masyarakat berburu yang mengandalkan sumber makanan dari alam
untuk hidup mereka. Sumber-sumber pangan misalnya, diperoleh langsung dari sistem
alam dengan cara berburu, dan mengumpulkan tanaman liar.
Lompatan besar pertama terkait dengan peran modal alam adalah pada masa
revolusi industri yang dimulai di Inggris pada tahun 1700an. Era tersebut sumber daya
alam seperti batu bara, minyak, kayu hutan, besi dan ikan merupakan mesin
pertumbuhan revolusi industri yang menandai awal mekanisasi dan percepatan
pertumbuhan ekonomi secara global. Batu bara digunakan sebagai bahan bakar mesin
uap untuk transportasi, sementara minyak yang umumnya berasal dari ikan paus
diperlukan untuk pemanas ruangan dan penerangan. Kayu hasil hutan banyak
dimanfaatkan untuk pembuatan bangunan perumahan dan pabrik serta sebagian menjadi
bahan bakar rumah tangga. Sementara besi banyak dimanfaatkan untuk kebutuhan
membuat peralatan, membangun jembatan dan kapal-kapal laut. Pemanfaatan yang
massif atas sumber daya alam pada era ini pun diduga telah menyebabkan pengurasan
terhadap sumber daya alam dan terjadinya deforestasi di belahan Eropa Barat.
Selain itu, manusia dalam memuaskan kebutuhannya, baik secara personal maupun
sebagai masyarakat selalu membutuhkan komoditas. Salah satu alat pemuas kebutuhan
ini disebut sebagai sumber daya yang dapat berupa barang konsumsi maupun barang
produksi. Sumber daya yang digunakan dalam proses produksi tidak hanya meliputi tanah,
mineral dan bahan bakar, tetapi juga tenaga kerja, kapital maupun valuta asing. Untuk
memilih sumber daya yang memenuhi kebutuhan itu selalu dipertimbangkan adanya
pemuasan kebutuhan dengan tujuan untuk memaksimalkan kepuasan atau untuk
memaksimalkan produksi, baik untuk personal maupun dalam tingkat masyarakat. Oleh
sebab itu, adanya sumber daya alam yang terbatas, dan kebutuhan manusia yang tidak
ada batasnya, maka manusia secara sendiri atau masyarakat secara bersama-sama
harus berusaha mencapai kepuasan pribadi atau manfaat sosial yang optimal.
Fungsi sumber daya alam dalam sistem ekonomi tidak diragukan lagi. Walaupun
begitu, peranan sumber daya alam dilihat dari sudut pandang ilmu ekonomi telah
mengalami perubahan sesuai dengan jamannya. Ekonomi klasik yang hidup pada abad
kesembilan belas, seperti Malthus dan Ricardo, memandang kekayaan sumber daya
lahan yang dimiliki suatu negara merupakan kunci kemakmuran negara yang
bersangkutan. Pada jaman itu pemilikan dan produktivitas lahan sangat menentukan
produktivitas nasional. Peranan sumber daya alam terhadap ekonomi tidak pernah luput
dari diskusi kebijaksanaan dan teori ekonomi (Pakpahan, 1989).
Akan tetapi bagi para ekonom yang hidup kemudian, sumber daya alam tidak lagi
dipandang sebagai hal yang sangat penting. Ekonom ternama seperti Hicks hanya sedikit
sekali membahas atau memasukkan sumber daya dalam bukunya Value and Capital.
Demikian juga halnya kita tidak menjumpai diskusi yang eksplisit mengenai sumber daya
alam dalam buku Foundation of Economic Analysis yang ditulis Samuelson (Pakpahan,
1989). Perbedaan pandangan ini mungkin disebabkan oleh situasi jaman yang berbeda.
Pada bagian permulaan dan pertengahan abad kedua puluh sumber daya alam tidak
merupakan faktor pembatas penting bagi sebagian besar negara industri saat itu. Sumber
daya alam secara tidak terbatas dapat didatangkan dari Asia, Afrika, atau Amerika Latin
yang sebagian besar merupakan negara jajahan negara-negara industri saat itu. Akan
tetapi, setelah perang dunia kedua, yang ditandai oleh kemerdekaan sebagian besar
negara pemasok sumber daya alam, sumber daya alam kembali dipandang penting
baik dalam teori maupun kebijaksanaan ekonomi karena sumberdaya alam menjadi
barang langka dan harus dibeli.
Pada fase perkembangan ekonomi selanjutnya sumber daya alam dan
lingkungan beralih fungsinya dari fungsi penyediaan bahan baku industri ke fungsi jasa
lainnya seperti rekreasi atau asimilasi sampah dan bahan beracun yang dibuang ke alam
bebas. Sistem ekonomi tidak dapat dipisahkan dari sumber daya alam dan lingkungan
(Perrings, 1989). Pertumbuhan ekonomi yang pesat tanpa memperhatikan daya asimilasi
lingkungan terhadap sampah dan polutan akan berbahaya. Kerusakan lingkungan di masa
datang bukan banyak akan mengurangi kapasitas produksi, juga langsung memberikan
dampak negatif terhadap kesejahteraan manusia melalui penurunan mutu lingkungan
hidup. Sebagai contoh, peningkatan produksi pertanian tanpa mempertimbangkan
kelestarian sumber daya alam seperti: (i) penggunaan pupuk kimia yang berlebihan akan
mencemari sistem tata air, (ii) pestisida akan mencemari rantai sistem pangan, dan (iii)
erosi tanah akan menurunkan kapasitas produksi dan masalah lingkungan lainnya. Oleh
karena itu, pembangunan pertanian yang ditujukan untuk mencapai kecukupan dan
keamanan pangan perlu didasarkan pada pembangunan pertanian yang berwawasan
lingkungan.
Untuk memahami peranan dari sumber daya alam perlu dilakukan penilaian
terhadap semua manfaat yang dihasilkan. Penilaian sendiri merupakan upaya untuk
menentukan nilai atau manfaat dari suatu barang atau jasa untuk kepentingan manusia.
Diketahuinya peranan dari sumber daya alam, maka dapat dijadikan sebagai rekomendasi
bagi para pengambil kebijakan untuk mengalokasikan sumber daya alam yang semakin
langka dan melakukan distribusi manfaat sumber daya alam yang adil. Terlebih dengan
meningkatnya pertambahan penduduk saat ini yang menyebabkan timbulnya tekanan
yang serius terhadap sumber daya alam, menyebabkan perlunya penyempurnaan
pengelolaan sumber daya alam melalui penilaian akurat terhadap nilai ekonomi sumber
daya alam yang sesungguhnya (Simarmata dan Astuti, 2020)
Banyak manfaat sumber daya alam tidak memiliki harga pasar, untuk itu perlu
digunakan pendekatan-pendekatan untuk mengkuantifikasi nilai ekonomi sumber daya
tersebut dalam satuan moneter. Manfaat hutan dalam penjerapan karbon, manfaat
ekologis serta lingkungan lainnya merupakan contohnya. Karena sifatnya yang non
market, menyebabkan banyak manfaat sumber daya hutan belum dinilai secara
memuaskan dalam perhitungan ekonomi. Tetapi saat ini, kepedulian akan pentingnya
manfaat lingkungan semakin meningkat dengan melihat kondisi sumber daya alam yang
semakin terdegradasi. Untuk itu perlu dikembangkan berbagai metode dan teknik
penilaian peranan, baik untuk peranan yang sudah memiliki harga pasar ataupun tidak,
dalam satuan moneter pada pembangunan ekonomi. Dalam Bab ini akan dijelaskan
peranan sumber daya alam dalam pembangunan ekonomi yang digunakan untuk menilai
peranan sumber daya alam, sekaligus tinjauan serta kontribusinya terhadap
pembangunan nasional.
1.2 Sumber Daya Alam
Sumber daya alam merupakan suatu yang ada di alam yang berguna dan
mengandung nilai dalam kondisi di mana kita menemukannya. Tidak dapat dikatakan
sebagai sumber daya alam, apabila sesuatu yang ditemukan tidak diketahui kegunaannya
sehingga tidak mempunyai nilai, atau sesuatu yang berguna tetapi tidak tersedia dalam
jumlah besar dibanding permintaannya, sehingga dapat dianggap tidak bernilai. Secara
ringkas, sesuatu dikatakan sebagai sumber daya alam apabila memenuhi tiga syarat : (i)
sesuatu itu ada; (ii) dapat diambil; dan (iii) bermanfaat. Dengan demikian, pengertian
sumberdaya alam mempunyai sifat dinamis, dalam arti peluang sesuatu benda menjadi
sumber daya selalu terbuka. Pemahaman mengenai sumber daya alam akan semakin
jelas jika dilihat menurut jenisnya. Berdasarkan wujud fisiknya, dapat dibedakan menjadi
empat klasifikasi yaitu : (i) sumber daya lahan; (ii) sumber daya hutan; (iii) sumber daya
air; dan (iv) sumber daya mineral.
Sedangkan berdasarkan proses pemulihannya, sumber daya alam dapat dibedakan
menjadi tiga klasifikasi (Alen, 1959), yaitu : (i) sumber daya alam yang tidak dapat habis
(inexhaustible natural resources), di antaranya udara, energi matahari, dan air hujan; (ii)
sumber daya alam yang dapat diganti atau diperbaharui dan dipelihara (renewable
resources), contohnya : air di danau/ sungai, kualitas tanah, hutan, dan margasatwa ; (iii)
sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui (non-renewable resources/ irreplaceable
atau stock natural resources), contohnya : batu bara, minyak bumi, dan logam. Dalam
penggunaannya, sumber daya alam yang dapat diperbaharui dan tidak dapat diperbaharui
dapat saling melengkapi (komplementer), saling menggantikan (substitusi) atau dapat
bersifat netral. Kajian tentang hubungan di antara berbagai penggunaan sumber daya
alam ini akan sangat bermanfaat pada saat membahas masalah kebijaksanaan dalam
pengelolaan sumber daya alam tersebut.
Ruang lingkup sumber daya alam mencakup semua pemberian alam di bawah atau
di atas bumi baik yang hidup maupun yang tidak hidup. Pengertian sumber daya alam
meliputi semua sumber daya dan sistem yang bermanfaat bagi manusia dalam
hubungannya dengan teknologi, ekonomi, dan keadaan sosial tertentu. Definisi ini
berkembang dan sekarang mencakup sistem ekologi dan lingkungan. Setelah lepas dari
alam dan dikuasai oleh manusia, maka sumber daya tersebut disebut barang-barang
sumber daya (resource commodity). Dari definisi tersebut menjadi jelas bahwa yang kita
ketahui mengenai sumber daya alam tergantung pada keadaan yang kita warisi, tingkat
teknologi saat ini maupun yang akan datang serta kondisi ekonomi maupun preferensi
pasar (Howe, 1979). Untuk mengetahui bagaimana peranan sumber daya alam dalam
pembangunan, akan diuraikan sebagai berikut :
Gambar 1.3: Modal Alam, Buatan, dan Sumber Daya Manusia dalam Sistem
Ekonomi (Barbier, 2007).
Pada Gambar 1.3, Kp, Kn, dan Kh masing-masing menggambarkan modal buatan
(physical capital), modal alam (natural capital), dan sumber daya manusia (human capital).
Kp dapat berupa mesin, peralatan, bangunan dan lain sebagainya, Kn dapat berupa air,
bahan tambang, minyak yang digunakan dalam bentuk bahan baku dan energi. Selain itu
ketiga komponen modal di atas masing-masing memberikan kontribusi pada aspek lain
secara tidak langsung yang memengaruhi kesejahteraan manusia. Modal alam (Kn)
misalnya, selain dapat digunakan sebagai bahan baku dan energi, juga memberikan
layanan dalam bentuk penunjang kehidupan seperti udara yang bersih, sumber air bagi
kehidupan, maupun pemandangan alam yang indah. Hal ini berperan penting dalam
kehidupan dan kesejahteraan manusia. Demikian pula halnya dengan sumber daya
manusia (Kh), selain sebagai tenaga kerja dalam proses produksi, juga dapat menjadi
sumber pengetahuan (human knowledge) yang juga berperan penting dalam menunjang
kesejahteraan.
Peran modal alam dapat juga dicermati dari sisi lain seperti kerugian ekonomi yang
mungkin diderita akibat hilangnya modal alam tersebut. Dari studi Brown et al. (2016),
misalnya, ditemukan bahwa kehilangan keanekaragaman hayati seluas 7,5 juta hektar
pada pola pembangunan business as usual saat ini akan berimplikasi pada kerugian
sekitar 7% PDB global pada tahun 2050. Hal ini setara dengan kehilangan modal alam
antara US$ 2 triliun sampai US$ 4 triliun per tahun. Berkurangnya modal alam dalam
pembangunan juga berimplikasi pada kemiskinan dan keberlanjutan usaha. UNEP (2011),
memperkirakan bahwa 40%-80% pendapatan rumah tangga miskin di Brazil, India, dan
Indonesia berasal dari modal alam. Mereka memanfaatkan modal alam untuk bahan
baku, sumber energi (kayu bakar), sumber makanan, dan berbagai kebutuhan lainnya,
baik untuk dikonsumsi langsung maupun untuk sumber pendapatan rumah tangga.
Dengan demikian kehilangan modal alam ini berimplikasi sangat berat untuk penduduk
miskin. Di sektor usaha (bisnis), hasil studi dari Trucost (2013), menunjukkan bahwa 3.000
perusahaan di berbagai belahan dunia telah menimbulkan eksternalitas atau dampak
negatif pada modal alam yang setara dengan US $ 2.5 triliun per tahun. Angka ini setara
dengan sepertiga dari keuntungan mereka. Dengan kata lain keuntungan yang diperoleh
oleh perusahaan-perusahaan tersebut sepertiganya merupakan hutang terhadap modal
alam yang harus dibayar untuk mempertahankan kelanjutan usaha mereka.
Gambar 1.4: Sumber Daya Alam Penting dalam Pertumbuhan Ekonomi
Indonesia (Ahmad, 2021).
1.3 Sumber Daya Alam dan Pembangunan Ekonomi
Sumber daya alam yang dimanfaatkan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat
dengan tetap memperhatikan kelestarian fungsi lingkungan hidupnya. Sumber daya alam
memiliki peran ganda, yakni sebagai modal pertumbuhan ekonomi (resource based
economy) dan penopang sistem kehidupan (life support system). Atas dasar fungsi ganda
tersebut, sumber daya alam senantiasa harus dikelola secara seimbang untuk menjamin
keberlanjutan pembangunan nasional. Berbagai permasalahan muncul dan
memicu terjadinya kerusakan sumber daya alam dan lingkungan hidup sehingga
dikhawatirkan berdampak besar bagi kehidupan makhluk di bumi terutama manusia yang
populasinya semakin besar.
Prinsip umum dalam ilmu ekonomi adalah bagaimana memenuhi kebutuhan umat
manusia yang cenderung tidak terbatas dengan ketersediaan sumber daya yang terbatas
atau langka. Kelangkaan sumber daya alam ini merupakan salah satu faktor utama dalam
kajian ekonomi yang berwawasan lingkungan dan karena faktor kelangkaan itu pula maka
dibutuhkan pengelolaan sumber daya alam secara arif dan bijaksana. Tingkat
ketersediaan dan kelangkaan sumber daya memberikan indikasi tentang bagaimana
seharusnya mengelola sumber daya yang langka dimaksud agar tidak mengancam
kelestariannya dengan tanpa dan atau meminimalkan terjadinya degradasi lingkungan.
Macam dan karakterisasi sumber daya tidak hanya menggambarkan bagaimana
pentingnya sumber daya tersebut tetapi yang lebih penting adalah bagaimana sebaiknya
sumber daya itu dikelola agar memenuhi kebutuhan umat manusia tidak hanya masa kini,
tapi juga masa yang akan datang. Berikut akan diuraikan hubungan ilmu ekonomi dengan
sumber daya alam, penggunaannya, barang sumber daya, pertumbuhan ekonomi dan
fungsi produksi dari sumber daya alam dimaksud.
Tanpa adanya sumber alam yang minimum di negara itu, maka akan tidak banyak
harapan untuk adanya perkembangan ekonomi. Alam sekiranya membatasi kemungkinan
usaha manusia untuk hidup dan mencapai sesuatu. Tetapi jumlah dan kualitas sumber
daya alam riil yang dipunyai oleh suatu negara atau suatu daerah itu lebih merupakan
hasil daripada sebab perkembangan ekonomi. Dengan kata lain justru dengan berhasilnya
pembangunan ekonomi akan semakin banyak sumber daya alam yang dapat digali dan
selanjutnya akan mendorong pembangunan lebih lanjut.
Dari ilustrasi Gambar 5.1, menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi yang
digambarkan pada sumbu vertikal merupakan fungsi dari tersedianya barang sumber
daya yang digambarkan pada sumbu horizontal. Kurva Y = f(R) menunjukkan adanya
hubungan positif yang artinya bila jumlah barang sumber daya yang dipakai dalam proses
produksi bertambah maka perekonomian juga berkembang lebih maju. Contoh dalam
Gambar 1.5, dapat dilihat bahwa bila jumlah barang sumber daya yang dipakai dalam
perekonomian setinggi R0, maka tingkat pertumbuhan ekonomi akan setinggi Y0; dan bila
jumlah barang sumber daya alam yang dipakai bertambah (R1), maka tingkat
pertumbuhan ekonomi juga menjadi lebih tinggi (Y1).